Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN HOLISTIK

KEHAMILAN FISIOLOGIS PADA NY. KS UMUR


31 TAHUN G3P2002 UK 26 MINGGU 2 HARI
T/H INTRAUTERINE
DI PMB MADE SRI DEVI INDRAWATI S.KEB.,BD
TANGGAL 8 SEPTEMBER 2022

Oleh :
NI LUH GEDE LISA UTAMI DEWI
P07124322006

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI PROFESI BIDAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN HOLISTIK KEHAMILAN


FISIOLOGIS PADA NY. KS UMUR
31 TAHUN G3P2002 UK 26 MINGGU 2 HARI
T/H INTRAUTERINE

DI PMB MADE SRI DEVI INDRAWATI S.KEB.,BD


TANGGAL 8 SEPTEMBER 2022

Telah disahkan,
Denpasar, 30 September 2022

Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

Dr. Ni Wayan Ariyani, SST.,M.Keb Made Sri Devi Indrawati, S. Keb.,Bd.


NIP. 197411252003122002

MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

Ni Wayan Armini, SST., M.Keb


NIP. 198101302002122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Akhir Praktik Kebidanan
Holistik Kehamilan Fisiologis”.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan,
semangat, bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyusun laporan ini,
pihak-pihak tersebut yaitu:
1. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T, M.Biomed sebagai Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ni Wayan Armini, SST., M.Keb sebagai Ketua Program Studi Profesi Bidan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
3. Dr. Ni Wayan Ariyani, SST.,M.Keb sebagai Pembimbing Institusi dalam
Praktik Kebidanan Holistik Kehamilan Fisiologis.
4. Made Sri Devi Indrawati, S. Keb., Bd sebagai pembimbing lapangan dalam
Praktik Kebidanan Holistik Kehamilan Fisiologis.
5. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan yang nantinya
dapat dipergunakan untuk menyempurnakan laporan selanjutnya. Dengan
demikian laporan ini penulis susun semoga dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu
melimpahakan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan menyelesaikan laporan ini.

Denpasar, September 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................2
E. Waktu dan Tempat..................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI..............................................................................4
A. Konsep Dasar Kehamilan.......................................................................4
B. Konsep Kehamilan Resiko Tinggi........................................................ 17
C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis......... 21
BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN KASUS...............................................................37
BAB V SIMPULAN......................................................................................40
A. Simpulan...................................................................................................40
B. Saran.........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Usia


kehamilan normal berkisar 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan dan triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan.
Terjadi perubahan anatomi, fisiologi, dan psikologi selama masa kehamilan
(Prawiroharjo, 2008).
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih terbilang tinggi,
berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) 359/100.000 kelahiran hidup
sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan sedikit dari
tahun 2007 yaitu 32/1.000 kelahiran hidup. Target Millenium Development
Goals (MDG’s) 2015 menyangkut AKI dan AKB di Indonesia diharapkan
menurun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan 23/kelahiran hidup.
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan selama kehamilan (Saifuddin, 2009). Antenatal care
sebagai upaya mendeteksi dini adanya kehamilan yang beresiko sebagai salah
satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat
menurunkan angka kematian ibu.
Peran bidan sangat penting dalam upaya penurunan AKI dan AKB.
Menurut Walsh (2008), asuhan kebidanan adalah pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari
pengkajian, perumusan diagnosa, atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi evaluasi, pencatatan asuhan kebidanan.
Bidan mempunyai peran yang sangat strategis. Hal ini dikarenakan
bidan mempunyai kapasitas untuk memudahkan akses pelayanan persalinan,

1
promosi dan pendidikan/konseling kesehatan ibu dan anak, serta melakukan
deteksi dini pada kasus-kasus rujukan. Asuhan pada ibu hamil diharapkan
dapat membantu proses penyesuaian selama kehamilan sehingga bisa berjalan
normal tanpa adanya masalah atau penyulit. Pelayanan asuhan antenatal care
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis Pada Ny. KS Umur


31 Tahun G3P2002 UK 26 Minggu 2 Hari T/H Intrauterine ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanankan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis


trimester II dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan manajemen
varney dan pendokumentasian menggunakan SOAP.
2. Tujuan Khusus

Mengembangkan pola pikir ke dalam proses asuhan kebidanan pada


kehamilan dan menerapkannya, diharapkan mampu:
1. Melaksanakan pengkajian data fokus secara subjektif dan objektif.
2. Mengidentifikasi dan mengintrepretasi data terhadap diagnosa
masalah.
3. Melakukan penatalaksanaan dan mengevaluasi asuhan kebidanan yang
telah dilakukan.
4. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.
5. Menganalisa dan membahas kasus.
D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

2
Menerapkan ilmu dan melaksanakan asuhan kebidanan secara
langsung pada ibu hamil khususnya memberikan pelayanan antenatal
care.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada
asuhan kebidanan ibu hamil fisiologis terkhusus trimester II.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Mengetahui perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada
kehamilan secara normal sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk
memperhatikan kehamilannya.
4. Bagi lahan Praktek
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu
menjaga mutu pelayanan

E. Waktu dan Tempat


PK Holistik Kebidanan kehamilan Fisiologis ini dilaksanakan di
PMB Made Sri Devi Indrawati, S.Keb.Bd pada 5 -30 September 2022

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
spermatozoa dan ovum, dilanjutkan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan
dan perkembangan janin intra uterine dimulai sejak konsepsi berakhir
sampai permulaan persalinan (Hanafiah, 2008).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai
9 bulan (Prawiroharjo, 2008). Kehamilan dikatakan normal apabila ibu
sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sesuai dengan usia
kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboratorium normal (Saifuddin, 2014).
2.1.2 Pembagian Kehamilan
1. Trimester pertama : dimulai dari konsepsi sampai sebelum minggu ke
12
2. Trimester kedua : antara minggu 12-28
3. Trimester ketiga : antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36
(Saifuddin, 2014).
2.1.3 Perubahan Fisiologis pada kehamilan trimester II
Selama kehamilan terjadi perubahan ibu dan janin. Janin berkembang dari 2
sel ke satu bentuk yang akan mampu hidup di luar uterus. Perubahan yang terjadi
yaitu:
1. Sistem reproduksi

4
a. Uterus : Memasuki bulan ke-4 fundus berada ditengah antara
simpisis dan pusat, sekresi vagina meningkat tetapi tetap normal
jika tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3 jari dibawah
pusat, payudara mulai sekresi kolostrum, kantung ketuban
menampung 400 ml cairan. Bulan ke 6 fundus sudah setara atau
diatas pusat, sakit punggung dan kram pada kaki mungkin melai
terjadi, mengalami gatal-gatal pada abdomen karena uterus dan
kulit merenggang (Mochtar, 2012).
b. Serviks : Pada awal trimester ini, berkas kolagen kurang kuat
terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen
secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos dan jaringan elastis,
serabut kolagen bersatu dengan arah pararel terhadap sesamanya
sehingga serviks menjadi lebih lunak tetapi tetap mampu
mempertahankan kehamilan.
c. Vagina : Pada kehamilan trimester kedua terjadinya peningkatan
cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya
jernih, pada saat ini biasanya agak kental dan mendekati
persalinan agak cair. Yang terpenting adalah tetap menjaga
kebersihan. Hubungi dokter atau tenaga kesehatan lain, jika cairan
berbau, terasa gatal, dan sakit.
2. Payudara
Trimester kedua, payudara akan semakin membesar dan
mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut dengan
colustrum. Keluarnya cairan dari payudara itu yaitu colostrums adalah
makanan bayi pertama yang kaya akan protein, colostrums ini akan
keluar bila putting dipencet. Areola payudara makin hitam karena
hiperpigmentasi. Glandula Montgomery makin tampak menonjol di
permukaan areola mamae (Mochtar, 2012).
3. Sistem perkemihan
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi
eliminasi dan produksi urine dalam tubuh.Sistem ini juga dianggap
penting yang berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan

5
elektrolit serta tekanan darah. Pada kehamilan Ginjal berfungsi untuk
mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang dihasilkan akibat
peningkatan volume darah dan curah jantung juga produk metabolisme
tetapi juga menjadi organ utama yang mensekresi produk sisa dari
janin. Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan semakin nyata pada
Trimester II kehamilan yang bisa meningkatkan resiko infeksi saluran
kemih.
Ureter Merupakan saluran yang menghubungkan dari Ren menuju
ke vesika Urinaria. Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal
atau ganda yang tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan
sinar-X. Pada Trimester II volume ureter mungkin meningkat 25 kali
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil,equivalen dengan
peningkatan 300 ml Urine. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri
mengalami pembesaran karena pengaruh progesteron. Akan
tetapi,ureter kanan lebih lebih membesar karena lebih banyak
mendapat tekanan dibandingkan dengan ureter kiri.Hal ini disebabkan
karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau karena orang
banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh.
Vesika urinaria merupakan kantong muskulomembran berfungsi
menampung urine. Karena pembesaran uterus selama Trimester II
kehamilan,kandung kemih terdorong ke arah anterior dan superior.
Perpindahan ini mengubah letak intravesikuler ureter, menyebabkan
regurgitasi urin ke Ureter saat berkemih (Prawirohardjo, 2010).
4. Sistem pencernaan
Wanita hamil sering mengeluhkan perubahan nafsu makan, jumlah
dan jenis makanan yang dikonsumsi, dan toleransinya terhadap
makanan tertentu. Beberapa perubahan dipengaruhi faktor sosial
budaya, faktor anatomi dan pengaruh hormon pada saluran pencernaan
mengubah fungsi-fungsi yang biasa dijalankan oleh sistem pencernaan
diantaranya :
a. Relaksasi otot polos karena pengaruh progesteron menyebabkan
penurunan tonus dan motilitas usus.Penurunan motilitas lebih jauh

6
dipengaruhi oleh penurunan motilitin,sutu hormon
peptida.Penurunan pada tonus menimbulkan perpanjangan waktu
transit, yang akan makin lama seiring dengan berkembangnya
kehamilan
b. Penurunan motilitas dan memanjangnya waktu transit di kolon
menyebabkan peningkatan absorbsi air, yang kemudian
meningkatkan resiko terjadinya konstipasi. Hemoroid biasa terjadi
selama kehamilan. Disebabkan oleh relaksasi dinding pembuluh
darah sekunder akibat peningkatan progesteron, dan penekanan
vena oleh berat dan ukuran uterus yang makin membesar. Usaha
mengejan pada saat defekasi karena adanya konstipasi juga
berperan terhadap munculnya hemoroid. (Prawirohardjo, 2010).
5. Sistem musculoskeletal
Kehamilan Trimester I belum terjadi lordosis hanya nyeri pada
punggung. Trimester II sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis
menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi
sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya,
yang diperkirakan karena pengaruh hormonal yaitu pada peningkatan
hormon estrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan yang dapat
mengakibatkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan
persendian dan menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung
6. Sistem kardiovaskular
Pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena
cava inferior dan aorta bawah ketika dalam posisi terlentang.
Penekanan vena cava inforior akan mengurangi darah balik vena ke
jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac output
sehingga menyebabkan hipotensi arterial. Penekanan aorta juga
mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester
terakhir posisi terlentang membuat fungsi ginjal menurun jika

7
dibandingkan posisi miring. Tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi
terlentang di akhir kehamilan (Prawirohardjo,2010).
Eritropoetin ginjal akan meningkatan jumlah sel darah merah
sebanyak 20-30% tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume
plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan
konsentrasi hemoglobin dari 15g/dl menjadi 12,5g/dl, dan pada 6%
perempuan bisa mencapai dibawah 11g/dl. Pada kehamilan lanjut
kadar lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi dari pada
hopervolemia, jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan
cadangan dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu
selama kehamilan sehingga penambahan asupan zat basi dan asam
folat dapat membantu mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan
zat besi selama kehamilan lebih kurang 1000mg atau rata rata 6-7
mg/hari. Hipervolemia selama kehamilan berfungsi :
a. Menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi system
vascular.
b. Melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus
balik vena dalam posisi terlentang dan berdiri.
c. Menjaga ibu dari efek kehilangan darah banyak saat persalinan.
Terjadi suatu ”auto-transfusi” dari system vaskularisasi dengan
mengompensasi kehilangan darah 500-600 ml pada persalinan
pervaginan tunggal atau 1000 ml pada persalinan dengan seksio
caesaria atau persalinan pervaginam gemeli.
Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu
setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010).
7. Sistem integument
Perubahan system integument pada kehamilan,salah satu
perubahan besar yang mengalami selama kehamilan adalah cara itu
harus meregangkan pada tingkat cepat mustahil. Sekitar 50 persen
hingga 90 persen perempuan tidak mampu menahan peregangan yang
sangat besar ini, dan hal itu menyebabkan terjadi pada kulit di
payudara, lengan, paha, pinggul dan pantat. Pada kulit perut akan

8
terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan juga kadang
mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan
nama striae gravidarum. Pada banyak perempuan kluit di garis
pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam
kecoklatan disebut dengan line nigra. Perubahan ini dihasilkan dari
cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal penyebab
pastinya belum diketahui. Estrogen dan progesteron diketahui
mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi
faktor pendorongnya (Prawirohardjo, 2010).

2.1.4 Perubahan Psikologis


Menurut teori Rubin, perubahan psikologi yang terjadi :
1. Trimester I: Meliputi ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir.
2. Trimester II: Perubahan meliputi perasaan lebih nyaman serta
kebutuhan mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin
meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri.
Terdapat 2 fase perubahan psikologis pada trimester kedua. Fase
pertama yaitu fase prequickening, dimana pada fase ini ibu menganalis
dan mengevaluasi segala hubungan interpersonal yang telah terjadi.
Proses ini akan menjadi dasar bagaimana calon ibu mengembangkan
hubungan dengan anak yang akan dilahirkan. Pada trimester kedua,
calon ibu sudah dapat menerima kehamilannya. Fase kedua yaitu
postquickening yaitu ibu hamil fokus pada kehamilan dan persiapan
untuk menyambut kahirnya bayi. Pergerakan yang dirasakan dapat
membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu
yang terpisah dengannya dan menyebabkan ibu terfokus pada bayinya.
3. Trimester III: Perubahan yang terjadi meliputi memiliki perasaan aneh,
sembrono, lebih introvert, dan merefleksikan pengalaman masa lalu
(Saminem,2009).
2.1.5 Ketidaknyamanan dalam kehamilan trimester II
1. Nyeri Perut bagian bawah

9
Nyeri perut bagian bawah biasanya dikeluhkan 10-30% ibu hamil
pada akhir trimester I atau ketika memasuki trimester II. Keluhan ini
biasanya terasa lebih pada ibu multigravida disebabkan karena
tertariknya ligamentum, sehingga menimbulkan nyeri seperti kram
ringan dan atau terasa seperti tusukan yang lebih terasa akibat gerakan
tiba-tiba, dibagian perut bawah. Nyeri perut bawah disebabkan oleh
semakin membesarnya uterus sehingga keluar dari rongga panggul
menuju rongga abdomen. Keadan ini berakibat pada tertariknya
ligament-ligamen uterus seiring dengan pembesaran terjadi yang
menimbulkan rasa tidak nyaman di bagian perut bawah.
2. Varises pada kaki dan vulva
Varises kaki dan vulva disebabkan karena Kongesti vena dalam
vena bagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan karena
tekanan dari uterus yang hamil, kerapuhan jaringan elastis yang
diakibatkan oleh estrogen dan dapat juga disebabkan karena
kecenderungan bawaan keluarga (faktor usia, dan lama berdiri).
3. Sembelit atau susah buang air besar
Sembelit/susah buang air besar banyak dialami wanita hamil
menginjak usia kehamilan trimester II. Ketidak nyamanan ini
disebabkan peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic
usus menjadi lambat, penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi
otot-otot polos usus besar, penyerapan air dari kolon meningkat efek
samping penggunaan suplemen zat besi.
4. Sesak nafas atau hiperventilasi
Sesak nafas terjadi dipengaruhi peningkatan kadar progesteron
berpengaruh secara langsung pada pusat pernafasan untuk menurunkan
kadar CO2 serta meningkatkan kadar CO2, meningkatkan aktifitas
metabolik, meningkatkan kadar CO2, selain itu disebabkan karena
uterus membesar dan menekan diafragma.
5. Keputihan

