Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA KEHAMILAN TM I

(ABORTUS IMINENS)

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penanganan
Gawat Darurat Obstetrik dan Neonatus
Semester VIII Alih Jenjang D-IV

Dosen Pembimbing :
Susanti Pratamaningtyas, M.Keb
Disusun oleh:
1. Lusdiana (P17321175021)
2. Rizkita Fitri Satriani (P17321175022)
3. Hildasari (P17321175023)
4. Desi Trihartati (P17321175024)
5. Herni Isna Mariyah (P17321175025)
6. Sicilia Arista Koda (P17321175026)
7. Hendry Yuwandini (P17321175027)
8. Nurita Indri Astuti (P17321175028)
9. Heny Yuwantiwi (P17321175029)
10. Tinta Wuriningtyas (P17321175030)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV ALIH JENJANG KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan hidayah-
Nya sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
berjudul “Asuhan Kegawatdaruratan pada Kehamilan TM I”. Penulisan makalah
ini dilaksanakan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Asuhan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal.
Penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, disampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, di antaranya :
1. Ibu Susanti Pratamaningtyas, M.Keb selaku Ketua Program Studi D-IV
Alih Jenjang Kebidanan Kediri dan dosen mata kuliah Penanganan Gawat
Darurat Obstetrik dan Neonatus.
2. Teman-teman yang telah memberikan saran dan inspirasi.
Penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, diharapkan
adanya kritik dan saran demi tercapainya peningkatan kualitas pada penulisan
tugas selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Kediri, 23 Januari 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER............................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3. Tujuan...................................................................................................... 1
1.4. Manfaat.................................................................................................... 2
1.5. Metode Pengumpulan Data..................................................................... 2
1.6. Sistematis Penulisan................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Abortus....................................................................................... 3
2.1.1. Pengertian Abortus Iminens............................................................. 3
2.1.2. Etiologi Abortus Iminens....................................................................... 3
2.1.3. Diagnosa Abortus Iminens..................................................................... 4
2.1.4. Patofisiologi Abortus Iminens................................................................. 5
2.1.5. Faktor-Faktor Abortus Iminens............................................................... 5
2.1.6. Penanganan Abortus Iminens................................................................. 5
2.1.7. Komplikasi Abortus Iminens.................................................................. 7
2.2. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan.................................................... 17
2.2.1. Konsep manajemen Varney.............................................................. 17
2.2.2. Konsep SOAP.................................................................................. 18
2.2.3. Pendokumentasian Secara SOAP..................................................... 19
2.2.4. Bagan Alur BerfikirVarney dan pendokumentasian secara SOAP...
BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan................................................................................................
5.2. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan keluarnya sel
telur matang pada saluran telur yang bertemu dengan sperma, lalu keduanya
menyatu membentuk sel yang akan tumbuh (Anna, 2012). Kehamilan dapat
menimbulkan perubahan fisik, psikologi maupun sosial bagi seorang wanita
karena pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi dan janinnya.
Namun tidak semua kehamilan dapat berjalan dengan lancar, tetapi ada
beberapa komplikasi yang dapat terjadi sehingga mengancam jiwa ibu, salah
satunya adalah perdarahan yang terjadi pada trimester pertama pada
kehamilan, perdarahan tersebut apabila tidak diatasi dengan segera dapat
berakibat fatal bagi ibu dan janin yang dikandung.salah satu dampak
tersebut adalah abortus.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan
berusia 20 minggu atau kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan (Sarwono, 2010). Salah satu jenis abortus yaitu abortus iminens
(abortus mengancam) yang mana dalam keadaan ini kemungkinan
kehamilan masih bisa dipertahankan, tapi juga tidak menuntut kemungkinan
bisa menjadi abortus insipien (keguguran yang sedang berlangsung) yang
tentunya pada keadaan ini kehamilan tidak bisa lagi unutuk dipetahankan.
Salah satu unsur penting penanganan dalam abortus iminens yaitu dengan
tirah baring, karena dengan ini aliran darah ke uterus bertambah, selain itu
juga akan mengurangi rangsangan mekanik.
Kejadian abortus menurut data World Health Organization (WHO)
memperkirakan di seluruh dunia, dari 46 juta kelahiran pertahun terdapat 20
juta kejadian abortus, dan sekitar 800 wanita diantaranya meninggal karena
komplikasi abortus serta sekurangnya 95% diantaranya terjadi di negara
berkembang. Menurut Mahdiyah, Dede. (2013) angka kejadian abortus di
Indonesia mencapai 10%-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Terhadap Ny. MJ
dengan Abortus Iminens di Ruang Sakura Rumah Sakit Angkatan Laut
Tanjungpinang”

