Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH STASE ASUHAN KEBIDANAN

HOLISTIK KEHAMILAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGIS PADA


Ny. F DENGAN LETAK SUNGSANG DI BPM IKA

Di Susun Oleh :
Siti Zainul Masikah
Nim : 2241044

PRODI PROFESI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PASIR
PENGARAIAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat-Nya maka Laporan Studi kasus yang mengambil topik “Asuhan

Kebidanan Ibu Hamil Patologis pada Ny. F dengan dengan Letak Sungsang di

BPM Ika” ini dapat selesai pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini. Laporan ini

disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Mata Kuliah Pra- Klinik I di bagian

Asuhan Kebidanan Holistik Kehamilan.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak

kekurangan, sehingga saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun sangat

kelompok harapkan untuk kesempurnaan laporan responsi ini. Semoga tulisan ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pasir Pengaraian, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................2
1.4 Manfaat Studi Kasus...............................................................................2
1.4.1 Bagi Penulis..............................................................................2
1.4.2 Bagi Pasien dan Keluarga Pasien..............................................2
1.4.3 Bagi Institusi.............................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................3
2.1 Teori Medis ............................................................................................2
2.1.1 Pengetian Kehamilan................................................................3
2.2 Kehamilan Letak Sungsang.....................................................................5
2.2.1 Pengertian.................................................................................6
2.2.2 Kompilasi Hamil Letak Sungsang..........................................15
2.2.3 Penatalaksanaan......................................................................20
BAB III TINJAUAN KASUS..............................................................................23
3.1 Data Subyektif......................................................................................23
3.2 Data Obyektif.......................................................................................24
BAB IV PENUTUP..............................................................................................27
4.1 Kesimpulan...........................................................................................27
4.2 Saran.....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah hasil konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan antara

sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan

rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi

(pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio didalam uterus

(Sujiyatini dkk, 2008).

Kehamilan letak sungsang adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya bokong kaki, atau kombinasi keduanya. Letak sungsang bisa

menyebabkan komplikasi yang mungkin dapat terjadi adalah solusio plasenta,

komplikasi pada tali pusat, perdarahan, ketuban pecah dini yang dapat

menyebabkan kematian ibu (Wiknjosastro, 2010).

Menurut hasil survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun

2007, AKI di Indonesia masih berada pada angka 228/100.000 kelahiran hidup.

Kejadian kematian Ibu bersalin sebesar 49,5%, hamil 26,0%, nifas 24% (Dinkes,

2011).

Penyebab utama Angka Kematian Ibu (AKI) masih tetap trias penyebab

kematian yaitu berupa perdarahan (60%), infeksi (25%) dan gestosis (15%).

Penyebab lainnya hanya menimbulkan 5% kematian maternal dan perinatal

(Manuaba, 2007). Kehamilan letak sungsang sering terjadi pada pertengahan

trimester kedua, secara kasar seperempat fetus berada dalam letak sungsang pada 28

-30 minggu, hanya 80%. Presentasi berkurang bila mendekati aterm.

Psikososial ibu hamil letak sungsang merasa khawatir, maka perlu

dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen melalui Ante Natal Care (ANC)

(Wiknjosastro, 2010).
Penyebab dari letak sungsang antara lain disebabkan oleh prematuritas

karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala

relatif besar. Hidramnion karena anak mudah bergerak, plasenta previa karena

menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul. Bentuk rahim yang

abnormal, kelainan bentuk kepala seperti anencepalus dan hidrocepalus (Rukiyah

dan Yulianti, 2010).

Peran bidan dalam upaya menurunkan AKI adalah menghindari terjadinya

komplikasi bagi ibu maupun bayinya. Untuk mengurangi terjadinya komplikasi atau

resiko kehamilan letak sungsang tersebut maka perlu dilakukan ANC yang

berkualitas. ANC yang berkualitas diharapkan mampu dapat mendeteksi secara dini

adanya kelainan letak sungsang agar tidak terjadi persalinan sungsang

(Wiknjosastro, 2005).