10
Keputihan terjadi karena Hiperplasia mukosa vagina dan terjadi
Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervikal sebagai akibat
dari peningkatan kadar estrogen.
6. Kram kaki
Kram kaki dapat terjadi karena kejang pada otot betis atau otot
telapak kaki, diduga adanya ketidakseimbangan mineral di dalam
tubuh ibu yang memicu gangguan pada system persarafan otot-otot
tubuh, kelelahan yang berkepanjangan, serta tekanan rahim pada
beberapa titik persarafan yang berhubungan dengan saraf-saraf kaki.
2.1.6 Tanda bahaya kehamilan trimester II
1. Abortus
a. Abortus imminens. Perdarahan berkelanjutan pada kehamilan
muda, namun pada tes kehamilan menunjukkan hasil positif. Janin
masih dapat dicegah dengan memberikan terapi hormonal dan
antispasmodic serta istirahat. Apabila beberapa minggu ternayata
perdarahan masih ditemukan dan dalam kedua kali tes kehamilan
menunjukkan hasil yang negative, maka dilakukan kuretase karena
hal itu menandakan abortus telah terjadi (Sulistyawati, 2011).
b. Abortus insipiens. Abortus insipient terjadi apabila ditemukan
pendarahan pada kehamilan muda diserta dengan membukanya
ostium uteri dan terabanya selaput ketuban. Penanganannya sama
dengan abortus inkompletus (Sulistyawati, 2011).
c. Abortus Habiatus. Abortus yang terjadi berturut-turut selama lebih
dari tiga kali (Sulistyawati, 2011).
d. Abortus kompletus. Perdarahan yang terjadi menyebabkan janin
keluar kecuali desidua dan plasenta. Gejalanya meliputi amenore,
sakit perut karena kontraksi, perdarahan, ostium yang terbuka, dan
kadang masih teraba jaringan serta ukuran uterus masih kecil dari
kehamilannya (Sulistyawati, 2011).
e. Abortus inkompletus. Perdarahan pervaginam disertai dengan
pengeluaran seluruh hasil konsepsi (janin atau desisua) sehingga
rahim dalam keadaan kosong (Sulistyawati, 2011).

11
2. Kehamilan Mola
Kehamilan mola merupakan kehamilan jonjot korion (chorionic
villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil
mengandung cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan. Hal
ini merupakan bentuk neoplasma trofobls yang jinak (benign). Gejala
kehamilan mola antara lain : Mual dan muntah berlebihan, toksemia
gravidarum meliputi (pusing,, tekanan darah tinggi, gangguang
penglihatan), perdarahan, besar uterus tidak sesuai dengan usia
kehamilan, keluar jaringan mola tetapi tidak selalu ditemukan, Mola
face (pucat atau kekuning-kuningan pada wajah).
3. Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai
dengan pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya perdarahan
pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang akibat dari
perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan.
Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus,
misscarriage, early pregnancy loss (Hadijanto, 2008).
4. Selaput kelopak mata pucat
Salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan
III. Dan Hb<10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang
keduanya saling berinteraksi.(Mochtar,2012)
5. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah.Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan.Menurut SDKI tahun 2007 penyebab
kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu (Saifuddin, 2008, p.249)
2.1.7 Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

12
ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah periksaan kehamilan
untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan
kesehatan reproduksi secara wajar. Tujuan utama ANC untuk
menurunkan/mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal, dan
tujuan khusus ANC :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tubuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan
sosial ibu.
3. Mengenal secara dini adanya, ketidak normalan, komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara,
umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu dan bayinya dengan trauma semenimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
2.1.8 Standar pelayananan ANC
1. Timbang berat badan

Total pertambahan berat badan pada kehamilan normal 11,5-15


kg/tidak boleh lebih dari ½ kg per minggu, dilakukan setiap kali
kunjungan untuk mengetahui pertambahan berat badan ibu. Normalnya
kenaikan BB TM I 1-2 kg, TM II 5kg, TM III tidak boleh naik 0.5 kg
tiap minggu. Normalnya BB selama kehamilan meningkat 10-12 kg.

Tabel 2.1 Kenaikan berat badan berdasarkan status gizi


Status gizi berdasarkan IMT Kenaikan berat badan (kg)
Gizi kurang < 19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Gizi lebih > 26-29 7-11,5

13
Obese > 29 6

2. Ukur tekanan darah

Normalnya 110/70-120/80 mmHg guna mendeteksi ada/tidaknya


eklampsi (tekanan darah > 140/90 mmHg)

3. Ukur tinggi fundus uteri

TFU diukur memakai aturan leopold I atau pita ukur, prosedur leopold
I : Kaki pasien dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, pemeriksaan
berdiri di sebelah kanan dan melihat ke arah muka pasien, rahim di
bawah ke tengah, tinggi fundus uteri ditentukan. Sebelum bulan ketiga
fundus uteri belum bisa diraba dari luar.
a. Akhir bulan III (12 minggu) fundus uteri 1-2 jari di atas sympisis.
b. Akhir bulan IV (16 minggu) pertengahan antara sympisis pusat.
c. Akhir bulan V (20 minggu) 3 jari bawah pusat.
d. Akhir bulan VI (24 minggu) setinggi pusat.
e. Akhir bulan VII (28 minggu) 3 jari atas pusat.
f. Akhir bulan VIII (32 minggu) pertengahan prosesous xyfoidus dan
pusat.
g. Akhir bulan IX (36 minggu) sampai arkus costarum/2 jari bawah
pusat.
h. Akhir bulan X (40 minggu) pertangahn px dan pusat.
4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toxoid) lengkap

Imunisasi TT adalah proses membangun kekebalan sebagai upaya


pencegahan terhadap infeksi tetanus neonatorum. Vaksin Tetanus yaitu
toksin kuman tetanus yang dilemahkan dan dimurnikan. Tabel 2.2
Interval dan Perlindungan Imunisasi TT :
Interval Selang waktu Lama perlindungan %
minimal perlindungan
Antigen
TT1 Pd kunjungan. I -

14
TT2 4 minggu setelah TT1 3 th 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 th 95
TT4 1 th setelah TT3 10 th 99
TT5 1 th setelah TT4 25 th/ seumur hidup 99
5. Pemberian tablet besi FE

Pemberian Fe penting bagi ibu dengan anemia tetapi pada ibu


dengan kadar Hb yang normal, pengaturan diet menjadi solusi yang
tepat. Fe adalah mineral yang ditemukan dibanyak protein dan enzim
yang dibutuhkan tubuh. Sebagian besar fe dapat ditemukan di
hemoglobin. Hemoglobin mengangkat oksigen pada jaringan dan
organ dalam tubuh, jika Fe tidak cukup maka jumlah hemoglobin
menurun sehingga suplai oksigen akan terganggu. Tablet Fe yang
tersedia di puskesmas saat ini berisi 60 mg besi elemental dan 250µg
asam folat.
6. Tes terhadap PMS. Pemeriksaan darah perlu dilakukan saat kehamilan
trimester I yaitu rhesus, anemia, rubella, hepatitis B, sifilis, HIV,
vaginosis, kandidiasis, maupun penyakit menular seksual lainnya.
7. Temu wicara dalam rangka persalinan rujukan. Menjelaskan hasil
pemeriksaan dan prosedur rujukan secara jelas.

8. Tentukan presentasi janin dan hitung DJJ

Presentasi janin dapat berupa presentasi kepala, presentasi bokong,


presentasi kaki. Angka DJJ normal yaitu 120-160 x/ menit.

9. Tetapkan status gizi

Status gizi diukur melalui Lingkar Lengan Atas (Lila). Jika < 23,5
maka termasuk KEK. Tabel 2.3 Klasifikasi BMI menurut WHO
(2005)
Kategori BMI (kg/m2) Risiko Penyakit
Penyerta
Underweight < 18.5 kg/m2 Rendah (tetapi risiko
terhadap masalah-

15
masalah klinis lain
meningkat)
Batas Normal 18.5 – 24.9 kg/m2 Rata-rata
Overweight: > 25
Pre-obese 25.0 – 29.9 kg/m2 Meningkat
Obese I 30.0 – 34.9kg/m2 Sedang
Obese II 35.0 – 39.9 kg/m2 Berbahaya
Obese III > 40.0 kg/m2 Sangat Berbahaya

BMI atau Body Mass Index (Indeks Massa Tubuh) merupakan


pengukuran yang membandingkan berat badan dengan tinggi badan,
bermanfaat mengukur persentase lemak tubuh dan mengestimasikan
berat badan yang ideal. Teknik ini ditemukan pada pertengahan abad
ke-10 di Belgia oleh Lambert Adolphe Jacques Quetelet. Melalui
kualitas berat seseorang, BMI membantu untuk menganalisa ukuran
tubuh secara keseluruhan dan bahkan bisa membantu dalam
mengidentifikasi kemungkinan adanya penyakit tertentu. Rumus BMI
yaitu = BERAT BADAN (KG)/TINGGI (m)2