1.3. Tujuan Makalah


1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui asuhan
kebidanan terhadap Ny.“MJ” G3 P2002 UK 9 2/7 minggu dengan abortus

1
imminens di Ruang Sakura Rumah Sakit Angkatan Laut
Tanjungpinang.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian dari abortus iminens.
2. Mengetahui etiologi abortus iminens.
3. Mengetahui patofisiologi abortus iminens.
4. Mengetahui faktor-faktor abortus iminens.
5. Mengetahui cara menegakkan diagnosa pada abortus iminens.
6. Mengetahui penatalaksaaan abortus iminens.
7. Mengetahui komplikasi abortus iminens

1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan dang keterambilan dalam
melakukan perawatan dan asuhan kebidanan pada klien dengan kasus
abortus iminens.
1.4.2. Bagi pelayanan kesehatan
Dapat memberi pelayanan dan penanganan yang tepat
serta konsisten pada klien dengan kasus abortus iminens.

1.5. Metode Pengumpulan Data


a. Wawancara
Mengumpulkan data subjektif atau anamnesa langsung pada klien dan
keluarga
b. Observasi
Mengukur secara langsung melalui pemeriksaan fisik untuk
pengumpulan data objektif
c. Studi pustaka
Melalui pengumpulan studi literatur dari buku maupun sumber lain
untuk mendapatkan dasar ilmiah yang berhubungan dengan kasus
makalah ini
d. Dokumentasi
Pencatatan dari keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini terdiri 5 BAB meliputi :
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran secara
menyeluruh tentang abortus iminens yang terdiri dari latar
belakang, tujuan, metode pengumpulan data dan sistematika
penulisan.

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran teori
tentang abortus iminens yang meliputi : pengertian abortus
iminens, etiologi, patofisiologi, faktor-faktor, menegakan
diagnosa, penatalaksanaan dan konsep manajemen kebidanan
pada abortus iminens.
BAB 3 TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan kasus asuhan
kebidanan pada kehamilan dengan plasenta previa secara nyata
sesuai dengan manajemen kebidanan SOAP mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi.
BAB 4 PEMBAHASAN
Dalam bab ini pembahasan kasus penelitian menjelaskan
tentang kesenjangan atau kesuaian antara teori dan kasus
BAB 5 PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
Kesimpulan merupakan inti dari pembahasan kasus abortus
iminens, sedangkan saran merupakan tanggapan dari masalah.
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Abortus


2.1.1. Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagian batasan ialah kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2010).
Abortus imminens adalah terjadinya perdarahan uterus pada
kehamnilan sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus, dengan
hasil konsepsi yang masih utuh didalam uterus serta ostium uteri masih
tertutup (Saifuddin, 2012).
Abortus Imminens adalah keguguran mengancam, Abortus ini baru
mengancam dan masih ada harapan untuk memnpertahankannya (Pudiastuti,
2012).

2.1.2. Etiologi
Menurut Ratih (2009) etiologi dalam Abotrus terdiri dari:
1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. biasanya mnenyebabkan abortus
pada kehamilan sebelum usia 8 minggu.
Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:
a) Kelainan kromosom terutama trimosoma dan monosoma X
b) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
c) Pengaruh teratogen akibat radiasi,virus, obat-obatan tembakau dan
alcohol.
2) Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili koriolis karena
hipertensi menahun.
3) Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan
toksoplasmosis.
4) kelainan traktus genetalia. seperti inkompetensi serviks (untuk abortus
pack trimester kcdua), retroversi uteri, mioma uteri, dan kelainan bawaan
uterus.

2.1.3. Diagnosa
Menurut Mansjoer (2004) dalam Wandira (2013) tindakan klinik yang
dapat kita lakukan untuk mnengetahui tcrjadinya Aborrus antara lain:
1) Terlambat haid atau amenore kurang dan 20 minggu.
2) Pemenksaan fisik yang terdiri dar keadaan umum tampak lemah,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat
dan kecil, dan suhu badan

1
normal atau meningkat
3) Perdarahan pervaginam. mnungkin disertai keluarnya jaringan hasi
konsepsi.
4) Rasa mual atau kram perut didaerah atas simpisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
5) Pemeriksaan ginekologi meliputi:
a) Inspeksi vulva dengan melihat perdarahan pervaginam, ada atau
tidak jaringan janin, dan tercium atau tidak bau busuk dari vulva
saat inspekulo.
b) Perdarahan dan kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dan ostium, dan ada atau
tidak cairan atau jaringan berbau busuk dan ostium.
c) Colok vagina dengan melihat porsio masih terbuka atau sudah
tertutup. teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio
digoyang, tidak nyeri pada saat perdahaan adneksa, dan kavum
douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
Menurut Pudiastuti (2012) diagnosa Abortus Imminens kehamilan muda
ialah:
1) Perdarahan sedikit
2) Nyeri memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali.
3) Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan.
4) Tidak diketemukan kelainan pada servix.
5) Pada Abortus Imminens masih ada harapan bahwa kehamilan masih
berlangsung terus.