Data yang di peroleh di RSUD Dr. Moewardi Surakarta bulan Januari -

September 2012 terdapat 394 ibu hamil, ibu hamil fisiologi 142 orang (36%) ibu

hamil patologi 252 orang (64%). Ibu hamil patologi terdiri dari anemia 212 orang

(84,20%), hamil letak sungsang 24 orang (9,55%), hipertensi 14 orang (5,50%),

hamil letak lintang 2 orang (0,75%).

Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses persalinan.

Proses persalinan yang salah jelas menimbulkan resiko, seperti pada ibu mengalami

perdarahan, trauma persalinan dan infeksi, sedangkan pada bayi terjadi perdarahan,

infeksi pasca partus seperti meningitis dan trauma persalinan seperti kerusakan alat

vital, trauma ektermitas dan trauma alat vesera seperti lever ruptur dan lien rupture

(Manuaba, 2008).

Berdasarkan kasus di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul

tentang “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis pada Ny. F dengan Letak

Sungsang di BPM Ika”.


1.2 Tujuan Masalah

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny. F dengan

Letak Sungsang di BPM Ika.

1.2.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil Ny. F dengan letak sungsang.

2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan dan masalah

pada ibu hamil Ny. F dengan letak sungsang.

3) Menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. F dengan letak

sungsang.

4) Mengantisipasi penanganan atas tindakan pada ibu hamil Ny. F dengan letak

sungsang.

5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. F dengan letak

sungsang.

6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun pada ibu hamil Ny. F

dengan letak sungsang.

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil Ny. F

dengan letak sungsang.


1.3 Manfaat Studi Kasus

1.3.1 Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan penulis khususnya dalam pelaksanaan pada

pasien dengan kasus letak sungsang.

1.3.2 Bagi Pasien dan Keluarga Pasien

Agar pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang perawatan pada ibu

hamil dengan letak sungsang.

1.3.3 Bagi Institusi

Agar mahasiswi dapat melakukan tindakan dan menjadikan pengalaman bagi

mahasiswi pada pasien letak sungsang.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Medis

2.1.1 Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh

sel sperma (Kushartanti, 2004).

Terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid

terakhir (Faisal, 2009).

Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel

telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma

dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN,

2004).

b. Proses Kehamilan

Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14

pada siklus menstruasi normal 28 hari. Saat berhubungan sekitar 300 juta

sperma tersimpan pada perjalanan di sepanjang uterus dan hanya seribu yang

dapat mencapai tuba uterin dan bertemu dengan ovum, biasanya di ampula.

Banyak sperma dibutuhkan pada saat ini tapi hanya satu yang dapat

memasuki ovum. Setelahnya, membrane

ditutup untuk mencegah masuknya sperma yang lain dan inti dari dua sel

ini bersatu (Salmah, 2006). Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi,

mulailah pembekalan zigot (Wiknjosastro, 2005).

Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang

telah dibuahi ke dalam endometrium (Kusmiyati, 2008).


c. Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2005), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3

yaitu:

1) Tanda tidak pasti kehamilan

a) Amenorea (tidak dapat haid), gejala ini penting karena wanita hamil

tidak haid lagi dan perlu diketahui tanggal hari pertama haid terakhir

untuk menentukan tuanya kehamilan.

b) Nausea (enek) dan emesis (muntah), sering terjadi pada pagi hari,

tetapi tidak selalu.

c) Mengidam, terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan

makin tuanya kehamilan.

d) Mammae menjadi tegang dan membesar.

e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

f) Sering kencing terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus

yang mulai membesar.

g) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun.

h) Pigmentasi kulit terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko steroid


plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
2) Tanda-tanda kemungkinan hamil

a) Perut membesar

b) Uterus membesar

c) Tanda hegar, yaitu: Hipertropi ismus, ismus menjadi panjang dan

lunak.

d) Tanda chadwick, yaitu: Vagina dan vulva mengalami peningkatan

pembuluh darah, karena pengaruh estrogen, sehingga tampak makin

merah dan kebiru-biruan.

e) Tanda piscaseck, yaitu: Uterus membesar ke salah satu jurusan


hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.

f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus atau Broxton hicks

g) Teraba ballotement, yaitu: Lentingan dari bawah janin.

h) Reaksi kehamilan positif.

