Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL

PADA NY. V USIA 25 TAHUN P0A1 DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK


TERGANGGU DI RSUD MERAUKE

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

OLEH :
RIZKI AMALIA DITHANE, S.ST.Keb
NIM. 2282B1509

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
TAHUN 2022

.
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Profesi dengan Judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. V Usia 25 Tahun P0A1
dengan Kehamilan Ektopik Terganggu” di RSUD Merauke telah disetujui dan
Dipresentasikan :

Merauke, 28 November 2022

RIZKI AMALIA DITHANE, S.ST.Keb


NIM. 2282B1509

Mengetahui,

CI Institusi CI Lahan

(Bd. Tety Ripursari, SST, S.Keb, M.Kes) (Tri Hastuti, SST. M.Keb)
NIDN. 0730057801 NIP. 19700323 199003 2 007

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan


Kaprodi Profesi Bidan

( Miftakhur Rohmah,.SST,.Bd,.M.Keb )

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Profesi yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada
Ny. V Usia 25 Tahun P0A1 dengan Kehamilan Ektopik Terganggu” di RSUD Merauke.
Laporan ini disusun guna untuk melengkapi tugas praktik profesi kebidanan pada IIK Strada
Indonesia. Dalam menyelesaikan Laporan Praktik Profesi ini, penulis banyak mendapat bantuan
baik berupa moral maupun material dari berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rektor IIK Strada Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
mengikuti pendidikan profesi bidan.
2. Dekan IIK Strada Indonesia Fakultas Keperawatan dan Kebidanan yang telah banyak
memberikan bimbingan, motivasi, saran dan masukan dalam penyelesaian Laporan
Praktik Profesi.
3. Ibu Miftakhur Rohmah, SST, Bd, M.Kes selaku Kaprodi Profesi Bidan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan yang telah memberikan motivasi dalam penyempurnaan
Laporan Praktik Profesi.
4. dr. Nevile R. Muskita selaku Kepala Dinas Kesehatan Kab. Merauke yang telah
memberikan izin belajar.
5. Ibu Tri Hastuti, SST.M.Keb selaku CI Lahan yang telah memberikan bimbingan.
6. Bd. Tety Ripursari, SST, S.Keb, M.Kes selaku CI institusi yang telah membimbing,
menuntun dan memberikan banyak masukan dalam penyelesaian Laporan Praktik
Profesi.
7. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Profesi Bidan yang telah banyak memberikan
dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan penyusunan Laporan Praktik Profesi
ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu
dalam Laporan Praktik Profesi.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Profesi ini masih ada banyak kekurangan yang
perlu di sempurnakan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan demi
penyempurnaan Laporan Praktik Profesi.
Merauke, 27 November 2022

Rizki Amalia Dithane, S.ST.Keb

3
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Halaman Sampul ........................................................................................................................ 1
Lembar Pengesahan ................................................................................................................... 2
Kata Pengantar ........................................................................................................................... 3
Daftar Isi ...................................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 8


2.1 Definisi Kehamilan Ektopik Terganggu .................................................................... 8
2.2 Epidemiologi .............................................................................................................. 8
2.3 Patofisiologi ............................................................................................................... 9
2.4 Klasifikasi ................................................................................................................ 10
2.5 Tanda dan Gejala ..................................................................................................... 12
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi .................................................................................... 12
2.7 Penatalaksanaan ....................................................................................................... 15
BAB III TINJAUAN KASUS .............................................................................................. 16
3.1 Pengkajian ................................................................................................................ 16
3.2 Interpretasi Data Dasar ............................................................................................ 19
3.3 Identifikasi Diagnosis Dan Masalah Potensial ........................................................ 19
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ................................................................................. 19
3.5 Intervensi ................................................................................................................. 20
3.6 Implementasi ............................................................................................................ 20
3.7 Evaluasi .................................................................................................................... 21
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................................... 24
BAB V PENUTUP .............................................................................................................. 25
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 25
5.2 Saran ........................................................................................................................ 25
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 26

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komplikasi kehamilan trimester pertama dalam bentuk kehamilan ektopik tidak
jarang ditemui di Indonesia. Kehamilan ektopik sering disebutkan juga kehamilan di
luar rahim atau kehamilan di luar kandungan. Kehamilan ektopik adalah kehamilan
yang berimplantasi dan berkembang di luar tempat yang biasa. Biasanya peristiwa
implantasi zigot terjadi di dalam rongga rahim tetapi bukan pada serviks dan kornu.
Dengan demikian kehamilan yang berkembang di dalam serviks dan atau di dalam
kornu (bagian interstisial uterus) walaupun masih bagian dari rahim adalah kehamilan
ektopik. Istilah kehamilan di luar kandungan malah jauh menyimpang karena saluran
telur, indung telur dan rahim semuanya termasuk alat kandungan, padahal kehamilan
ektopik yang terbanyak adalah kehamilan yang terjadi di dalam saluran telur dan
bahkan juga pada indung telur. Hamil di luar kandungan atau dalam istilah medis
kehamilan ektopik, jika terlambat diketahui akan membahayakan nyawa si ibu (Joseph
HK and M. Nugroho S, 2010)
kehamilan ektopik bisa terjadi karena beberapa sebab yaitu Infeksi dan
kerusakan tuba, Salpingitis isthmica nodosa, Kelainan zigot, Faktor ovarium, Merokok
dan Penggunaan hormon progesteron. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus
atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan
ini disebut kehamilan ektopik terganggu.(Joseph HK and M. Nugroho S, 2010)
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa
Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar
tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah,
dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut
kehamilan ektopik terganggu. (Mansjoer and Arief, 2012)
Jika kehamilan membesar, sangat mungkin organ tempat tumbuh janin itu akan
pecah dan memicu perdarahan hebat di dalam perut. Si ibu akan mengalami anemia,
pucat, lemas, mengalami sesak napas hingga pingsan. Jika terlambat ditolong maka
akan mengakibatkan kematian. Prinsip penanganan dari kehamilan ektopik terganggu
bisa dilakukan pembedahan laparatomi dengan tindakan salphingektomi tuba sinistra
dan tubektomi bilateral.

