OLEH :
KELOMPOK I
DAFTAR ISI....................................................................................................... I
BAB I................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................................................1
2. Tujuan.................................................................................................................................. 2
3. Manfaat................................................................................................................................ 3
BAB II..................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 4
1. Definisi..................................................................................................................................4
3. Etiologi..................................................................................................................................6
5. Epidemiologi........................................................................................................................ 8
6. Patofisiologi..........................................................................................................................9
11. Prognosis........................................................................................................................18
BAB III.............................................................................................................. 22
i
TINJAUAN KASUS......................................................................................... 22
BAB IV.............................................................................................................. 40
PENUTUP......................................................................................................... 40
A. KESIMPULAN..................................................................................................................40
B. SARAN............................................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 42
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pekerjaan melayani ibu untuk melahirkan bayinya merupakan pekerjaan
yang tidak terhindar dari berlumuran darah. Hingga saat ini, perdarahan obstertrik
masih memegang peranan penting sebagai penyebab utama kematian maternal,
sekalipun di negara maju, terutama pada kelompok sosial-ekonimi lemah.
Kematian ibu dan anak di Indonesia meningkat 746 antara Januari 2021 hingga
September 2021. Nida Rohmawati, Koordinator Kesehatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir, Jumlah kematian ibu dan anak antara Januari 2021 hingga September 2021
mencapai 3.794, dibandingkan 3.048 antara Januari 2020 hingga September 2020.
Pada sebuah laporan disebutkan perdarahan obstetrik yang dapat
menyebabkan kematian maternal terdiri atas solusio plasenta (19%) dan
koagulopati (14%), robekan jalan lahir termasuk ruptura uteri (16%), plasenta
previa (7%), dan plasenta akrtea/inkreta dan perkreta (6%), dan atonia uteri (15%)
(Sarwono 2010).
Perdarahan obstetrik yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga dan
yang terjadi setelah anak atau plasenta lahir pada umumya adalah perdarahan yang
berat, dan jika tidak mendapat penanganan yang cepat bisa mendapatkan syok
yang fatal. Salah satu penyebabnya adalah plasenta previa. Plasenta previa perlu
diantisipasi seawal-awalnya selagi perdarahan belum sampai ke tahap yang
membahayakan ibu dan janinnya (Sarwono, 2010).
Plasenta previa adalah plasenta yang berimpantasi ada segmen bawah
rahim demikian rupa sehigga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri
internum. Plasenta previa diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu plasenta
previa totalis, parsialais, marginalis, dan plasenta letak rendah. Plasenta previa
dapat dideteksi lebih awal dengan ultrasonografi (Sarwono, 2010).
Frekuensi kejadian plasenta previa di Amerika Serikat adalah 0,3-0,5%
dari seluruh total kehamilan (Ananth et al, 2003). Resiko meningkat 1,5-5 kali
pada ibu dengan riwayat persalinan sectio caeasaria. Meta analisis menunjukkan
bahwa kejadian plasenta previa meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
1
persalinan melalui sectio caesaria, dengan peningkatan kejadian 1% setelah 1 kali
persalinan SC, 2,8% setelah 3 kali persalinan SC, dan 3,7% setelah 5 kali
persalinan SC (Marshall et al, 2011).
Di RS Muhammad Zein Painan didapatkan data jumlah persalinan
pada bulan Oktober 87 orang dengan placenta previa 4 orang ( 4,5%), pada
bulan November dari jumlah persalinan 106 orang 4 orang dengan placenta
previa ( 3,7%), dan di bulan Desember dari jumlah persalinan 84 orang tidak
ada pasein dengan placenta previa.
Apabila plasenta previa dapat didiagnosis dini dan ditatalaksana dengan
baik, diharapkan dapat mencegah timbulnya komplikasi terhadap janin dan ibu
serta memiliki prognosis yang baik. Oleh karena itu pada laporan kasus ini kami
akan membahas mengenai plasenta previa.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan Pacenta Previa.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
Melakukan pengkajian langsung terhadap Ibu dengan placenta previa
Mampu menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang
didapat
Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada Ibu dangan
placenta previa
Mampu melakukan implementasi tindakan keperawatan pada Ibu
dengan placenta previa
Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada Ibu dengan
placenta previa
Mampu melakukan pendokumentasikan terhadap tindakan
keperawatan pada ibu hamil dengan placenta previa.
2
3. Manfaat
a. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung
pada Ibu hamil dengan placenta previa sehingga dapat digunakan sebagai
berkas penulis didalam melaksanaan tugas seminar.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambawah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca dalam
menegakkan asuhan keperawatan pada Ibu hamil dengan placenta
previa.
c. Bagi RSUD Dr.M.Zein Painan
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada Ibu hamil dengan placenta previ
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Plasenta previa merupakan plasenta yang berimplementasi pada
segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari
ostium uteri internum (OUI). Plasenta previa merupakan salah satu penyebab
perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum merupakan perdarahan
pervaginam yang terjadi pada kehamilan diatas 28 minggu. Sampai saat ini
penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor yang diduga kuat menimbulkan kelainan ini, yaitu multiparitas dan
cacat rahim, riwayat bedah sesar, usia 35 tahun atau lebih, ibu hamil yang
merokok, riwayat kuretase, riwayat kehamilan ganda dan riwayat
miomektomi (Manuaba, 2014).
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Gejala perdarahan
awal plasenta previa pada umumnya hanya berupa perdarahan bercak atau
perdarahan ringan dan umumnya akan berhenti secara spontan. Jumlah
perdarahan yang terjadi sangat tergantung dari jenis plasenta previa.
Perdarahan dapat terjadi pada saat uterus merenggang dan tumbuh, tidak
terasanyeri dan terlihat sebagai pengeluaran darah yang segar. Sering kali
ditemukan malpresentasi bagian presentasi janin. Terdapat risiko perdarahan
pascapartum yang lebih lanjut saat kekuatan retraksi segmen bawah uteri
buruk setelah terjadi plasenta previa. (Prawirohardjo, 2010; Medforth, 2012
rahim).