2.1.4. Pathofisiologi
Menurut Nugroho taufan (2012:136) abortus biasanya disertai dengan
perdarahan didalam desidua basalis dan perubahan nekrotik didalam jaringan-
jaringan yang berdekatan dengan perdarahan. Ovum yang terlepas sebagian
atau seluruh dan mungkin menjadi benda asing didalam uterus sehingga
merasanang kontraksi uterus dan mengakibatkan pengeluaran janin. Pada
Kehamilan 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili
korealis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan
8-14 minggung, telah masuk agak dalam, sehingga bagian keluar dan
sebagian lagi akan tertinggal karena itu akan terjadi banyak perdarahan.

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Menurut widjanarko (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi Abortus terdiri
dari:
1) Usia ibu
2) Faktor yang berkaitan dengan kehamilan:

2
a) Jumlah kehamilan dengan janin aterm sebelumnnya
b) Kejadian abortus sebelumnya
c) Kejadian lahir mati sebelunmya
d) Riwayat hamnil dengan janin yang mengalamni kelainan kongenital
atau efek genetik
3) Pengaruh orang tua
a) Kelainan genetik orang tua
b) Komplikasi medis

2.1.6. Penanganan
Penanganan Aborrus Imminens tergantung pada hasil evaluasi kondisi
janin, yaitu penentuan kehidupan janin dapat dilakukan dengan pemeriksaan
USG (Ultrasonografi) untuk melihat gerakan dan denyut jantung janin.
Denyut jantung janin dapat juga didengarkan melalui alat Doppler atau
laennen apabila janin sudah mencapai usia 12-16 minggu (Prawirihardjo,
2009).
Menurut Hyre (2003) dalam Wandira (2013) penanganan Abortus
imminens terdiri dari:
1) Mengobservasi keadaan umum., vital sign, pengeluaran pervaginam, dan
kontraksi serta keadaan janin.
2) Menganjurkan pada pasien untuk istirahat baring, untuk diet tinggi kalori
tinggi protein.
3) Menganjurkan pada pasien untuk membersihkan vulva minimal dua kali
sehari untuk mencegah infeksi.
4) Melakukan tes kehamilan.
5) Menganjurkan pada pasien selesai perawatan agar banyak istirahat,
selama 2-3 minggu hindari hubungan seksual.
6) Melakukan kolaborasi dengan dokter.
7) Memberi terapi berupa Fenobarbital 3 x 30 mg atau valium, anti
perdarahan berupa Adona atau Transamin, vitamin B complek, vitamin C,
Hormon Progesteron, penguat plasenta berupa uterogeston atau
Duphasion dan anti kontraksi rahim berupa duvadilan atau hystolan,
pemberian obal zat besi (600-1000 mg sehari).
Menurut Ibnu wahid (2008) penanganan Abortus imminens terdiri dari:
8) Istirahat baring untuk menambah aliran darah ke uterus dan mengurangi
rangsangan mekanis.
9) Mengobservasi perdarahan yang keluar.
10) Melakukan tes kehamilan.
11) Memberi Fenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam 3 x 2 mg dapat diberikan
untuk menenangkan pasien. Pemberian hormone adan tokolitik dapat
dipertimbangkan bila hasi USG menunjukkan janin masih hidup.

3
Menurut saifudin (2007) , penatalaksanaan Abortus Iminens sebagai
berikut :
1) Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara
total.
2) Anjurkan Untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau
melakukan hubungan seksual.
3) Bila perdarahan:
a. Berhenti: Lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.
b. Terus Berlangsung: Nilai kondisi janin (uji kehamilan / USG).Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola
hidatitosa)
c. Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas , pemantauan hanya
dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik.
Terapi suportif pada wanita hamil yang mengalami perdarahan juga perlu
dilakukan oleh suami dan seluruh anggota keluarga. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi faktor stress pada ibu.