5
Seluruh kehamilan ektopik beresiko menjadi kehamilan ektopik terganggu secara
spontan. Kehamilan ektopik terganggu merupakan kondisi urgen dalam kebidanan yang
memerlukan tindakan medis secepatnya. Pemeriksaan dini sangat dibutuhkan demi
kelangsungan hidup ibu dan untuk proyeksi kehamilan ke depannya. Dampak dari
kehamilan ektopik terganggu bagi kelangsungan reproduksi ibu adalah menurunkan fungsi
reproduksi selanjutnya dengan meningkatkan risiko terjadinya infertilitas (Dewi dan
Risilwa, 2017).
Kehamilan Ektopik terjadi pada 19,7 kasus dari 1000 kehamilan, dan merupakan
penyebab utama kematian ibu pada trimester pertama. Faktor risiko kehamilan ektopik
terganggu meliputi umur, gravida, riwayat kesehatan, riwayat kebidanan yang lalu, dan
riwayat kontrasepsi. Kejadian kehamilan ektopik di dunia adalah 0,25-2,0% dari seluruh
kehamilan (Yadav et al., 2017). Di Amerika Utara, kehamilan ektopik terjadi pada 19,7
kasus dari 1000 kehamilan, dan merupakan penyebab mortalitas utama pada kehamilan
trimester pertama. Angka kasus yang ada di negara berkembang dipercaya lebih tinggi
lagi, namun data yang mendetail masih belum diketahui pasti. Umumnya di Indonesia,
kasus kejadian kehamilan ektopik berkisar 5-6 perseribu kehamilan (Khairani, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah asuhan kebidanan Pada Ny. V Usia 25 Tahun P0A1 dengan
Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Merauke?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan umum
Mempelajari asuhan kebidanan Pada Ny. V Usia 25 Tahun P0A1 dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu menggunakan manejemen kebidanan
1.3.2 Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian tentang asuhan kebidanan dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu.
2. Menentukan interpretasi data tentang asuhan kebidanan dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu.
3. Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu.
4. Mengidentifikasikan kebutuhan akan tindakan segera.
5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh tentang asuhan kebidanan dengan
Kehamilan Ektopik Terganggu.
6
6. Melaksanakan rencana asuhan tentang asuhan kebidanan dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu.
7. Mengevaluasi rencana asuhan tentang asuhan kebidanan dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Penulisan asuhan kebidanan yang dilakukan diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi remaja.
2. Bagi Lahan Praktek
Sebagai sumber informasi untuk melatih ketrampilan bagi tenaga kesehatan agar
lebih meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya
bagi ibu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan asuhan kebidanan ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan
keilmuan di masa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kehamilan Ektopik Terganggu


Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai
kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik dapat terjadi diluar rahim misalnya
dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi didalam rahim
misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk rudimenter rahim.
Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di
ampula dan isthmus (Dewi, 2017).
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai
kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik dapat terjadi diluar rahim misalnya
dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi didalam rahim
misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk rudimenter rahim.
Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di
ampula dan isthmus (Dewi, 2017).
Terjadinya Kehamilan ektopik terganggu dapat terjadi secara tiba-tiba pada
seluruh kasus kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik terganggu merupakan suatu
kegawatdaruratan dalam obstetri yang perlu penanganan segera. Perlunya diagnosis
dini maupun observasi klinis sangat diperlukan mengingat pentingnya kelangsungan
hidup ibu maupun prognosis reproduksi selanjutnya (Dewi dan Risilwa, 2017).

2.2 Epidemiologi
Kejadian kehamilan ektopik di dunia adalah 0,25-2,0% dari seluruh kehamilan
(Yadav et al., 2017). Di Amerika Utara, kehamilan ektopik terjadi pada 19,7 kasus dari
1000 kehamilan, dan merupakan penyebab mortalitas utama pada kehamilan trimester
pertama. Angka kejadian di negara berkembang kejadiannya dipercaya lebih tinggi
lagi, tetapi data yang spesifik belum diketahui. Secara umum di Indonesia, kejadian
kehamilan ektopik berkisar 5-6 perseribu kehamilan (Khairani, 2018).

8
Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Wangaya Kota Denpasar dari tahun 2019 sampai dengan 2020 terdapat 79 kasus
kehamilan ektopik terganggu (1,71%) dari pasien obstetri dan ginekologi di Instalasi
Gawat Darurat Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif (IGD PONEK) Rumah
Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar. Pada tahun 2020 terjadi satu (33,3%)
kematian ibu yang disebabkan oleh Kehamilan Ektopik
Terganggu dari tiga kematian ibu yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar (Tim Surveilance dan Audit Maternal Perinatal RSUD
Wangaya Kota Denpasar, 2020).

2.3 Patofisiologi
Salah satu fungsi saluran telur yaitu untuk membesarkan hasil konsepsi (zigot)
sebelum turun dalam rahim, tetapi oleh beberapa sebab terjadi gangguan dari
perjalanan hasil konsepsi dan tersangkut serta tumbuh dalam tuba. Saluran telur bukan
tempat ideal untuk tumbuh kembang hasil konsepsi. Disamping itu penghancuran
pembuluh darah oleh proses proteolitik jonjot koreon menyebabkan pecahnya
pembuluh darah. Gangguan perjalanan hasil konsepsi sebagian besar karena infeksi
yang menyebabkan perlekatan saluran telur. Pembuluh darah pecah karena tidak
mempunyai kemampuan berkontraksi maka perdarahan tidak dapat dihentikan dan
tertimbun dalam ruang abdomen. Perdarahan tersebut menyebabkan perdarahan tuba
yang dapat mengalir terus ke rongga peritoneum dan akhirnya terjadi ruptur, nyeri
pelvis yang hebat dan akan menjalar ke bahu.
Ruptur bisa terjadi pada dinding tuba yaitu darah mengalir antara 2 lapisan dari
mesosalping dan kemudian ke ligamentum latum. Perubahan uterus dapat ditemukan
juga pada endometrium. Pada suatu tempat tertentu pada endometrium terlihat bahwa
sel-sel kelenjar membesar dan hiperskromatik, sitoplasma menunjukkan vaskularisasi
dan batas antara sel-sel kurang jelas. Perubahan ini disebabkan oleh stimulasi dengan
hormon yang berlebihan yang ditemukan dalam endometrium yang berubah menjadi
desidua. Setelah janin mati desidua mengalami degenerasi dan dikeluarkan sepotong
demi sepotong. Pelepasan desidua ini disertai dengan perdarahan dan kejadian ini
menerangkan gejala perdarahan pervaginam pada kehamilan ektopik terganggu (Dewi,
2017)

9
2.4 Klasifikasi
Klasifikasi kehamilan ektopik berdasarkan tempat terjadinya implantasi dari
kehamilan ektopik (Tarigan, 2016), dapat dibedakan menurut :
a. Kehamilan tuba merupakan kehamilan ektopik pada setiap bagian tuba fallopi.
Merupakan bagian jenis terbanyak gestasi ekstra uterin yang paling sering terjadi
sekitar 95% dari kehamilan ektopik. Kehamilan tuba akan menghasilkan salah satu
dari ketiga hal ini :
1) Kematian hasil konsepsi dalam stadium dini : hasil konsepsi ini kemudian
bisa di absorpsi seluruhnya atau tetap tinggal sebagai mola tuba.
2) Abortus tuba, yaitu hasil akhir yang paling sering ditemukan, bersama-sama
hasil konsepsi (dan kemungkinan pula darah) akan dikeluarkan dari tuba
untuk masuk ke dalam uterus atau keluar ke dalam kavum peritoneum.
3) Ruptura tuba : erosi dan akhirnya rupture tuba terjadi kalau hasil konsepsi
terus tumbuh hingga melampaui kemampuan peregangan otot tuba.
b. Kehamilan ovarial merupakan kehamilan pada ovarium, perdarahan terjadi bukan
saja disebabkan oleh pecahnya kehamilan ovarium tetapi juga rupture tuba korpus
luteum, torsi dan endometriosis. Meskipun daya akomodasi ovarium terhadap
kehamilan lebih besar daripada daya akomodasi tuba, kehamilan ovarium
umumnya mengalami ruptur pada trimester awal.
c. Kehamilan uterus merupakan kehamilan pada uterus tidak pada tempat yang tepat,
pada endometrium kavum uteri sebab implantasi terjadi pada kanalis servikalis
(gestasi pada servikal uteri), diverticulum (gestasi pada invertikulum uteri), kurnua
(gestasi pada kornu uteri), tanduk rudimenter (gestasi pada tanduk rudimenter).
d. Kehamilan servikal adalah jenis dari kehamilan ektopik yang jarang terjadi. Nidasi
terjadi dalam selaput lendir serviks. Dengan tumbuhnya hasil konsepsi, serviks
mengembang. Kehamilan serviks jarang melewati usia gestasi 20 minggu
sehingga umumnya hasil konsepsi masih kecil.
e. Kehamilan Abdominal terbagi menjadi dua yaitu :
1) Primer, dimana impantasi sesudah dibuahi langsung di peritoneum atau
cavum abdominal.
2) Sekunder, yaitu pembentukan zigot terjadi ditempat yang lain misalnya
didalam saluran telur atau ovarium yang selanjutnya berpindah ke dalam
rongga abdomen oleh karena terlepas dari tempat asalnya. Hampir semua
kasus kehamilan abdominal merupakan kehamilan ektopik sekunder akibat