3) Tanda pasti kehamilan

a) Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat

diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat

diraba pada kehamilan lebih tua.

b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan 18 –

20 minggu memakai Doppler.

c) Pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia

kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida umur 16 minggu.

d) Bila dilakukan pemeriksaan USG, janin dapat terlihat.

d. Diagnosis Banding

Diagnosis banding kehamilan menurut Wiknjosastro (2006), adalah

sebagai berikut:

1) Pseudocyesis

Wanita tersebut mengaku dirinya hamil, tetapi sebenarnya tidak. Hal ini

biasanya terjadi pada wanita yang ingin sekali hamil.

2) Kistoma ovarii

Mungkin ada amenorrhea, perut penderita makin besar tetapi

uterusnya seperti biasa.

3) Mioma uteri

Dapat menjadi amenorrhea, perut penderita makin besar uterusnya makin

besar, kadang-kadang tidak merata. Akan tetapi tanda-tanda kehamilan

seperti tanda Braxton-Hicks dan reaksi kehamilan negatif.


e. Pemeriksaan Kehamilan

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang mengancam

jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita memerlukan sedikitnya empat kali

kunjungan selama periode antenatal. Tujuan pemeriksaan antenatal adalah

menyiapkan fisik dan mental ibu serta

menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas agar

sehat dan normal setelah ibu melahirkan (Masjoer, 2005).

Menurut Saifuddin (2002) kunjungan selama periode antenatal yaitu

satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 Minggu), satu kali

kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28), dua kali

kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 minggu dan sesudah

minggu ke-36).

f. Nutrisi Ibu Hamil

Seiring pertambahan usia kandungan, kebutuhan gizi ibu hamil akan

meningkat terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab

pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat terutama perkembangan

otak dan susunan saraf sehingga membutuhkan asupan gizi yang optimal

(Maharani, 2008).

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari

(Kusmiyati, 2008). Kekurangan dan kelebihan nutrisi dapat menyebabkan

kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut. Kekurangan

nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri,

hemoragia postpartum, sepsis puerperalis dan sebagainya. Sedangkan nutrisi

yang berlebihan dapat menyebabkan pre-eklamsi, bayi terlalu besar dan

sebagainya (Winkjosastro, 2006).

Nutrisi penting yang diperlukan selama hamil menurut Kusmiyati


(2008), antara lain sebagai berikut:

1) Karbohidrat dan lemak

Karbohidrat sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori yang

dapat diperoleh dari sereal dan umbi-umbian (Sabrina, 2008).

Kebutuhan kalori untuk orang hamil adalah 2300 kal. Pada triwulan

pertama asupan makanan berkurang karena menurunnya nafsu makan

dan Bering timbul mual dan muntah, trimester ke-2 nafsu makan sudah

meningkat, kebutuhan zat tenaga banyak dibanding kebutuhan saat hamil

muda. Pada trimester ketiga, janin mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat. Hal ini terjadi pada 20 minggu terakhir

kehamilan. Umumnya nafsu makan sangat baik dan ibu sangat merasa

lapar (Kusmiyati, 2008).

2) Protein

Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging,

ikan, telur dan kacang-kacangan (Sabrina, 2008). Protein sangat

dibutuhkan untuk perkembangan kehamilan yaitu untuk pertumbuhan

janin, uterus, plasenta, selain itu untuk ibu penting untuk pertumbuhan

payudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma, hemoglobin dan

lain-lain (Kusmiyati, 2008).

