Anda di halaman 1dari 52

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis


1. Kehamilan Trimester III
a. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester 2 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester 3 13
minggu (minggu ke-28 hingga minggu ke-40) (Sarwono Prawirohardjo ,2009).
Kehamilan sebagai suatu kondisi dimana seorang perempuan sedang
mengandung dan mengembangkan fetus didalam rahimnya selama sembil an bulan
atau selama fetus masih ada di dalam kandungan Ibu ( World Health Organisation ,
2014).
b. Perubahan fisiologis pada kehamilan trimester III
1) Uterus
Uterus mulai menekan kearah tulang belakang, menekan vena kava dan
aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan sering terjadi
kontraksi uterus yang disebut his palsu (braxton hicks). Itmus uteri menjadi
bagian korpus dan berkembang menjadi segmen bawah rahim yang lebih lebar
dan tipis, servik menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki dengan satu
jari pada akhir kehamilan.
2) Sirlukasi Darah dan Sistem Respirasi
Volume darah meningkat 25% dengan puncak pada kehamilan 32
minggu diikuti pompa jantung meningkat 30%. Ibu hamil sering mengeluh
sesak nafas akibat pembesaran uterus yang semakin mendesak kearah
diafragma.
3) Traktus digestivus.
Ibu hamil dapat mengalami nyeri ulu hati dan regurgitasi karena terjadi
tekanan keatas uterus. Sedangkan pelebaran pembuluh darah pada rectum, bisa
terjadi.
4) Traktus urinarius.
Bila kepala janin mulai turun ke PAP, maka ibu hamil akan kembali
mengeluh sering kencing.
5) Sistem muskulus skeletal
Membesarnya uterus sendi pelvik pada saat hamil sedikit bergerak untuk
mengkompensasi perubahan bahu lebih tertarik ke belakang, lebih melengkung,
sendi tulang belakang lbh lentur sehingga mengakibatnya nyeri punggung.
6) Kulit
Terdapat striae gravidarum, mengeluh gatal, kelenjar sebacea lebih aktif.
Berat badan akan mengalami kenaikan sekitar 5,5 kg
7) Metabolisme
Perubahan metabolisme seperti terjadi kenaikan metabolisme basal
sebesar 15-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga, penurunan
keseimbangan asam basa dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter
akibat hemodelusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi.
Metabolisme dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg
berat badan atau sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari
karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil
seperti : kalsium 1,5 gram setiap hari dan 30-40 gram untuk pembentukan
tulang janin, Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari, Zat besi 800 mg atau 30-50
mg per hari dan air yang cukup.
8) Perubahan Kardiovaskuler
Volume darah total ibu hamil meningkat 30-50%, yaitu kombinasi antara
plasma 75% dan sel darah merah 33% dari nilai sebelum hamil. Peningkatan
volume darah mengalami puncaknya pada pertenahan kehamilan dan berakhir
pada usia kehamilan 32 minggu, setelah itu relative stabil.
Postur dan posisi ibu hamil mepengaruhi tekanan arteri dan tekanan
vena. Posisi terlentang pada akhir kehamilan, uterus yang besar dan berat dapat
menekan aliran balik vena sehingga pengisian dan curah jantung menurun.
Terdapat penurunan tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu tekanan sistolik
menurun 8 hingga 10 poin, sedangkan tekanan diastolic mengalami penurunan
sekitar 12 poin. Pada kehamilan juga terjadi peningkatan aliran darah ke kulit
sehingga memungkinkan penyebaran panas yang dihasilkan dari metabolisme.
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester III, diantaranya ada
akhir bulan ke-7 (minggu ke-28), pertumbuhan rambut dan kuku yang semakin
memanjang, gerakan mata membuka dan menutup, gerakan menghisap
semakin kuat, panjang badan 23 cm dan berat 1000 gram. Minggu ke-29
sampai ke-32 (bulan kedelapan), tubuh janin sudah terisi lemak dan verniks
kaseosa menutupi permukaan tubuh bayi termasuk rambut lanugo. Kuku kaki
mulai tumbuh sedangkan kuku tanga sudah mencapi ujungnya. Janin sudah
punya kendali gerak pernafasan yang berirama dan temperature tubuh. Mata
telah terbuka dan reflek cahaya terhadap pupul muncul diakhir bulan. Ukuran
panjang rata-rata 28 cm, berat 3,75 pon. Minggu ke-33 sampai ke-36 (bulan
kesembilan), kulit halus tanpa kerutan di akhir bulan, kuku jari kaki mencapai
ujungnya, biasanya testi sebelah kiri turun ke skrotum. Ukuran rata-rata
panjang 31,7 cm, berat 2500 gram.
Minggu ke-37 sampai ke-40 (bulan kesepuluh), pertumbuhan dan
perkembangan utuh telah tercapai. Dada dan kelenjar payudara menonjol pada
kedua jenis kelamin. Kedua testis telah masuk ke skrotum pada akhir bulan ini,
lanugo telah menghilang pada hamper seluruh tubuh, kuku mulai mengeras
melebihi ujung tanganberi dan kaki, warna bervariasi dari putih, merah muda,
merah muda kebiruan akibat fungsi melanin sebagai bemberi warna kulit saat
terpajan cahaya. Ukuran panjang rata-rata 36 cm, berat 7,5 pon.
9) Ketidaknyaman yang terjadi pada kehamilan pada Trimester III, yaitu :
Tabel ketidaknyamanan kehamilan dan cara mengatasi
No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi
1. Sering buang air kencing a. Penjelasan mengenai sebab terjadinya
b. Kosongkan saat ada dorongan untuk
kencing
c. Perbanyak minum pada siang hari
d. Jangan kurangi minum untuk
mencegah nokturia, kecuali jika
nokturia sangat mengganggu tidur di
malam hari
e. Batasi minum kopi, teh dan soda
f. Jelaskan tentang bahaya infeksi
saluran kemih dengan menjaga posisi
tidur, yaitu dengan berbaring miring
ke kiri dan kaki ditinggikan untuk
mencegah dieresis
2. Konstipasi a. Tingkatkan diet asupan cairan
b. Buah prem atau jus prem
c. Minum cairan dingin/ panas
(ketika perut kosong)
d. Istirahat cukup
e. Senam
f. Membiasakan buang air secara
teratur
g. BAB setelah ada dorongan
3. Sesak nafas a. Jelaskan penyebab fisiologisnya
b. Dorong agar secara sengaja mengatur
laju dan dalamnya pernafasan pada
kecepatan normal yang terjadi
c. Merentangkan tangan ke atas kepala
serta menarik napas panjang
d. Mendorong postur tubuh yang baik,
melakukan pernapasan interjostal
4. Varises pada kaki/vulva a. Tinggikan kaki sewaktu berbaring
b. Jaga agar kaki jangan bersilang
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
d. Senam untuk melancarkan peredaraan
darah
e. Hindari pakaian atau korset yang
ketat
5. Pusing a. Bangun secara perlahan dan posisi
istirahat
b. Hindari berdiri terlau lama dalam
lingkungan sesak
c. Hindari berbaring dalam posisi
terlentang
6. Sakit punggung atas dan a. Gunakan posisi tubuh yang baik
bawah b. Gunakan bra yang menompang
dengan ukuran yang tepat
c. Gunakan kasur yang keras
d. Gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung
(Sulistyawati Ari,2009)
c. KIE Tanda Bahaya Trimester III
Menurut Prawirohardjo (2010), tanda bahaya pada trimester III, antara
lain:
1) Perdarahan pervaginam, baik berupa bercak berulang atau perdarahan hebat,
yang diduga disebabkan oleh plasenta previa atau solusio plasenta
2) Preeklampsia, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, hiperrefleksia, sakit
kepala yang tidak membaik dengan pengobatan umum, gangguan penglihatan
seperti pandangan kabur, skotomata, silau atau berkunang-kunang, nyeri
epigastrik, oliguria (kurang dari 500ml/24 jam), tekanan darah sistolik 20-30
mmHg dan diastolik 10-20 mmHg diatas normal, proteinurin (diatas positif
tiga)
3) Nyeri hebat di daerah abdomino pelvikum, jika disertai dengan riwayat trauma
abdomen, preeklampsia, tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan,
bagian- bagian janin sulit diraba, uterus tegang dan nyeri serta janin mati di
dalam rahim, maka dapat didiagnosa sebagai solusio palsenta baik disertai
dengan perdarahan maupun tersembunyi
4) Ketuban pecah dini sebelum waktunya
5) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan sesungguhnya.
d. KIE Persiapan Persalinan
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika ibu
hamil trimester III dan keluarga mempersiapkan persalinan sejak jauh
sebelumnya. Ini dimaksudkan agar jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan
atau persalinan maju dari hari perkiraan, semua perlengkapan yang dibutuhkan
sudah siap. Edukasi persiapan persalinan yang perlu diberikan meliputi; tanda-
tanda persalinan; tempat persalinan (Bidan Praktik Mandiri, klinik pratama,
Puskesmas atau Rumah Sakit); penolong persalinan (bidan atau dokter); dana
persalinan (sendiri atau dibantu); perlengkapan persalinan, pendamping persalinan
(suami atau keluarga); kendaraan (pribadi atau menyewa atau ambulan desa) dan
pendonor (Prawirohardjo, 2010).
Selain beberapa hal diatas, yang tak kalah penting dipersiapkan adalah
pemahaman tanda-tanda persalinan pada ibu ketika kunjungan ANC trimester III
yang meliputi: rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur, keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak, kadang-kadang ketuban
pecah dengan sendirinya serta pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan
pembukaan telah ada (Saifuddin, 2009).
2. Kehamilan dengan sering kencing (Miksi)
a. Pengertian

Kehamilan tidak selalu berjalan dengan normal atau tanpa


keluhan. Setiap kehamilan mempunyai banyak resiko dan banyak
keluhan yang dialami oleh setiap masing-masing ibu. Misalnya,
kehamilan dengan keluhan sering kencing. Desakan rahim kedepan
menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering kencing
(miksi). Frekuensi miksi yang sering terjadi pada trimester pertama
akibat desakan uterus ke kandung kemih. Pada trimester kedua
umumnya keluhan ini akan berkurang, tetapi tidak menutup
kemungkinan ibu hamil masih mengalaminya. Pada akhir trimester,
gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan
menekan kembali kandung kemih.
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring
darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang
puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat
sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang
akibat penekanan rahim yang membesar).Dalam keadaan normal,
aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri.
Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita
hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk
berbaring/tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas
ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur
miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada
vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi
perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan
aktivitas ginjal dan curah jantung.

b. Penyebab
Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas
dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra
memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser
ke atas. Kongesti panggul pada masa kehamilan ditunjukkan
oleh hiperemia kandung kemih dan uretra.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini
hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar
dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal
cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran
plasma ginjal meningkat pada kehamilan. Bila satu organ
membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan
pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada
saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air
kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Pada kehamilan normal
fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus
dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.
Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme
dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi
produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit
bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal
berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi
rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi
telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus
akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung
menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung
janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu
atas panggul sehingga sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga
terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi
lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan
ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran
uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon
rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini
membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam
volume yang besar dan jaga mmperlambat laju aliran urine.

c. Dampak
Keluhan sering kencing akan menyebabkan gangguan
ketidaknyamanan, ibu hamil akan sulit tidur dan apabila
menahan keinginan untuk buang air kecil, bisa menyebabkan
infeksi saluran kencing yang dipicu karena adanya bakteriuria
asimtomatik. Apabila ibu hamil dengan keluhan sering
kencing tidak bisa menjaga kebersihan alat kelamin bisa
mengakibatkan keputihan, dan apabila keluhan sering
kencing ini tidak teratasi bisa mengarah ke Infeksi Saluran
Kemih (ISK), telah diketahui berhubungan dengan kesudahan
kehamilan yang buruk, seperti bagi ibu akan berakibat
persalinan preterm, dan bagi janin akan berakibat
pertumbuhan janin terhambat, bahkan janin lahir mati
(stillbirth).

d. Penatalaksanaan
Berikut yang dapat diterapkan untuk mengatasi keluhan
sering buang air kecil :
1. Jangan pernah menahan keinginan untuk buang air kecil,
karena ini dapat menyebabkan infeksi saluran kencing.
2. Meskipun mengalami sering buang air kecil, namun porsi
minum jangan dikurangi.
3. Perbanyak minum pada siang hari.
4. Sering buang air kecil bisa membuat kondisi daerah alat
kelamin lembab. Oleh karena itu, menganjurkan untuk
menjaga alat kelamin agar tetap bersih terhindardari
keputihan.

B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikirandan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien Asuhan kebidanan
terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, yang di mulai dengan pengumpulan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Tujuh langkah tersebut membentuk
kerangka yang lengkap dan bisa di aplikasikan dalam suatu situasi
(Verney,2012).
1. Data Subjektif
a. Biodata
1) Nama
Mengetahui nama klien dengan jelas dan lengkap, bila perlu nama
panggilan sehari-hari berguna agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan. (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
2) Umur
Untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-
alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan dalam masa nifas. (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa (Anggraini, 2010). Sebagai dasar
bidan dalam memberikan dukungan mental dan spiritual terhadap
pasien dan keluarga sebelum dan pada saat persalinan. (Sulistyawati
dan Nugraheny, 2013).
4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan
konseling sesuai dengan pendidikannya (Ambarwati dan Wulandari,
2010).
5) Pekerjaan
Menurut Manuaba (2010) kehamilan bukanlah halangan untuk
berkarya asalkan dikerjakan sesuai dengan batasan kehamilan.
Mengetahui pekerjaan klien dan mengkaji potensi kelainan prematur
dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja (Marmi, 2014).
6) Suku bangsa
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka
memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan
mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif
otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu (Astuti,
2012).
7) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
(Anggraini, 2010). Alamat klien berguna untuk mengetahui jarak
rumah dengan tempat rujukan memudahkan saat pertolongan
persalinan (Walyani, 2015).
8) Data Penanggung Jawab
Penanggung jawab dikaji bertujuan untuk memberikan informasi
dengan siapa bidan harus berunding bila terjadi kegawatdaruratan.
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil adalah
suaminya (Rukiyah,2013).
b. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan / klinik, yang diungkap dengan
kata-katanya sendiri (Hani dan Kusbandiyah, 2014). Hal ini dituliskan
sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien (Walyani,2015).
c. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan mengapa klien datang ke tempat bidan.
Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang
diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut
dikeluhkan oleh klien (Walyani,2015). Keluhan yang dijumpai pada
trimester III, seperti gangguan kencing yaitu dimana frekuensi kencing
bertambah dan sering kencing malam hari, konstipasi, varises terdapat
pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis (Romauli,
2011). Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir
kapanpun. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan
kehidupannya sendiri. Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia
mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain
selama ia hamil (Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007).
d. Riwayat Kesehatan Ibu
1) Penyakit Kardiovaskuler
a) Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil meningkatkan
curah jantung wanita hingga mencapai 40 persen melebihi curah
jantungnya ketika tidak hamil saat ia berada pada keadaan
istirahat. Peningkatan curah jantung selama kehamilan,
persalinan, dan pelahiran akan meningkatkan resiko
dekompensasi jantung pada wanita yang mempunyai riwayat
penyakit jantung (Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007).
b) Hipertensi
Hipertensi yang menyertai kehamilan adalah hipertensi yang
telah ada sebelum kehamilan. Apabila dalam kehamilan disertai
proteinuria dan edema maka disebut superimposed pre-eklamsia.
Tekanan darah antara 140/90 mmHg dan 160/100 mmHg
(Manuaba, 2010). Jika tekanan darah sangat tinggi, 200/120
mmHg atau lebih, mungkin terjadi perdarahan otak atau gagal
jantung. Janin juga berisiko, karena kurangnya sirkulasi plasenta
yang dapat menyebabkan kejadian Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) dan hipoksia (Marmi, 2015).
c) Anemia
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi eritropoietin. Namun, peningkatan volume
plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi (Saifuddin,
2010). Pengaruh anemia terhadap kehamilan adalah partus
prematurus, bila terjadi anemia gravis terjadi payah jantung
(Sofian, 2012).
2) Penyakit Pernapasan
a) Tuberkulosis (TBC)
Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan
dengan wanita hamil lainnya untuk pemeriksaan antenatal.
Gunanya untuk mencegah penularan. TBC paru-paru tidak
merupakan indikasi untuk terminasi kehamilan (Sofian, 2012).
b) Asma
Dalam batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak
mempengaruhi kehamilan. Penyakit asma yang berat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim melalui gangguan pertukaran oksigen dan karbon dioksida
(Manuaba, 2010).
3) Penyakit Endokrin
a) Diabetes Melitus
Faktor risiko utama diabetes maternal adalah berat badan
berlebih, peningkatan berat badan, dan kurangnya aktivitas fisik
(Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007). Pada ibu akan menigkatkan
resiko terjadinya preeklampsia, seksio sesaria, sedangkan pada
janin meningkatkan resiko terjadinya makrosomia, trauma
persalinan, hiperbilirubinemia, hipoglikemi, hipokalsemia,
sindroma distres respirasi (RDS), serta meningkatnya mortalitas
atau kematian janin (Saifuddin, 2010).
b) Kelenjar Tiroid
(1) Hipertiroid
Penyakit hipertiroid dapat mempengaruhi kehamilan
(kehamilan berakhir dengan keguguran, persalinan prematur).
Pengaruh kehamilan dengan penyakit hipertiroid adalah
meningkatnya kebutuhan hormon tiroid yang dapat
menyebabkan kelenjar tiroid makin bertambah besar
(Manuaba,2010).
(2) Hipotiroid
Secara klinis diagnosis hipotiroid ditegakkan apabila kadar
tiroksin bebas rendah, sedangkan kadar tirotropin meningkat.
Anak – anak yang dilahirkan oleh perempuan dengan kadar
T4 kurang dari 10 persentil berisiko ketidakseimbangan
perkembangan psikomotor. Selain itu pada hipotiroid
subklinis bisa meningkatkan terjadinya persalinan prematur,
solusio plasenta, dan perawatan bayi di NICU (Saifuddin,
2010).
4) Penyakit Reproduksi
a) Kanker Serviks
Sering terjadi abortus akibat infeksi, perdarahan, dan hambatan
dalam pertumbuhan janin karena neoplasma tersebut. Apabila
penyakit ini tidak diobati, pada kira – kira dua pertiga diantara
para penderita, kehamilannya dapat mencapai cukup – bulan,
kematian janin dapat pula terjadi. Dalam masa nifas sering
terjadi infeksi (Saifuddin, 2010).
b) Mioma Uteri
Pengaruh mioma pada kehamilan adalah subfertil (agak mandul)
sampai fertil (mandul) dan kadang-kadang hanya punya anak satu,
sering terjadi abortus, terjadi kelainan letak janin dalam rahim
(Sofian, 2012). Sedangkan menurut Manuaba (2010) pengaruh
kehamilan pada mioma uteri yaitu mioma uteri sering kali cepat
membesar karena vaskularisasi saat hamil bertambah.
5) Penyakit Urogenital
a) Penyakit Ginjal
Gagal ginjal akut pada perempuan hamil biasanya merupakan
akibat dari rendahnya aliran darah ke korteks ginjal. Beberapa
penyebab gagal ginjal akut yang khusus pada kehamilan,
meliputi pre-eklampsia, eklampsia, sindroma Hemolysis,
Elevated Liver enzymes, Low Platelets (HELLP), penyakit hati
berlemak akut pada kehamilan (Saifuddin, 2010). Menurut
Varney, Kriebs, dan Gegor (2008) penyakit ginjal yang diderita
ibu dapat menyebabkan prematuritas dan IUGR.
b) Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK adalah infeksi pada salah satu atau lebih bagian saluran
kemih dan meliputi bakteriuria, sistritis dan pielonefritis
asimptomatik. Kehamilan meningkatkan perkembangan
bakteriuria asimptomatik menjadi ISK simtomatik. ISK pada ibu
selama kehamilan dikaitkan dengan KPD, kematian janin, skor
apgar rendah, retardasi mental (Sinclair, 2010).
6) Penyakit Syaraf
a) Epilepsi
Wanita hamil dengan epilepsi mempunyai resiko terhadap
persalinan prematur, bayi berat badan lahir rendah, bayi dengan
kelainan bawaan dan kematian perinatal (Saifuddin, 2010).
7) Penyakit Hepar
a) Hepatitis
Pengaruh dalam kehamilan terjadi abortus, partus prematurus, dan
kematian janin dalam kandungan (Sofian, 2012). Penularan
hepatitis B ibu-bayi dapat terjadi pada saat pelahiran melalui
kontak dengan darah ibu yang terinfeksi atau selama kontak dekat
ibu-bayi baru lahir dalam periode pasca melahirkan. Bayi yang
terinfeksi akan meninggal karena gagal hati dari sirosis atau
karsinoma hepatoselular primer (Varney, Kriebs, dan Gegor,
2007).
8) Penyakit Menular
a) Sifilis
Sifilis adalah penyakit akut dan kronis yang disebabkan oleh
spiroket Treponema Pallidum. Penularannya terjadi melalui
kontak langsung dengan cairan tubuh. Penularan perinatal dapat
terjadi melalui darah, yakni melalui plasenta atau selama
pelahiran (Sinclair, 2010). pada kehamilan lanjut menyebabkan
kelahiran prematur atau gangguan pertumbuhan intrauterine
ataupun dapat menimbulkan cacat berat (Saifuddin, 2007).
b) Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Kehamilan tidak memperburuk HIV. Penularan perinatal
meningkat karena beban virus yang lebih tinggi. Neonatus yang
terinfeksi secara vertikal lebih cenderung dilahirkan prematur,
kecil masa kehamilan, dan lingkar kepala lebih kecil. Terjadi
kegagalan tumbuh, imuno defisiensi (Sinclair, 2010).
c) Gonore
Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan
Pelvic Inflamatory Disease (PID). Pada tahap lanjut Neisseria
gonorrhoeae diasosiasikan dengan ruptur membran yang
prematur, kelahiran prematur, korioamnionitis, dan infeksi pasca
persalinan (Saifuddin, 2010).
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan untuk mengetahui adanya resiko penyakit menular atau
diturunkan, kelainan-kelainana dalam genetik (Mufdlilah, 2009; h.12).
Meliputi penyakit jantung, hipertensi, DM, TBC, ginjal, asma, hati,
malaria, penyakit kelamin, HIV/AIDS (Muslihatun, Mufdlilah dan
Setiyawati, 2009).
f. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid
Menurut Marmi (2014) hal yang perlu dikaji pada riwayat haid
adalah menarche, haid teratur atau tidak, siklus, lamanya,
banyaknya darah, sifat darah, disminorhea, dan kapan terakhir haid.
Dalam hal ini siklus menstruasi yang normal akan membantu dalam
penentuan taksiran persalinan dengan rumus naegele yang berlaku
untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari
ke 14 (Marmi, 2014).
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Gravida/Para
Gravida (G): jumlah kehamilan yang dialami wanita. Para (P):
jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang
memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan. Abortus
(Ab): jumlah kelahiran yang diakhiri dengan aborsi spontan
(Hani dan Kusbandiyah, 2014).
b) HPHT
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir
(HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan (TTP) (Sofian, 2012).
c) HPL
Perhitungan dilakukan dengan menambah 9 bulan dan 7 hari
pertama haid terakhir atau dengan mengurangi bulan dengan 3,
kemudian menambah 7 hari dan 1 tahun (Marmi, 2014).
d) Umur Kehamilan
Menentukan usia kehamilan merupakan salah satu langkah
penting yang harus dilakukan. Hal ini tersebut berguna dalam
penegakan diagnosis kehamilan. Implementasinya adalah ketika
menghitung taksiran berat janin (TBJ) kemudian disesuaikan
dengan usia kehamilan (Sulistyawati, 2009).
e) Gerakan Janin
Batas normal pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal
10 kali gerakan janin yang dirasakan oleh ibu hamil. (Kusmiyati,
Wahyuningsih dan Sujiyatini, 2010).
f) Tanda Bahaya
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat
dijadikan sebagai data dalam deteksi dini komplikasi akibat
kehamilan (Sulistyawati, 2009). Tanda-tanda komplikasi ibu dan
janin masa kehamilan lanjut yaitu perdarahan pervaginam, sakit
kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan
tangan, keluar cairan pervaginam, gerak janin tidak terasa dan
nyeri perut hebat (Romauli, 2011).
g) Kekhawatiran Khusus
Kekhawatiran-kekhawatiran lainnya yaitu cemas menghadapi
persalinan dan rasa khawatir akan kondisi kandungan / janinnya
(Kusmiyati, Wahyuningsih, dan Sujiyatini, 2010).
h) Imunisasi TT
Menurut Astuti (2012) Imunisasi TT diperlukan untuk
melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum.
Imunisasi ini dapat diberikan pada trimester I dan II pada
kehamilan 3-5 bulan.
Tabel 2.2 Jadwal Imunisasi TT
Interval Perlindungan Perlindungan
TT1 Kunjungan ANC - -
pertama
TT2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80 %
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99%
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99%
Sumber : (Astuti, 2012)
i) Antenatal Care (ANC)
Untuk menerima manfaat yang maksimum dari kunjungan-
kunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu tersebut memperoleh
sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, yang terdistribusi
dalam 3 trimester, atau dengan istilah rumus 1 1 2 yaitu sebagai
berikut : 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali
pada trimester III (Hani dan Kusbandiyah, 2014). Menurut
Laminullah, Kandou dan Rattu (2015), terdapat hubungan yang
bermakna antara kunjungan antenatal care K4 dengan
pengetahuan dan dukungan keluarga.
j) Zat Besi (Fe)
Pemberian tablet Besi minimal 90 tablet selama hamil.
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah
defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar
hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi 60 mg/hari
(Rukiyah, dkk, 2009).
3) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Dalam teori Ambarwati dan Wulandari (2010) riwayat
kehamilan, persalianan dan nifas ibu dikaji berapa kali ibu hamil,
apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu,
penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu. Selain itu untuk
mengetahui berat bayi sebelumnya <2500 gram atau >4000 gram
dan masalah-masalah yang dialami (Mandriwati, 2008;h.24). Setiap
komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus diketahui sehingga
dapat dilakukan antisipasi terhadap komplikasi berulang (Romauli,
2011).
g. Riwayat KB
Kaji riwayat kontrasepsi terkini, termasuk tingkat kepuasan terhadap
metode yang digunakan dan efek sampingnya. (Sinclair, 2010; h.651).
Mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi apa,
berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan serta rencana KB
setelah masa nifas (Anggraini, 2010).
h. Riwayat Perkawinan
Data ini penting untuk dikaji karena dari data ini akan mendapatkan
gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan serta kepastian
mengenai siapa yang akan mendampingi persalinan (Sulistyawati dan
Nugraheny, 2013). Menurut Muslihatun, Mufdlilah dan Setiyawati
(2009) riwayat perkawinan terdiri atas status perkawinan, perkawinan
ke, umur ibu saat perkawinan dan lama perkawinan.
i. Pola Pemenuhan Sehari-hari
1) Nutrisi
Menurut Marmi (2014) pada trimester III nafsu makan sangat
baik, tetapi tidak boleh berlebih, kurangi karbohidrat, makanan
terlalu manis dan asin, tingkatkan sayur, protein, dan buah. Pola
makan yang dikaji (menu, frekuensi, jumlah per hari, pantangan).
Sedangkan pola minum dalam masa hamil asupan cairan yang
cukup sangat dibutuhkan. Hal yang perlu ditanyakan adalah
frekuensi, jumlah perhari dan jenis minuman (Sulistyawati, 2011).
Dianjurkan minum 8–12 gelas cairan setiap hari. (Kusmiyati,
Wahyuningsih dan Sujiyatini, 2010).
2) Eliminasi
Pada pola eliminasi hal yang perlu dikaji adalah perubahan
pola BAB dan BAK klien selama hamil (Mufdlilah, 2009). Keluhan
yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kemih (Sulistyawati, 2009).
3) Personal Hygiene
Menurut Kusmiyati, Wahyuningsih dan Sujiyatini (2010)
kebersihan diri harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan 2
kali sehari karena pada ibu hamil cenderung mengeluarkan banyak
keringat. Kebersihan gigi dan mulut, karena mudah terjadi caries
dan ginggivitis terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.
Menggunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman, hindarkan
sepatu bertongkat tinggi (high heels) (Saifuddin, 2010).
4) Hubungan Seksual
Pada pertengahan TM III, peningkatan hasrat seksual yang
terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena
abdomennya yang semakin besar menjadi halangan (Varney,
Kriebs, dan Gegor, 2007). Selama kehamilan berjalan dengan
normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan. Koitus tidak
di benarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat abortus
berulang, dan KPD (Romauli, 2011). Orgasme pada kehamilan tua
dapat menyebabkan kontraksi uterus (Sofian, 2012).
5) Istirahat
Wanita hamil perlu memperhatikan pola istirahat yang teratur
karena hal ini dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur
malam sebaiknya selama 8 jam dan tidur siang 1 jam (Kusmiyati,
Wahyuningsih dan Sujiyatini, 2010).
6) Aktivitas Fisik dan Olahraga
Perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang biasa
dilakukan pasien di rumah. Jika kegiatan pasien terlalu berat sampai
dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit masa hamil.
(Sulistyawati, 2011).
j. Pola Hidup Sehat
1) Merokok
Efek yang muncul diakibatkan merokok adalah kelahiran
BBLR, kematian perinatal. Pengaruh nikotin terhadap janin
menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin dan
peningkatan denyut jantung janin. Merokok selain mempunyai efek
membahayakan janin juga membahayakan ibu misalnya penyakit
paru, jantung, hipertensi, arteriosklerosis, kanker paru (Kusmiyati,
Wahyuningsih, dan Sujiyatini, 2010). Menurut hasil penelitian
Ramadhan (2012) mengatakan bahwa semakin berat ibu hamil
terpapar dengan asap rokok maka semakin besar kemungkinan ibu
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, hal ini disebabkan
karena paparan dari karbon monoksida dan nikotin.
2) Alkohol
Ibu hamil yang mengkosumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah dan menyebabkan fetal alcohol syndrome, gangguan
pertumbuhan janin, gangguan kecerdasan (Saifuddin, 2010).
3) Jamu, Narkoba maupun Obat-obatan Bebas
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko,
karena efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang
janin seperti menimbulkan kecacatan, BBLR, kelainan ginjal dan
jantung janin, asfiksia neonatorum, kematian janin dalam
kandungan dan malformasi organ janin. Selain efek pada janin juga
terdapat kemungkinan efek pada ibu hamil, misalnya keracunan,
kerusakan jantung dan ginjal, shock, dan perdarahan (Kusmiyati,
Wahyuningsih, dan Sujiyatini, 2010).
k. Data Psikososial dan Spiritual
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester III. Wanita mungkin
merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti
(apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan
diantaranya, nyeri, kehilangan kendali, hal-hal yang tidak diketahui)
(Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007).
Mekanisme koping menurut Kusmiyati, Wahyuningsih dan
Sujiyatini (2010) wanita akan mengeluhkan tentang ketidaknyamanan
fisik sehingga ibu dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik.
Respon ibu pada kehamilan yang diharapkan meliputi siap untuk hamil,
siap menjadi ibu, dan salah satu tujuan perkawinan. Respon ibu yang
tidak diharapkan, belum siap, kehamilan sebagai beban (mengubah
bentuk tubuh dan mengganggu aktivitas) (Walyani, 2015).
Menurut penelitian Ambarwati, dkk (2014) mengatakan bahwa
semakin tinggi dukungan suami maka semakin banyak ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal care sesuai jadwal dan akan
menimbulkan perasaan tenang, sikap positif terhadap diri sendiri
maupun kehamilannya.
l. Tingkat Pengetahuan Ibu
Pengalaman atau riwayat kehamilan yang lalu dapat pula dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyimpulkan sejauh mana pasien
mengetahui tentang perawatan kehamilan ini dan perawatan bayinya
kelak (Sulistyawati, 2011). Menurut penelitian Kurniawati dan
Masruroh (2012) mengatakan bahwa tingkat pengetahuan yang cukup
baik, menjadikan mereka dapat bersikap dalam mengatasi
ketidaknyamanan pada saat hamil.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Ibu hamil dalam keadaan umum baik dan kesadaran komposmentis
(Romauli, 2011). Baik, jika pasien memperlihatkan respons yang
baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien
tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan (Sulistyawati,
2011).
2) Kesadaran
Kesadaran baru dapat dinilai bila pasien tidak tidur. Penilaian
kesadaran meliputi : composmentis (sadar penuh), (Matondang,
Wahidiyat, dan Sastroasmoro, 2013).
3) Skala Nyeri
Skala nyeri Wong Baker Face Scale menurut Marilyn dan Wilson
(2011) yang menyatakan bahwa jika wajah 0 tidak nyeri, wajah 1
sedikit nyeri, wajah 2 sedikit lebih nyeri, wajah 3 lebih nyeri, wajah
4 sangat nyeri dan wajah 5 nyeri sangat berat.
4) Tinggi Badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu sehingga dapat mendeteksi
faktor resiko (Mandriwati, 2008). Ibu hamil yang tinggi badannya
kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi karena kemungkinan
besar memiliki panggul yang sempit (Baety, 2012).
5) Indeks Masa Tubuh (IMT)
IMT digunakan untuk menentukan penambahan berat badan
optimal yang direkomendasikan. Cara menghitung IMT yaitu BB
(kg)/TB (m))2. (Marmi, 2014).
Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan BB
Kategori IMT Rekomendasi
Rendah < 19.8 12.5 – 18
Normal 19.8 – 26 11.5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11.5
Obesitas >29 ≤7
Sumber : (Saifuddin,2010)
6) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Standar minimal ukuran LILA pada wanita dewasa adalah 23,5 cm
(Kusmiyati, Wahyuningsih, dan Sujiyatini, 2010). Menurut
penelitian Aminin, Wulandari, dan Lestari (2014) ibu hamil yang
KEK lebih banyak mengalami anemia, hal ini disebabkan karena
absorbsi makanan yang tidak seimbang selama kehamilan.
7) Tanda-Tanda Vital
a) Tekanan Darah
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh >140/90 mmHg.
Penambahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik
menandakan toxaemia gravidarum (Hani dan Kusbandiyah,
2014).
b) Suhu
Menurut Romauli (2011) suhu tubuh yang normal adalah 36-
37,50C, suhu lebih 37,50C perlu diwaspadai adanya infeksi.
c) Nadi
Denyut nadi ibu dalam keadaan santai 60-80 kali/ menit.
(Romauli, 2011).
d) Respirasi
Pernafasan normalnya 16-24 x/menit (Romauli, 2011). Pada
32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil
mengalami derajat kesulitan bernafas (Kusmiyati,
Wahyuningsih, dan Sujiyatini, 2010).
b. Status Present
1) Kepala : Mesochepal, rambut hitam, kulit rambut bersih. (Baety,
2012). Mudah rontok atau tidak (Sulistyawati, 2011).
2) Mata : Kelopak mata bawah tidak pucat, sklera tidak kuning (Hani
dan Kusbandiyah, 2014). Konjungtiva normal warna merah muda.
Kelopak mata bengkak kemungkinan preeklamsia (Romauli, 2011).
3) Hidung : Simestris, napas cuping hidung / tidak. (Baety, 2012).
Normal tidak ada polip, kelainan bentuk dan kebersihan cukup.
(Romauli, 2011).
4) Mulut : Warna merah muda, integritas jaringan bibir lembab, lidah
merah muda dan bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada bau mulut
(Sulistyawati, 2011).
5) Telinga : Simetris, secret ada / tidak (Baety, 2012). Normal tidak ada
serumen yang berlebih dan tidak berbau, bentuk simetris (Romauli,
2011).
6) Leher : Normal tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dan tidak ditemukan bendungan vena
jugularis (Romauli, 2011).
7) Ketiak : Lakukan palpasi secara sistematis dari arah payudara
dan aksila, kemungkinan terdapat massa atau pembesaran pembuluh
limfe (Hani dan Kusbandiyah, 2014).
8) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada. (Baety, 2012).
Bentuk payudara, besar masing-masing payudara (seimbang atau
tidak), teraba massa, nyeri / tidak (Sulistyawati, 2011). Puting susu
mendatar dapat menyulitkan bayi untuk menyusu (Sulistyawati,
2009).
9) Abdomen : Perut diperiksa bentuk, bekas luka operasi (Sulistyawati,
Vulva : Normal tidak terdapat varises pada vulva dan vagina, tidak
odema, tidak ada condyloma akuminata, tidak ada condyloma lata
(Romauli, 2011).
10) Ekstremitas : Pemeriksaan ekstremitas atas untuk melihat adanya
edema pada jari. Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk melihat
adanya edema pada pergelangan kaki dan pretibia, varises dan tanda
hormans (Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007). Pada kehamilan normal
sedikit bengkak pada mata kaki dianggap normal (Mufdlilah, 2009).
11) Reflek patella : Untuk mengkaji refleks hiperaktif dipergelangan
kaki, respon normal ialah esktensi atau menendang. (Varney, Kriebs,
dan Gegor, 2008).
12) Punggung : Observasi adanya kelainan bentuk atau tidak
(Muslihatun, Mufdlilah, dan Setiyawati, 2009). Lordosis, kifosis /
skoliosis. (Baety, 2012).
13) Anus : Hemoroid, kebersihan. (Sulistyawati, 2011). Normal tidak
ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus. (Romauli, 2011).
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi
a) Muka : Chloasma gravidarum, odema, pucat. (Baety, 2012).
Tampak chloasma gravidarum sebagai akibat deposit pigment
yang berlebihan (Romauli, 2011).
b) Mammae : Puting susu, hiperpigmentasi areola, kolostrum
(Baety, 2012). Keadaan puting menonjol, datar atau masuk ke
dalam (Sulistyawati, 2011).
c) Abdomen : Menegang / mengendur, pembesaran uterus sesuai
usia kehamilan/ tidak, striae dan linae gravidarum (Baety,
2012). Menurut Rukiyah, dkk (2013) pada primigravida panjang
linae nigra mulai terlihat pada bulan ketiga, sedangkan pada
multigravida sering nampak striae livide bersama dengan striae
albikans.
d) Vulva : Perdarahan, cairan keputihan, tanda Chadwick (Baety,
2012)
2) Palpasi
a) Leopold I
Menentukan TFU dan bagian janin yang terletak di fundus uteri
(Kemenkes RI, 2013) Sifat bokong lunak, kurang bundar dan
kurang melenting (Marmi, 2014).

Tabel. 2.3 Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri


Tinggi fundus uteri Usia kehamilan
Setinggi prosesus 36 minggu
xifoideus
Dua jari (4 cm) dibawah 40 minggu
prosesus xifoideus
Sumber: (Manuaba, 2010)
b) Leopold II
Untuk mengetahui batas kiri / kanan pada uterus ibu. Normal
teraba bagian panjang, keras seperti papan (punggung) pada satu
sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian kecil. (Romauli,
2011)
c) Leopold III
Mengetahui presentasi / bagian terbawah janin yang ada di
sympisis. Normal pada bagian bawah janin teraba bagian bulat,
keras dan melenting (kepala). (Romauli, 2011)
d) Leopold IV
Mengetahui seberapa jauh masuknya bagian terendah janin
kedalam PAP. Posisi tangan masih bisa bertemu, dan belum
masuk PAP (konvergen), posisi tangan tidak bertemu dan sudah
masuk PAP (divergen). (Romauli, 2011).
3) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Tabel 2.4 Perkiraan TFU Terhadap Umur Kehamilan
Umur Kehamilan TFU (cm)
36 Minggu 32 cm
38 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
Sumber: (Sofian, 2012)
4) Taksiran Berat Janin (TBJ)
Untuk menentukan TBJ menggunakan rumus dari Jhonshon-
Tausak: BB = (mD-12) x 155, BB = berat badan mD = jarak fundus-
simfisis uteri (Sofian, 2012). Taksiran berat janin menggunakan
rumus ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala. Bila
kepala belum masuk panggul maka dikurangi 12 (Astuti, 2012).
5) Auskultasi
Normal terdengar denyut jantung dibawah pusat ibu (dibagian kiri
atau kanan). Mendengar denyut jantung bayi meliputi frekuensi dan
keteratutannya, dihitung 1 menit penuh (Romauli, 2011). Normal
DJJ 120-160 kali permenit (Kemenkes RI, 2013).
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi faktor resiko
kehamilan. Bila kadar Hb ibu kurang dari 10 gr% berarti ibu dalam
keadaan anemia. (Baety, 2012). Pemeriksaan Hb dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan
trimester III (Romauli, 2011; 176). Menurut Rukiyah (2013) Hb 11
gr% tidak anemia.
2) Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan protein dalam urine yaitu pemeriksaan untuk
mengetahui ada tidaknya protein dalam urin. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk menegakkan diagnosa kemungkinan mengalami
preeklampsi dan eklampsia. Pemeriksaan gula urin untuk
mengetahui ada peningkatan kadar glukosa dalam tubuh, dilakukan
untuk menegakkan diagnosa ibu hamil kemungkinan mengalami
diabetes dalam kehamilan. (Baety, 2012).
3) Pemeriksaan USG
Untuk menghitung usia kehamilan dan berat janin serta tanggal
taksiran persalinan. Selain itu dievaluasi juga jumlah air ketuban,
lokasi dan keadaan plasenta, jenis kelamin, identifikasi adanya
lilitan tali pusat, identifikasi kemungkinan bibir sumbing (Sofian,
2012).
3. Analisa
a. Diagnosa Kebidanan
Ny X Usia ≥ 20 tahun sampai ≤ 35 tahun, G ≤ 4, P ≤ 3, A0, hamil usia ≥
36 minggu ≤ 40 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, punggung
kanan/kiri, presentasi kepala, dalam kehamilan trimester III fisiologis.
b. Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Data dasar
meliputi : data subyektif yang didapat dari hasil anamnesa dan data
obyektif yang didapat dari hasil pemeriksaan (Anggraini, 2010).
Sedangkan dalam Standar Asuhan Kebidanan (lampiran Bab II
Kepmenkes No. 938 / Menkes / SK / VIII / 2007, masalah dirumuskan
sesuai dengan kondisi klien.
c. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data. (Hani dan Kusbandiyah, 2014).
4. Pelaksanaan
a. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
bayi baik
b. Memberikan konseling tentang ketidaknyamanan Ttimester III dan cara
mengatasi :
1) Keputihan
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan
konsistensi kental atau cair, yang dimulai pada trimester pertama.
Meski basil ini berfungsi melindungi ibu dan janin dari kemungkinan
infeksi, tetapi basil ini merupakan medium yang dapat mempercepat
pertumbuhan organisme. Upaya untuk mengatasi leukorea adalah
dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan
mengganti panty berbahan katun dengan sering. Wanita sebaiknya
tidak menggunakan semprot untuk menjaga kebersihan area genetalia
(Varney, Kriebs dan Gegor, 2007).
2) Sering buang air kecil
Efek lightening adalah bagian presentasi masuk ke dalam
panggul dan menimbulkan tekanan pada kandung kemih. Uterus yang
membesar atau bagian presentasi uterus juga mengambil ruang di
dalam rongga panggul sehingga rongga ruang untuk distensi kandung
kemih lebih kecil. Satu-satunya metode yang dapat dilakukan untuk
mengurangi frekuensi berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal
tersebut terjadi dan mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam
(Varney, Kriebs dan Gegor, 2007).
3) Hemoroid
Semua penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan
hemoroid. Selain itu, pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan
tekanan, secara spesifik juga secara umum pada vena hemoroid.
Tekanan ini akan mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan
kongesti pada vena panggul (Varney, Kriebs dan Gegor, 2007). Cara
mengatasi hindari konstipasi, makan makanan dan berserat dan
banyak minum, gunakan kompres es atau air hangat, dengan
perlahan masukkan kembali anus setiap selesai BAB (Sulistyawati,
2009).
4) Konstipasi
Disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron yang
menyebabkan peristaltik usus jadi lambat, penurunan motilitas sebagai
akibat dari relaksasi otot-otot halus, penyerapan air dari kolon
meningkat, tekanan uterus yang membesar pada usus, suplemen zat
besi, diit dan kurang senam. Cara mengatasi dengan meningkatkan
intake cairan, serat didalam diit, buah prem atau jus prem, minum
cairan dingin/panas (ketika perut kosong), istirahat cukup, senam,
membiasakan buang air secara teratur dan BAB segera setelah ada
dorongan (Kusmiyati, Wahyuningsih dan Sujiyatini, 2010).
5) Sesak napas
Uterus telah mengalami pembesaran hingga terjadi penekanan
diafragma (Varney, Kriebs dan Gegor, 2007). Cara mengatasi yaitu
jelaskan penyebab fisiologisnya, dorong agar secara sengaja mengatur
laju dan dalamnya pernapasan pada kecepatan normal yang terjadi,
merentangkan tangan di atas kepala serta menarik napas panjang.
Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernapasan
interkostal. (Sulistyawati, 2009).
6) Nyeri ligamentum rotundum
Keluhan ini disebabkan hipertropi dan peregangan ligamentum
selama kehamilan, tekanan dari uterus pada ligamentum. Cara
mengatasinya yaitu dengan penjelasan mengenai rasa nyeri, tekuk
lutut ke arah abdomen, mandi air hangat, dan topang uterus dengan
bantal dibawahnya dan sebuah bantal diantara lutut pada waktu
berbaring miring (Kusmiyati, Wahyuningsih dan Sujiyatini, 2010).
7) Pusing
Pusing dapat diatasi dengan bangun secara perlahan dari posisi
istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat
dan sesak, hindari berbaring dalam posisi terlentang (Sulistyawati,
2009).
8) Varises pada kaki
Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ektremitas bagian bawah. Perubahan
ini diakibatkan penekanan uterus yang membesar pada vena panggul
saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena
kava inferior saat ia berbaring. (Varney, Kriebs dan Gegor, 2007).
Cara mengatasi yaitu tinggikan kaki sewaktu berbaring, jaga agar
kaki tidak bersilangan, hindari berdiri atau duduk terlalu lama, senam
untuk melancarkan peredaran darah, dan hindari pakaian atau korset
yang ketat (Sulistyawati, 2009).
c. Mengajarkan ibu untuk melakukan senam hamil dengan ringan untuk
mengurangi nyeri punggung dan teknik pelvic rocking exercise.
d. Memberikan pendidikan kesehatan mengenaik body mekanik yang benar
pada kehamilan trimester III.
e. Memberikan KIE tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil trimester III.
f. Menganjurkan kepada suami atau keluarga untuk selalu mendampingi
ibu. Menurut penelitian Arifin, Kundre, dan Rompas (2015) bahwa ada
hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kecemasan
ibu hamil. Seseorang wanita yang memiliki hubungan harmonis dengan
suaminya akan mengalami pengaruh emosi dan gejala fisik lebih sedikit
termasuk komplikasi ketika melahirkan dan menyesuaikan dari pasca
partum.
g. Memberikan konseling tentang persiapan persalinan
Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kemungkinan keadaan darurat :
1) Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk: mengidentifikasi
penolong dan tempat bersalin, serta perencanaan tabungan untuk
mempersiapkan biaya persalinan.
2) Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk
mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi termasuk:
mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai
tempat tersebut, mempersiapkan donor darah, mengadakan persiapan
finansial dan mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat
keputusan pertama tidak ada di tempat (Saifuddin, 2010).
h. Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan
Menurut Sofian (2012) tanda-tanda inpartu adalah rasa nyeri oleh
adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur, keluar lendir
bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks dan kadang-kadang, ketuban pecah dengan
sendirinya.
i. Memberikan vitamin zat besi
Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg). Tablet besi
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan
mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2007).
j. Menganjurkan pada ibu untuk datang melakukan pemeriksaan ulang
setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan.
(Manuaba, 2014).
TINJAUAN KASUS

I. ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III FISIOLOGIS


Pada Ny. J usia 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38+2 minggu
A. Pengkajian
Tanggal : 29 September 2020
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Bayan
B. Identitas Pasien:

Nama : Ny. J Nama : Tn. S


Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Bringin 2/2
C. Data Subyektif
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin periksa hamil
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa di akhir kehamilan ini mengalami sering BAK, ibu
mengalami ssering BAK, ibu mengalami sering BAK sudah 3 hari, dan
tidur ibu pada malam hari mengalami gangguan karena sering BAK.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
menurun seperti jantung, hipertensi, anemia, DM, asma serta penyakit
menular seperti TBC, HIV, dan hepatitis.
b. Riwayat penyakit dalam keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak sedang dan tidak pernah
menderita penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, anemia,
DM, asma dan penyakit menular seperti TBC, HIV, hepatitis serta tidak
ada riwayat kembar baik dari ibu, suami, maupun keluarga
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun Siklus: 28 hari, Warna darah:
merah tua
Nyeri haid : hari pertama Lama: +4-5 hari
Leukorea : sebelum haid

Banyaknya : Hari ke 1-2 ganti pembalut 2-3 x sehari, penuh

Hari ke 3-4 ganti pembalut 2-4 x sehari, penuh


Hari ke 5 ganti pembalut 2 x sehari, bercak coklat
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) Hamil ke- I , usia kehamilan 38+2 minggu
2) HPHT : 4 Januari 2020
3) HPL : 11 Oktober 2020
4) Gerakan janin
 Pertama kali : pada UK 4 bulan
 Gerak janin 10x/12 jam : iya
5) Tanda bahaya : tidak ada
6) Kekhawatiran khusus : tidak ada
7) Imunisasi TT : lengkap, terakhir saat
kehamilan ini
8) ANC : x
Tabel Riwayat ANC
Tanggal Tempat Keluhan Pemberian Nasehat yg
Suplement diberikan
20/04/2020 PMB Rani Pusing Asam Folat Nutrisi Ibu hamil
XXX 1x1
Paracetamol X
jika pusing
20/07/2020 PMB Rani t.a.k Gestu X Baca Buku KIA
20/08/2020 Rs dr. t.a.k Malt XX Kunj ulang 2
Iqbal Lkock XX mngg
03/09/2020 PKM Pusing - - Terapi lanjut
Bayan -Istirahat yang
cukup
17/09/2020 PKM t.a.k VC X 1x1
Bayan Fe X 1x1
Kalk X 1x1
c. Riwayat Kehamilan, persalinan dan Nifas yang Lalu
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan yang pertama
5. Riwayat KB : belum pernah
Rencana setelah melahirkan :ibu belum merencanakan KB
6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
1) Sebelum hamil
a) Makan
Frekuensi makan pokok : 3x perhari
- Nasi :3x/hari 1 piring @nasi putih (1-2 centong)
- Lauk :3x/hari @ 1 potong (tempe, telur, tahu)
- Sayur :3x/hari @mangkuk sedang
(sop,asem,kangkung,dll)
- Buah : 2-3x seminggu, (papaya, pisang dll)
- Camilan :biscuit, gorengan
- Pantangan : tidak ada
b) Minum
Ibu minum 3-4 gelas perhari, jenis air putih dan teh. Ibu
mengatakan tidak ada masalah dalam mengkonsumsi minuman
tersebut.
2) Selama hamil pada trimester III

a) Makan
Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi ½ piring
nasi ½ centong nasi, lauk 1 potong bervariasi (tahu, telur, tempe)
dan sayur-sayuran 1 mangkok kecil bervariasi (bayam, sawi,
kangkung). Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam
mengkonsumsi makanan tersebut.
b) Minum
Ibu mengatakan kurang lebih minum 5-6 gelas air putih, ibu
minum susu 1x sehari. Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam
mengkonsumsi minuman tersebut.
b. Pola Eliminasi

