ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “P” UMUR 9 BULAN SEHAT
DI PMB MADE SRI DEVI INDRAWATI S.KEB.,BD
oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan “Laporan Akhir
Asuhan Kebidanan Neonatus pada Bayi “P” Umur 9 Bulan Sehat di PMB.
Made Sri Devi Indrawati, S.Keb.,Bd.” dengan baik. Dalam penyusunan laporan
ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang terhormat:
1. Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, S.SI.T.,M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ni Wayan Armini,S.ST.,M.Keb sebagai Ketua Program Studi Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
3. Ibu Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M.Kes selaku Penanggung Jawab Mata
Kuliah Praktik Kebidanan Fisiologis.
4. Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Biomed selaku dosen pembimbing
praktik mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis ini yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan praktik dan meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis.
5. Made Sri Devi Indrawati, S. Keb., Bd sebagai pembimbing lapangan dalam
Praktik Kebidanan Holistik Fisiologis Nifas dan Menyusui.
6. Semua Pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan laporan hasil praktikum ini.
Dalam laporan kasus ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
memiliki berbagai kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………… ................................. i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
C. Analisa ………………………………………………………….………..48
D. Penatalaksanaan ……………………………………………….…….…..49
5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan……………………………………………………………….56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………. 59
B. Saran………………………………………………………………………59
DAFTAR PUSTAKA
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
utama kematian anak. Penyakit infeksi yang cukup tinggi memerlukan upaya
paramyxiviridae, RiboNucleic Acid (RNA), 90% anak yang tidak kebal umtuk
Penularan terjadi melalui batuk, bersin (secret hidung). Penularan ini dapat terjadi
Penyakit Campak adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan pada bayi dan anak di Indonesia dan merupakan PD31.
Penyakit ini tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak-
anak di dunia meskipun tersedia vaksin yang aman dan efektif. Penyakit ini
umumnya menyerang anak di bawah 5 tahun (balita) akan tetapi campak bisa
menyerang semua umur. Pada tahun 2013, sekitar 145.700 orang meninggal
1
akibat campak, sekitar 400 kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam dan
sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Sampai saat ini cara
(WHO,2015).
imunisasi campak kepada anak usia 9 bulan dan imunisasi ulang pada usia 24
Tetapi banyak hambatan yang terjadi dalam program imunisasi ini salah satunya
adalah banyak masyarakat yang menolak vaksinasi dengan alas an dilarang agama
atau tidak percaya dengan manfaat vaksin, ditambah lagi dengan asumsi masyarakat
Retno,2016).
Asuhan Kebidanan pada Bayi “P” umur 9 bulan sehat dengan imunisasi
2
B. Tujuan Praktik
Adapun tujuan dari praktik ini adalah agar mahasiswa memiliki kemampuan
1. Bagi Mahasiswa
lapangan dalam hal melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan
2. Bagi Instansi
3
BAB II
KAJIAN TEORI
penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah
merupakan suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh zat anti untuk mencegah penyakit
tertentu (Depkes, 2000). Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama kali yang
diberikan pada bayi baru lahir dan dilakukan sebelum imunisasi ulang. Macam-
macam imunisasi :
1. Imunisasi Aktif
Adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau
Contoh : Imunisasi polio dan campak . Imunisasi aktif ada dua yakni : Alami dan
Buatan
2. Imunisasi Pasif
tubuh meningkat. Contoh : Penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang
mengalami luka kecelakaan. Imunisasi pasif ada dua, yakni Alami dan Buatan
a. Vaksin BCG
4
c. Vaksin Polio
e. Vaksin Hepatitits B
i. Vaksin Hepatitis A
B. Imunisasi Campak
1. Pengertian
dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain
CAM 70, dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu
erythromycin. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan hanya
campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha
atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9
bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan,
kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung
5
bayi berumur lebih dari 1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dan remaja
serta dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua sehingga merekalah
pada bayi umur 9 bulan. Kadar antibodi campak tidak dapat dipertahankan sampai
anak menjadi dewasa. Pada usia 5-7 tahun, sebanyak 29,3% anak pernah
tahun hanya 50% diantaranya yang mempunyai titer antibodi di atas ambang
pencegahan. Berarti, anak usia sekolah separuhnya rentan terhadap campak dan
imunisasi campak satu kali saat bayi berumur 9 bulan tidak dapat memberi
perlindungan jangka panjang. (dr. J.B. Suharjo B. Cahyono, Sp.PD, dkk , 2010 :
83-84)
2. Kemasan
box vaksin terdiri dari 10 vial. 1 vial berisi 10 dosis. 1 box pelarut berisi 10 ampul
@ 5 ml. Vaksin ini berbentuk beku kering. (Atikah Roverawati dan Citra Setyo
3. Cara Pemberian
subkutan, lebih baik pada lengan atas. Pada setiap penyuntikan harus
Vaksin yang telah dilarutkan hanya dapat digunakan pada hari itu juga
(maksimum untuk 8 jam) dan itupun berlaku hanya jika vaksin selama waktu
6
tersebut disimpan pada suhu 2°-8°C serta terlindung dari sinar matahari. Pelarut
campak tinggi pada tahun pertama setelah kelahiran, maka dianjurkan imunisasi
terhadap campak dilakukan sedini mungkin setelah usia 9 bulan (270 hari). Di
negara-negara yang kasus campaknya sedikit, maka imunisasi boleh dilakukan lebih
dari usia tersebut. Vaksin campak tetap aman dan efektif jika diberikan bersamaan
dengan vaksin-vaksin DT, Td, TT, BCG, Polio, (OPV dan IPV), Hepatitis B, dan
Yellow Fever.
pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. Kemudian
suntikan diberikan pada lengan kiri atas secara subkutan. Cara pemberian :
a. Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan seluruh lengan
telanjang
b. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi, dan gunakan jari-jari tangan untuk
c. Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol ke atas dengan sudut 45
derajat
a). Vaksin Campak dilarutkan dulu sebelum saat pelayanan akan dimulai.
7
c). Tusukkan jarum tersebut ke vial vaksin. Pastikan ujung jarum selalu berada
didalam cairan vaksin, jauh dibawah permukaan cairan vaksin, sehingga tidak ada
d). Tarik torak perlahan-lahan agar cairan vaksin masuk kedalam semprit, sampai
e). Cabut jarum dari vial, keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat
f). Bersihkan kulit dengan air hangat, kemudian suntikan vaksin secara
tidak menembus pembuluh darah). Alat suntik yang telah dipakai langsung
4. Efek Samping
3 hari yang dapat terjadi 8 - 12 hari setelah vaksinasi. (Atikah Roverawati dan
Citra Setyo Dwi Andini, 2010:54). Terjadinya Encephalitis setelah vaksinasi pernah
dilaporkan yaitu dengan perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan. Efek
samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan
5. Kontra Indikasi
karena leukimia, dan limfoma. (Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini,
8
vaksin campak. Walaupun berlawanan penting untuk mengimunisasi anak yang
mengalami malnutrisi. Demam ringan, infeksi ringan pada saluran nafas atau
terhadap kanamycin dan erithromycin. Karena efek vaksin virus campak hidup
terhadap janin belum diketahui, maka wanita hamil termasuk kontraindikasi. Vaksin
immune deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun
- wanita hamil.
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “P” UMUR 9 BULAN SEHAT
Anak Ke- : II
Ibu Suami
Nama : Ny “KA” Tn “KD”
Umur : 27 tahun 29 tahun
Suku Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta Karyawan Swasta
Alamat rumah : Perumahan Puri belitung No.x
No HP : 089565556xxx
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin imunisasi untuk bayinya.
10
3. Riwayat Prenatal
a. Riwayat pemeriksaan ANC ibu memeriksakan kehamilannya pada
TWI, TW II, TW III,di dokter SPOG, ANC terpadu di PMB made sri
devi indrawati, S.Keb.,Bd. tidak ada keluhan yang mengganggu
kesehatan ibu dan janin, selama kehamilan ini
b. Obat-obatan yang dikonsumsi ibu B6, Asam folat, SF, Kalsium,
Vitamin C.
c. Kebiasaan buruk yang berpengaruh terhadap kondisi kehamilan ,
tidak ada gaya hidup yang merugikan kesehatan
d. Penyulit atau komplikasi yang dialami : tidaka ada
e. Tindakan pengobatan atau perawatan untuk mengatasi
penyulit/komplikasi
4. Riwayat Intranatal
a. Masa gestasi saat dilahirkan : 40 minggu
b. Kala I
Penyulit dan komplikasi yang dialami : tidak ada
c. Kala II
1) Penyulit dan komplikasi yang dialami : tidak ada
2) Penolong persalinan : bidan
3) Cara bersalin : sptB
4) Kondisi anak saat dilahirkan :
a) Bernafas spontan
b) Menangis
c) Tonus otot : gerak aktif
5) APGAR skor 1 menit 8 V menit 9
6) Inisiasi menyusu dini : dilakukan
2. Riwayat pascanatal (28 hari pertama)
a. Rawat gabung : dilakukan
b. Antropometri baru lahir (6 jam pertama) : BB 3600 gram, PB 50 cm,
LK 34 cm, LD 32 cm.
