Dosen Pembimbing :
Kiswati, SST, M.Kes
Oleh:
Ilmah Fakhriza
P17312215122
“Menghasilkan bidan profesi yang beradab dan berdaya saing global dalam
pemberdayaan perempuan dalam keluarga dan masyarakat di tingkat nasional
pada tahun 2024”
Misi Program Studi Profesi Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Tahun
2020-2024:
1. Menyelenggarakan program pendidikan tinggi profesi bidan sesuai Standar
Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT), Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) level 7, dan Undang-Undang Kebidanan tahun 2019,
dengan mengintegrasikan pemberdayaan perempuan dan masyarakat di bidang
Kesehatan ibu dan anak, didukung teknologi informasi serta sistem
penjaminan mutu.
2. Melaksanakan penelitian terapan lingkup kesehatan ibu dan anak yang
berbasis pemberdayaan perempuan dan mengembangkan publikasi ilmiah
yang bereputasi.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan hasil penelitian
dalam lingkup kesehatan ibu dan anak yang berbasis pemberdayaan
perempuan.
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kegiatan tridharma
perguruan tinggi dalam bidang kesehatan ibu dan anak.
5. Mengembangkan kerjasama nasional dan internasional dalam bidang Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
6. Melaksanakan tata kelola organisasi yang kredibel, transparan, akuntabel,
bertanggung jawab, dan adil.
7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang profesional
dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.
i
LEMBAR PENGESAHAN
Ilmah Fakhriza
NIM. P17312215122
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan
Komprehensif Persalinan. Laporan ini kami susun sebagai pencapaian tugas pada
Praktik Klinik. Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapatkan banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Budi Susatia, S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.
2. Ibu Herawati Mansur, SST,.M.Pd,M.PSi, selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.
3. Ibu Ika Yudianti, SST.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.
4. Ibu Kiswati SST, M.Ke selaku Dosen Pembimbing Akademik Profesi
Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
5. Ibu Bidan Sri Murtini selaku Pembimbing Klinik di PMB Sri Murtini
Jember
6. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran terbentuknya Laporan
Kegiatan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kegiatan
ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan demi kesempurnaan
Laporan Asuhan Kebidanan Komprehensif Persalinan Pada Ny. N G1P0A0 Usia
Kehamilan 38-39 minggu dengan inpartu kala 1 fase laten.
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
VISI MISI.........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB 4 PEMBAHASAN.........................................................................................................28
BAB 5 PENUTUP...................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................31
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
2
3
3
4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
4
5
sebagai kala pengeluaran bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
primi dan 1 jam pada multi (Wiknjosastro, 2008). 3) Kala III Persalinan
kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Tahap ini berlangsung tidak lebih dari 30
menit. Karakteristik pelepasan plasenta ditandai dengan uterus bulat dan
keras, tiba-tiba darah keluar dan tali pusat memanjang (Manurung, 2011 &
Wiknjosastro, 2008).
4) Kala IV
Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir dua jam pertama post partum. Tahap ini disebut juga dengan
tahap pemulihan (Bobak, 2012). Hal yang perlu dievaluasi dalam kala IV
yaitu tanda-tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan pervaginam dan
kondisi vesika urinaria (Manurung, 2011 & Wiknjosastro, 2008).
2.8 Asuhan Persalinan pada Kala I, II, III, dan IV tergabung dalam 60 langkah
APN (Nurjasmi 2016) :
a. Asuhan Persalinan pada Kala I
1. Asuhan yang diberikan yaitu beri dukungan dan dengarkan keluhan ibu
2. Jika ibu tampak gelisah/kesakitan biarkan ia berganti posisi sesuai
keinginan, tapi jika ditempat tidur sarankan untuk miring kiri, biarkan
ia berjalan atau beraktivitas ringan sesuai kesanggupannya, serta
anjurkan suami atau keluarga memijat punggung atau membasuh muka
ibu, dan ajari teknik bernapas.