10. Tatalaksana kasus


Tatalaksana kasus yang dapat dideteksi dengan menggunakan kartu
skor poedji rochjati untuk merencanakan persalinan berdasarkan faktor
risiko.
2.1.9 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu
dan anak minimal 4 kali selama kehamilan dalam waktu : (Saifuddin,2014).
a. Trimester I : 1 x kunjungan (sebelum 12 minggu).
b. Trimester II : 1x kunjungan (12-28 minggu).
c. Trimester III : 2 x kunjungan (28-36 minggu dan sesudah minggu ke
36)
kunjungan waktu Informasi penting
Trimester I Sebeum c. Membangun hubungan saling percaya

16
mgg ke-12 antara petugas kesehatan dan ibu
hamil
d. Mendeteksi masalah dan
menanganinya
e. Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan
praktek tradisional yang merugikan
f. Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan,istirahat, dan
sebagainya)
Trimester II Sebelum Sama speerti diatas, ditambah
mgg ke-28 kewaspadaan khusus mengenai
preeklampsia (tanya ibu tentang gejala-
gejala preeklampsia, pantau tekanan
darah, evaluasi edema,periksa untuk
mengetahui proteinuria)
Trimester III Antara mgg Sama seperti diatas ditambah palpasi
28-36 abdominal untuk mengetahui apakah aada
kehamilan ganda
Trimester III Setelah 36 Sama seperti diatas,ditambah deteksi letak
minggu bayi yang tidak nomal, atau kondisi lain
yang memerlukankelahiran di rumah sakit

2.2 Konsep Kehamilan Resiko Tinggi

17
Uraian 2.2.1
Kelompok faktor 1. Primigravida. Terlalu muda hamil pertama
resiko I umur kurang dari 16 tahun.
2. Primitua. Terlalu tua hamil pertama umur lebih
dari 35 tahun/ terlalu lambat  hamil setelah
kawin >4 tahun.
3. Primitua sekunder. Terlalu lama punya anak
lagi, anak terkecil >10 tahun
4. Anak terkecil >2 tahun
5. Grande multi. Anak lebih dari 4
6. Umur lebih dari 35 tahun.
7. Tinggi kurang dari 145 cm untuk ibu dengan :
hamil pertama, hamil ke dua atau lebih tetapi
pernah lahir normal atau spontan dengan bayi
cukup bulan dan hidup.
8. Pernah gagal kehamilan : Hamil kedua yang
pertama gagal, hamil ketiga atau lebih gagal
(abortus/ lahir mati) 2 kali, hamil terakhir bayi
lahir mati.
9. Pernah melahirkan dengan : Tarikan tang
dengan vakum, uri dikeluarkan oleh penolong
dalam rahim, ditransfusi pada perdarahan post-
partum.
10. Pernah operasi Caesar sebelum kehamilan ini.
Kelompok faktor Tanda bahaya saat kehamilan, tapi tidak darurat :
resiko II
1. Penyakit ibu hamil : Anemia, payah jantung,
DM, TB paru, PMS, Malaria.
2. Pre-eklamsi ringan. Bengkak tungkai dan
hipertensi.
3. Hamil kembar/gemeli. Perut ibu sangat besar,
gerak anak dirasakan di berbagai tempat.
4. Hamil kembar air/ hidramnion. Perut ibu sangat
besar, gerak anak kurang terasa karean air
ketuban terlalu banyak, biasanya janin kecil.
5. Hamil lebih bulan/ serotinus
6.  Hamil kelainan letak. Sungsang : rasa berat
menunjukkan letak kepala janin di atas perut,
Lintang : rasa berat menunjukkan letak kepal
janin di samping perut kiri/ kanan.
7. Janin mati dalam kandungan. Ibu hamil tidak
merasakan gerakan janin lagi, perut mengecil
Kelompok resiko Ancaman nyawa ibu dan bayi dengan faktor ini
tinggi III membutuhkan pengenalan diri, dirujuk dengan
segera :
1. Perdarahan sebelum kelahiran bayi.
Mengeluarkan darah saat hamil, sebelum
kelahiran bayi.
18
2. Pre-eklamsi berat/ eklamsi. Pada hamil 6 bulan
atau lebih, sakit kepala, tungkai/wajah
bengkak, hipertensi, albumin dalam urin, bila
pre-eklamsi ditambah kejang-kejang.
2.2.1 Pengertian

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan adanya salah satu atau lebih
faktor resiko dari pihak ibu maupun bayi yang dapat memberikan dampak yang
kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi. (Prawirohardjo, 2008:294). Kehamilan
resiko tinggi adalah keadaan yang dapt mempengaruhi optimalisasi ibu maupun
janin pada keadaan yang dihadapi. (Manuaba, 2008:33)
2.2.2 Kelompok Faktor Resiko

Menurut Poedji Rochjati 2003 kelompok faktor resiko adalah suatu


keadaan/ciri seseorang atau suatu kelompok orang yang mempunyai hubungan
dengan peluang akan terjadinya suatu penyakit atau kecacatan dan kematian.
Faktor resiko ibu dapat diamati/ dikenal sebelum peristiwa yang dapat diramalkan
terjadi hingga persiapan untuk menangani dapat direncanakan.
Table 2.1 Pengelompokan Faktor Resiko

2.2.3 Penatalaksanaan KRT (Kahamilan Resiko Tinggi)

1. Kehamilan resiko tinggi harus dibina antara lain oleh seorang ahli
kebidanan dengan pengawasan yang intensif.

2. Persalinan harus dilakukan di RS. Penderita masuk RS sedini


mungkin.

3. Jika perlu dilakukan pemeriksaan khusus seperti USG.

4. Setelah bayi lahir secara intensif dirawat oleh dokter anak.

2.2.4 Skreening Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi

Menurut Poedji Rochjati (2003) skreening deteksi dini ibu hamil resiko tinggi
menuju persalinan normal adalah : Sangat baik bila ibu hamil dalam kehamilan
muda sudah dapat dilakukan perkiraan kemungkinan terjadi penyulit saat
kehamilan, sehingga jika sudah mendekati persalinan dan betul-betul terjadi
penyulit ibu hamil, suami dan keluarga sudah ada kesiapan baik mental,
keputusan  untuk merujuk, biaya dan transportasi. Penilaian berat ringannya
komplikasi persalinan dan bahaya kesakitan dan kematian ibu dan bayi diberi
19
pembobotan/ diukur menggunakan angka dan dinamakan system score dapat
diberikan tiap kondisi ibu hamil yaitu umur, paritas, faktor resiko yang
menyebabkan komplikasi persalinan.

20
Kartu Skor Poedji Rochjati
I II III IV
Triwulan
KEL Masalah / Faktor Resiko SKOR III. III.2
NO. I II
F.R 1
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4
3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4
7 Terlalu pendek ≥145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9 b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
         Kurang Darah      b. Malaria,
11          TBC Paru            d. Payah Jantung 4
         Kencing Manis (Diabetes) 4
         Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR

Keterangan : Jumlah skor (A+B) :


2 → kehamilan resiko rendah
6-8 → kehamilan resiko tinggi
> 12 → kehamilan resiko sangat tinggi

21
2.2.5 Pedoman Penyuluhan Kehamilan/Persalinan aman (Rujukan Terencana)
Kehamilan Kehamilan
Dg resiko Rujukan
Jumlah Kelompok Perawat Rujuka Tempat Penolo RD RDR RTN
Skor Resiko an n ng B
2 KRR Bidan Tidak Rumah Bidan
Dirujuk Polindes
6-10 KRT Bidan Bidan Polindes Bidan
Dokter PKM PKM/RS Dokter
≥12 KRST Dokter RS RS Dokter

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis


2.2.1 Pengkajian (Data Subjektif, Data Objektif)

Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan klien.


Data yang dikumpulkan meliputi data subjektif dan data objektif serta data
penunjang (bila ada).

1) Data subjektif

Data ini bisa didapat dengan cara anamnesa yaitu tanya jawab antara klien
dengan petugas kesehatan (auto anamnesa) maupun antara petugas
kesehatan dengan orang lain yang mengetahui keadaan / kondisi klien (alo
anamnesa). Anamnesa dapat dilakukan pada pertama kali klien datang
(secara lengkap) dan anamnesa selanjutnya / ulang untuk hal yang
diperlukan saja setelah melakukan review data yang lalu. Hal – hal yang
perlu dikaji dalam dat subjektif, meliputi :
1. Biodata
a. Nama Klien dan suami : untuk mengetahui indentitas klien.
b. Umur klien dan suami : untuk mengetahui resiko tinggi/ rendahnya
resiko kehamilan pada ibu serta mengkaji fertilitas pasangan.
c. Suku / Bangsa : untuk mengetahui kemungkinan perbedaan rhesus
antara pasangan.
d. Agama : mengetahui keyakinan klien.
e. Pendidikan : dasar dalam memberikan KIE.