4
b. Plasenta Previa Partialis, yaitu plasenta yang menutupi sebagian
ostium uteri internum.
c. Plasenta Previa Marginalis, yaitu plasenta yang tepinya agak jauh
letaknya dan menutupi sebagian ostium uteri internum.
d. Plasenta letak rendah, yaitu plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada
jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih
dari 2 cm dianggap plasenta letak normal.
5
d. Kelompok dengan perdarahan yang begitu hebat sehingga uterus harus
dikosongkan meskipun janin masih imatur. Penatalaksanaan yang tepat
adalah pengurangan aktivitas fisik, menghindari pemeriksaan dalam dan
pemberian cairan infus berupa elektrolit dan tranfusi jika perdarahan terus
menerus.
Penentuan macamnya plasenta previa tergantung pada besarnya
pembukaan, misalnya plasenta previa totalis pada pembukaan 4 cm mungkin
akan berubah menjadi plasenta previa parsialis pada pembukaan 8 cm,
penentuan macamnya plasenta previa harus disertai dengan keterangan
mengenai besarnya pembukaan .
3. Etiologi
Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Frekuensi
plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas
secsio sesarea, bekas aborsi, kelainan janin, dan leioma uteri. Penyebab
secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa ahli penyebab
plasenta previa yaitu :
a. Plasenta previa merupakan implementasi di segmen bawah rahim
dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap
menerima implantasi, endometrium yang tipis sehingga diberpulakan
perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin dan
vili korealis pada chorion leave yang persisten.
b. Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti namun meningkat pada
grande multi para, primigravida tua, bekas secsio sesarea, bekas
operasi dan leiomioma uteri. (Norma, dkk. 2013)
6
peradangan, sedangkan Brown menekankan bahwa faktor terpenting ialah
vili korealis persisten pada desidua kapsularis.
7
5. Faktor pendukung
Menurut Sheiner yang dikutip oleh Amirah Umar Abdat (2010),
etiologi plasenta previa sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun
ada beberapa teori dan faktor risiko yang berhubungan dengan plasenta previa,
diantaranya :
a) Lapisan rahim (endometrium) memiliki kelainan seperti : fibroid atau
jaringan parut (dari previa sebelumnya, sayatan, bagian bedah Caesar atau
aborsi).
b) Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi.
c) Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium. Menurut
Sastrawinata (2005), plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang
besar dan yang luas, seperti pada eritroblastosis, diabetes mellitus, atau
kehamilan multipel. Sebab – sebab terjadinya plasenta previa yaitu :
beberapa kali menjalani seksio sesarea, bekas dilatasi dan kuretase, serta
kehamilan ganda yang memerlukan perluasan plasenta untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi janin karena endometrium kurang subur.
6. Faktor pendorong
Ibu merokok atau menggunakan kokain, karena bisa menyebabkan
perubahan atau atrofi. Hipoksemia yang terjadi akibat karbon monoksida
akan dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama pada
perokok berat (lebih dari 20 batang sehari).
7. Epidemiologi
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi
dan pada usia diatas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda
daripada kehamilan tunggal. Dari semua klasifikasi plasenta previa, frekuensi
plasenta previa totalis sebesar 20-45%, plasenta previa parsialis sekitar 30%
dan plasenta previa marginalis sebesar 25-50%
8
8. Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga dan
mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah
rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui
tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis
yang bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri
menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi di situ
sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai
tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan
membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat
laserasi itu akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu
dari ruangan intervilus dari plasenta.
Oleh karena fenomena pembentukan segmen bawah rahim itu
perdarahan pada plasenta previa betapa pun pasti akan terjadi. Perdarahan di
tempat itu relative dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah
rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot
yang dimilikinya sangat minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat
itu tidak akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti karena
terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang besar dari
plasenta pada mana perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama.
Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim itu akan berlangsung
progresif dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian
perdarahan.
Demikianlah perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain.
Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri. Pada plasenta yang
menutupi seluruh ostium uteri internum perdarahan terjadi lebih awal dalam
kehamilan oleh karena segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu pada
bagian terbawah yaitu pada ostium uteri internum. Sebaliknya,pada plasenta
previa parsialis atau letak rendah, perdarahan baru terjadi pada waktu
mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama biasanya sedikit tetapi
cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya. Perdarahan pertama
sudah bisa terjadi pada kehamilan di bawah 30 minggu tetapi lebih separuh
9
kejadiannya pada umur 34 minggu ke atas. Berhubung tempat perdarahan
lebih dekat dengan ostium uteri internum, maka perdarahan lebih mudah
mengalir ke luar rahim dan tidak membentuk hematoma retroplasenta yang
mampu merusak jaringan lebih luas dan melepaskan tromboplastin ke dalam
sirkulasi maternal. Dengan demikian, sangat jarang terjadi koagulopati pada
plasenta previa.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah
rahim yang tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili dari trofoblas,
akibatnya plasenta melekat lebih kuat pada dinding uterus.
9. WOC
10
10. Gambaran Klinik Plasenta Previa
Perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri serta berulang, darah
berwarna merah segar, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, tetapi
perdarahan berikutnya hamper selalu lebih banyak dari sebelumnya,
timbulnya penyulit pada ibu yaitu anemia sampai syok dan pada janin dapat
menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim, bagian terbawah
janin belum masuk pintu atas panggul dan atau disertai dengan kelainan letak
oleh karena letak plasenta previa berada di bawah janin.
11. Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis plasenta previa adalah sebagai berikut:
a. Gejala klinis
Pertama ialah kita mengetahui gejala klinisnya terlebih dahulu, gejala
diantaranya yaitu:
a) Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa rasa
nyeri dari biasanya, berulang, darah biasanya berwarna merah segar.
b) Bagian terdepan janin tinggi (floating) sering di jumpai kelainan letak
janin.
c) Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak
fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga
pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya
(reccurent bleeding) biasanya lebih banyak. Janin biasanya masih baik
(Maryunani, 2013:138).
b. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu
atas panggul (Nugroho, 2010:126)
b) Pemerksaan inspekulo : pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
apakah perdarahan berasal dari ostium uteri internum atau dari
kelainan serviks dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium
uteri internum, adanya plasenta previa harus di curigai (Fauziyah, Y,
2012:74)
11
c. Pemeriksaan Penunjang
a) Ultrasonografi
Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografi sangat tepat dan tidak
menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin.
b) Pemeriksaan dalam
Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh dibidang
obstetric untuk diagnostic plasenta previa namun harus hati – hati
karena bahayanya sangat besar.
c) Pemeriksaan darah
Yaitu golongan darah, hemoglobin , hematokrit serta darah lengkap
dan kimia darah untuk menunjang persiapan operasi
d) Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan
bagian-bagian tubuh janin.
e) Vaginal
f) Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya
ditunda jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih
baik sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur
susunan ganda (double setup procedure). Double setup adalah
pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi
dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
g) Isotop Scanning
h) Pemeriksaan inspekula
Hati – hati dengan memakai sepekulum dilihat dari mana asal
perdarahan apakah dalam uterus atau dari kelainan serviks vagina
varices yang pecah dan lain – lain.
i) Pemeriksaan radio isotope
Macam – macam pemeriksaan ini antara lain :
a. plasentografi jaringan lunak
b. sitografic. plasentografi inderek
d. anterigrafi
e. amnigrafi
12
f. radio isotopik plasentografi (Prawirohardjo (2010) .
12. Komplikasi
Plasenta previa dapat menyebabkan resiko pada ibu dan janin.
Menurut Manuaba (2001), adapun komplikasi-komplikasi yang terjadi
yaitu
a. Komplikasi pada ibu, antara lain : perdarahan tambahan saat operasi
menembus plasenta dengan inersio di depan., infeksi karena anemia,
robekan implantasi plasenta di bagian belakang segmen bawah
rahim, terjadinya ruptura uteri karena susunan jaringan rapuh dan
sulit diketahui.
b. Komplikasi pada janin, antara lain : prematuritas dengan morbiditas
dan mortalitas tinggi, mudah infeksi karena anemia disertai daya
tahan rendah, asfiksia intrauterine sampai dengan kematian.
Menurut Chalik (2002), ada tiga komplikasi yang bisa terjadi
pada ibu dan janin antara lain :
a. Terbentuknya segmen bawah rahim secara bertahap terjadilah
pelepasan tapak plasenta dari insersi sehingga terjadi lah perdarahan
yang tidak dapat dicegah berulang kali, penderita anemia dan syok.
b. Plasenta yang berimplantasi di segmen bawah rahim tipis sehingga
dengan mudah jaringan trpoblas infasi menerobos ke dalam
miometrium bahkan ke parametrium dan menjadi sebab dari kejadian
placenta akreta dan mungkin inkerta.
c. Servik dan segmen bawah raim yang rapuh dan kaya akan pembuluh
darah sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang
banyak menyebabkan mortalitas ibu dan perinatal.
13. Penatalaksanaan Plasenta Previa
Menurut Saifuddin (2001) terdapat 2 macam terapi, yaitu :
a. Terapi Ekspektatif
Kalau janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia luar
baginya kecil sekali. Ekspektatif tentu hanya dapat dibenarkan kalau
keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali.
13
Syarat terapi ekspektatif :
- Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang
kemudian berhenti.
- Belum ada tanda inpartu
- Keadaan umum ibu cukup baik ( kadar Hb dalam batas
normal )
- Janin masih hidup dan keadaan umumnya baik.
- Baru perdarahan pertama kali
- Anak prematur
- Belum pernah dilakukan VT / pemeriksaan dalam
Rawat inap , tirah baring dan diberikan antibiotika profilaksis
Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia
kehamilan, profil biofisik, letak, dan presentasi janin.
Berikan tokolitik bila ada kontraksi:
MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam
Nifedipin 3 x 20 mg/hari
Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin
Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari
hasil amniosentesis.
Perbaiki anemia dengan pemberian sulfas ferosus atau ferous
fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan.
Pastikan tersedianya sarana untuk melakukan transfusi.
Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu
masih lama, pasien dapat rawat jalan ( kecuali rumah pasien di luar
kota atau diperlukan waktu > 2 jam untuk mencapai rumah sakit )
dengan pesan segera kembali ke rumah sakit jika terjadi perdarahan.
Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan risiko ibu dan
janin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dibandingkan
dengan terminasi kehamilan.
14
Jenis persalinan apa yang kita pilih, untuk pengobatan plasenta
previa dan kapan melaksanakannya bergantung pada faktor-faktor
sebagai berikut :
- Perdarahan banyak atau sedikit
- Keadaan ibu dan anak
- Besarnya pembukaan
- Tingkat plasenta previa
- Paritas
b. Terapi Aktif
Kriteria
Umur kehamilan >/ = 37 minggu
BB janin >/ = 2500 gram.
Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
Ada tanda-tanda persalinan.
Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.
Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawa
maut. Umumnya hal ini dapat terjadi pada keadaan :
Perdarahan banyak
Keadaan umum anak dan ibu jelek
Sudah syok
Anak masih preterm
Kehamilan cukup bulan
Parturien
Anak mati ( tidak selalu )
Untuk diagnosis plasenta previa dan menentukan cara menyelesaikan
persalinan, setelah semua persyaratan dipenuhi, lakukan PDMO jika:
Infus/transfusi telah terpasang, kamar dan Tim operasi telah siap
Kehamilan ≥37 minggu (berat badan ≥2500 gram) dan inpartu,
Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor (misal:
anensefali)
15
Perdarahan dengan bagian terbawah janin telah jauh melewati pintu
atas panggul (2/5 atau 3/5 pada palpasi luar).
Penanganan secara terminasi / aktif dapat dilakukan dengan cara :
a. Cara vaginal
Bermaksud untuk mengadakan tekanan pada plasenta, yang dengan
demikian menutup pembuluh-pembuluh darah yang terbuka
(tamponade pada plasenta ). Cara-cara vaginal terdiri dari :
Pemecahan ketuban , dapat menghentikan perdarahan karena :
o Setelah pemecahan ketuban dengan menggunakan ½ kokcher,
uterus mengadakan retraksi hingga kepala anak menekan pada
plasenta.
o Plasenta tidak tertahan lagi oleh ketuban dan dapat mengikuti
gerakan dinding rahim hingga tidak terjadi pergeseran antara
plasenta dan dinding rahim.
