Anda di halaman 1dari 202

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA PADA NY. Z.

DI
PMB H. F.WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENALI BESAR
KECAMATAN ALAM BARAJO
KOTA JAMBI
TAHUN 2018

OLEH:
DINCE AHORIN
NIM.PO.71.24.0.17.4521

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBi


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III
TAHUN 2018
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA PADA NY. Z. DI
PMB H. F.WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENALI BESAR
KECAMATAN ALAM BARAJO
KOTA JAMBI
TAHUN 2018

Laporan tugas akhir ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk menyelesaikan
PENDIDIKAN D III KEBIDANAN

OLEH:
DINCE AHORIN
NIM.PO.71.24.0.17.4521

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBi


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III
TAHUN 2018
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. Z. DI


PMB H. F.WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENALI BESAR
KECAMATAN ALAM BARAJO
KOTA JAMBI
TAHUN 2018

Laporan tugas akhir ini telah disetujui, diperiksa untuk dipertahankan


Di hadapan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jambi

Jambi, July 2018


Tim Pembimbing

TANDA TANGAN

Pembimbing I : ................................................

Pembimbing II : ...............................................

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Kebidanan,

Hj. Titik Hindriati, S.Pd, M.Kes


NIP. 195900207198503 2002
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. Z. DI


PMB H. F.WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENALI BESAR
KECAMATAN ALAM BARAJO
KOTA JAMBI
TAHUN 2018

OLEH:
DINCE AHORIN
NIM.PO.71.24.0.17.4521

Jambi, Jully 2018


Tim Penguji
TANDA TANGAN

…….………………………..: (Ketua) ………………………………………

…….………………………..: (Anggota) ………………………………………

…….………………………..: (Anggota) ………………………………………

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi

Nurmisih, S.Pd, M.Kes


NIP. 19610930 188203 2 001
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang ibu dapat meninggal tiap menit dalam sehari yang disebabkan

oleh komplikasi persalinan. Menurut Word Health Organization (WHO)

memperkirakan sebanyak 37 juta Kelahiran Hidup dikawasan Asia Tenggara

setiap tahunnya, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir dikawasan

ini diperkirakan berturut-turut 170.000 dan 1,3 juta pertahun, kematian ibu

sebanyak 99% akibat masalah persalinan dan kelahiran, terjadi dinegara-

negara berkembang (Prawirohardjo, 2012).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012,

rata-rata Angka Kematian Ibu tercatat mencapai 359/100.000 KH. Rata-rata

AKI meningkat di banding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228/100.000

KH, Angka Kematian Bayi tahun 2012 mencapai 32/1.000 KH, terjadi

peningkatan AKB pada tahun 2007 yaitu 34/1.000 KH, dengan penyebab

kematian ibu 28% karena perdarahan, eklampsi 24%, infeksi 11%, abortus

5%, partus lama/macet 5%, emboli obstetri 3%, komplikasi masa puerperium

8%, lain-lain 11%. Dengan meningkatnya AKI dan AKB tentu pemerintah

harus lebih meningkatkan lagi daya kerja yang sebelumnya bertekad akan

menurunkan AKI hingga 102/100.000 KH dan AKB diperkirakan target

23/1.000 KH pada tahun 2016 sesuai dengan target MDGs (Millenium

Development Goals) dapat tercapai.


Penyebab tingginya AKI di Indonesia adalah disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga

kesehatan, faktor 4 terlalu 3 terlambat, fasilitas kesehatan yang kurang

memadai (Nurasiah dkk, 2014). Secara langsung penyebab tingginya AKI

adalah perdarahan post partum, infeksi, dan eklampsi. Dari 5.600.000 wanita

hamil di Indonesia, sejumlah 27% akan mengalami komplikasi atau masalah

yang bisa berakibat fatal (Hutari, 2012). Sedangkan AKB disebabkan oleh

kelainan kongenital, asfiksia neonatarum dan lain-lain (Prawirohardjo, 2012).

Upaya untuk mencapai target MDGs pada tahun 2015 dengan

meningkatkan kualitas pelayanan ANC oleh tenaga kesehatan profesional,

cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih. Kebijakan pemerintah

dalam peningkatan pelayanan kesehatan ibu diantaranya pelayanan kesehatan

dasar (primary health care), safe motherhood initiative, bidan di desa, gerakan

sayang ibu (GSI), gerakan pembangunan berwawasan kesehatan menuju

Indonesia sehat 2010, making pregnancy safer, PONED dan PONEK serta

desa siaga (Prawirohardjo, 2013). Upaya pemerintah dalam rangka

memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia yaitu melalui

System Jaminan Sosial Nasional (SJSN) (Wibowo, 2014).

Jumlah kematian ibu di Kota Jambi pada tahun 2016 adalah sebanyak 3

kasus kematian ibu maternal dari 10.430 orang kelahiran hidup. Dan jumlah

kematian bayi di kota Jambi sebanyak 16 kasus bayi yang mati dengan kasus

lahir mati sebanyak 9 kasus dan jumlah bayi yang lahir hidup sebanyak 10.430

orang tahun 2016. (Profil Kesehatan Kota Jambi, 2016).


Puskesmas Kenali Besar melakukan pelayanan khusus seperti kesehatan

ibu dan anak (KIA), KB dan PONED. Angka kematian ibu (AKI) pada tahun

2016 tidak ditemukan kasus kematian ibu. Jumlah Angka Kematian Bayi

(AKB), di Puskesmas Kenali Besar pada tahun 2016 di temukan 1 kasus

kematian bayi lahir mati. (Profil Puskesmas Kenali Besar 2016).

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada

bayi baru lahir agar mengetahui yang terjadi pada ibu hamil, bersalin, nifas

sampai bayi baru lahir serta dalam melakukan pengkajian, menegakkan

diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan

tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan

ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

(Tiofani, 2012).

Berdasarkan uraian maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. Z di PMB H.F. ,

wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota

Jambi”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat batasan

masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini yaitu : “Bagaimana Penerapan

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada NY. Z. di PMB H.F wilayah kerja

Puskesmas Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, jambi?’’


C. Tujuan (Umum dan Khusus)

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif secara

berkesinambungan sejak masa hamil sampai dengan masa nifas pada NY.

Z. di PMB H.F wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar, Kecamatan

Alam Barajo, Kota Jambi.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada pada NY.

Z. di PMB H.F wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar,

Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.

b. Mampu menginterprestasikan data untuk mengindetifikasi diagnose,

masalah pada NY. Z. di PMB H.F wilayah kerja Puskesmas Kenali

Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.

c. Mampu menganalisis dan menentukan diagnose pada NY. Z. di PMB

H.F di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar, Kecamatan Alam

Barajo, Kota Jambi.

d. Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik

mandiri, kolaborasi maupun rujukan dalam memberikan asuhan

kebidanan komprehensif pada NY. Z. di PMB H.F di wilayah kerja

Puskesmas Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota

Jambi.
e. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan komprehensif pada

NY. Z. di PMB H.F di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar,

Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.

f. Mampu menerapkan tindakan asuhan kebidanan komprehensif

secara tepat, efesien dan aman pada NY. Z. di PMB H.F di

wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar, Kecamatan Alam

Barajo, Kota Jambi.

g. Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan komprehensif pada

NY. Z. di PMB H.F di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar,

Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.

h. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan komprehensif

dalam bentuk catatan perkembangan SOAP pada NY. Z. di PMB

H.F di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar, Kecamatan Alam

Barajo, Kota Jambi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam

melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil,

bersalin, ibu nifas dan Bayi Baru Lahir.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan masukan dalam memperkaya bahan materi asuhan

kebidanan pada ibu dan bayi, sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan

kualitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

3. Bagi Klien

Mendapatkan asuhan serta pengetahuan mengenai kesehatan khususnya

masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, bayi baru

lahir dan nifas sehingga dapat melewati masa kehamilan sampai bersalin

dengan aman tanpa penyulit.

4. Bagi Penulis

Menerapkan ilmu-ilmu dan teori-teori asuhan kebidanan yang

didapat dari institusi pendidikan secara langsung kepada masyarakat dan

menambah pengalaman penulis terjun langsung dalam memberikan

asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

E. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan komprehensif yang diambil dalam study

kasus ini adalah Ny. Z , 39 tahun yang dimulai dari usia kehamilan 4-

5 minggu kemudian diikuti hingga bersalin dan bayi baru lahir.

2. Tempat

Tempat atau lokasi yang digunakan dalam memberikan asuhan kebidanan ini

adalah di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Hasmon Fitri Yonne yang berada

di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota

Jambi.
3. Waktu

Waktu pemberian asuhan ini dilakukan pada November 2017 sampai

dengan bulan July 2018.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Klinis

a) Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi

dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai

3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan

ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2013).

2. Tanda dan Gejala Kehamilan (Dewi, 2010)

a. Tanda pasti kehamilan

- Gerakan janin yang dapat dilihat/dirasa/diraba, juga bagian-

bagian janin.

- Denyut jantung janin

- Didengar dengan stetoskop monoral Laennec

- Dicacat dan didengar alat dopler

- Dicacat dengan feto Elektrokardiogram

- Dilihat pada Ultrasonografi (USG)

- Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

- Amenorea
Wanita harus mengetahui tanggal Hari Pertama Haid Terakhir

(HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan Taksiran

Tanggal Persalinan (TTP) yang dihitung dengan

menggunakan rumus dari Naegele yaitu TTP (hari pertama

HT+ 7) dan (bulan HT + 3).

- Mual dan Muntah

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga

akhir triwulan pertama. Oleh karena sering terjadi pada

pagi hari, maka disebut morning sickness, bila mual dan

muntah terlalu sering disebut hiperemisis.

- Mengidam (ingin makanan khusus)

Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu

terutama pada bulan- bulan triwulan pertama, tidak tahan

suatu bau-bauan.

- Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat

bisa pingsan.

- Tidak ada selera makan (anoreksia)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan

kemudian nafsu makan timbul kembali.

- Payudara
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan

pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus

payudara.

- Miksi

Miksi/BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh

rahim yang membesar. Gejala ini hilang pada triwulan kedua

kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena

kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

- Konstipasi

Konstipasi terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh

pengaruh hormone steroid.

c. Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil

- Perut membesar

- Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan

konsistensi dari rahim.

- Tanda Hegar

Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus

segmen bawah Rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.

- Tanda Chadwick

Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi

kebiru-biruan.

- Tanda Piscaseck
Adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena

embrio biasanya terletak di sebalah atas, dengan bimanual

akan terasa benjolan yang asimetris.

Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang

(Braxton Hicks).

- Teraba Ballotement.

- Reaksi kehamilan positif.

d. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada ibu hamil (Prawirohardjo,

2011)

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk

menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, placenta,

amnion) sampai persalinan . Pada perempuan tidak hamil uterus

mempunyai berat 70 gr dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama

kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang

mampu menampung janin, placenta dan cairan amnion rata-rata

pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan

dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gr.

2) Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih

lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan

vaskularisasi.
3) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan

pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum

yang dapat ditemukan diovarium, folikel ini akan berfungsi

maksimal selama 6-7 minggu diawal kehamilan dan setelah itu

akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang

relative nominal.

4) Vagina dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi terlihat jelas

pada kulit, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan

yang dikenal dengan tanda Chadwick. Dinding vagina mengalami

banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami

peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya

kekebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat. Perubahan ini

mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.

5) Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan

mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal

dengan nama striae gravidarum. Pada banyak perempuan, garis

dipertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam

kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan


muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang

disebut cloasma gravidarum.

6) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan

payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara

akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan

lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman dan

tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan

yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari

kelenjar-kelenjar asinus yang pertama kehamilan kandung

kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga

menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan

makin tuanya kehamilan bila uterus mulai bersekresi. Meskipun

dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena

hormon prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone.

7) Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama

kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian pa yudar

a, volume darah, dan cairan ekstraseluler. Diper ki rak an se

lam a k eh amil an b e rat b ada n ak an bertambah 12,5 kg. Pada

trimester kedua perempuan dengan gizi baik dianjurkan

menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara

pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan


menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg

dan 0,3 kg.

8) Sirkulasi Darah

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah

lebih segar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi

pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia

kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah)

bertambah sebesar 25 sampai 30% sedangkan sel darah be

rtambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.

Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar usia

kehamilan 16 minggu.

9) Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan keluar dari rongga panggul.

10) Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang prograsif akan menjadi bentuk yang umum

pada kehamilan akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke

posisi anterior. Lordosis menggeser pusat daya berat ke

belakang kearah dua tungkai. Morbilitas tersebut dapat

mengakibatkan perubahan sikap ibu pada akhirnya menyebabkan

perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada

akhir kehamilan.
e. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan (Prawirohardjo, 2012)

1) Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu

pada umumnya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan

yang terjadi sangat terkait dengan plasenta dan kondisi segmen

bawah rahim yang menjadi tempat implementasi plasenta

tersebut. Plasenta previa menjadi penyebab dari 25%

kasus perdarahan antepartum. Perdarahan dapat disebabkan oleh

solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan

kasus perdarahan antepartum.

2) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan

sering kali merupakan ketidaknyaman yang normal dalam

kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang

serius adalah sebagai berikut :

- Sakit kepala hebat

- Sakit kepala yang menetap

- Tidak hilang dengan istirahat.

3) Masalah pengelihatan/pandangan kabur

Pengelihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan.

Perubahan ringan adalah normal. misalnya pengelihatan kabur

atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), dan berkunang-


kunang. Diagnosis nyeri kepala, gangguan pengelihatan,

kejang atau koma, dan hipertensi.

4) Bengkak pada muka dan tangan

Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan

berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui

dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan,

dan muka, adanya masalah serius apabila ditandai dengan tanda-

tanda berikut ini :

- Jika muncul pada muka dan tangan

- Bengkak tidak hilang setelah beristirahat

Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti sakit

kepala yang hebat, pandangan mata kabur, dan lain-lain. Hal ini

dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau

preeclampsia (Dewi, 2010).

5) Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah

yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap,

dan tidak hilang setelah beristirahat.

6) Gerakan bayi yang berkurang

- Gerakan janin yang tidak terasa

Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama

bulan ke lima atau ke enam, beberapa ibu dapat merasakan

gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan


melemah. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu

berbaring atau beristirahat, dan jika ibu makan dan minum

dengan baik (Kusmiyati, 2013).

f. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil (Walyani, 2015)

1) Kebutuhan Fisik

Kebutuhan fisik pada ibu hamil sangat diperlukan, yaitu

meliputi oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi,

seksual, mobilisai dan body mekanik, senam hamil, istirahat tidur,

imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi,

memantau kesejahteraan bayi, ketidaknyamanan dan cara

mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, dan tanda bahaya

dalam kehamilan.

2) Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester I, II, dan III

Trimester 1

Pada trimester ini adalah periode penyesuaian diri,

seringkali ibu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan

bahwa dirinya memang hamil, ibu sering merasa bingung, sekitar

80% ibu melewati kekecewaan, menolak, sedih dan gelisah.

Trimester II

Periode ini sering disebut periode sehat (radian health) ibu

sudah bebas dari ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita

sudah mengharapkan bayi. Dengan adanya gerakan janin, rahim


yang semakin membesar, terlihatnya gerakan bayi saat di USG

semakin meyakinkan bahwa bayinya ada dan dia sedang hamil.

Trimester III

Periode ini sering disebut periode menunggu dan waspada

sebab saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya,

dan menunggu tanda-tanda persalinan.

g. Penatalaksanaan Dalam Kehamilan

Asuhan Antenatal

Antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan

obsetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan

(Prawirohardjo, 2011).

Tujuan Asuhan Antenatal (Dewi, 2011).

o Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.

o Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

dan sosial ibu dan bayi.

o Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama kehamilan.

o Mempersiapkan persalinan cukup bulan, ibu dan bayi dapat

melewati proses kelahiran dengan selamat.

o Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi.
h. Kebijakan Program Asuhan antenatal (Prawirohardjo, 2010)

1) Kunjungan Antenatal

- Satu kali pada triwulan pertama

- Satu kali pada triwulan kedua

- Dua kali pada triwulan ketiga.

2) Pelayanan Asuhan Standar Antenatal (Walyani,2015)

- Timbang Berat Badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran <145 cm. Kenaikan berat badan ibu normal rata-

rata 6,5 kg sampai 16 kg.

- Ukur Tekanan Darah

Diukur setiap kali ibu datang dan berkunjung, deteksi tekanan

darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala

hipertensi dan preeklampsia. Apabila turun di bawah normal

kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar

systole/diastole 110/80-120/80 mmHg.

3) Ukur Tinggi Fundus Uteri

Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas

sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri.

TABEL 2.1 TINGGI FUNDUS UTERI

No Tinggi Fundus Uteri (CM) Umur Kehamilan Dalam Minggu


1 12 12
2 16 16
3 20 20
4 24 24
5 28 28
6 32 32
7 36 36
8 40 40

4) Pemberian tablet tambah darah (tablet FE)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan

nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring

dengan pertumbuhan janin.

5) Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap

Untuk melindungi dari tetanus neonatorum, efek samping TT

yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada

tempat penyuntikan.

Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Interval (selang waktu %


Antigen Lama perlindungan
minimal) perlindungan
TT 1 Pada kunjungan antenatal 0 0
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80%
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95%
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
TT 5 Satu tahun setelah TT 4 25 tahun/seumur 99%
hidup
(Walyani, 2015)

6) Pemeriksaan HB

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang

pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan.

Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi

anemia pada ibu hamil.

7) Temu Wicara
Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong

orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai

dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi

permasalahan yang sedang dihadapi.

b) Persalinan

1. Pengertian persalinan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam

18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

(Prawirohardjo, 2010).

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun kedalam jalan lahir kemudian berakhir dengan

pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan atau

dapat hidup di luar kandungan di susul dengan pengeluaran plasenta

dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, dengan bantuan

atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Marmi, 2012).

2. Fisiologi persalinan

1) Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu, setelah melewati batas waktu tertentu terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus yang terus


membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot- otot

uterus.

2) Teori penurunan progesterone

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28

minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh

darah mengalami penyempitan dan buntu. Villy Khorialis

mengalami perubahan-perubahan dan produksi progesterone

mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap

oksitosin. Akibat otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai

tingkat penurunan progesterone tertentu.

3) Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hypopisis pars posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat

mengubah sensivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi

Braxton-hicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat

tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan

aktivitas sehingga persalinan di mulai.

4) Teori Prostaglandin

Konsentrasi Prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian Prostagladin

pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim,

sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat

merupakan pemicu terjadinya persalinan.


3. Tanda-Tanda Persalinan (Nurasiah, 2012)

a) Tanda- tanda persalinan sudah dekat :

- Lightening

Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan

fundus karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul

yang disebabkan oleh :

 Kontraksi Braxton hicks

 Ketegangan otot perut

 Ketegangan ligamentum rotumdum

 Gaya berat janin kepala kearah bawah

 Terjadinya his permulaan

 Rasa nyeri ringan dibagian bawah

 Datangnya tidak teratur

 Tidak ada perubahan serviks

 Durasinya pendek

b) Tanda-tanda persalinan

Terjadinya his persalinan. His persalinan mempunyai sifat :

 Pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan

 Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya

makin besar

 Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus

 Makin beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah.


 Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui

vagina)

 Pengeluaran cairan.

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan (Asri & Cristine,

2012)

a. Power (tenaga yang mendorong anak)

b. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan

- His persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan

serviks.

- Terdiri dari : his pembukaan, his pengeluaran dan his

pelepasan uri.

c. Tenaga mengejan :

- Kontraksi otot-otot dinding perut.

- Kepala di dasar panggul merangsang mengejan

- Paling efektif saat ada kontraksi/his.

d. Passage (panggul)

 Bagian-bagian tulang panggul terdiri dari empat buah tulang :

- Dua os coxae

- Os ischium

- Os Pubis

- Os Sacrum

- Os illium

- Os cossygis
 Bagian-bagian pelvis minor dibagi menjadi 3 bagian:

- Pintu atas panggul /PAP

- Cavum pelvis

- Pintu bawah panggul/PBP

 Bidang panggul

Bidang panggul adalah bidang datar imajiner yang melintang

terhadap panggul pada tempat yang berbeda.Bidang ini

digunakan untuk menjelaskan proses persalinan.

- Pintu atas panggul/PAP

- Bidang terbesar pada cavum pelvis

- Bidang terkecil pada cavum pelvis

- Pintu bawah panggul/PBP.

e. Passanger (Fetus)

- Akhir minggu ke 8 janin mulai nampak menyerupai manusia

dewasa, menjadi jelas pada akhir minggu 12.

- Usia 12 minggu jenis kelamin luarnya sudah dapat dikenali.

- Quickening (terasa gerakan janin pada ibu hamil) terjadi usia

kehamilan 16-20 minggu

- DJJ mulai terdengar minggu 18/10

- Panjang rata-rata janin cukup bulan 50 cm

- Berat rata-rata janin laki 3400 gr, perempuan 3150 gr

- Janin cukup bulan lingkar kepala dan bahu hampir sama.


f. Plasenta

Plasenta merupakan salah satu faktor dengan memperhitungkan

implantasi plasenta pada dinding rahim.

g. Psikologi

Psikologi adalah kondisi psikis klien, tersedianya dorongan positif,

persiapan persalinan, dan pengalaman lalu.

5. Perubahan dalam proses persalinan (Tando, 2013)

Pada kala I disebut juga kala pembukaan, kala II disebut juga tahap

pengeluaran, kala III disebut juga kala uri, kala IV adalah 2 jam

setelah plasenta keluar.

a. Kala I (kala pembukaan)

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang

teratur dan timbul his dimana ibu telah mengeluarkan lendir

yang bersemu darah (bloody show). Lendir tersebut yang

berasal dari kanalis servikalis meningkat (frekuensi dan

kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I

persalinan terdiri dari dua fase yaitu :

 Fase Laten

Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

Berlangsung hingga serviks membuka sampai 3 cm atau

kurang dari 4 cm. Fase ini berlangsung ± 8 jam. Kontraksi

mulai teratur lamanya diantara 20-30 detik.


 Fase Aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap dimana terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10

menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Dari

pembukaan 4 cm mencapai pembukaan lengkap 10 cm dan

akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam pada

nullipara atau primigravida atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm

pada multipara. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

b. Kala II

Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi disebut juga

kala pengeluaran. Tanda pasti kala II di tentukan melalui

pemeriksaan :

 Pembukaan serviks telah lengkap (10cm)

 Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

Proses kala II berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam

pada multipara. Dalam kondisi yang normal pada kala II kepala

janin sudah masuk dalam dasar panggul, saat his dirasakan

tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara refleks

menimbulkan rasa mengedan.

c. Kala III

Menurut Prawirohardjo 2012, persalinan kala III dimulai segara

setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta serta


selaput ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi

lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan dari fundus uteri.

d. Kala IV

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam

postpartum.

6. Penatalaksanaan dalam proses persalinan (Prawirohardjo, 2010).

Asuhan Persalinan Normal

 Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik

sekali pakai 3 cc ke dalam wadah partus set

 Memakai celemek plastic

 Memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan, mencuci

tangan dengan sabun di air mengalir

 Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di gunakan

untuk periksa dalam

 Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi

dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah

partus set. Bila ketuban belum pecah, pinggirkan ½ kocher

pada partus set

 Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT

(basah) dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah


perineum dan sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar,

bersihkan daerah tersebut dari kotoran).

 Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan

sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah

 Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan

terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus

selesai pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).

 Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah

merasa ingin meneran

 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran, (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah

duduk dan pastikan ia merasa nyaman)

 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran

 Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm,

memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut

ibu

 Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya

dibawah bokong ibu

 Membuka tutup partus set


 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

 Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan

melindungi perineum dengan dialas lipatan kain di bawah

bokong, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak

terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir. (minta ibu

untuk tidak meneran dengan nafas pendek-pendek). Bila

didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala

lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin

menggunakan penghisap lendir De Lee.

 Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin

dari lendir dan darah

 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

 Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran

paksi luar secara spontan

 Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak

tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah

sampai bahu anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati

ke atas sampai bahu posterior/belakang lahir. Bila terdapat lipatan

tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat putaran paksi luar

atau lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran, dengan

perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua tempat pada tali

pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut


 Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan

bahu janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher

(bagian bawah kepala) dan ke empat jari pada bahu dan

dada/punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan

dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir

 Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang

ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang

tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua

lutut janin)

 Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada

lengan kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah

penolong.nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu

dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (bila tali pusat

terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang memungkinkan).

 Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi

kecuali bagian tali pusat.

 Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

umbilicus bayi.

 Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem

diantara kedua 2 cm dari klem pertama

 Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan

kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali


pusat di antara kedua klem. Bila bayi tidak bernafas spontan lihat

penanganan khusus bayi baru lahir

 Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,

membungkus bayi hingga kepala

 Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki

 Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal

 Memberi tahu ibu akan disuntik.

 Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian

luar paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih

dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai

pembuluh darah.

 Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva.

 Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah

uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat

menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm

dari vulva.

 Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan

sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah

dorsokranial. Bila uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau

keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.

 Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat

bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta , minta


ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali

pusat ke arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan

lahir hingga plasenta tampak pada vulva.

 Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta

dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta

dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk

membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput

ketuban.

 Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus

uteri dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan

bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik

(fundus teraba keras).

 Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa

bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan

untuk memastikan bahwa seluruh kotelidon dan selaput ketuban

sudah lahir lengkap, dan memasukkan ke dalam kantong plastik

yang tersedia.

 Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan

perenium yang menimbulkan perdarahan aktif. Bila ada robekan

yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.

 Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya

perdarahan pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik.


 Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam

larutan klorin 0,5%, kemudian bilas tangan yang masih

mengenakan sarung tangan dengan air yang sudah di desinfeksi

tingkat tinggi dan mengeringkannya.

 Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan

sampul mati

 Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya

 Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam

wadah berisi larutan klorin 0, 5%.

 Membungkus kembali bayi

 Berikan bayi pada ibu untuk disusui

 Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda

perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu.

 Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki

kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi

uterus tidak baik

 Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi

 Memeriksa nadi ibu

 Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5%

 Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat

sampah yang di sediakan


 Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah

dan menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering

 Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga

untuk membantu apabila ibu ingin minum

 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%

 Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%

melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

 Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah.

7. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Menurut Marmi (2012), inisiasi menyusu dini (IMD) merupakan

program bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu.

Adapun langkah-langkah IMD adalah :

 Letakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan

bayi ini merayap untuk menemukan putting susu ibu untuk

menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh

ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi

juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali

tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi

dan ibu.

 Tahapannya adalah setelah bayi diletakkan, bayi akan

menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, maka


kemungkinan saat pertama kali diletakkan di dada ibu, bayi

belum bereaksi. Kemudian berdasarkan bau yang dicium dari

tangannya, ini membantu bayi menemukan puting susu

ibunya. Bayi akan merangkak naik dengan menekankan

kakinya pada perut ibu. Bayi akan menjilati kulit ibunya yang

mengandung bakteri baik sehingga kekebalan tubuh bayi dapat

bertambah. Ingat, bahwa dalam IMD, petugas tidak boleh

memberikan bantuan apapun pada bayi tapi biarkan bayi menyusu

sendiri. Biasanya, bayi dapat menemukan puting susu ibu dalam

jangka waktu 1 jam pertama.

a. Keuntungan IMD bagi ibu dan bayi

 Keuntungan IMD bagi ibu

- Merangsang produksi oksitosin yang berfungsi untuk

menstimulasi kontraksi uterus dan menurunkan risiko

perdarahan pasca persalinan, merangsang pengeluaran

kolosterum dan meningkatkan produksi ASI, adanya

keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi, ibu

menjadi lebih tenang, fasilitasi kelahiran plasenta dan

pengaliran rasa nyeri dan berbagai prosedur pasca

persalinan lainnya.

- Merangsang produksi prolaktin yang berfungsi untuk

meningkatkan produksi ASI, membantu ibu mengatasi

stress terhadap berbagai rasa kurang nyaman.


 Keuntungan bagi bayi

- Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal.

Mendapatkan kolostrum segera, disesuaikan dengan

kebutuhan bayi.

- Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum

adalah imunisasi alami pertama bagi bayi.

- Meningkatkan kecerdasan

- Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap,

telan dan Nafas

- Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak.

8. Partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan pada fase aktif persalinan

yang berupa catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau

keadaan ibu dan janin, yang sudah digunakan sejak tahun 1970,

partograf dapat dianggap sistem peringatan awal yang membantu

pengambilan keputusan lebih awal kapan seorang ibu harus dirujuk

(Asri & Cristine, 2012).

a. Halaman depan partograf (Prawirohardjo, 2010)

Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang

dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan

kolom untuk mencatat hasil- hasil pemeriksaan selama fase aktif

persalinan, termasuk :
 Informasi tentang ibu diantaranya nama, umur, gravida,

para, abortus, nomor catatan medik, tanggal dan waktu mulai

dirawat dan waktu pecahnya selaput ketuban

 Kondisi janin diantaranya DJJ, warna dan adanya air ketuban,

penyusupan (molase) kepala janin.

 Kemajuan persalinan diantaranya pembukaan serviks,

penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin, garis

waspada dan garis bertindak.

 Jam dan waktu diantaranya waktu mulainya fase aktif

persalinan dan waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian

 Kontraksi uterus diantaranya frekuensi dan lamanya

 Kondisi ibu diantaranya nadi, tekanan darah, dan temperatur

serta urin.

 Cara pengisian halaman depan partograf

 Informasi tentang ibu yaitu melengkapi bagian awal atas

partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan

 Kesehatan dan kenyamanan janin

 Denyut jantung janin yaitu nilai dan catat DJJ setiap 30 menit.

(2) Warna dan adanya air ketuban. Nilai air ketuban setiap

kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban

jika selaput ketuban pecah. Gunakan lambang- lambang

berikut :

U : Ketuban utuh (belum pecah)


J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

mekonium.

D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah

K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban

(kering)

 Molase (penyusupan tulang kepala janin)

Lakukan penilaian penyusupan kepala janin. Catat temuan di

kotak yang sesuai dibawah lajur air ketuban. Gunakan

lambing-lambang berikut :

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan

mudah dapat dipalpasi

1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi

masih dapat dipisahkan.

3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan

tidak dapat dipisahkan.

 Kemajuan Persalinan

Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan

kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom

paling kiri dalah besarnya dilatasi serviks, penambahan

dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1-5 juga menunjukkan

penambahan penurunan janin


 Pembukaan Serviks

Catat pembukaan serviks setiap 4 jam berikan tanda X

(silang) pada garis waspada mulai fase aktif

 Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin

Penurunan kepala 4 jam diberi tanda (o) pada garis waktu

yang sesuai. Turunnya kepala janin diukur dengan

pemeriksaan luar (abdomen) pada bagian kepala yang belum

masuk kedalam panggul. Pemeriksaan luar harus dilakukan

sebelum pemeriksaan vagina.

Tabel 2.3 Pemeriksaan Kehamilan

Palpasi kehamilan Periksa Dalam Keterangan kepala janin


5/5 - Kepala diatas PAP mudah
digerakkan
4/5 I-II Sulit digerakkan bagian terbesar
kepala belum masuk kedalam
panggul
3/5 II-III Bagian terbesar kepala belum masuk
panggul
2/5 III + Bagian terbesar kepala sudah masuk
panggul
1/5 III-IV Kepala didasar panggul
0/5 IV Perenium
(Nurasiah, 2012)

 Garis waspada dan garis bertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan

berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan

terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Garis bertindak

tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kontak

atau 4 jalur ke sisi kanan.


 Jam dan waktu

Waktu mulainya fase aktif persalinan yaitu di bagian bawah

partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kontak-

kontak diberi angka 1-16. Setiap kontak menyatakan waktu

satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan. Waktu actual

saat persalinan dilakukan yaitu dibawah lajur kotak untuk

waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat

waktu actual saat pemeriksaan dilakukan.

 Kontraksi uterus

Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan

tulisan “kontraksi per setiap 30 menit” disebelah luar kolom

paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30

menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan

lamanya kontraksi dalam satu detik.

- Beri titik-titik di kotak yang sesuai menyatakan

kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik.

- Beri garis-garis di kotak yang sesuai menyatakan kontraksi

yang lamanya dari 20-40 detik.

- Isi penuh kotak yang sesuai menyatakan kontraksi yang

lamanya lebih dari 40 detik.


 Obat-obatan dan cairan yang diberikan

Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur

kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan

IV.

 Kesehatan dan kenyamanan ibu

Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan

kesehatan dan kenyamanan ibu yaitu tanda-tanda vital dan

volume urin, protein atau aseton.

 Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya

Catat semua asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya

di sisi luar kolom partograf.

b. Lembar Belakang Partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat

hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta

tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga

kala IV termasuk BBL. Catatan persalinan terdiri atas unsur-unsur

berikut :

1) Data dasar

Data dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan,

alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk,

tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk.


2) Kala I

Kala I terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang partograf

saat melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi,

penatalaksanaan dan hasil penatalaksanaan tersebut.

3) Kala II

Kala II terdiri atas episiotomy persalinan, gawat janin,

distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan

hasilnya.

4) Kala III

Kala III terdiri atas lama kala III, pemberian oksitosin,

penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta

lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia

uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan

dan hasilnya.

5) Bayi baru lahir

Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang

badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir,

pemberian ASI, masalah penyerta, tatalaksana terpilih dan

hasilnya.

6) Kala IV

Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi

fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.


c) BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses

kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis

berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan

intrauterine ke kehidupan ekstrauterine) dan toleransi bagi BBL

untuk dapat hidup dengan baik (Marmi, 2012).

2. Perubahan-perubahan yang terjadi sesudah kelahiran menurut

(Dompas, 2010)

 Perubahan pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran gas

melalui plasenta, setelah lahir melalui paru. Janin cukup bulan

mengalami penurunan cairan paru pada hari-hari sebelum

persalinan dan selama persalinan. Hal ini terjadi sebagai

respon terhadap peningkatan hormon stres dan terdapat

peningkatan protein plasma yang bersikulasi.

 Perubahan kardiovaskuler

Aliran darah plasenta terhenti pada saat tali pusat diklem.

Tindakan ini menyebabkan suplai oksigen melalui plasenta

terputus. Sirkulasi janin memiliki karakteristik berupa sistem

bertekanan rendah.

 Perubahan termoregulasi
Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat setelah

kelahiran karena lingkungan eksternal lebih dingin daripada

lingkungan di dalam uterus. Neonatus dapat menghasilkan panas

dengan cara menggigil.

 Perubahan sistem imun

Sel-sel yang mensuplai imunitas bayi mulai berkembang

pada awal kehidupan, namun sel-sel ini belum aktif selama

beberapa bulan. Selama tiga bulan pertama kehidupan, bayi

dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibu.

Oleh sebab itu, neonatus rentan terhadap infeksi dan respon

alergi. Imunoglobin A (IgA) hilang dari saluran pernapasan,

kecuali jika bayi tersebut menyusu air susu ibu (ASI). IgA juga

tidak terdapat dalam saluran gastrointestinal. Infeksi

merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas selama

periode neonatus.

 Perubahan gastrointestinalis

Enzim-enzim digestis aktif pada waktu bayi lahir dan dapat

meyokong kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38

minggu.Perkembangan otot dan refleks yang penting untuk

menghantarkan makanan sudah terbentuk waktu lahir. Pencernaan

protein dan karbohidrat telah tercapai. Mekonium, tinja berwarna

hitam kehijauan lengket dan mengandung darah samar

diekskresikan dalam 24 jam pada 90% bayi baru lahir normal.


 Perubahan ginjal

Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama

setelah lahir dari 2-6 kali sehari pada 1 hari pertama. Setelah itu

mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam. Laju filtrasi glomerulus

secara relative rendah pada waktu lahir disebabkan oleh tidak

adekuatnya area permukaan kapiler glomerulus. Urin dapat keruh

karena lendir dan garam asam urat.

 Perubahan hepar

Selama masa janin sampai lahir hati terus membantu

pembentukkan darah. Selama masa neonatus hati memproduksi

zat yang esensial untuk pembentukkan darah. Penyimpanan zat

besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai lima bulan kehidupan

ekstrauterin. Pada saat ini bayi baru lahir menjadi rentan terhadap

defisiensi zat besi.

 Perubahan neurologis

Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum

berkembang sempurna. Bayi bary lahir menunjukkan gerakan-

gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labih, control

otot yang buruk. Perkembangan neonatus terjadi cepat, sewaktu

bayi tumbuh, perilaku yang lebih kompleks (misalnya, control

kepala, tersenyum, dan meraih tujuan) akan berkembang.


 Perubahan kulit

Kulit neonatus tampak relative trasparan serta lunak dan seperti

beludru. Pada bayi baru lahir, produksi melanin dan pigmentasi

rendah sehingga kulit rentan terhadap kerusakan oleh sinar

ultraviolet.

3. Ciri – ciri bayi baru lahir normal (Marmi, 2012)

- Berat badan 2500-4000 gram

- Panjang badan 48-52 cm

- Lingkar dada 30-38 cm

- Frekuensi jantung 120-160 x/ menit

- Pernafasan ± 40-60 x/ menit

- Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup

- Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurnah

- Kuku agak panjang dan lemas

- Genetalia; Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.

Laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.

- Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

- Reflek morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.

- Reflek graps atau menggenggam sudah baik.

- Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam

pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.

-
4. Ciri- Ciri Bayi Baru Lahir Tidak Normal (Prawirohardjo, 2010)

- Sesak napas

- Frekuensi pernapasan 60 kali/menit

- Gerak retraksi di dada

- Malas minum

- Panas atau suhu badan bayi rendah

- Kurang aktif

- Berat lahir rendah (1.500-2.500 gram)

- Berat lahir lebih (lebih dari 4.000 gram).

5. Penatalaksanaan awal bayi segera setelah lahir (Prawirohardjo, 2010)

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, ialah :

- Membersihkan jalan nafas

- Memotong dan merawat tali pusat

- Mempertahankan suhu tubuh bayi

- Memberi vitamin K

- Memberi obat saleb mata

- Identifikasi bayi

- Pencegahan infeksi

Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata, dan

identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam

keadaan kritis, dan dokter memberi intruksi khusus.


d) NIFAS

1. Pengertian Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,

namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa

nifas atau post partum disebut juga puerperium yang berasal dari

bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “ Parous”

berarti melahirkan (Anggraini, 2010).

2. Perubahan fisiologi masa nifas (Anggraini, 2010)

 Uterus

Involusi (Pengerutan Rahim)

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses

dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat

sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir

akibat kontraksi otot-otot polos uterus.

 Lochea

Lochea adalah eksresi cairan Rahim selama masa nifas. Lochea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari

dalam uterus. Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri dari

4 tahapan :
- Lochea Rubra /Merah

Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke – 4 masa post-

partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi

darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding Rahim, lemak

bayi, lanugo (rambut bayi) dan meconium

- Lochea Sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.

Berlangsung dari hari keempat sampai hari ketujuh

postpartum.

- Lochea Serosa

Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung

serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada

hari ketujuh sampai hari keempat belas postpartum.

- Lochea Alba/Putih

Mengandung leukosit, sel desidu, sel epitel, selapur lendir

serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa

berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.

 Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Bentuk

serviks seperti corong karena disebabkan oleh korpus uteri

yang mengadakan kontraksi sedangkan serviks yang tidak

berkontraksi terbentuk seperti cincin. Warna serviks sendiri

merah kehitam-hitaman karena penuh dengan pembuluh darah.


 Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa

hari pertama setelah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada

dalam keadaan kendur. Pada post natal hari kelima, perineum

sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun

tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.

 Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal

ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan

mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong,

pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan

(dehidrasi), kurang makan, haemorroid, laserasi jalan lahir.

 Perubahan sistem perkemihan

Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi)

turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan

penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan sebagian

menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa pasca

partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan

setelah wanita melahirkan.


 Perubahan musculoskeletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi

dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan

mempercepat proses involusi.

3. Perubahan psikologis masa nifas (Anggraini, 2010)

Reva Rubin dalam varney (2007), membagi 3 tahap yaitu :

 Taking in (1-2 hari post partum)

Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada

dirinya, tubuhnya sendiri. Mengulang-ulang menceritakan

pengalaman proses bersalin yang dialami. Wanita yang baru

melahirkan ini perlu istirahat atau tidur untuk mencegah gejala

kurang tidur dengan gejala lelah, cepat tersinggung, campur baur

dengan proses pemulihan.

 Taking hold (2-4 hari post partum)

Ibu khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan

khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat

bayinya. Wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya

dalam mengontrol diri, fungsi tubuh. Berusaha untuk menguasai

kemampuan untuk merawat bayinya, cara menggendong dan

menyusui, memberi minum, mengganti popok.

 Letting go (10 hari)

Pada masa ini umumnya ibu mengambil tanggung jawab untuk

merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan


ketergantungan bayi, begitu juga adanya grefing karena

dirasakan sebagai mengurangi interaksi sosial tertentu. Depresi

post partum sering terjadi pada masa ini.

4. Tanda Bahaya Masa Nifas (Wulandari, 2011)

 Perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam/perdarahan post partum adalah

kehilangan darah sebanyak 500 cc atau lebih dari traktus

genetalia setelah melahirkan.

 Infeksi nifas

Infeksi masa nifas atau puerpuralis adalah infeksi pada traktus

genitalia yang terjadi pada setiap saat antara pecah ketuban

(ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan

atau abortus.

 Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas

karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman

hangat, susu, kopi, atau teh yang bergula.

 Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki

 Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan

dirinya sendiri

 Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur

Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat

atau penglihatan kabur


 Pembengkakan ekstremitas

- Periksa kemerahan pada betis

- Periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki dan kaki

oedema

 Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih.

e) KELUARGA BERENCANA

1. Pengertian Keluarga Berencana

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahnya sel telur oleh sel sperma

(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi

ke dinding rahim. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam

kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang efektif

secara menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih

efektif dibandingkan metode lainnya (Mulyani, 2013).

2. Jenis-jenis KB (Meilani, 2012)

a. Pelayanan kontasepsi dengan metode sederhana

b. Metode kalender/pantang berkala

Pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender

merupakan salah satu cara/metode kontrasepsi sederhana yang

dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan

tidak melakukan sanggama pada masa subur. Metode ini efektif

bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan sistem


kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan

setiap kehamilan.

c. Metode kontrasepsi suhu basal

Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun,

biasanya diambil pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan

tempat tidur. Suhu basal tubuh akan meningkat setelah ovulasi.

d. Kondom pria

Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat

karet/lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan, salah satu

ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk

menampung sperma.

e. Kontrasepsi Oral

Pil KB

Alat kontrasepsi ini berbentuk pil yang berisi sintetis hormone

estrogen dan progesteron. Pil ini harus diminum setiap hari

oleh wanita untuk mencegah terjadinya kehamilan. Pil KB

bekerja dengan dua cara. Pertama, menghentikan ovulasi

(mencegah ovarium mengeluarkan sel telur). Kedua,

mengentalkan cairan (mucus) serviks sehingga menghambat

pergerakan sperma ke rahim. Efektivitas pil KB mencapai 99%.

Selain pil KB, Patch (seperti koyok) merupakan alat kontrasepsi

yang cara kerjanya hampir sama dengan pil KB. Bedanya patch

ini tidak perlu diminum tetapi cukup ditempelkan dipunggung.


f. Kontrasepsi Suntik

Merupakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya kehamilan dengan cara yang hampir sama dengan

metode pil. Kontrasepsi suntik atau injeksi adalah suntik hormone

yang mencegah kehamilan. Setiap satu atau tiga bulan sekali,

wanita yang memilih alat kontrasepsi ini harus bersedia disuntik

di bokongnya untuk memasukkan obat yang berisi hormone

estrogen dan progesteron.

g. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau yang sering disebut spiral

adalah alat kontrasepsi kecil yang ditempatkan dalam rahim

wanita. AKDR mempengaruhi gerakan dan kelangsungan hidup

sperma dalam rahim sehingga sel sperma tidak mencapai sel telur

untuk membuahinya. AKDR juga mengubah lapisan dinding

rahim (endometrium) sehingga tidak cocok untuk kehamilan dan

perkembangan embrio janin. Efektivitas AKDR adalah 98%,

hampir sama dengan pil KB. Jika suatu saat pasangan

menginginkan anak lagi, AKDR dapat dilepas. Kesuburan dapat

dikembalikan dengan cepat setelah AKDR dilepas.

h. Susuk (Implant) atau Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)

AKBK atau implant merupakan metode kontrasepsi dengan cara

memasukkan 2 batang susuk KB yang berukuran sebesar korek

api dibawah kulit lengan atas. Susuk KB adalah batang kecil


berisi hormone yang terbuat dari plastic lentur. Susuk KB

terus menerus melepaskan sejumlah kecil hormone seperti

pada pil KB selama tiga tahun. Bila pasangan suami istri

menginginkan anak, susuk KB dapat dicopot dan wanita yang

menggunakan alat kontrasepsi ini akan kembali subur setelah 1

bulan.

i. Metode Amenorrhea Laktasi (MAL)

Selama menyusui, isapan putting susu oleh bayi akan

menekan pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi.

Bila ovulasi tidak terjadi maka tidak ada ovum yang dilepaskan

sehingga tidak akan terjadi fertilisasi.

B. Manajemen asuhan kebidanan

1. Pengertian

Menurut PPKC (2004), Manajemen kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis

untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. Proses

manajemen asuhan kebidanan merupakan langkah sistimatis yang

merupakan pola pikir bidan. Dalam melaksanakan asuhan kepada klien

diharapkan dengan pendekatan pemecahan masalah yang sistimatis dari

rasional, maka seluruh aktifitas/tindakan yang diberikan oleh bidan kepada


klien akan efektif dan terhindar dari tindakan yang bersifat coba-coba yang

akan berdampak kurang baik untuk klien.

a. Langkah-langkah manajemen asuhan kebidanan

Langkah-langkah manajemen asuhan kebidanan menurut PPKC

(2004), adalah :

 Langkah I Tahap Pengkajian (Pengumpulan Data)

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan

dengan cara :

1) Anamnese

Anamnese yang terdiri dari :

- Biodata klien dan keluarga

- Riwayat keluhan

- Untuk mengetahui keluhan apa saja yang dirasakan ibu

setelah persalinan

- Riwayat kesehatan

- Untuk mengetahui penyakit apa yang pernah diderita

oleh klien dan keluarga.

- Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas

Untuk mengetahui berapa kali hamil, persalinan dan

nifas serta perkembangan bayi/anak yang dimiliki

- Pengetahuan klien
Mengetahui pengetahuan klien tentang perawatan luka post

seksio sesarea

- Biopsikospiritual

Mengetahui keadaan kehidupan setiap hari dalam

bermasyarakat dan beragama.

2) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yaitu teristimewa tanda-tanda vital yang

terdiri dari tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu badan dan

pemeriksaan kelainan pada tubuh.

 Pemeriksaan Khusus

a) Inspeksi

Untuk melihat kelainan-kelainan yang ditemukan

mulai dari kepala sampai dengan kaki serta melihat

kelainan-kelainan yang ditemukan.

b) Palpasi

Untuk mengukur tinggi fundus, meraba kontraksi uterus

dan involusi uterus.

c) Perkusi

Untuk melihat reflex patella klien

d) Pemeriksaan penunjang

Laboratorium yang terdiri dari pemeriksaan

hemoglobin, leukosit dan trombosit. Tahap ini

merupakan langkah awal yang akan menentukan


langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai

dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses

interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap

selanjutnya sehingga dalam pendekatan ini harus

komprehensif meliputi data Subjektif dan data Objektif.

 Langkah II Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang

telah dikumpulkan.Data dasar yang sudah di kumpulkan

diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis, masalah

tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan

penanganan, masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan

pengalaman klien yang belum teridentifikasi dalam diagnose.

Masalah yang didapat dengan melakukan analisa data :

- Diagnosis adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam

lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosa bidan.

- Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman

klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang

menyertai diagnosis.

- Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan

belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang

didapat dengan melakukan analisa data.


 Langkah III Identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan

antisipasi penanganan

Pada langkah ini mengidentifikasi diagnosis atau masalah

potensial dan mengantisipasi penanganannya dan membutuhkan

antisipasi, berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi.

Untuk langkah ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi

masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial

yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar

masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Diagnosa potensial

pada kasus ini adalah potensial terjadi infeksi puerperal yang perlu

ditangani secara tepat.

 Langkah IV Penetapan kebutuhan tindakan segera

Langkah ini menetapkan kebutuhan terhadap tindakan

segera untuk melakukan konsultasi, kolaborsi dengan tenaga

kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Langkah ini

mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan sehingga dari data yang dapat menunjukan satu situasi

yang memerlukan tindakan segera sementara hal yang lain harus

menunggu intervensi dari hasil kolaborasi dengan tenaga

kesehatan lainnya antara lain dokter dan ahli gizi.

 Langkah V Rencana/Intervensi

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah


ini informasi yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada kasus

ini yang direncanakan adalah observasi tanda-tanda vital,

teristimewa tekanan darah, dan tanda-tanda infeksi yang disertai

dengan radang, merah, nyeri pada daerah luka, bau seperti bau luka

busuk. Direncanakan untuk melakukan perawatan luka dan

memperhatikan tanda-tanda terjadinya infeksi.

 Langkah VI Implementasi

Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan

aman. Perencanaan bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lain namun tetap

bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama

yang menyeluruh.

Apabila bidan tidak dapat melakukan semua rencana pada langkah

kelima pada hari yang ditentukan maka dapat dilakukan pada

jam dan hari yang selanjutnya.

 Langkah VII Evaluasi

Langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan, meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan

mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikas.


2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Untuk mengetahui asuhan yang telah dilakukan maka didokumentasikan

dalam bentuk SOAP, yaitu :

S : Subjektif (Langkah 1)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesis

O : Objektif (Langkah 1)

Menggambarkan hasil pemeriksaan fisik klien, laboratorium dan

uji diagnostik lain yang dimaksud dalam data fokus untuk

mendukung asuhan.

A : Assessment (Langkah 2,3,4)

Menggambarkan hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan

objektif dalam suatu identifikasi.

P : Plan (Langkah 5,6,7)

Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi

perencanaan berdasarkan assessment.

3. Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney (1997)

a. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

 Pengertian

Manajemen Kebidanan menurut Varney (1997) adalah proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisir pikiran serta tindakan berdasarkan teori yang

ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian


tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien

(PPKC, 2004).

 Tujuan

Agar bidan mampu memberikan asuhan kebidanan yang adekuat,

komprehensif dan berstandar pada ibu antenatal dengan

memperhatikan riwayat ibu selama hamil ini, kebutuhan dan

respon ibu serta mengindentifikasi penyakit-penyakit yang ada dan

mengantisipasinya (PPKC, 2004).

 Langkah-Langkah (7 Langkah Varney dan SOAP)

 Langkah I (Tahap pengumpulan data dasar)

Menanyakan identitas yang meliputi :

- Nama istri/suami, umur, suku/bangsa, agama,

pendidikan, minat, hobi, pekerjaan, alamat.

- Menanyakan keluhan utama klien

Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke

tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala, dituliskan

sesuai yang di ungkapkan oleh klien serta tanyakan juga

sejak kapan hal tersebut di keluhkan oleh klien.

- Menanyakan riwayat kehamilan sekarang yang meliputi :

1) Riwayat haid

2) Menarche (usia pertama datang haid)

3) Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun

4) Siklus
Siklus haid terhitung mulai hari pertama haid hingga

hari pertama haid berikutnya. Siklus normal haid

biasanya 28 hari.

5) Lamanya

Lamanya haid yang normal adalah ± 7 hari

6) Banyaknya

Normal yaitu kali ganti pembalut dalam sehari

7) Dismenorhoe (nyeri haid)

Nyeri haid perlu ditanyakanuntuk mengetahui apakah

klien mengalaminya atau tidak setiap haidnya.

8) Riwayat kehamilan sekarang

- HPHT (hari pertama haid terakhir)

Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari

menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan

kapan kira-kira sang bayi akan lahir.

- TP (taksiran persalinan) perkiraan lahir

Taksiran persalinan ditentukan dengan perhitungan

internasional menurut hokum Naegele. Perhitungan

dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari

pada Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) atau

dengan mengurangi bulan ke 3, kemudian

menambahkan 7 hari dan 1 tahun.


9) Masalah-masalah

- Trimester I, tanyakan apakah ada masalah

misalnya hipermesis gravidarum, anemia dan lain-

lain

- Trimester II, tanyakan apakah ada keluhan

- Trimester III, tanyakan apakah ada keluhan

10) Tempat ANC

Tanyakan pada klien di mana tempat ia nmendapatkan

asuhan kehamilan tersebut

11) Penggunaan obat-obatan

12) Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)

Imunisasi Tetanus Toxoid diperlukan untuk melindungi

bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum, imunisasi

dapat dilakukan trimester I atau II pada kehamilan 3-5

bulan dengan interval 4 minggu.

- Menanyakan Riwayat kehamilan yang lalu meliputi :

 Jumlah kehamilan (Gravid), jumlah kehamilan

ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar

pengalaman klien tentang kehamilan.

 Jumlah anak yang hidup

 Jumlah kelahiran premature

 Jumlah keguguran
 Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum,

forsep).

 Riwayat perdarahan pada persalinan atau

pascapersalinan

Kehamilan dengan tekanan darah tinggi Pertanyaan ini

perlu ditanyakan untuk mendiagnosis apakah klien

beresiko mengalami preeklampsi eklampsi yang tanda

dan gejalanya merupakan tingginya tekanan tensi

darah klien saat hamil.

 Berat bayi < 2,5 atau 4 kg

 Masalah lain

Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus

diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap

komplikasi berulang (Walyani, 2015).

- Menanyakan riwayat kesehatan, yang meliputi :

1) Riwayat kesehatan ibu

 Penyakit yang pernah diderita

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah

diderita klien. Apabila klien pernah menderita

penyakit keturunan, maka ada kemungkinan janin

yang ada dalam kandungan nya tersebut beresiko

menderita penyakit yang sama.


 Penyakit yang sedang diderita

Tanyakan bagaimana urutan kronologis dari

tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda

penyakit tersebut. Hal ini diperlukan untuk

menentukan bagaimana asuhan berikutnya.

 Apakah pernah dirawat

Tanyakan pada klien apakah pernah dirawat

dirumah sakit. Hal ini ditanyakan untuk melengkapi

anamnesa.

 Berapa lama di rawat

Kalau klien menjawab pernah, tanyakan berapa

lama ia dirawat

 Dengan penyakit apa dirawat

Kalau klien menjawab pernah pada pertanyaan

apakah ia pernah dirawat, tanyakan dengan penyakit

apa ia dirawat

2) Riwayat kesehatan keluarga

 Penyakit menular

Apabila klien mempunyai keluarga yang sedang

menderita penyakit menular, sebaiknya bidan

menyarankan kepada kliennya untuk menghindari

secara langsung atau tidak langsung bersentuhan


dengan fisik atau mendekati keluarga agar tidak

menular pada ibu hamil dan janinnya.

 Penyakit keturunan/genetic

Hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah si

janin berkemungkinan akan menderita penyakit

tersebut atau tidak seperti hemifili, tekanan darah,

dan sebagainya biasanya dibuat dalam silsilah

keluarga atau pohon keluarga.

3) Menanyakan riwayat sosial ekonomi

a) Status pernikahan

Menikah

Tanyakan status klien, apakah ia sekarang sudah

menikah atau belum menikah. Status pernikahan

bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat

hamil.

b) Usaha saat menikah

Hal ini diperlukan karena apabila klien mengatakan

bahwa ia menikah di usia muda sedangkan klien

pada saat kunjungan sudah tidak muda lagi dan

kehamilannya adalah kehamilan yang pertama,

ada kemungkinan bahwa kehamilannya adalah

kehamilan yang sangat diharapkan.

c) Lama pernikahan
Apabila klien mengatakan sudah lama menikah dan

baru saja bisa mempunyai keturunan, maka

kemungkinan kehamilannya sangat diharapkan.

d) Dengan suami sekarang

Apabilah sudah menikah dan tergolong usia

muda, maka akan dipastikan dukungan suami

sangat besar terhadap kehamilannya.

e) Istri keberapa dengan suami sekarang

4) Riwayat KB

 Metode

Tanyakan pada klien metode KB apa yang selama

ini ia gunakan.

 Lamanya

Tanyakan pada klien berapa lama ia menggunakan

kontrasepsi tersebut

 Masalah

Tanyakan pada klien apakah ia mempunyai masalah

saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

5) Kebiasaan hidup sehat

 Pola nutrisi

Jenis makanan, porsi makan, frekuensi (banyaknya

porsi makan dalam sehari), pantangan, alasan

pantangan.
 Personal hygiene

Frekuensi (seberapa sering ia mandi, frekuensi

gosok gigi (seberapa sering ia gosok gigi), frekuensi

gani pakaian, kebersian vulva.

 Pola aktivitas

Anjurkan kepada klien untuk menghindari

mengangkat beban berat, kelalahan, latihan yang

berlebihan, dan olahraga yang berat. Anjurkan klien

untuk melakukan senam hamil.

 Pola eliminasi

Buang Air Besar (BAB) : Frekuensi (apakah BAB

teratur, warna (apa warnah fesesnya), masalah

(tanyakan apakah ada masalah dalam frekuensi

eliminasi feses). Buang Air Kecil (BAK) :

Frekuensi (tanyakan seberapa sering ia

berkumih dalam sehari), warna (bagaimana warna

urin klien), bau (tanyakan pada klien bagaimana bau

urine), masalah (tanyakan apakah ada masalah

dalam proses eliminasi urine).

 Pola tidur dan istirahat

Tidur siang : kebiasaan tidur perlu ditanyakan

karena tidur siang menguntungkan dan baik utuk

kesehatan. Tidur malam pola tidur malam perlu


ditanyakan karena wanita hamil tidak boleh kurang

tidur apalagi tidur malam, jangan kurang dari 8 jam.

 Pola seksual

Hubungan seksual dilarang selama kehamilan

kecuali pada keadaan- keadaan tertentu, seperti

sering terjadi abortus atau premature, terjadi

perdarahan pervaginam pada saat koitus,

pengeluaran cairan (air ketuban yang mendadak),

terdapat tanda-tanda infeksi (nyeri, panas).

Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda

sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil tua

karena akan merangsang kontraksi.

 Merokok/minuman keras/obat terlarang

6) Menanyakan tempat untuk persalinan

Tempat yang diinginkan klien sebagai tempat

persalinan perlu ditanyakan karena untuk

memperkirakan layak tidaknya tempat persalinan yang

diinginkan klien tersebut.

7) Menanyakan data psikologis

 Respon ibu hamil terhadap kehamilan

Respon ibu hamil terhadap kehamilan, seperti siap

untuk kehamilan dan siap untuk menjadi ibu, lama

didambakan, salah satu tujuan perkawinan. Respon


ibu hamil pada kehamilan yang tidak diinginkan,

yaitu belum siap, kehamilan sebagai beban

(mengubah bentuk tubuh, mengganggu aktifitas).

 Respon suami terhadap kehamilan

Respon suami dalam kehamilan perlu diketahui

mengingat suami adalah sumber dukungan utama

bagi klien dalam menghadapi masa-masa sulit

kehamilan.

 Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan

Biasanya respon keluarga akan menyambut dengan

hangat kehamilan klien apabila keluarga

menganggap kehamilan klien

- Salah satu tujuan dari perkawinan

- Rencana untuk menambah jumlah anggota

keluarga

- Penerunan keturunan

- Untuk memperkuat tali perkawinan

8) Menanyakan data social budaya

- Tradisi yang mempengaruhi kehamilan

- Kebiasaan yang merugikan kehamilan.

9) Pemeriksaan umum (Walyani, 2015)

- Keadaan umum dan kesadaran penderita


Compos mentis (kesadaran baik), gangguan

kesadaran (apatis, koma).

- Tekanan darah

Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg

sampai 140/90 mmHg. Bila > 140/90 mmHg, hati-

hati adanya hipertensi/preeclampsia.

- Nadi

Nadi normal adalah 60 sampai 100 menit. Bila

abnormal mungkin ada kelainan paru-paru atau

jantung.

- Suhu badan

Suhu badan normal adalah 36,5 0 C sampai 37,5 0

C. Bila suhu lebih tinggi dari 37,50c kemungkinan

ada infeksi.

- Tinggi badan

Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi badan

kurang dari 145 cm ada kemungkinan terjadi Cepalo

Pelvic Disproposian (CPD).

- Berat badan

Berat badan yang betambah terlalu besar atau

kurang, perlu mendapatkan perhatian khusus

karena kemungkinan terjadi penyulit


kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh dari

0,5 kg per minggu.

10) Pemeriksaan Kebidanan (Walyani, 2015)

 Pemeriksaan fisik/inspeksi

- Rambut : Warna, kebersihan dan mudah

rontok atau tidak

- Telinga : Kebersihan dan gangguan

pendengaran

- Konjungtiva, sclera, kebersihan kelainan, dan

gangguan penglihatan (rabun jauh/dekat)

- Hidung : Kebersihan, polip dan alergi debu

- Mulut : Bibir (warna, lembab, kering/pecah-

pecah)

- Lidah : Warna dan kebersihan

- Gigi : Kebersihan , karies dan bau mulut

- Leher : Pembesaran kelenjar limfa, dan

parotitis

- Dada : bentuk simetris/tidak, payudara (bentuk,

seimbang/tidak, hiperpigmentasi areola

payudara, teraba massa, kolostrum, keadaan

putting, kebersihan).

- Perut : Bentuk, beka luka operasi striae, linea


- Ekstremitas : atas (gangguan/kelainan, bentuk),

bawah (bentuk, odema varices)

- Genitalia : kebersihan, pengeluaran pervaginam

dan tanda-tanda infeksi vagina

 Pemeriksaan palpasi

1) Leopold 1

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan

bagian yang berada pada bagian fundus dan

mengukur tinggi fundus uteri dan simfisis untuk

menentukan usia kehamilan dengan

menggunakan (kalau > 12 minggu) cara Mc.

Donald dengan pita ukuran (kalau > 22 minggu).

2) Leopold II

Untuk mengetahui letak janin memanjang atau

melintang, dan bagian janin teraba disebelah kiri

atau kanan.

3) Leopold III

Untuk menentukan bagian janin yang ada di

bawah (presentasi).

4) Leopold IV

Untuk menentukan apakah bagian janin sudah

masuk panggul atau belum.


 Pemeriksaan auskultasi

Auskultasi dengan menggunakan stetoskop

monoaural atau doopler untuk menentukan DJJ

setelah umur kehamilan 18 minggu, yang meliputi

frekuensi, keteraturan, dan kekuatan DJJ. DJJ

normal adalah 120 sampai 160 per menit. Bila DJJ <

120 atau > 160 per menit, maka kemungkinan ada

kelainan janin atau plasenta.

 Pemeriksaan Perkusi

Melakukan pengetukan pada daerah patella untuk

memastikan adanya reflex pada ibu.

 Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan dalam dilakukan oleh Dokter/bidan

pada usia kehamilan 34 sampai 36 minggu untuk

primigravida atau 40 minggu pada multigravida

dengan janin besar. Pemeriksaan ini mengetahui

keadaan serviks, ukuran panggul, dan sebagainya.

 Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan laboratorium

Melakukan tes laboratorium yang diperlukan

yakni protein urine, glukosa urine, dan

hemoglobin.

- Pemeriksaan ultrasonografi
 Langkah II : Interpretasi data dasar

Dalam langkah kedua ini bidan membagi interpretasi data

dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

1) Diagnosis kebidanan

Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan

bidan dalam lingkup praktrek kebidanan dan memenuhi

standar nomenklatur diagnosis kebidanan (Lalita, 2013).

2) Paritas

Paritas ada riwayat reproduksi seorang wanita yang

berkaitan dengan kehamilannya (jumlah kehamilan).

Dibedakan dengan primigravida (hamil yang pertama

kali) dan multigravida (hamil yang kedua kali atau lebih).

Contoh cara penulisan paritas dalam interpretasi data dasar.

- Primimigravida : G1P0A0, yaitu G1 (Gravid 1) atau

hamil yang pertama, P0 (Partus nol) berarti belum

pernah partus atau melahirkan, A0 (Abortus 0) berarti

belum pernah mengalami abortus.

- Multigravida : G3P1A1, yaitu G3 (gravid 3) ini adalah

kehamilan yang ke tiga, P1 (partus 1) atau sudah pernah

mengalami persalinan satu kali, A1 (abortus 1) sudah

pernah mengalami abortus satu kali.

-
3) Masalah

Rumusan masalah yang terjadi sesuai dengan kondisi ibu

saat diberi asuhan. Masalah sering sebagai penyerta

diagnosis. Masalah juga merupakan suatu kondisi yang

tidak sesuai dengan perkembangan fisiologis kehamilan,

adaptasi ibu yang tidak positif terhadap kehamilan.

4) Kebutuhan

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan dan masalahnya. Contohnya

kebutuhan untuk komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

dan bimbingan tentang perawatan kehamilan.

 Langkah III : diagnosis/masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya.

Langkah ketiga merupakan langkah ketika bidan melakukan

identifikasi diagnosis atau masalah potensial yang

mengantisipasi penanganannya.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah

diidentifikasi. Pada langkah ini bidan dituntut untuk mampu

mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan

masalah potensial yang akan terjadi.

 Langkah IV : Penetapan kebutuhan tindakan segera


Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap

tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan

tenaga kesehatan yang lain berdasarkan kondisi klien. Langkah

ini juga mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan

atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi

klien (Lalita, 2013).

 Langkah V : Penyusunan rencana asuhan menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah

ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau

diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi (Lalita,

2013).

 Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan

aman

Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan

lainnya. Langkah ini dilaksanakan secara efisien dan aman.

Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan

biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien (Lalita,

2013).
 Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi ini dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang

aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana

yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan

yang diberikan. Pada langkah ini meliputi evaluasi keefektifan

asuhan yang sudah diberikan. Rencana tersebut dapat dianggap

efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya

(Lalita, 2013). Didalam pendokumentasian/catatan asuhan

dapat diterapkan dalam bentuk SOAP :

S : Data Subjektif

Data dari Pasien didapat dari anamnesa

O : Data Obyektif

Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik,

catatan medik lain.

A : Analisis dan interpretasi berdasarkan data yang terkumpul

dibuat kesimpulan.

- Diagnosa

- Antisipasi diagnose /masalah potensial

- Perlunya tindakan segera

P : Planning/Perencanaan

Merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan

(implementasi). Evaluasi rencana didalamnya termasuk :

- Asuhan mandiri
- Kolaborasi

- Tes Diagnosa/lab

- Konseling

- Follow up

C. Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan pada ibu intranatal menurut Varney (1997), adalah

proses pemecahan masalah pada masa intra natal yang di gunakan sebagai

metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis

untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (PPKC, 2004).

2. Tujuan

Memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan terstandar

pada intra natal dengan memperhatikan riwayat ibu selama kehamilan,

kebutuhan dan respon ibu serta mengantisipasi resiko-resiko yang terjadi

selama proses persalinan (PPKC, 2004).

3. Langkah-Langkah (7 Langkah Varney dan SOAP)

 Langkah I : Pengumpulan Data

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap. Data diperoleh melalui :

 Anamnese :
- Biodata, data demografi

- Riwayat kesehatan

- Riwayat menstruasi

- Riwayat obstetric dan ginekologi, termaksud nifas dan laktasi

- Pengetahuan klien

- Biopsikospritua.

 Pemeriksaan fisik, sesuai kebutuhan dan tanda-tanda vital

a. Keadaan umum

Dengan menilai keadaan umum klien terlebih dahulu petugas

dapat mengetahui tindakan apa yang harus diberikan, keadaan

umum baik atau lemah.

b. Kesadaran

Compos mentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran

(apatis, samnolen, spoor dan koma)

c. Tanda-tanda vital

 Tekanan darah

Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai

140/90 mmHg.Bila > 140/90 mmHg, hati-hati adanya

hipertensi.

 Nadi

Nadi normal adalah 60 sampai 100 menit.Bila abnormal

mungkin ada kelainan paru-paru atau jantung.

 Suhu badan
Suhu badan normal adalah 36,50 C sampai 37,5 0 C. Bila

suhu lebih tinggi dari 37,5 0 C kemungkinan ada infeksi.

 Pemeriksaan khusus

 Inspeksi

- Rambut : Warna, kebersihan dan mudah rontok atau

tidak

- Telinga : Kebersihan dan gangguan pendengaran

- Mata : Konjungtiva, sclera, kebersihan kelainan,

dan gangguan penglihatan (rabun jauh/dekat).

- Hidung : Kebersihan, polip dan alergi debu

- Mulut : Bibir (warna, lembab, kering/pecah-pecah)

- Lidah : Warna dan kebersihan

- Gigi : Kebersihan , karies dan bau mulut

- Leher : Pembesaran kelenjar limfa, dan parotitis

- Dada : Bentuk simetris/tidak, payudara (bentuk,

seimbang/tidak, hiperpigmentasi areola payudara,

teraba massa, nyeri atau tidak, kolostrum, keadaan

putting, kebersihan), gangguan pernapasan.

- Perut : Bentuk, beka luka operasi striae, linea

- Ekstremitas : Atas (gangguan/kelainan, bentuk),

bawah (bentuk, odema varices).

- Genitalia : Kebersihan, pengeluaran pervaginam dan

tanda tanda infeksi vagina.


 Palpasi

Pemeriksaan palpasi dilakukan untuk :

- Menentukan TFU

- Posisi punggung janin

- Memantau kontraksi uterus

- Menentukan presentasi

- Menentukan penurunan bagian terendah janin

 Auskultasi

Memantau DJJ dengan menggunakan stetoskop

monoaural atau doopler untuk menentukan DJJ setelah

umur kehamilan 18 minggu, yang meliputi frekuensi,

keteraturan, dan kekuatan DJJ. DJJ normal adalah 120

sampai 160 per menit.Bila DJJ < 120 atau > 160 per

menit, maka kemungkinan ada kelainan janin atau

plasenta.

 Perkusi

Melakukan pengetukan pada daerah patella untuk

memastikan adanya reflex pada ibu.

 Pemeriksaan penunjang

- Laboratorium

- Diagnose lain USG, radiologi

- Pemeriksaan dalam

 Pemeriksaan dalam untuk menilai :


- Dinding vagina apakah ada bagian yang menyempit

- Pembukaan dan penipisan serviks

- Kapasitas panggul

- Pecah tidaknya ketuban

- Penurunan kepala janin.

 Catatan terbaru dan sebelumnya

Data yang terkumpul ini sebagai data dasar untuk

interpetasi kondisi klien untuk menentukan langkah

berikutnya.

 Langkah II : Intepretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnose

berdasarkan intepretasi yang benar atas data dasar yang telah

dikumpulkan.Dirumuskan diagnose yang spesifik, masalah psikososial

berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita tersebut.

Contoh : Diagnosa : G2P1A0, hamil 39 minggu, In partu Kala I,

Fase aktif

Masalah : Wanita tersebut tidak mengingikan kehamilan ini atau

wanita tersebut takut menghadapi proses persalinan

Kebutuhan : Konseling, atau rujukan konseling.

 Langkah III : Mengidentifikasi Diagnose atau Masalah Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnose

potensial berdasarkan diagnose masalah yang sudah teridentifikasi.

Langkah ini membutuhan antisipasi, bila mungkin dilakukan


pencegahan. Bidan diharapkan membutuhkan antisipasi diharapkan

waspada dan bersiap-siap menghadapinya bila diagnose/masalah

potensial ini benar-benar terjadi.

Contoh : Seorang wanita masuk kamar bersalin dengan pemuaian

uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan

penyebab pemuaian uterus yang berlebihan ini, misalnya hidramnion,

makrosomi, kehamilan ganda, ibu diabetes dan lain lain.

 Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik

oleh bidan maupun dokter, dan atau untuk melakukan

konsultasi,kolaborasi, dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan

kondisi klien.

Langkah ini mencerminkan kesinambunggan dari proses manajemen

kebidanan. Manajemen ini berlaku baik asuhan primer periodic dan

pada antenatal, juga selama wanita tersebut bersama bidan, misalnya

pada masa intranatal. Data baru harus terus menerus dikumpulkan

dan dievaluasi. Beberapa data mengindikasikan bidan harus segera

bertindak untuk keselamatan ibu dan bayi (misalnya perdarahan ante

partum, perdarahan post partum, distosia bahu, atau pada bayi yang

lahir dengan nilai APGAR yang rendah). Beberapa kasus

mengidentifikasikan situasi yang membutukan segera sambil

menunggu tindakan dokter.

 Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang komprehensif


Pada langkah ini direncanakan asuhan meyeluruh yang ditentukan oleh

hasil kajian pada langkah sebelumnya. Rencana asuhan menyeluruh

tidak hanya meliputi yang sudah teridentifikasi atau setiap masalah

tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut

apa yang terjadi berikutnya, apakah dia membutuhkan penyuluhan,

konseling atau rujukan bila ada masalah yang berkaitan dengan aspek

sosial-kultural, ekonomi atau psikologi. Setiap rencana asuhan harus

disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan dapat

efektif.

 Rencana Asuhan Pada Kala I

- Bantulah ibu dalam masa persalinan jika ia tampak gelisah,

ketakutan dan kesakitan.

- Berilah dukungan dan yakinkan dirinya

- Berikan informasi mengenai proses dari kemajuan

persalinannya

- Dengarkan keluhan dan cobalah lebih sensitif terhadap

perasaannya.

1) Jika ibu tersebut tampak kesakitan dukungan/asuhan yang

dapat diberikan

- Lakukan perubahan posisi

- Posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin

ditempat tidur sebaiknya dianjurkan tidur miring.

- Sarankan ibu untuk berjalan.


- Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya)

untuk memijat atau menggosok punggungnya .

- Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas sesuai

kesanggupannya

- Ajarkan kepadanya teknik bernafas : ibu diminta untuk

menarik nafas panjang, menahan nafas sebentar

kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar

sewaktu terasa kontraksi

2) Penolong menjaga hak privasi ibu dalam persalinan

antara lain menggunakan penutup atau tirai, tidak

menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seijin

ibu.

3) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang

terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil

pemeriksaan.

4) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar

kemaluannya setelah buang air kecil/besar.

5) Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi

berikan cukup minum.

6) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.

7) Lakukan pemantauan : Tekanan Darah, Suhu Badan, Nadi,

Denyut Jantung Janin, Kontraksi, Pembukaan Serviks,


Penurunan sesuai dengan frekuensi yang telah ditetapkan

(fase aktif/laten).

8) Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam

selama kala I pada persalinan, dan setelah selaput ketuban

pecah, dan dokumentasikan hasil temuan yang ada pada

partograf.

 Rencana asuhan pada kala II :

a) Memberikan dukungan terus-menerus pada ibu

- Mendampingi ibu agar merasa nyaman

- Menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu

b) Menjaga kebersihan diri

- Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi

- Jika ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan

c) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi

kecemasan atau ketakutan ibu dengan cara :

 Menjaga privasi ibu

 Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan

 Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan

keterlibatan ibu

 Mengatur posisi ibu dalam membimbing mengedan dapat

dipilih posisi sebagai berikut :

- Jongkok

- Menungging
- Tidur miring

- Setengah duduk.

d) Menjaga kandung kemih agar tetap kosong, dianjurkan

berkemih sesering mungkin.

e) Memberikan cukup minum untuk memberi tenaga dan

mencegah dehidrasi.

 Rencana asuhan pada kala III :

1) Melakukan manajemen aktif kala III, meliputi :

- Pemberian oksitosin dengan segera

- Pengendalian tarikan pada tali pusat

- Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir.

2) Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir

dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit (IM).

3) Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir

dalam waktu 30 menit

- Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi pada

kandung kemih

- Periksa adanya tanda pelepasan plasenta

- Berikan oksitosin 10 unit (IM) dosis ketiga

- Periksa wanita tersebut secara seksama dan jahit semua

robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki episiotomi.


 Rencana asuhan pada kala IV :

- Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan 20-30

menit selama jam kedua jika kontraksi tidak kuat, masase

uterus sampai menjadi keras.

- Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan

setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit setelah

jam kedua.

- Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi, tawarkan

ibu untuk makan dan minum yang disukai.

- Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih

dan kering.

- Biarkan ibu beristirahat, bantu ibu memilih posisi yang

nyaman.

- Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan

hubungan ibu dan bayinya, sebagai permulaan dengan

menyusui bayinya, menyusui juga membantu uterus

berkontraksi.

 Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan yang efisien dan aman

Melaksanakan asuhan yang menyeluruh yang telah direncanakan.

Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian oleh

klien sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya. Manajemen perlu

berkolaborasi dengan dokter misalnya karena adanya komplikasi.

Manjemen yang efisien berhubungan dengan waktu biaya serta


peningkatan mutu asuhan. Kaji ulang apakah semua rencana telah

dilaksanakan.

 Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang diberikan, apakah

telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam

diagnose maupun masalah, pelaksanaan rencana asuhan tersebut dapat

dianggap efektif bila mana benar-benar efektif.

 Pendokumentasian SOAP

S : Subjektif data, menurut perspektif klien. Data ini diperoleh

melalui anamnesa.

O : Objektif data yaitu hasil pemeriksaan fisik klien serta

pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain. Data ini termasuk

catatan medik pasien yang lalu.

A : Analisis /intepetasi berdasarkan data yang terkumpul, dibuat

kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang dapat diidentifikasi.

1) Diagnose

2) Antisipasi Diagnosa /Masalah potensial

3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,

konsultasi/ kolaborasi dan rujukan (Sebagai langkah 2,3,4

dalam manajemen varney).

P : Planning/perencanaan

Merupakan gambaran pendokumentasiaan dan tindakan

(implementasi) dan evaluasi rencana.


D. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir menurut Varney

(1997), Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan

pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran dilanjutkan sampai 24 jam

setelah kelahiran (PPKC, 2004).

2. Tujuan

Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi baru lahir

dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan dalam persalinan

dan keadaan bayi segera setelah melahirkan (PPKC, 2004).

3. Langkah-Langkah (7 Langkah Varney dan SOAP) (Sudarti, 2011)

a. Langkah I : Pengkajian

Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan seluruh data yang

diperlukan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir. Pengkajian

pada bayi baru lahir dibagi dalam 2 bagian :

 Pengkajian setelah bayi lahir

Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir

dan kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus yaitu

dengan penilaian apgar. Pengkajian sudah dimulai sejak kepala

tampak besar di vulva.

 Pemeriksaan fisik
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun,

lakukanlah pemeriksaan fisik yang lebih lengkap.

 Pemeriksaan Umum

- Pernafasan, pernafasan BBL normal 30-60 kali per menit,

tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase

ekspirasi. Pada bayi kecil, mungkin terdapat retraksi dada

ringan dan jika bayi berhenti nafas secara periodik selama

beberapa detik masih dalam batas normal.

- Warna kulit, bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat

dibanding bayi preterm karena kulit lebih tebal.

- Denyut jantung, denyut jantung BBL normal antara 100-160

kali per menit, tetapi dianggap masih normal jika diatas 160

kali per menit dalam jangka waktu pendek, beberapa kali dalam

satu hari pertama kehidupan, terutama bila bayi mengalami

stress.

- Suhu BBL 36,5-37,50c

- Postur dan gerakan, postur normal BBL dalam keadaan

istirahat adalah kepalan tangan longgar dengan lengan,

panggul, lutut semi fleksi. Gerakan ekstremitas bayi harus

spontan dan simetris disertai gerakan sendi penuh. Bayi normal

dapat sedikit gemetar.

- Tonus/tingkat kesadaran, Rentang normal tingkat kesdaran

BBL adalah mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat
ditenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau

sedang tidur.

- Ekstremitas, Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila

ekstermitas disentuh, dan pembengkakan.

- Kulit, warna kulit dan adanya verniks kaseosa pembengkakan

atau bercak hitam, tanda lahir/tanda mongol.

- Tali pusat, normal berwarna putih kebiruan paa hari pertama,

mulai kering dan mengkerut/mengecil dan akhirnya lepas

setelah 7-10 hari.

- Berat badan normal 2500-4000 garam.

 Pemeriksaan Head To Toe

- Kepala : Ubun-ubun, sutura, moulase, caput succedaneum,

cephal hematoma, hidrosefalus.

- Muka : Tanda-tanda paralisis

- Mata : Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata dan

kesimetrisan.

- Telinga : Kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan

kepala.

- Hidung : Kebersihan, palatoskisis

- Mulut : Labio/palatoskisis, trush, sianosis

- Leher : Pembengkakan dan benjolan

- Klavikula dan lengan tangan : Gerakan dan jumlah jari


- Dada : Bentuk dada, putting susu, bunyi jantung dan

pernafasan.

- Abdomen : Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis,

perdarahan tali pusat dan omfalokel.

- Genitalia : Kelamin laki-laki testis berada dalam, penis

berlubang dan ada diujung penis. Kelamin perempuan vagina,

uretra berlubang, labia mayora dan labia minora.

- Tungkai dan kaki : Gerakan, bentuk dan jumlah kaki

- Anus : Berlubang/tidak

- Refleks : morro, rooting, walking, graphs, sucking, tonicneck.

- Antopometri : BB (>2.500 <4.000 gram), PB (48-52 cm), LK

(33-35cm), LD (30-38 cm)

- Eliminasi : BBL normal biasanya kencing lebih dari enam kali

per hari. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat

tinjau hijau

b. Langkah II : Diagnosa, masalah dan kebutuhan bayi baru lahir

Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah diagnosa

berdasarkan intepretasi yang benar atas data yang telah di kumpulkan.

 Contoh Diagnosa :

1) Bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan dengan asfiksia

2) Bayi kurang bulan, kecil masa kehamilan dengan

hipotermi dan gangguan pernapasan.

 Masalah :
1) Ibu kurang informasi

2) Ibu tidak periksa ANC

3) Ibu post Sectio Caesaria

4) Gangguan maternal yang lain

 Kebutuhan :

1) Jaga agar bayi tetap kering dan hangat

2) Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya

sesegera mungkin.

c. Langkah III : Identifikasi diagnosa dan masalah potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan

terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah di identifikasi.

 Contoh Diagnosa Potensial :

1) Hipotermi potensial menyebabkan gangguan pernapasan

2) Hipoksia potensial asidosis

3) Hypoglycaemi potensial hipoterm.

 Masalah potensial :

Potensial timbul masalah ekonomi bagi orang tua yang tidak

mampu karena bayi premature atau asfiksia berat yang

memerlukan perawatan yang lama dan intensif.

d. Langkah IV : Identifikasi tindakan segera

Mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota TIM

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi.


Contoh : Bila bayi baru lahir tidak bernapas dalam waktu 30 detik,

segeralah cari bantuan, dan mulailah langkah-lamgkah resusitasi pada

bayi tersebut.

e. Langkah V : Merencanakan asuhan bayi baru lahir

Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan

temuan dan langkah sebelumnya. Contoh :

a) Mempertahan suhu tubuh bayi tetap hangat

b) Perawatan mata

c) Memberikan identitas pada bayi.

d) Tunjukan bayi pada orang tua dan keluarga yang lain

e) Berikan VitK1.

f. Langkah VI : Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara

efisien dan aman. Contoh :

a) Mempertahan suhu tubuh bayi tetap hangat, dengan cara

memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi

dan kulit ibu, mengganti handuk/kain basah dan bungkus bayi

dengan selimut dan memastikan bayi tetap hangat.

b) Perawatan mata, obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%

dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena clamidia. Obat

mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan.

c) Memberikan identitas pada bayi, alat pengenal yang digunakan

hendaknya tahan air, dengan tepi halus, tidak mudah melukai, tidak

mudah sobek dan tidak mudah lepas, pada alat pengenal harus
mencantumkan nama (bayi dan ibu), tanggal lahir, nomor bayi dan

jenis kelamin.

d) Tunjukan bayi pada orang tua dan keluarga yang lain, berikan bayi

sesegera mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk

mempertahankan suhu bayi baru lahir, ikatan batin bayi terhadap

ibu dan pemberian ASI dini.

e) Berikan VitK1, Vitamin mencegah terjadinya perdarahan karena

defisiensi vitamin K1 pada bayi baru lahir.

f) Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,

ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap

aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif.

g) Pendokumentasian SOAP

S : Data Subjketif (data dari pasien didapat dari anamnesa)

O : Objektif (hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan

diagnostic dan pendukung lain, juga catatan medik lain).

A : Analisis dan intepretasi berdasarkan data yang terkumpul

dibuat Kesimpulan (diagnosa, antisipasi

diagnosa/masalah potensial dan perlunya tindakan segera.

P : Planning atau perencanaan merupakan gambaran

pendokumentasian dari tindakan evaluasi


E. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Nifas

1. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang di mulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti semula

(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Anggraini,

2010).

2. Tujuan

Agar bidan mampu memberikan asuhan kebidanan yang adekuat,

komprehensif dan berstandar pada ibu masa nifas serta meningkatkan

kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi,serta pencegahan,

diagnose dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.

3. Langkah-Langkah (7 Langkah Varney dan SOAP) (Anggaini, 2010)

a. Langkah I : Tahap Pengkajian (Pengumpulan Data)

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

 Anamnese yang terdiri dari :

- Biodata klien dan keluarga terdiri dari: nama istri, nama suami,

umur, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan,dan alamat.

- Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

riwayat atau penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM,

hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini


- Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas

Berapa kali ibu telah hamil, apakah pernah abortus, jumlah

anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan dan

keadaan nifas yang lalu.

- Status perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah

syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas

akan berkaitan dengan psikologinya sehingga akan

mempengaruhi proses nifas.

- Pola nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,

banyaknya, jenis makanan dan makanan pantangan.

- Pola eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air

besar meliputi frekuensi, jumlah konsistensi dan bau serta

kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna dan

jumlah.

- Pola istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam

pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur, kebiasaan tidur siang.

Istirahat sangat penting bagi ibu nifas karena dengan istirahat

yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.

- Aktivitas sehari-hari
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Mobilisasi

sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat-

alat reproduksi. Apakah ibu melakukan ambulasi, apakah ada

kesulitan, apakah dilakukan dengan bantuan

- Respon ibu tentang kelahiran bayinya

- Respon ayah terhadap bayinya

- Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi

- Perencanaan KB

- Pengetahuan ibu tentang personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan

tubuh terutama pada daerah genitalia, karena pada masa nifas

masih terdapat pengeluaran lochea.

 Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

1) Keadaan Umum, Status emosional, Kesadaran

2) TTV (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu badan)

3) 3) Tinggi badan, Berat badan sekarang, Berat badan waktu

hamil, Lingkar lengan atas.

4) Pemeriksaan Head to Toe : Rambut, Telinga, Mata, Muka,

Hidung, Mulut, leher, dada, ekstremitas atas, ekstremitas

bawah, genitalia, anus, data penunjang/pemeriksaan

laboratorium.

 Pemeriksaan Khusus

1) Inspeksi
Untuk mengkaji keadaan fisik ibu dengan cara melihat :

- Wajah, apakah ada pembengkakan daerah muka,

konjungtiva tidak pucat, dan sclera tidak kuning.

- Leher, melihat bentuk dan kesimetrisan leher serta

pergerakannya.

- Payudara, melihat apakah pengeluaran Air Susu Ibu (ASI)

sudah ada, terdapat bendungan payudara dan mastitis.

- Genitalia, melihat keadaan jahitan dan pengeluran lochea

2) Palpasi

Untuk memeriksa kandung kemih penuh atau kosong dan

menilai perubahan TFU dan kontraksi uterus.

 Pemeriksaan penunjang

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini, bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah

berdasarkan interpretasi yang akurat terhadap data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasi

sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

c. Langkah III : Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah di

identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap

mencegah diagnosis/masalah potensial bila terjadi.


Masalah potensial yang dapat terjadi yaitu: gangguan perkemihan,

gangguan buang air besar, gangguan proses menyusui, hubungan

seksual, dan Infeksi.

d. Langkah IV : Menetapkan Konsultasi dan Kolaborasi

Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter

segera melakukan konsultasi atau melakukan penanganan bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dan

bidan harus bertindak segera untuk keselamatan jiwa ibu dan anak.

Misalnya, kolborasi dengan dokter ahli kandungan (penangan

perdarahan dan infeksi).

e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau

diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah

ini, informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

1) Observasi KU dan TTV

2) Observasi TFU dan kontraksi uterus

3) Beritahu ibu tentang cara merawat luka perineum

4) Perawatan Payudara

5) Lochea

6) Jelaskan tentang pemenuhan nutrisi


f. Langkah VI :Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh yang telah

diuraikan pada langkah 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi

oleh klien atau anggota tim kesehatan lain. Walaupun bidan tidak

melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya (misalnya, memastikan langkah

pelaksanaan tepat).

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang

sudah diberikan, meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah

terpenuhi sesuai diagnosis dan masalah. Rencana dianggap efektif

jika memang benar efektif pelaksanaannya serta mengatasi diagnosis

dan masalah yang telah diidentifikasi. Ada kemungkinan sebagian

rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum efektif.

Proses penatalaksanaan asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang

berkesinambungan sehingga perlu mengulang kembali setiap asuhan

yang tidak efektif serta melakukan penyesuaian rencana.

h. Pendokumentasian SOAP

S : Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan

O : Keadaan umum, tanda-anda vital, tekanan darah, respirasi, nadi,

suhu badan, tinggi fundus uteri, Kontraksi uterus, Konsistensi

uterus, lochea, personal hygiene


A : Partus (P) berapa, abortus (A) berapa, post partum hari keberapa

P : Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

- Observasi tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus

- Beritahu ibu tentang cara menyusui dan merawat payudara

- Jelaskan tentang vulva hygiene.

F. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana

1. Pengertian

Asuhan kebidanan pada ibu/akseptor keluarga berencana (KB) merupakan

bentuk catatan asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu yang akan

melaksanakan pemakaian KB atau akseptor KB, seperti pil, suntik, implan,

IUD, metode operasi pria (MOP), dan lain sebagainya (Mulyani, 2013).

2. Tujuan

Memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan terstandar

pada ibu akseptor KB dengan memperhatikan riwayat kesehatan ibu,

kebutuhan dan respon ibu serta mengantisipasi resiko-resiko yang terjadi

selama penggunaan alat kontrasepsi.

3. Langkah-langkah (7 langkah Varney dan SOAP) (Sudarti, 2011)

Teknik penulisan dalam dokomentasi asuhan kebidanan pada ibu

yang menggunakan alat kontrasepsi sebagai berikut :

 Pengkajian Data

 Ananmnesis

1) Keluhan
2) Riwayat menstruasi

3) Riwayat penyakit

4) Riwayat sosial budaya

5) Riwayat psikologi

6) Riwayat pemakaian alat dan obat kontrasepsi

 Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

2) Tanda-tanda vital

3) Pemeriksaan head to toe dengan inspeksi, perkusi,

palpasi dan auskultasi

4) Pemeriksaan penunjang

 Melakukan interpretasi data dasar

Intepretasi data dasar yang akan dilakukan adalah berasal dari

beberapa data yang ditemukan pada saat pengkajian ibu/akseptor KB.

 Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial

Beberapa hasil dari intepretasi data dasar dapat digunakan dalam

mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial kemungkinan

sehingga ditemukan beberapa diagnosis atau masalah potensial

ibu/akseptor KB seperti ibu ingin menjadi akseptor KB pil dengan

antisipasi masalah potensial terjadinya peningkatan berat badan,

potensial fluoralbus meningkat, obesitas, mual dan pusing.

 Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah

potensial pada ibu/akseptor KB.


 Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi

dan kolaborasi dengan kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien

seperti kebutuhan KIE (Komunikasi, informasi, dan edukasi).

 Menyusun perencanaan asuhan yang menyeluruh

 Rencana asuhan menyeluruh pada ibu/akseptor KB yang

dilakukan sebagaimana contoh berikut : apabila ibu adalah

akseptor KB pil, maka jelaskan tentang pengertian dan keuntungan

KB pil, anjurkan menggunakan pil secara teratur dan anjurkan untuk

periksa secara dini bila ada keluhan.

 Melaksanakan perencanaan.menyeluruh yang dibatasi oleh standar

asuhan kebidanan pada ibu/akseptor KB.

 Evaluasi menggunakan bentuk SOAP

S : (Data subjektif) : berisi data pasien melalui anamnesis

O : (Data objektif) : data yang didapat dari hasil observasi malalui

pemeriksaan sebelum atau selama pemakaian KB

A : (Analisis dan interpretasi) : berdasarkan data yang terkumpul

dibuatkan kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi

masalah, atau masalah potensial, serta perlunya dilakukan

tindakan segera

P : (Perencanaan) : rencana tindakan yang akan diberikan termasuk

asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosa, laboratorium, serta

konseling untuk tindak lanjut.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam membuat Laporan Tugas

Akhir ini adalah jenis penelitian yang bersifat dekriptif dengan pendekatan

studi kasus manajemen asuhan kebidanan 7 langkah Varney dan pendekatan

metode SOAP.

B. Sampel

Sampel yang diambil dalam studi kasus ini adalah satu orang ibu

hamil Ny. Z yang di PMB H.F wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar

Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.

C. Tehnik Pengumpulan Data

1. Data Primer

a. Wawancara

Salah satu metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan

data adalah dengan wawancara, dimana penulis mendapatkan

informasi secara lisan dari seorang sasaran penelitian dan

bercakap-cakap dengan berhadapan muka dengan orang tersebut. Jadi

data diperoleh langsung dari respon dan melalui salah satu pertemuan

atau percakapan penulis melakukan tanya jawab dengan klien, suami,


dan keluarga yang dapat membantu memberikan informasi yang

dibutuhkan ( Notoatmodjo, 2005 : h 102, 138)

Alo anamnesa

Wawancara yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara

dengan keluarga pasien untuk mengetahui mengenai masalah yang

terjadi pada pasien (Ari Sulistyawati, 2009: h 111)

b. Pengkajian fisik

Adalah suatau pengkajian yang dapat dipandang sebagai tahap

pengkajian pada proses perawatan atau tahap pengkajian atau

pemeriksaaan klinis dari sistem pelayanan terintegrasi yang prinsipnya

menggunakan cara-cara yang sama dengan pengkajian fisik yaitu

inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. (Prihardjo, 2006: h 2-3)


100
BAB IV 1001

TINJAUAN KASUS

1. Data Umum

a. Identitas Keluarga

1) Suami

Nama KK : Tn. Umar

Umur : 40 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMK

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Bagan Pete Rt. 05

2) Istri

Nama Istri : Ny. Zuhriah

Umur : 39 Tahun

Pendidikan Terakhir : MTS

Pekerjaan : IRT

Alamat : Bagan Pete Rt. 05

Tabel 4.1 Daftar Anggota Keluarga

No Nama Umur L/P Hub keluarga Pendidikan Pekerjaan


1 Tn. U 40 tahun L KK SMK Swasta
2 Ny. Z 39 tahun P Istri MTS IRT
3 An. A 12 tahun P Anak SMP Pelajar
4 An. F 7 tahun L Anak SD Pelajar

b. Jarak Tempuh /Rumah dengan Fasilitas Kesehatan

- Puskesmas Terdekat : 3 Km. PP (Pulang pergi) ditempuh 15 menit

- RSU Terdekat : 5 Km. PP (Pulang pergi) ditempuh 20 menit

- Jenis Transportasi : Sepeda Motor (Pulang pergi) ditempuh 15 menit


101
c. Sarana Kesehatan Lingkungan 1011

1) Sarana pembuangan kotoran, jenis jamban : Tangki septik

2) Sarana Air Bersih : PAM

3) Jika menggunakan sumur, berapa jarak Jamban dengan sumur : < 10 meter

4) Pembuangan Sampah : TPS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. Z. TRIMESTER I

DI PMB H. F. WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENALI BESAR

KECAMATAN ALAM BARAJO

KOTA JAMBI

Kunjungan I

Tanggal Kunjungan : 13-11- 2017 Jam : 16.00 WB

Tempat Pengkajian : PMB H. F. Pengkaji : DINCE

I. Pengumpulan Data Dasar

A. Data Subyektif

a. Biodata

Nama Pasien : NY. Z. Nama Suami : Tn.U

Umur : 39 Tahun Umur : 40 Tahun

Suku/Bangsa : Jambi/Ind Suku/Bangsa : Jawa/Ind

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : MTS Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Bagan Pete Alamat : Bagan Pete


102
Anamnesa 1021

Pada tanggal : 13-11- 2017 Pukul : 16.05 WIB

a) Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan dirinya ke

bidan karena merasa kurang sehat dan telah terlambat menstrusi 5 hari.

b) Keluhan-keluhan : Ibu mengatakan sering pusing dan mual sejak 2

hari yang lalu.

c) Riwayat menstruasi

- Menarche : 13 tahun

- Siklus : 28 hari

- Banyak : 3x ganti pembalut

- Dismenorhea : Ada

- Teratur/tidak teratur : Teratur

- Lamanya : 4-5 hari

- Sifat Darah : Encer warna merah

d) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Masa Nifas : G321A0

Tabel 4.2 Riwayat Kehamilan dan Persalinan

No Tahun UK JP Tempat Penolong BAYI

persalinan

JK BB PB KET

1 2006 38-39 Spontan Rumah Bidan P 2700 48 sehat

2 2011 39-40 Spontan Rumah Bidan L 2900 48 Sehat

3 Hamil ini
103
1031

f). Riwayat kehamilan sekarang : HCG Test positif (+)

1) HPHT : 10-10-2017

2) TP : 17-07-2018

3) Keluhan-keluhan : Ibu mengatakan sering mual dan muntah setiap pagi

a) Riwayat KB : Ibu mengatakan selama ini menggunakan alat kontrasepsi KB

suntik setiap 3 bulan.

b) Aktifitas sehari-hari

1. Istirahat siang : 2-3 jam

2. Istirahat mala : 7-8 jam

3. Pekerjaan : memasak, menyapu, dan menyetrika

c) Pola seksualitas : ibu mengatakan selama hamil ini belum pernah

melakukan hubungan seksual

d) Diet/makan :

1. Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, ikan, daging, dan buah-buahang

dikonsumsi 2x sehari dengan porsi sedikit dihaniskan

2. Jenis minuman sehari-hari : Air putih sebayak 8 gelas dan 1 gelas susu sehari

e) Pola Eliminasi

1) BAB : 1 x sehari konsistensi lembek, warna kuning, bau khas

2) BAK : 4-5 x sehari, warna kuning keruh, bau khas

3) Keringat : Ada

f) Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita

- Jantung : Tidak ada

- Ginjal : Tidak ada

- Asma : Tidak ada

- TBC Paru : Tidak ada

- Hepatitis : Tidak ada

- Hiperteni : Tidak ada


104
- Lain-lain : Tidak ada 1041

l).Riwayat penyakit yang lalu/Riwayat operasi : Tidak ada

m). Riwayat Alergi : Tidak ada

n). Riwayat pemyakit keluarga/keturunan : Tidak ada

- Jantung : Tidak ada

- DM : Tidak ada

- Gemeli : Tidak ada

- Lainnya : Tidak ada

o). Riwayat Psikososial

- Respon terhadap kehamilan ini : senang dan bahagia

- Dukungan keluarga : senang

- Keluarga yang tinggal dirumah : suami

- Status perkawinan : SAH

- Lamanya : 8 tahun

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Baik

b. Status emosional : Stabil

c. Kesadaran : Composmentis

d. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 110/80 mmHg

2) Nadi : 80 x/menit

3) Respirasi : 20 x/menit
0
g) Suhu badan : 36,2 C

e. Tinggi badan : 160cm

f. Berat Badan : 62 kg

g. LILA : 24 cm

2. Pemeriksaan Head to toe


105
 Inspeksi 1051

- Rambut : Rambut hitam bersih

- Muka : Tidak oedema dan tidak ada

- Kloasma gravidarum

- Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning

- Hidung : Simetris kiri dan kanan dan tidak ada secret

- Telinga : Simetris kiri dan kanan, pendengaran baik dan tidak ada secret

- Mulut : Bibir tidak kering dan gigi tidak ada karies

- Leher : Tidak ada pembengkakan dan benjolan

- Ekstremitas atas : Tidak ada oedema pada lengan dan jari-jari tangan

- Dada : Simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan

- Mammae : Areola coklat kehitaman, puting susu menonjol dan kolostrum sudah ada.