1) Sebelum hamil
BAK 4-5x sehari, warna jernih kekuningan dan tidak ada keluhan.
BAB sebanyak 1x sehari, warna kuning kecokelatan, konsistensi
lunak, dan tidak ada keluhan.
2) Selama hamil TM III
BAK menjadi lebih sering sebanyak 6-7x sehari dan BAB 1x sehari,
dan tidak ada keluhan
c. Pola Aktivitas
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ibu mengerjakan
pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci, mengepel setiap
hari sendiri dan ibu jarang olahraga.
2) Selama hamil trimester III
Ibu mengatakan masih melakukan pekerjaan rumah tangga, namun
selama hamil ini ibu dibantu oleh ibunya dan suami.
d. Pola Istirahat dan Tidur
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan tidur malam dari jam 21.00-05.00 WIB jadi kurang
lebih 7 jam dan jarang tidur siang, jika kurang lebih satu jam.
2) Selama hamil TM III
Ibu mengatakan bahwa saat tidur malam terkadang terbangun karena
gerakan janinnya dan ingin BAK
Keluhan: terkadang ibu terbangun karena ingin BAK dan juga
gerakan janin.
e. Pola Seksual
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1-2x seminggu, contact
bleeding tidak ada, dan tidak mempunyai keluhan.
2) Selama hamil TM III
Ibu mengatakan bahwa jarang sekali melakukan hubungan seksual,
karna takut akan membahayakan janin.
Keluhan : tidak ada
f. Pola Hygiene
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 2x
sehari, ganti celana dalam 2x sehari, keramas 2 hari sekali . Ibu selalu
memakai alas kaki jika keluar rumah.
2) Selama hamil trimester III
Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 2x
sehari, ganti celana dalam 3x sehari keramas 2 hari sekali. Ibu selalu
memakai alas kaki jika keluar rumah.
g. Pola Hidup Sehat
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, tidak mengkonsumsi
minuman keras, tidak konsumsi obat-obatan bebas, tidak konsumsi
jamu. Ibu mengatakan jarang sekali berolah raga.
2) Setelah hamil
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, tidak mengkonsumsi
minuman keras, tidak konsumsi obat-obatan bebas, tidak konsumsi
jamu. Ibu mengatakan jalan-jalan di pagi hari.
7. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali sah, saat menikah ibu berumur 24 tahun
dan suami 27 tahun, lama pernikahan kurang lebih 1 tahun.
8. Data Psikososial dan Spiritual

Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan dan sangat diharapkan


oleh semua anggota keluarga. Hubungan ibu dan suami berjalan harmonis
dan baik. Pengambilan keputusan utama adalah suami, namun jika dalam
keadaan darurat ibu maupun membuat keputusan sendiri. Tidak ada
pantangan maupun adat istiadat khusus yang merugikan ibu selama
kehamilannya ini. Ibu dan keluarga beragama islam, setiap harinya tetap
menjalankan sholat 5 waktu dan taat beribadah guna kelancaran kehamilan
dan persalinannya nanti.
9. Data Pengetahuan
Ibu mengatakan sudah mengetahui beberapa informasi tentang
kehamilan seperti cara mengkonsumsi tablet tambah darah, tanda bahaya
kehamilan. Ibu sedikit mengetahui tentang tanda-tanda persalinan.
D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
BB Sebelum / Setelah: 48 kg/ 60 kg TB : 160 cm IMT: (normal)
TD: 119/70 mmHg S: 36,6oC LILA: 24cm
R: 20x/menit N: 80x/menit
Keadaan umum : baik Kesadaran: compos mentis

b. Status Present

Kepala : bulat, tidak ada benjolan


Muka : Bentuk simetris, tidak sembab
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, dan tidak ada bengkak
pada kelopak mata
Hidung : normal, tidak ada polip, bersih
Telinga : simetris, tidak ditemukan lecet, bersih, tidak ada serumen,
fungsi normal
Mulut : simetris, tidak sariawan, bibir tidak kering, lidah tidak
stomatitis, tidak caries
Leher : tidak ada bendungan vena di leher, tidak ada pembesaran
kelenjar gondok, ataupun pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris
Abdomen : perut bulat memanjang, tidak ada luka bekas operasi.
Vulva : tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak ada infeksi
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas
Atas : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, fungsi
normal
Bawah : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, tidak
ada varises, fungsi normal, reflek patella Kanan +2/ Kiri
+2
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi dan Palpasi
Muka : tidak ada chloasma gravidarum
Mamae : tidak ada masa abnormal, ukuran payudara kanan dan kiri
simetris, puting payudara menonjol, ada hiperpigmentasi
areola, kolostrum belum keluar.
Abdomen : perut membesar dan memanjang, ada linea nigra, ada
striae gravidarum,
Vulva : tidak ada pengeluaran cairan abnormal, tidak ada
perdarahan, tidak ada oedema.
2) Palpasi Leopold

Leopold I : TFU teraba 2 jari dibawah px.


Teraba 1 bagian lunak, agak bulat, tidak melenting
Leopold II : Kanan: teraba 1 bagian keras, memanjang, seperti
papan., memanjang.
Kiri : teraba bagian kecil terputus-putus seperti
organ
Leopold III : Teraba 1 bagian keras, bulat, tidak dapat
digoyangkan.
Leopold IV : Divergen
3) TFU: 29 cm TBJ: 2790 gram Auskultasi
DJJ: 140x permenit, frekuensi bawah kanan perut, hidup, tunggal, inrauterin
teratur Pemeriksaan Penunjang
No Tanggal Tempat Pemeriksaan Hasil Laboratorium
1 17/09/2020 Puskesmas Bayan Hb : 11,5 %gdL
HbsAg : negatif
HIV : negatif
Syiphilis : negatif
2 24/09/2020 Rs Amanah Umat RDT Covid 19: non
reaktif
E. Analisa
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. J umur 24 tahun GIP0A0 hamil 38+2 minggu janin hidup, tunggal,
intrauterine, punggung kanan dalam kehamilan trimestser III fisiologis
2. Masalah :tidak ada
3. Diagnosa Potensial :Tidak Ada
F. Penatalaksanaan

Tanggal : 29 september 2020 Jam: 10.15 WIB


1. Melakukan pemeriksaan dan memberi tahu ibu tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa kondisi ibu dan janin saat
ini sehat.
2. Memberikan Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa kondisi yang
di alami merupakan ketidaknyamanan trimester I, terjadi karena
kandung kencing pada bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar, sehingga menyebabkan tertekannya kandung
kemih dan volume kandung kemih berkurang, sehingga mengalami
sering BAK.
3. Memberikan KIE dan latihan tentang senam kegel untuk mengurangi
frekuensi BAK. Yaitu dengan mengontraksikan otot sekitar vagina
dengan gerakan seperti menahan buang air kecil. Senam kegel bisa
dilakukan sambil duduk ataupun berdiri dengan 3-10 hitungan dan
dilakukan berulang sampai delapan kali. Senam kegel bisa dilakukan
4 kali sehari. Penelitian yang dilakukan oleh lestari, 2011 bahwa
senam kegel dapat menurunkan frekuensi berkemih yang dilakukan
pada wanita dewasa 50-60 th dengan stress urinary incontinence, hal
ini serupa denga penelitian yang dialakukan oleh Milya, 2017, bahwa
dengan dilakukanya latihan kegel mampu mengurangi inkontinensia
urine pada lansia.
4. Menyarankan kepada ibu bahwa mengganti celana dalam apabila
keadan sering BAK, dikarenakan jika tidak mengganti celana dalam
dalam keadaan lembab akan mempermudah tumbuhnya bakteri
kuman. Perlunya mengganti celana dalam secara teratur juga penting
untuk menjaga kebersihan organ genetalia, mengganti celana dalam
minimal dua kali dalam sehari, menggunakan celana yang menyerap
keringat seperti bahan katun, apabila genetalia menjadi lembab,
berkeringat dan akhirnya mudah ter infeksi mikroorganisme.
(Depkes, 2014;Kusmiran, 2011, Rohmah2914, manuaba 2009)
5. Menyarankan kepada ibu untuk mengurangi frekuensi minum pada
malam hari dan menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi
minuman yang mengandung kafein karena meningkatkan frekuensi
berkemih. Menurut Hirayama, 2012 Kafein sering dihubungkan
dengan kejadian peningkatan resko terjadinya gangguan berkemih,
karena kafein dapat meningkatkan tekanan otot polos detrusr saat
pengisian kandung kemih dan memiliki efek diuretik.
6. Memberikan terapi Fe dan Vit C. Pada teori menyebutkan berikan
terapi atau suplemen tablet Fe sesuai kebutuhan dan menjelaskan cara
mengknsumsinya. Pada ibu hamil diupayakan agar tidak mengalami
defisiensi Fe yang dapat menyebabkan anemia, karena anemia dapat
berakibat buruk dalam kehamilan, persalinan maupun nifas. Sehingga
ibu hamil diharuskan untuk mengonsumsi tablet Fe setiap hari selama
kehamilan berjumlah 90 tablet untuk mencegah anemia pada ibu
hamil (Manuaba,2005 dalam buku Rukiyah,2009:104).
Catatan perkembangan: asuhan ibu dalam masa kehamilan (kunjungan
selanjutnya)
Tanggal : 03 oktober 2020 Jam: 14.30 wib
S 1. Alasan Datang
Kunjungan rumah
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan sering BAK sudah berkurang

O 1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV
TD :110/70 mmHg
N :80x/menit
S :36,5C
RR :20 x/menit
BB :60 kg
2. Status Obstetrik
a. Inspeksi dan Palpasi
Muka : tidak ada chloasma gravidarum, tidak pucat, tidak
bengkak
Mamae : tidak ada masa abnormal, ukuran payudara kanan dan kiri
simetris, puting payudara menonjol, ada hiperpigmentasi
areola, kolostrum belum keluar.

Abdomen : perut membesar dan memanjang, ada linea nigra, ada


striae gravidarum,

Vulva : tidak ada pengeluaran cairan abnormal, tidak ada


perdarahan, tidak ada oedema.

b. Palpasi Leopold

Leopold I : TFU teraba 2 jari dibawah px


Leopold II : Kanan: teraba 1 bagian keras, memanjang, seperti
papan.
Kiri : teraba bagian kecil terputus-putus.
Leopold III : Teraba 1 bagian keras, bulat, tidak dapat
digoyangkan

Leopold IV : Divergen

TFU :31 cm ; TBJ : 3100 gram

c. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada

A a. : Diagnosa Kebidanan
Ny. J umur 24 tahun GIP0A0 hamil 39 minggu janin hidup, tunggal,
intrauterine, punggung kanan dalam kehamilan trimestser III
fisiologis
b. Masalah :Tidak ada
c. Diagnosa Potensial : Tidak ada

P 1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu


dalam keadaan sehat dan janin dalam kondisi terpantau sehat.
Hasil: ibu merasa bahagia dengan hasil pemeriksaan.
2. Memberikan konseling tanda-tanda persalinan yang meliputi:
a. Terasa kenceng atau kontraksi di perut, semakin lama semakin sering
dan semakin sakit
b. Keluarnya lendir dan darah dari jalan lahir
c. Air ketuban keluar dari jalan lahir/ pecahnya kulit ketuban
Hasil: ibu memahami dan dapat mengulangi tanda persalinan
3. Memberikan konseling persiapan persalinan yang meliputi:
a. Memastikan ibu telah mengetahui taksiran tanggal persalinan.
b. Menyiapkan dana atau tabungan untuk biaya persalinan.
c. Merencanakan penolong persalinan dan tempat persalinan.
d. Mempersiapkan surat-surat persyaratan untuk persalinan.
e. Mempersiapkan satu atau dua orang yang memiliki golongan darah
yang sama dengan ibu apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
f. Mempersiapkan kendaraan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dalam
proses persalinan.
Hasil: ibu memahami persiapan persalinan dan akan mempersiapkan
dengan suami.
4. Menganjurkan ibu untuk rutin meminum tablet tambah darah dan vitamin
yang telah diberikan.
Hasil : Ibu paham dengan penjelasan yang diberikan
5. Melakukan pendokumentasi tindakan.
Hasil: pendokumentasian telah dilakukan di buku register, rekam medis
dan buku KIA.

Catatan perkembangan: asuhan ibu dalam masa kehamilan (kunjungan


selanjutnya)
Tanggal: 06 Oktober 2020 Jam: 09.00 wib
S 1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilanya
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
O 3. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV
TD :110/70 mmHg
N :80x/menit
S :36,5C
RR :20 x/menit
BB :60,2 kg
4. Status Obstetrik
a. Inspeksi dan Palpasi
Muka : tidak ada chloasma gravidarum, tidak pucat, tidak
bengkak
Mamae : tidak ada masa abnormal, ukuran payudara kanan dan
kiri simetris, puting payudara menonjol, ada
hiperpigmentasi areola, kolostrum belum keluar.
Abdomen : perut membesar dan memanjang, ada linea nigra, ada
striae gravidarum,
Vulva : tidak ada pengeluaran cairan abnormal, tidak ada
perdarahan, tidak ada oedema.
b. Palpasi Leopold
Leopold I : TFU 2 jari dibwah px
Leopold II : Kanan: teraba 1 bagian keras, memanjang, seperti
papan.
Kiri : teraba bagian kecil terputus-putus.
Leopold III : Teraba 1 bagian keras, bulat, tidak dapat
digoyangkan
Leopold IV : Divergen
TFU : 31 TBJ : 3100 gr
c. Auskultasi
DJJ: 148 x/menit, perut bagian kanan sebelah bawah pusat, teratur
d. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
A d. : Diagnosa Kebidanan
Ny. J umur 26 tahun GIP0A0 hamil 39+2 minggu janin hidup,
tunggal, intrauterine, punggung kanan dalam kehamilan trimestser
III fisiologis
e. Masalah :Tidak ada
f. Diagnosa Potensial : Tidak ada
P 1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu
dalam keadaan sehat dan janin dalam kondisi terpantau sehat.
Hasil: ibu merasa bahagia dengan hasil pemeriksaan.
2. Memberikan konseling tanda-tanda persalinan yang meliputi:
d. Terasa kenceng atau kontraksi di perut, semakin lama semakin
sering dan semakin sakit
e. Keluarnya lendir dan darah dari jalan lahir
f. Air ketuban keluar dari jalan lahir/ pecahnya kulit ketuban
Hasil: ibu memahami dan dapat mengulangi tanda persalinan
3. Memberikan ibu terapi obat FE 60 mg X (1x1) dan Vit C 50 mg X (1x1),
menjelaskan cara mengkonsumsinya.
Hasil : Ibu paham dan bersedia mengkonsumsi obat sesuai anjuran.
4. Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang yaitu satu minggu lagi
atau jika ada keluhan yang dirasakan ibu.
Hasil : ibu paham dan bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu
lagi dan jika ada keluhan.
5. Melakukan pendokumentasi tindakan.
Hasil: pendokumentasian telah dilakukan di buku register, rekam medis
dan buku KIA.
Purworejo,10 Oktober 2020
Pembimbing Klinik Praktikan

Tri Wulansari, A.Md Keb Aji Tri Mahanani


NIM. P1337424820043
NIP.19771031 200701 2004

Mengetahui
Pembimbing Institusi

Dewi Andang P., S.ST, M.Kes


NIP. 19910225 201801 2 001
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan ibu
hamil trimester III pada Ny. J usia 24 tahun G 1P0A0 usia kehamilan 38+2 minggu
dengan sering BAK secara terperinci mulai dari langkah pertama yaitu pengkajian
data sampai dengan evaluasi sebagai langkah terakhir. Dalam pembahasan ini akan
dijelaskan mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat proses serta
kesenjangan antara teori dan praktek langsung di lapangan juga alternatif dari
permasalahan yang ada.
I. Asuhan Kebidanan Kunjungan Awal

A. Pengkajian
Pengkajian data merupakan tahap awal untuk menentukan langkah
berikutnya, dari penilaian keadaan umum ibu secara menyeluruh baik yang
bersifat subjektif yang berasal dari keterangan pasien dan keluarga, serta yang
bersifat objektif yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan kebidanan dan
pemeriksaan penunjang lainnya, sehingga dapat menentukan diagnosa pada
langkah selanjutnya. Selama melakukan pengkajian penulis tidak menemukan
hambatan karena adanya kerja sama dan komunikasi yang baik antara penulis
dan pasien.
Ibu mengatakan bahwa di akhir kehamilan ini mengalami sering BAK, ibu
mengalami sering BAK, ibu mengalami sering BAK sudah 3 hari, dan tidur ibu
pada malam hari mengalami gangguan karena sering BAK.
Ketidaknyamanan yang mungkin terjadi pada trimester ketiga Ny J
mengeluhkan sering BAK, perluya memberikan pendkes tentang perubahan
fisiologis TM I, dalam kasus Ny.J mengatakan sering BAK, dibandingkan
dengan sebelum hamil, frekuensi BAK semenjak hamil meningkat. Sesuai teori
Rukiyah, 2013:80 sering BAK yang dialami oleh Ny D disebabkan oleh Terjadi
karena kandung kencing pada bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar, sehingga menyebabkan tertekannya kandung kemih dan
volume kandung kemih berkurang, sehingga Ny J mengalami sering BAK.
Selain itu menurut Widatiningsih, 2017 ketidaknyamanan sering BAK di
trimester I disebabkan karena berkurangnya kapasitas kandung kencing karena
penekanan oleh uterus. Stress intenconence karena pengaruh hormonal
(progestin, relaxin) sehingga terjadi relaksasi sprinkter kandung kencing.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga
sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi
ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal
meningkat pada kehamilan. Bila satu organ membesar, maka organ lain akan
mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih
pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada
bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju
filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.
Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu
yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat
kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal
berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan
paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring
telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah
jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin
menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal. (Irianti,Bayu,dkk. 2015:45).
Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi
miksi (berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan
oleh rahim yang membesar(Kumalasari, 2015)
Ibu tidak merasakan adanya tanda-tanda bahaya kehamilan, hal ini
diperlukan untuk melakukan deteksi dini gejala bahaya selama kehamilan
diantaranya yaitu perdarahan melalui jalan lahir, sakit kepala hebat atau bengkak
pada muka, tangan dan kaki (tanda pre-eklampsia, kejang (eklampsia), anemia,
muntah terus, gerakan janin tidak ada/ berkurang, keluar air sebelum waktunya
(Dewi dan Tri Sunarsih, 2011). Berdasarkan riwayat kunjungan antenatal bahwa
ibu tidak memiliki penyakit yang membahayakan kesehatan ibu dan kehamilan
ibu seperti TBC, PMS/ HIV/ AIDS, Hepatitis, jantung, Diabetes Mellitus,
hipertensi dan asma.
Ny. J mendapatkan standar pelayanan antenatal yaitu berupa pengukuran
tinggi badan yaitu 158 cm, BB yaitu 60 kg, TFU yaitu 31 cm dengan TBJ 31
gram. Berdasarkan program pemerintah , pemberian tablet Fe minimal diberikan
sebanyak 90 tablet selama hamil dan Ny. J telah mendapatkan Tablet Fe sesuai
kebutuhan. Status imunisasi TT Ny. J adalah TT4 karena Ny. J sudah mendapat
3 kali saat SD sudah diimunisasi lengkap 3 kali, kemudian saat catin disuntik
TT 1 kali.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh data, kesadaran umum : baik, kesadaran:
composmentis. Tekanan darah: 110/80 mmHg, pernafasan: 20x/menit, nadi:
80x/menit, berat badan sebelum hamil: 48 kg, berat badan saat hamil : 60 kg,
tinggi badan : 158 cm. Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi : tidak ada luka,
auskultasi: detak jantung janin: 146 x/ menit, bayi tunggal, tinggi fundus uteri 29
cm, hasil leopold I: teraba bokong, leopold II: bagian kiri perut teraba kecil-kecil
yaitu ekstermitas janin dan bagian perut kanan teraba keras memanjang ada
tahananyaitu punggung janin, Leopold III : kepala janin, Leopold IV: kepala
masuk PAP. Tulang belakang lordosis, peningkatan berat badan ketika hamil 12
kg. Pemeriksaan laboraturium Ny. J pada tanggal 17 September 2020
menunjukan hasil Hb: 11.5 gr/dL,HIV(-), HbSAg(-), Hb Ny. D tergolong masih
normal. Kemudian pada pemeriksaan tanggal 24 September 2020 Hasil: RDT 19
: non reaktif. Dalam kasus ini teori dan lapangan tidak ada kesenjangan.
B. Interpretasi Data
Pada langkah data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa kebidanan. Diagnosa kebidanan yang ditegakkan
dalam kasus ini yaitu Ny. J usia 24 Tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38+2 minggu,
janin tunggal, hidup intra uterin, punggung kanan, sudah masuk PAP dalam
kehamilan Trimester III fisiologis. Tidak ada masalah yang muncul dari sering
BAK , karena sering BAKdisebabkan kandung kencing pada bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga menyebabkan
tertekannya kandung kemih dan volume kandung kemih berkurang, sehingga
mengalami sering BAK.
Dasar ini bersesuaian dengan gejala yang dialami Ny. J sehingga penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Faktor penghambat pada
langkah ini tidak ada dan faktor pendukung dalam interpretasi data ini adalah
data yang diberikan pada pasien, sehingga memudahkan untuk mengelompokkan
data dan menegakkan diagnosa kebidanan.
C. Diagnosa Potensial
Kasus pada Ny. J dengan sering BAK adalah hal yang fisiologis, maka
tidak dibutuhkan penanganan segera. Selain itu tidak terdapat masalah yang
membutuhkan tindakan kegawatdaruratan dan kolaborasi atau rujukan serta
penanganan secara team, sehingga diagnosa potensial tidak ditegakkan.
D. Antisipasi
Tidak ditegakkannya diagnosa potensial, maka tidak dilakukan tindakan
antisipasi dalam langkah keempat ini.
E. Rencana Tindakan
Langkah ini adalah merencanakan asuhan kebidanan ibu hamil normal
trimester III dengan sering BAK bawah secara menyeluruh dengan didukung
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana tindakan tersebut adalah :
7. Melakukan pemeriksaan dan memberi tahu ibu tentang hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan bahwa kondisi ibu dan janin saat ini sehat.
8. Memberikan Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa kondisi yang di
alami merupakan ketidaknyamanan trimester I.
9. Memberikan KIE dan latihan tentang senam kegel untuk mengurangi
frekuensi BAK. Yaitu dengan mengontraksikan otot sekitar vagina
dengan gerakan seperti menahan buang air kecil. Senam kegel bisa
dilakukan sambil duduk ataupun berdiri dengan 3-10 hitungan dan
dilakukan berulang sampai delapan kali. Senam kegel bisa dilakukan 4
kali sehari.
10. Menyarankan kepada ibu bahwa mengganti celana dalam apabila keadan
sering BAK, dikarenakan jika tidak mengganti celana dalam dalam
keadaan lembab akan mempermudah tumbuhnya bakteri kuman.
11. Menyarankan kepada ibu untuk mengurangi frekuensi minum pada
malam hari dan menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi minuman
yang mengandung kafein karena meningkatkan frekuensi berkemih.
12. Memberikan terapi Fe dan Vit C. Pada teori menyebutkan berikan terapi
atau suplemen tablet Fe sesuai kebutuhan dan menjelaskan cara
mengknsumsinya.
13. Melakukan dokumentasi
F. Implementasi
Dari semua rencana tindakan sebagian besar dapat diterapkan dan dilaksanakan
dengan baik, karena adanya kerjasama yang baik antara ibu dan penulis.
Implementasi yang telah dilakukan :
2. Melakukan pemeriksaan dan memberi tahu ibu tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa kondisi ibu dan janin saat ini
sehat.
3. Memberikan Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa kondisi yang di
alami merupakan ketidaknyamanan trimester I, terjadi karena kandung
kencing pada bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga menyebabkan tertekannya kandung kemih dan
volume kandung kemih berkurang, sehingga mengalami sering BAK.
4. Memberikan KIE dan latihan tentang senam kegel untuk mengurangi
frekuensi BAK, yaitu dengan mengontraksikan otot sekitar vagina
dengan gerakan seperti menahan buang air kecil. Senam kegel bisa
dilakukan sambil duduk ataupun berdiri dengan 3-10 hitungan dan
dilakukan berulang sampai delapan kali. Senam kegel bisa dilakukan 4
kali sehari. Penelitian yang dilakukan oleh lestari, 2011 bahwa senam
kegel dapat menurunkan frekuensi berkemih yang dilakukan pada
wanita dewasa 50-60 th dengan stress urinary incontinence, hal ini
serupa denga penelitian yang dialakukan oleh (Milya, 2017) bahwa
dengan dilakukanya latihan kegel mampu mengurangi inkontinensia
urine pada lansia.
5. Menyarankan kepada ibu bahwa mengganti celana dalam apabila keadan
sering BAK, dikarenakan jika tidak mengganti celana dalam dalam
keadaan lembab akan mempermudah tumbuhnya bakteri kuman.
Perlunya mengganti celana dalam secara teratur juga penting untuk
menjaga kebersihan organ genetalia, mengganti celana dalam minimal
dua kali dalam sehari, menggunakan celana yang menyerap keringat
seperti bahan katun, apabila genetalia menjadi lembab, berkeringat dan
akhirnya mudah ter infeksi mikroorganisme. (Depkes, 2014;Kusmiran,
2011, Rohmah 2014, manuaba 2009)
6. Menyarankan kepada ibu untuk mengurangi frekuensi minum pada
malam hari dan menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi minuman
yang mengandung kafein karena meningkatkan frekuensi berkemih.
Menurut (Hirayama, 2012) Kafein sering dihubungkan dengan kejadian
peningkatan resko terjadinya gangguan berkemih, karena kafein dapat
meningkatkan tekanan otot polos detrusr saat pengisian kandung kemih
dan memiliki efek diuretik.
7. Memberikan terapi Fe dan Vit C. Pada teori menyebutkan berikan terapi
atau suplemen tablet Fe sesuai kebutuhan dan menjelaskan cara
mengknsumsinya. Pada ibu hamil diupayakan agar tidak mengalami
defisiensi Fe yang dapat menyebabkan anemia, karena anemia dapat
berakibat buruk dalam kehamilan, persalinan maupun nifas. Sehingga
ibu hamil diharuskan untuk mengonsumsi tablet Fe setiap hari selama
kehamilan berjumlah 90 tablet untuk mencegah anemia pada ibu hamil
(Manuaba,2005 dalam buku Rukiyah,2009:104).
G. Evaluasi
Langkah terakhir ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan,
dan hasilnya tidak terdapat kesenjangan antara teori, evidence based practice dan
praktik karena hasil evaluasi yang didapatkan sudah sesuai dengan pelaksanaan
yang sudah dilakukan. Dengan demikian rencana dan pelaksanaan yang
dilakukan sudah efektif. Hasil akhir yang diharapkan akan bisa terwujud,
kehamilan berjalan normal dan tidak terjadi komplikasi.
I. Asuhan Kebidanan Kunjungan Ulang
Pada kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 03 oktober 2020. Usia
kehamilan Ny.J 39 minggu dihitung dari HPHT. Hasil pengkajian, ibu mengatakan
sering BAK yang dirasakan sudah mulai berkurang setelah melakukan senam kegel.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan TTV dan palpasi leopold seperti
pada kunjungan awal, hasil pemeriksaan tidak ada kesenjangan.
Kunjungan ketiga dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2020. Usia kehamilan
Ny.J 39+2 minggu dihitung dari HPHT. Ibu mengatakan sudah tidak mengatakan
sudah tidak sering BAK. Pemeriksaan yang dilakukan sama dengan pemeriksaan
yang dilakukan pada kunjungan pertama dan kedua, tidak ada kesenjangan teori dan
praktik. Asuhan yang diberikan berdasarkan data tersebut adalah mengingatkan KIE
yang telah diberikan pada kunjungan awal. Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai tanda persalinan. Menganjurkan ibu untuk rutin meminum tablet tambah
darah dan vitamin yang telah diberikan. Sesuai dengan teori Kementrian Kesehatan
RI, 2015 bahwa pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Menurut
Susilonigtyas (2012) Kebutuhan Fe selama hamil sebesar 800-1040 mg, untuk
pertumbuhan janin, plasenta, meningkatkan masa hemoglobin ibu, sekresi dan hilang
saat melahirkan. Tablet besi berguna untuk meningkatkan kesehatan janin dan ibu,
mencegah perdarahan, meningkatkan penambahan berat badan lahir bayi dan
mencegah gangguan pertumbuhan pada janin. Pemberian preparat Fe sebesar 60 mg
selama 30 hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1gr%.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.


Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Dwijayanti, Putri. 2013. “Analis Implementasi Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh Bidan Desa di Kabupaten Demak”.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 2, Nomor 1. Diakses tanggal 7
Agustus 2019. Didapatkan dari http://www.fkm.undip.ac.id
Fraser DM. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta. EGC
Gusrianty, A.R., Astuti, S., Hartinah & Susanti, A.I., 2015. Angka Kejadian
Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil di Desa Mekargalih
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2014. Jurnal Sistem
Kesehatan, Vol
:1, pp.71-75.
Irianti, Bayu, dkk. 2013. Analisis Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: CV Sagung
Seto
Kurniawati. 2009. Obgynacea. Yogyakarta: TOSCA Entreprise.
Kusmiyati, Y., Wahyuningsih, H.P. & Sujiyatini, 2010. Perawatan Ibu Hamil
(Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta: Fitramaya. Hal :67
Lichayati, I & Kartikasari R. 2013. “Hubungan Senam Hamil dengan Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil di Polindes Desa Tlanak Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan”. Surya, Vol.01, No.XIV. Diakses
tanggal 7 Agustus 2019. Didapatkan dari http://www.stikesmuhla.ac.id.

Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Milya, 2017. Pengaruh senam kegel terhadap Frekuensi BAK Pada Lansia Dengan
Inkontinensia Urine: Jurnal Ipteks Terapan Research of Apllied Science and
Education 7, 2017.
Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis: Obstetri Fisiologi, Onstetri Patologi. Jakarta:
EGC.
Nasir, M. 2005.Metode Penelitian. Indonesia: Ghalia.
Nuryanti. 2016. Pengaruh Endorphin Massage terhadap Penurunan Intesitas Nyeri
Punggung Ibu Hamil. Lamongan. RAKERNAS AIPKEMA 2016. Diakses
tanggal 23 November 2017

Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan).


Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
___________________. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Pantiawati, I. & Saryono, 2010. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Yogyakarta:
Nuha Medika. Hal : 69
Saminem. 2008. Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: EGC.
Sukardi,Agung Suharto."Hubungan Antara Massase Fundus Uteri Pada
Persalinan Kala III dan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan”.
Surabaya: Penelitian Politeknik Kesehatan:2009:Vol VII No.1.h 16-21
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.

Sulistyawati, A., 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika. Hal :62-63
Trihardiani, Ismi. 2011. “Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di
Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur Dan Utara Kota
Singkawang”. Artikel Penelitian Universitas Diponegoro.. Didapatkan dari
http://eprints.undip.ac.id

Triyana, Y.F., 2013. Panduan Klinis Kehamilan Dan Persalinan. Yogyakarta: D-


Medika. Hal : 96
Ummah. 2012. Nyeri Punggung pada Ibu Hamil Ditinjau dari Body Mekanik dan
Paritas di Desa Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Gresik.
SURYA Vol 03, No XIII, Desember 2012. Diakses tanggal 13 Agustus
2019
Varney, Helen. Jan M. Kriebs & Carovln L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Ed. 4 Volume 1. Jakarta:
_________________EGC. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Ed. 4 Volume 2.
Jakarta: EGC
Vermani, Era et al. 2009. Pelvic Girdle Pain and Low Back Pain in Pregnancy: A
Review

Wahyuni & Layinatun, N. 2013. “Manfaat Senam Hamil untuk Meningkatkan


Durasi Tidur Ibu Hamil”. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri
Semarang. ISSN 1858-1196. Diakses tanggal 7 Agustus 2019. Didapatkan
dari http://journal.unnes.ac.id.
Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Walyani, E.S., 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press. Hal : 71

Anda mungkin juga menyukai