3. Penyakit yang pernah atau sedang diderita anak termasuk hospitalisasi
serta tindakan orang tua terkait penyakit anak : tidak ada
11
4. Riwayat Imunisasi
Umur Tanggal Jenis Imunisasi yang Efek samping
Anak
Pemberian didapat yang dialami
0 hari 21-02- 2022 HBO Tidak ada
1 bulan 10-03-2022 BCG, Polio 1 Tidak ada
2 bulan 22-04-2022 DPT-HB-HIB 1, Polio Tidak ada
2
3 bulan 22-05-2022 DPT-HB-HIB 2, Polio Tidak ada
3
4 bulan 22-06-2022 DPT-HB-HIB 3, Polio Tidak ada
4
5 bulan 20-07-2022 IPV Tidak ada
5. Data bio-psiko-sosial-spiritual
a. Bernafas : tidak ada kesulitan
b. Nutrisi :
1) Jenis minuman : ASI dan PASI (bubur susu)
2) Frekuensi minum on demand 14 kali dalam 24 jam
3) Jumlah minum : 90 ml per sekali minum
4) Makanan lain yang diberikan : buah-buahan
c. Eliminasi :
1) Buang air besar
a) Frekuensi dalam sehari : 2x/ hari
b) Konsistensi : biasa, tidak keras dan tidak
lembek
c) Warna feses : kuning
d) Masalah : tidak ada masalah
2) Buang air kecil
a) Frekuensi dalam sehari : 4-5 x / hari
b) Konsistensi : -
c) Jumlah : pake pampers
d) Masalah : tidak ada
d. Istirahat
1) Lama tidur dalam sehari : 10-12 jam
2) Masalah : tidak ada
12
e. Psikologi
1) Penerimaan orang tua terhadap anak : diterima
2) Pengasuhan anak dominan dilakukan oleh : ibu kandung
3) Pola asuh anak yang dominan : ibu kandung
f. Sosial
1) Hubungan intern keluarga : harmonis
2) Pengambilan keputusan dalam keluarga : ibu dan suami
3) Sibling : ada
4) Kebiasaan orang tua yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak : tidak ada
5) Kepercayaan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak : tidak ada
6) Jaminan kesehatan : ada
g. Pengetahuan orang tua tentang
1) Tanda anak sakit : tahu, dari pengalaman merawat anak pertama,
dan dari medsos
2) Asuhan dasar anak : tahu, dari orangtua, dan teman–teman yang
sudah berpengalaman merawat anak
3) Tumbuh kembang anak : tahu, dari bidan, saat posyandu, dan buku
KIA
4) Stimulasi perkembangan anak : belum tahu
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Warna Kulit : Sawo matang
Kesadaran : composmentis
GCS :E:4M:5V:6
Tanda-tanda vital : Suhu : 36,4oC RR 38 x/menit N: 114
x/menit
Antropometri : BB : 8,3 kg BB sebelumnya : 7,1 kg PB: 69
cm PB sebelumnya: 68 cm (17/10/2022)
13
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan leher
1) Muka : normal
2) Rambut
a) Kebersihan : bersih
b) Kondisi : mudah dicabut tidak
3) Kelainan kongenital pada kepala : tidak ada
4) Mata
a) Edema : normal
b) Konjungtiva : merah muda
c) Sclera : putih
d) Kelainan kongenital : tidak ada
5) Hidung
a) Nafas cuping hidung : tidak ada
b) Pengeluaran pada hidung : tidak ada
c) Kelainan kongenital : tidak ada
6) Mulut
a) Mukosa mulut : lembab
b) Lidah : bersih
c) Kelainan kongenital : tidak ada
7) Telinga
a) Simetris
b) Kebersihan : bersih
c) Kelainan kongenital : tidak ada
8) Leher
a) Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
b) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
c) Bendungan vena jugularis : tidak ada
d) Kelainan kongenital : tidak ada
b. Dada dan aksiia
1) Tarikan intercostal : tidak ada
2) Suara nafas : normal
14
3) Payudara : simetris
4) Pengeluaran payudara : tidak ada
5) Pembesaran kelenjar limfe aksila : tidak ada
6) Kelainan lain yang ditemukan: tidak ada
c. Abdomen
1) Bentuk perut : simetris
2) Peristaltic usus : ada
3) Distensi : tidak ada
4) Kelainan yang ditemukan : tidak ada
d. Anogenetalia :
1) Bayi laki-laki :
a) Terdapat pengeluaran pada uretra : tidak
b) Kelainan pada genetalia : tidak ada
2) Lubang anus : ada
e. Ekstremitas
1) Oedema: tidak
2) Kuku : merah muda
3) Teraba dingin / tidak
4) Kelainan pada bentuk kaki: normal
5) Kelainan pada jari : tidak ada
f. Punggung
1) Kelainan : tidak ada, Bila ada sebutkan : tidak ada
PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN DAN EMOSI ANAK (memakai lembar
kuesioner baku pada buku SDIDTK)
1. KPSP : skor 10
2. TDD : Normal
3. TDL : Normal
4. KMME :-
5. GPPH :-
6. CHAT :-
15
C. ANALISA
Bayi “P” Umur 9 bulan sehat
D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami
suami setuju.
3. Menyiapkan vaksin dan alat yang digunakan untuk penyuntikan, vaksin dan
5. Menyuntikan 0,5ml vaksin campak di lengan kiri secara SC, Tidak ada
reaksi alergi
campak. Reaksi yang timbul adalah demam dan akan turun setelah diberi obat
penurun panas, jika terjadi pembengkakan pada luka bekas suntikan, maka segera
kompres dengan air hangat. Namun hal tersebut tidak selalu terjadi pada setiap
bayi karena reaksi pada setiap bayi berbeda tergantung pada daya tahan tubuh
masing-masing bayi. Jika timbul gejala infeksi seperti bengkak, merah, nanah,
imunisasi campak pada buku KIA dilakukan pada tanggal 22 November 2022
tamabahan yang lebih padat seperti nasi tim, dan nasi lembek, ibu bersedia
16
9. Menganjurkan ibu untuk datang kembali tanggal 14/12/2021 untuk melakukan
imunisasi booster, ibu bersedia datang kembali pada tanggal yang telah disepakati.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam asuhan kebidanan pada bayi sehat terhadap bayi “P” asuhan kebidanan
diberikan sesuai dengan kondisi bayi. Asuhan kebidanan bayi sehat pada bayi
“P” dilakukan pengambilan data subjektif yaitu anamese seperti riwayat kesehatan,
riwayat imunisasi, riwayat penyakit sekarang didapatkan hasil bayi “P” datang
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu bayi harus berumur 9 bulan untuk campak-
1 dan kondisi bayi dalam keadaan sehat dan tidak sedang menderita penyakit
apapun. Sedangkan pada kasus didapatkan bayi “P” umur 9 bulan dalam
antara teori dengan praktek tidak ditemukan adanya kesenjangan yang berarti.
vital, timbang berat bdan, ukur tinggi badan dan pemeriksaan fisik. Dari hasil
penimbangan berat badan didapatkan hasil 8,3 kg dan panjang badan 69 cm.
masalah. Diagnosa yang ditegakkan yaitu bayi umur 9 bulan dengan imunisasi
dialami oleh bayi tersebut dengan tujuan agar tidak terjadi komplikasi dan mencegah
18
pemberian imunisasi campak pada bayi “P” telah dilakukan sesuai dengan langkah-
0,5 ml), memberi KIE yang jelas, mengingatkan ibu untuk kontrol jika ada keluhan,
dan menganjurkan ibu untuk rutin membawa bayinya ke posyandu walaupun jadwal
dan akan turun setelah diberi obat penurun panas. Jika terjadi pembengkakan pada
luka bekas suntikan, maka dianjurkan kepada ibu untuk segera mengompres luka
bekas suntikan dengan air hangat. Namun hal tersebut tidak selalu terjadi pada setiap
bayi karena reaksi pada setiap bayi berbeda tergantung pada daya tahan tubuh
masing-masing bayi.
imunisasi campak. Diharapkan hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan dan
19
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
subkutan di lengan atas sebelah kiri dengan sudut 45 derajat dan dosis 0,5 ml.
Sehingga diharapkan setelah penyuntikan, bayi “P” dapat terhindar dari penyakit
campak dan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
Orang tua bayi “P” sangat kooperatif terhadap tindakan yang dilakukan,
sehingga tidak didapatkan masalah yang serius yang dapat menghambat proses
pelaksanaan implementasi.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi pendidikan
20
3. Bagi Tenaga kesehatan
4. Bagi Mahasiswa
memberikan asuhan
21
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004 (revisi September 2003):
http://www.parentsguide.co.id/smf/index.php?topic=566.0 diakses
tanggal 10 November 2021
22