DISUSUN OLEH :
WARDHA FATIMAH TUZZAHRO
P1337424416014
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN/SEMESTER 3
Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan Pra Praktek Asuhan
Kehamilan,Persalinan, Nifas, dan Neonataldi BPM Indriyati
Mengetahui
Pembimbing Institusi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat –
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Keidanan Pra Praktik
Kilinik.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk
penyelesaian tugas mata kuliah Pra Praktek Asuhan Kebidanan Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah di Sarjana Terapan
Kebidanan Semarang Politeknik Kesehatan Kemeterian Kesehatan Semarang.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulisan menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya
2. Ibu Indriyati, S.SiT selaku bidan pembimbing klinik pada Pra Praktik
Kebidanan
3. Bapak Drs. Ngadiyono, S.Kep, Ns, MH.Kes dan Ibu Intan Nugraheni,
SSiT.M.Kes selaku dosen pembimbing institusi Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
4. Orang tua dan keluarga yang selalu mendukung penulis.
5. Rekan – rekan yang mengikuti mata kuliah Pra Praktek Asuhan Kebidanan
Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah
6. Semua pihak yang ikut membantu penulisan makalah yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Demak, November 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana aplikasi Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Fisiologis Pada Ny. V Usia
30 Tahun P2A0 6 jam post partum di BPM POEDJI LESTARI STr.Keb ?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam memecahkan masalah
dengan menggunakan pendekatan masalah atau manajemen kebidanan dan
mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.
b. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian dengan cara semua data yang dibutuhkan
untuk menilai keadaan ibu hamil secara keseluruhan.
2) Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis atau
masalah.
3) Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial dan
mengantisipasinya.
4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan
tindakan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga medis lain dan tim
berdasarkan kondisi klien.
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah
sebelumnya.
6) Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan, dan mengulang
kembali asuhan kebidanan yang tidak efektif.
8) Mendokumentasikan asuhan kebidanan kedalam SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI
6. Seksual
a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina
tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri,
aman untuk memulai, melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap
b. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri
sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah
persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan
(Saleha, 2009; h. 74-75).
7. Perawatan Payudara
a. Sebaiknya perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya
puting lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya
b. Perlu dilakukan perawatan payudara pada ibu nifas
c. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara : pembalutan
payudara sampai tertekan, pemberian obat estrogen
d. Untuk supresi LH seperti tablet Lynoral dan Pardolel (Sunarsih dkk, 2011;
h. 29).
e. Proses laktasi atau menyusui
8. Keluarga berencana
a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum
ibu hamil kembali.
b. Biasanya ibu post partum tidak menghasilkan telur (ovum) sebelum
mendapatkan haidnya selamaa meneteki, oleh karena itu Amenore Laktasi
dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya
kehamilan.
c. Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan
dahulu pada ibu, meliputi :
1) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan serta metodenya
2) Kelebihan dan keuntungan
3) Efek samping
4) Kekurangannya
5) Bagaimana memakai metode itu
6) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca persalinan
yang menyusui.
7) Jika pasangan memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu
dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin
ditanyakan oleh ibu atau pasangan dan untuk melihat apakah metode
tersebut bekerja dengan baik (Rukiyah dkk, 2011; h. 80)
2. Tromboflebilitis
Penyebaran infeksi melalui vena sering terjadi dan merupakan penyebab
terpenting dari kematian karna infeksi purpuralis.
Radang vena golongan 1 disebut tromboflebitis pelvis dan infeksi vena-vena
golongan 2 disebut tromboflebitis femoralis.
a. Tromboflebitis pelvis. Tromboflebitis pelvisyang sering meradang adalah
vena ovarika karna mengalirkan darah dan luka bekas plasenta didaerah
fundus uteri.
b. Tromboflebitis femoralis. Tromboflebitis femolis rdapat menjadi
Tromboflebitisvena safena magna atau peradangan vena femoralis sendiri,
penjalaran tromboflebitis vena uterin, dan akibat parametritis.
c. Peritonitis. Infeksi puerpuralis melalui saluran getah bening dapat menjalar
keperitonium hinga terjadi peritonitis atau keparametrium menyebabkan
parametritis.
d. Parametris dapat terjadi dengan 3 cara tersebut
melalui robekan servik yang dalam.
penjalaran endometritis atau luka servik yang terinfeksi melalui saluran
getah bening.
sebagai lanjutan tromboflebitis pelvis.
3. Perdarahan dalam masa nifas
Penyebab dari pendarahan masa nifas adalah sebagai berikut.
Sisa plasenta dan polip plasenta
Endometritis purpuralis
Sebab-sebab pungsional
Perdarah luka
4. Infeksi saluran kemih
kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinggi dan hal ini
dihubungkan dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih
waktu persalinan, pemeriksaan dalam yang terlalu sering, kontaminasi kuman dari
perineum atau kateterisasi yang sering.
5. Putting susu lecet
kesalahan dalam teknik menyusui, bayi tidak menyusui sampai aerola
tertutup oleh mulut bayi.
monoliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu.
akibat dari pemakaian sabun, alcohol, krim, atau zat iritan lainnya untuk
mencuci puting susu.
pada bayi lidah yang pendek sehingga menyebabkan bayi sulit
menghisap.
rasa nyeri juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusui dengan
kurang hati-hati
6. Payudara bengkak
Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusui dengan adekuat,
sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem duktus yang mengakibatkan terjadinya
pembengkakan. Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau keempat
sesudah melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan
meningkanya tekanan intrakaudal, yang akan mempengaruhi segmen pada
payudaranya, sehingga takanan pada payudara meningkat. Akibatnya, payudara
sering terasa penuh, tegang serta nyeri. Kemudian diikuti oleh penurunan produksi
ASI dan penurunan let down. Penggunaan Bra yang ketat juga bisa menyebabkan
segmental engorgement, demikian pula puting yang tidak bersih dapat
menyebabkan sumbatan pada duktus
(Saleha, 2009; h. 96-105).
7. Saluran susu tersumbat
Pada wanita yang kurus, gejalanya terlihat dengan jelas dan lunak pada
perabaan.
Payudara pada daerah yang mengalami penyumbatan terasa nyeri dan
bengkak yang terlokalisir
8. Bendungan ASI
Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan
rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan (Prawirhajo, 2005; h. 700)
9. Mastitis
Mastitis adalah radang pada payudara
Bengkak, nyeri pada seluruh payudara/nyeri local.
Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya local.
Payudara keras dan berbenjol-benjol.
Panas badan dan rasa sakit umum.
10. Abses payudara
Harus dibedakan antara mastitis dan abses. Abses payudara merupakan
kelanjutan/komplikasi dari mastitis. Hal ini disebabkan karena meluanya
peradangan dalam payudara tersebut.