3. Jaga privasi ibu, gunakan tirai penutup dan tidak menghadirkan orang
lain tanpa seizin ibu.
4. Izinkan ibu untuk mandi atau membasuh kemaluannya setelah buang air
besar/kecil.
5. Jaga kondisi ruangan sejuk untuk mencegah kehilangan panas pada bayi
baru lahir, suhu ruangan minimal 25°C dan semua pintu serta jendela
harus tertutup.
6. Beri minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
b. Asuhan persalinan pada kala II
10
spontan
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan
di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran
saat kontraksi berikutnya, dengan lembut menariknya ke arah bawah
dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar
untuk melahirkan bahu posterior
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan
lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran
siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian
bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan menggunakan
tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior bayi saat keduanya lahir
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangga saat
punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki dengan hati-hati
membantu kelahiran kaki.
25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah
dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di
tempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan
resusitasi
26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitoksin/i.m
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu)
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting
dan memotong tali pusatdi anatara dua klem tersebut.
29. Menegeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti
bayi dengan dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,
14
menutupi bagian kepala bayi membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi
mengalami kesulitan bernapas. Jika bayi mengalami kesulitan
bernapas, ambil tindakan yang sesuai.
30. Membiarkan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya Asuhan persalinan pada kala III
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua
32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan
oksitoksin 10 unit I.M di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian
luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
34. Memindahkan klem pada tali pusat
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan
ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik
tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva
jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva
b. Jika tali pusat tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat
selama 15 menit :
1) Mengulangi pemberian oksitoksin 10 unit I.M
2) Menilai kandung kemih dan dilakukan katerisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu
3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
15
5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan dua tangan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban
tersebut. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks
ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau
forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian
selaput yang tertinggal.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras).
40. Memeriksa kedua plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput
ketuban lengkap dan utuh . Meletakkan plasenta di dalam kantung
plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah
melakukan masase selam 15 detik mengambil tindakan yang sesuai
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif Asuhan persalinan
pada kala IV
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%; membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati
sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan
16
A. SUBJEKTIF
1. Biodata
IBU SUAMI/WALI
Nama : Ny N Nama : Tn S
Umur : 23 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. A. Yani No. Hp : 085230082661
GG Veteran
45- Jember
3. Riwayat menstruasi
19
20
HPHT : 23-03-2021
HPL : 30-12-2021
4. Riwayat obstetrik yang lalu
Komp
H likasi Bayi Nifas Anak
a U Pen Jeni Tem Persa Hidup/
Pen
m K yuli s pat linan Mati/U
olo
il ( t pers pers b ib P B/ Ke I Pe La sia
ng
ke m Keh alin alin a u BB a M ny kta
- gg ami an an y daa D u si
) l an i n lit
H A M I L I N I
Kontraksi/His
Pengeluaran pervaginam
20
21
Tempat yang diinginkan untuk membantu persalinan : Rumah Bidan Sri Murtini
B. Istirahat terakhir
Tgl/Jam : 22-12-2021/ 11.00 WIB
Lama : 1 jam
C. Eliminasi terakhir
BAK Tgl/Jam : 22/12/2021 / 18.45 WIB
B. OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
21
22
Nadi : 82 kali/menit
Suhu : 36,50C
Respirasi : 20 kali/menit
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
a) Muka
Konjungtiva : Merah muda, Sklera: Tidak ikterik, tidak odema
b) Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
c) Payudara
Keadaan papilla mammae: Bersih, menonjol, kolostrum belum keluar
d) Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
e) Genetalia eksterna
Pengeluaran pervaginam : lendir bercampur darah
Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari bawah PX, teraba kurang keras, tidak melenting, kurang
bulat (bokong)
22
23
Leopold II : Teraba keras seperti papan dibagian kanan perut ibu (PUKA)
Leopold IV : Devergen
Auskultasi
DJJ : 138x/menit
C. ANALISIS:
Diagnosa Kebidanan: Ny N G1 P0 A0 Usia kehamilan 38-39 minggu inpartu kala 1 Fase
Laten dengan kehamilan resiko tinggi KSPR 6
PENATALAKSANAAN:
Hari/Tanggal : Rabu / 22-12-2021 Jam 19.15
Jam Penatalaksanaan Nama dan
Paraf
19. 15 1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi
ibu dan janin baik dan pembukaan 2cm, ibu
mengerti dengan mengangguk
2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum jika
perut tidak mulas, ibu bersedia
3. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri, ibu miring
ke kiri
23
24
24
25
meneran.
7. Melakukan bimbingan meneran saat ibu merasa ada
dorongan meneran.
8. Mengatur posisi ibu litotomi
9. Meletakkan kain sepertiga dibawah bokong ibu
10. Meletakkan handuk diatas perut ibu
11. Meletakkan tangan kanan dengan menggunakan kassa
steril atau dibawah lipatan kain untuk melindungi
perineum, tangan kiri menahan oksiput kepala bayi serta
memberikan tekanan ringan agar kepala tidak terlalu
defleksi maksimal. Menganjurkan ibu meneran sampai
lahir.
12. Menganjurkan ibu untuk diberi asupan peroral saat tidak
ada kontraksi. Ibu diberikan roti dan pocari sweat.
13. Menganjurkan ibu untuk meneran jika ada his dan
mealakukan episiotomi, ibu meneran
14. Saat kepala bayi terlihat 5 – 10 cm membuka vulva
anjurkan ibu untuk meneran sampai kepala bayi lahir.
Kepala bayi lahir
15. Menunggu kepala bayi putar paksi luar lalu memeriksa
lilitan tali pusat. Tidak ada lilitan tali pusat.
16. Setelah kepala bayi putar paksi luar, memposisikan
tangan biparietal mengarahkan ke bawah untuk
melahirkan bahu depan dan mengarahkan ke atas untuk
melahirkan bahu belakang. Bahu bayi telah lahir.
17. Melakukan sanggah susur dengan tangan kanan di bawah
atau menyangga bahu dan kepala bayi dan tangan kiri
menyusuri bagian lengan sampai mata kaki. Bayi telah
lahir.
18. Melakukan penilaian selintas. Bayi menangis kuat,
bergerak aktif, cukup bulan, warna kulit kemerahan.
Bayi lahir spontan 19. Mengeringkan bayi dari kepala hingga seluruh tubuh
Jam 06.30 WIB kecuali telapak tangan.
20. Mengganti handuk bayi dengan kainn kering dan bersih.
25
26
SUBJEKTIF : Ibu merasa lega telah melahirkan bayi dan ari – ari
OBJEKTIF : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 100/70 mmHg
N : 84x/menit
RR : 23x/menit
S : 36,5 ◦c
Perdarahan : 100 cc
Palpasi abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik,
kandung kemih kosong
Robekan : Derajat 4 (Mukosa vagina, komisura posterior,
kulit perineum,otot perineum, otot sfingter
ani, dinding depan rektum)
ASSESSMENT : Ny. N P1A0 inpartu kala 4 dengan robekan derajat 4
PENATALAKSANAAN : 1. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalamin robekan yang
besar dan akan dilakukan rujukan, ibu mengerti dan
bersedia
2. Mempersiapkan BAKSOKUDA ( Bidan, Alat, Keluarga,
Surat, Obat-Obatan, Kendaraan, Uang, Donor darah)
3. Membersihkan ibu dengan waslap dan air bersih,
mengenakan baju pada ibu serta memasang underpad di
bawah bokong ibu.
4. Menganjurkan ibu makan dan minum dengan yang manis.
Ibu minum air gula.
5. Mengantar ibu ke rumah sakit rujukan dengan ambulance,
ibu berangkat ke RS.