Versi Braxton Hicks
o Tujuan : untuk mengadakan tamponade plasenta dengan bokong
dan untuk menghentikan perdarahan daram rangka
menyelamatkan ibu. Hanya dilakukan pada keadaan darurat,
anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk
operasi.
o Bahayanya, robekan pada serviks dan segmen bawah rahim ;
sekarang sudah jarang sekali digunakan di kota besar, tapi di
daerah terpencil yang tidak bisa dilakukan seksio sesarea dapat
dipertimbangkan perasat ini.
o Syarat untuk melakukannya adalah : pembukaan yang harus
dapat dilalui oleh 2 jari supaya dapat menurunkan kaki.
o Tehniknya adalah setelah ketuban dipecahkan atau setelah
plasenta ditembus tangan yang sepihak dengan bagian-bagian
yang kecil masuk. Setelah labia dibeberkan, satu tangan masuk
secara obstetri dan 2 jari ( telunjuk dan jari tengah ) masuk ke
dalam kavum uteri. Tangan satunya menahan fundus. Kepala
anak ditolak ke samping yaitu ke pihak punggung anak.
16
Tangan luar mendekatkan bokong kepada jari yang mencari
kaki. Setelah kaki didapatkan oleh tangan dalam, tangan luar
menolak kepala anak ke fundus dan kaki dibawa ke luar. Pada
kaki ini digantung timbangan yang seringan-ringannya, tetapi
cukup berat untuk menghentikan perdarahan. Jika beratnya
berlebihan ,mungkin terjadi robekan serviks. Selanjutnya kita
tunggu sampai anak lahir sendiri. Sekali-kali jangan
melakukan ekstraksi walau pembukaan sudah lengkap,
mengingat mudahnya terjadi robekan pada serviks dan segmen
bawah rahim.
Cunam Willett Gauss
Tujuannya untuk mengadakan tamponade plasenta dengan
kepala. Kulit kepala anak dijepit dengan cunam Willett-Gauss
dan diberati dengan timbangan 500 gr. Perasat ini hampir tidak
pernah dilakukan lagi. 5
b. Seksio Sesarea
Mempersingkat lamanya perdarahan
Mencegah terjadinya robekan cervix dan segmen bawah rahim.
Robekan mudah terjadi, karena cervix dan segmen bawah rahim
pada placenta previa banyak mengandung pembuluh – pembuluh
darah.
Dilakukan pada placenta previa totalis dan pada placenta previa
lainnya kalau perdarahan hebat.
Indikasi Seksio Sesarea
Plasenta previa totalis.
Plasenta previa pada primigravida.
Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang
Anak berharga dan fetal distress
Plasenta previa lateralis,jika didapatkan :
o Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
o Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
o Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).
17
14. Prognosis
Prognosis ibu dengan plasenta previa sekarang ini lebih baik jika
dibandingkan dengan dahulu. Hal ini dikarenakan diagnosa yang lebih dini,
ketersediaan transfusi darah, dan infus cairan yang telah ada hampir di
semua rumah sakit. Demikian juga dengan kesakitan dan kematian anak
mengalami penurunan, namun masih belum terlepas dari komplikasi
kelahiran prematur baik yang lahir spontan maupun karena intervensi
seksio cesarea.
18
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
I. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas
Biodata atau identitas pasien:meliputi nama tempat tanggal lahir jenis
kelamin. Biodata penanggung jawab meliputi : nama ( suami, umur,
agama, suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan
alamat)
b. Keluhan Utama
c. Perdarahan pervaginam pada masa kehamilan meliputi banyak
darah,warna darah, penyebab perdarahan.
d. Riwayat kesehatan
e. Riwayat penyakit sekarang
f. Biasanya terjadi perdarahan pervaginam pada usia kehamilan antara 24
sampai 39 minggu,
g. Riwayat penyakit dahulu
h. Riwayat penyakit sistemik dan menular yang pernah diderita ibu
i. Riwayat kehamilan dan persalinan
j. Riwayat prenatal
k. Pada umumnya ibu hamil dengan pemeriksaan ANC < 4 kali berisiko bayi
lahir dengan BBLR.
l. Riwayat antenatal
Pengeluaran perdarahan pervaginam biasanya pada umur kehamilan
biasanya antara 24 sampai 37 minggu,
m. Riwayat post natal
Riwayat perdarahan post partum, riwayat infeksi nifas dll
2. Pemeriksaaan fisik
a. Keadaan umum: TB, BB, TTV
b. Kepala dan Leher
Wajah : Memeriksa apakah ada edema pada wajah,
Mata : apakah sclera tidak icterik, konjungtiva tidak anemis, palpebra
tidak edema.
19
Mulut : memeriksa apakah bibir lembab/ kering, anemis/ tidak, ada caries
atau tidak
Leher : ada pembesaran kelenjer/tidak, pembesaran vena jogularis.
c. Dada
Paru-paru
Suara paru : vesikuler atau ada suara tambahan
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak sela iga V, linea medioclavicularis kiri.
Palpasi : Tulang rusuk lunak, ictus cordis teraba di ICS 4-5.
Auskultasi: Denyut jantung rata-rata 120-160 per menit pada bagian apikal
dengan ritme teratur pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar
pada seperempat bagian interkostal
d. Abdomen
Inspeksi : pembesaran abdomen sesuai dengan usia kehamilan
Auskultasi : bunyi denyut jantung janin.
Palpasi :
Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan menentukan
bagian teratas janin.
Leopold II : menentukan bagian kiri dan kanan janin ( posisi
janin )
Leopold III : menentukan bagian terbawah janin, apakah bagian
terbawah janin sudah masuk PAP
Leopold IV : menentukan berapa besar bagian terbawah janin
masuk ke PAP
e. Genetalia
Inspeksi : melihat pengeluaran pervaginam, apakah ada varises atau tidak
f. Anus
Inspeksi : apakah ada haemoroid atau tidak.
g. Ektremitas atas dan bawah
melihat kebersihan ekstermitas, odema, anemis dan varises dan reflek
patela.