3) Mineral

Sebagai zat pengantur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-

sayuran (Sabrina, 2008). Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi

dengan makan makanan sehari-hari yaitu buah-buah,

sayur-sayuran dan susu. Hanya besi yang tidak bisa terpenuhi dengan

makanan sehari-hari. Kebutuhan akan besi pada pertengah kedua

kehamilan kira-lara 17 mg/ hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini


dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau

feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar

.atau pada wanita sedikit anemik, dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan

kalsium, umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi

mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium (Kusmiyati, 2008).

4) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-

buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin (Kusmiyati,

2008). Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari,

terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat

dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada

susunan saraf saraf pusat maupun otak janin (Sabrina, 2008).

2.2 Kehamilan Letak Sungsang

2.2.1 Pengertian

Letak sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi

merupakan bagian terendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana

janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong

berada di bagian bawah kavum uteri (Marmi, 2011).

Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang

(membujur) dalam rahim, kepala janin berada di fundus dan bokong di

bawah (Susilowati dkk, 2009).

a. Klasifikasi Letak Sungsang

Menurut Marmi (2011), ada 4 (empat) tipe letak sungsang yaitu :

1) Complete (flexed brech)

Posisi ini pada dan lutut bayi fleksi dan kaki menutupi bokong. Tipe

ini lebih sering pada multigravida.


2) Extended brech (frank breech) Pada bayi fleksi, tetapi pada kaki

ekstensi, sehingga kaki berada dekat kepala, sering terjadi pada

primi yang prematur.

3) Presentasi kaki, 1 atau kedua kaki di bawah bokong

Yaitu disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna kalau

disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.

4) Presentasi lutut

b. Etimologi

Penyebab dari letak sungsang antara lain disebabkan oleh

prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban

masih banyak dan kepala relatif besar. Hidramnion karena anak

mudah bergerak, plasenta previa karena menghalangi turunnya

kepala ke dalam pintu atas panggul. Bentuk rahim yang abnormal,

kelainan bentuk kepala seperti anencepalus dan hidrocepalus

(Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Adapun faktor-faktor penyebab letak sungsang menurut Manuaba

(2008), dapat berasal dari :

1) Sudut ibu

a. Keadaan rahim

i.Rahim arkuatus, ii.Septum pada rahim, iii. Uterus dupleks,

iv.Mioma pada kehamilan

b. Keadaan plasenta
(1) Plasenta letak rendah

(2) Plasenta previa

c. Keadaan jalan lahir

(1) Kesempitan panggul


(2) Defomitas tulang panggul

(3) Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke

posisi kepala

2) Sudut janin

Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak

sungsang yaitu :

a) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat

b) Hidrocepalus atau anensefalus

c) Kehamilan kembar

d) Hidramion atau oligohidramion

e) Prematuritas

c. Diagnosa
Diagnosa kehamilan letak sungsang menurut Marmi (2011), dapat

di tegakkan melalui beberapa pemeriksaan yaitu :

1) Pemeriksaan abdomminal

a) Letaknya adalah memanjang

b) Diatas panggul teraba massa lunak, irreguler dan tidak terasa

seperti kepala, di curigai adalah bokong. Pada presentasi bokong

murni otot-otot paha terengang di atas tulang-tulang di bawahnya,

memberikan gambaran keras menyerupai kepala dan

menyebabkan keselahan diagnosa.

c) Punggung ada di sebelah kanan dekat garis tengah. Bagian-bagian

kecil ada disebelah kiri. Jauh dari garis tengah dan belakang.

d) Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar di raba bila

kepala ada di bawah hepar atau iga-iga. kepala lebih keras dan

lebih bulat dari pada bokong dan kadang-kadang dapat

dipantulkan (ballottement). Kalau di fundus uteri taraba masa yang


dapat dipantulkan, harus dicurigai presentasi bokong.

e) Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.

