Berikut ini merupakan penjabaran secara rinci tentang metode pemberian asuhan
keperawatan profesional. Ada lima metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang
sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan
keperawatan.
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai
pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan satu atau dua jenis intervensi
keperawatan saja (misalnya, merawat luka) kepada semua pasien di bangsal.
Kelebihan:
a. manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik;
c. perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien
diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman.
Kelemahan:
a. tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat;
c. persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.
2. MAKP Tim.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2–3 tim/grup
yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang
saling membantu.
Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan
unit gawat darurat.
Konsep metode Tim:
a. ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan;
d. peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil bila didukung
oleh kepala ruang.