2.1.7. Komplikasi
Menurut Nugroho taufan (2012) komplikasi yang serius kebanyakan
terjadi pada fase abortus yang tidak aman (unisafe abortion) walaupun
kadang-kadang dijumpai juga pada abortus spontan, komplikasi yang terjadi
pada abortus yaitu berupa pendarahan, perforasi, infeksi dan syok.
Menurut Amur Sofian (2012:2) komplikasinya yaitu :
a. Perdaarahan (Hemorrhage)
b. Perforasi : sering terjadi diwaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh
tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun
c. Infeksi dan tetanus
d. Payah ginjal akut
e. Syok karena perdarahan banyak dan infeksi atau sepsis.

2.2. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan


2.2.1. Konsep manajemen Varney
Menurut varney proses manajemen asuhan kebidanan terdiri dari 7
langkah, yaitu :
1. Langkah 1 : Pengumpulan data
Langkah ini mengumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Pengumpulan data meliputi riwayat, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan khusus, pemeriksaan penunjang
2. Langkah 2 : Identifikasi diagnosis, masalah dan kebutuhan

4
Data dasar yang telah dikumpulkan di interprestasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalh yang spesifik.
3. Langkah 3 : Merumuskan Diagnosis dan masalah potensial
Langkah ini merupakan langkah ketika bidan melakukan
identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penangannya. Langkah ini membutuhkan antisipasi. Bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan harus waspada
menghadapi diagnosis atau masalah potensial yang akan terjadi
4. Langkah 4 : MenetapkannKebutuhan tindakan segera
Langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap kebutihan
segera , meakukan konsultasi dan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya.
5. Langkah 5 : Merencanakan Asuhan menyeluruh
Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh , perencanaan
yang dibuat harus berdasarkan petimbangan yang tepat meliputi
pengetahuan , teoriyang up to date, dan perawatan berdasarkan
bukti (evidance based care).
6. Langkah 6 : Implementasi
Pada langkah ini rencaa asuhan menyeluruh seperti yang
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan
aman
7. Langkah 7 :Evaluasi
Hal yang dievaluasi dalah apakah kebutuhan pasien terpenuhi dan
mengatasi diagnosis masalah yang telah ditentukan (Jannah, 2011).
2.2.2. Konsep SOAP
1. Subjektif
Data yang meruakan informasi termasuk biodata pasien dan diproleh
dari hasil anamnesa baik allow anamnesa dan auto anamnesa.
2. Objektif
Data yang diproleh dari pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
penunjang
3. Analisis
Merupakan keputusan yang ditegakan dari hasil penemuan masalah.
Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan sebagi dasar tindakan
dalam upaya menaggulangi komplikasi.
4. Penatalaksanaan

5
Rencana kegiatan yang mencakup langkah-langkah yang dilakukan
dilakukan oleh bidan dalam melakukan tindakan (Jannah, 2011).
2.2.3. Pendokumentasian Secara SOAP

2.2.4. Bagan Alur BerfikirVarney dan pendokumentasian secara SOAP

6
DAFTAR PUSTAKA

7
Anna, M. (2012) Prevalensi abortus pada kehamilan di Indonesiadan berbagai
faktor yang berhubungan (Riset kesehatan Dasar2007).(Internet). Termuat
dalam < http://ejournal.litbang.depkes.go.id> (di akses 22 januari 2018
pukul 20.30 WIB)

Jannah, Nur. 2011. Konsep Kebidanan. Jakarta ; Ar-ruzz Media

Mahdiyah, dede. 2013. laporan pendahuluan abortus inkomplet.


http://laporanpendahuluankep.blogspot.co.id/2017/10/laporan-pendahuluan-
abortus-inkomplit.html (di akses 22 januari 2018 pukul 20.00 WIB)

Muharam.2008.Perbedaan Kondisi Kehamilan Di Usia 20,30,40.. Available


online: www.google.com. 22 Januari 2018 pukul 21.00 WIb

Nugroho, Taufan. (2012). OBSGYN: Obstetri dan Ginekologi untuk Mahasiswa


Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Pudiastuti. 2012. Mola Hidatidosa. hhtp://google.co.id.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. hum Kebidanan. Jakarta:YBPSP.

Ratih, Rochmat. 2009. Etiologi dan patofisiologi Abortus lmnminens.


http://ratihrochmrat.wordpress.con2x9/1 2/31 /etiologi-patofisiologia
aboruu-iimminen/s di akses tanggal 9 Desember 2012.

Sofian, Amur. (2011). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri. Edisi 3. Jakarta. EGC.

Varney, H. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Widjanarko. 2009. limit Kebidanan. Jakarta: YBPSP

Anda mungkin juga menyukai