b. Penyebab
Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas
dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra
memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser
ke atas. Kongesti panggul pada masa kehamilan ditunjukkan
oleh hiperemia kandung kemih dan uretra.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini
hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar
dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal
cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran
plasma ginjal meningkat pada kehamilan. Bila satu organ
membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan
pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada
saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air
kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Pada kehamilan normal
fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus
dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.
Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme
dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi
produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit
bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal
berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi
rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi
telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus
akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung
menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung
janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu
atas panggul sehingga sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga
terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi
lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan
ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran
uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon
rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini
membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam
volume yang besar dan jaga mmperlambat laju aliran urine.
c. Dampak
Keluhan sering kencing akan menyebabkan gangguan
ketidaknyamanan, ibu hamil akan sulit tidur dan apabila
menahan keinginan untuk buang air kecil, bisa menyebabkan
infeksi saluran kencing yang dipicu karena adanya bakteriuria
asimtomatik. Apabila ibu hamil dengan keluhan sering
kencing tidak bisa menjaga kebersihan alat kelamin bisa
mengakibatkan keputihan, dan apabila keluhan sering
kencing ini tidak teratasi bisa mengarah ke Infeksi Saluran
Kemih (ISK), telah diketahui berhubungan dengan kesudahan
kehamilan yang buruk, seperti bagi ibu akan berakibat
persalinan preterm, dan bagi janin akan berakibat
pertumbuhan janin terhambat, bahkan janin lahir mati
(stillbirth).
d. Penatalaksanaan
Berikut yang dapat diterapkan untuk mengatasi keluhan
sering buang air kecil :
1. Jangan pernah menahan keinginan untuk buang air kecil,
karena ini dapat menyebabkan infeksi saluran kencing.
2. Meskipun mengalami sering buang air kecil, namun porsi
minum jangan dikurangi.
3. Perbanyak minum pada siang hari.
4. Sering buang air kecil bisa membuat kondisi daerah alat
kelamin lembab. Oleh karena itu, menganjurkan untuk
menjaga alat kelamin agar tetap bersih terhindardari
keputihan.
a) Makan
Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi ½ piring
nasi ½ centong nasi, lauk 1 potong bervariasi (tahu, telur, tempe)
dan sayur-sayuran 1 mangkok kecil bervariasi (bayam, sawi,
kangkung). Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam
mengkonsumsi makanan tersebut.
b) Minum
Ibu mengatakan kurang lebih minum 5-6 gelas air putih, ibu
minum susu 1x sehari. Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam
mengkonsumsi minuman tersebut.
b. Pola Eliminasi
1) Sebelum hamil
BAK 4-5x sehari, warna jernih kekuningan dan tidak ada keluhan.
BAB sebanyak 1x sehari, warna kuning kecokelatan, konsistensi
lunak, dan tidak ada keluhan.
2) Selama hamil TM III
BAK menjadi lebih sering sebanyak 6-7x sehari dan BAB 1x sehari,
dan tidak ada keluhan
c. Pola Aktivitas
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ibu mengerjakan
pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci, mengepel setiap
hari sendiri dan ibu jarang olahraga.
2) Selama hamil trimester III
Ibu mengatakan masih melakukan pekerjaan rumah tangga, namun
selama hamil ini ibu dibantu oleh ibunya dan suami.
d. Pola Istirahat dan Tidur
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan tidur malam dari jam 21.00-05.00 WIB jadi kurang
lebih 7 jam dan jarang tidur siang, jika kurang lebih satu jam.
2) Selama hamil TM III
Ibu mengatakan bahwa saat tidur malam terkadang terbangun karena
gerakan janinnya dan ingin BAK
Keluhan: terkadang ibu terbangun karena ingin BAK dan juga
gerakan janin.
e. Pola Seksual
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1-2x seminggu, contact
bleeding tidak ada, dan tidak mempunyai keluhan.
2) Selama hamil TM III
Ibu mengatakan bahwa jarang sekali melakukan hubungan seksual,
karna takut akan membahayakan janin.
Keluhan : tidak ada
f. Pola Hygiene
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 2x
sehari, ganti celana dalam 2x sehari, keramas 2 hari sekali . Ibu selalu
memakai alas kaki jika keluar rumah.
2) Selama hamil trimester III
Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 2x
sehari, ganti celana dalam 3x sehari keramas 2 hari sekali. Ibu selalu
memakai alas kaki jika keluar rumah.
g. Pola Hidup Sehat
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, tidak mengkonsumsi
minuman keras, tidak konsumsi obat-obatan bebas, tidak konsumsi
jamu. Ibu mengatakan jarang sekali berolah raga.
2) Setelah hamil
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, tidak mengkonsumsi
minuman keras, tidak konsumsi obat-obatan bebas, tidak konsumsi
jamu. Ibu mengatakan jalan-jalan di pagi hari.
7. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali sah, saat menikah ibu berumur 24 tahun
dan suami 27 tahun, lama pernikahan kurang lebih 1 tahun.
8. Data Psikososial dan Spiritual
b. Status Present
O 1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV
TD :110/70 mmHg
N :80x/menit
S :36,5C
RR :20 x/menit
BB :60 kg
2. Status Obstetrik
a. Inspeksi dan Palpasi
Muka : tidak ada chloasma gravidarum, tidak pucat, tidak
bengkak
Mamae : tidak ada masa abnormal, ukuran payudara kanan dan kiri
simetris, puting payudara menonjol, ada hiperpigmentasi
areola, kolostrum belum keluar.
b. Palpasi Leopold
Leopold IV : Divergen
c. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
A a. : Diagnosa Kebidanan
Ny. J umur 24 tahun GIP0A0 hamil 39 minggu janin hidup, tunggal,
intrauterine, punggung kanan dalam kehamilan trimestser III
fisiologis
b. Masalah :Tidak ada
c. Diagnosa Potensial : Tidak ada
Mengetahui
Pembimbing Institusi
Pada bab ini akan dibahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan ibu
hamil trimester III pada Ny. J usia 24 tahun G 1P0A0 usia kehamilan 38+2 minggu
dengan sering BAK secara terperinci mulai dari langkah pertama yaitu pengkajian
data sampai dengan evaluasi sebagai langkah terakhir. Dalam pembahasan ini akan
dijelaskan mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat proses serta
kesenjangan antara teori dan praktek langsung di lapangan juga alternatif dari
permasalahan yang ada.
I. Asuhan Kebidanan Kunjungan Awal
A. Pengkajian
Pengkajian data merupakan tahap awal untuk menentukan langkah
berikutnya, dari penilaian keadaan umum ibu secara menyeluruh baik yang
bersifat subjektif yang berasal dari keterangan pasien dan keluarga, serta yang
bersifat objektif yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan kebidanan dan
pemeriksaan penunjang lainnya, sehingga dapat menentukan diagnosa pada
langkah selanjutnya. Selama melakukan pengkajian penulis tidak menemukan
hambatan karena adanya kerja sama dan komunikasi yang baik antara penulis
dan pasien.
Ibu mengatakan bahwa di akhir kehamilan ini mengalami sering BAK, ibu
mengalami sering BAK, ibu mengalami sering BAK sudah 3 hari, dan tidur ibu
pada malam hari mengalami gangguan karena sering BAK.
Ketidaknyamanan yang mungkin terjadi pada trimester ketiga Ny J
mengeluhkan sering BAK, perluya memberikan pendkes tentang perubahan
fisiologis TM I, dalam kasus Ny.J mengatakan sering BAK, dibandingkan
dengan sebelum hamil, frekuensi BAK semenjak hamil meningkat. Sesuai teori
Rukiyah, 2013:80 sering BAK yang dialami oleh Ny D disebabkan oleh Terjadi
karena kandung kencing pada bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar, sehingga menyebabkan tertekannya kandung kemih dan
volume kandung kemih berkurang, sehingga Ny J mengalami sering BAK.
Selain itu menurut Widatiningsih, 2017 ketidaknyamanan sering BAK di
trimester I disebabkan karena berkurangnya kapasitas kandung kencing karena
penekanan oleh uterus. Stress intenconence karena pengaruh hormonal
(progestin, relaxin) sehingga terjadi relaksasi sprinkter kandung kencing.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga
sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi
ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal
meningkat pada kehamilan. Bila satu organ membesar, maka organ lain akan
mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih
pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada
bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju
filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.
Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu
yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat
kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal
berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan
paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring
telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah
jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin
menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal. (Irianti,Bayu,dkk. 2015:45).
Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi
miksi (berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan
oleh rahim yang membesar(Kumalasari, 2015)
Ibu tidak merasakan adanya tanda-tanda bahaya kehamilan, hal ini
diperlukan untuk melakukan deteksi dini gejala bahaya selama kehamilan
diantaranya yaitu perdarahan melalui jalan lahir, sakit kepala hebat atau bengkak
pada muka, tangan dan kaki (tanda pre-eklampsia, kejang (eklampsia), anemia,
muntah terus, gerakan janin tidak ada/ berkurang, keluar air sebelum waktunya
(Dewi dan Tri Sunarsih, 2011). Berdasarkan riwayat kunjungan antenatal bahwa
ibu tidak memiliki penyakit yang membahayakan kesehatan ibu dan kehamilan
ibu seperti TBC, PMS/ HIV/ AIDS, Hepatitis, jantung, Diabetes Mellitus,
hipertensi dan asma.
Ny. J mendapatkan standar pelayanan antenatal yaitu berupa pengukuran
tinggi badan yaitu 158 cm, BB yaitu 60 kg, TFU yaitu 31 cm dengan TBJ 31
gram. Berdasarkan program pemerintah , pemberian tablet Fe minimal diberikan
sebanyak 90 tablet selama hamil dan Ny. J telah mendapatkan Tablet Fe sesuai
kebutuhan. Status imunisasi TT Ny. J adalah TT4 karena Ny. J sudah mendapat
3 kali saat SD sudah diimunisasi lengkap 3 kali, kemudian saat catin disuntik
TT 1 kali.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh data, kesadaran umum : baik, kesadaran:
composmentis. Tekanan darah: 110/80 mmHg, pernafasan: 20x/menit, nadi:
80x/menit, berat badan sebelum hamil: 48 kg, berat badan saat hamil : 60 kg,
tinggi badan : 158 cm. Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi : tidak ada luka,
auskultasi: detak jantung janin: 146 x/ menit, bayi tunggal, tinggi fundus uteri 29
cm, hasil leopold I: teraba bokong, leopold II: bagian kiri perut teraba kecil-kecil
yaitu ekstermitas janin dan bagian perut kanan teraba keras memanjang ada
tahananyaitu punggung janin, Leopold III : kepala janin, Leopold IV: kepala
masuk PAP. Tulang belakang lordosis, peningkatan berat badan ketika hamil 12
kg. Pemeriksaan laboraturium Ny. J pada tanggal 17 September 2020
menunjukan hasil Hb: 11.5 gr/dL,HIV(-), HbSAg(-), Hb Ny. D tergolong masih
normal. Kemudian pada pemeriksaan tanggal 24 September 2020 Hasil: RDT 19
: non reaktif. Dalam kasus ini teori dan lapangan tidak ada kesenjangan.
B. Interpretasi Data
Pada langkah data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa kebidanan. Diagnosa kebidanan yang ditegakkan
dalam kasus ini yaitu Ny. J usia 24 Tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38+2 minggu,
janin tunggal, hidup intra uterin, punggung kanan, sudah masuk PAP dalam
kehamilan Trimester III fisiologis. Tidak ada masalah yang muncul dari sering
BAK , karena sering BAKdisebabkan kandung kencing pada bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga menyebabkan
tertekannya kandung kemih dan volume kandung kemih berkurang, sehingga
mengalami sering BAK.
Dasar ini bersesuaian dengan gejala yang dialami Ny. J sehingga penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Faktor penghambat pada
langkah ini tidak ada dan faktor pendukung dalam interpretasi data ini adalah
data yang diberikan pada pasien, sehingga memudahkan untuk mengelompokkan
data dan menegakkan diagnosa kebidanan.
C. Diagnosa Potensial
Kasus pada Ny. J dengan sering BAK adalah hal yang fisiologis, maka
tidak dibutuhkan penanganan segera. Selain itu tidak terdapat masalah yang
membutuhkan tindakan kegawatdaruratan dan kolaborasi atau rujukan serta
penanganan secara team, sehingga diagnosa potensial tidak ditegakkan.
D. Antisipasi
Tidak ditegakkannya diagnosa potensial, maka tidak dilakukan tindakan
antisipasi dalam langkah keempat ini.
E. Rencana Tindakan
Langkah ini adalah merencanakan asuhan kebidanan ibu hamil normal
trimester III dengan sering BAK bawah secara menyeluruh dengan didukung
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana tindakan tersebut adalah :
7. Melakukan pemeriksaan dan memberi tahu ibu tentang hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan bahwa kondisi ibu dan janin saat ini sehat.
8. Memberikan Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa kondisi yang di
alami merupakan ketidaknyamanan trimester I.
9. Memberikan KIE dan latihan tentang senam kegel untuk mengurangi
frekuensi BAK. Yaitu dengan mengontraksikan otot sekitar vagina
dengan gerakan seperti menahan buang air kecil. Senam kegel bisa
dilakukan sambil duduk ataupun berdiri dengan 3-10 hitungan dan
dilakukan berulang sampai delapan kali. Senam kegel bisa dilakukan 4
kali sehari.
10. Menyarankan kepada ibu bahwa mengganti celana dalam apabila keadan
sering BAK, dikarenakan jika tidak mengganti celana dalam dalam
keadaan lembab akan mempermudah tumbuhnya bakteri kuman.
11. Menyarankan kepada ibu untuk mengurangi frekuensi minum pada
malam hari dan menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi minuman
yang mengandung kafein karena meningkatkan frekuensi berkemih.
12. Memberikan terapi Fe dan Vit C. Pada teori menyebutkan berikan terapi
atau suplemen tablet Fe sesuai kebutuhan dan menjelaskan cara
mengknsumsinya.
13. Melakukan dokumentasi
F. Implementasi
Dari semua rencana tindakan sebagian besar dapat diterapkan dan dilaksanakan
dengan baik, karena adanya kerjasama yang baik antara ibu dan penulis.
Implementasi yang telah dilakukan :
2. Melakukan pemeriksaan dan memberi tahu ibu tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa kondisi ibu dan janin saat ini
sehat.
3. Memberikan Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa kondisi yang di
alami merupakan ketidaknyamanan trimester I, terjadi karena kandung
kencing pada bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga menyebabkan tertekannya kandung kemih dan
volume kandung kemih berkurang, sehingga mengalami sering BAK.
4. Memberikan KIE dan latihan tentang senam kegel untuk mengurangi
frekuensi BAK, yaitu dengan mengontraksikan otot sekitar vagina
dengan gerakan seperti menahan buang air kecil. Senam kegel bisa
dilakukan sambil duduk ataupun berdiri dengan 3-10 hitungan dan
dilakukan berulang sampai delapan kali. Senam kegel bisa dilakukan 4
kali sehari. Penelitian yang dilakukan oleh lestari, 2011 bahwa senam
kegel dapat menurunkan frekuensi berkemih yang dilakukan pada
wanita dewasa 50-60 th dengan stress urinary incontinence, hal ini
serupa denga penelitian yang dialakukan oleh (Milya, 2017) bahwa
dengan dilakukanya latihan kegel mampu mengurangi inkontinensia
urine pada lansia.
5. Menyarankan kepada ibu bahwa mengganti celana dalam apabila keadan
sering BAK, dikarenakan jika tidak mengganti celana dalam dalam
keadaan lembab akan mempermudah tumbuhnya bakteri kuman.
Perlunya mengganti celana dalam secara teratur juga penting untuk
menjaga kebersihan organ genetalia, mengganti celana dalam minimal
dua kali dalam sehari, menggunakan celana yang menyerap keringat
seperti bahan katun, apabila genetalia menjadi lembab, berkeringat dan
akhirnya mudah ter infeksi mikroorganisme. (Depkes, 2014;Kusmiran,
2011, Rohmah 2014, manuaba 2009)
6. Menyarankan kepada ibu untuk mengurangi frekuensi minum pada
malam hari dan menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi minuman
yang mengandung kafein karena meningkatkan frekuensi berkemih.
Menurut (Hirayama, 2012) Kafein sering dihubungkan dengan kejadian
peningkatan resko terjadinya gangguan berkemih, karena kafein dapat
meningkatkan tekanan otot polos detrusr saat pengisian kandung kemih
dan memiliki efek diuretik.
7. Memberikan terapi Fe dan Vit C. Pada teori menyebutkan berikan terapi
atau suplemen tablet Fe sesuai kebutuhan dan menjelaskan cara
mengknsumsinya. Pada ibu hamil diupayakan agar tidak mengalami
defisiensi Fe yang dapat menyebabkan anemia, karena anemia dapat
berakibat buruk dalam kehamilan, persalinan maupun nifas. Sehingga
ibu hamil diharuskan untuk mengonsumsi tablet Fe setiap hari selama
kehamilan berjumlah 90 tablet untuk mencegah anemia pada ibu hamil
(Manuaba,2005 dalam buku Rukiyah,2009:104).
G. Evaluasi
Langkah terakhir ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan,
dan hasilnya tidak terdapat kesenjangan antara teori, evidence based practice dan
praktik karena hasil evaluasi yang didapatkan sudah sesuai dengan pelaksanaan
yang sudah dilakukan. Dengan demikian rencana dan pelaksanaan yang
dilakukan sudah efektif. Hasil akhir yang diharapkan akan bisa terwujud,
kehamilan berjalan normal dan tidak terjadi komplikasi.
I. Asuhan Kebidanan Kunjungan Ulang
Pada kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 03 oktober 2020. Usia
kehamilan Ny.J 39 minggu dihitung dari HPHT. Hasil pengkajian, ibu mengatakan
sering BAK yang dirasakan sudah mulai berkurang setelah melakukan senam kegel.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan TTV dan palpasi leopold seperti
pada kunjungan awal, hasil pemeriksaan tidak ada kesenjangan.
Kunjungan ketiga dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2020. Usia kehamilan
Ny.J 39+2 minggu dihitung dari HPHT. Ibu mengatakan sudah tidak mengatakan
sudah tidak sering BAK. Pemeriksaan yang dilakukan sama dengan pemeriksaan
yang dilakukan pada kunjungan pertama dan kedua, tidak ada kesenjangan teori dan
praktik. Asuhan yang diberikan berdasarkan data tersebut adalah mengingatkan KIE
yang telah diberikan pada kunjungan awal. Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai tanda persalinan. Menganjurkan ibu untuk rutin meminum tablet tambah
darah dan vitamin yang telah diberikan. Sesuai dengan teori Kementrian Kesehatan
RI, 2015 bahwa pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Menurut
Susilonigtyas (2012) Kebutuhan Fe selama hamil sebesar 800-1040 mg, untuk
pertumbuhan janin, plasenta, meningkatkan masa hemoglobin ibu, sekresi dan hilang
saat melahirkan. Tablet besi berguna untuk meningkatkan kesehatan janin dan ibu,
mencegah perdarahan, meningkatkan penambahan berat badan lahir bayi dan
mencegah gangguan pertumbuhan pada janin. Pemberian preparat Fe sebesar 60 mg
selama 30 hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1gr%.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Milya, 2017. Pengaruh senam kegel terhadap Frekuensi BAK Pada Lansia Dengan
Inkontinensia Urine: Jurnal Ipteks Terapan Research of Apllied Science and
Education 7, 2017.
Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis: Obstetri Fisiologi, Onstetri Patologi. Jakarta:
EGC.
Nasir, M. 2005.Metode Penelitian. Indonesia: Ghalia.
Nuryanti. 2016. Pengaruh Endorphin Massage terhadap Penurunan Intesitas Nyeri
Punggung Ibu Hamil. Lamongan. RAKERNAS AIPKEMA 2016. Diakses
tanggal 23 November 2017