20
h. Kulit (intergumen)
Inspeksi : kebersihan kulit
i. Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan reflek patela dengan menggunakan reflek hammer.
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
22
B. DATA KESEHATAN UMUM
1 Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama : pengkajian tgl 07-01-2022 : keluar darah sejak tgl
6-01-2022 jam 17.00 wib, warna merah segar, membasahi sehelai kain
panjang ±500cc, nyeri ari-ari sejak tgl 6-01-2022 jam 16.00 wib,
keluar darah jika os bergerak, os mengatakan tidak nafsu makan dan
sering lelah. Os mengatakan waktu hamil muda os mengalami mual
muntah berat, berat badan turun sampai 7 kg
b.Penyakit yang diderita saat ini : os mengatakan masih keluar darah
sedikit-sedikit, keluar darah setiap bergerak, lebih kurang 2x ganti duk,
±100cc.
c. Lama keluhan : 2 hari
2. Riwayat Kesehatan Dahulu : os mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular, dan sistemik, os pernah dirawat I bln yang lalu dengan
perdarahan pervaginam ec placenta previa.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga : keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit
menular dan sistemik
C. STATUS OBSTETRI
1. Riwayat Menstruasi
a. Reproduksi
Riwayat menstrusi
Menarche umur : 13 th
Siklus : 21 - 28 hari
Lamanya : 5 hari
Banyaknya : 3x ganti duk
Konsistensi : encer
Dismenorrhoe : tidak ada
HPHT : 05-06-2021
Taksiran Persalinan : 12-03-2022
b. Pernikahan
Lamanya Pernikahan : 7 th
23
Berapa kali nikah : 1
1 31-03-2016 Bidan spontan Bidan Laki 3100 normal sehat Tidak ada
2 11-04-2019 Bidan spontan Bidan Perempu 3050 normal sehat Tidak ada
an
Ini
2. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : G 3 P2 A0 H2
3. Data keluarga berencana
- Pernah ikut KB/ Metoda : pernah / suntik
- Rencana KB Sekarang : - Ada
- Metoda : suntik
4. Kehamilan Sekarang
- Hamil muda : mual dan muntah
Mual muntah berlebihan waktu hamil muda,
muntah setiap minum dan makan
- Hamil tua : perdarahan
Keluar darah pervaginam sejak 2 hari yang lalu, membasahi satu helai
kain panjang
D. DATA PSIKOLOGIS
- Kehamilan sekarang : Diinginkan
- Anak yang akan lahir sekarang : Disusui rencana lama
menyusui 2th
- Dukungan Suami Untuk Menyusui : ada
- Interaksi antara ibu dan bayi serta suami : baik
E. DATA SPIRITUAL : os menjalankan kegiatan keagamaan dengan taat
F. DATA SOSIAL EKONOMI : os menjalin hubungan baik dengan seluruh
keluarga dan lingkungan sekitar,
24
G. AKTIFITAS SEHRI-HARI :
2. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
Tgl pengkajian 07-01-2022
Keadaan umum
Tinggi / berat badan sekarang : 160 cm / 40 kg
BB sebelum hamil : 35- 37 kg
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,5 ˚C
Nadi : 76 X / Menit
Pernapasan : 20 X / Menit
2. Pemeriksaan Khusus
1) Kepala
Rambut & kulit kepala :
Wajah : cloasma gravidarum (ada)
Mata
Simetris/sekresi : simetris / tidak ada secret
Conjungtiva : anemis
Sklera : tidak ikterik
Telinga
Simetris/sekret : simetris / tidak ada secret
Kebersihan : bersih
25
Hidung
Kebersihan : bersih
Mulut
Gigi : tidak ada caries
Bibir, mukosa : anemis
Lidah/palatum : bersih
2) Leher
Kel. Getah bening : tidak ada pembengkakan
Kel. Tyroid : tidak ada pembengkakan
3) Dada/thorax/payudara
- Cardio vaskuler :
Inspeksi : Ictus cordis tampak sela iga V, linea
medioclavicularis kiri
Palpasi : Tulang rusuk lunak, ictus cordis teraba di ICS 4-5.
Auskultasi : bunyi jantung : irama jantung normal, bising negatif
- Suara nafas : vesikuler
- Payudara : Kesan umum : normal
- Putting susu : menonjol, kolostrum (+)
- Sadari : tidak ada benjolan
4) Abdomen :
Inspeksi : linea nigra : ada
striae albican : ada
striae livide : ada
Palpasi
leopold I :
TFU 2 jari bawah PX
Bagian atas terasa agak bulat lembek tidak
melenting kemungkinan bokong janin, bagian
bawah perut ibu terasa bulat keras melenting
kemungkinan kepala janin
26
leopold II :
Pada bagian kanan ibu teraba benjolan benjolan
kecil, kemungkinan ekstermitas janin.
Pada bagian kiri perut ibu teraba keras dan
memapan, kemungkinan punggung janin.(PUKI)
leopold III :
Bagian terbawah teraba bulat keras dan melenting,
kemungkinan kepala janin Kepala masih bisa di
goyangkan, kepala belum masuk PAP
leopold IV :
Tidak dilakukan
Auskultasi :
janin (DJJ) : 156 kali/menit
5) Genitalia :
Kebersihan : bersih
Pengeluaran cairan : darah berwarna merah segar, ±75cc
Varises : tidak ada
6) Urinaria : BAK : normal, warna kuning jernih
7) Eliminasi : BAB : konsistensi : lembek
Haemoroid : tidak ada
8) Ekremitas : edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Reflek patela : +/+ ( ekstensi)
9) Sistem persyarafan : normal
10) Keadaan emosional : stabil
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium Tgl : 6-01-2022
darah : - Hb : 8,6 gr% urine : - protein urine (-)
- leuco : 10.000
- gol. Darah :A
-
27
b. Pemeriksaan diagnostik :
- pemeriksaan USG : GS. 35-36 mgg, TBBJ 1550gr ( IUGR)
placenta menutupi ostium uteri bagian dalam
Pemeriksaan radiologi : tidak dilakukan
4. TERAPI OBAT
a. obat oral : SF 1x1
b. obat parenteral : IVFD RL 28 gtt/i
c. obat injeksi : Dexamethason inj 3x1
Inj VIT K, VIT C 3x1
Inj asam tranexamat 3x1
d. Diet : MBTKTP
28
II. ANALISA DATA
Do: Laserasi
Sclera : agak pucat
TFU 2 jari bawah pusat MK : Resiko
PUKI, Letkep, kepala belum perdarahan
masuk PAP
DJJ 158x/I, TD : 110/80mmhg
Nadi : 80x/i Hb : 8,6gr%
Perdarahan pervaginam (+),
warna merah segar,
Hasil USG : - placenta
menutupi ostium uteri
- usia kehamilan 35-36 mgg
2 Ds : Faktor pendukung Intoleransi aktivitas
os mengatakan masih keluar ( usia ibu,
darah dari kemaluan multiparitas,
sedikit-sedikit setiap bergerak riwayat kelahiran tirah baring
Os mengatakan sejak keluar yll, kelainan uterus
darah dr kemaluan tdk bisa dll)
melakukan aktivitas
Do : Implantasi
Perdarahan pervaginam (+) abnormal
Order dokter untuk bedrest
total Implantasi embrio
Os terlihat hanya berbaring pd bg bawah uterus
saja
29
Isthmus uteri
tertarik (melebar)
menjadi dinding
cavum uteri
Laserasi
Perdarahan
Terapi ekspectatif
Bedrest total
MK : intoleransi
aktifitas
3 Ds : Kehamilan Ketidak
os mengatakan tidak nafsu seimbangan
makan Estrogen nutrisi :
Os mengatakan memang kurus kurang dari
sejak gadis, BB 30 kg - 37 kg Mual, muntah kebutuhan tubuh
Os mengatakan waktu hamil
muda ibu mengalami mual
muntah berat, turun BB hingga Nafsu makan
7kg asupan makanan
adekuat
BB
Do:
TB : 160 cm
BB sebelum hamil 35 kg Ketidak
BB : 40 kg seimbangan
IMT : 15,6 ( kekurangan BB nutrisi : kurang dari
tingkat berat ) kebutuhan tubuh
Hasil usg TBBJ 1550gr
( IUGR)
Porsi makan ½ piring 2-3x/hari
30
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
31
ditingkatkan sedikit Peningkatan keterlibatan
terganngu (4) keluarga
Mempertahankan kebersihan Dorong keluarga untuk
diri dipertahankan pada membantu dalam
cukup terganggu (3) mengembangkan rencana
ditingkatkan sedikit perawatan, termasuk hasil
terganngu (4) yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana
perawatan
Berikan informasi tentang
pasien sesuai dengan yg
diinginkan pasien
Informasikan faktor-faktor
yang dapat meningkatkan
kondisi pasien pada anggota
keluarga
Monitor keterlibatan
keluarga dalam perawatan
pasien
Monitor kemampuan
oerawatan secara mandiri
Monitor kebutuhan pasien
terkait dengan alat-alat
kebersihan diri, alat bantu
pakaian, berdandan,
eliminasi bdan makan
Berikan bantuan sampai
pasien mampu melakukan
perawatan secara mandiri
Bantu pasien menerima
kebutuhan kondisi
ketergantungannya
Ajarkan keluarga
3 KETIDAK Status Nutrisi ajarkan konsep dan dukung
SEIMBANGAN asupan gizi dipertahankan nutrisi yang baik dengan
NUTRISI : pada cukup menyimpang dari klien ( orang terdekat)
KURANG DARI rentang normal (3) dengan klien yang tepat
KEBUTUHAN ditingkatkan kesedikit Dorong klien untuk
TUBUH menyimpang dari rentang mendiskusikan makanan
normal (4) yang disukai dengan ahli
asupan makanan gizi
dipertahankan pada cukup Monitor intake / asupan
menyimpang dari rentang cairan secara tepat
normal (3) ditingkatkan Monitor asupan kalori
kesedikit menyimpang dari makanan harian
rentang normal (4) Beri dukungan dan arahan
Asupan cairan dipertahankan jika diperlukan
pada cukup menyimpang dari Konseling gizi
32
rentang normal (3) Kaji asupan makanan dan
ditingkatkan kesedikit kebiasan makan pasien
menyimpang dari rentang Fasilitasi untuk
normal (4) mengidentifikasi perilaku
Rasio BB/Tb dipertahankan makan yang harus dirubah
pada cukup menyimpang dari Berikan informasi sesuai
rentang normal (3) kebutuhan mengenai
ditingkatkan kesedikit perlunya modifikasi diet
menyimpang dari rentang untuk kesehatan
normal (4) Diskusikan kebutuhan
nafsu makan nutrisi dan diet yang
Hasrat / keinginan untuk dibutuhkan pasien
makan dipertahankan pada Dorong pasien untuk
cukup terganggu (3) membuat target mingguan
ditingkatkan kesedikit yang realistik terkait asupan
terganggu (4) makanan
Pengetahuan diet yang disrankan Bantu pasien untuk
Diet yang dianjurkan mambuat perencanaan
dipertahankan pada makanan yang seimbang dan
pengetahuan sedang (3) konsisten dengan jumlah
ditingkatkan ke pengetahuan energi yang di butuhkan
banyak (4) setiap harinya
Manfaat diet yang dianjurkan
dipertahankan pada
pengetahuan sedang (3)
ditingkatkan ke pengetahuan
banyak (4)
Perencanaan menu yang
dianjurkan dipertahankan
pada pengetahuan sedang (3)
ditingkatkan ke pengetahuan
banyak (4)
Porsi makanan yang
direkomendasikan
dipertahankan pada
pengetahuan sedang (3)
ditingkatkan ke pengetahuan
banyak (4)
33
IV. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TG DX EVALUASI
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
L KEP ( SOAP )
Jumat / 1 Jam 09.00 wib Jam 16.00 wib
7-1-2022 Mengkaji riwayat pasien kehilangan S:
darah (jumlah) Os mengatakan masih
meninjau faktor resiko yg b/d perdarahan keluar darah sedikit
pada kehamilan (placenta previa) sedikit
memeriksa perinium untuk mengetahui os mengatakan masih
jumlah dan karakteristik perdarahan keluar darah setiap
Memonitor tanda-tanda vital bergerak
Memonitor DJJ Banyak darah ±2x
Melakukan Palpasi kontraksi uterus dan ganti duk
peningkatan tonus uterus Os mengatakan gerak
menCatat intake output janin ada terasa
meninggikan ekstermitas bawah untuk Os mengatakan nyeri
meningkatkan perfusi pada organ-organ ari- ari sudah
vital janin berkurang
O:
Kontraksi uterus
lembek
Perdarahan
pervaginam (+)
Warna merah
kehitaman, tidak
mengalir
DJJ 156x/i
TD : 110/80mmhg,
N:80x/I
konjungtiva : masih
agak pucat
Terapi sudah diberikan
sesuai order dokter
IVFD terpasang RL
28gtt/i
A:
masalah sudah teratasi
sebagian
P:
Intervensi di lanjutkan
Jam 09.00 wib Jam 15.30 wib
Jumat / 2 Menciptakan lingkungan yang aman bagi S:
7-1-2022 pasien Os mengatakan tidur
Meletakan benda yang sering digunakan nyenyak
dalam jangkauan pasien Os mengatakan
34
menyediakan tempat tidur yang nyaman aktifitas masih dibantu
dan bersih oleh dan suami
memlatasi pengunjung meningkatkan Os mengatakan sudah
keterlibatan keluarga miring kiri kanan, tapi
Meniorong keluarga untuk membantu belum boleh duduk
dalam mengembangkan rencana O:
perawatan, termasuk hasil yang Suami terlihat
diharapkan dan pelaksanaan rencana membantu aktifitas ibu
perawatan Os terlihat cuma tidur
menginformasikan faktor-faktor yang terlentang dengan
dapat meningkatkan kondisi pasien pada panggul di alasi
anggota keluarga dengan bantal
Memonitor keterlibatan keluarga dalam Os terlihat sekali sekali
perawatan pasien miring kiri kanan
Memonitor kemampuan perawatan secara A:
mandiri Masalah sudah teratasi
Memonitor kebutuhan pasien terkait sebagian
dengan alat-alat kebersihan diri, alat P:
bantu pakaian, berdandan, eliminasi bdan Intervensi dilanjutkan
makan
Memberikan bantuan sampai pasien
mampu melakukan perawatan secara
mandiri
Membantu pasien menerima kebutuhan
kondisi ketergantungannya
35
mingguan yang realistik terkait asupan
makanan
membantu pasien untuk mambuat
perencanaan makanan yang seimbang
dan konsisten dengan jumlah energi yang
di butuhkan setiap harinya
HARI/T DX EVALUASI
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
GL KEP ( SOAP )
Sabtu / 1 Jam 09.00wib Jam 16.00wib
8-1-2022 Mengkaji riwayat pasien kehilangan S:
darah (jumlah) os mengatakan masih
meninjau faktor resiko yg b/d keluar darah sedikit sedikit
perdarahan pada kehamilan (placenta Banyak darah ±1x ganti
previa) duk
memeriksa perinium untuk mengetahui Os mengatakan gerak janin
jumlah dan karakteristik perdarahan ada terasa
Memonitor tanda-tanda vital Os mengatakan nyeri ari-
Memonitor DJJ ari tidak ada lagi
Melakukan Palpasi kontraksi uterus dan
peningkatan tonus uterus O:
mencatat intake output Kontraksi uterus tidak ada
meninggikan ekstermitas bawah untuk Flek (+)
meningkatkan perfusi pada organ-organ DJJ 150x/I
vital janin TD : 120/80mmhg,
N:80x/i
konjungtiva : sudah
terlihat merah muda
Terapi sudah diberikan
sesuai order dokter
IVFD terpasang RL 28gtt/i
A:
masalah sudah teratasi
sebagian
P:
Intervensi di lanjutkan
Sabtu / 2 Jam 09.00 wib Jam 16.00 wib
8-1-2022 Menciptakan lingkungan yang aman S:
bagi pasien Os mengatakan bisa
Meletakan benda yang sering digunakan istirahat dan tidur dengan
dalam jangkauan pasien nyaman
menyediakan tempat tidur yang nyaman Os mengatakan aktifitas
dan bersih masih dibantu oleh dan
membatasi pengunjung meningkatkan suami
keterlibatan keluarga Os mengatakan sudah
36
Mendorong keluarga untuk membantu miring kiri kanan, tapi
dalam mengembangkan rencana belum boleh duduk
perawatan, termasuk hasil yang O:
diharapkan dan pelaksanaan rencana Suami terlihat membantu
perawatan aktifitas ibu
menginformasikan faktor-faktor yang Os terlihat masih tidur
dapat meningkatkan kondisi pasien terlentang dengan panggul
pada anggota keluarga di alasi dengan bantal
Memonitor keterlibatan keluarga dalam Os terlihat sekali sekali
perawatan pasien miring kiri kanan
Memonitor kemampuan perawatan Os belum boleh ke kamar
secara mandiri mandi
Memonitor kebutuhan pasien terkait A:
dengan alat-alat kebersihan diri, alat Masalah sudah teratasi
bantu pakaian, berdandan, eliminasi sebagian
bdan makan P:
Memberikan bantuan sampai pasien Intervensi dilanjutkan
mampu melakukan perawatan secara
mandiri
Membantu pasien menerima kebutuhan
kondisi ketergantungannya
mengajarkan keluarga
Sabtu / 3 Jam 09.00 wib Jam 16.00 wib
8-1-2022
mengajarkan konsep dan dukung nutrisi S:
yang baik dengan klien ( orang Os mengatakan sudah
terdekat) dengan klien yang tepat mengerti arti nutrisi bagi
mendorong klien untuk mendiskusikan tubuh
makanan yang disukai dengan ahli gizi Os mengatakan sudah
Memonitor intake / asupan cairan berusaha untuk
secara tepat menghabiskan makanan
Memonitor asupan kalori makanan yang diberikan
harian Os mengatakan sudah agak
Memberi dukungan dan arahan jika bertenaga dan merasa
diperlukan segar
Konseling gizi A:
mengkaji asupan makanan dan kebiasan Os terlihat sudah
makan pasien menghabiskan porsi makan
memfasilitasi untuk mengidentifikasi yang diberikan
perilaku makan yang harus dirubah os terlihat sudah agak
memberikan informasi sesuai segar
kebutuhan mengenai perlunya P:
modifikasi diet untuk kesehatan Intervensi dilanjutkan
mendiskusikan kebutuhan nutrisi dan
diet yang dibutuhkan pasien
mendorong pasien untuk membuat
target mingguan yang realistik terkait
asupan makanan
37
membantu pasien untuk mambuat
perencanaan makanan yang seimbang
dan konsisten dengan jumlah energi
yang di butuhkan setiap harinya
Minggu 1 Jam 09.00 wib Jam 16.00 wib
/ Mengkaji riwayat pasien kehilangan S:
9-1-2022 darah (jumlah) os mengatakan masih
meninjau faktor resiko yg b/d keluar darah sedikit sedikit
perdarahan pada kehamilan (placenta (flek)
previa) Banyak darah ±1x ganti
memeriksa perinium untuk mengetahui duk
jumlah dan karakteristik perdarahan Os mengatakan gerak janin
Memonitor tanda-tanda vital ada terasa
Memonitor DJJ
Melakukan Palpasi kontraksi uterus dan O:
peningkatan tonus uterus Kontraksi uterus tidak ada
mencatat intake output Flek (+)
meninggikan ekstermitas bawah untuk DJJ 156x/I
meningkatkan perfusi pada organ-organ TD : 120/80mmhg,
vital janin N:80x/I
Memberikan produk darah yang tepat konjungtiva : sudah
mengambil darah untuk tes diagnostik terlihat merah muda
( Hb) Terapi sudah diberikan
sesuai order dokter
A:
masalah sudah teratasi
sebagian
P:
Intervensi di lanjutkan
Minggu 2 Jam 09.00 wib Jam 16.00 wib
/ Menciptakan lingkungan yang aman S:
9-1-2022 bagi pasien Os mengatakan bisa
Meletakan benda yang sering digunakan istirahat dan tidur dengan
dalam jangkauan pasien nyaman
menyediakan tempat tidur yang nyaman Os mengatakan aktifitas
dan bersih masih dibantu oleh dan
membatasi pengunjung meningkatkan suami
keterlibatan keluarga Os mengatakan sudah
Mendorong keluarga untuk membantu miring kiri kanan, tapi
dalam mengembangkan rencana belum boleh duduk
perawatan, termasuk hasil yang O:
diharapkan dan pelaksanaan rencana Suami terlihat membantu
perawatan aktifitas ibu
menginformasikan faktor-faktor yang Os terlihat masih tidur
dapat meningkatkan kondisi pasien terlentang dengan panggul
pada anggota keluarga di alasi dengan bantal
Memonitor keterlibatan keluarga dalam Os terlihat sekali sekali
perawatan pasien miring kiri kanan
38
Memonitor kemampuan perawatan Os belum boleh ke kamar
secara mandiri mandi
Memonitor kebutuhan pasien terkait A:
dengan alat-alat kebersihan diri, alat Masalah sudah teratasi
bantu pakaian, berdandan, eliminasi sebagian
bdan makan P:
Memberikan bantuan sampai pasien Intervensi dilanjutkan
mampu melakukan perawatan secara
mandiri
Membantu pasien menerima kebutuhan
kondisi ketergantungannya
39
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Resiko perdarahan b/d komplikasi kehamilan (placenta previa)
Secara teoritis dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah
rahim, maka plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak akan
mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta.
Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka
(dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi itu
akan terjadi perdarahan. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada ibu hamil
G3 P2 A0 H2 usia kehamilan 35-36 mgg dengan perdarahan pervaginam
yang disebabkan oleh placenta previa. Setelah dilakukan implementasi
selama 3 hari masalah belum teratasi sepenuhnya, pasien mengatakan masih
keluar darah dari kemaluan sedikit-sedikit. Untuk meningkatkan HB hanya di
berikan terapi zat besi dan pemberian nutrisi MBTKTP, tanpa pemberian
transfusi darah karna tidak ada order dokter.
2. Intoleransi aktifitas b/d tirah baring :
Secara teoritis penatalaksanaan placenta previa pada usia kehamilan <37 mgg
adalah terapi ekspectatif dengan melalukan tirah baring dan pemberian terapi
medis sampai perdarahan berhenti. Pada pelaksanaannya pasien telah
melakukan tirah baring dan mendapatkan medika mentosa, Sehingga terjadi
intoleransi aktifitas. Selama 3 hari aktifitas dan kebutuhan pasien dibantu oleh
keluargan dan petugas.
3. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan
makanan adekuat :
Secara teoritis kebutuhan nutrisi ibu hamil lebih banyak dari biasanya, hal ini
terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan janin didalam uterus.
40
Seharusnya peningkatan berat badan ibu hamil 9-15kg selama kehamilan.
Pada pengkajian gizi didapatkan data TB ibu : 160 cm, BB sebelum hamil
35-37kg, BB sekarang 40kg. peningkatan berat badan ibu hanya 4 kg,
sehingga janin mengalami IUGR dengan TBBJ 1550gr. Untuk itu diberikan
diet MBTKTP pada ibu untuk menunjang kesehatan ibu dan pertumbuhan
janin.
B. SARAN
a. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menambah referensi di Stikes Syedza saintika
padang pada bidang keperawatan maternitas. Selain itu dapat
digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian
lanjutan mengenai placenta previa.
b. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan ini dapat menjadi bahan referensi dan masukan untuk
Rumah Sakit guna meningkatkan pelayanan kesehatan, selain itu
tenaga medis dapat melakukan tindakan promotif dan preventif
maupun konsultasi.
41
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F., Leveno, K.., Bloom, S., Hauth, J., Rouse, D., Spong, C. (2010).
Williams
Medforth J, et al. Walker A. 2012. Kebidanan Oxford : Dari Bidan untuk Bidan.
Jakarta: EGC
Norma, Nita, dkk, 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Kasus.
Yogyakarta : Nuha Medika
42