22
f. Pekerjaan: untuk mengetahui pengaruh aktifitas terhadap kesehatan
klien.
g. Penghasilan: untuk mengetahui persiapan biaya ibu menghadapi
persalinan serta menjadi dasar dalam memberikan KIE.
h. Alamat : untuk mengkaji apakah tempat tinggal ibu dekat dengan
pelayanan kesehatan.
i. No.telp : untuk memudahkan komunikasi
2. Keluhan pasien. R/ mengetahui hal apa saja yang dikeluhkan dalam
kehamilannya ini, terutama keluhan saat pengkajian dilakukan.
Keluhan-keluhan yang muncul pada ibu hamil trimester II biasanya
mengenai hemorroid, varises, sesak nafas.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakitdahulu. R/ mengetahui apakah dahulu ibu
mempunyai penyakit yang berbahaya bagi kehamilannya. Selain itu
untuk mengetahui apakah ibu pernah menjalani operasi yang
berhubungan dengan organ reproduksinya atau tidak, karena akan
berpengaruh pada kehamilanya.
b. Riwayat penyakit sekarang. R/ mengetahui apakah pada saat
sekarang ini ibu benar-benar dalam keadaan sehat, tidak menderita
suatu penyakit kronis seperti ashma, jantung, TBC, hipertensi,
ginjal, DM dan lainnya, karena apabila ada gangguan kesehatan
pada saat ibu hamil akan secara tidak langsung berpengaruh pada
kehamilannya baik itu pada diri ibu sendiri maupun perkembangan
dan pertumbuhan janin yang dikandungnya.
c. Riwayat penyakit keluarga. R/ hal penting yang perlu dikaji bila ada
riwayat penyakit menular dalam keluarga ibu maupun suami
(seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS) yang dapat menularkan
kepada anggota keluarga yang lain. Juga pelu dikaji bila ada rieayat
penyakit keturunan dalam keluarga ibu maupun suami seperti
jantung, DM, ashma, hipertensi, dan lainnya, karena dapat
menurunkan kepada anggota keluarga yang lain dan dapat
membahayakan apabila penyakit – penyakit tersebut terjadi pada
ibu yang sedang hamil.
23
4. Riwayat obstetric
a. Riwayat Menstruasi. R/ hal yang perlu dikaji : umur
menarche,siklus haid (teratur atau tidak), lama haid,
dysmenorrhea(ya atau tidak) dan HPHT (Haid Pertama Haid
Terakhir). Dengan diketahuinya HPHT maka bidan dapat
menentukan HPLnya (Hari Perkiraan Lahir), usia kehamilan
sehingga keadaan kehamilannya dapat dipantau, terutama untuk
memantau pertambahan BB, TFU (Tinggi Fundus Uteri) dan
frekuensi gerak anak, karena hal tersebut dapat mendukung dalam
penegakkan diagnose kehamilan, selain melalui palpasi dan USG.
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu. R/ mengetahui
apakah ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk atau tidak baik
dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, sehingga bila
memang ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk maka dapat
dipersiapkan tindakan-tindakan untuk pencegahan.
c. Riwayat kehamilan sekarang. R/ hal yang perlu dikaji berapa kali
ibu sudah melakukan ANC, di mana ibu memperoleh ANC, apakah
ibu sudah mendapatkan imunisasi TT dan berapa kali
mendapatkannya, apakah ibu teratur minum tablet tambah darah dan
vitamin yang ibu peroleh setiap kali kontrol, apakah ada keluhan
atau komplikasi selama ibu hamil dan apakah ibu mempunyai
kebiasaan-kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan, merokok, minum
jamu dan alcohol dan sebagainya, sehingga bidan dapat memantau
perkembangan kehamilannya. Pada kehamilan, pemeriksaan ANC
harus lebih sering guna untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan janin yang dikandung.
5. Riwayat KB. R/ mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB
sebelum hamil atau tidak, metode kontrasepsi yang digunakan apa dan
sudah berapa lama ibu menjadi akseptor KB serta rencana KB apa
yang akan digunakan ibu (klien) setelah melahirkan.

24
6. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari. R/ mengetahui apakah ibu
sudah menunjukkan perilaku hidup sehat dalam kehidupannya atau
belum, meliputi :
a. Pola nutrisi. R/ dikaji tentang jenis makanan yang dikonsumsi klien,
apakah ibu hamil (klien) sudah makan teratur 3x sehari atau belum,
apakah sudah mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan menu
seimbang (nasi, lauk-pauk, sayur dan buah) atau belum, karena
asupan nutrisi juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin yang dikandungnya. Berapa kali minum dalam
sehari juga perlu dipertanyakan, hal ini juga dimaksudkan untuk
mencegah keadaan kekurangan cairan.
b. Pola eliminasi. R/ Eliminasi yang dikaji BAB dan BAK. BAB perlu
dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB setiap harinya dan
bagaimana konsistensi warna fecesnya, biasanya pada ibu hamil
kemungkinan besar terkena sembelit karena pengaruh dari hormon
progesterone dan juga warna dari fecesnya terkadang hitam yang
disebabkan oleh tablet Fe yang dikonsumsi selama hamil. BAK
dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK setiap harinya, lancar
atau tidak. Biasanya ibu yang hamil apalagi hamil kembar akan
sering BAK karena adanya penekanan pada kandungan kencing
oleh uterus (TM 1) dan oleh kepala janin (TM II-III).
c. Pola istirahat. R/ mengetahui apakah ibu dapat beristirahat dengan
cukup dan tenang setiap harinya atau tidak, karena dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya apabila tidak
mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.
d. Pola personal hygiene. R/ mengetahui apakah ibu sudah
menerapkan perilaku hidup sehat dalam kehidupannya. Kebersiahan
diri yang paling dan harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah
kebersihan alat kelamin (genetalia), apabila ibu tidak menjaga
genetalia akan memudahkan masuknya kuman ke dalam
kandungan.

25
e. Pola seksual. R/ mengetahui apakah selama hamil ibu melakukan
hubungan seksual atau tidak, karena pada dasarnya hubungan
seksual boleh dilakukan selama hamil, asal umur kehamilan ibu
cukup besar, karena hubungan seksual yang dilakukan pada saat
hamil muda akan sangat berpengaruh terhadap kondisi janin yang
dikandung.
7. Psikologi dan sosiospiritual ibu. R/ mengetahui bagaiman penerimaan
ibu terhadap kehamilannya. Dikaji pula apakah pihak keluarga
mendukung kehamilan ibu, bagaiman hubungan ibu dengan keluarga
dan masyarakat sekitar, apakah ibu mempunyai hewan peliharaan,
karena hewan peliharaan dapat menyebabkan penyakit TORCH pada
ibu hamil yang dapat mengancam janin yang dikandungnya.
2) Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh
Bidan. Data dipreoleh melalui kepekaan bidan selama melakukan
pemerikasaan (Nursalam, 2009). Meliputi :
1. Kesadaran: Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu (compos
mentis atau kesadaran penuh, apatis, somnolens dsb)
2. TTV
Tekanan darah(normal pada orang dewasa 110/60 – 140/90
mm/Hg, pada ibu hamil dengan anemia yaitu 100/60
mmHg(Prawiriharjo)).
Suhu (untuk mengetahui suhu badan, apakah klien ada
peningkatan atau tidak. Batas normal 35,8-37 oC (Madriawat,
2008)
Nadi (untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit,
frekuensi denyut jantung yang teratur kira-kira 70 kali/menit
dengan rentang antara 60-100 kali/menit (Mandriwati, 2008))
Respirasi (dapat diobservasi dari frekuensi permenit, kedalama,
keteraturan, dan tanda-tanda yang menyertai, seperti bunyi nafas
dan bau nafas (Johnson Dan Taylor, 2005) frekuensi pernafasan

26
dalam keadaan istirahat pada yaitu 12-20 kali/menit (Mandriawati,
2008))
3. Berat badan sekarang: mengetahui perubahan berat badan ibu dan
untuk mengetahui status gizi klien
4. IMT: kenaikan minimal pada ibu hamil untuk menentukan status
gizi ibu hamil

Pemeriksaan fisik khusus


1. Inspeksi
a. Muka : menilai apakah pucat yang mengarah pada anemia atau
ada odema yang mengarah pada pre eklamsi apabila TD ibu
tinggi
b. Mata : adakah pucat pada kelopak bawah mata, adakah ikterus
pada sklera. Untuk menilai visus atau ketajaman penglihatan,
untuk ibu anemia konjungtivanya pucat (Alimul,2008)
c. Dada dan payudara : mengetahui pigmentasi payudara,
kebersihan putting susu, menonjol atau tidak, kolostrum sudah
keluar atau tidak.
d. Abdomen : adakah berkas operasi, adakah linea nigra, striae
abdomen.
e. Genitalia : lihat adanya tukak/luka, varises, cairan (warna,
konsistensi, jumlah, bau), adakah pembekakan, massa atau
kista, dan cairan/nanah.
f. Ekstermitas : diperiksa apakah ada oedema/bengkak, adakah
varises yang terjadi pada kehamilan, apakah jari kuku pucat.
2. Palpasi
a. Leher : pembesaran kelenjar tiroid, pembersaran pembuluh
limfe.

