Oleh :
NI LUH GEDE LISA UTAMI DEWI
P07124322006
Telah disahkan,
Denpasar, 30 September 2022
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan
MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Akhir Praktik Kebidanan
Holistik Kehamilan Fisiologis”.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan,
semangat, bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyusun laporan ini,
pihak-pihak tersebut yaitu:
1. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T, M.Biomed sebagai Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ni Wayan Armini, SST., M.Keb sebagai Ketua Program Studi Profesi Bidan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
3. Dr. Ni Wayan Ariyani, SST.,M.Keb sebagai Pembimbing Institusi dalam
Praktik Kebidanan Holistik Kehamilan Fisiologis.
4. Made Sri Devi Indrawati, S. Keb., Bd sebagai pembimbing lapangan dalam
Praktik Kebidanan Holistik Kehamilan Fisiologis.
5. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan yang nantinya
dapat dipergunakan untuk menyempurnakan laporan selanjutnya. Dengan
demikian laporan ini penulis susun semoga dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu
melimpahakan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan menyelesaikan laporan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................2
E. Waktu dan Tempat..................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI..............................................................................4
A. Konsep Dasar Kehamilan.......................................................................4
B. Konsep Kehamilan Resiko Tinggi........................................................ 17
C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis......... 21
BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN KASUS...............................................................37
BAB V SIMPULAN......................................................................................40
A. Simpulan...................................................................................................40
B. Saran.........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
promosi dan pendidikan/konseling kesehatan ibu dan anak, serta melakukan
deteksi dini pada kasus-kasus rujukan. Asuhan pada ibu hamil diharapkan
dapat membantu proses penyesuaian selama kehamilan sehingga bisa berjalan
normal tanpa adanya masalah atau penyulit. Pelayanan asuhan antenatal care
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
1. Bagi Penulis
2
Menerapkan ilmu dan melaksanakan asuhan kebidanan secara
langsung pada ibu hamil khususnya memberikan pelayanan antenatal
care.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada
asuhan kebidanan ibu hamil fisiologis terkhusus trimester II.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Mengetahui perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada
kehamilan secara normal sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk
memperhatikan kehamilannya.
4. Bagi lahan Praktek
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu
menjaga mutu pelayanan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
a. Uterus : Memasuki bulan ke-4 fundus berada ditengah antara
simpisis dan pusat, sekresi vagina meningkat tetapi tetap normal
jika tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3 jari dibawah
pusat, payudara mulai sekresi kolostrum, kantung ketuban
menampung 400 ml cairan. Bulan ke 6 fundus sudah setara atau
diatas pusat, sakit punggung dan kram pada kaki mungkin melai
terjadi, mengalami gatal-gatal pada abdomen karena uterus dan
kulit merenggang (Mochtar, 2012).
b. Serviks : Pada awal trimester ini, berkas kolagen kurang kuat
terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen
secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos dan jaringan elastis,
serabut kolagen bersatu dengan arah pararel terhadap sesamanya
sehingga serviks menjadi lebih lunak tetapi tetap mampu
mempertahankan kehamilan.
c. Vagina : Pada kehamilan trimester kedua terjadinya peningkatan
cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya
jernih, pada saat ini biasanya agak kental dan mendekati
persalinan agak cair. Yang terpenting adalah tetap menjaga
kebersihan. Hubungi dokter atau tenaga kesehatan lain, jika cairan
berbau, terasa gatal, dan sakit.
2. Payudara
Trimester kedua, payudara akan semakin membesar dan
mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut dengan
colustrum. Keluarnya cairan dari payudara itu yaitu colostrums adalah
makanan bayi pertama yang kaya akan protein, colostrums ini akan
keluar bila putting dipencet. Areola payudara makin hitam karena
hiperpigmentasi. Glandula Montgomery makin tampak menonjol di
permukaan areola mamae (Mochtar, 2012).
3. Sistem perkemihan
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi
eliminasi dan produksi urine dalam tubuh.Sistem ini juga dianggap
penting yang berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan
5
elektrolit serta tekanan darah. Pada kehamilan Ginjal berfungsi untuk
mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang dihasilkan akibat
peningkatan volume darah dan curah jantung juga produk metabolisme
tetapi juga menjadi organ utama yang mensekresi produk sisa dari
janin. Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan semakin nyata pada
Trimester II kehamilan yang bisa meningkatkan resiko infeksi saluran
kemih.
Ureter Merupakan saluran yang menghubungkan dari Ren menuju
ke vesika Urinaria. Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal
atau ganda yang tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan
sinar-X. Pada Trimester II volume ureter mungkin meningkat 25 kali
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil,equivalen dengan
peningkatan 300 ml Urine. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri
mengalami pembesaran karena pengaruh progesteron. Akan
tetapi,ureter kanan lebih lebih membesar karena lebih banyak
mendapat tekanan dibandingkan dengan ureter kiri.Hal ini disebabkan
karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau karena orang
banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh.
Vesika urinaria merupakan kantong muskulomembran berfungsi
menampung urine. Karena pembesaran uterus selama Trimester II
kehamilan,kandung kemih terdorong ke arah anterior dan superior.
Perpindahan ini mengubah letak intravesikuler ureter, menyebabkan
regurgitasi urin ke Ureter saat berkemih (Prawirohardjo, 2010).
4. Sistem pencernaan
Wanita hamil sering mengeluhkan perubahan nafsu makan, jumlah
dan jenis makanan yang dikonsumsi, dan toleransinya terhadap
makanan tertentu. Beberapa perubahan dipengaruhi faktor sosial
budaya, faktor anatomi dan pengaruh hormon pada saluran pencernaan
mengubah fungsi-fungsi yang biasa dijalankan oleh sistem pencernaan
diantaranya :
a. Relaksasi otot polos karena pengaruh progesteron menyebabkan
penurunan tonus dan motilitas usus.Penurunan motilitas lebih jauh
6
dipengaruhi oleh penurunan motilitin,sutu hormon
peptida.Penurunan pada tonus menimbulkan perpanjangan waktu
transit, yang akan makin lama seiring dengan berkembangnya
kehamilan
b. Penurunan motilitas dan memanjangnya waktu transit di kolon
menyebabkan peningkatan absorbsi air, yang kemudian
meningkatkan resiko terjadinya konstipasi. Hemoroid biasa terjadi
selama kehamilan. Disebabkan oleh relaksasi dinding pembuluh
darah sekunder akibat peningkatan progesteron, dan penekanan
vena oleh berat dan ukuran uterus yang makin membesar. Usaha
mengejan pada saat defekasi karena adanya konstipasi juga
berperan terhadap munculnya hemoroid. (Prawirohardjo, 2010).
5. Sistem musculoskeletal
Kehamilan Trimester I belum terjadi lordosis hanya nyeri pada
punggung. Trimester II sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis
menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi
sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya,
yang diperkirakan karena pengaruh hormonal yaitu pada peningkatan
hormon estrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan yang dapat
mengakibatkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan
persendian dan menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung
6. Sistem kardiovaskular
Pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena
cava inferior dan aorta bawah ketika dalam posisi terlentang.
Penekanan vena cava inforior akan mengurangi darah balik vena ke
jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac output
sehingga menyebabkan hipotensi arterial. Penekanan aorta juga
mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester
terakhir posisi terlentang membuat fungsi ginjal menurun jika
7
dibandingkan posisi miring. Tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi
terlentang di akhir kehamilan (Prawirohardjo,2010).
Eritropoetin ginjal akan meningkatan jumlah sel darah merah
sebanyak 20-30% tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume
plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan
konsentrasi hemoglobin dari 15g/dl menjadi 12,5g/dl, dan pada 6%
perempuan bisa mencapai dibawah 11g/dl. Pada kehamilan lanjut
kadar lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi dari pada
hopervolemia, jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan
cadangan dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu
selama kehamilan sehingga penambahan asupan zat basi dan asam
folat dapat membantu mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan
zat besi selama kehamilan lebih kurang 1000mg atau rata rata 6-7
mg/hari. Hipervolemia selama kehamilan berfungsi :
a. Menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi system
vascular.
b. Melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus
balik vena dalam posisi terlentang dan berdiri.
c. Menjaga ibu dari efek kehilangan darah banyak saat persalinan.
Terjadi suatu ”auto-transfusi” dari system vaskularisasi dengan
mengompensasi kehilangan darah 500-600 ml pada persalinan
pervaginan tunggal atau 1000 ml pada persalinan dengan seksio
caesaria atau persalinan pervaginam gemeli.
Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu
setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010).
7. Sistem integument
Perubahan system integument pada kehamilan,salah satu
perubahan besar yang mengalami selama kehamilan adalah cara itu
harus meregangkan pada tingkat cepat mustahil. Sekitar 50 persen
hingga 90 persen perempuan tidak mampu menahan peregangan yang
sangat besar ini, dan hal itu menyebabkan terjadi pada kulit di
payudara, lengan, paha, pinggul dan pantat. Pada kulit perut akan
8
terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan juga kadang
mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan
nama striae gravidarum. Pada banyak perempuan kluit di garis
pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam
kecoklatan disebut dengan line nigra. Perubahan ini dihasilkan dari
cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal penyebab
pastinya belum diketahui. Estrogen dan progesteron diketahui
mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi
faktor pendorongnya (Prawirohardjo, 2010).
9
Nyeri perut bagian bawah biasanya dikeluhkan 10-30% ibu hamil
pada akhir trimester I atau ketika memasuki trimester II. Keluhan ini
biasanya terasa lebih pada ibu multigravida disebabkan karena
tertariknya ligamentum, sehingga menimbulkan nyeri seperti kram
ringan dan atau terasa seperti tusukan yang lebih terasa akibat gerakan
tiba-tiba, dibagian perut bawah. Nyeri perut bawah disebabkan oleh
semakin membesarnya uterus sehingga keluar dari rongga panggul
menuju rongga abdomen. Keadan ini berakibat pada tertariknya
ligament-ligamen uterus seiring dengan pembesaran terjadi yang
menimbulkan rasa tidak nyaman di bagian perut bawah.
2. Varises pada kaki dan vulva
Varises kaki dan vulva disebabkan karena Kongesti vena dalam
vena bagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan karena
tekanan dari uterus yang hamil, kerapuhan jaringan elastis yang
diakibatkan oleh estrogen dan dapat juga disebabkan karena
kecenderungan bawaan keluarga (faktor usia, dan lama berdiri).
3. Sembelit atau susah buang air besar
Sembelit/susah buang air besar banyak dialami wanita hamil
menginjak usia kehamilan trimester II. Ketidak nyamanan ini
disebabkan peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic
usus menjadi lambat, penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi
otot-otot polos usus besar, penyerapan air dari kolon meningkat efek
samping penggunaan suplemen zat besi.
4. Sesak nafas atau hiperventilasi
Sesak nafas terjadi dipengaruhi peningkatan kadar progesteron
berpengaruh secara langsung pada pusat pernafasan untuk menurunkan
kadar CO2 serta meningkatkan kadar CO2, meningkatkan aktifitas
metabolik, meningkatkan kadar CO2, selain itu disebabkan karena
uterus membesar dan menekan diafragma.
5. Keputihan
10
Keputihan terjadi karena Hiperplasia mukosa vagina dan terjadi
Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervikal sebagai akibat
dari peningkatan kadar estrogen.
6. Kram kaki
Kram kaki dapat terjadi karena kejang pada otot betis atau otot
telapak kaki, diduga adanya ketidakseimbangan mineral di dalam
tubuh ibu yang memicu gangguan pada system persarafan otot-otot
tubuh, kelelahan yang berkepanjangan, serta tekanan rahim pada
beberapa titik persarafan yang berhubungan dengan saraf-saraf kaki.
2.1.6 Tanda bahaya kehamilan trimester II
1. Abortus
a. Abortus imminens. Perdarahan berkelanjutan pada kehamilan
muda, namun pada tes kehamilan menunjukkan hasil positif. Janin
masih dapat dicegah dengan memberikan terapi hormonal dan
antispasmodic serta istirahat. Apabila beberapa minggu ternayata
perdarahan masih ditemukan dan dalam kedua kali tes kehamilan
menunjukkan hasil yang negative, maka dilakukan kuretase karena
hal itu menandakan abortus telah terjadi (Sulistyawati, 2011).
b. Abortus insipiens. Abortus insipient terjadi apabila ditemukan
pendarahan pada kehamilan muda diserta dengan membukanya
ostium uteri dan terabanya selaput ketuban. Penanganannya sama
dengan abortus inkompletus (Sulistyawati, 2011).
c. Abortus Habiatus. Abortus yang terjadi berturut-turut selama lebih
dari tiga kali (Sulistyawati, 2011).
d. Abortus kompletus. Perdarahan yang terjadi menyebabkan janin
keluar kecuali desidua dan plasenta. Gejalanya meliputi amenore,
sakit perut karena kontraksi, perdarahan, ostium yang terbuka, dan
kadang masih teraba jaringan serta ukuran uterus masih kecil dari
kehamilannya (Sulistyawati, 2011).
e. Abortus inkompletus. Perdarahan pervaginam disertai dengan
pengeluaran seluruh hasil konsepsi (janin atau desisua) sehingga
rahim dalam keadaan kosong (Sulistyawati, 2011).
11
2. Kehamilan Mola
Kehamilan mola merupakan kehamilan jonjot korion (chorionic
villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil
mengandung cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan. Hal
ini merupakan bentuk neoplasma trofobls yang jinak (benign). Gejala
kehamilan mola antara lain : Mual dan muntah berlebihan, toksemia
gravidarum meliputi (pusing,, tekanan darah tinggi, gangguang
penglihatan), perdarahan, besar uterus tidak sesuai dengan usia
kehamilan, keluar jaringan mola tetapi tidak selalu ditemukan, Mola
face (pucat atau kekuning-kuningan pada wajah).
3. Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai
dengan pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya perdarahan
pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang akibat dari
perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan.
Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus,
misscarriage, early pregnancy loss (Hadijanto, 2008).
4. Selaput kelopak mata pucat
Salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan
III. Dan Hb<10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang
keduanya saling berinteraksi.(Mochtar,2012)
5. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah.Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan.Menurut SDKI tahun 2007 penyebab
kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu (Saifuddin, 2008, p.249)
2.1.7 Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
12
ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah periksaan kehamilan
untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan
kesehatan reproduksi secara wajar. Tujuan utama ANC untuk
menurunkan/mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal, dan
tujuan khusus ANC :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tubuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan
sosial ibu.
3. Mengenal secara dini adanya, ketidak normalan, komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara,
umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu dan bayinya dengan trauma semenimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
2.1.8 Standar pelayananan ANC
1. Timbang berat badan
13
Obese > 29 6
TFU diukur memakai aturan leopold I atau pita ukur, prosedur leopold
I : Kaki pasien dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, pemeriksaan
berdiri di sebelah kanan dan melihat ke arah muka pasien, rahim di
bawah ke tengah, tinggi fundus uteri ditentukan. Sebelum bulan ketiga
fundus uteri belum bisa diraba dari luar.
a. Akhir bulan III (12 minggu) fundus uteri 1-2 jari di atas sympisis.
b. Akhir bulan IV (16 minggu) pertengahan antara sympisis pusat.
c. Akhir bulan V (20 minggu) 3 jari bawah pusat.
d. Akhir bulan VI (24 minggu) setinggi pusat.
e. Akhir bulan VII (28 minggu) 3 jari atas pusat.
f. Akhir bulan VIII (32 minggu) pertengahan prosesous xyfoidus dan
pusat.
g. Akhir bulan IX (36 minggu) sampai arkus costarum/2 jari bawah
pusat.
h. Akhir bulan X (40 minggu) pertangahn px dan pusat.
4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toxoid) lengkap
14
TT2 4 minggu setelah TT1 3 th 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 th 95
TT4 1 th setelah TT3 10 th 99
TT5 1 th setelah TT4 25 th/ seumur hidup 99
5. Pemberian tablet besi FE
Status gizi diukur melalui Lingkar Lengan Atas (Lila). Jika < 23,5
maka termasuk KEK. Tabel 2.3 Klasifikasi BMI menurut WHO
(2005)
Kategori BMI (kg/m2) Risiko Penyakit
Penyerta
Underweight < 18.5 kg/m2 Rendah (tetapi risiko
terhadap masalah-
15
masalah klinis lain
meningkat)
Batas Normal 18.5 – 24.9 kg/m2 Rata-rata
Overweight: > 25
Pre-obese 25.0 – 29.9 kg/m2 Meningkat
Obese I 30.0 – 34.9kg/m2 Sedang
Obese II 35.0 – 39.9 kg/m2 Berbahaya
Obese III > 40.0 kg/m2 Sangat Berbahaya
16
mgg ke-12 antara petugas kesehatan dan ibu
hamil
d. Mendeteksi masalah dan
menanganinya
e. Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan
praktek tradisional yang merugikan
f. Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan,istirahat, dan
sebagainya)
Trimester II Sebelum Sama speerti diatas, ditambah
mgg ke-28 kewaspadaan khusus mengenai
preeklampsia (tanya ibu tentang gejala-
gejala preeklampsia, pantau tekanan
darah, evaluasi edema,periksa untuk
mengetahui proteinuria)
Trimester III Antara mgg Sama seperti diatas ditambah palpasi
28-36 abdominal untuk mengetahui apakah aada
kehamilan ganda
Trimester III Setelah 36 Sama seperti diatas,ditambah deteksi letak
minggu bayi yang tidak nomal, atau kondisi lain
yang memerlukankelahiran di rumah sakit
17
Uraian 2.2.1
Kelompok faktor 1. Primigravida. Terlalu muda hamil pertama
resiko I umur kurang dari 16 tahun.
2. Primitua. Terlalu tua hamil pertama umur lebih
dari 35 tahun/ terlalu lambat hamil setelah
kawin >4 tahun.
3. Primitua sekunder. Terlalu lama punya anak
lagi, anak terkecil >10 tahun
4. Anak terkecil >2 tahun
5. Grande multi. Anak lebih dari 4
6. Umur lebih dari 35 tahun.
7. Tinggi kurang dari 145 cm untuk ibu dengan :
hamil pertama, hamil ke dua atau lebih tetapi
pernah lahir normal atau spontan dengan bayi
cukup bulan dan hidup.
8. Pernah gagal kehamilan : Hamil kedua yang
pertama gagal, hamil ketiga atau lebih gagal
(abortus/ lahir mati) 2 kali, hamil terakhir bayi
lahir mati.
9. Pernah melahirkan dengan : Tarikan tang
dengan vakum, uri dikeluarkan oleh penolong
dalam rahim, ditransfusi pada perdarahan post-
partum.
10. Pernah operasi Caesar sebelum kehamilan ini.
Kelompok faktor Tanda bahaya saat kehamilan, tapi tidak darurat :
resiko II
1. Penyakit ibu hamil : Anemia, payah jantung,
DM, TB paru, PMS, Malaria.
2. Pre-eklamsi ringan. Bengkak tungkai dan
hipertensi.
3. Hamil kembar/gemeli. Perut ibu sangat besar,
gerak anak dirasakan di berbagai tempat.
4. Hamil kembar air/ hidramnion. Perut ibu sangat
besar, gerak anak kurang terasa karean air
ketuban terlalu banyak, biasanya janin kecil.
5. Hamil lebih bulan/ serotinus
6. Hamil kelainan letak. Sungsang : rasa berat
menunjukkan letak kepala janin di atas perut,
Lintang : rasa berat menunjukkan letak kepal
janin di samping perut kiri/ kanan.
7. Janin mati dalam kandungan. Ibu hamil tidak
merasakan gerakan janin lagi, perut mengecil
Kelompok resiko Ancaman nyawa ibu dan bayi dengan faktor ini
tinggi III membutuhkan pengenalan diri, dirujuk dengan
segera :
1. Perdarahan sebelum kelahiran bayi.
Mengeluarkan darah saat hamil, sebelum
kelahiran bayi.
18
2. Pre-eklamsi berat/ eklamsi. Pada hamil 6 bulan
atau lebih, sakit kepala, tungkai/wajah
bengkak, hipertensi, albumin dalam urin, bila
pre-eklamsi ditambah kejang-kejang.
2.2.1 Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan adanya salah satu atau lebih
faktor resiko dari pihak ibu maupun bayi yang dapat memberikan dampak yang
kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi. (Prawirohardjo, 2008:294). Kehamilan
resiko tinggi adalah keadaan yang dapt mempengaruhi optimalisasi ibu maupun
janin pada keadaan yang dihadapi. (Manuaba, 2008:33)
2.2.2 Kelompok Faktor Resiko
1. Kehamilan resiko tinggi harus dibina antara lain oleh seorang ahli
kebidanan dengan pengawasan yang intensif.
Menurut Poedji Rochjati (2003) skreening deteksi dini ibu hamil resiko tinggi
menuju persalinan normal adalah : Sangat baik bila ibu hamil dalam kehamilan
muda sudah dapat dilakukan perkiraan kemungkinan terjadi penyulit saat
kehamilan, sehingga jika sudah mendekati persalinan dan betul-betul terjadi
penyulit ibu hamil, suami dan keluarga sudah ada kesiapan baik mental,
keputusan untuk merujuk, biaya dan transportasi. Penilaian berat ringannya
komplikasi persalinan dan bahaya kesakitan dan kematian ibu dan bayi diberi
19
pembobotan/ diukur menggunakan angka dan dinamakan system score dapat
diberikan tiap kondisi ibu hamil yaitu umur, paritas, faktor resiko yang
menyebabkan komplikasi persalinan.
20
Kartu Skor Poedji Rochjati
I II III IV
Triwulan
KEL Masalah / Faktor Resiko SKOR III. III.2
NO. I II
F.R 1
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4
3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4
7 Terlalu pendek ≥145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9 b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
Kurang Darah b. Malaria,
11 TBC Paru d. Payah Jantung 4
Kencing Manis (Diabetes) 4
Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
21
2.2.5 Pedoman Penyuluhan Kehamilan/Persalinan aman (Rujukan Terencana)
Kehamilan Kehamilan
Dg resiko Rujukan
Jumlah Kelompok Perawat Rujuka Tempat Penolo RD RDR RTN
Skor Resiko an n ng B
2 KRR Bidan Tidak Rumah Bidan
Dirujuk Polindes
6-10 KRT Bidan Bidan Polindes Bidan
Dokter PKM PKM/RS Dokter
≥12 KRST Dokter RS RS Dokter
1) Data subjektif
Data ini bisa didapat dengan cara anamnesa yaitu tanya jawab antara klien
dengan petugas kesehatan (auto anamnesa) maupun antara petugas
kesehatan dengan orang lain yang mengetahui keadaan / kondisi klien (alo
anamnesa). Anamnesa dapat dilakukan pada pertama kali klien datang
(secara lengkap) dan anamnesa selanjutnya / ulang untuk hal yang
diperlukan saja setelah melakukan review data yang lalu. Hal – hal yang
perlu dikaji dalam dat subjektif, meliputi :
1. Biodata
a. Nama Klien dan suami : untuk mengetahui indentitas klien.
b. Umur klien dan suami : untuk mengetahui resiko tinggi/ rendahnya
resiko kehamilan pada ibu serta mengkaji fertilitas pasangan.
c. Suku / Bangsa : untuk mengetahui kemungkinan perbedaan rhesus
antara pasangan.
d. Agama : mengetahui keyakinan klien.
e. Pendidikan : dasar dalam memberikan KIE.
22
f. Pekerjaan: untuk mengetahui pengaruh aktifitas terhadap kesehatan
klien.
g. Penghasilan: untuk mengetahui persiapan biaya ibu menghadapi
persalinan serta menjadi dasar dalam memberikan KIE.
h. Alamat : untuk mengkaji apakah tempat tinggal ibu dekat dengan
pelayanan kesehatan.
i. No.telp : untuk memudahkan komunikasi
2. Keluhan pasien. R/ mengetahui hal apa saja yang dikeluhkan dalam
kehamilannya ini, terutama keluhan saat pengkajian dilakukan.
Keluhan-keluhan yang muncul pada ibu hamil trimester II biasanya
mengenai hemorroid, varises, sesak nafas.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakitdahulu. R/ mengetahui apakah dahulu ibu
mempunyai penyakit yang berbahaya bagi kehamilannya. Selain itu
untuk mengetahui apakah ibu pernah menjalani operasi yang
berhubungan dengan organ reproduksinya atau tidak, karena akan
berpengaruh pada kehamilanya.
b. Riwayat penyakit sekarang. R/ mengetahui apakah pada saat
sekarang ini ibu benar-benar dalam keadaan sehat, tidak menderita
suatu penyakit kronis seperti ashma, jantung, TBC, hipertensi,
ginjal, DM dan lainnya, karena apabila ada gangguan kesehatan
pada saat ibu hamil akan secara tidak langsung berpengaruh pada
kehamilannya baik itu pada diri ibu sendiri maupun perkembangan
dan pertumbuhan janin yang dikandungnya.
c. Riwayat penyakit keluarga. R/ hal penting yang perlu dikaji bila ada
riwayat penyakit menular dalam keluarga ibu maupun suami
(seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS) yang dapat menularkan
kepada anggota keluarga yang lain. Juga pelu dikaji bila ada rieayat
penyakit keturunan dalam keluarga ibu maupun suami seperti
jantung, DM, ashma, hipertensi, dan lainnya, karena dapat
menurunkan kepada anggota keluarga yang lain dan dapat
membahayakan apabila penyakit – penyakit tersebut terjadi pada
ibu yang sedang hamil.
23
4. Riwayat obstetric
a. Riwayat Menstruasi. R/ hal yang perlu dikaji : umur
menarche,siklus haid (teratur atau tidak), lama haid,
dysmenorrhea(ya atau tidak) dan HPHT (Haid Pertama Haid
Terakhir). Dengan diketahuinya HPHT maka bidan dapat
menentukan HPLnya (Hari Perkiraan Lahir), usia kehamilan
sehingga keadaan kehamilannya dapat dipantau, terutama untuk
memantau pertambahan BB, TFU (Tinggi Fundus Uteri) dan
frekuensi gerak anak, karena hal tersebut dapat mendukung dalam
penegakkan diagnose kehamilan, selain melalui palpasi dan USG.
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu. R/ mengetahui
apakah ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk atau tidak baik
dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, sehingga bila
memang ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk maka dapat
dipersiapkan tindakan-tindakan untuk pencegahan.
c. Riwayat kehamilan sekarang. R/ hal yang perlu dikaji berapa kali
ibu sudah melakukan ANC, di mana ibu memperoleh ANC, apakah
ibu sudah mendapatkan imunisasi TT dan berapa kali
mendapatkannya, apakah ibu teratur minum tablet tambah darah dan
vitamin yang ibu peroleh setiap kali kontrol, apakah ada keluhan
atau komplikasi selama ibu hamil dan apakah ibu mempunyai
kebiasaan-kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan, merokok, minum
jamu dan alcohol dan sebagainya, sehingga bidan dapat memantau
perkembangan kehamilannya. Pada kehamilan, pemeriksaan ANC
harus lebih sering guna untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan janin yang dikandung.
5. Riwayat KB. R/ mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB
sebelum hamil atau tidak, metode kontrasepsi yang digunakan apa dan
sudah berapa lama ibu menjadi akseptor KB serta rencana KB apa
yang akan digunakan ibu (klien) setelah melahirkan.
24
6. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari. R/ mengetahui apakah ibu
sudah menunjukkan perilaku hidup sehat dalam kehidupannya atau
belum, meliputi :
a. Pola nutrisi. R/ dikaji tentang jenis makanan yang dikonsumsi klien,
apakah ibu hamil (klien) sudah makan teratur 3x sehari atau belum,
apakah sudah mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan menu
seimbang (nasi, lauk-pauk, sayur dan buah) atau belum, karena
asupan nutrisi juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin yang dikandungnya. Berapa kali minum dalam
sehari juga perlu dipertanyakan, hal ini juga dimaksudkan untuk
mencegah keadaan kekurangan cairan.
b. Pola eliminasi. R/ Eliminasi yang dikaji BAB dan BAK. BAB perlu
dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB setiap harinya dan
bagaimana konsistensi warna fecesnya, biasanya pada ibu hamil
kemungkinan besar terkena sembelit karena pengaruh dari hormon
progesterone dan juga warna dari fecesnya terkadang hitam yang
disebabkan oleh tablet Fe yang dikonsumsi selama hamil. BAK
dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK setiap harinya, lancar
atau tidak. Biasanya ibu yang hamil apalagi hamil kembar akan
sering BAK karena adanya penekanan pada kandungan kencing
oleh uterus (TM 1) dan oleh kepala janin (TM II-III).
c. Pola istirahat. R/ mengetahui apakah ibu dapat beristirahat dengan
cukup dan tenang setiap harinya atau tidak, karena dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya apabila tidak
mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.
d. Pola personal hygiene. R/ mengetahui apakah ibu sudah
menerapkan perilaku hidup sehat dalam kehidupannya. Kebersiahan
diri yang paling dan harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah
kebersihan alat kelamin (genetalia), apabila ibu tidak menjaga
genetalia akan memudahkan masuknya kuman ke dalam
kandungan.
25
e. Pola seksual. R/ mengetahui apakah selama hamil ibu melakukan
hubungan seksual atau tidak, karena pada dasarnya hubungan
seksual boleh dilakukan selama hamil, asal umur kehamilan ibu
cukup besar, karena hubungan seksual yang dilakukan pada saat
hamil muda akan sangat berpengaruh terhadap kondisi janin yang
dikandung.
7. Psikologi dan sosiospiritual ibu. R/ mengetahui bagaiman penerimaan
ibu terhadap kehamilannya. Dikaji pula apakah pihak keluarga
mendukung kehamilan ibu, bagaiman hubungan ibu dengan keluarga
dan masyarakat sekitar, apakah ibu mempunyai hewan peliharaan,
karena hewan peliharaan dapat menyebabkan penyakit TORCH pada
ibu hamil yang dapat mengancam janin yang dikandungnya.
2) Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh
Bidan. Data dipreoleh melalui kepekaan bidan selama melakukan
pemerikasaan (Nursalam, 2009). Meliputi :
1. Kesadaran: Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu (compos
mentis atau kesadaran penuh, apatis, somnolens dsb)
2. TTV
Tekanan darah(normal pada orang dewasa 110/60 – 140/90
mm/Hg, pada ibu hamil dengan anemia yaitu 100/60
mmHg(Prawiriharjo)).
Suhu (untuk mengetahui suhu badan, apakah klien ada
peningkatan atau tidak. Batas normal 35,8-37 oC (Madriawat,
2008)
Nadi (untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit,
frekuensi denyut jantung yang teratur kira-kira 70 kali/menit
dengan rentang antara 60-100 kali/menit (Mandriwati, 2008))
Respirasi (dapat diobservasi dari frekuensi permenit, kedalama,
keteraturan, dan tanda-tanda yang menyertai, seperti bunyi nafas
dan bau nafas (Johnson Dan Taylor, 2005) frekuensi pernafasan
26
dalam keadaan istirahat pada yaitu 12-20 kali/menit (Mandriawati,
2008))
3. Berat badan sekarang: mengetahui perubahan berat badan ibu dan
untuk mengetahui status gizi klien
4. IMT: kenaikan minimal pada ibu hamil untuk menentukan status
gizi ibu hamil
27
b. Dada dan payudara : saat klien berbaring, lakukan palpasi
secara sistemis dari arah payudara dan aksila, kemungkinan
terdapat: massa atau pembesaran pembuluh limfe.
c. Abdomen: ukur TFU, mencari tahu letak, presentasi, posisi,
kehamilan ganda dan penurunan kepala janin.
Leopold I: untuk menentukan usia kehamilan dan apa yang ada
dalam fundus.
TFU UK (minggu)
3 jari atas simpisis 12
Pertengahan simpisis- 16
pusat
3 jari bawah pusat 20
Setinggi pusat 24
3 jari atas pusat 28
Pertengahan pusat-px 32
3 jari bawah px 36
Pertengahan pusat-px 40
28
Indonesia, wanita hamil diperiksa urinenya untuk mengetahui kadar
protein dan glukosanya, diperiksa darahnya untuk mengetahui faktor
Rh (Rhesus), golongan darah, Hb, dan penyakit rubella (Hanni, 2010).
1. Pemeriksaan panggul luar : pemeriksaan panggul amatlah penting
terutama pada primigravida, karena panggulnya belum pernah
teruji (Hani, 2010)
2. Laboratorium
Darah: Hb minimal 10,5 %, < 10 % anemia
Urin: untuk mengetahui kandungan urin ibu apakah ada
proteinuria.
3. USG : Diperlukan untuk pemantauan kesejahteraan janin dan
mengetahui keadaan plasenta, cairan amnion, dan usia kehamilan.
2.2.2 Interpretasi Data (Diagnosis, Masalah,Kebutuhan)
29
Mengidentifikasi diagnose potensial atau masalah potensial berdasarkan
diagnose yang sudah didentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap mencegah diganosa ini menjadi benar-benar terjadi.
Rencana secara menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan sepenuhnya
oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehaatan lainnya.
meskipun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya, memastikan lamgkah-langkah tersebut
benar-benar terlaksana.
2.2.7 Evaluasi
30
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
kebutuhan yang telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Dapat ditulis di
catatan perkembangan dan evaluasi dengan dokumentasi
S: (Data subjektif)
O: (Data Objektif)
A: (Hasil analisis diagnose masalah)
P: (Penatalaksanaan yang dilakukan)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kunjungan : Ulang
Pendamping Ibu : Suami
Rujukan : Tidak
Diagnosa Rujukan: -
DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Ibu Bapak
31
Nama : Ny. KS Nama : Tn. KA
Umur : 31 Tahun Umur : 34 Tahun
Suku Bangsa : Bali Suku Bangsa : Bali
Agama : Hindu Agama : Hindu
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wirausaha Pekerjaan : Proyek
Alamat Rumah : Jl. Diponogoro, No. 39, Br. Pesangaran Alamat Rumah : Jl. Diponogoro, No. 39, Br.
Pesangaran
1. Keluhan/alasan memeriksakan diri : Ibu mengatakan melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan
kehamilan rutin, ibu mengatakan tidak ada keluhan
2. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 13 tahun, Siklus haid : teratur 28-30 hari, Volume:2-3 x ganti pembalut/ hari, lama haid: 2-3
hari, sifat darah encer, tidak ada keluhan saat haid, HPHT: 05/03/2022, TP: 12/12/2022
7. Kebutuhan Psikologis
Perasaan Ibu Terhadap Kehamilan : Senang
Trauma dalam Kehidupan : Tidak Ada
Konsultasi dengan Psikologis : Tidak Ada
8. Kebutuhan Sosial
a. Hubungan dengan Keluarga : Baik
b. Dukungan yang Diterima : Baik
c. Hubungan dengan Lingkungan Tempat Tinggal : Baik
d. Hubungan dengan Lingkungan Tempat Kerja: Baik
e. Masalah Perkawinan : Tidak Ada
f. Mengalami Kekerasan Fisik : Tidak Ada
g. Mencederai Diri atau Orang Lain : Tidak Ada
h. Pengambilan Keputusan : Ayah
9. Kebutuhan Spiritual
Keluhan Ibu saat Beribadah :Tidak ada , ibu beribadah menurut agama Hindu
10. Perilaku dan Gaya Hidup
Tidak pernah diurut dukun, perokok aktif/pasif ,minum obat tanpa resep dokter, minum minuman keras,
traveling, ganja/napza minum jamu
11. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit yang pernah diderita Ibu : Ibu tidak pernah menderita penyakit
Kardiovaskuler, asma , hipertensi, epilepsi, DM, TORCH, hepatitis, PMS dan tidak pernah operasi
b. Riwayat penyakit yang sedang diderita Ibu : Ibu tidak sedang menderita penyakit
Kardiovaskuler, asma, hipertensi, epilepsi, DM, TORCH , hepatitis, PMS
c. Riwayat penyakit keluarga yang menurun : keluarga tidak ada yang menderita penyakit
Kanker, asma, hipertensi, epilepsy, DM, alergi, hepatitis, penyakit jiwa
d. Riwayat penyakit kandungan : Ibu tidak pernah menderita penyakit kandungan seperti
Tumor, kista, mioma, kanker, PID, Kutu rambut kelamin
33
12. Keluhan-keluhan yang pernah dirasakan : saat trimester I ibu merasakan keluhan mual, pusing dan saat
trimester II ini ibu pernah merasakan perut bagian bawah kram.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum :
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB awal sebelum hamil : 51 kg TB : 155 cm
BB saat ini : 58 kg IMT : 21,2
LiLa : 24 cm
1. Tanda Vital :
34
TD 1 : 110/70 mmHg MAP : 83,3
TD 2 : 80/60 mmHg ROT : 10
Nadi : 82 kali/menit
KU : baik
Kesadaran : composmentis GCS : E :4 V : 5 M : 6
BB : 46 kg, TB : 148 cm, TD : 100/70 mmHg RR : 24 x/menit Suhu aksila : 36,8 °C Lila : 24 cm
Postur : Normal
Berat badan saat pemeriksaan sebelumnya : 44,5 Kg
Penilaian Nyeri
Nyeri : Tidak ada
2. Pemeriksaan Fisik
3. Kepala : Simetris
4. Rambut : Bersih
5. Wajah : Normal, tidak odema
6. Mata
7. Konjungtiva : Merah Muda
8. Sklera : Putih
9. Hidung : Bersih, tidak ada pengeluaran
10. Mulut
Bibir : Merah Muda
11. Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran
12. Leher
13. Kelenjar Limfe : Normal
14. Kelenjar Tiroid : Normal
15. Vena Jugularis : Normal
16. Payudara
17. Bentuk : Simetris
18. Putting : Menonjol
19. Pengeluaran : Tidak Ada
20. Kebersihan : Baik
21. Dada
Bentuk : Simetris, tidak ada retraksi
22. Perut
23. Inspeksi
24. Luka bekas operasi : Tidak
25. Striae : Albican dan Linea Nigra
26. Kelainan : tidak ada
27. Palpasi
28. Tinggi fundus uteri (cm) : Mcd: 24 cm
29. Taksiran berat janin (gram) : 1860 gram
30. Palpasi Leopold
Leopold I : TFU: 2 jari atas pusat
35
32. Kondisi/kelainan lain: tidak ada
m. Ekstremitas bawah
Tungkai : Simetris
Oedema : tidak odema
Reflek Patela : +/+
Varises : tidak ada
Kondisi/kelainan lain: tidak ada
3 3. Pemeriksaan Khusus
Rot : 20 (-)
MAP : 80 (-)
IMT : 21,9 (-)
Skrining PE: Negatif
33. USG
Tanggal: 1 September 2022
pemeriksaan USG dengan hasil sebagai berikut:
AC
FL
FHB: + 25 Minggu 6 Hari T/H Intrauterine
FM: +
EFW: 1100 gram
AFI: Cukup
ANALISIS
Ny. KS Umur 31 Tahun G3P2002 UK 26 Minggu 2 Hari T/H Intrauterine
Masalah :
1. Ibu belum mengetahui pola istirahat yang cukup saat kehamilan
2. Ibu tidak tahu bahaya perdarahan pervaginam saat kehamilan trimester II
PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami mengenai hasil pemeriksaan, Ibu dan
suami mengerti dan dapat menerima penjelasan.
36
2. Memberikan KIE kepada Ibu mengenai:
a. Menganjurkan ibu untuk merubah pola istirahatnya sekarang yaitu dengan istirahat siang tidur atau
berbaring 1-2 jam, serta istirahat malam minimal 6-7 jam; Ibu mengerti dan bersedia akan merubah
pola istirahatnya.
b. mengkonsumsi beragam makanan dengan pola gizi seimbang terdiri dari karbohidrat (seperti nasi,
jagung, ubi), protein (tahu, tempe, ikan, ayam, daging, telor, hati), vitamin dan mineral (buah dan
sayur seperti bayam, alpukat). Menganjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan cairan dengan minum
air ± 10 gelas/hari dan minum susu sehari minimal sekali. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
dan bersedia melaksanakan anjuran yang telah disampaikan.
c. Tanda bahaya hamil TW II, yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, pengelihatan
yang kabur, bengak di wajah dan jari tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan janin yang
berkurang, nyeri perut yang hebat, dan bila mengalami salah satu dari hal tersebut, ibu disarankan
untuk kontrol, ibu mengerti dan dapat menerima penjelasan.
d. Menganjurkan ibu untuk mengikuti kelas yoga di PMB Made Sri Devi Indrawati setiap hari Sabtu
pukul 16.00 wita, ibu bersedia dan mengatakan ingin mengikuti yoga.
3. Memberian suplemen Vitonal F 1 x 1, sejumlah XXX dengan kandungan Vitamin B1 1,6 mg, Vitamin
B12 10 mcg, Vitamin C 100 mg, Vitamin D3 400 IU, Vitamin B2 1,8 mg, Vitamin B6 HCl 2,2 mg, Fe
Fumarate 91 mg, Zinc 10 mg, Copper 0,2 mg, Manganese 0,2 mg dan Asam Folat 400 cmg. Ibu
bersedia mengkonsumsi suplemen yang diberikan.
4. Menganjurkan Ibu ntuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu pada tanggal 8 Oktober 2022
atau jika ada keluhan. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
5. Melakukan Pendokumentasian, hasil terlampir pada buku KIA dan kartu ibu
37
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
38
kehamilan berangsur akan membaik pada TM II, dan keluhan kembali muncul
saat uterus mulai membesar dan timbul his di TM III.
Pengkajian data objektif didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
Ny.KS dalam batas normal, telah dilakukan skrining PE dengan MAP, ROT dan
IMT. Hasil yang didapat IMT 21,9 tergolong normal dengan rentang 18,5-25,0.
Menurut WHO Pemeriksaan tekanan darah pertama 100/70 mmHg dalam posisi
terlentang dan kedua 80/50 mmHg posisi miring. Hasil perhitungan MAP : 80
dan ROT : selisih diastole 20 dapat disimpulkan bahwa saat ini tidak ada
diagnosis ibu mengarah pada pre eklampsia.
Preeklampsia terjadi karena peningkatan reaktivitas vaskuler yang mulai
muncul pada usia kehamilan 20 minggu, hipertensi umumnya terdeteksi pada
trimester II. Skrining mendeteksi adanya pre eklampsi dilakukan saat usia
kehamilan diatas 20 minggu. Hal ini dikarenakan tingginya tekanan darah pada
preeklampsia bersifat labil dan mengikuti irama sirkadian normal. Peningkatan
tekanan darah dikarenakan vasospasme menyeluruh dengan ukuran tekanan darah
> 140/90 mmHg selang 6 jam (Prawihardjo, 2009).
Pemeriksaan fisik didapatkan tinggi fundus uteri berada 2 jari atas pusat,
hal ini menunjukkan usia kehamilan Ny. KS adalah 26 minggu, Mcd 24 cm
dengan hasil perhitungan TBJ (Johnson) 1860 gram, secara keseluruhan
perubahan yang terjadi dalam kehamilan Ny.ML sesuai dengan UKnya dalam
trimester II. Pemeriksaan penunjang didapatkan nilai HB yaitu 12,2 gr % yang
merupakan nilai normal Hb ibu hamil pada trimester II yaitu 10,5-14,5 menurut
WHO.
Diagnosa, masalah dan kebutuhan sudah sesuai dengan kasus dan teori
sehingga tidak didapatkan adanya kesenjangan dalam melakukan analisis anatara
kasus dan teori. Berdasarkan pengkajian dari data subyektif dan obyektif, maka
dapat ditegakkan diagnosa G3P2002 UK 26 minggu 2 hari, tunggal, hidup,
intrauterine, keadaan ibu dan janin baik. Pada usia kehamilan tersebut letak janin
belum pasti karena janin masih dapat berubah posisi sampai memasuki usia 36
minggu normalnya yaitu letak kepala.
40
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
41
tergantung pada keadaan pasien sehingga penatalaksanaannya disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan tetap mengutamakan asuhan sayang ibu.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
42
Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1. Jakarta :
EGC.
Yeyeh, Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Jakarta: CV Trans
Info Media
43