27
28
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini akan diuraikan tentang asuhan kebidanan yang
telah dilaksanakan secara berkesinambungan (Continuity of Care) yang
membahas ada tidaknya kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan pelaksanaan.
Pembahasan dimaksudkan agar dapat diambil kesimpulan serta solusi dari
kesenjangan teori yang ada dengan praktek, sehingga dapat digunakan sebagai
tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien
khususnya pada pasien dengan manajemen asuhan kebidanan pada masa
persalinan. Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny. “N” G1
P0 A0 Usia Kehamilan 38-39 Minggu dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif didapatkan
hasil sebagai berikut:
pukul 05.00 WIB dan mengeluarkan lendir darah dari kemaluan pukul 18.00
WIB. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) pada tanggal 23-05-2021 dan Hari
Perkiraan Lahir (HPL) pada tanggal 30-12-2021 sehingga dapat dihitung usia
kehamilan ibu saat ini yaitu 38-39 minggu. Menurut (Cunningham 2014)
Kehamilan aterm umumnya berlangsung 37 sampai 40 minggu atau 259
sampai 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Maka dari uraian di
atas usia kehamilan ibu tergolong aterm. Fakta tersebut bertolak belakang
dengan penelitian (Amini 2013) yang menyatakan bahwa . Ibu hamil dengan
riwayat KEK dapat memiliki peluang 0,226 kali mengalami persalinan
premature. Akan tetapi Ny.N mengalami persalinan aterm/mature. Adapun
ketidaksesuaian antara TBJ yang didapat dari pengukuran TFU dengan berat
badan lahir bayi yang dilahirkan. Menurut (Fauziyah, Dinengsih, and
29
Sarwono 2013). Perineum yang masih utuh pada primipara akan mudah
terjadi robekan perineum. Perineum pada paritas primipara musculus yang
membentuk otot dasar panggul belum pernah mengalami peregangan atau
kaku sehingga mempunyai resiko tinggi terhadap terjadinya ruptur perineum
(Mochtar,2010). Paritas mempunyai pengaruh terhadap robekan perineum
sesuai denganteori bahwa pada ibu dengan paritas satu atau ibu primipara
memiliki resiko lebih besar untuk mengalami robekan perineum daripada ibu
dengan paritas lebih dari satu. Dikarenakan jalan lahir yang belum pernah
dilalui oleh kepala bayi sehingga otot-otot perineum belum merenggang
(Prawirohardjo,Sarwono 2013). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya oleh Palimbo, A &Rusiva, E. (2011) bahwa paritas ibu bersalin
ditemukan terbanyak dengan multipara (49,40%) dan primipara (46,25%),
sedangkan paling sedikit pada paritas grandemultipara (4,35%).
31
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berat badan lahir bayi yang dilahirkan karena disebabkan beberapa faktor
diantaranya oleh ras dan paritas. Adapun pengukuran tafsiran berat janin yang
dianjurkan yaitu pengukuran estimasi berat janin dalam rahim pada primipara
menggunakan metode Dare’s. Sedangkan, pengukuran estimasi taksiran berat
janin dalam rahim pada multipara menggunakan metode Johnson Tohsach
lahir disebabkan oleh beberapa faktor seperti paritas dan berat janin. Pada Ny.
N P1A0 dengan paritas primi gravida hampir 50% akan mengalami robekan.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih memahami tentang teori
tentang persalinan normal sehingga dapat mudah dalam melakukan
asuhan kepada ibu bersalin normal.
5.2.2 Bagi Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat dapat menerapkan apa yang sudah
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu bersalin.
5.2.3 Bagi Pelayanan Kesehatan
32
Diharapkan kepada pelayanan kesehatan dapat melakukan tindakan
pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan prosedur atau SOP sehingga
dapat memberikan KIE sesuai dengan hasil pemeriksaan.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Wiknjosastro, Hanifa. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
35
Lampiran 1
Buku KIA
36
37