27
b. Dada dan payudara : saat klien berbaring, lakukan palpasi
secara sistemis dari arah payudara dan aksila, kemungkinan
terdapat: massa atau pembesaran pembuluh limfe.
c. Abdomen: ukur TFU, mencari tahu letak, presentasi, posisi,
kehamilan ganda dan penurunan kepala janin.
Leopold I: untuk menentukan usia kehamilan dan apa yang ada
dalam fundus.

TFU UK (minggu)
3 jari atas simpisis 12
Pertengahan simpisis- 16
pusat
3 jari bawah pusat 20
Setinggi pusat 24
3 jari atas pusat 28
Pertengahan pusat-px 32
3 jari bawah px 36
Pertengahan pusat-px 40

Leopold II: untuk menentukan letak punggung janin dan letak


bagian kecil pada janin.
3. Auskultasi
DJJ bayi. Dilakukan dengan Funandoscope atau doppler untuk
mendengarkan bunyi jantung janin, bising tali pusat, bising rahim,
bising aorta, serta bising usus. Dalam keadaan normal, detak
jantung janin antara 120-160 kali/menit. Bunyi jantung dihitung
dengan mendengarkannya selama satu menit penuh, jika kurang
dari 120 kali/menit atau lebih dari 140 kali/menit, kemungkinan
janin dalam keadaan gawat janin (Alimul, 2008).
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan untuk mendukung diagnosis medis, kemungkinan
komplikasi, kelainan dan penyakit yang menyertai kehamilannya,
biasanya pada ibu hamil dengan anemia sedang dilakukan
pemerikasaan Hb (Nursalam, 2009). Selain itu kebanyakan di

28
Indonesia, wanita hamil diperiksa urinenya untuk mengetahui kadar
protein dan glukosanya, diperiksa darahnya untuk mengetahui faktor
Rh (Rhesus), golongan darah, Hb, dan penyakit rubella (Hanni, 2010).
1. Pemeriksaan panggul luar : pemeriksaan panggul amatlah penting
terutama pada primigravida, karena panggulnya belum pernah
teruji (Hani, 2010)
2. Laboratorium
Darah: Hb minimal 10,5 %, < 10 % anemia
Urin: untuk mengetahui kandungan urin ibu apakah ada
proteinuria.
3. USG : Diperlukan untuk pemantauan kesejahteraan janin dan
mengetahui keadaan plasenta, cairan amnion, dan usia kehamilan.
2.2.2 Interpretasi Data (Diagnosis, Masalah,Kebutuhan)

Diagnosa (aktual) diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik


kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan. Misalnya:
GPAPAH , usia kehamilan, tunggal atau ganda, hidup, letak, presentasi, intrauteri
atau ekstrauteri, jalan lahir, keadaan ibu dan janin.
Masalah: merupakan apa yang dikhawatirkan ibu saat kehamilan trimester II,
atau masalah kesehatan yang dijumapi saat trimester II seperti : konstipasi,
hemorroid.
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Masalah
sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di identifikasikan oleh bidan.
Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada
trimester ketiga merasa takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang
sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori
“nomenklatur standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah
yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan
untuk mengurangi rasa sakit.
2.2.3 Identifikasi diagnosa dan masalah potensial

29
Mengidentifikasi diagnose potensial atau masalah potensial berdasarkan
diagnose yang sudah didentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap mencegah diganosa ini menjadi benar-benar terjadi.

2.2.4 Identifikasi tindakan segera/kolaborasi/rujukan


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan untuk dikonsultasikan
bersama dengan tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Beberapa data
mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak
segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan bayi.

2.2.5 Perencanaan tindakan

Merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah


diidentifikasi atau diantisipasi. asuhan terhadap klien dilakukan secara
komprehensif (menyeluruh) mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap
aspek asuhan kesehatan. semua keputusan yang dikembangkan dalam
memberikan asuhan menyeluruh harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi dengan apa
yang dilakukan klien.

2.2.6 Pelaksanaan tindakan

Rencana secara menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan sepenuhnya
oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehaatan lainnya.
meskipun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya, memastikan lamgkah-langkah tersebut
benar-benar terlaksana.

2.2.7 Evaluasi

30
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
kebutuhan yang telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Dapat ditulis di
catatan perkembangan dan evaluasi dengan dokumentasi
S: (Data subjektif)
O: (Data Objektif)
A: (Hasil analisis diagnose masalah)
P: (Penatalaksanaan yang dilakukan)

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS


PADA NY. “KS” UMUR 31 TAHUN G3P2002
UK 26 MINGGU 2 HARI T/H INTRAUTERINE
DI PMB MADE SRI DEVI INDRAWATI, S.KEB.BD

Tempat Pelayanan: PMB Made Sri Devi Indrawati, No RM : 033/2022


S.Keb. Bd Tanggal diberikan pelayanan : 8 September 2022
Tgl/jam pengkajian : 19.00 Wita
Dokter yang merawat: Bidan yang merawat: Ni Luh Gede Lisa Utami Dewi

Kunjungan : Ulang
Pendamping Ibu : Suami
Rujukan : Tidak
Diagnosa Rujukan: -

DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Ibu Bapak

31
Nama : Ny. KS Nama : Tn. KA
Umur : 31 Tahun Umur : 34 Tahun
Suku Bangsa : Bali Suku Bangsa : Bali
Agama : Hindu Agama : Hindu
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wirausaha Pekerjaan : Proyek
Alamat Rumah : Jl. Diponogoro, No. 39, Br. Pesangaran Alamat Rumah : Jl. Diponogoro, No. 39, Br.
Pesangaran

No. HP/ Rumah :085737049xxx No. HP/ Rumah : 081353479xxx


Alamat Tempat Kerja : Jl. Diponogoro, No. 39, Br. Pesangaran Alamat Tempat Kerja : saat ini di Jl. P. Saelus, No.
15

No. Telp Tempat Kerja: 085737049xxx No. Telp Tempat Kerja: -


Jaminan Kesehatan : BPJS (Kelas III ) Jaminan Kesehatan : BPJS (Kelas III )

1. Keluhan/alasan memeriksakan diri : Ibu mengatakan melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan
kehamilan rutin, ibu mengatakan tidak ada keluhan

2. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 13 tahun, Siklus haid : teratur 28-30 hari, Volume:2-3 x ganti pembalut/ hari, lama haid: 2-3
hari, sifat darah encer, tidak ada keluhan saat haid, HPHT: 05/03/2022, TP: 12/12/2022

3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya


No Tgl Umur Hamil Jenis Penolong Anak Laktasi Keadaan Keteranga
Partus Partus Umur Anak n/
(Bulan) Sekarang Komplikasi

Abo Prematu Aterm Nakes Non JK BBL Hidup Meninggal


rtus r
L P Norma Cacat
l

1 10 th √ Spt B √ √ 2500 2 tahun √ Taa


2 6,5 th √ Spt B √ √ 300 1,5 tahun √ Taa
3 Hamil
Ini
4. Riwayat Hamil ini Ichtisar pemeriksaan sebelumnya: 8/8/2022: TD: 110/70 mmHg. BB:
Status Imunisasi: TT5 44,5 kg, TFU: Sepusat, Mcd : 20 cm, DJJ: 158 x/m
Waktu imunisasi terakhir: 2012
Obat/suplemen yg dikonsumsi:
Asam folat, Vitonal F

5. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi : Pil


Lama Pemakaian : 1,5 tahun
Tempat Layanan KB : BPM
Keluhan : tidak ada keluhan
6. Kebutuhan Biologis
32
a. Bernapas
Kesulitan bernafas : Tidak ada
b. Pola Makan : 3x/hari Porsi : sedang
Komposisi : nasi putih, lauk, sayur
Makanan Pantangan : tidak ada pantangan
c. Pola Minum : ± 5-6 Gelas /hari
d. Pola Istitahat : tidur siang : tidak pernah, tidur malam: 6-7 jam /hari
e. Pola Eliminasi
Buang Air Kecil : ±4-5 x/hari, Warna : kuning jernih
Buang Air Besar : 1 x/hari, Warna : kecoklatan Sifat : lembek
f. Gerakan Janin dalam 12 Jam : 10-20 Kali
g. Hubungan Seksual
Frekuensi : 1 x/minggu Posisi : ibu diatas
Keluhan :Tidak Ada
h. Aktivitas Sehari–hari : Sedang
i. Kebersihan Diri :
Mandi : 2-3 x/hari Menggosok Gigi : 2 x/hari
Keramas : 2-3 x/minggu Merawat Payudara : setiap mandi
Membersihkan Alat Kelamin : 2-3 x/hari Mencuci Tangan : sebelum dan sesudah makan, sebelum dan
sesudah BAK/ BAB, Mengganti Pakaian Dalam : 2-3 x/hari

7. Kebutuhan Psikologis
Perasaan Ibu Terhadap Kehamilan : Senang
Trauma dalam Kehidupan : Tidak Ada
Konsultasi dengan Psikologis : Tidak Ada
8. Kebutuhan Sosial
a. Hubungan dengan Keluarga : Baik
b. Dukungan yang Diterima : Baik
c. Hubungan dengan Lingkungan Tempat Tinggal : Baik
d. Hubungan dengan Lingkungan Tempat Kerja: Baik
e. Masalah Perkawinan : Tidak Ada
f. Mengalami Kekerasan Fisik : Tidak Ada
g. Mencederai Diri atau Orang Lain : Tidak Ada
h. Pengambilan Keputusan : Ayah
9. Kebutuhan Spiritual
Keluhan Ibu saat Beribadah :Tidak ada , ibu beribadah menurut agama Hindu
10. Perilaku dan Gaya Hidup
Tidak pernah diurut dukun, perokok aktif/pasif ,minum obat tanpa resep dokter, minum minuman keras,
traveling, ganja/napza minum jamu
11. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit yang pernah diderita Ibu : Ibu tidak pernah menderita penyakit
Kardiovaskuler, asma , hipertensi, epilepsi, DM, TORCH, hepatitis, PMS dan tidak pernah operasi
b. Riwayat penyakit yang sedang diderita Ibu : Ibu tidak sedang menderita penyakit
Kardiovaskuler, asma, hipertensi, epilepsi, DM, TORCH , hepatitis, PMS
c. Riwayat penyakit keluarga yang menurun : keluarga tidak ada yang menderita penyakit
Kanker, asma, hipertensi, epilepsy, DM, alergi, hepatitis, penyakit jiwa
d. Riwayat penyakit kandungan : Ibu tidak pernah menderita penyakit kandungan seperti
Tumor, kista, mioma, kanker, PID, Kutu rambut kelamin
33
12. Keluhan-keluhan yang pernah dirasakan : saat trimester I ibu merasakan keluhan mual, pusing dan saat
trimester II ini ibu pernah merasakan perut bagian bawah kram.

13. Pengetahuan ibu tentang :


a. Perubahan fisik : Tahu
b. Nutrisi selama kehamilan : Tahu
c. Istirahat dan tidur : Tidak Tahu
d. Pemantauan kesejahteraan bayi : Tahu
e. Perawatan kesehatan selama hamil : Tahu

14. Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan :


a. Trimester II
Sakit Kepala Yang Hebat : Tahu
Gerakan Janin Tidak Terasa : Tahu
Bengkak di wajah, kaki dan tangan : Tahu
Perdarahan pervaginam : TidakTahu

15. Perencanaan persalinan


a. Tempat persalinan : PMB Made Sri Devi Indrawati
b. Penolong persalinan : …Bidan Made Sri Devi Indrawati
c. Transportasi ke tempat persalinan : Motor
d. Pendamping persalinan: Suami
e. Metoda mengatasi rasa nyeri : jalan- jalan
f. Pengambil keputusan utama dalam persalinan: suami
g. Pengambil keputusan lain jika pengambil keputusan utama berhalangan : ibu
h. Dana persalinan: tabungan sendiri
i. Calon donor : suami dan adik kandung
j. RS rujukan jika terjadi kegawtdaruratan : RSAD Udayana
k. Pengasuh anak lain selama ibu bersalin: Ipar atau mertua
l. Inisiasi menyusui dini: iya
m. Kontrasepsi pasca persalinan : kb suntik 3 bulan

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum :
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB awal sebelum hamil : 51 kg TB : 155 cm
BB saat ini : 58 kg IMT : 21,2
LiLa : 24 cm
1. Tanda Vital :

34
TD 1 : 110/70 mmHg MAP : 83,3
TD 2 : 80/60 mmHg ROT : 10
Nadi : 82 kali/menit

KU : baik
Kesadaran : composmentis GCS : E :4 V : 5 M : 6
BB : 46 kg, TB : 148 cm, TD : 100/70 mmHg RR : 24 x/menit Suhu aksila : 36,8 °C Lila : 24 cm
Postur : Normal
Berat badan saat pemeriksaan sebelumnya : 44,5 Kg
Penilaian Nyeri
Nyeri : Tidak ada
2. Pemeriksaan Fisik
3. Kepala : Simetris
4. Rambut : Bersih
5. Wajah : Normal, tidak odema
6. Mata
7. Konjungtiva : Merah Muda
8. Sklera : Putih
9. Hidung : Bersih, tidak ada pengeluaran
10. Mulut
Bibir : Merah Muda
11. Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran
12. Leher
13. Kelenjar Limfe : Normal
14. Kelenjar Tiroid : Normal
15. Vena Jugularis : Normal
16. Payudara
17. Bentuk : Simetris
18. Putting : Menonjol
19. Pengeluaran : Tidak Ada
20. Kebersihan : Baik
21. Dada
Bentuk : Simetris, tidak ada retraksi

22. Perut
23. Inspeksi
24. Luka bekas operasi : Tidak
25. Striae : Albican dan Linea Nigra
26. Kelainan : tidak ada
27. Palpasi
28. Tinggi fundus uteri (cm) : Mcd: 24 cm
29. Taksiran berat janin (gram) : 1860 gram
30. Palpasi Leopold
Leopold I : TFU: 2 jari atas pusat

31. Auskultasi; DJJ : 146 x/m

35
32. Kondisi/kelainan lain: tidak ada

m. Ekstremitas bawah
Tungkai           :  Simetris
Oedema : tidak odema
Reflek Patela : +/+
Varises : tidak ada
Kondisi/kelainan lain: tidak ada

3 3. Pemeriksaan Khusus
Rot : 20 (-)
MAP : 80 (-)
IMT : 21,9 (-)
Skrining PE: Negatif

4. 4. Hasil Pemeriksaan penunjang


a) Laboratorium : 8/6/2022 di Puskesmas IV Densel
 Golongan darah    : O
Kadar hemoglobin : 12,2 gr/dL
        Protein Uri            : Negatif
        Reduksi Uri           : Negatif       
        PPIA                       : Non Reaktif
IMS           : Non Reaktif
        Hb SAg        : Non Reaktif

33. USG
Tanggal: 1 September 2022
pemeriksaan USG dengan hasil sebagai berikut:
AC
FL
FHB: + 25 Minggu 6 Hari T/H Intrauterine
FM: +
EFW: 1100 gram
AFI: Cukup

ANALISIS
Ny. KS Umur 31 Tahun G3P2002 UK 26 Minggu 2 Hari T/H Intrauterine
Masalah :
1. Ibu belum mengetahui pola istirahat yang cukup saat kehamilan
2. Ibu tidak tahu bahaya perdarahan pervaginam saat kehamilan trimester II

PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami mengenai hasil pemeriksaan, Ibu dan
suami mengerti dan dapat menerima penjelasan.