10
rupture atau aborsi kehamilan tuba atau ovarium ke dalam rongga abdomen.
Walaupun ada kalanya kehamilan abdominal mencapai umur cukup bulan, hal
ini jarang terjadi, yang lazim ialah bahwa janin mati sebelum tercapai
maturitas (bulan ke 5 atau ke 6) karena pengambilan makanan kurang
sempurna.
f. Kehamilan Heterotopik adalah kehamilan intrauterin yang dapat terjadi dalam
waktu berdekatan dengan kehamilan ektopik. Kehamilan heterotopik dapat di
bedakan atas :
1) Kehamilan kombinasi (Combined Ectopik Pregnancy) yaitu kehamilan yang
dapat berlangsung dalam waktu yang sama dengan kehamilan intrauterin
normal.
2) Kehamilan ektopik rangkap (Compound Ectopic Pregnancy) yaitu terjadinya
kehamilan intrauterin setelah lebih dahulu terjadi kehamilan ektopik yang
telah mati atau pun ruptur dan kehamilan intrauterin yang terjadi kemudian
berkembang seperti biasa.
g. Kehamilan interstisial yaitu implantasi hasil konsepsi terjadi dalam
parsinterstitialis tuba. Kehamilan ini juga disebut sebagai kehamilan kornual
(kehamilan intrauterin, tetapi implantasi plasentanya di daerah kornu, yang kaya
akan pembuluh darah. Karena lapisan miometrium di sini lebih tebal maka ruptur
terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan ke 3 atau ke 4.
h. Kehamilan intraligamenter berasal dari kehamilan ektopik dalam tuba yang pecah
(bagian yang berada di antara kedua lapisan peritoneum visceral yang membentuk
ligamentum latum).
i. Kehamilan tubouterina merupakan kehamilan yang semula mengadakan
implantasi pada tuba pars interstitialis, kemudian mengadakan ekstensi secara
perlahan-lahan ke dalam kavum uteri.
j. Kehamilan tuboabdominal berasal dari tuba, dimana zigot yang semula
mengadakan implantasi di sekitar bagian fimbriae tuba, secara berangsur
mengadakan ekstensi ke kavum peritoneal.
k. Kehamilan tuboovarial digunakan bila kantung janin sebagian melekat pada tuba
dan sebagian pada jaringan ovarium.

11
2.5 Tanda dan Gejala
Gambaran kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak khas dan penderita
maupun petugas medis biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan.
Pada umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Amenorhoe
b. Nyeri perut bagian bawah
c. Gejala kehamilan muda
d. Level hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) rendah
e. Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua
f. Pada pemeriksaan pervagina terdapat nyeri goyang bila serviks digoyangkan dan
kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.
Gejala dan tanda kehamilan ektopik sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak
tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala tidak jelas, sehingga sukar
membuat diagnosisnya, gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik,
abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan
keadaan umum penderita sebelum hamil (Norma dan Mustika, 2018)

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi


Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki tetapi sebagian
besar penyebabnya tidak diketahui. Berdasarkan beberapa literatur, faktor risiko dari
kehamilan ektopik terganggu adalah :
1. Umur
Istilah umur diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam
satuan waktu dipandang dari segi kronologik, individu normal yang
memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama (Dorlan 2010
dalam Ekasari, 2015)
Hamil di usia kurang dari 20 tahun memiliki risiko tinggi terjadinya
komplikasi dalam kehamilan oleh karena organ reproduksi yang belum matang
dan masih dalam masa pertumbuhan (Komariah dan Nugroho, 2020).
Ketidakmatangan organ reproduksi mempermudah terjadinya infeksi menular
seksual sehingga menyebabkan rusaknya organ-organ reproduksi seperti
penyempitan saluran pada tuba yang dapat meningkatkan kejadian kehamilan
ektopik terganggu (Dewi, 2016)

12
Hamil diusia lebih dari 35 tahun juga memiliki risiko tinggi terjadinya
komplikasi oleh karena fungsi reproduksi wanita sudah terjadi penurunan
(Komariah dan Nugroho, 2020). Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi
risiko terjadinya kehamilan ektopik terganggu yang mengakibatkan penurunan
aktivitas mioelektrik tuba. Dalam hal ini gerakan peristaltik tuba menjadi lamban,
sehingga implantasi zigot terjadi sebelum zigot mencapai kavum uteri (Asyima,
2018).
Menurut Nirmalasari dkk (2018), kelompok umur 25 – 49 tahun merupakan
kelompok seksual aktif dan mobilitas pada kelompok umur tersebut juga tinggi.
Hal ini sejalan dengan penelitian Hendri dkk. (2013), didapatkan kecenderungan
peningkatan risiko infeksi menular seksual seperti clamidya trakomatis dan
penyakit radang panggul pada rentang usia menikah antara 20-35 tahun sekitar
64%. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan kejadian kehamilan ektopik
terganggu oleh karena infeksi dapat mengakibatkan adhesi atau perlengketan pada
tuba, oklusi atau penyumbatan tuba, fimbria phimosis atau hidrosalping.
Hidrosalping adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tuba fallopi terisi dengan
serosa atau cairan sehingga mengakibatkan pembengkakan pada tuba (Aisyah dan
Amanda, 2019).
2. Gravida
Gravida adalah jumlah total kehamilan ibu, termasuk kehamilan intrauterine
normal, abnormal, abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Jenis gravida
pada ibu antara lain (Prawirohardjo, 2012):
a. Primigravida: wanita yang hamil untuk pertama kalinya.
b. Multigravida: wanita yang sudah pernah hamil lebih dari satu kali.
c. Grandemultigravida: wanita yang sudah pernah hamil lima kali atau lebih.
Semakin meningkatnya jumlah kehamilan akan meningkatkan risiko
terjadinya kehamilan ektopik terganggu, hal ini dikaitkan dengan riwayat
kehamilan terdahulu seperti riwayat abortus dan riwayat kehamilan ektopik
terdahulu yang merupakan faktor risiko terjadinya kehamilan ektopik terganggu.
Abortus dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada rahim yang tidak
ditangani atau kerusakan dinding rahim terutama pada abortus berulang (Dewi,
2016). Hal ini sejalan dengan penelitian Sariroh dan Primariawan (2015) bahwa
kehamilan ektopik terganggu sebagian besar disebabkan oleh kerusakan pada tuba
atau tersumbatnya tuba. Selain karena infeksi menular seksual dan penyakit

13
radang panggul, kerusakan pada tuba bisa diakibatkan oleh endometriosis dan
fibroid.
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan riwayat penyakit yang pernah diderita oleh ibu.
Riwayat kesehatan yang merupakan faktor risiko terjadinya kehamilan ektopik
terganggu meliputi:
- Riwayat infeksi menular seksual
- Penyakit radang panggul
4. Riwayat Kebidanan Yang Lalu
Riwayat kebidanan yang lalu merupakan riwayat kehamilan, persalinan dan
masa nifas. Riwayat kebidanan yang lalu yang merupakan faktor risiko kehamilan
ektopik terganggu dari berbagai sumber meliputi:
- Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya dan riwayat operasi tuba
- Riwayat operasi caesar
- Riwayat abortus
5. Riwayat Kontrasepsi
Salah satu faktor risiko kehamilan ektopik terganggu adalah kegagalan
penggunaan alat kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan metode untuk mencegah
kehamilan namun masih bisa terjadinya kegagalan dari penggunaannya. Beberapa
kegagalan alat kontrasepsi yang memiliki risiko kehamilan ektopik terganggu
adalah tubektomi (sterilisasi tuba), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR),
kontrasepsi darurat (EC) estrogen dosis tinggi, dan minipills yang hanya
mengandung progestin (Aling dkk., 2014). Kegagalan tubektomi menyebabkan
sperma dan sel telur masih dapat bertemu namun kerusakan pada tuba dapat
mengakibatkan terhambatnya hasil pembuahan untuk bernidasi pada endometrium
kavum uteri (Khairani, 2018). Kegagalan AKDR berkaitan dengan faktor mekanis
yaitu terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi kedalam kavum uteri.
Kegagalan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen tinggi atau hanya
progesteron berkaitan dengan faktor fungsional yaitu berubahnya motilitas tuba
karena perubahan hormon estrogen dan progesterone (Dewi, 2016).

14
6. Riwayat Merokok
Wanita hamil yang dalam masa kehamilannya terpajan asap rokok berisiko
lebih tinggi untuk mengalami komplikasi. Wanita hamil yang terpajan asap rokok
memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik
(Dewi, 2016)
Hal ini disebabkan karena bahan kimia yang terkandung di dalam rokok
(Protein PROKR1) mengakibatkan terhambatnya kontraksi otot di tuba fallopi
sehingga mengganggu perpindahan dari ovum yang telah dibuahi ke dalam
endometrium kavum uteri (Fitriany dkk., 2014).

2.7 Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektopik terganggu mempertimbangkan beberapa hal yaitu
kondisi ibu, keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya, lokasi
kehamilan ektopik, kondisi anatomis organ pelvis, kemampuan teknik bedah mikro
dokter, dan kemampuan teknologi fertilisasi in vitro setempat. Pada keadaan kondisi
ibu buruk yaitu dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan salpingektomi. Pada kasus
kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah biasanya ditangani dengan
menggunakan kemoterapi untuk menghindari pembedahan. Kehamilan ektopik dapat
mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran kehamilan adalah tata laksana
yang disarankan (Dewi, 2016).

15
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. V USIA 25 TAHUN P0A1 DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU DI RSUD MERAUKE

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 21 November 2022
Jam : 08.00 WIB

IDENTITAS
Identitas Diri Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. V Nama : Tn. M
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
JK : Perempuan JK : Laki-Laki
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Mangga 2 Merauke Alamat : Jl. Mangga 2 Merauke
Agama : Katholik Agama : Katholik

DATA SUBYEKTIF
a. RIWAYAT KESEHATAN
- Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluar darah kurang lebih selama 1 bulan sejak dilakukan kuret pada
tanggal 5 Oktober 2022
- Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan keluar darah kurang lebih selama 1 bulan sejak dilakukan kuret, ibu
tidak sedang menderita penyakit seperti asma, jantung, diabetes, hipertensi serta
penyakit menular seperti hepatitis dan HIV.
- Riwayat Penyakit Terdahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti asma, jantung, diabetes,
hipertensi serta penyakit menular seperti hepatitis dan HIV.

16
- Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti asma,
jantung, diabetes, hipertensi serta penyakit menular seperti hepatitis dan HIV.
b. RIWAYAT OBSTETRI
- Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 4 hari
Jumlah : 2-3x ganti pembalut per hari
Nyeri haid : kadang-kadang.
Flour albus : ada dan sebelum haid tidak bau, tidak gatal.
- Riwayat Kehamilan Terdahulu
 Ibu mengatakan keguguran 1 bulan yang lalu dan dilakukan kuret.
c. RIWAYAT KB
 Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB
d. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI – HARI
- Nutrisi
Makan : Ibu makan sehari 3x, menu nasi, lauk, dan sayuran.
Minum : Ibu minum air putih ± 8 gelas per hari
- Eliminasi
BAK : 5-6x/hari, jernih, bau khas amoniac, tidak ada keluhan
BAB : 1x/hari, Lembek, Khas feses, tidak ada keluhan
- Istirahat
Tidur siang : kadang-kadang ± 1 jam per hari
Tidur malam : ± 8 jam per hari
- Aktifitas
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah.
- Personal Hygiene
Ibu mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari dan berganti pakaian 2x setiap hari atau setiap kali
kotor, keramas 2-3 hari sekali, berganti pembalut 2x per hari
- Seksual
Setelah di kuret ibu tidak melakukan hubungan seksual sampai ibu merasa sehat

17
- Pola Kebiasaan lain
Pasien mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, minum alkohol, dan obat -
obatan
DATA OBYEKTIF
a. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda – tanda vital : TD : 138/95 mmHg
S : 36,5 ° C
N : 75 x/menit
RR : 20 x/menit
b. PEMERIKSAAN FISIK
- Kepala : Bentuk simetris, normal, kulit kepala bersih, tidak ada nyeri tekan
dan rambut tidak mudah rontok.
- Muka : Bentuk wajah simetris, normal, tidak oedema, dan terlihat anemis
- Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sklera mata tidak ikterus, fungsi
penglihatan baik.
- Hidung : Bersih, tidak ada polip
- Telinga : Simetris, bersih, fungsi pendengaran baik
- Mulut : keadaan mulut bersih, tidak ada stomatitis, gigi tidak caries.
- Payudara : Bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan, areola mamae dan
putting susu bersih.
- Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri di bawah simpisis.
- Genetalia : Tidak ada oedem, Nampak pengeluaran darah dari vagina, tidak ada
varises
- Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema, kuku tidak pucat
Bawah : Tidak odema, tidak ada varices, kuku tidak pucat
c. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium
Hb : 8,6 gr%
HCG : positif
HBsAg : nonreaktif
Protein Urin : +1

18
- USG
Hasil USG : KET

3.2 INTERPRETASI DATA DASAR


Tanggal : 21 November 2022
Jam : 08.00 WIT
a) Diagnosis
Ny. V Usia 25 Tahun P0A1 dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
DS :
1. Ibu mengatakan keluar darah sejak kuret 1 bulan lalu
2. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti asma, jantung, diabetes,
hipertensi serta penyakit menular seperti hepatitis dan HIV.
DO :
1. Keadaan umum : baik
2. Tanda – tanda vital :
TD : 138/95 mmHg
S : 36,5 ° C
N : 75 x/menit
RR : 20 x/menit
3. Laboratorium :
Hb : 8,6 gr%
HCG : positif
HBsAg : nonreaktif
Protein Urin : +1
Hasil USG : KET

3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSIS DAN MASALAH POTENSIAL


-

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


- Kolaborasi dengan dokter dalam terapi dan tindakan laparotomi

19
3.5 INTERVENSI
a) Lakukan komunikasi terapeutik dengan Ibu
R : Ibu dapat merasa nyaman dan percaya pada petugas.
b) Jelaskan pada ibu tentang kondisinya
R : Ibu mengetahui kondisinya dan merasa tenang.
c) Anjurkan ibu untuk memperbanyak asupan nutrisi
R : Menjaga kondisi ibu tetap stabil sebelum dilakukan laparotomi
d) Anjurkan ibu untuk tidak melakukan perubahan posisi mendadak
R : Mencegah terjadinya komplikasi lain seperti nyeri
e) Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan oleh dokter spesialis
R : Ibu memahami dan dapat mempersiapkan diri sebelum dilakukan laparotomy
f) Lakukan observasi tanda – tanda vital
R : Dengan observasi tanda-tanda vital dapat mengetahui keadaan/ mendeteksi secara
dini jika ada komplikasi pada Ibu
g) Observasi perdarahan (banyaknya darah yang keluar)
R : Dengan mengobservasi perdarahan dapat diketahui derajat banyaknya darah yang
keluar
h) Kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian terapi dan tindakan
R : Untuk mengeluarkan hasil konsepsi

3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 21 November 2022
Jam : 10.00 WIB
a) Melakukan komunikasi terapeutik dengan Ibu sehingga ibu merasa nyaman dan
percaya dengan petugas
b) Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya agar ibu mengetahui kondisinya, merasa
tenang dan mengurangi cemas
c) Menganjurkan ibu untuk memperbanyak asupan nutrisi untuk menjaga kondisi ibu
tetap stabil.
d) Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan perubahan posisi mendadak sehingga tidak
menimbulkan nyeri.
e) Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan oleh dokter spesialis
sehingga ibu memahami dan dapat mempersiapkan diri.

20
f) Melakukan observasi tanda – tanda vital untuk memantau keadaan ibu secara dini jika
ada komplikasi. TD : 128/79 mmHg, N : 88x/menit, S : 36,6, RR : 18x/menit.
g) Melakukan observasi perdarahan (banyaknya darah yang keluar) untuk dapat
mengetahui banyaknya darah yang keluar. Darah 1 pembalut penuh.
h) Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian terapi dan tindakan
untuk mengeluarkan hasil konsepsi.

3.7 EVALUASI
Tanggal : 23 November 2022
Jam : 13.00 WIT
S : Nyeri luka post op laparotomy sudah tidak ada, aktifitas masih di bantu keluarga
O : KU : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda vital : TD : 110/70 mmHg
S : 36,6 ° C
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
A : Ny. V usia 25 tahun post op laparotomy hari ke 3
P : - Anjurkan ibu konsumsi makanan bergizi seimbang
- Anjurkan ibu diit tinggi protein
- Ajarkan ibu untuk mobilisasi bertahap
- Lanjutkan terapi oleh dokter

21
CATATAN PERKEMBANGAN

NO TANGGAL WAKTU MASALAH SOAP


1 21 November 13.00 Nyeri Luka S : Nyeri luka post op laparotomy mulai
2022 WIT Post Op terasa
Laparotomi O : KU : baik
Kes : composmentis
Tanda vital : TD : 118/88 mmHg
S : 36,5 ° C
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Drain +
A : Ny. V usia 25 tahun post op
laparotomy hari ke 1
P:
- Lakukan edukasi manajemen nyeri
- Ajarkan ibu teknik relaksasi
- Anjurkan ibu untuk belajar miring ke
salah satu sisi
- Lakukan kolaborasi dalam pemberian
terapi antibiotic dan analgetik
2 22 November 07.00 Nyeri Luka S : Nyeri luka post op laparotomy sedikit
2022 WIT Post Op berkurang tetapi masih sakit ketika
laparotomy bergerak
O : KU : baik
Kes : composmentis
Tanda vital : TD : 110/70 mmHg
S : 36,8 ° C
N : 89 x/menit
RR : 22 x/menit
Drain +
A : Ny. V usia 25 tahun post op
laparotomy hari ke 2

22
P:
- Anjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap
- Rencana utk dilakukan tranfusi darah
- Lakukan kolaborasi dalam pemberian
terapi lanjutan
3 23 November 13.00 - S : Nyeri luka post op laparotomy sudah
2022 WIT tidak ada, aktifitas masih di bantu
keluarga,
O : KU : baik
Kes : composmentis
Tanda vital : TD : 125/87 mmHg
S : 36,7 ° C
N : 68 x/menit
RR : 20 x/menit
A : Ny. V usia 25 tahun post op
laparotomy hari ke 3
P:
- Anjurkan ibu untuk diit tinggi protein
- Anjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap
- Rencana dilakukan aff cateter & drain
- Lakukan kolaborasi dalam pemberian
terapi lanjutan

23
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pengkajian pasien dengan kehamilan ektopik terganggu data yang didapat pasien
mengalami perdarahan sejak 1 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien tidak pernah memiliki
riwayat Post Op Laparatomi seperti yang dialami sekarang, dan dalam keluarga pasien tidak
ada terdapat anggota keluarga yang mengalami penyakit keturunan maupun penyakit menular.
Keluarga juga tidak ada yang menderita riwayat penyakit kronik, hipertensi, DM,
jantung, dan lainnya. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik, tidak ada kelainan yang
ditemukan pada Ny. V. Pasien mengeluh nyeri pada luka post op Laparatomi pasien muncul
ketika bergerak, pasien mengatakan luka jahitan post operasi Laparatomi sangat dirasakan saat
memiringkan badan, pasien sesekali memengangi luka post op Laparatomi menggunakan
tangannya, pasien mengatakan masih sulit untuk bergerak, pasien mengatakan aktivitasnya
masih dibantu keluarga.
Perencanaan asuhan berdasarkan prioritas masalah. Tujuan yang diharapkan dari asuhan
kebidanan dengan kasus post op laparotomi yaitu agar kesehatan tubuh kembali meningkat dan
pasien tidak mengalami kesulitan dalam Post Op.
Setelah rencana tindakan ditetapkan, maka dilanjutkan dengan melakukan rencana
tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada pasien terlebih dahulu melakukan
pendekatan pada pasien dan keluarga pasien agar tindakan yang diberikan dapat disetujui lien
dan keluarga pasien, sehingga semua rencana tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan
masalah yang dihadapi pasien.

24
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai
Kehamilan Ektopik Terganggu. Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di
tuba (90%) terutama di ampula dan isthmus. Sangat jarang terjadi di ovarium, rongga
abdomen, maupun uterus. Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya kehamilan
ektopik adalah penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit radang
panggul, pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD (Intra Uterine Device), riwayat
kehamilan ektopik sebelumnya, infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin dan
tindakan aborsi. Gejala yang muncul pada kehamilan ektopik terganggu tergantung lokasi
dari implantasi. Dengan adanya implantasi dapat meningkatkan vaskularisasi di tempat
tersebut dan berpotensial menimbulkan ruptur organ, terjadi perdarahan masif, infertilitas,
dan kematian. Hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas
Ibu jika tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat.
Diagnosis kehamilan ektopik dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan obstetric, pemeriksaan ginekologi, pemeriksaan penunjang (kuldosintesis,
USG, Hitung darah Lengkap). Penatalaksanaan pada kehamilan ektopik terdiri dari terapi
konservatif dan operatif.

5.2 SARAN
Saran yang ingin kami sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang paling
penting bagi wanita yaitu pentingnya memelihara kesehatan. Kesehatan wanita diawali
sejak masa remaja sehingga pengetahuan tentang alat reproduksi pada remaja dan masa
kehamilan hingga lansia sangat bermanfaat untuk mencegah dan menghindari terjadi hal-
hal yang merugikan, Pembaca juga diharapkan bisa memahami pembahasan tentang
kehamilan yang terjadi diluar kandungan atau kehamilan ektopik maupun penyulit –
penyulit lain dalam kehamilan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. dan Amanda, S.S. 2019. Infeksi Chlamydia Trachomatis pada Saluran Genital,
Tuba Fallopi, dan Serviks. J. Teknosains, 13(2)

Arief Mansjoer. 2012. Kapita Selekta Kedokteran Jilid, Media Eusculapius, Jakarta

Dewi, N.A.T., 2016. Patologi dan Patofisiologi Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta.

Dewi, Tgk Puspa dan Risilwa, Meyla. 2017. Tinjauan Kasus: Kehamilan Ektopik Terganggu.
Aceh: Universitas Syiah Kuala. Available
from:http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/view/8604/6939 diunduh pada 20
November 2022.

Ekasari, W.U. 2015. Pengaruh Umur ibu, Paritas, Usia Kehamilan, dan Berat Lahir Bayi
Terhadap Asfiksia Bayi pada Ibu Preeklampsia Berat. UNS Pasca Sarjana.

Fitriany, A.N., Sukarya, W.S. dan Nuripah, G. 2014. Hubungan antara Usia, Paritas dan
Riwayat Medik dengan Kehamilan Ektopik Terganggu. Prosiding Penelitian Sivitas
Akademika Unisba. 2

Joseph , HK. 2010. Ginekologi dan Obsteri (Obsgyn) . Yogyakarta : Nuha Medika

Khairani, Y. 2018. Epidemiologi Kehamilan Ektopik.


https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-danginekologi/kehamilan-
ektopik/epidemiologi. Diakses pada 20 November 2022

Komariah, S. dan Nugroho, H. 2020. Hubungan Pengetahuan, Usia Dan Paritas Dengan
Kejadian Komplikasi Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Aisyiyah Samarinda. Jurnal Kesehatan Masyarakat Uwigama, 5(2)

Norma, N dan Dwi, M., 2018. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Kasus
Dilengkapi Contoh Askeb. Edisi 3. Nuha Medika. Yogyakarta.

Tarigan, G.Y., 2016. Karakteristik Pasien Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUP H. Adam
Malik Medan Periode Tahun 2012 -2015. Repositori Institusi Universitas Sumatera
Utara

26
LEMBAR KONSUL

Nama Mahasiswa : Rizki Amalia Dithane


NIM : 2282B1509
Judul Askeb : Pada Ny. V Usia 25 Tahun P0A1 Dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu di RSUD Merauke
Nama CI Lahan : Tri Hastuti, SST, M.Keb

Hari/Tanggal TTD
No Materi Konsultasi Catatan/Keterangan
Konsul CI Lahan
1 Jumat, 25 Judul dan BAB I Revisi dan di lanjutkan
November
2022
2 Sabtu, 26 Bab 2 dan Askeb Revisi Askeb
November
2022
3 Minggu, 27 Bab 4, 5, Daftar Revisi bab 4 & 5
November Pustaka dan PPT Lanjut daftar pustaka
2022 untuk presentase

27
LEMBAR KONSUL

Nama Mahasiswa : Rizki Amalia Dithane


NIM : 2282B1509
Judul Askeb : Pada Ny. V Usia 25 Tahun P0A1 Dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu di RSUD Merauke
Nama CI Institusi : Bd. Tety Ripursari, SST, S.Keb, M.Kes

Hari/Tanggal TTD
No Materi Konsultasi Catatan/Keterangan
Konsul CI Institusi
1 20 Februari Pada cover depan bawah,
2023 Konsul Askeb prodi kmd fakultas
Setelah Presentasi keperawatan dan kebidanan
kmd baru IIK ya
Dosen Pembimbing : Bd.
Tety Ripursari, SST,
S.Keb.,M.Kes. NIDN
:0730057801
Pd lbr pengesahan, ttd
mahasiswa di tandatangan i
dulu
- Bab 1 pendahuluan, bab 2
tinjauan terori, bab 3
tinjauan kasus, bab 4
pembahasan, bab 5
penutup
- Pd bab 1, tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan
khusus meliputi:
pengkajian sampai dg
evaluasi.
Tulisan UK dihapus
Contoh G1P0A0 38 minggu

28
6 hari dg...

29

Anda mungkin juga menyukai