2) Denyut jantung janin

Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas umbilikus

dan pada sisi yang sama dengan punggung pada RSA (Right Sacrum

Anterior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran

kanan atau perut ibu. Kadang-kadang denyut jantung janin terdengar

dibawah umbilikus, dalam hal ini banyak diagnosa yang dibuat

dengan palpasi jangan dirubah oleh sebab itu denyut jantung janin

terdengar tidak ditempat biasa (Walsh, 2007).

3) Pemeriksaaan dalam

a) Bagian terendah teraba tinggi

b) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis

sutura dan fontanella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukan

adanya mal presentasi.

c) Bagian terendahnya teraba lunak dan inreguler. Anus dan tuber

ishiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat dikelirukan

dengan muka.

d) Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik

dibawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksan, ia dapat dikelirukan

dengan kepala oleh karena tulang yang keras.

e) Sacrum ada di kuadran kanan dan panggul dan daimeter

bitrochanteria ada pada diameter obliqua kanan.

f) Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan tangan.

4) Pemeriksaan Sinar – X

Sinar - X berguna baik untuk menegakkan diagnosa maupun


untuk menentukan perkiraan ukuran dan konfigurasi panggul ibu.

Pemeriksaan sinar – X harus dikerjakan pada semua primigravida dan

pada multipara yang mempunyai riwayat persalinan sukar atau bayi-

bayi yang lahirkan sebelum kecil semua, sinar – X menunjukkan

dengan tepat sikap dan posisi janin, demikian pula kalainan-kelainan

seperti hydrochepalus.

5) Ultrasonografi

Pemeriksaan seksama dengan ultrasonografi akan memastikan

letak janin yang tidak normal. Letak sungsang dikenal pula dengan

istilah kelahiran bokong dengan empat kemungkinan. Kemungkinan

pertama, ditemukan bokong sempurna atau bokong kaki, jika kedua

tungkai terlipat didepan perut. Kedua, bokong murni, kalau kedua

tungkai menekuk lurus kearah depan tubuh hingga bekerja sebagai

badai mengurangi kebebasan gerak lahir. Terakhir, bokong lutut, satu

atau dua lutut menghadap jalan lahit (Wiknjosastro, 2005).

2.2.2 Kompilasi Hamil Letak Sungsang

Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses

persalinan. Proses persalinan yang salah jelas menimbulkan resiko,

seperti hipoksia sebagai penyebab tersering kematian bayi sungsang

dan prolaps tali pusat insiden 3,7% pada bayi sungsang, lebih sering

pada primigravida daripada multigravida (6% dan 3%). Lebih umum

pada persalinan premature dan presentasi inkomplet (tipe kaki

menumbung presentasi bokong) (Chapman, 2006).

2.2.3 Penatalaksanaan

Menurut Chapman (2006), asuhan mandiri yang bersifat

menyeluruh dari langkah – langkah sebelumnya. yaitu :


1) Beri informasi kehamilannya dan dukungan moril.

2) Lakukan postural posisi knee chest serta anjurkan untuk dilaksanakan

di rumah.

3) Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus segera

datang ke tempat pelayanan kesehatan.

Menurut Mufdlilah (2009), langkah- langkah knee chest yaitu ibu

dengan posisi menungging (seperti sujud), dimana : lutut dan dada

menempel pada lantai, lutut sejajar dengan dada, lakukan 3 - 4 x/hari

selama 15 menit, lakukan pada saat sebalum tidur, sesudah tidur,

sebelum mandi dan selain itu juga telah melakukan posisi knee chest

secara tidak langsung pada waktu melaksanakan sholat. Syarat-syarat

knee chest, yaitu:

a) Pada kelamilan 7 - 7,5 bulan masih dapat dicoba

b) Melakukan posisi knee chest 3 - 4 x/hari selama 15 menit.

c) Latihan ini hanya efektif jika usia kehamilan maksimal 35 – 36

minggu.

d) Situasi yang masing longgar diharapkan dapat

e) Memberikan peluang kepada turun menuju pintu atas panggul.

f) Dasar pertimbangan kepala lebih berat dari pada bokong sehingga

dengan hukum alam akan mengarah ke pintu atas panggul


BAB III

TINJAUANKASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGIS PADA NY.F


DENGAN LETAK SUNGSANG DI BPM IKA

Tempat Praktek/Ruang : ………………………………………………………………


Pembimbing Klinik : ………………………………………………………………

Nomor MR : ………………………………………………………………
Masuk RS/klinik. H/Tgl : ………………………………………………………………
Pengkajian tanggal : ……………………… Jam …………Oleh ……………….

I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
A. IDENTITAS
Identitas Ibu Identitas Suami

Nama :

NIK :

Umur :

Gol darah :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Agama :

Alamat :

No Telpon :

Jenis dan No :
Jaminan
B. RIWAYAT KEHAMILAN
Hamil ke : Tgl Haid :
/G..P..A.. …………………… Terakhir …………………………
Jumlah Anak : Perkiraan :
Hidup ………………….... Persalinan …………………………
Usia Anak : Riwayat :
terakhir Penyakit ibu
…………………… / keluarga ……………………………
Kehamilan ini : Ya/Tidak :
direncanakan .......................................
Kehamilan ini : Ya/Tidak
diinginkan
Mengikuti Kelas : Ya / Tidak
Ibu Hamil
Memanfaatkan : Ya/ Tidak
kelas Ibu ………………………
Hamil

C. DETEKSI DINI RESIKO TINGGI DAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN


*Berilah tanda (√) sesuai kondisi ibu
a. Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil

1. Umur ibu kurang dari 20 Th 11. Riwayat Persalian


Caesar

2. Umur Ibu lebih dari 35 Th 12. Riwayat keguguran


berulang
(Lebih dari 1 kali)
3. Kehamilan ke 4 atau lebih 13. Riwayat Melahirkan Bayi besar
(lebih dari 4 Kg)

4. Usia anak terakhir kurang dari 2 14. Riwayat melahirkan anak


Th kembar

5. Ibu Pendek (TB < 145 cm) 15. Riwayat melahirkan janin
mati atau dengan kelainan
bawaan

6. Ibu tampak kurus / LILA < 23,5 16. Ibu menderita penyakit
cm dan atau BB < 45 Kg penyerta (Asma, DM,
jantung, hipertensi, TBC,
Gangguan Ginjal,
Anemia, PMS, Malaria, tiroid
dll) penyakit disendirikan/
dibuat kolom sendiri
7. Terlalu lambat 17. Terlalu lama hamil lagi (≥
hamil pertama (≥ 4 10 tahun)
tahun)
8. Riwayat persalinan dengan 18. Riwayat persalinan dengan
Ekstraksi Vakum {EV) Tranfusi darah

9. Riwayat persalinan dengan 19. Riwayat persalinan


Manual Plasenta kurang bulan

10. Riwayat IUFD 20. Riwayat persalinan lebih bulan

b. Tanda Bahaya Kehamilan (Pada Kehamilan sekarang) (isikan dengan kode (√)
1. Ibu tidak mau makan dan atau 11. Ibu mengeluh sesak nafas
muntah terus menerus

2. Perdarahan lewat jalan lahir 12. Demam / Panas Tinggi

3. Pusing yang hebat 13. Kejang

4. Bengkak pada kaki sampai 14. Keluar air ketuban


tangan dan wajah

5. Nyeri dada / ulu hati/ 15. Gerakan janin


jantung berdebar-debar berkurang

6. Letak melintang 16. Presentasi bokong

7. Gemelli 17. Hidramnion

8. Tekanan darah tinggi 18. Anemia (HB ˂ 11 gr%)

9. Diare berulang 19. Batuk lama ≥ 2 minggu

10. Terasa sakit pada saat 20. Sulit tidur dan cemas
kencing/keputihan/gatal di daerah berlebihan
kemaluan

D. LINGKUNGAN DAN PERILAKU


c. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

1 Pemenuhan Nutrisi 2. Pemenuhan Kebutuhan


Istirahat
a. Pola gizi seimbang : Ya / tdk a. Tidur malam paling : Ya / tdk
sedikit 6-7 jam

b. Porsi lebih banyak dari : Ya / tdk b. Tidur siang atau berbaring : Ya / tdk
sebelum hamil 1-2 jam Posisi tidur miring
kiri
c. Makan beragam : Setiap c. Bersama suami melakukan : Ya / tdk
makanan (variasi hari / stimulasi pada janin dengan
makanan) jarang sering mengelus-elus perut
ibu dan mengajak janin
berbicara sejak usia 4 bulan

d. Kebiasaan Konsumsi : Setiap


Buah dan Sayur hari /
jarang

e. Kebiasaan konsumsi : Setiap 4. Hubungan seksual : Ya / tdk


protein hewani hari / selama kehamilan
jarang

3 Personal Hygiene 5. Aktifitas Fisik

a. Cuci tangan : Jarang/ a. Beraktifitas sesuai kondisi : Ya / tdk


dengan sabun Sering
dengan air
mengalir sebelum
makan dan sesudah
BAK/BAB
b. Menyikat gigi : Jarang/ b. Suami membantu untuk : Ya / tdk
teratur minimal Sering melakukan pekerjaan sehari-
setelah hari
sarapan dan
sebelum tidur
c. Mandi 2x sehari : Jarang/ c. Mengikuti senam : Ya / tdk
Sering hamil sesuai anjuran
nakes
d. Bersihkan payudara : Jarang/
dan daerah kemaluan Sering

e. Ganti pakaian dalam : Ya / tdk


setiap hari
d. Lingkungan dan Perilaku yang merugikan kesehatan

1. Ibu sering terpapar : Ya / Tidak 5. Bagaimana Lingkungan tempat


asap rokok atau tinggal ibu ?
polusi

2. Beban pekerjaan : Ya / Tidak a. Kebiasaan cuci tangan : Ya /


ibu terlalu berat pakai sabun Tidak

3. Kebiasaan Minum : Ya / Tidak b. Kepemilikan jamban : Ya /


jamu atau obat tanpa c. Sumber Air Bersih Tidak
resep dokter :
Ada /
Tidak

4. Memiliki hewan : Ya/tidak d. Sarana : Terbuka


peliharaan/lingkunga Pembuangan Air / Tertutup
n sekitar dekat Limbah (SPAL)
dengan peternakan

e. Sarana : Terbuka
Pembuangan / Tertutup
Sampah

DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum (Sumber Buku KIA)
No Jenis Pemeriksaan Tanggal Kunjungan

TM 1 TM 2 TM 3 TM 3

1. Keadaan Umum Ibu

2. Berat Badan

3. Tinggi Badan

4. Tekanan Darah

5.. Status TT

6. Lingkar Lengan Atas (LILA)

7. Tinggi Fundus Uteri (TFU)

8. Presentasi Janin

9. Tablet Fe

10. Test Laboratorium Sederhana


a. HB

b. Protein Urine

c. Glucosa Urine

d. Gula darah

11. Ditawari Test HIV

12. Konseling

13. Rujukan

B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Rambut
Warna : ……………………………………………
Kebersihan : …………………………………………...
Mudah rontok/tidak : ………………………………………...…

b. Telinga
Kebersihan : ……………………………………………
Gangguan pendengaran : ……………………………………………

c. Mata
Konjungtiva : ……………………………………………
Sklera : ……………………………………………
Kebersihan : ……………………………………………
Kelainan : ……………………………………………
Gangguan penglihatan : ……………………………………………

d. Hidung
Kebersihan : ……………………………………………
Polip : ……………………………………………

e. Mulut
Warna bibir : ……………………………………………
Integritas jaringan : ……………………………………………
Kebersihan lidah : ……………………………………………
Ganggan pada mulut : ……………………………………………
2. Leher
Pembesaran kelenjar limfe : ……………………………………
3. Dada
Simetris/tidak : ………………………………
Besar payudara simetris/tidak:
Nyeri : ……………………………………………
Hiperpigmentasi : ……………………………………………
Kolostrum : ……………………………………………
Keadaan puting : ……………………………………………
Kebersihan puting : ……………………………………………
4. Perut
Inspeksi :
Bentuk : ……………………………………………
Bekas luka operasi : ……………………………………………
Striae : ……………………………………………
Linea : ……………………………………………
TFU : ……………………………………………
Hasil palpasi
Leopold I : ……………………………………………
Leopold II : ……………………………………………
Leopold III : ……………………………………………
Leopold IV : ……………………………………………
TBJ : ……………………………………………
DJJ : frekuensi/irama/intensitas/punctum
maksimum
5. Ekstremitas
a. Atas
Kelainan : ……………………………………………
Kebersihan : ……………………………………………
b. Bawah
Oedema : ……………………………………………
Varises : ……………………………………………
Perkusi reflek patellla : ……………………………………………
6. Genital
Kebersihan : …………………………………
Pengeluaran pervaginam : …………………………………
Tanda infeksi vagina : …………………………………
7. Anus
Hemmoroid : ……………………………………………

Kebersihan : ……………………………………………

D. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa Kebidanan
Ny...... G....P.....A, umur........tahun, hamil.........minggu, janin hidup/mati, tunggal
/ganda, intra/ekstra uteri, letak......................, puka/puki, divergen/ konvergen, KU
Ibu........................ KU Janin ........................... Keadaan jalan lahir................................

B. Masalah
C. Kebutuhan

E. MENENTUKAN DIAGNOSA POTENSIAL


F. MENENTUKAN TINDAKAN ANTISIPASI/SEGERA
G. MEMBUAT PERENCANAAN
H. IMPLEMENTASI
I. EVALUASI

Preseptor akademik Preseptor Klinik Mahasiswa

(....................................) (....................................) (....................................)


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penyebab dari letak sungsang antara lain disebabkan oleh

prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban

masih banyak dan kepala relatif besar. Hidramnion karena anak mudah

bergerak, plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam

pintu atas panggul. Bentuk rahim yang abnormal, kelainan bentuk kepala

seperti anencepalus dan hidrocepalus .Peran bidan dalam upaya

menurunkan AKI adalah menghindari terjadinya komplikasi bagi ibu

maupun bayinya. Untuk mengurangi terjadinya komplikasi atau resiko

kehamilan letak sungsang tersebut maka perlu dilakukan ANC yang

berkualitas. ANC yang berkualitas diharapkan mampu dapat mendeteksi

secara dini adanya kelainan letak sungsang agar tidak terjadi persalinan

sungsang.

4.2 Saran
Diharapkan dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan kehamilan letak sungsang, hendaknya bidan dapat tanggap

dalam melakukan tatalaksana asuhan sehingga pasien dapat mengetahui

cara untuk mengatasi masalah yang terjadi pada kehamilan


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, I.A.C. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC
Marmi. 2011. Buku Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Matondang, C. S. 2003. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi 6. Jakarta : Arcan EGC.
Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha
Medika Press.
Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2009. Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek.Jakarta :
Salemba Medika.
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rukiyah, A.Y. 2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarata : Trans Info
Media.
Saifuddin, AB. 2006. Buku panduan praktik pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta :YBP - SP
Salmah.2006. Asuhan kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC
Sari, V.R.P, 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny. S G1 P0 A0 Dengan letak
Sungsang di BPS Supadmi Bulu Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah. Tidak
dipublikasikan

Sastrawinata, 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi, Jakarta : EGC


Sujiyatini. 2009. Keperawatan Ibu Hamil. Jogjakarta : Fitramaya
Varney, H. 2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi. 4. Volume. 2. Jakarta : EGC
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Wheeler, L, 2004, Buku Saku Perawatan Antenatal dan Pasca Partum, Jakarta :
EGC
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Cetakan 7. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai