Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY.F DENGAN PERSALINAN FISIOLOGIS


DI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Oleh :
SITI HABIBAH
NIM: 238211113

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PRODI PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGAMBILAN KASUS

` Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh pembimbing di lahan


pengambilan kasus dengan judul ”Asuhan Kebidanan pada Ny “F” persalinan
Fisiologis di RSUD Ratu Zalecha Martapura”.
Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas Pembuatan
Asuhan Kebidanan pada Stase persalinan.

Banjarmasin, Januari 2024

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lahan,

Bd. Anggrawati Wulandari, SST., Bdn. Risna Zubaidah, SST, MM


S.Keb, M. Kes

KATA PENGANTAR

ii
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga asuhan kebidanan pada stase persalinan dapat
diselesaikan. Asuhan kebidanan ini merupakan salah satu syarat untuk
meneruskan jenjang penelitian pada Program Profesi Kebidanan di IIK STRADA
Indonesia.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sentot Imam Suprapto., MM,. selaku Rektor IIK STRADA Indonesia
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kebidanan.
2. Dr. Agusta Dian Eliana, S.Kep.Ns., M.Kep Selaku Dekan Fakultas
Kebidanan dan Keperawatan IIK STRADA Indonesia
3. Bd. Miftakhur Rohmah, SST., S.Keb., M.Keb Selaku Kaprodi Profesi
Kebidanan IIK STRADA INDONESIA
4. Bdn. Risna Zubaidah, SST, M.M. selaku pembimbing lahan yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan pada penyusunan asuhan Kebidanan
ini.
5. Pihak RS dan Klien yang telah bersedia untuk menjadi lahan praktik dan
dilakukan asuhan kebidanan
6. Semua pihak yg membantu dalam penyelesaian asuhan kebidanan
7. Orang tua tersayang, adikku, keluargaku tercinta yang selalu mendo’akanku
serta orang yang aku sayangi terima kasih atas semua do’a, dukungan serta
semangat yang telah diberikan.
8. Pihak-pihak yang membantu untuk menunjang penyelesaian penyusunan
asuhan kebidanan ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan kebidanan ini masih


jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran dari semua pihak sangatlah

iii
kami butuhkan demi kesempurnaan asuhan kebidanan ini. Semoga asuhan
kebidanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Amin.

Martapura, Desember 2023

Peneliti

iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
D. Manfaat........................................................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Persalinan................................................................................ 4
B. Konsep Dasar Asuhan Persalinan................................................................... 11

BAB III. ASUHAN KEBIDANAN


A. Pengkajian ..................................................................................................... 9
B. Analisa Data/ Diagnosa.................................................................................. 18
C. Rencana Asuhan............................................................................................. 18
D. Implementasi.................................................................................................. 19
E. Evaluasi.......................................................................................................... 20

BAB IV. PENUTUP


A.Kesimpulan...................................................................................................... 36
B. Saran............................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................


LEMBAR KONSULTASI ...............................................................................

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup


dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis yang
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Nurul Jannah,
2017: 1).
Persalinan normal juga dapat dikatakan sebagai suatu fenomena alam
yang mengarah pada penciptaan kehidupan baru, hal tersebut merupakan
momen paling menyentuh dan spesial dalam kehidupan seorang wanita dan
merupakan pengalaman unik yang bisa mereka dapatkan dan pada persalinan
normal ini seorang ibu dilatih untuk menghilangkan rasa takut dan
kegelisahannya dalam menghadapi persalinannya (Eun-Young Choi, dkk,
2015: 233).
Bidan sebagai pemberi pelayanan kebidanan merupakan ujung tombak
dalam menurunkan AKI dan AKB di Indonesia. Bidan mempunyai fungsi
yang sangat penting dalam asuhan yang mandiri, kolaborasi, dan rujukan
segera. Oleh karena itu, bidan dituntut untuk mampu mendeteksi dini tanda
dan gejala komplikasi kehamilan, memberikan pertolongan kegawatdaruratan
kebidanan dan perinatal serta merujuk kasus patologis.
Persalinan merupakan proses alami, tetapi bukannya tanpa resiko dan
merupakan beban tersendiri bagi seorang wanita. Ibu dapat mengalami
beberapa keluhan fisik dan mental, sebagian kecil mengalami kesukaran
selama kehamilan dan persalinan, tetapi kebanyakan ibu tersebut pulih sehat

1
kembali sepenuhnya dengan mempunyai bayi yang normal dan sehat(Rochjati,
2011; h. 1).
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan
untuk terjadinya suatu keadaan gawat darurat yang tidak diinginkan pada masa
mendatang, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi obstetrik pada saat
persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecatatan,
ketidaknyamanan atau ketidakpuasan (5 K) pada ibu dan atau bayi (Rochjati,
2011, h. 26).
Ukuran risiko itu dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor.
Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya risiko/bahaya.
Jumlah skor tersebut memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh
ibu hamil dengan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR). KSPR merupakan
teknologi sederhana dan mudah dalam skrining antenatal untuk menemukan
masalah atau faktor risiko (Rochjati, 2011, hal. 27).
Menurut perhitungan Kartu Skor Poeji Rochjati tentang perencanaan
persalinan yang aman didapatkan pada studi pendahuluan dengan jumlah skor
awal 2 ditambah skor 4 karena jarak kehamilan ibu sekarang dengan
kehamilan sebelumnya adalah 10 tahun sehingga skor berjumlah 6 yang
termasuk kehamilan resiko tinggi. Kehamilan dengan satu atau lebih faktor
risiko dengan Ada Potensial Gawat Obstetrik (APGO) selama kehamilan ibu
hamil sehat, tetapi dalam persalinan harus diwaspadai karena ada
kemungkinan dapat terjadi penyulit/komplikasi dalam persalinan. Ibu yang
terlalu lama untuk hamil lagi seolah-olah ibu menghadapi
kehamilan/persalinan yang pertama lagi. Pada kehamilan/persalinan ibu bisa
saja terjadi komplikasi seperti perdarahan pascasalin dan persalinan dapat
berjalan tidak lancar. Hal ini perlu perhatian khusus dan pemantauan atau
deteksi dini agar tidak terjadi kejadian yang tidak di inginkan (Rochjati, 2011;
h. 62)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis perlu untuk
melakukan asuhan kebidanan pada Ny. F sebagai upaya dalam memberikan
asuhan kebidanan fisiologis juga deteksi dini adanya penyulit atau komplikasi

2
yang memerlukan tindakan segera serta perlunya rujukan agar mencapai
derajat kesehatan yang tinggi pada ibu dan bayi sehingga dapat menurunkan
angka mordibitas dan mortalitas.

B. Batasan Masalah
Pada penyusunan proposal ini penulis membatasi masalah asuhan
kebidanan yang dilakukan pada Ny. F di RSUD Ratu Zalecha Martapura.

C. Tujuan
Memberikan asuhan kebidanan fisiologis dengan pendekatan manajemen
varney pada ibu bersalin fisiologis di RSUD Ratu Zalecha Martapura.
D. Manfaat
1. Manfaat Secara Teoritis
a. Sebagai bahan masukan dan evaluasi untuk meningkatkan proses
pembelajaran baik dalam teori maupun praktik dalam masyarakat.
b. Hasil asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai referensi dalam
meningkatkan proses pembelajaran dan data untuk asuhan kebidanan
berikutnya.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Klien
Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai
status kesehatannya dalam masa persalinan.
b. Bagi Penulis
1) Dapat meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan serta dapat mengaplikasikan didalam pelayanan pada
ibu bersalin.
2) Menambah pengalaman dalam memberikan asuhan pada ibu
bersalin.

3
c. Bagi Institusi Pendidikan
1) Sebagai bahan masukan untuk mengantipasi dan mempersiapkan
diri dalam melakukan penatalaksanaan awal terhadap masalah yang
muncul dalam kebidanan.
2) Sebagai referensi yang lain untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan data dasar untuk asuhan kebidanan persalinan
selanjutnya.
d. Bagi BPM/RS
Dapat menjadi bahan masukan dalam pelayanan kebidanan
untuk memberikan asuhan persalinan fisiologis.

4
BAB II
LANDASAN TEORI PERSALINAN

1. Konsep Dasar Persalinan


a. Pengertian
Definisi persalinan menurut WHO adalah persalinan yang
dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap
demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan
dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37
hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada
dalam kondisi sehat (Marmi, 2012; h. 2).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat dan
Sujiyatini, 2010; h. 1).
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir kemudian berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau jalan lahir, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dianggap
normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai
(inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks (Marmi, 2012; h. 2).

5
b. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Marmi (2012; h. 9-11) tanda-tanda timbulnya
persalinan (inpartu), yaitu:
1) Terjadinya His Persalinan
His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan
rasa nyeri diperut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks
kontraksi rahim dimulai pada 2 face maker yang letaknya didekat
corpus uteri. His yang menimbulkan pembukaan serviks dengan
kecepatan tertentu disebut his efektif. His efektif mempunyai sifat:
adanya dominan kontraksi uterus pada fundus uteri (fundal
dominance), kondisi berlangsung secara syncron dan harmonis,
adanya intensitas kontraksi yang maksimal diantara dua kontraksi,
irama teratur dan frekuensi yang kian sering, lama his berkisar 45-
60 detik.
Pengaruh his sehingga dapat menimbulkan: terhadap
desakan daerah uterus (meningkat), terhadap janin (penurunan),
terhadap corpus uteri (dinding menjadi tebal), terhadap itsmus
uterus (teregang dan menipis), terhadap kanalis servikalis
(effacement dan pembukaan).
His persalinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Pinggangnya terasa sakit dan menjalar ke depan
b) Sifat his teratur, interval semakin pendek, dan kekuatan
semakin besar
c) Terjadi perubahan pada serviks
d) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan,
maka kekuatan hisnya akan bertambah.
2) Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam (show)
Lendir berasal dari pembukaan yang menyebabkan
lepasnya lendir berasal dari kanalis servikalis. Sedangkan
pengeluaran darah disebabkan robeknya pembuluh darah waktu
serviks membuka.

6
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat
pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka
ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun
apabila tidak tercapai, maka persalinan harus diakhiri dengan
tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum atau sectio caesaria.
4) Dilatasi dan effacement
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara
berangsur-angsur akibat pengaruh his. Effacement adalah
pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang semula
panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal hanya
ostium yang tipis seperti kertas.
Menurut Marmi (2012; h. 9) tanda-tanda bahwa persalinan
sudah dekat, yaitu:
1) Terjadinya Lightening
Menjelang minggu ke-36, tanda primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
yang disebabkan: kontraksi Broxton Hiks, ketegangan dinding
perut, ketegangan Ligamentum Rotundum, dan gaya berat jsnin
dimana kepala ke arah bawah. Masuknya bayi ke pintu atas
panggul menyebabkan ibu merasakan:
a) Ringan di bagian atas, dan rasa sesaknya berkurang
b) Bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal
c) Terjadinya kesulitan saat berjalan
d) Sering kencing (follaksuria)
2) Terjadinya His Permulaan
Makin tuanya kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron
makin berkurang sehingga produksi oksitosin meningkat, dengan
demikian dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, his
permulaan ini lebih sering diistilahkan sebagai his palsu, antara
lain: rasa nyeri ringan di bagian bawah, datangnya tidak teratur,

7
tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda
kemajuan persalinan, durasinya pendek, dan tidak bertambah bila
beraktivitas.
c. Penyebab Persalinan
Sebab-sebab munculnya persalinan menurut Rohani, dkk
(2011; h. 4-5) adalah sebagai berikut:
1) Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam batas
waktu tertentu sehingga setelah melewati batas tersebut, maka akan
terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
2) Teori penurunan progesteron
Proses penuaan terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron
mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap
oksitosin, akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai
tingkat penurunan progesteron tertentu.
3) Teori oksitosin eksternal
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi Braxton
Hiks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya usia
kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan aktifitas sehingga
persalinan dimulai.

4) Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin
saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
konsepsi dapat dikeluarkan. Prostaglandin dianggap sebagai
pemicu terjadinya persalinan.

8
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses Persalinan
Menurut Sondakh (2013; h. 4-5), faktor-faktor yang yang
mempengaruhi jalannya proses persalinan adalah:
1) Janin dan Plasenta (Passenger)
Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di sepanjang jalan
lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor yaitu ukuran
kepala janin, presentasi, letak, dan posisi janin. Sedangkan yang
perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak, dan besarnya.
2) Jalan Lahir (Passage)
Hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir adalah ukuran dan
bentuk tulang panggul.
3) Kekuatan (Power)
Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas 2, yaitu:
a) Kekuatan primer (kontraksi involunter)
Istilah yang digunakan untuk kontraksi involunter yaitu melihat
dari frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi. Kekuatan
primer ini mengakibatkan serviks menipis dan berdilatasi
sehingga janin turun.
b) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)
Otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan
mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan
tekanan intra abdomen.
4) Posisi ibu (Positioning)
Posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan
rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi
tegak (contoh: posisi berdiri, berjalan, duduk dan jongkok).
5) Respon Psikologis (Psychology Response)
Dukungan pasangan selama persalinan, orang tua, dan keluarga.

9
e. Tahapan Persalinan
Menurut Marmi (2012; h. 11-15) tahapan persalinan dibagi
menjadi 4 fase atau kala, yaitu:
1) Kala I
Kala I disebut juga kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). Pada
permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Proses pembukaan
serviks sebagai akibat his dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
a) Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b) Fase Aktif dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu:
(1) Fase Akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm.
(2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Di dalam fase aktif ini frekuensi dan lama kontraksi
uterus akan meningkat secara bertahap, biasanya terjadi tiga
kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama
40 detik atau lebih. Biasanya dari pembukaan 4 cm, hingga
mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi
kecepatan rata-rata yaitu: 1 cm per jam untuk primigravida dan
2 cm untuk multigravida.
2) Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai dari
pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.

10
Gejala utama dari kala II adalah:
a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit dengan
durasi 50 sampai 100 detik
b) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak
c) Ketuban pecah pada pembukaan mendeteksi lengkap diikuti
keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus frankeshouser.
d) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala
bayi sehingga terjadi: kepala membuka pintu, subocciput
bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun
besar, dahi, hidung dan muka serta kepala seluruhnya.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar,
yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
f) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi
ditolong dengan jalan:
(1) Kepala dipegang pada occiput dan di bawah dagu, ditarik
cunam ke bawah untuk melahirkan bahu belakang.
(2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan
sisa badan bayi.
(3) Bayi lahir diikuti oleh air ketuban
g) Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan
pada multipara rata-rata 0,5 jam.
3) Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Jika lebih dari 30 menit,
maka harus diberi penanganan yang lebih atau dirujuk. Lepasnya
plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-
tanda:
a) Uterus menjadi bundar
b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen
bawah rahim

11
c) Tali pusat bertambah panjang
d) Terjadi perdarahan
4) Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
pendarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu dan
pernafasan), kontraksi uterus, dan perdarahan.
2. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
a. Pengertian Asuhan Persalinan
Asuhan persalinan normal adalah asuhan bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan
komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan
asfiksia bayi baru lahir (Rohani, dkk, 2011; h. 2).
b. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan Asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan
bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap namun
menggunakan intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal
(Prawirohardjo, 2013; h. 335).
Menurut Marmi (2012; h. 16) tujuan dari asuhan persalinan
adalah:
1) Meningkatkan sikap positif terhadap keramahan dan keamanan
dalam memberikan pelayanan persalinan normal dan penanganan
awal penyulit beserta rujukannya.
2) Memberikan pengetahuan dan keterampilan pelayanan persalinan
normal dan penanganan awal penyulit beserta rujukan yang
berkualitas dan sesuai dengan prosedur standar.
3) Mengidentifikasi praktek-praktek terbaik bagi pelaksanaan
persalinan dan kelahiran:

12
a) Penolong yang terampil
b) Kesiapan menghadapi persalinan, kelahiran dan kemungkinan
komplikasinya
c) Partograf
d) Episiotomi terbatas hanya atas indikasi
4) Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang merugikan dengan
maksud menghilangkan tindakan tersebut
c. Standar APN 60 Langkah
Tabel 2.3 Asuhan Persalinan Normal
Komponen Tindakan Asuhan PersalinanNormal 60 Langkah
1. Mendengarkan dan melihat adanya tanda kala II.
a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran.
Mengenali tanda b. Ibu merasakan tekanan yang semakin
dan gejala kala II meningkat pada rektum dan vagina.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva dan sfingter ani membuka.
2. Memastikan kelengkapan persalinan, bahan, dan
obat-obatan esensial untuk menolong persalinan
dan penatalaksanaan ibu dan bayi baru lahir.
3. Memakai celemek plastik.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan,
Menyiapkan
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
pertolongan
kemudian keringkan dengan handuk kering.
persalinan
5. Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi
(DTT) yang akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.
6. Memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik
dan letakkan didalam partus set/wadah DTT.
Memastikan 7. Membersihkan vulva dan perinium, dari depan ke
pembukaan
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
lengkap dan

13
yang dibasahi air DTT.
8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara
keadaan janin baik mencelupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit.
10. Memastikan Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah
kontraksi/saat relaksasi.
11. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah
lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu
untuk mencari posisi yang nyaman dan sesuai
keinginan ibu.
12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi
Menyiapkan ibu
dan keluarga untuk meneran.
membantu proses
bimbingan 13. Melaksanakan bimbingan meneran saat ibu
meneran
merasa ada dorongan kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok,
atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
60 menit.
15. Meletakkan handuk bersih di bawah perut ibu,
jika kepala bayi telah tampak dan vulva membuka
dengan diameter 5-6 cm.
Persiapan
16. Meletakkan kain 1/3 bagian di alas bokong ibu.
pertolongan
17. Membuka tutup partus set dan periksa kembali
melahirkan bayi
perlengkapan alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua
tangan.
Menolong kelahiran 19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6

14
cm membuka vulva maka lindungi perinium
dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi
untuk menahan posisi defleksi untuk membantu
lahirnya kepala. Menganjurkan ibu untuk
meneran perlahan atau bernafas cepat dan
dangkal.
20. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat,
segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
21. Setelah kepala bayi lahir, menunggu putaran
paksi luar yang berlangsung secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
penegangan secara biparental. Menganjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut,
bayi
gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan
kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan ke
bawah ke arah perinium ibu untuk menyangga
kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusuri tangan
atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan
kaki. Memegang kedua mata kaki telunjuk
diantara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki ibu jari dan jari-jarinya.
Asuhan bayi baru 25. Melakukan penilaian (sepintas).
lahir
26. Mengeringkan tubuh bayi, bungkus kepala bayi,
kecuali bagian tali pusat.

15
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan
tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28. Memberitahu kepada ibu bahwa akan disuntik
oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
menyuntikan oksitosin 10 unit dalam 1/3 distal
lateral paha.
30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, memegang tali
pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari
pusat bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah
tangan lain menjepit tali pusat dan geser 3 cm dari
pusat bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut
kemudian tahan klem pada posisinya, gunakan
jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk
mendorong isi tali pusat ke arah ibu dan klem tali
pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
31. Memotong dan pengikatan tali pusat.
32. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk
kontraksi kulit dan bayi melakukan inisiasi
menyusui dini (IMD).
Manajemen aktif 33. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-
persalinan kala III
10 cm dari vulva.
34. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut
bawah ibu untuk mendeteksi kontraksi.
35. Setelah uterus berkontraksi, meregangkan tali
pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang secara hati-
hati.
36. Melakukan penegangan dan dorongan dorso
kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dari

16
arah sejajar lantai kemudian ke arah atas
mengikuti poros jalan lahir.
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina,
melahirkan plasenta dengan kedua tangan.
38. Segera setelah plasenta lahir dan selaput ketuban
lahir, melakukan massase uterus hingga uterus
berkontraksi.
39. Memeriksa kedua sisi plasenta, pastikan plasenta
lahir lengkap. Letakkan plasenta pada tempatnya.
40. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
dan perineum. Melakukan penjahitan bila terjadi
laserasi.
Asuhan pasca 41. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
persalinan
tidak terjadi perdarahan pervaginam.
42. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%. Lepaskan
secara terbalik dan rendam sarung tangan selama
10 menit.
43. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik serta
kandung kemih kosong.
44. Massase uterus dan menilai kontraksi.
45. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan
darah.
46. Memeriksa nadi ibu dan keadaan umum ibu baik.
47. Memantau keadaan bayi dan pastikan bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali/menit).
48. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit) kemudian cuci dan bilas.
49. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai.

17
50. Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan
tubuh ibu dengan air DTT, membersihkan daerah
tempat bersalin, membantu ibu memakai pakaian
yang kering dan bersih.
51. Memastikan ibu merasa nyaman, membantu ibu
memberikan air susu ibu (ASI). Menganjurkan
keluarga untuk memberikan ibu makanan dan
minuman.
52. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan
larutan klorin 0,5%.
53. Mencelupkan dan melepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
54. Mencuci kedua tangan dengan sabun air mengalir.
55. Memakai sarung tangan bersih DTT untuk
melakukan pemeriksaan bayi baru lahir.
56. Dalam 1 jam pemberian salep mata, vitamin K 1
mg IM di paha kiri bawah lateral.
57. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, memberikan
suntikan hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
58. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dalam rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun di bawah air
mengalir.
60. Melengkapi partograf, periksa tanda vital dan
asuhan kala IV.
Sumber: JNPK-KR, 2012

d. Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan dan Kelahiran

18
1) Pengambilan Keputusan Klinik
Aspek pemecahan masalah yang diperlukan untuk
menentukan pengambilan keputusan klinik (Clinical Decision
Making). Dalam keperawatan dikenal dengan proses keperawatan,
para bidan menggunakan proses serupa yang disebut sebagai
proses penatalaksanaan kebidananan atau proses pengambilan
keputusan klinik (Clinical Decision Making). Proses ini memiliki
beberapa tahapan mulai dari pengumpulan data, diagnosis,
perencanaan dan penatalaksanaan, serta evaluasi, yang merupakan
pola pikir yang sistematis bagi para bidan selama memberikan
asuhan kebidanan khususnya dalam asuhan persalinan normal
(Marmi, 2012; h.16-17).
2) Aspek Sayang Ibu yang Berarti Sayang Bayi
Menurut Marmi (2012; h. 17-18), asuhan sayang ibu dalam
proses persalinan yang harus diperhatikan para bidan adalah:
a) Suami, saudara atau keluarga lainnya harus diperkenankan
untuk mendampingi ibu selama proses persalinan bila ibu
menginginkannya.
b) Standar untuk persalinan yang bersih harus selalu
dipertahankan.
c) Kontak segera antara ibu dan bayi serta pemberian Air Susu
Ibu harus dianjurkan untuk dikerjakan.
d) Penolong persalinan harus bersikap sopan dan penuh
pengertian.
e) Penolong persalinan harus menerangkan pada ibu maupun
keluarga mengenai seluruh proses persalinan.
f) Penolong persalinan harus mau mendengarkan dan memberi
jawaban atas keluhan maupun kebutuhan ibu.
g) Penolong persalinan harus cukup mempunyai fleksibilitas
dalam menentukan pilihan mengenai hal-hal yang biasa

19
dilakukan selama proses persalinan maupun pemilihan posisi
saat melahirkan.
h) Tindakan-tindakan secara tradisional sering dilakukan dan
sudah terbukti tidak berbahaya harus diperbolehkan bila
dilakukan.
i) Ibu harus diberi privasi bila ibu menginginkan.
j) Tindakan-tindakan medik yang rutin dikerjakan dan ternyata
tidak perlu dan harus dihindari.
3) Aspek Pencegahan Infeksi
Menurut Marmi (2012; h. 18-20), pencegahan infeksi
adalah cara efektif untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga,
penolong persalinan daan tenaga kesehatan lainnya dengan
mengurangi infeksi fisik karena bakteri, virus dan jamur dengan
cara mencuci tangan, memakai sarung tangan, penggunaan cairan
antiseptik, dan pemprosesan alat bekas pakai dengan benar.
4) Aspek Pencatatan (Dokumentasi)
Menurut Marmi (2012; h. 20) dokumentasi dalam
manajemen kebidanan merupakan bagian yang sangat penting. Hal
ini karena:
a) Dokumentasi menyediakan catatan permanen tentang
manajemen pasien.
b) Memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara
petugas kesehatan.
c) Kelanjutan dari perawat dipermudah, dari kunjungan ke
kunjungan berikutnya, dari petugas ke petugas yang lain, atau
petugas ke fasilitas.
d) Informasi dapat digunakan untuk evaluasi, untuk melihat
apakah perawatan sudah dilakukan dengan tepat,
mengidentifikasi kesenjangan yang ada, dan membuat
perubahan dan perbaikan peningkatan manajemen perawatan
pasien.

20
e) Memperkuat keberhasilan manajemen, sehingga metode-
metode dapat dilanjutkan dan disosialisasikan kepada yang
lain.
f) Data yang ada dapat digunakan untuk penelitian atau studi
kasus.
g) Dapat digunakan sebagai data statistik, untuk catatan nasional.
h) Sebagai data statistik yang berkaitan dengan kesakitan dan
kematian ibu dan bayi.
5) Aspek Rujukan
Menurut Marmi (2012; h. 21-22), rujukan tepat waktu
merupakan bagian dari asuhan sayang ibu dan menunjang
terwujudnya program Safe Motherhood. Singkatan BAKSOKUDA
dapat digunakan untuk mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi.
B (Bidan) : Memastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir di
dampingi oleh penolong persalinan yang
kompeten untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
A (Alat) : Membawa perlengkapan alat dan bahan-bahan
untuk asuhan persalinan, masa nifas, dan BBL
bersama ibu ke tempat rujukan.
K (Keluarga) : Memberitahu ibu dan keluarga mengenai kondisi
terakhir ibu dan bayi serta memberitahu alasan
dan tujuan merujuk ibu ke fasilitas rujukan.
S (Surat) : Memberikan surat ke tempat rujukan.
O (Obat) : Membawa obat-obatan esensial pada saat
mengantar ibu ke fasilitas rujukan.
K (Kendaraan): Menyiapkan kendaraan yang memungkinkan
untuk merujuk ibu.
U (Uang : Mengingatkan keluarga agar membawa uang
dalam jumlah yang cukup untuk keperluan di
tempat rujukan.

21
Da (Darah dan Doa): Persiapan darah jika terjadi perdarahan dan
doa sebagai kekuatan spiritual dan harapan yang
dapat membantu proses persalinan.
e. Standar Pertolongan Persalinan
1) Standar 9: Asuhan persalinan kala I
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai,
kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai,
dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan
sedang berlangsung.
2) Standar 10: Persalinan kala II yang aman
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap
sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi
setempat.
3) Standar 11: penatalaksanaan aktif persalinan kala III
Bidan melakukan penegangan tali pusat tali pusat dengan benar
untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara
lengkap.
4) Standar 12: penatalaksanaan kala II dengan gawat janin melalui
episiotomi
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II
yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk
memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.

22
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN

A. PENGKAJIAN DATA
Pengkajian
Hari/Tanggal : Selasa, 10 Desember 2023
Jam : 08.10 WITA

Identitas:

Data Ibu Suami


Nama Ny. F Tn. S
Umur 26 tahun 39 tahun
Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Jl. Tanjung Rema Jl. Tanjung Rema

ANAMNESA.
1. Pasien datang : Hari :......Selasa
Tanggal :10 Desember 2023 jam : 08.10 Wita
Gravida : I (Satu).............
2. Haid terakhir : 7 Maret 2023
3. Tafsiran Persalinan :14 Desember 2023
4. Perkawinan : 1 (Satu) kali,
Dengan suami sekarang : 1 (Satu) th,
Umur pertama kali kawin: 25 tahun
5. Mulai sakit , hari :Senin, tanggal, 9 Desember 2023 jam, 24.00 Wita
6. Pengeluaran pervagina : Lendir Darah sejak hari selasa tgl 10 Desember 2023
pukul 07.45 Wita

23
Prolog:
Ibu datang ke BPM pada jam 07.45 Wita tanggal 10 Desember 2023 mengeluh
mules-mules dan sakit pinggang disertai keluar lendir bercampur darah, Ibu
mengatakan mengalami mules sejak pada pukul 24.00 Wita. Bidan melakukan
VT jam 08.00 wita porsio lunak, pembukaan 4 cm, ketuban positif, titik petunjuk
ubun-ubun kecil, presentasi di Hodge 2, kesan panggul luas.

Data Subjektif:
Ibu mengatakan hamil cukup bulan ingin melahirkan dan mengeluh semakin
bertambah sakit perutnya yang menjalar sampai ke pinggang.

Data Objektif:
Keadaan umum baik, kesadaran Composmentis, Tekanan darah 100/70 mmHg,
Nadi 82x/menit, Pernapasan 21x/menit, Suhu 36,5 oC. Muka tidak odem,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Mukosa bibir tampak kering dan
pecah-pecah. Pemeriksaan palpasi TFU 31 cm di atas simfisis dan di bagian
fundus teraba lunak, bagian kanan perut ibu teraba keras, datar dan memanjang
seperti ada tahanan dan bagian kiri ibu teraba bagian terkecil janin, bagian
terbawah janin teraba keras, bulat, dan melenting, bagian terbawah janin sudah
masuk pintu atas panggul. TBJ 3100 gram. DJJ terdengar jelas dan teratur pada
kuadran kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 140 x/menit. His 2x dalam 10
menit lamanya 35 detik. Pemeriksaan HB 11 gr %.

Analisa:
G1P0A0 39 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif Janin Tunggal Hidup

Penatalaksanaan:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam kondisi
normal serta memberitahukan kepada ibu dan suami bahwa ibu
diperkirakan akan melahirkan sekitar 6 jam lagi.
Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.

24
2. Memberikan asuhan sayang ibu, yaitu:
a. Mendengarkan dengan baik semua keluhan yang dirasakan oleh ibu
b. Memberikan dukungan emosional pada ibu
c. Melakukan elusan pada bokong dan memijat pinggang ibu
d. Memberikan cairan dan nutrisi kepada ibu
e. Menganjurkan kepada ibu untuk rileks sewaktu ada kontraksi dengan
menganjurkan ibu menarik napas panjang.
f. Membantu ibu untuk mengatur posisi yang nyaman.
g. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih agar
mempercepat proses persalinan atau penurunan kepala.
Ibu sudah minum air putih, ibu lebih banyak mengambil posisi miring kiri,
dan ibu tampak merintih kesakitan namun sedikit mulai tenang.
3. Mengobservasi kemajuan persalinan pada partograf untuk mengetahui
kondisi ibu dan janinnya serta dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya
komplikasi.
4. Mempersiapkan persiapan untuk proses persalinan yaitu alat-alat partus
dan perlengkapan bayi dan ibu bersalin.
5. Memasang infus RL 10 tpm, infus RL mengembalikan keseimbangan
elektrolit pada keadaan dehidrasi. Karena Infus RL mengandung berbagai
macam elektrolit, sehingga digunakan untuk memenuhi kebutuhan
elektrolit ataupun cairan tubuh.
Infus RL sudah terpasang.

Catatan Perkembangan Kala II


Hari/Tanggal : Selasa, 10 Desember 2023
Jam : 13.00 wita

Data Subjektif:
Ibu mengeluh perutnya semakin sakit, ibu merasa ingin buang air besar dan
ingin meneran.

25
Data Objektif:
Keadaan umum baik, kesadaran Composmentis, Tekanan darah 100/70 mmHg,
Nadi 82x/menit, Pernapasan 21x/menit, Suhu 36,5 oC.
Tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka, His 5x dalam 10 menit
lamanya 45 detik. Denyut jantung janin terdengar jelas dan teratur pada kuadran
kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 144x/menit pada saat tidak ada
kontraksi. VT posio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban negatif, kepala di
Hodge IV, titik penunjuk ubun-ubun kecil.

Analisa:
G1P0A0 39 Minggu Inpartu Kala II Janin Tunggal Hidup

Penatalaksanaan:
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan ibu dan janin kepada ibu/suami bahwa
keadaan umum ibu normal dan akan segera melahirkan.
b. Melakukan asuhan persalinan normal:
1. Memastikan kelengkapan persalinan, yaitu alat-alat partus lengkap
serta perlengkapan bayi dan ibu bersalin.
2. Memakai celemek plastik.
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, mengeringkan
tangan dengan handuk bersih, kemudian mematahkan ampul oksitosin.
4. Memakai sarung sarung tangan DTT.
5. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik dan meletakkannya di
dalam bak instrumen.
6. Membersihkan vulva dan perineum dari arah depan ke belakang
dengan menggunakan kasa yang dibasahi air DTT.
7. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap.
8. Mendekontaminasi sarung tangan ke dalam larutan klorin yang sudah
dipersiapkan.

26
9. Memeriksa DJJ dengan doppler setelah kontraksi. DJJ bayi normal
yaitu 140 x/menit.
10. Memberitahu ibu dan suami bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik dan membantu ibu untuk mencari posisi yang
nyaman dan sesuai keinginan ibu.
11. Meminta suami untuk membantu menyiapkan posisi meneran dan tetap
memberikan dukungan kepada istrinya.
12. Melaksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran.
13. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman yaitu ibu
memilih untuk posisi telentang.
14. Meletakkan handuk bersih di bawah perut ibu, kemudian kepala bayi
tampak dan vulva membuka dengan diameter 5-6 cm.
15. Meletakkan underpad sebagai alas bokong ibu.
16. Membuka tutup bak instrument dan memeriksa kembali perlengkapan
alat-alat partus dan oksitosin sudah di dalam bak instrument.
17. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan.
18. Melindungi perineum dengan tangan kanan dan tangan kiri menahan
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi untuk membantu lahirnya
kepala. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan dan bernafas cepat
dan dangkal.
19. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat di leher bayi.
20. Setelah kepala bayi lahir, menunggu putaran paksi luar yang
berlangsung secara spontan.
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, menempatkan kedua
tangan diantara kepala bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi., menggerakkan kepala ke bawah dan distal hingga bahu
depan muncul dan kemudian menggerakan ke arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
22. Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan kanan ke bawah ke arah
perinium ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.

27
Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang dan siku
sebelah atas.
23. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusuri tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Memegang kedua mata kaki
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki ibu jari
dan jari-jarinya. Bayi lahir pukul 14.00 wita, segera menangis.
24. Melakukan penilaian sepintas. Bayi menagis kuat, bergerak aktif, dan
warna kulit kemerahan. Apgar Scor 7.
25. Mengeringkan tubuh bayi, bungkus kepala bayi, kecuali bagian tali
pusat.

Catatan Perkembangan Kala III


Hari/Tanggal : Selasa , 10 Desember 2023
Jam : 14.00 wita

Data Subjektif:
Ibu mengatakan masih merasakan mules-mules dan nyeri perut setelah bayinya
dilahirkan.

Data Objektif:
Tampak tali pusat menjulur di depan vulva dan memanjang, tampak keluar cairan
darah dari vagina sekitar 100 cc, tidak ada janin ke-2, tinggi fundus uteri
sepusat, kontraksi baik (keras), kandung kemih kosong.

Analisa:
P1A0 Kala III

28
Penatalaksanaan:
1. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus.
2. Memberitahu kepada ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi dengan baik.
3. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, menyuntikan oksitosin 10 unit
dalam 1/3 distal lateral paha.
4. Memegang tali pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusat bayi,
kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan
geser 3 cm dari pusat bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian
tahan klem pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain
untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu dan klem tali pusat pada sekitar
2 cm dari klem pertama.
5. Memotong dan mengikat tali pusat.
6. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit dan bayi
melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) selama 45 menit.
7. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5 cm dari vulva.
8. Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu untuk
mendeteksi kontraksi.
9. Meregangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong
uterus ke arah belakang secara hati-hati.
10. Melakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta
terlepas, meminta ibu meneran sambil menarik tali pusat dari arah sejajar
lantai kemudian ke arah atas mengikuti poros jalan lahir.
11. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan. Plasenta lahir spontan lengkap
beserta selaputnya pada pukul 14.15 WITA.
12. Melakukan massase uterus hingga uterus berkontraksi.
13. Memeriksa kedua sisi plasenta, memastikan plasenta lahir lengkap, dan
meletakkan plasenta pada tempatnya.

29
Catatan Perkembangan Kala IV
Hari/Tanggal : Selasa, 10 Desember 2023
Jam : 14.15 wita

Data Subjektif:
Ibu mengeluh perutnya terasa mules setelah plasenta lahir dan sedikit nyeri pada
kemaluannya.

Data Objektif:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 82 x/menit, napas 21 x/menit, suhu 37,5 oC, TFU 1 jari di bawah pusat,
kontraksi baik (keras), kandung kemih kosong, dan tampak luka laserasi pada
mukosa vagina.
Analisa:
P1A0 Kala IV dengan jahitan laserasi derajat I

Penatalaksanaan:
1. Mengevaluasi laserasi pada vagina dan perineum.
2. Melakukan penjahitan luka derajat 1 karena ada laserasi di mukosa vagina.
3. Memeriksa uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
4. Melepaskan sarung tangan ke dalam larutan klorin yang sudah disediakan.
5. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih kosong.
6. Massase uterus dan menilai kontraksi dan mengevaluasi jumlah
kehilangan darah.
7. Memeriksa TTV ibu dan keadaan umum ibu baik.
8. Memantau keadaan bayi dan memastikan bayi bernafas dengan baik
9. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin.
10. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.

30
11. Membersihkan ibu dari darah dan cairan tubuh ibu dengan air DTT,
membersihkan daerah tempat bersalin, membantu ibu memakai pakaian
yang kering dan bersih.
12. Memastikan ibu merasa nyaman, membantu ibu memberikan air susu ibu
(ASI) dan memberikan ibu makanan dan minuman.
13. Membersihkan tempat bersalin dengan larutan klorin.
14. Medekontaminasikan peralatan partus dengan merendamnya dalam larutan
klorin, membersihkan plasenta dan meletakkannya dalam tempat yang
sudah dipersiapkan. Kemudian, lepas sarung tangan dan mencuci tangan.
15. Memakai sarung tangan bersih DTT untuk melakukan pemeriksaan bayi.
16. Pada 1 jam kelahiran bayi dilakukan pemberian salep mata, vitamin K
secara IM di paha kiri bawah lateral. Melakukan pemeriksaan
antropometri dan refleks pada bayi serta membedong bayi setelah
pemeriksaan.
17. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dalam merendam dalam
larutan klorin.
18. Mencuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir.
19. Melengkapi partograf, memeriksa tanda vital dan asuhan kala IV.

31
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Telah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Fisiologis dan bayinya
dapat dilahirkan dengan selamat di RSUD Ratu Zalecha Martapura.
2. Pada Pengkajian, interpretasi data, identifikasi diagnosa atau
masalah potensial, identifikasi tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi tidak menemukan kesenjangan antara teori dan lahan.
3. Pada studi kasus ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
lahan dan teori.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1. Bagi ibu Klien
Diharapkan ibu memiliki banyak wawasan dan pengetahuan bagaimana cara
mengetahui persalinan sudah dekat.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan asuhan yang aman dan tepat untuk ibu
bersalin yang fisiologis.
3. Bagi Institusi
Diharapkan sebagai bahan masukan dan referensi serta wawasan bagi
mahasiswa lain yang inginmemberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

32
DAFTAR PUSTAKA

Saifudin,B.A dkk, 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Tridasa


Printer: Jakarta

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Banjar


2014.
Martapura

Dija Haiyuni, 2014. Asuhan Kebidanan Komprehensif Akademi Kebidanan Abdi


Persada: Banjarmasin
Marmi, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Pustaka Pelajar:

Yogyakarta

Marmi, 2012. Intrantal Care Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Pustaka


Belajar: Yogyakarta
Marmi, 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Pustaka Belajar: Yogyakarta

Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Prawirohardjo. S, 2013. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka: Jakarta

Proverawati Atikah, 2011. Anemia dan Anemia dalam Kehamilan. Nuha Medika:
Yogyakarta
Sondakh, J. J. S, 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru
Lahir. Trans Medika: Jakarta
Sulistyawati A, 2009. AsuhanKebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika
Setiyaningrum E, . Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Trans Info Medika: Jakarta
Tarwoto, 2007. Anemia pada Ibu Hamil. Trans Info Media: Jakarta
Wahdah Kamelia, 2014. Asuhan Kebidanan Komprehensif Akademi Kebidanan
Abdi Persada: Banjarmasin
INSTITUT ILMU KESEHATAN
STRADA INDONESIA
Jln. Manila . No.37 Sumberece Telp (0354) 7009713 Fax. (0354)695139 Kota Kediri-
Jawa Timur

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Siti Habibah


NIM : 238211113
Judul : Asuhan Kebidanan pada Ny. F persalinan Fisiologis di RSUD Ratu
Zalecha Martapura

Pembimbing : Bdn. Risna Zubaidah, SST.,M.M

No Tanggal Uraian Tanda


Tangan

Anda mungkin juga menyukai