- Ekstremitas bawah : Tungkai simetris, varises tungkai tidak ada.

3. Pemeriksaan khusus obstetric

a. Abdomen

1) Inspeksi

- Bekas luka operasi : Tidak ada

- Arah pembesaran : Memanjang

- Pelebaran vena : Ada

- Linea alba/nigra : Ada

- Strie albicans/lividae : Ada

- Gerakan janin : Belum dirasakan

2) Palpasi

- Leopold I : Belum dilakukan

- Leopold II : Belum dilakukan

- Leopold III : Belum dilakukan

- Leopold IV : Belum dilakukan

- Nyeri tekan : Tidak ada


106
1061

3) Auskultasi : Tidak dilakukan

4) Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan positif

II. Interpretasi Data Dasar

a.Diagnosa : NY. Z.G3P2A0 umur 39 tahun, hamil 4-5 minggu

Dasar :

DS :

1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

2. Ibu mengatakan ini kehamilan ke tiga

3. Ibu mengatakan HPHT 10-10-2017

4. Ibu mengatakan sering pusing dan mual sejak 2 hari yang lalu.

DO : 1. TP 17-07-2018

2. Palpasi :Pemeriksaan Leopod Belum dilakukan

- Nyeri tekan : Tidak ada

3. Auskultasi : Tidak dilakukan

4. Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan positif

Masalah : Pusing dan mual kadang disertai muntah pada pagi hari

Kebutuhan : Istirahat yang cukup dan Nutrisi yang adekuat

III. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial

Tidak ada

IV. Tindakan Segera

Tidak ada

V. Rencana Tindakan

1. Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering

2. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan personal hygiene


107
3. Anjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang. 1071

VI. Pelaksanaan

Tabel 4.3 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. Z.

No Tanggal dan Jam Pelaksanaan Nama/Paraf

1 13-11-2017 Pukul : Menganjurkan kepada ibu untuk makan

16.20 WIB sedikit-sedikit tapi sering agar

mengurangi mual muntah

2 Pukul : 16.25 WIB Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga

personal hygiene yaitu mandi 2 kali

sehari dan mengganti pakaian dalam jika

basah dengan menggunakan pakaian

yang bersih dan kering

3 Pukul : 16.30 WIB Menganjurkan kepada ibu untuk

melakukan kontrol ulang bulan depan

VII. Evaluasi

Pada tanggal : 13-11-2017 Pukul : 16.30 WIB

1. Ibu mengetahui keadaannya saat ini baik dan Ibu mengerti dengan penjelasan

yang di berikan untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering

2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan untuk menjaga personal hygiene.
108
1081

Kunjungan Ke-2

Tanggal : 11-12-2017 Jam : 14.05 WIB

Tempat : PBM H. F.

S : Ibu mengatakan keadaannya masih sering mengeluh pusing dan mual.

O : a. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Keadaan emosional : Stabil

4. Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 100/60 mmHg

 Nadi : 82 x/menit

 Pernafasan : 20 x/Menit
0
 Suhu badan : 36,2 C

 BB sekarang : 62 kg

5. Palpasi : Pemeriksaan Leopod belum dilakukan

6. Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan positif

A : Ny.Z dengan G3P2A0 umur 39 tahun, hamil 9-10 minggu.

P :

a. Pukul 15.05 WIB Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.

 Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 100/60 mmHg

b. Nadi : 82 x/menit

c. Respirasi : 20 x/menit
0
d. Suhu badan : 36,2 C

 Usia kehamilan : 9-10 minggu

b. Pukul 15.10 WIB


109
Menganjurkan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seperti mengkonsumsi1091
makan-

makanan yang bergizi yaitu sayur-sayuran yang berwarna hijau (bayam) dan buah-buahan (apel,

dan papaya).

c.Pukul 15.20 WIB

Menjelaskan kepada ibu tentang penyakit pada kehamilan Trimester I yaitu Hyperemesis

Gravidarum (HEG) yang wajar bila dialami pada kehamilan Trimester I.

d.Pukul 15.25 WIB

Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) sebanyak satu tablet setiap

hari diminum pada malam hari setelah makan atau sebelum tidur untuk mengurangi efek mual, dan

mengkosumsi vitamin untuk menjaga stamina ibu.

e.Pukul 15.35 WIB

Mengajurkan pada ibu untuk kontrol ulang pada b u l a n b e r i k u t n y a a t a u j i k a a d a

k e l u h a n untuk memantau perkembangan kehamilan dan kondisi janin.

Tabel 4.4 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada kunjungan ke-2

No Tanggal dan Jam Pelaksanaan Nama/Paraf

1 11-12-2017 Pukul : Menganjurkan kepada ibu untuk

15.10 WIB memenuhi kebutuhan nutrisi seperti

mengkonsumsi makan-makanan yang

bergizi yaitu sayur-sayuran yang

berwarna hijau (bayam) dan buah-buahan

(apel, dan papaya).

2 11-12-2017 Pukul : Menjelaskan kepada ibu tentang

15.20 WIB penyakit pada kehamilan Trimester I

yaitu Hyperemesis Gravidarum (HEG)

yang wajar bila dialami pada kehamilan

Trimester I.

3 11-12-2017 Pukul : Menganjurkan kepada ibu untuk

15.25 WIB
110
mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) 1101

sebanyak satu tablet setiap hari diminum

pada malam hari setelah makan atau

sebelum tidur untuk mengurangi efek

mual, dan mengkosumsi vitamin untuk

menjaga stamina ibu.

3 11-12-2017 Pukul : Mengajurkan pada ibu untuk kontrol

15.35 WIB ulang pada b u l a n b e r i k u t n y a

a t a u j i k a a d a k e l u h a n untuk

memantau perkembangan kehamilan dan

kondisi janin.

Evaluasi

Pada tanggal : 11-12-2017 Pukul : 15.40 WIB

1. Ibu mengetahui keadaannya saat ini baik dan Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan

untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering

2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang Hyperemesis Gravidarum yang

dialaminya.
111
1111

Kunjungan Ke-3

Tanggal : 12-01-2018 Jam : 15.05 WIB

Tempat : PBM H. F.

S : Ibu mengatakan keadaannya keadaannya jauh lebih baik.

O : a. Pemeriksaan fisik

 Keadaan umum : Baik

 Kesadaran : Compos mentis

 Keadaan emosional : Stabil

 Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 110/60 mmHg

 Nadi : 82 x/menit

 Pernafasan : 20 x/Menit
0
 Suhu badan : 36,2 C

 BB sekarang : 64 kg

b. Pemeriksaan Kebidanan

 Palpasi : Pemeriksaan Leopod belum dilakukan

 Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan positif

A : Ny.Z dengan G3P2A0 umur 39 tahun, hamil 13-14 minggu.

P :

a. Pukul 15.05 WIB Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.
112
 Tanda-tanda vital 1121

e. Tekanan darah : 110/60 mmHg

f. Nadi : 82 x/menit

g. Respirasi : 20 x/menit
0
h. Suhu badan : 36,2 C

 Usia kehamilan : 13-14 minggu

b. Pukul 15.10 WIB

Menganjurkan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seperti mengkonsumsi makan-

makanan yang bergizi yaitu sayur-sayuran yang berwarna hijau (bayam) dan buah-buahan (apel,

dan papaya).

c. Pukul 15.15 WIB

Menganjurkan ibu untuk mendapatkan imunisasi TT 1

d. Pukul 15.20 WIB

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan pervaginam, sakit

kepala yang hebat, nyeri abdomen, nyeri epigastrium dan mata kabur.

e.Pukul 15.25 WIB

Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) sebanyak satu tablet setiap

hari diminum pada malam hari setelah makan atau sebelum tidur untuk mengurangi efek mual, dan

mengkosumsi vitamin untuk menjaga stamina ibu.

f.Pukul 15.35 WIB

Mengajurkan pada ibu untuk kontrol ulang pada b u l a n b e r i k u t n y a a t a u j i k a a d a

k e l u h a n untuk memantau perkembangan kehamilan dan kondisi janin.

Tabel 4.5 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada kunjungan ke-3

No Tanggal dan Jam Pelaksanaan Nama/Paraf

1 12-01-2018 Pukul : Melakukan penyuluhan kesehatan tentang


113
15.10 WIB nutrisi pada ibu hamil seperti 1131

mengkonsumsi makan-makanan yang

bergizi yaitu sayur-sayuran yang

berwarna hijau (bayam) dan buah-buahan

(apel, dan papaya).

2 12-01-2018 Pukul : Memberikan imunisasi TT 1

15.15 WIB

3 12-01-2018 Pukul : Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-

15.20 WIB tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan

pervaginam, sakit kepala yang hebat,

nyeri abdomen, nyeri epigastrium dan

mata kabur.

4 12-01-2018 Pukul : Menganjurkan kepada ibu untuk

15.25 WIB mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe)

sebanyak satu tablet setiap hari diminum

pada malam hari setelah makan atau

sebelum tidur untuk mengurangi efek

mual, dan mengkosumsi vitamin untuk

menjaga stamina ibu.

5 12-01-2018 Pukul : Mengajurkan pada ibu untuk kontrol

15.35 WIB ulang pada b u l a n b e r i k u t n y a

a t a u j i k a a d a k e l u h a n untuk

memantau perkembangan kehamilan dan

kondisi janin.

Evaluasi

Pada tanggal :12-01-2018 Pukul : 15.40 WIB


114
1. Ibu mengetahui keadaannya saat ini baik dan Ibu mengerti dengan penjelasan yang 1141
di berikan

untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering

2. Ibu mendapatkan imunisasi TT 1

3. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, nyeri abdomen, nyeri epigastrium dan mata kabur.

Kunjungan Ke-4

Tanggal : 19-03-2018 Jam : 16.30 WIB

Tempat : PMB H.F.

S : a. Ibu mengatakan keadaannya saat ini baik

b. Ibu mengatakan pergerakan janin aktif

c. Ibu mengatakan telah mendapatkan imunisasi TT 2 di PMB E pada tanggal 14-02-2018

dikarenakan pada saat itu Bidan H.F sedang tidak ada di tempat.

O : a. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) Keadaan emosional : Stabil

4) Tanda-tanda vital

- Tekanan darah : 110/70 mmHg

- Nadi : 82 x/menit

- Pernafasan : 20 x/menit
0
- Suhu badan : 36,2 C

- BB sekarang : 67 kg

5) Palpasi : Pemeriksaan Leopod TFU sepusat

6) Auskultasi : DJJ 144 x/m

7) Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan positif

A : NY. Z.G3P2A0 umur 39 tahun, hamil 23-24 minggu janin intra uterin tunggal hidup.
115
P: 1151

 Pukul 16.35 WIB

Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.

Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 110/70 mmHg

 Nadi : 82 x/menit

 Pernafasan : 20 x/menit

0
 Suhu badan : 36,2 C

 Usia kehamilan : 23-24 minggu

 Pukul 16.40 WIB

Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup minimal istirahat 7-8 jam pada malam

hari dan istirahat 1-2 jam pada siang hari dan kurangi aktifitas agar ibu tidak kelelahan.

 Pukul 16.45 WIB

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda - tanda bahaya kehamilan pada trimester II yaitu kontraksi

dini, nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala hebat, dan kurangnya pergerakan janin.

 Pukul 16.50 WIB

Menganjurkan pada ibu untuk rajin kontrol pada bulan depan untuk memantau perkembangan

kehamilan dan kondisi janin.

Tabel 4.5 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada kunjungan ke-4

No Tanggal dan Jam Pelaksanaan Nama/Paraf

1 19-03-2018 Pukul : Memberikan pendidikan kesehatan

16.40 WIB tentang pentingnya istirahat yang

cukup bagi ibu hamil, minimal istirahat

7-8 jam pada malam hari dan istirahat 1-

2 jam pada siang hari dan kurangi

aktifitas agar ibu tidak kelelahan.

2 19-03-2018 Pukul : Menjelaskan kepada ibu tentang tanda -


116
16.45 WIB tanda bahaya kehamilan pada trimester II 1161

yaitu kontraksi dini , nyeri epigastrium

disertai dengan sakit kepala hebat, dan

kurangnya pergerakan janin.

Ibu telah mendapatkan imunisasi TT2

pada tanggal 14-02-2018 di PMB lain

3 19-03-2018 Pukul : Menganjurkan pada ibu untuk rajin

16.50 WIB kontrol pada bulan depan untuk

memantau perkembangan kehamilan dan

kondisi janin

Evaluasi

Pada tanggal : 19-03-2018 Pukul : 15.40 WIB

1. Ibu mengetahui keadaannya saat ini baik

2 . Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang pentingnya istirahat yang cukup bagi

ibu hamil, minimal istirahat 7-8 jam pada malam hari dan istirahat 1-2 jam pada siang hari dan

kurangi aktifitas agar ibu tidak kelelahan.

3. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang tanda - tanda bahaya kehamilan pada

trimester II yaitu kontraksi dini, nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala hebat, dan kurangnya

pergerakan janin
117
1171

Kunjungan Ke-5

Tanggal : 18-05-2018 Jam : 16.30 WIB

Tempat : PMB H.F.

S : a. Ibu mengatakan keadaannya saat ini baik

b. Ibu mengatakan pergerakan janin aktif

O : a. Pemeriksaan fisik

8) Keadaan umum : Baik

9) Kesadaran : Composmentis

10) Keadaan emosional : Stabil

11) Tanda-tanda vital

- Tekanan darah : 110/70 mmHg

- Nadi : 82 x/menit

- Pernafasan : 20 x/menit
0
- Suhu badan : 36,2 C

- BB sekarang : 68 kg

12) Palpasi : TFU 26 cm

13) Auskultasi : DJJ 144 x/m

14) Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan positif

A : NY. Z.G3P2A0 umur 39 tahun, hamil 31-32 minggu janin intra uterin tunggal hidup.

P:

 Pukul 16.35 WIB


118
Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik. 1181

Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 110/70 mmHg

 Nadi : 82 x/menit

 Pernafasan : 20 x/menit

0
 Suhu badan : 36,2 C

 Usia kehamilan : 31-32 minggu

 Pukul 16.40 WIB

Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup minimal istirahat 7-8 jam pada malam

hari dan istirahat 1-2 jam pada siang hari dan kurangi aktifitas agar ibu tidak kelelahan.

 Pukul 16.45 WIB

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda - tanda bahaya kehamilan pada trimester III yaitu Oedema

pada muka dan badan, nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala hebat, pengeluaran cairan, dan

kurangnya pergerakan janin.

 Pukul 16.50 WIB

Menganjurkan pada ibu untuk rajin kontrol pada bulan depan untuk memantau perkembangan

kehamilan dan kondisi janin.

Tabel 4.6 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada kunjungan ke-5

No Tanggal dan Jam Pelaksanaan Nama/Paraf

1 18-05-2018 Pukul : Memberikan pendidikan kesehatan

16.40 WIB tentang pentingnya istirahat yang

cukup bagi ibu hamil, minimal istirahat

7-8 jam pada malam hari dan istirahat 1-

2 jam pada siang hari dan kurangi

aktifitas agar ibu tidak kelelahan.

2 18-05-2018 Pukul : Menjelaskan kepada ibu tentang tanda -

16.45 WIB
119
tanda bahaya kehamilan pada trimester 1191

III yaitu Oedema pada muka dan badan,

nyeri epigastrium disertai dengan sakit

kepala hebat, pengeluaran cairan, dan

kurangnya pergerakan janin

3 18-05-2018 Pukul : Menganjurkan pada ibu untuk rajin

16.50 WIB kontrol pada bulan depan untuk

memantau perkembangan kehamilan dan

kondisi janin

Evaluasi

Pada tanggal : 18-05-2018 Pukul : 15.40 WIB

1. Ibu mengetahui keadaannya saat ini baik

2 . Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang pentingnya istirahat yang cukup bagi

ibu hamil, minimal istirahat 7-8 jam pada malam hari dan istirahat 1-2 jam pada siang hari dan

kurangi aktifitas agar ibu tidak kelelahan.

3. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang tanda - tanda bahaya kehamilan pada

trimester III yaitu Oedema pada muka dan badan, nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala

hebat, pengeluaran cairan, dan kurangnya pergerakan janin


120
Kunjungan Ke-6 1201

Tanggal : 21-05-2018 J am : 14.55 WIB

Tempat : Kunjungan Rumah

S : a. Ibu mengatakan keadaannya saat ini baik.

b. Ibu mengatakan pergerakan janin aktif.

O : a. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Compos mentis

3) Keadaan emosional : Stabil

4) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : 100/80 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit

c) Pernafasan : 22 x/Menit

0
d) Suhu badan : 36 C

5) BB sekarang : 68 kg

b. Palpasi : TFU 27 cm

TBBJ : (TFU - 11) x 155

(27- 11) x 155 = 2.480 gam

c. Auskultasi : DJJ 144 x/m

d. Perkusi : Refleks patela kiri dan kanan positif.

A : NY. Z.G3P2A0 umur 39 tahun, hamil 32-33 minggu janin intra uterin tunggal hidup.

P : a. Pukul 14.20 WIB

Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.

1) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : 110/60 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit

c) Respirasi : 22 x/menit
121
d) Suhu badan : 36 C
0 1211

2) Usia kehamilan : 32-33 minggu

b. Pukul 14.25 WIB

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda - tanda bahaya kehamilan pada trimester III yaitu

Oedema pada muka dan badan, kejang, nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala hebat,

pengeluaran cairan, dan kurangnya pergerakan janin.

c. Pukul 14.30 WIB

Memberitahu ibu tentang penyakit komplikasi pada kehamilan Trimester III yaitu Pre

Eklampsi Berat, mempersiapkan fisik dan mental ibu dalam menyambut masa persalinan.

d. Pukul 14.35 WIB

Menganjurkan pada ibu untuk datang ke PMB atau Puskesmas terdekat bila terdapat tanda-

tanda bahaya pada kehamilan memasuki masa Trimester III dan untuk memantau proses

persalinan dan kondisi janin

Tabel 4.7 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada kunjungan ke-6

No Tanggal dan Jam Pelaksanaan Nama/Paraf

1 21-05-2018 Pukul : Menjelaskan kepada ibu tentang tanda -

14.25WIB tanda bahaya kehamilan pada trimester

III yaitu Oedema pada muka dan badan,

kejang, nyeri epigastrium disertai dengan

sakit kepala hebat, pengeluaran cairan,

dan kurangnya pergerakan janin.

2 21-05-2018 Pukul : Memberitahu ibu tentang penyakit

14.30 WIB komplikasi pada kehamilan Trimester III

yaitu Pre Eklampsi Berat,

mempersiapkan fisik dan mental ibu

dalam menyambut masa persalinan.


122
1221

3 21-05-2018 Pukul : Menganjurkan pada ibu untuk datang ke

14.30 WIB PMB atau Puskesmas terdekat bila

terdapat tanda-tanda bahaya pada

kehamilan memasuki masa Trimester III

dan untuk memantau proses persalinan

dan kondisi janin

Evaluasi

Pada tanggal : 21-05-2018 Pukul : 14.35WIB

1. Ibu mengetahui keadaannya saat ini baik

2 . Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang tentang tanda - tanda bahaya kehamilan

pada trimester III yaitu Oedema pada muka dan badan, kejang, nyeri epigastrium disertai dengan sakit

kepala hebat, pengeluaran cairan, dan kurangnya pergerakan janin.

3. Ibu berjanji akan datang ke PMB atau Puskesmas terdekat bila terdapat tanda-tanda bahaya pada

kehamilan memasuki masa Trimester III dan untuk memantau proses persalinan dan kondisi janin
123
1231

Kunjungan Ke-7

Tanggal : 21-06-2018 J am : 16. 15 WIB

Tempat : PMB H.F.

S : a. Ibu mengatakan keadaannya saat ini baik.

b. Ibu mengatakan pergerakan janin aktif.

O : a. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Compos mentis

3) Keadaan emosional : Stabil

4) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : 100/70 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit

c) Pernafasan : 22 x/Menit

0
d) Suhu badan : 36 C

5) BB sekarang : 70 kg

b. Palpasi : TFU 30 cm , Letak Kepala

TBBJ : (TFU - 11) x 155

(30- 11) x 155 = 2.945 gam

c. Auskultasi : DJJ 132 x/m

d. Perkusi : Refleks patela kiri dan kanan positif.

A : NY. Z.G3P2A0 umur 30 tahun, hamil 36-37 minggu janin intra uterin tunggal hidup.

P : a. Pukul 14.20 WIB

Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.

1) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : 110/60 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit
124
c) Respirasi : 22 x/menit 1241

0
d) Suhu badan : 36 C

2) Usia kehamilan : 36-37 minggu

b. Pukul 16.25 WIB

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda - tanda persalinan.

c. Pukul 16.30 WIB

Memberitahu ibu tentang penyakit komplikasi yang terjadi pada Trimester III, mempersiakan

fisik dan mental ibu dalam menyambut masa persalinan.

d. Pukul 16.35 WIB

Menganjurkan pada ibu untuk datang ke PMB atau Puskesmas terdekat bila terdapat tanda-

persalinan untuk memantau kondisi ibu dan janin

Tabel 4.8 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada kunjungan ke-7

No Tanggal dan Jam Pelaksanaan Nama/Paraf

1 21-06-2018 Pukul : Menjelaskan kepada ibu tentang tanda -

16.25WIB tanda persalinan.

2 21-06-2018 Pukul : Memberitahu ibu tentang penyakit

16.30 WIB komplikasi yang terjadi pada Trimester

III, mempersiakan fisik dan mental ibu

dalam menyambut masa persalinan

3 21-06-2018 Pukul : Menganjurkan pada ibu untuk datang ke

16.30 WIB PMB atau Puskesmas terdekat bila

terdapat tanda- persalinan untuk

memantau kondisi ibu dan janin


125
1251

Evaluasi

Pada tanggal : 21-06-2018 Pukul : 16.35 WIB

1. Ibu mengetahui keadaannya saat ini baik

2 . Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang tentang tanda - tanda persalinan

mengingat ini kehamilan yang ke-3.

3. Ibu berjanji akan datang ke PMB atau Puskesmas terdekat bila terdapat tanda-tanda persalinan
126
1261

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. Z. DENGAN PERSALINAN NORMAL DI PMB H. F.

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENALI BESAR

KECAMATAN ALAM BARAJO

KOTA JAMBI

I. Pengumpulan Data

A. Identitas/Biodata

Nama pasien: Ny.Z Nama suami : Tn.U

Umur : 39 tahun Umur : 40 Tahun

Suku/bangsa : Jambi/Indo Suku/bangsa : Jawa/Indo

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : MTS Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Bagan Pete RT.05 Alamat : Bagan Pete

B. Anamnesa

Pada tanggal : 30-06-2018 Pukul : 05.45 WIB

1. Keluhan utama : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah melingkar sampai

kebelakang.