36
2. Memberikan KIE kepada Ibu mengenai:
a. Menganjurkan ibu untuk merubah pola istirahatnya sekarang yaitu dengan istirahat siang tidur atau
berbaring 1-2 jam, serta istirahat malam minimal 6-7 jam; Ibu mengerti dan bersedia akan merubah
pola istirahatnya.
b. mengkonsumsi beragam makanan dengan pola gizi seimbang terdiri dari karbohidrat (seperti nasi,
jagung, ubi), protein (tahu, tempe, ikan, ayam, daging, telor, hati), vitamin dan mineral (buah dan
sayur seperti bayam, alpukat). Menganjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan cairan dengan minum
air ± 10 gelas/hari dan minum susu sehari minimal sekali. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
dan bersedia melaksanakan anjuran yang telah disampaikan.
c. Tanda bahaya hamil TW II, yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, pengelihatan
yang kabur, bengak di wajah dan jari tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan janin yang
berkurang, nyeri perut yang hebat, dan bila mengalami salah satu dari hal tersebut, ibu disarankan
untuk kontrol, ibu mengerti dan dapat menerima penjelasan.
d. Menganjurkan ibu untuk mengikuti kelas yoga di PMB Made Sri Devi Indrawati setiap hari Sabtu
pukul 16.00 wita, ibu bersedia dan mengatakan ingin mengikuti yoga.
3. Memberian suplemen Vitonal F 1 x 1, sejumlah XXX dengan kandungan Vitamin B1 1,6 mg, Vitamin
B12 10 mcg, Vitamin C 100 mg, Vitamin D3 400 IU, Vitamin B2 1,8 mg, Vitamin B6 HCl 2,2 mg, Fe
Fumarate 91 mg, Zinc 10 mg, Copper 0,2 mg, Manganese 0,2 mg dan Asam Folat 400 cmg. Ibu
bersedia mengkonsumsi suplemen yang diberikan.
4. Menganjurkan Ibu ntuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu pada tanggal 8 Oktober 2022
atau jika ada keluhan. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
5. Melakukan Pendokumentasian, hasil terlampir pada buku KIA dan kartu ibu

37
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Asuhan kebidanan dalam kehamilan fisiologis saat kunjungan antenatalcare


yang telah dilakukan pada Ny. KS secara umum sudah sesuai dengan teori dan
konsep dasar manajemen asuhan. Pengkajian data subjektif didapati usia Ny. KS
saat hamil adalah 31 tahun, secara teori merupakan usia reproduktif dan tidak
berisiko untuk hamil. Menurut Rochjati (2003), usia ibu dapat digunakan dalam
menentukan faktor risiko kehamilan, dikatakan berisiko jika usia < 16 tahun dan >
35 tahun.
HPHT Ny.KS yaitu tanggal 05-03-2022, perhitungan usia kehamilan dari
HPHT hingga saat kunjungan ANC di PMB Made Sri Devi I adalah 26 minggu 2
hari, dan pengkajian keluhan utama tidak ditemukan keluhan rasa
ketidaknyamanan. Menurut prawirohardjo (2008) triwulan kedua dimulai dari
bulan keempat sampai 6 bulan. Perubahan psikologis pada masa Trimester II
meliputi perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan dan
pertumbuhan janin meningkat. Keluhan yang sering dirasakan pada awal

38
kehamilan berangsur akan membaik pada TM II, dan keluhan kembali muncul
saat uterus mulai membesar dan timbul his di TM III.
Pengkajian data objektif didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
Ny.KS dalam batas normal, telah dilakukan skrining PE dengan MAP, ROT dan
IMT. Hasil yang didapat IMT 21,9 tergolong normal dengan rentang 18,5-25,0.
Menurut WHO Pemeriksaan tekanan darah pertama 100/70 mmHg dalam posisi
terlentang dan kedua 80/50 mmHg posisi miring. Hasil perhitungan MAP : 80
dan ROT : selisih diastole 20 dapat disimpulkan bahwa saat ini tidak ada
diagnosis ibu mengarah pada pre eklampsia.
Preeklampsia terjadi karena peningkatan reaktivitas vaskuler yang mulai
muncul pada usia kehamilan 20 minggu, hipertensi umumnya terdeteksi pada
trimester II. Skrining mendeteksi adanya pre eklampsi dilakukan saat usia
kehamilan diatas 20 minggu. Hal ini dikarenakan tingginya tekanan darah pada
preeklampsia bersifat labil dan mengikuti irama sirkadian normal. Peningkatan
tekanan darah dikarenakan vasospasme menyeluruh dengan ukuran tekanan darah
> 140/90 mmHg selang 6 jam (Prawihardjo, 2009).
Pemeriksaan fisik didapatkan tinggi fundus uteri berada 2 jari atas pusat,
hal ini menunjukkan usia kehamilan Ny. KS adalah 26 minggu, Mcd 24 cm
dengan hasil perhitungan TBJ (Johnson) 1860 gram, secara keseluruhan
perubahan yang terjadi dalam kehamilan Ny.ML sesuai dengan UKnya dalam
trimester II. Pemeriksaan penunjang didapatkan nilai HB yaitu 12,2 gr % yang
merupakan nilai normal Hb ibu hamil pada trimester II yaitu 10,5-14,5 menurut
WHO.
Diagnosa, masalah dan kebutuhan sudah sesuai dengan kasus dan teori
sehingga tidak didapatkan adanya kesenjangan dalam melakukan analisis anatara
kasus dan teori. Berdasarkan pengkajian dari data subyektif dan obyektif, maka
dapat ditegakkan diagnosa G3P2002 UK 26 minggu 2 hari, tunggal, hidup,
intrauterine, keadaan ibu dan janin baik. Pada usia kehamilan tersebut letak janin
belum pasti karena janin masih dapat berubah posisi sampai memasuki usia 36
minggu normalnya yaitu letak kepala.

Peran bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny. KS adalah


menginformasikan keadaan ibu dan janinnya kepada ibu dan suami. Memberi KIE
39
tentang kebutuhan dan tanda bahaya kehamilan masa kehamilan trimester II.
Pemberian Suplemen Vitonal F dengan kandungan Vitamin B1 1,6 mg, Vitamin
B12 10 mcg, Vitamin C 100 mg, Vitamin D3 400 IU, Vitamin B2 1,8 mg,
Vitamin B6 HCl 2,2 mg, Fe Fumarate 91 mg, Zinc 10 mg, Copper 0,2 mg,
Manganese 0,2 mg dan Asam Folat 400 cmg dapat mencegah anemia pada
kehamilan dan untuk pemenuhan kebutuhan vitamin yang diperlukan selama
kehamilan.
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang perrtumbuhan
tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Jika kebutuhan kalsium
tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari
tulang ibu yang mengakibatkan tulang ibu menjadi keropos atau osteoporosis.
Menurut WHO dalam Guideline : Calcium supplementation in pregnant women
(2013), menerangkan bahwa kalsium dalam ANC direkomendasikan untuk
mencegah preeklamsia pada ibu hamil dan diberikan pada usia kehamilan mulai
20 minggu sampai akhir kehamilan dengan dosis 1,5 – 2,0 g elemental calcium/
hari. Sesuai standart K4 kunjungan ibu hamil minimal 1x pada trimester II namun
ibu diinformasikan kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu tanggal 8 Oktober 2022
atau sewaktu-waktu bila ibu ada keluhan. Anjuran ini diberikan untuk pemantauan
ibu hamil secara berkelanjutan.

40
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Motode yang digunakan dalam asuhan kebidanan menurut Varney sudah


sesuai diterapkan dalam mengkaji kasus kehamilan pada Ny. KS yaitu :
1. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
2. Menentukan diagnosa dan masalah aktual
3. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Menentukan rencana tindakan selanjutnya
6. Melakukan penatalaksanaan
7. Mendokumentasikan
Secara keseluruhan tidak terdapat kesenjangan yang besar antara kasus
dengan teori pada asuhan kebidanan kehamilan namun hal itu juga

41
tergantung pada keadaan pasien sehingga penatalaksanaannya disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan tetap mengutamakan asuhan sayang ibu.

B. Saran

Bagi tenaga kesehatan


1. Tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan dapat lebih peka terhadap
kondisi pasien karena permasalahan yang tidak segera diatasi dapat
menimbulkan komplikasi yang penanganannya akan semakin sulit.
2. Dalam memberikan pelayanan disertai dengan asuhan sayang ibu
supaya terjadi komunikasi yang baik antara petugas kesehatan dengan
pasien, selain itu asuhan sayang ibu juga dapat memberikan
kenyamanan terhadap pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Mandriawati, G, A. 2006. Asuhan Kebidanan ibu Hamil. Jakarta: EGC

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar

Mocthar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri jilid I. Jakarta: EGC

Obstetri Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Saifuddin, Abdul Bari, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Salmah. 2006. Asuhan kebidanan antenatal. Jakarta: EGC.

Saminem. 2009. Kehamilan normal. Jakarta: EGC.

42
Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1. Jakarta :
EGC.
Yeyeh, Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Jakarta: CV Trans
Info Media

43

Anda mungkin juga menyukai