2. Riwayat keluhan : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah melingkar sampai

kebelakang sejak pukul 01.30 WIB

3. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 13 Tahun

b. Siklus : 28 hari

c. Banyak : 3x ganti pembalut

d. Dismenorrhoe : Kadang-kadang
127
e. Teratur/Tidak : Teratur 1271

f. Lamanya : 4-5 hari

g. Sifat Darah : Encer warna merah

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G3P2A0

Tabel 4.2 Riwayat Kehamilan dan Persalinan

No Tahun UK JP Tempat Penolong BAYI

persalinan

JK BB PB KET

1 2006 38-39 Spontan Rumah Bidan P 2700 48 sehat

2 2011 39-40 Spontan Rumah Bidan L 2900 48 Sehat

3 Hamil ini

5. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. HPHT : 10-10-2017

b. TP : 17-07-2018

c. ANC : 6x di PMB H.F. , 1x di PMB E, 2x di Puskesmas Kenali Besar

d. Keluhan-keluhan

1) Trimester I : Pusing, mual muntah

2) Trimester II : Tidak ada

3) Trimester III : Tidak ada

e. Imunisasi TT

1) TT 1 : 12-01-2018

2) TT 2 : 14-02-2018

f. Pergerakan anak pertama kali : Pergerakan anak dirasakan pertama kali

pada umur kehamilan >20 minggu.

g. Pergerakan anak dalam 24 jam terakhir : Ada, sering >10 x.


128
1281
6. Riwayat KB : Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi KB suntik selama

5 tahun.

7. Aktivitas sehari-hari

a. Istirahat siang : 2-3 jam

b. Istirahat malam : 7-8 jam

c. Pekerjaan : Memasak, menyapu dan menyetrika

8. Pola seksualitas : Ibu mengatakan selama hamil belum pernah melakukan hubungan

seksual.

9. Diet/makan

a. Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan, daging dan buah-buahan dikonsumsi 3

kali sehari porsi sedang.

b. Jenis minuman : Air putih 7-8 gelas dan susu 1 gelas sehari

10. Pola eliminasi

a. BAB : 1 x sehari konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.

b. BAK : 4-5 x sehari, warna kuning keruh, bau khas

c. Keringat : Ada

11. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita

a. Jantung : Tidak ada

b. Ginjal : Tidak ada

c. Asma : Tidak ada

d. TBC Paru : Tidak ada

e. Hepatitis : Tidak ada

f. Hipertensi : Tidak ada

g. Lain-lain : Tidak ada

12. Riwayat penyakit yang lalu/riwayat operasi : Tidak ada

13. Riwayat alergi : Tidak ada


129
14. Penyakit yang pernah diderita sekarang dan pengobatan yang dilakukan : Tidak1291
ada.

15. Riwayat penyakit keluarga dan keturunan

a. Jantung : Tidak ada

b. Hipertensi : Tidak ada

c. DM : Tidak ada

d. Gemeli : Tidak ada

e. Lainnya : Tidak ada

16. Riwayat Psikososial

a. Merokok : Tidak pernah

b. Alcohol : Tidak pernah

c. Obat-obatan : Tidak pernah

d. Respon terhadap kehamilan ini : Senang dan bahagia

e. Dukungan keluarga : Senang

f. Keluarga yang tinggal dirumah : Suami

g. Status perkawinan : Sah

h. Lamanya : 13 tahun

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Baik

2. Status emosional : Stabil

3. Kesadaran : Compos mentis.

4. Tanda-tanda vital

a.Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit

c. Respirasi : 20 x/menit

0
d. Suhu badan : 36,2 C
130
5. Tinggi badan : 158 cm 1301

6. Berat badan

a. Sebelum hamil : 62kg

b. Sekarang : 72 kg

7. LILA : 24 cm

8. Pemeriksaan head to toe a. Inspeksi

1) Rambut : Rambut hitam bersih.

2) Muka : Tidak oedema dan tidak ada

kloasma gravidarum.

3) Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning.

4) Hidung : Simetris kiri dan kanan dan tidak ada secret.

5) Telinga : Simetris kiri dan kanan,pendengaran baik dan tidak ada

secret.

6) Mulut : Bibir tidak kering dan gigi tidak ada karies.

7) Leher : Tidak ada pembengkakan dan benjolan.

8) Ekstremitas atas : Tidak ada oedema pada lengan dan jari-jari tangan.

9) Dada : Simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan.

10) Mammae : Areola coklat kehitaman, putting susu menonjol dan kolostrum

sudah ada sedikit

11) Ekstremitas bawah : Tungkai simetris,varises tungkai tidak ada.

D. Pemeriksaan Khusus Obstetri

1. Abdomen

a. Inspeksi

1) Bekas luka operasi : Tidak ada

2) Arah pembesaran : Memanjang


131
3) Pelebaran vena : Ada 1311

4) Linea alba/nigra : Ada

5) Strie albicans/lividae : Ada

6) Gerakan janin : Ada dirasakan ibu

b. Palpasi

1) Leopold I : TFU 3 jbpx (34 cm) pada fundus teraba bundar, lunak dan

kurang melenting (bokong).

2) Leopold II : Teraba tahanan terbesar (punggung) di sebelah kiri ibu dan

bagian-bagian kecil (ekstremitas) di sebelah kanan ibu.

3) Leopold III : Teraba bundar keras dan melenting (kepala)

4) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP 1/5 (divergen).

5) Kontraksi : Ada, frekuensi 4 kali dalam 10 menit lamanya 35-40 Detik.

6) TBBJ : (TFU-11) x 155

: (34-11) x 155

: 3565 gram

7) Nyeri tekan : Ada

c. Auskultasi : DJJ 140 x/m

d. Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan positif.

2. Ano genital

a. Inspeksi

1) Vulva/vagina : Tidak ada varices dan tidak ada oedema.

2) Luka : Tidak.

3) Pengeluaran pervaginam : Tampak ada pengeluaran lendir.

4) Perineum : Tipis, tidak ada bekas luka parut. b.

Pemeriksaan dalam

Portio : Tipis

1) Pembukaan : 10 cm

2) Ketuban : Utuh
132
3) Presentasi janin : Kepala 1321

4) Penurunan bagian terendah : HIV

c. Anus

1) Kebersihan : Bersih

2) Haemoroid : Tidak ada

II. Interpretasi Data Dasar

a. Diagnosa : NY. Z.G3P2A0 umur 39 tahun, hamil 38-39 minggu, janin intra uterine

tunggal hidup, dengan inpartu kala I fase aktif

Dasar :

DS : 1. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan kedua, tidak pernah

keguguran.

2. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah melingkar sampai

kebelakang.

3. Ibu mengatakan HPHT 10-10-2017

4. Ibu mengatakan sampai saat ini merasakan pergerakan janin.

5. Adanya dorongan kuat untuk meneran.

6. Vulva dan anus membuka

7. Adanya tekanan pada anus

8. Perineum menonjol

DO : 1. TP 17-07-2018

2. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Nadi : 82 x/menit

c. Respirasi : 24 x/menit

0
d. Suhu badan : 36,5 C

3. Palpasi
133
a. Leopold I 1331
: TFU 3jbpx (34 cm) pada fundus teraba bundar,

lunak dan kurang melenting (bokong).

b. Leopold II : Teraba tahanan terbesar (punggung) di sebelah kiri

ibu dan bagian-bagian kecil (ekstremitas) di

sebelah kanan ibu.

c. Leopold III : Teraba bundar keras dan melenting

(kepala)

d. Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas

panggul 1/5 (Divergen).


134
e. Kontraksi 1341
: Ada, frekuensi 4 kali dalam 10 menit lamanya

45-50 detik.

f. TBBJ : (TFU-11) x 155

: (34-11) x 155

: 3565 gram

4. Pemeriksaan dalam

a. Portio : Tidak teraba

b. Pembukaan : 10 cm

c. Ketuban : Utuh

d. Presentasi janin : Kepala

e. Penurunan bagian terendah : HIV

b. Masalah : Gelisah menahan sakit dan merasa cemas.

c. Kebutuhan : Istirahat , miring kiri

III. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial

Tidak ada

IV. Tindakan Segera

Tidak ada

V.Perencanaan

1. Observasi ku dan ttv

2. Observasi his dan DJJ

3. Pastikan alat persalinan sudah lengkap.

4. Beritahu keluarga untuk mendampingi proses persalinan

5. Bantu ibu memilih posisi yang nyaman yaitu setengah duduk.

VI. Pelaksanaan

Tabel 4.9 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada proses persalinan

No Tanggal/jam Pelaksanaan Nama Paraf

1 30-06-2018 pk 1. Memberitahu ibu dan keluarga

05.50wib hasil pemeriksaan


135
a. Keadaan umum : Baik 1351

b. Kesadaran : Compos

mentis

c. Keadaan emosional : Stabil

d. Tanda - tanda vital

1) Tekanan darah : 110/80 mmHg

2) Nadi : 84 x/menit

3) Respirasi : 22x/menit

4) Suhu badan : 36 0C

e. Pembukaan : Lengkap 10 cm

f. Penurunan kepala : H-IV

2 Pukul 05.55 1. Mengobservasi his dan bja

a. His 4 kali dalam 10 menit

lamanya 45-50 detik.

b. Bja 140 x/m


136
3 Pukul 06.00 1.Memastikan alat persalinan 1361

sudah lengkap yaitu :

a. Persiapan alat

1) Didalam bak partus

a) 1½ Kocher

b) 1 Gunting tali pusat

c) 1 Gunting episiotomy

d) 2 Klem tali pusat

e) 2 Kasa steril

f) 2 Handscoen steril

2) Di luar bak partus

a) 1 Neerbeken

b) 2 Ember

c) 1 Celemek plastik

d) 1 kantong plastik

3) Heacting set

b. Persiapan pasien

1) Persiapan ibu :

baju satu pasang, celana dalam satu,

softeks tiga, kain bersih dan handuk

bersih satu.

2) Persiapan bayi :

Baju satu pasang loyor tiga, gurita

satu, sarung tangan dan sarung kaki

satu pasang.

c. Persiapan penolong

Persiapan diri untuk menolong

Persalinan yaitu menggunakan APD


137
(alat pelindung diri) dan mencuci 1371

tangan.

3 Pukul 06.05 Memberitahu keluarga atau suami

untuk mendampingi proses

persalinan ibu.

4 Pukul 06.10 Membantu ibu memilih posisi

sesuai keinginan ibu untuk

proses persalinan

yaitu posisi setengah duduk.

VII. Evaluasi

Tanggal : 30-06-2018 Pukul : 06.15 WIB

1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Persiapan persalinan sudah lengkap.

3. Suami bersedia mendampingi ibu saat proses persalinan.

4. Ibu sudah memilih posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk.
130
VIII. Catatan perkembangan 1301

Catatan perkembangan Kala II

Hari/tanggal : Sabtu, 30-06-2018

Jam : 06.20 WIB

Tempat : Di PMB H.F.

S : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawan melingkar

sampai kebelakang dan ingin melahirkan.

O : 1. Pemeriksaan fsik

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran :

Composmentis c. Keadaan

emosional : Stabil

d. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 110/80 mmHg

2) Nadi : 80 x/menit

3) Pernafasan : 20 x/Menit
0
4) Suhu dadan : 36,2 C

e. BB sekarang : 72 kg

2. Palpasi

a. Leopold I : TFU 34 cm pada fundus teraba

bundar, lunak dan kurang melenting (bokong).

b. Leopold II : Teraba tahanan terbesar (punggung)

di sebelah kiri ibu dan bagian-bagian kecil (ekstremitas) di

sebelah kanan ibu.

c. Leopold III : Teraba bundar keras dan melenting

(kepala)
131
d. Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah 1311

masuk PAP 1/5 (divergen).

3. Kontraksi : Ada, frekuensi 4 kali dalam 10 menit

lamanya 40-45 Detik.

4. TBBJ : (TFU-11) x 155

: (34-11) x 155

: 3565 gram

5. Nyeri tekan : Ada

6. Auskultasi : DJJ 140 x/m

7. Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan positif.

8. Pemeriksaan dalam Portio : Tipis

a. Pembukaan : 10 cm

b. Ketuban : Utuh

c. Presentasi janin : Kepala

d. Penurunan bagian terendah : HIV

A : NY. Z.G3P2A0 umur 39 tahun, hamil 38-398 minggu janin intra uterine

tunggal hidup, dengan inpartu kala II

P : a. Pukul 06.25 wib

Menolong kelahiran bayi setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-

6 cm maka lindungi perineum dengan tangan kanan yang dilapisi dengan

kain bersih, melahirkan kepala bayi dengan tangan kiri berada vertek

untuk mencegah terjadinya defleksi maksimal dan membantu lahirnya

kepala, anjurkan ibu untuk meneran secara perlahan setelah itu

memeriksa adanya lilitan tali pusat, kemudian menunggu kepala

melakukan putaran paksi luar secara spontan setelah kepala melakukan

putaran paksi luar, memegang secara biparietal dan menganjurkan ibu

untuk meneran saat ada kontraksi, melahirkan bahu depan dengan lembut

gerakkan tangan kearah bawah dan distal hingga bahu depan lahir,
132
1321
kemudian melahirkan bahu belakang bayi dengan menggerakkan kearah

distal sampai bahu belakang lahir, memindahkan tangan kanan untuk

menyangga kepala, leher, dan bahu belakang memindahkan tangan kiri

untuk menyusur pada lengan bayi, dada da punggung serta bokong

sampai kedua kaki dan pegang masing-masing mata kaki denga ibu jari –

jari lainnya.

b. Pukul 06.50 Wib

Bayi lahir spontan letak belakang kepala, jenis kelamin laki – laki.

c. Pukul 06.51 Wib


0
Menilai bayi dengan memposisikan kepala bayi 15 lebih rendah dari

badan bayi untuk menilai bayi (apakah bayi menangis, warna kulit, bayi

bergerak aktif), dengan cara memegang bayi, tangan kiri diantara kedua

kaki bayi dan tangan kanan memegang kepala bayi.

d. Pukul 06.52 Wib

Mengeringkan bayi, meletakkan bayi diatas perut ibu, mengeringkan

mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali tangan tanpa

membersihkan verniks.

Catatan Perkembangan Kala III

Hari/tanggal : Sabtu, 30-06-2018

Jam : 06.53 wib

Tempat : Di PMB H.F.

S : 1. Ibu mengatakan perasaannya senang dan lega setelah bayi lahir.

2. Ibu mengatakan perutnya masih merasa mules.

3. Ibu mengatakan sangat lelah.


133
1331

O : 1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Keadaan emosional : Stabil

4. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 88 x/menit

c. Respirasi : 23 x/menit

0
d. Suhu badan : 36,4 C

5. Pemeriksaan abdomen

Tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik, kandung

kemih penuh dan di keluarkan dengan menggunakan kateter.

A : a. Diagnosa : NY. Z. P3A0 umur 39 tahun, inpartu kala III

Dasar :

DS : 1.Senang dan lega atas kelahiran bayinya

2. Ibu mengatakan bayinya laki-laki.

3. Sangat lelah dan perut masih merasa mules.

DO : 1. Keadanan umum : Baik

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Keadaan emosional : stabil

4. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 88 x/menit

c. Respirasi : 23 x/menit

0
d. Suhu badan : 36,5 C
134
1341

6) Pemeriksaan abdomen

Tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih penuh, dan

dikeluarkan dengan menggunakan kateter.

Masalah : Perdarahan

Kebutuhan : Melahirkan plasenta dan pemberian nutrisi pada ibu.

P : Pukul 06.55 wib

Melakukan manajemen aktif kala III

a. Meletakkan kain bersih diatas perut ibu dan meraba abdomen ibu untuk

memastikan apakah bayi tunggal.

b. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

c. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin untuk mencegah terjadinya

perdarahan.

d. Menyuntikkan oksitosin sebanyak 10 unit di 1/3 paha ibu bagian lateral

dengan terlebih dahulu melakukan aspirasi.

e. Memindahkan klem 5-10 cm dekat vulva dengan terlebih dahulu menekan

ujung tali pusat, setelah itu meletakkan tangan kiri diatas sympisis ibu dengan

posisi telapak tangan menghadap ke abdomen ibu, kemudian tangan kanan

menegangkan tali pusat dengan cara memegang klem diantara jari telunjuk dan

jari tengah dengan posisi genggaman dan telapak tangan menghadap keatas.

f. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil

tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang (dorsokranial) secara hati-

hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah

30-40 detik, hentikan melakukan penegangan tali pusat terkendali dan tunggu

hingga kontraksi berikutnya.

g. Memastikan tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler, tali pusat

bertambah panjang, dan adanya semburan darah tiba-tiba. Saat ada kontraksi
135
1351
lakukan penegangan tali pusat terkendali dan mendorong uterus secara

dorsokranial sampai plasenta terlepas dari tempat implantasinya.

h. Meminta ibu untuk sedikit meneran sambil penolong menarik tali pusat

dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir

(tetap melakukan dorsokranial).

i. Setelah plasenta tampak di vulva lahirkan plasenta dengan kedua tangan

dan memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan plasenta dan melahirkan

selaput dengan cara memilin plasenta. Plasenta lahir pada jam 07.00 wib.

j. Segera setelah plasenta dan selaputnya lahir, melakukan masase uterus

dengan telapak tangan secara sirkuler selama ± 15 detik.

k. Memeriksa kelengkapan plasenta dengan cara membuka selaput plasenta dan

memeriksa apakah selaput ketuban utuh dan apakah kotiledon lengkap.

l. Melakukan pemeriksaan vagina dan perineum, untuk memastikan bahwa

tidak terdapat laserasi yang menimbulkan perdarahan.

m. Memeriksa kontraksi dan perdarahan pervaginam.

Catatan Perkembangan Kala IV

Hari/tanggal : Sabtu, 30-06-2018

Jam : 08.00 wib

Tempat : Di PMB H.F.

S : 1. Ibu mengatakan bahwa perutnya masih merasa mules.

2. Ibu mengatakan merasa lemas

3. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya.

O : Mengobservasi ku dan ttv

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Compos mentis


136
1361

3. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 100/70 mmHg

b. Nadi : 82 x/menit

c. Respirasi : 24 x/menit

0
d. Suhu badan : 36,2 C

4. Tinggi fundus uteri : 1 jari bawah pusat

5. Kontraksi uterus : Baik

6. Perdarahan : ± 100 cc

A : 1. Diagnosa : Ny. Z. P3A0 umur 39 tahun 1 jam post partum

Dasar

DS : Masih merasa mules dan lemas

DO : A. Mengobservasi KU dan TTV

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Keadaan emosional : Stabil

d. Tanda-tanda vital :

1) Tekanan darah : 110/70 mmHg

2) Nadi : 82 x/menit

3) Respirasi : 24 x/menit
0
4) Suhu badan : 36,2 C

e. Tinggi fundus uteri : 1 jari bawah pusat

f. Kontraksi uterus : Baik

g. Perdarahan : ± 100 cc

2. Masalah : Ibu merasa kelelahan

3. Kebutuhan : istirahat yang cukup


137
1371

P : 1. Pukul 08.02 wib

Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu

baik.

a. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 110/70 mmHg

2) Nadi : 82 x/menit

3) Respirasi : 24 x/menit
0
4) Suhu badan : 36,2 C

b. Tinggi fundus uteri : 1 jari bawah pusat

c. Kontraksi uterus : Baik

2. Pukul 08.04 wib

Membersihkan ibu dan mengganti pakaian yang basah dengan

pakaian yang bersih dan kering.


138
ASUHAN KEBIDANAN BAYI LAHIR NORMAL PADA BY. NY. Z.DI 1381

PMB H. F.WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENALI BESAR

KECAMATAN ALAM BARAJO

KOTA JAMBI

Hari/tanggal : Sabtu, 30-06-2018 Tempat : PMB H. F.

Jam : 08.05 wib Pengkaji :Dince

I. Pengumpulan Data

A. Data Subjektif

1. Identitas

Nama bayi : By. Ny. Z

Umur bayi : 1 Jam

Tanggal/jam lahir :Sabtu, 30-06-2018, Pukul 06.50 wib

Jenis kelamin : Laki-Laki

Berat badan : 3.800 gram

Panjang badan : 50 cm

Biodata orang tua

Nama ibu : NY. Z.` Nama suami : Tn. U

Umur : 39 Tahun Umur : 40 Tahun

Suku/bangsa : Jambi/Ind Suku/bangsa :Jawa/Ind

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : MTS Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Bagan Pete Alamat : Bagan Pete RT.05


139
1391

1) Keluhan trimester I, II dan III

a) Trimester I : Pusing dan mual muntah

b) Trimester II : Tidak ada

c) Trimester III : Tidak ada

2) Frekuensi ANC selama kehamilan trimester I, II dan III : 6x di PMB H.F. ,

1x di PMB E, 2x di Puskesmas Kenali Besar

3) Kebiasaan waktu hamil

a) Makanan : Nasi, ikan, sayur, buah-buahan

b) Obat/jamu : Tidak pernah

c) Merokok : Tidak pernah

d) Lain-lain : Tidak pernah

4). Riwayat natal

1) Tempat persalinan : PMB

2) Jenis persalinan : Spontan letak belakang kepala.

3) Ditolong oleh : Mahasiswa dan bidan

4) Lama Persalinan : Kala I : 7 Jam

: Kala II : 1 jam

: Kala III : 10 Menit

5) Anak ke : 3 (ketiga)

6) BBL : 3.800 gram

7) PBL : 50 cm

8) Jenis kelamin : Laki-laki

9) Masa gestasi : 38-39 minggu

10) Keadaan bayi baru lahir


140
1401

a) Nilai APGAR : 9-10

Tabel 4.10. Nilai Apgar By Ny Z.

Tanda 0 1 2 Jumlah nilai

Frekuensi jantung ( )Tidak ada ( ) < 100 ( )>100 9

Usah bernafas ( )Tidak ada ( )Lambat tidak ( )Menangis

teratur Kuat

( )Ekstremitas ( )Gerakan

Menit Ke-1 fleksi sedikit Aktif 10

( )Lumpuh ( )Gerakan ( )Menangis

Tonus otot ( )Tidak Sedikit ( )Kemerahan

Refleks bereaksi ( )Tubuh dan

Warna ( )Biru/pucat Tangan

Frekuensi kemerahan

Menit Ke-5 ( )< 100 ( )Menangis

Jantung ( )Tidak ada ( )Lambat tidak Kuat

Usah bernafas ( )Tidak ada teratur ( )Gerakan

Tonus otot ( )Lumpuh ( )Ekstremitas Aktif

Refleks ( )Tidak fleksi sedikit ( )Menangis

bereaksi ( )Gerakan ( )Kemerahan

sedikit

Warna ( )Biru pucat ( )Tubuh dan

tangan

kemerahan

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik


141
1411

b. Tanda-tanda vital

1) Frekuensi jantung: 120 x/menit


o
2) Suhu badan : 36,8 C

3) Respirasi : 50 x/menit

c. Antropometri

1) BB sekarang : 3.800 gram

2) Panjang badan : 50 cm

3) Lingkar dada : 31 cm

4) Lingkar kepala : 33 cm

5) LILA : 11 cm

2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

1) Kepala : Kepala bulat, rambut hitam dan tipis, tidak ada caput

sucsedaneum, dan tidak ada cephal hematoma.

2) Muka : Muka bulat, warna merah muda, oedema tidak ada.

3) Mata : Simetris kiri dan kanan, kelopak mata tidak ada

kelainan, konjungtiva tidak pucat (warna mera muda),

sclera tidak kuning, dan bulu mata tipis.

4) Hidung : Hidung simetris kiri dan kanan, ada lubang, tidak ada

secret, dan pernapasan cuping hidung tidak ada.

5) Mulut : Bentuk bibir kecil, lidah bersih, warna gusi merah muda,

palatum ada dan refleks rooting ada.

6) Telinga : Simetris kiri dan kanan, lubang telinga ada, dan tidak ada

cairan.

7) Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan refleks

menelan ada.
142
8) Dada : Simetris kiri dan kanan, dan pengembangan rongga dada1421

ada.

9) Abdomen : Tali pusat masih basah, dan tidak ada perdarahan pada

tali pusat.

10) Genitalia : Testis sudah turun

11) Anus : Ada lubang

12) Ekstremitas : Tangan dan kaki bergerak aktif serta jari-jari lengkap.

13) Neuro

a) Refleks moro : Ada

b) Refleks rooting : Ada

c) Refleks grasp : Ada

d) Refleks sucking : Ada

e) Refleks tonic neek : Ada

14) Eliminasi

a) BAK : Keluar sejak pukul 07.30 wib, warna kuning jernih.

b) BAB : Keluar sejak pukul 07.30 wib, warna coklat kehitaman

II. Interpretasi Data Dasar

1. Diagnosa : By.Ny. F. umur 1 jam, bayi cukup bulan sesuai masa

kehamilan.

Dasar

DS : a. Ibu mengatakan ini merupakan anak yang ke- 2

b. Ibu mengatakan hamil 9 bulan

DO : a. Lahir tanggal 30-06-2018, pukul 06.50 wib

b. Jenis kelamin : Laki-laki

c. APGAR score : 9-10

d. Keadaan umum : Baik


143
1431

e. Tanda-tanda vital

1) Frekuensi jantung : 120 x/menit


o
2) Suhu badan : 36,8 C

3) Respirasi : 50 x/menit

f. Antropometri

1) BB sekarang : 3.800 gram

2) Panjang badan : 50 cm

3) Lingkar dada : 31 cm

4) Lingkar kepala : 33 cm

5) LILA : 11 cm

2. Masalah : Tidak ada

3. Kebutuhan : a. Pemenuhan nutrisi

b. Jaga kehangatan

III. Diagnosa Potensial

Hipotermi

IV. Identifikasi Tindakan Segera

Menjaga kehangatan bayi

V. Perencanaan

1. Observasi KU, TTV, ukur antropometri yaitu menimbang BB, mengukur

PB, LK, LD, dan LILA

2. Rawat tali pusat

3. Ganti pakaian bayi dan menjaga kehangatan bayi

4. Beri salep mata

5. Suntik Vit K.

6. Minta ibu untuk memberikan ASI pada bayinya.

7. Beri penjelasan kepada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan pada bayi.
144
1441

Tabel 4.11. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir By. Ny. Z.

No Tanggal Pelaksanaan Nama/

jam paraf

1 Sabtu, 30- 1. Mengobservasi keadaan umum bayi, TTV dan

06-2018 antropometri.

Pukul : a. Keadaan Umum : Baik

08.05 wib b.Tanda-tanda vital

1) Suhu Badan : 36,8 0C

2) Pernafasan : 50 x/menit

3) Nadi : 140 x/menit

4) Frekuensi jantung : 120 x/menit

c. Antropometri

1) BB sekarang : 3.800 gram

2) Panjang badan : 50 cm

3) Lingkar dada : 31 cm

4) Lingkar kepala : 33 cm

5) LILA : 11 cm

2 Pukul 08.07 Merawat tali pusat yaitu dengan membungkus tali

wib pusat dengan menggunakan kasa steril yang telah

berisi bethadine.

3 Pukul 08.10 Mengganti pakaian bayi dengan baju baru yang

wib bersih dan menjaga kehangatan bayi dengan

membungkus bayi menggunakan kain hangat yang

berih dan kering.

4 Pukul 08.15 Memberi bayi salep mata oxytetracycline 1%


145
wib 1451

5 Pukul 08.18 Melayani suntikan Vitamin K 1 mg di paha kiri bayi.

wib

6 Pukul 08.20 Meminta ibu untuk memberikan ASI kepada

wib bayinya dan menganjurkan ibu untuk memberikan

ASI saja selama 6 bulan.

7 Pukul 08.25 Menjelaskan pada ibu tentang personal hygiene

wib bagi bayinya. Jika bayi BAB dan BAK, popok atau

pakaian yang terkena kotoran harus segera diganti

agar kebersiahan bayi tetap terjaga sehingga

tidak terjadi iritasi kulit.

VII. Evaluasi

Hari/Tanggal : Sabtu, 30-06-2018 Pukul : 08.30 wib

1. Ibu mengetahuai keadaan bayi saat ini dan mengetahui hasil pemeriksaan

a. Keadaan Umum : Baik

b. Tanda-tanda vital

1) Frekuensi jantung : 120 x/menit


o
2) Suhu badan : 36,8 C

3) Respirasi : 50 x/menit

d. Antropometri

1) BB sekarang : 3.800 gram

2) Panjang badan : 50 cm

3) Lingkar dada : 31 cm

4) Lingkar kepala : 33 cm

5) LILA : 11 cm
146
1461
2. Ibu mengetahui tali pusat bayinya telah dirawat menggunakan kasa steril yang

telah berisi betadine.

3. Ibu mengetahui pakaian bayinya telah diganti dengan pakaian yang bersih dan

bayinya telah dibungkus dengan kain bersih dan hangat.

4. Ibu mengetahui bayinya telah dilayani salep mata oxytetracycline 1 %.

5. Ibu mengetahui bayinya telah dilayani Vitamin K.

6. Ibu telah menyusui bayinya

7. Ibu mengerti dengan penjelasan bidan untuk menjaga kebersihan bayi, jika bayi

BAB dan BAK popok atau pakaian harus segera diganti agar tidak iritasi.

VIII. Catatan Perkembangan

Kunjungan Ke-2

Hari :Sabtu, 07- 07-2018

Jam : 16.30 wib

Tempat : Kunjungan rumah

S :

O : 1. Keadaan umum : Baik

2. Tanda-tanda vital

a. Frekuensi jantung : 124 x/m

b. Respirasi : 52 x/m
o
c. Suhu badan : 36,6 C

3. Antropometri

a. Panjang badan : 50 cm

b. Lingkar dada : 31 cm

c. Lingkar kepala : 33 cm

d. LILA : 11 cm

4. Refleks : Ada

5. Nutrisi : ASI
147
6. Tali pusat telah lepas, kondisi kering dan bersih 1471

7. Eliminasi

BAK : 6 Kali sehari

BAB : 1 kali sehari

Imunisasi : HB0

A : Bayi Ny. Z. umur 7 hari bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan.

P : 1. Pukul 16.35 wib

Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bayinya dalam keadaan baik.

a. Tanda-tanda vital

1) Frekuensi jantung : 124 x/m

2) Respirasi : 52 x/m
o
3) Suhu badan : 36,6 C

b. Antropometri

1) Panjang badan : 50 cm

2) Lingkar dada : 31 cm

3) Lingkar kepala : 33 cm

4) LILA : 11 cm

c. Refleks : Ada

2. Pukul 16.40 wib

Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin agar

bayinya tidak kekurangan cairan.

3. Pukul 16.50 wib

Memberitahu kepada ibu untuk segera mengganti pakaian bayi setelah bayi

BAK dan BAB dengan pakaian yang bersih dan kering, agar tidak terjadi

iritasi pada kulit bayi.

4. Pukul 16.55 wib

Membantu ibu memberikan ASI pada bayinya.


148
1481

Tabel 4.12. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir By. Ny. Z.

No Tanggal Pelaksanaan Nama/

jam paraf

1 Sabtu, 07- 1. Mengobservasi keadaan umum bayi, TTV dan

06-2018 antropometri.

Pukul : a. Keadaan Umum : Baik

16.35 wib b.Tanda-tanda vital

1) Frekuensi jantung : 124 x/m

2) Respirasi : 52 x/m

o
3) Suhu badan : 36,6 C

b. Antropometri

1) Panjang badan : 50 cm

2) Lingkar dada : 31 cm

3) Lingkar kepala : 33 cm

4) LILA : 11 cm

c. Refleks : Ada

d. Tali pusat telah lepas, kondisi kering dan bersih

2 Pukul 16.40 Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya

wib sesering mungkin agar bayinya tidak kekurangan

cairan.

3 Pukul 16.50 Memberitahu kepada ibu untuk segera mengganti

pakaian bayi setelah bayi BAK dan BAB dengan

pakaian yang bersih dan kering, agar tidak terjadi

iritasi pada kulit bayi


149
4 Pukul 16.55 Membantu ibu memberikan ASI pada bayinya. 1491

Pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif yaitu

bayi hanya diberikan ASI saja sampai berusia 6 bulan

Evaluasi

Hari/Tanggal : Sabtu, 30-06-2018 Pukul : 17.00 wib

1. Ibu mengetahuai keadaan bayi saat ini dan mengetahui hasil pemeriksaan

a. Keadaan Umum : Baik

b. Tanda-tanda vital :

1) Frekuensi jantung : 124 x/m

2) Respirasi : 52 x/m

o
3) Suhu badan : 36,6 C

b. Antropometri

1) Panjang badan : 50 cm

2) Lingkar dada : 31 cm

3) Lingkar kepala : 33 cm

4) LILA : 11 cm

c. Refleks : Ada.

2. Ibu dapat menyusui bayinya dengan baik dan benar

3. Ibu telah mengetahui tentang ASI Eksklusif dan ibu berjanji akan memberikan ASI

Eksklusif pada bayinya.


150
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. Z.UMUR 39 TAHUN DENGAN P3A0 1501

POST PARTUM 8 JAM P M B H . F . WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KENALI BESAR KECAMATAN ALAM BARAJO KOTA JAMBI

Tanggal Kunjungan : 30-06-2018 Jam : 15.00 wib

Tempat Pengkajian : PMB Pengkaji : DINCE

I. Pengumpulan Data

A. Data Subjektif

1. Identitas /Biodata

Nama pasien: Ny.Z Nama suami : Tn.U

Umur : 39 tahun Umur : 40 Tahun

Suku/bangsa : Jambi/Indo Suku/bangsa : Jawa/Indo

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : MTS Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Bagan Pete RT.05 Alamat : Bagan Pete

2. Anamnesa

Pada Tanggal : 30-06-2018 Pukul : 15.00 wib

a. Keluhan utama : Ibu mengatakan keadaanya saat ini baik dan

masih ada pengeluaran darah.

b. Riwayat Persalinan : Kamar bersalin

Oleh : Mahasiswa dan bidan

1) Ibu

a) Jenis persalinan : Spontan letak belakang kepala.

b) Melahirkan anak ke :3

c) Komplikasi/kelainan dalam persalinan : Tidak ada


151
1511

d) Plasenta

1) Selaput amnion dan chorion : Lengkap

2) Kotiledon : Lengkap

3) Insertio tali pusat : Sentralis

4) Panjang tali pusat : ± 50 cm

5) Berat Plasenta : 400 gram

e) Perdarahan : ± 250 cc

f) Tindakan segera : Tidak Ada

2) Bayi

a) Lahir Tanggal : 30-06-2018

b) Pukul : 06.50 wib

c) BBL : 3.800 gram

d) PBL : 50 cm

e) AS : 9.10

f) Jenis kelamin : Laki-laki

g) Cacat bawaaan : Tidak ada

h) Masa gestasi : 38-39 minggu

i) Komplikasi : Tidak ada

j) Air Ketuban : Warna putih jernih.

c. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas yang lalu :

Tabel 4.2 Riwayat Kehamilan dan Persalinan

No Tahun UK JP Tempat Penolong BAYI

persalinan

JK BB PB KET

1 2006 38-39 Spontan Rumah Bidan P 2700 48 sehat

2 2011 39-40 Spontan Rumah Bidan L 2900 48 Sehat


152
1521

3 Hamil ini

d. Riwayat Kontrasepsi : Ibu mengatakan selama ini menggunakan KB suntik setiap 3

bulan sekali

e. Riwayat Post Partum

1) Keadaan umum : Baik

2) Keadaan emosional : Stabil

3) Ambulasi : Baik tanpa bantuan

4) Keluhan : Tidak ada

5) Pola Makan dan minum : Makan 1 x sehari (nasi, ikan sayur dan buah)

dan minum 5 gelas sehari.

6) Pola Eliminasi : BAK 2 x sehari warna kekuningan bau khas

dan BAB Belum.

7) Ketidaknyamanan : Tidak ada

8) Pengalaman menyusui : Ada

9) Pendapatan ibu tentang bayinya: Ibu mengatakan bayinya ganteng.

10) Keluhan Lain : Tidak ada

B. Data Subjektif

1. Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Compos mentis

c) Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 100/80 mmHg

2) Nadi : 80 x/ menit

3) Respirasi : 20 x/menit

0
4) Suhu Badan : 36,5 C
153
1531

2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

1) Rambut : Hitam bersih.

2) Muka : Tidak oedema dan tidak ada kloasma gravidarum.

3) Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning.

4) Hidung : Simetris kiri dan kanan dan tidak ada secret.

5) Telinga : Simetris kiri dan kanan, pendengaran baik dan tidak ada

secret.

6) Mulut : Bibir tidak kering dan gigi tidak ada karies.

7) Leher : Tidak ada pembengkakan dan benjolan.

8) Dada & Axila : Dada simetris kiri dan kanan.

9) Mammae : Tidak ada benjolan, putting susu menonjol dan ada

pengeluaran ASI.

10) Abdomen : TFU 2Jbpst dan kontaksi uterus baik.

11) Anogenital : Lochea rubra, konsistensi encer dan bau khas.

12) Vulva : Tidak ada oedema dan perineum lecet.

13) Ekstremitas : Positif kiri kana dan tidak ada oedema.

II. Intepretasi Data Dasar

1. Diagnosa : NY. Z.umur 39 Tahun, P3A0 post partum 8 jam

Dasar :

DS : a. Ibu mengatakan ASI sudah keluar.

b. Ibu mengatakan masih merasa nyeri di bagian bawah jalan lahir.

DO : a. Tanda-Tanda Vital

1) Tekanan darah : 100/80 mmHg

2) Nadi : 80 x/menit

3) Respirasi : 20 x/menit
154
4) Suhu Badan
0
: 36,5 C 1541

b. TFU : 2 jbpst

c. Perdarahan yang keluar sedikit.

d. Pengeluaran Lochea rubra.

2. Masalah : Nyeri pada daerah jalan lahir.

3. Kebutuhan : Menjaga kebersihan diri.

III. Diagnosa Potensial

Infeksi masa nifas

IV. Tindakan Segera

Personal hygiene

V. Intervensi

1. Observasi Ku dan TTV.

2. Observasi TFU dan kontraksi uterus.

3. Beritahu ibu cara merawat payudara yang benar.

4. Jelaskan tentang kebersihan diri.

5. Jelaskan tentang pemenuhan nutrisi pada masa menyusui.

6. Jelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.

VI. Pelaksanaan

Tabel 4.13 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny. Z

No Tanggal/jam Pelaksanaan Nama/paraf

1 30-06-2018 1. Mengobservasi ku dan ttv

Pukul 15.05 a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : compos mentis

c. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 100/80 mmHg

2) Nadi : 80 x/menit
155
3) Respirasi : 20 x/menit 1551

4) Suhu badan : 36,5 0C

2 Pukul 15.10 1. Mengobservasi TFU dan kontraksi uterus

a. TFU 2jbpst

b. Kontraksi uterus : Ada dan baik

c. Konsistensi Uterus : Keras

3 Pukul 15.15 1. Licinkan tangan dengan minyalk/baby oil

secukupnya tempatkan kedua tangan diantara

kedua payudara ibu, kemudian urut kearah

atas terus kesamping kebawah melintang

sehingga tanggan menyangga payudara

(mengangkat payudara).

2. Telapak tangan kiri menopang

payudara, tangan dikepalkan kemudian jari-

jari tangan mengurut payudara mulai

dari pangkal kearah putting susu sebanyak

30 kali pada setiap payudara.

3. Menyokong payudara kiri dengan tangan

kiri telapak tangan kiri menopang payudara

kiri dan jari-jari tangan sisi kelingking

mengurut payudara kearah putimg susu

sebanyak 30 kali pada tiap

payudara.

4. Payudara dikompres dengan waslap

hangat selama 2 menit kemudian kompres

waslap dingin selama 1 menit, setelah itu

keringkan payudara dengan kain kering.


156
1561

3 Pukul 15.25 1. Menjelaskan tentang kebersihan diri

a. Membersihkan daerah vulva minimal

2 x sehari terutama sesudah BAB atau BAK

dengan cara membersihkan dengan gerakan

dari atas vulva kearah bawah anus

dengan menggunakan air bersih.

Pukul 15.30 Menjelaskan kepada ibu tentang

pemenuhan nutrisi yaitu :

Mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti

nasi,ikan ,sayur dan buah-buahan terutama

makanan yang merangsang produksi ASI

seperti kacang-kacangan dan daun katuk.

Pukul 15.35 Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-

tanda bahaya pada masa nifas yaitu infeksi

masa nifas, perdarahan pervaginam, sakit

kepala, nyeri epigastrik, pengelihatan mata

kabur, pembengkakan diwajah dan

ekstremitas, payudara yang berubah menjadi

merah, panas dan terasa sakit,

pembengkakan dikaki, kehilangan nafsu

makan dan tidak mampu mengasuh

bayinya sendiri.
157
VII. Evaluasi 1571

Tanggal : 30-06-2018 Pukul : 15.40 wib

1. Ibu mengetahui bahwa keadaannya saat ini baik.

2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang cara merawat payudara.

3. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan untuk menjaga kebersihan diri.

4. Ibu mengerti dengan penjelasan bidan untuk mengkonsumsi makanan

yang bergizi terutama makanan yang banyak memproduksi ASI.

5. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang tanda-tanda bahaya

masa nifas.

VIII. Catatan Perkembangan

Kunjungan ke-2

Hari/Tanggal : Sabtu, 07-07-2018

Jam : 15.30 wib

Tempat : Kunjungan rumah

S : a. Ibu mengatakan keadaannya saat ini baik

b. Ibu mengatakan masih ada pengeluaran dari jalan lahir

c. Ibu mengatakan telah menyusui bayinya

O : a. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) Keadaan emosional : Stabil

4) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : 110/80 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit

c) Pernafasan : 24 x/menit
0
d) Suhu badan : 36,5 C
158
5) TFU : ½ Pusat-sympisis 1581

6) Lochea : Sanguinolenta

A : NY. Z.P3A0 umur 39 tahun post partum 7 hari.

P : a. Pukul 15.35 wib

Memberitahu kepada ibu untuk hasil pemeriksaan bahwa

keadaannya saat ini baik.

1) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : 110/80 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit

c) Pernafasan : 24 x/menit
0
d) Suhu badan : 36,5 C

2) TFU : ½ Pusat-sympisis

b. Pukul 15.40 wib

Mengobservasi pengeluaran ASI banyak, kontraksi uterus ibu baik.

c. Pukul 15.45 wib

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan

abnormal.

d. Pukul 15.50 wib

Menjelaskan kepada ibu tentang pemenuhan nutrisi yaitu :

Mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti nasi, ikan, sayur dan

buah-buahan terutama makanan yang merangsang produksi

ASI seperti kacang-kacangan.

f. Pukul 15.55 wib

Memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi

menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-harI

h. Pukul 16.00 wib


159
1591
Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2

kali sehari dan terutama membersihkan daerah vulva minimal

2 x sehari terutama sesudah BAB atau BAK.

Tabel 4.14 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny. Z.

No Tanggal Pelaksanaan Nama/

jam paraf

1 Sabtu, 07- 1 Memberitahu kepada ibu untuk hasil pemeriksaan

06-2018 bahwa keadaannya saat ini baik.

Pukul : 1) Tanda-tanda vital

15.35 wib a) Tekanan darah : 110/80 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit

c) Pernafasan : 24 x/menit

0
d) Suhu badan : 36,5 C

2) TFU : ½ Pusat-sympisis

2 Pukul 15.40 Mengobservasi pengeluaran ASI banyak,

wib kontraksi uterus ibu baik. Perdarahan per vagina

normal. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda

perdarahan pada masa nifas.

3 Pukul 15.50 Menjelaskan kepada ibu tentang pemenuhan nutrisi

wib yaitu : Mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti

nasi, ikan, sayur dan buah-buahan terutama

makanan yang merangsang produksi ASI seperti

kacang-kacangan.

4 Pukul 15.55 Membantu ibu memberikan ASI pada bayinya.


160
wib Pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif yaitu 1601

bayi hanya diberikan ASI saja sampai berusia 6 bulan

4 Pukul 16.00 Mendiskusikan dengan ibu rencana KB yang akan

wib digunakan oleh ibu.

.Evaluasi

Tanggal : 07-07-2018 Pukul : 16.00 wib

1. Ibu mengetahui bahwa keadaannya saat ini baik.

2. Ibu mengerti tanda-tanda perdarahan pada masa nifas. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.

3. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi pada masa nifas dan pada ibu

menyusui, dan pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi

terutama makanan yang banyak memproduksi ASI.

4. Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang ASI Eksklusif dan ibu

berjanji akan memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.

5. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan KB dan ibu

berencana akan menggunakan KB suntik.

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Komprehensif yang

diberikan pada Ny. Z. umur 39 tahun di PMB H.F. di wilayah kerja Puskesmas Kenali
161
1611
Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi. Tahap awal yang dilakukan adalah

melakukan pengumpulan data dasar, pada langkah ini dikumpulkan semua data yang

berkaitan dengan kondisi ibu. Pengumpulan data diperoleh melalui, wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik, dokumentasi, laporan dari tenaga kesehatan dengan status

kesehatan ibu dan mendampingi ibu dari masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan

Keluarga Berencana..

Adapun pembahasan yang dilakukan sebagai berikut :

1. Asuhan Kehamilan

Pengumpulan data dilakukan pada saat kunjungan rumah pada NY. Z.dan melakukan

anamnesa, ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga. Hari pertama haid terakhir 10-10-

2018 dengan Tafsiran persalinan 17-07-2018, dan dilakukan pemeriksaan keadaan umum

dalam batas normal. Pada awal kehamilan (Trimester I) ibu mengeluh mual dan muntah.

Menurut Triyana (2013), ibu hamil mengeluh mual dan muntah di karenakan respon

awal tubuh terhadap tingginya hormon progesterone, gejala ini biasanya disebut

dengan morning sickness kondisi ini dinilai normal untuk mengatasi gejala morning

sickness, peneliti menganjurkan pada NY. Z.untuk mengonsumsi makanan dengan porsi

yang lebih sedikit tetapi sering untuk mengurangi mual dan muntah pada Trimester II.

Pada usia kehamilan 20 minggu (Trimester II) ibu sudah merasakan pergerakan

janin, tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang didapat karena menurut

Kusmiyati (2013), ibu hamil pada trimester II dapat merasakan pergerakan

janinnnya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dari

dirinya sendiri.

Pada usia 32-33 minggu (Trimester III) ibu mengeluh sering buang air kecil,

menurut Walyani (2015), sering buang air kecil pada trimester III karena terjadi

pembesaran janin yang menyebabkan desakan pada kandung kemih, peneliti

menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan keinginan buang air kecil karena hal

tersebut dapat menyebabkan infeksi pada saluran kencing, juga harus tetap minum

dalam jumlah yang cukup dan jangan berupaya untuk mengurangi asupan cairan
162
1621
karena akan menyebabkan dehidrasi, seringnya buang air kecil juga menyebabkan

kondisi daerah vagina lembab, sehingga kebersihan daerah vagina harus dijaga.

Ibu mengatakan selama kehamilan melakukan pemeriksaan sebanyak 9 kali di

6x di PMB H.F. , 1x di PMB E, 2x di Puskesmas Kenali Besar. Pada trimester 1 ibu

melakukan kunjungan 2 kali, trimester II sebanyak 2 kali serta pada trimester III

sebanyak 5 kali, hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa minimal

kunjungan Antenatal Care adalah 4 kali, yaitu trimester 1 sebanyak 1 kali, trimester

II sebanyak 1 kali dan trimester III sebanyak 2 kali. Frekuensi pemeriksaan ini telah

memenuhi standar sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa WHO menganjurkan

sedikitnya ibu hamil melakukan kunjungan Antenatal Care 4 kali selama

kehamilannya (Walyani,2015). Ibu mengatakan telah mendapatkan suntikan

imunisasi TT (Tetanus Toksoid) sebanyak dua kali selama kehamilan, menurut

Kusmiyati (2011), imunisasi TT diberikan pada ibu hamil segera setelah dinyatakan

hamil dengan tujuan untuk memberikan kekebalan pada ibu dan mencegah tetanus

neonatarum pada bayi yang akan dilahirkan. Setiap ibu hamil harus mendapatkan

imunisasi TT minimal 2 kali selama kehamilan (pertama pada saat kunjungan

antenatal pertama dan kedua pada 4 minggu kemudian).

Selama kehamilan Ny. Z . mengkonsumsi tablet penambah darah sebanyak

90 tablet tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus yang didapat karena

menurut Prawirohardjo (2010), pemberian tablet penambah darah selama kehamilan

minimal 90 tablet, peneliti menganjurkan kepada NY. Z.untuk mengkonsumsi tablet

penambah darah pada malam hari sebelum tidur untuk mengurangi efek mual dan

sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi karena akan menggangu

penyerapan.

Dalam pemeriksaan kehamilan NY. Z. hanya mendapatkan 10T pelayanan

standar, terjadi kesenjangan karena tidak sesuai dengan teori terdiri dari 14T yaitu

tekanan darah, timbang dan ukur tinggi badan, tinggi fundus uteri, tablet Fe,

imunisasi TT, temu wicara konseling, tes HB, tekan pijat perawatan payudara,
163
1631
tingkat kebugaran olahraga. Terapi obat malaria, tes protein urin, dan tes reduksi

urine, tidak dilakukan karena keterbatasan alat pemeriksaan.

Peneliti melakukan pemeriksaan leopod pada ibu hamil trimester II yaitu Ny.

Z. G3P2A0 umur 39 tahun hamil 23-24 minggu ditemukan Tinggi Fundus Uteri

(TFU) sepusat. Hal ini sudah sesuai teori karena berdasarkan dari data yang didapat

tidak terdapat kesenjangan teori yang dapat mengakibatkan NY. Z.berada dalam

kehamilan yang tidak normal. Data yang menunjang secara subjektif adalah ibu

mengatakan ini merupakan kehamilan ketiga dan ibu mengatakan Hari pertama

haid terakhir 10-10-2017. Secara objektif dilakukan pemeriksaan dalam batas

normal. Masalah yang ditemukan tidak ada karena ibu hamil dalam keadaan normal

dan kebutuhan yaitu nutrisi ibu hamil, tanda- tanda vital dan pemeriksaan palpasi

leopold.

Pelaksanaan langsung yang diberikan pada ibu hamil sesuai dengan rencana

yaitu mengobservasi KU dan TTV, melakukan pemeriksaan Head To Toe (Inspeksi,

palpasi, auskultasi dan perkusi), melakukan penimbangan BB dan pengukuran TB,

pemberian tablet tambah darah, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid),

pemeriksaan HB, tekan pijat perawatan payudara, tingkat kebugaran olahraga dan

menganjurkan ibu untuk makan sedikit tetapi sering, menganjurkan ibu untuk

melakukan personal hygiene serta menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol pada

bulan berikutnya.

Pada kasus ini dilakukan evaluasi dalam penerapan asuhan kebidanan untuk

menilai sejauh mana keberhasilan dari pelaksanaan yang telah dilakukan. Hasil

evaluasi ibu hamil setelah melakukan pemeriksaan sejak tanggal 13-11--2017 di

PMB H.F. dan dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP dari tanggal 13-

11-2017 sampai 21-06-2018 , keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital ibu normal

dan ibu mengerti dan penjelasan yang diberikan. Penulis juga melakukan kunjungan

rumah pada tanggal 21-05-2018 untuk lebih menerapkan asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny. Z.


164
1641
Pada NY. Z.tidak ditemukan tanda-tanda bahaya kehamilan. Menurut teori

Prawirohardjo (2010), tanda-tanda bahaya kehamilan adalah perdarahan

pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa, gangguan pengelihatan, pembengkakan

pada wajah/tangan, nyeri abdomen dan janin tidak bergerak seperti biasanya.

Keluhan-keluhan yang didapatkan penulis saat melakukan kunjungan selama

kehamilan masih merupakan keluhan-keluhan yang normal dan keluhan tersebut

masih bisa diatasi dan tidak memerlukan penanganan yang khusus.

2. Asuhan Persalinan

Pengumpulan data dasar dikumpulkan saat ibu datang ke klinik bersalin pada

tanggal 30-06-2018, ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah menjalar sampai

kebelakang disertai pengeluaran lendir dari vagina, menurut Tando (2013) tanda-tanda

persalinan kala II yaitu rasa sakit dari fundus merata keseluruh uterus sampai berlanjut

ke punggung bagian bawah pada awal persalinan. Dilakukan observasi his dan DJJ

pada pukul 05.45 wita, his teratur 4 kali dalam 10 menit lamanya 45-50 detik. DJJ

positif teratur, frekuensi 140 x/menit. Dilakukan pemeriksaan dalam pada pukul 05.45

wita didapat pembukaan 10 cm, portio tidak teraba, ketuban utuh, presentasi kepala,

penurunan bagian terendah H IV ubun-ubun kecil kanan depan. Menurut Marmi (2012)

kala II berlangsung 2 jam pada primipara dan 1 jam pada multipara dari pembukaan

lengkap sampai bayi lahir, tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus yang

ada. Segera setelah bayi lahir terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat

memanjang, uterus menjadi bundar dan keluar semburan darah, pada pukul 07.00 wita

plasenta lahir spontan lengkap dengan selaputnya dari hasil yang didapat tidak ada

kesenjangan antara teori dengan praktek karena menurut Marmi (2012) kala III

berlangsung 10-30 menit di mulai sejak bayi lahir sampai lahirnya palsenta.

Peneliti menentukan diagnosa ibu bersalin pada Kala I yaitu Ny. Z. G3P2A0

umur 39 tahun hamil 38-39 minggu janin intra uterin tunggal hidup dengan inpartu

kala 1 fase aktif, dalam hal ini yang menjadi masalahnya adalah ibu merasa gelisah

menahan rasa sakit, dan cemas dalam menghadapi persalinan. Berdasarkan masalah
165
tersebut yang menjadi kebutuhan ibu yaitu beri dukungan moril dari penolong 1651
dan

dari keluarga, beri ibu makan dan minum bila tidak ada his, anjurkan ibu untuk

miring kiri, menurut Tando (2015) posisi berbaring miring ke kiri dapat mengurangi

penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadi

hipoksia karena suplay oksigen tidak terganggu dan dapat mencegah terjadinya laserasi

atau robekan jalan lahir. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara praktek dan teori.

Berdasarkan intepretasi data dasar dilakukan pemeriksaan dalam pada pukul

05.45 wita. Diagnosa kala II yaitu Ny. Z . G3P2A0 umur 39 tahun hamil 38-39

minggu janin intra uterin tunggal hidup dengan inpartu kala II, letak kepala H IV,

ubun-ubun kecil kanan depan, tindakan pimpin ibu untuk meneran, dalam hal ini

tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Diagnosa kala III yaitu Ny. Z .

G3P2A0 umur 39 tahun dengan inpartu kala III, permasalahan dalam hal ini adalah

ibu merasa lelah dan plasenta belum lahir, lakukan manajemen aktif kala III. Diagnosa

kala IV yaitu Ny. Z . P2A0 umur 39 tahun dengan inpartu kala IV, yang menjadi

masalah dalam hal ini adalah ibu merasa lelah dan perutnya masih merasa mules,

yang menjadi kebutuhan ibu yaitu bersihkan ibu dan memberi tahu keluarga untuk

memberi makan dan minum pada ibu.

Berdasarkan data-data yang telah di identifikasikan, maka diagnosa potensial

pada ibu bersalin pada Ny. Z . G3P2A0 umur 39 tahun hamil 38-39 minggu janin

intra uteri tunggal hidup inpartu kala I, inpartu kala II, kala III dan Kala IV dengan

penanganan yang baik tidak terjadi.

Berdasarkan kala I fase aktif tindakan segera yang dilakukan adalah tidak

ada. Berdasarkan tindakan segera kala II yaitu pimpim bersalin, Berdasarkan

tindakan segera kala III manajemen aktif kala III dan tindakan segera di kala IV yaitu

mengobservasi perdarahan dan kontraksi uterus. Demikian pada tindakan segera

kala I, II, III, dan IV tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek karena

tindakan segera merupakan yang butuh penanganan cepat dalam kegawat daruratan.
166
Rencana asuhan kebidanan yang diberikan berdasarkan diagnosa 1661
dan

kebutuhan pada NY. Z. G3P2A0 umur 39 tahun hamil 38-39minggu janin intra

uterin tunggal hidup dengan inpartu kala I, perencanaan yang dilakukan pada kala I

pukul 05.50 WIB yaitu observasi KU dan TTV, observasi his dan Bja, Pastikan alat

persalinan sudah lengkap, Beritahu keluarga untuk mendampingi proses persalinan,

dan bantu ibu memilih posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk, menurut

Tando (2015) posisi setengah duduk mempermudah penolong dalam membatu

kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat memperhatikan perineum. Pada

kala II dilakukan perencanaan yaitu observasi KU dan TTV, beritahu ibu dan

keluarga hasil pemeriksaan, dan melakukan pimpinan meneran. Pada kala III rencana

asuhan yang akan dilakukan adalah manajemen aktif kala III melakukan palpasi

abdomen untuk memastikan bayi tunggal, memberitahu ibu bahwa akan disuntik

oksitosin sebayak 10 unit pada 1/3 bagian paha kanan ibu, melakukan peregangan

tali pusat terkendali dan melakukan dorongan dorsokranial, melahirkan plasenta,

melakukan masase uterus selama 15 detik secara sirkuler, memeriksa kelengkapan

plasenta, memeriksa apakah ada robekan jalan lahir, memeriksa kontraksi dan

perdarahan pervaginam. Pada kala IV rencana asuhan yang dilakukan adalah

observasi KU dan TTV selama 2 jam, observasi kontraksi uterus, TFU dan

perdarahan pervaginam, membersihkan ibu dan tempat tidur, mengganti pakaian ibu,

mendekontaminasi semua peralatan dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.

Pelaksanaan langsung yang diberikan pada ibu bersalin sesuai dengan rencana

yaitu pada kala I mengobservasi keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital dalam

batas normal, observasi his teratur dengan frekuensi 4 kali dalam 10 menit lamanya

45-50 detik dan Bja 140 x/menit, memastikan alat persalinan sudah lengkap yaitu

persiapan alat, persiapan pasien dan persiapan penolong, memberitahu keluarga

untuk mendampingi proses persalinan, dan bantu ibu memilih posisi yang nyaman

yaitu posisi setengah duduk. Pada kala II dilakukan perencanaan yaitu

mengobservasi keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal,
167
1671
memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, dan melakukan pimpinan meneran.

Pada kala III rencana asuhan yang akan dilakukan adalah manajemen aktif kala III

melakukan palpasi abdomen untuk memastikan bayi tunggal, memberitahu ibu

bahwa akan disuntik oksitosin sebayak 10 unit pada 1/3 bagian paha kanan ibu,

melakukan peregangan tali pusat terkendali dan melakukan dorongan dorsokranial,

melahirkan plasenta, melakukan masase uterus selama 15 detik secara sirkuler,

memeriksa kelengkapan plasenta, memeriksa apakah ada robekan jalan lahir,

memeriksa kontraksi dan perdarahan pervaginam. Pada kala IV rencana asuhan yang

dilakukan adalah mengobservasi keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital

selama 2 jam dalam batas normal, mengobservasi kontraksi uterus ibu baik, TFU 1

jari bawah pusat dan perdarahan pervaginam ± 100 cc, membersihkan ibu dan tempat

tidur, mengganti pakaian ibu, mendekontaminasi semua peralatan dalam larutan

klorin 0,5 % selama 10 menit.

Hasil evaluasi ibu bersalin setelah melakukan perawatan sejak tanggal 3 0 -

0 6 - 2 0 1 8 di PMB H. F.wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar, Kecamatan Alam

Barajo, Kota Jambi, Selain itu dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP

selama ibu di rawat di klinik bersalin keadaan ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas

normal dan ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan dan tidak terjadi

hal-hal yang menyulitkan atau pelaksanaan dapat dilaksanakan sesuai rencana dan

tidak ditemukan masalah- masalah yang lain.

3. Asuhan Bayi Baru Lahir

Tahap awal yang dilakukan adalah pengumpulan data dasar, dimana langkah ini

dikumpulkan semua data dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi bayi.

Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dan pemeriksaan yang telah peneliti

lakukan, pengumpulan data dilakukan pada tanggal 30-06-2018 Peneliti melakukan

pemeriksaan fisik bayi baru lahir dengan APGAR skor 9-10, pada pukul 07.05 wib

dengan keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan

fisik secara sistemik dari kepala sampai ke bagian ekstremitas dalam keadaan normal
168
1681
dan tidak ada kelainan. Dilakukan pemeriksaan antropometri dengan hasil lingkar

kepala 33 cm, lingkar dada 31 cm, dan lingkar lengan atas 11 cm. Selain itu

dilakukan pemeriksaan neorologi dengan hasil pemeriksaan : refleks moro ada, refleks

rooting ada, refleks graps ada, refleks tonik neek ada dan refleks menghisap ada. Bayi

sudah BAB dan BAK pada pukul 07.30 wib.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada bayi Ny. Z. di golongkan sebagai bayi baru

lahir normal menurut Marmi dan Rahardjo (2012), karena tidak ada

kesenjangan antara hasil pemeriksaan dan teori mengenai bayi baru lahir normal

yang ada baik dari pengertian maupun ciri-ciri bayi baru lahir normal.

Data dasar yang sudah didapatkan, dianalisa dan di intepretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosa dengan dasar yaitu pada data subjektif dan data objektif,

masalah serta kebutuhan. Peneliti menentukan diagnosa bayi baru lahir yaitu By. NY.

Z.umur 1 jam bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan lahir normal. Hal ini

sudah sesuai teori karena berdasarkan dari data yang telah didapatkan tidak terdapat

kesenjangan teori menurut Marmi dan Rahardjo (2012), yang dapat mengakibatkan

By.NY. Z.berada dalam keadaan yang tidak normal.

Data yang menunjang secara subjektif adalah ibu mengatakan ini merupakan anak

yang kedua dan ibu mengatakan hamil 9 bulan. Secara objektif bayi lahir tanggal

3 0 - 0 6 - 2 0 1 8 , jam 06.50 wib, jenis kelamin laki-laki, keadaan umum bayi baik,

tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan antropometri yaitu berat badan

3.800 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm , lingkar dada

31 cm dan lingkar lengan atas 11 cm. Masalah yang ditemukan tidak ada karena bayi

dalam keadaan normal dan kebutuhan yaitu pemenuhan nutrisi, jaga kehangatan,

observasi tanda-tanda vital dan perawatan tali pusat untuk mencegah infeksi.

Berdasarkan data-data yang telah di identifikasikan, maka diagnosa potensial pada

bayi Ny.Z, umur 1 hari bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan, dengan diagnosa

potensial hipotermi di PMB H.F. Kota Jambi tidak terjadi masalah.


169
1691
Berdasarkan diagnosa potensial pada bayi NY. Z.umur 1 jam bayi cukup bulan

sesuai masa kehamilan dengan hipotermi, peneliti menetapkan tindakan segera

yaitu menjaga kehangatan bayi agar bayi tidak terjadi hipotermi, maka tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan praktek karena tindakan segera merupakan

yang butuh penanganan cepat dalam kegawat daruratan.

Rencana asuhan kebidanan yang diberikan berdasarkan diagnosa dan kebutuhan

pada bayi Ny. Z. umur 1 jam bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan

lahir normal di PMB PMB H.F. Kota Jambi yaitu Observasi KU bayi dan TTV,

pengukuran antropometri yaitu menimbang BB, mengukur PB, LK, LD dan

LILA, rawat tali pusat, mengganti pakaian bayi dan menjaga kehangatan bayi,

beri salep mata, suntik Vit. K, minta ibu untuk memberikan ASI pada

bayinya. Asuhan menggunakan 7 langkah varney dilaksanakan di ruang

bersalin PMB H.F. Kota Jambi pada tanggal 30-06-2018 sampai 07-07-2018

dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP di rumah pasien.

Pelaksanaan langsung yang diberikan pada bayi sesuai dengan rencana yaitu

mengobservasi keadaan umum bayi baik dan tanda-tanda vital, pengukuran

antropometri, melakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa steril

yang berisi bethadin, mengganti pakaian bayi dengan baju baru yang bersih dan

menjaga kehangatan bayi dengan membungkus bayi menggunakan kain hangat

yang bersih dan kering, memberikan bayi salep mata Oxytetracycline 1 %,

melayani suntikan Vit. K 1 mg di paha kiri, meminta ibu untuk memberikan ASI

pada bayinya. Pada pelaksanaan langsung asuhan yang telah direncanakan pada

bayi baru lahir belum dilakukan sesuai dengan teori menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) karena masih terdapat beberapa perbedaan seperti tidak melakukan IMD

(Inisiasi Menyusu Dini) dan masih membungkus tali pusat dengan kasa berisi

betadine yang seharusnya pembungkusan tali pusat itu sebaiknya dihindari

karena menyebabkan tali pusat lembab atau basah. Peneliti menganjurkan


170
1701
kepada ibu untuk selalu mengganti popok/pakaian bayi setipa kali basah, serta

menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Hasil evaluasi Bayi setelah melakukan perawatan sejak tanggal 3 0 - 0 6 -2018

di PMB H.F. Kota Jambi dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Penulis juga melakukan kunjungan neonatal ke rumah pasien p a d a tanggal

07-07-2018 Keadaan bayi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal,

kondisi tali pusat sudah lepas dan kering dan ibu mengerti dengan penjelasan yang

telah diberikan tentang asuhan yang telah diberikan dan keadaan bayinya serta

tidak terjadi hal-hal yang menyulitkan atau pelaksanaan dapat dilaksanakan sesuai

rencana dan tidak ditemukan masalah-masalah yang lain.

4. Asuhan Masa Nifas

Tahap awal yang dilakukan adalah pengumpulan data dasar, dimana pada

langkah ini di kumpulkan semua data dari berbagai sumber yang berkaitan dengan

kondisi ibu. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dan pemeriksaan

yang telah peneliti lakukan kepada ibu. Pengumpulan data dilakukan pada

tanggal 30-06-2018 pada Pukul 15.00 wib, peneliti melakukan pemeriksaan pada

NY. Z.Post partum 8 jam dengan hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik,

tanda-tanda vital dalam batas normal, payudara terdapat pengeluaran ASI,

kontraksi uterus baik, TFU 2 Jbpst, kandung kemih kosong, lochea rubra dan

perineum lecet. Peneliti menganjurkan kepada Ny. Z. untuk menyusui bayinya

sesering mungkin, memberitahu kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri, serta

menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Menurut Reva

Rubin dalam varney (2007), perubahan fisiologis masa nifas pada hari 1-2 post

partum, ibu mengalami perubahan yaitu kehilangan nafsu makan dalam waktu

yang lama, merasa sedih karena ibu tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan

dirinya sendiri, sakit kepala, pembengkakan di wajah/ekstremitas dan demam,

muntah dan rasa sakit waktu berkemih, serta ibu cepat tersinggung.
171
1711
Pada kunjungan nifas 7 hari post partum, dilakukan pemeriksaan tanda-tanda

vital dalam batas normal, kontraksi uterus baik, TFU ½ Pusat-shmpisis, lochea

sanguinolenta, ibu sudah bisa Buang Air Kecil, ibu menyusui bayinya dengan

baik. Hal ini sesuai dengan teori (Wulandari, 2011) yaitu TFU pada minggu I (7

hari) pertengahan antara pusat shympisis dan pengeluaran lochea sanguinolenta

berupa cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir

berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum. Pada kunjungan ini tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang didapat karena ibu dalam

keadaan nifas normal, pada kunjungan ini peneliti menilai adanya tanda-tanda

demam pada Ny. Z. yang menyebabkan terjadinya infeksi masa nifas dan tidak

terdapat adanya tanda-tanda demam pada Ny.Z, serta memberitahu kepada ibu

untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti nasi, ikan, sayur dan buah-

buahan terutama makanan yang merangsang produksi ASI seperti kacang-

kacangan.

5. Asuhan Keluarga Berencana

Tahap awal yang dilakukan adalah pengumpulan data dasar, dimana pada

langkah ini di kumpulkan semua data dari berbagai sumber yang berkaitan dengan

kondisi ibu. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dan pemeriksaan

yang telah peneliti lakukan kepada ibu. Peneliti juga menanyakan Riwayat KB

yang pernah digunakan oleh Ny. Z yaitu KB suntik setiap 3 bulan sekali selama 5

tahun. Peneliti melakukan kunjungan rumah pada tanggal 07-07-2018 yaitu 7

hari post partum dan memberikan konseling tentang beberapa pilihan metode

kontrasepsi yang dapat dipilih oleh Ny. Z sesuai dengan ibu menyusui, yaitu pil

progestin, KB suntik, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan juga

kondom. Sudah dijelaskan pada ibu tentang kelebihan dan kelemahan masing-

masing kontrasepsi, sehingga Ny. Z. dapat bebas memilih alat kontrasepsi mana

yang digunakan setelah masa nifas.


BAB

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data asuhan kebidanan

komprehensif pada NY. Z.di PMB H.F. di wilayah kerja Puskesmas

Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi pada ibu hamil,

bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana peneliti

mendapatkan data dengan menggunakan tujuh langkah varney yang di

dapat dari data subjektif dan data objektif.

2. Pada ibu bersalin peneliti mengangkat diagnosa yaitu pada kala I

ditemukan diagnosa kebidanan NY. Z. G3P2A0 umur 39 tahun hamil 38-

39 minggu janin intra uterin tunggal hidup inpartu kala I fase aktif, pada

kala II ditemukan diagnosa kebidanan NY. Z. umur 39 tahun hamil 38-39

minggu janin intra uterin tunggal hidup inpartu kala II, letak kepala

HIV ubun-ubun kecil kanan depan dengan pimpin persalinan. pada

kala III ditemukan diagnosa kebidanan NY. Z.P3A0 umur 39 tahun

inpartu kala III dengan melakukan manajemen aktif kala III, dan pada

kala IV ditemukan diagnosa kebidanan NY. Z. P3A0 umur 39 tahun


inpartu kala IV dengan mengobservasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus,

tinggi fundus uteri dan perdarahan.

3. Pada bayi baru lahir diagnosa yang diperoleh yaitu Bayi NY. Z.umur 1

jam bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan lahir normal. Pada

ibu nifas diagnosa yang diperoleh adalah NY. Z. P3A0 umur 39 tahun

post partum 8 jam.

4. Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial dalam asuhan

kebidanan komprehensif pada Ny. Z . di P M B H . F . k o t a J a m b i

diagnosa dan masalah potensial tidak terjadi.

5. Menetapkan konsultasi dan kolaborasi terhadap diagnosa dalam asuhan

kebidanan komprehensif pada Ny. Z. di PMB H.F., Kota Jambi, tidak

dilakukan konsultasi atau kolaborasi oleh karena tidak ditemukannya

diagnosa dan masalah potensial.

6. Menyusun perencanaan dalam asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny. Z d i P M B H . F . di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar, Kota

Jambi.

7. Melaksanakan implementasi asuhan kebidanan komprehensif pada NY.

Z.di P M B H . F . di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar, Kota Jambi

sesuai dengan rencana yang ada dan disesuaikan dengan waktu

pelaksanannya.

8. Mengevaluasi hasil dan penerapan asuhan kebidanan komprehensif

pada NY. Z.di P M B H . F . di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar,

Kota jambi ibu merasa nyaman dengan tindakan yang telah diberikan
selama hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana dan

ibu memahami sebagian besar dari penjelasan yang telah disampaikan.

B. Saran

1. Bagi Lahan Praktik


Diharapkan agar meningkatnya kualitas pelayanan dan pengetahuan agar
dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan klien dan secara
menyeluruh.
2. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan agar institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapat dengan
mempraktekkan dan menerapkannya pada pasien secara langsung.
3. Bagi Klien
Diharapkan agar klien dapat meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan,
persalinan, nifas dan perawatan bayi sehingga ibu dapat menjalani proses
kehamilan sampai merawat bayinya dengan baik.
4. Penulis
Diharapkan agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang
dimiliki untuk melakukan asuhan kebidanan sesuai standar profesi
kebidanan yang dilakukan secara komprehensif dan dapat mengatasi
kesenjangan yang terkadang timbul antara pendapat yang didapat
diperkuliahan dengan praktik yang nyata di lahan serta dapat
mengaplikasikannya pendapat yang didapat dengan perkembangan ilmu
kebidanan terbaru.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Pustaka Rihama

Yogyakarta. Astuti, H. P. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu. Rahima Pres,

Yogyakarta.

Asri, D dan Clervo, C.P (2012). Asuhan Persalinan Normal. Nuha Medika,

Yogyakarta.

Dewi, F. N & Sunarsih T. (2011). Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan.

Salemba Medika, Yogyakarta.

Dinkes Propinsi Jambi. (2016). Profil Kesehatan Propinsi Jambi. Balai Data tahun

2016

Surveilans dan Sistem Kesehatan Manado. Dompas, R. (2010). Ilmu Kesehatan

Anak. EGC, Jakarta.


Kusmiyati Yuni dan Wahyuningsih Heni. (2013). Asuhan Ibu Hamil. Pustaka

Fitramaya, Yogyakarta.

Lalita, M. F. Elisabeth. (2015). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Pustaka Baru

Press, Yogyakarta.

Marmi dan Rahardjo, K. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak

Prasekolah Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Meilani dkk. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya, Yogyakarta.

Mulyani, N. dan Rinawati, M. (2013). Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.

Nuha Medika, Yogyakarta.

Nurasiah, A. (2012). Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan. Refika Aditama,

Jakarta. Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan (2004). Pusat Pengembangan

Keperawatan Carolus. Jakarta.

Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. (2011). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

(2013). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

Jakarta.

Puskesmas Kenali Besar (2016 dan 2017). Profil Kesehatan Puskesmas

Kenali Besar Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi .

Sudarti & Fausiah, A. (2011). Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Nuha

Medika, Yogyakarta.

Tando, N. Marie. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru

Lahir. In Medika, . Jakarta.

Tiofani. (2012). Studi Kasus Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal,

Intranatal, Puerperium. Retrieved 02 01, 2015, from http://www.slidshare.net.

Walyani, E. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Pustaka Baru

Press, Yogyakarta.

Wibowo, A. (2014). Kesehatan Masyarakat di Indonesia. PT Rajagrfafindo

Persada.Jakarta.
Wulandari, R & Handayani, S. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.

Gosyen Publishing, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai