Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “P” UMUR 9 BULAN SEHAT
DI PMB MADE SRI DEVI INDRAWATI S.KEB.,BD

oleh:

PUTU ELSA YULIANI


NIM. P07124222092

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN ALIH JENJANG
2022
3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan “Laporan Akhir
Asuhan Kebidanan Neonatus pada Bayi “P” Umur 9 Bulan Sehat di PMB.
Made Sri Devi Indrawati, S.Keb.,Bd.” dengan baik. Dalam penyusunan laporan
ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang terhormat:
1. Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, S.SI.T.,M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ni Wayan Armini,S.ST.,M.Keb sebagai Ketua Program Studi Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
3. Ibu Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M.Kes selaku Penanggung Jawab Mata
Kuliah Praktik Kebidanan Fisiologis.
4. Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Biomed selaku dosen pembimbing
praktik mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis ini yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan praktik dan meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis.
5. Made Sri Devi Indrawati, S. Keb., Bd sebagai pembimbing lapangan dalam
Praktik Kebidanan Holistik Fisiologis Nifas dan Menyusui.
6. Semua Pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan laporan hasil praktikum ini.
Dalam laporan kasus ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
memiliki berbagai kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.

Denpasar, November 2022

Penulis

4
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………… ................................. i

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………….….…..1

B. Tujuan Penulisan ………………………………..……………….…….….2

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus …………………………...….....2

D. Manfaat Penulisan …………………………………………….…..………2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Persalinan…………………………………………………3

B. Asuhan Persalinan Kala I ……………………………….........………….4

C. Asuhan Persalinan Kala II ……………………………………………....14

D. Asuhan Persalinan Kala III…………………………………………..…..24

E. Asuhan Persalinan Kala IV ……………………….…………………..…29

F. Asuhan Bayi Baru Lahir Fisiologis…………. ………………………….32

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Data Subjektif …………..…………………………………………….…43

B. Data Objektif ………………………………………………………….…47

C. Analisa ………………………………………………………….………..48

D. Penatalaksanaan ……………………………………………….…….…..49

5
BAB IV PEMBAHASAN

A. Pembahasan……………………………………………………………….56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………. 59

B. Saran………………………………………………………………………59

DAFTAR PUSTAKA

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi masih menjadi masalah kesehatan

di Negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit infeksi merupakan penyebab

utama kematian anak. Penyakit infeksi yang cukup tinggi memerlukan upaya

pencegahan yaitu dengan imunisasi. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

melakukan Imunisasi (PD31) adalah Tuberculosis, Hepatitis B, Difteri, Pertusis,

Tetanus, Campak dan Polio.

Imunisasi menjadi penting karena dapat melindungi dari berbagai penyakit

yang berbahaya. PD31 masih menyita perhatian salah satunyaadalah penyakit

Campak. Penyakit campak dikenal dengan nama morbili, merupakan penyakit

yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus golongan

paramyxiviridae, RiboNucleic Acid (RNA), 90% anak yang tidak kebal umtuk

terserang penyakit campak. Manusia diperkirakan satu-satunya reservoir,

walaupun monyet dapat terinfeksi tetapi tidak berperan dalam penyebaran.

Penularan terjadi melalui batuk, bersin (secret hidung). Penularan ini dapat terjadi

1-3 hari sebelum panas (Chapter, 2015).

Penyakit Campak adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi

masalah kesehatan pada bayi dan anak di Indonesia dan merupakan PD31.

Penyakit ini tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak-

anak di dunia meskipun tersedia vaksin yang aman dan efektif. Penyakit ini

umumnya menyerang anak di bawah 5 tahun (balita) akan tetapi campak bisa

menyerang semua umur. Pada tahun 2013, sekitar 145.700 orang meninggal

1
akibat campak, sekitar 400 kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam dan

sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Sampai saat ini cara

yang efektif untuk mengatasi campak adalah dengan melakukan imunisasi

(WHO,2015).

Program imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982 di

Indonesia. Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan status kekebalan pada

kelompok rentan dan meningkatkan kekebalan masyarakat dengan melaksanakan

Crash PROGRAM Campak di 183 Kabupaten/Kota di 28 provinsi yang

merupakan daerah beresiko tinggi campak. Kegiatan ini merupakan pemberian

imunisasi campak kepada anak usia 9 bulan dan imunisasi ulang pada usia 24

sampai 59 bulan tanpa memperhatikan status imunisasi campak sebelumnya.

Tetapi banyak hambatan yang terjadi dalam program imunisasi ini salah satunya

adalah banyak masyarakat yang menolak vaksinasi dengan alas an dilarang agama

atau tidak percaya dengan manfaat vaksin, ditambah lagi dengan asumsi masyarakat

yang kahwatir dengan beredarnya vaksin palsu 9Sumardiyani, Windiyati

Retno,2016).

Maka dari itu degan memberikan asuhakn kebidanan imunisasi dan

memeberikan informasi dengan baik dalam upaya membantu tercapainya

imunisasi campak yang merata pada anak, diharapkan dapat membantu

mengurangi angka penyebaran penyakit campak tersebut.

Berdasrkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji

Asuhan Kebidanan pada Bayi “P” umur 9 bulan sehat dengan imunisasi

campak di PMB Made Sri Devi Indrawati,S.Keb.,Bd.

2
B. Tujuan Praktik

Adapun tujuan dari praktik ini adalah agar mahasiswa memiliki kemampuan

untuk mengaplikasikan asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi.

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus

1. Waktu : 22 November 2022

2. Tempat : PMB Made Sri Devi Indrawati,S.Keb.,Bd.


D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa

Dapat menerapkan teori yang diperoleh dari pendidikan secara nyata di

lapangan dalam hal melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan

tetap memperhatikan aspek budaya lokal.

2. Bagi Instansi

Sebagai metode untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa

menerapkan teori yang di peroleh selama perkuliahan dikelas dan

menerapkannya dilahan praktek.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Imunisasi

Imunisasi adalah suatu upaya mendapatkan kekebalan terhadap suatu

penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah

dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh (Prof.Dra. H. Markum). Imunisasi

merupakan suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh zat anti untuk mencegah penyakit

tertentu (Depkes, 2000). Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama kali yang

diberikan pada bayi baru lahir dan dilakukan sebelum imunisasi ulang. Macam-

macam imunisasi :

1. Imunisasi Aktif

Adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau

dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibiody sendiri.

Contoh : Imunisasi polio dan campak . Imunisasi aktif ada dua yakni : Alami dan

Buatan

2. Imunisasi Pasif

Adalah penyuntikan sejumlah antibiody, sehingga kadar antibiody dalam

tubuh meningkat. Contoh : Penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang

mengalami luka kecelakaan. Imunisasi pasif ada dua, yakni Alami dan Buatan

Jenis-jenis Imunisasi, antara lain:

a. Vaksin BCG

b. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus)

4
c. Vaksin Polio

d. Vaksin Campak (Morbili, Measles)

e. Vaksin Hepatitits B

f. Vaksin MMR (Measles, Mumps Rubella)

g. Vaksin Tifus / Demam Typoid

h. Vaksin radang selaput otak haemophilus influensa tipe B (Hib)

i. Vaksin Hepatitis A

j. Vaksin cacar air (Varicella)

B. Imunisasi Campak

1. Pengertian

Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap

dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain

CAM 70, dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu

erythromycin. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan hanya

dengan pelarut steril yang tersedia secara terpisah.

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak.

Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan

campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha

atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9

bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan,

dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.

Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif, dan

kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung

selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah

5
bayi berumur lebih dari 1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dan remaja

serta dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua sehingga merekalah

yang menjadi target utama pemberian imunisassi campak.

Vaksinasi campak di Indonesia termaasuk dalam imunisasi rutin, diberikan

pada bayi umur 9 bulan. Kadar antibodi campak tidak dapat dipertahankan sampai

anak menjadi dewasa. Pada usia 5-7 tahun, sebanyak 29,3% anak pernah

menderita campak walaupun pernah diiimunisasi. Sedangkan kelompok 10-12

tahun hanya 50% diantaranya yang mempunyai titer antibodi di atas ambang

pencegahan. Berarti, anak usia sekolah separuhnya rentan terhadap campak dan

imunisasi campak satu kali saat bayi berumur 9 bulan tidak dapat memberi

perlindungan jangka panjang. (dr. J.B. Suharjo B. Cahyono, Sp.PD, dkk , 2010 :

83-84)

2. Kemasan

Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml pelarut dalam ampul. 1

box vaksin terdiri dari 10 vial. 1 vial berisi 10 dosis. 1 box pelarut berisi 10 ampul

@ 5 ml. Vaksin ini berbentuk beku kering. (Atikah Roverawati dan Citra Setyo

Dwi Andini, 2010 : 53)

3. Cara Pemberian

Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara

subkutan, lebih baik pada lengan atas. Pada setiap penyuntikan harus

menggunakan jarum dan syringe yang steril.

Vaksin yang telah dilarutkan hanya dapat digunakan pada hari itu juga

(maksimum untuk 8 jam) dan itupun berlaku hanya jika vaksin selama waktu

6
tersebut disimpan pada suhu 2°-8°C serta terlindung dari sinar matahari. Pelarut

harus disimpan pada suhu sejuk sebelum digunakan.

Satu dosis vaksin campak cukup untuk membentuk kekebalan terhadap

infeksi. Di negara-negara dengan angka kejadian dan kematian karena penyakit

campak tinggi pada tahun pertama setelah kelahiran, maka dianjurkan imunisasi

terhadap campak dilakukan sedini mungkin setelah usia 9 bulan (270 hari). Di

negara-negara yang kasus campaknya sedikit, maka imunisasi boleh dilakukan lebih

dari usia tersebut. Vaksin campak tetap aman dan efektif jika diberikan bersamaan

dengan vaksin-vaksin DT, Td, TT, BCG, Polio, (OPV dan IPV), Hepatitis B, dan

Yellow Fever.

Sebelum disuntikkan, vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan

pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. Kemudian

suntikan diberikan pada lengan kiri atas secara subkutan. Cara pemberian :

a. Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan seluruh lengan

telanjang

b. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi, dan gunakan jari-jari tangan untuk

menekan ke atas lengan bayi.

c. Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol ke atas dengan sudut 45

derajat

d. Usahakan kestabilan posisi jarum

Cara pemberian vaksinasi campak :

a). Vaksin Campak dilarutkan dulu sebelum saat pelayanan akan dimulai.

b). Buka tutup torak dan tutup jarum.

7
c). Tusukkan jarum tersebut ke vial vaksin. Pastikan ujung jarum selalu berada

didalam cairan vaksin, jauh dibawah permukaan cairan vaksin, sehingga tidak ada

udara yang masuk kedalam semprit.

d). Tarik torak perlahan-lahan agar cairan vaksin masuk kedalam semprit, sampai

torak terkunci secara otomatis, torak tidak dapat ditarik lagi.

e). Cabut jarum dari vial, keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat

suntik dan mendorong torak sampai pada skala 0,5 cc.

f). Bersihkan kulit dengan air hangat, kemudian suntikan vaksin secara

intramuskular (lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan apakah jarum

tidak menembus pembuluh darah). Alat suntik yang telah dipakai langsung

dibuang kedalam insinerator tanpa penutup jarum dan penutup torak.

4. Efek Samping

Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama

3 hari yang dapat terjadi 8 - 12 hari setelah vaksinasi. (Atikah Roverawati dan

Citra Setyo Dwi Andini, 2010:54). Terjadinya Encephalitis setelah vaksinasi pernah

dilaporkan yaitu dengan perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan. Efek

samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan

gejala kataral serta ensefalitis (jarang).

5. Kontra Indikasi

Pemberian imunisasi tidak boleh dilakukan pada orang yang mengalami

immunodefisiensi atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun

karena leukimia, dan limfoma. (Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini,

2010:54). Terdapat beberapa kontraindikasi yang berkaitan dengan pemberian

8
vaksin campak. Walaupun berlawanan penting untuk mengimunisasi anak yang

mengalami malnutrisi. Demam ringan, infeksi ringan pada saluran nafas atau

diare, dan beberapa penyakit ringan lainnya jangan dikategorikan sebagai

kontraindikasi. Kontraindikasi terjadi bagi individu yang diketahui alergi berat

terhadap kanamycin dan erithromycin. Karena efek vaksin virus campak hidup

terhadap janin belum diketahui, maka wanita hamil termasuk kontraindikasi. Vaksin

Campak kontraindikasi terhadap individu-individu yang mengidap penyakit

immune deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun

karena leukimia, lymphoma atau generalized malignancy.

Kontra indikasi pemberian vaksin campak:

- infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38°Celsius

- gangguan sistem kekebalan

- pemakaian obat imunosupresan

- alergi terhadap protein telur

- hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin

- wanita hamil.

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “P” UMUR 9 BULAN SEHAT

Hari/Tanggal : Minggu, 22 November 2022, Pk. 16.30 WITA


Kunjungan : Ulang
Pendamping : Orang Tua
A. Data Subjektif
1. Biodata
Bayi
Nama : “P”
Tanggal : 21/02/2022/ 9 bulan
lahir/Umur

Jenis Kelamin : Laki-laki


Agama : Hindu

Anak Ke- : II

Ibu Suami
Nama : Ny “KA” Tn “KD”
Umur : 27 tahun 29 tahun
Suku Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta Karyawan Swasta
Alamat rumah : Perumahan Puri belitung No.x
No HP : 089565556xxx

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin imunisasi untuk bayinya.

10
3. Riwayat Prenatal
a. Riwayat pemeriksaan ANC ibu memeriksakan kehamilannya pada
TWI, TW II, TW III,di dokter SPOG, ANC terpadu di PMB made sri
devi indrawati, S.Keb.,Bd. tidak ada keluhan yang mengganggu
kesehatan ibu dan janin, selama kehamilan ini
b. Obat-obatan yang dikonsumsi ibu B6, Asam folat, SF, Kalsium,
Vitamin C.
c. Kebiasaan buruk yang berpengaruh terhadap kondisi kehamilan ,
tidak ada gaya hidup yang merugikan kesehatan
d. Penyulit atau komplikasi yang dialami : tidaka ada
e. Tindakan pengobatan atau perawatan untuk mengatasi
penyulit/komplikasi
4. Riwayat Intranatal
a. Masa gestasi saat dilahirkan : 40 minggu
b. Kala I
Penyulit dan komplikasi yang dialami : tidak ada
c. Kala II
1) Penyulit dan komplikasi yang dialami : tidak ada
2) Penolong persalinan : bidan
3) Cara bersalin : sptB
4) Kondisi anak saat dilahirkan :
a) Bernafas spontan
b) Menangis
c) Tonus otot : gerak aktif
5) APGAR skor 1 menit 8 V menit 9
6) Inisiasi menyusu dini : dilakukan
2. Riwayat pascanatal (28 hari pertama)
a. Rawat gabung : dilakukan
b. Antropometri baru lahir (6 jam pertama) : BB 3600 gram, PB 50 cm,
LK 34 cm, LD 32 cm.
3. Penyakit yang pernah atau sedang diderita anak termasuk hospitalisasi
serta tindakan orang tua terkait penyakit anak : tidak ada

11
4. Riwayat Imunisasi
Umur Tanggal Jenis Imunisasi yang Efek samping
Anak
Pemberian didapat yang dialami
0 hari 21-02- 2022 HBO Tidak ada
1 bulan 10-03-2022 BCG, Polio 1 Tidak ada
2 bulan 22-04-2022 DPT-HB-HIB 1, Polio Tidak ada
2
3 bulan 22-05-2022 DPT-HB-HIB 2, Polio Tidak ada
3
4 bulan 22-06-2022 DPT-HB-HIB 3, Polio Tidak ada
4
5 bulan 20-07-2022 IPV Tidak ada

5. Data bio-psiko-sosial-spiritual
a. Bernafas : tidak ada kesulitan
b. Nutrisi :
1) Jenis minuman : ASI dan PASI (bubur susu)
2) Frekuensi minum on demand 14 kali dalam 24 jam
3) Jumlah minum : 90 ml per sekali minum
4) Makanan lain yang diberikan : buah-buahan
c. Eliminasi :
1) Buang air besar
a) Frekuensi dalam sehari : 2x/ hari
b) Konsistensi : biasa, tidak keras dan tidak
lembek
c) Warna feses : kuning
d) Masalah : tidak ada masalah
2) Buang air kecil
a) Frekuensi dalam sehari : 4-5 x / hari
b) Konsistensi : -
c) Jumlah : pake pampers
d) Masalah : tidak ada
d. Istirahat
1) Lama tidur dalam sehari : 10-12 jam
2) Masalah : tidak ada
12
e. Psikologi
1) Penerimaan orang tua terhadap anak : diterima
2) Pengasuhan anak dominan dilakukan oleh : ibu kandung
3) Pola asuh anak yang dominan : ibu kandung
f. Sosial
1) Hubungan intern keluarga : harmonis
2) Pengambilan keputusan dalam keluarga : ibu dan suami
3) Sibling : ada
4) Kebiasaan orang tua yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak : tidak ada
5) Kepercayaan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak : tidak ada
6) Jaminan kesehatan : ada
g. Pengetahuan orang tua tentang
1) Tanda anak sakit : tahu, dari pengalaman merawat anak pertama,
dan dari medsos
2) Asuhan dasar anak : tahu, dari orangtua, dan teman–teman yang
sudah berpengalaman merawat anak
3) Tumbuh kembang anak : tahu, dari bidan, saat posyandu, dan buku
KIA
4) Stimulasi perkembangan anak : belum tahu

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Warna Kulit : Sawo matang
Kesadaran : composmentis
GCS :E:4M:5V:6
Tanda-tanda vital : Suhu : 36,4oC RR 38 x/menit N: 114
x/menit
Antropometri : BB : 8,3 kg BB sebelumnya : 7,1 kg PB: 69
cm PB sebelumnya: 68 cm (17/10/2022)

13
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan leher
1) Muka : normal
2) Rambut
a) Kebersihan : bersih
b) Kondisi : mudah dicabut tidak
3) Kelainan kongenital pada kepala : tidak ada
4) Mata
a) Edema : normal
b) Konjungtiva : merah muda
c) Sclera : putih
d) Kelainan kongenital : tidak ada
5) Hidung
a) Nafas cuping hidung : tidak ada
b) Pengeluaran pada hidung : tidak ada
c) Kelainan kongenital : tidak ada
6) Mulut
a) Mukosa mulut : lembab
b) Lidah : bersih
c) Kelainan kongenital : tidak ada
7) Telinga
a) Simetris
b) Kebersihan : bersih
c) Kelainan kongenital : tidak ada
8) Leher
a) Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
b) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
c) Bendungan vena jugularis : tidak ada
d) Kelainan kongenital : tidak ada
b. Dada dan aksiia
1) Tarikan intercostal : tidak ada
2) Suara nafas : normal

14
3) Payudara : simetris
4) Pengeluaran payudara : tidak ada
5) Pembesaran kelenjar limfe aksila : tidak ada
6) Kelainan lain yang ditemukan: tidak ada
c. Abdomen
1) Bentuk perut : simetris
2) Peristaltic usus : ada
3) Distensi : tidak ada
4) Kelainan yang ditemukan : tidak ada
d. Anogenetalia :
1) Bayi laki-laki :
a) Terdapat pengeluaran pada uretra : tidak
b) Kelainan pada genetalia : tidak ada
2) Lubang anus : ada
e. Ekstremitas
1) Oedema: tidak
2) Kuku : merah muda
3) Teraba dingin / tidak
4) Kelainan pada bentuk kaki: normal
5) Kelainan pada jari : tidak ada
f. Punggung
1) Kelainan : tidak ada, Bila ada sebutkan : tidak ada
PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN DAN EMOSI ANAK (memakai lembar
kuesioner baku pada buku SDIDTK)
1. KPSP : skor 10
2. TDD : Normal
3. TDL : Normal
4. KMME :-
5. GPPH :-
6. CHAT :-

15
C. ANALISA
Bayi “P” Umur 9 bulan sehat

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

menerima hasil pemeriksaan.

2. Melakukan informen consent untuk pemberian imunisasi campak, ibu dan

suami setuju.

3. Menyiapkan vaksin dan alat yang digunakan untuk penyuntikan, vaksin dan

alat sudah siap

4. Melakukan desinfeksi area penyuntikan, sudha dilakukan \

5. Menyuntikan 0,5ml vaksin campak di lengan kiri secara SC, Tidak ada

reaksi alergi

6. Memberikan KIE tentang reaksi dan perawatan post pemberian imunisasi

campak. Reaksi yang timbul adalah demam dan akan turun setelah diberi obat

penurun panas, jika terjadi pembengkakan pada luka bekas suntikan, maka segera

kompres dengan air hangat. Namun hal tersebut tidak selalu terjadi pada setiap

bayi karena reaksi pada setiap bayi berbeda tergantung pada daya tahan tubuh

masing-masing bayi. Jika timbul gejala infeksi seperti bengkak, merah, nanah,

panas, nyeri, maka harus segera dibawa ke petugas kesehatan.

7. Mencatat hasil pemeriksaan antopometri pada buku KMS dan hasil

imunisasi campak pada buku KIA dilakukan pada tanggal 22 November 2022

8. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI dan berikan makanan

tamabahan yang lebih padat seperti nasi tim, dan nasi lembek, ibu bersedia

mengikuti anjuran bidan

16
9. Menganjurkan ibu untuk datang kembali tanggal 14/12/2021 untuk melakukan

imunisasi booster, ibu bersedia datang kembali pada tanggal yang telah disepakati.

17
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam asuhan kebidanan pada bayi sehat terhadap bayi “P” asuhan kebidanan

diberikan sesuai dengan kondisi bayi. Asuhan kebidanan bayi sehat pada bayi

“P” dilakukan pengambilan data subjektif yaitu anamese seperti riwayat kesehatan,

riwayat imunisasi, riwayat penyakit sekarang didapatkan hasil bayi “P” datang

untuk melakukan imunisasi.

Pada teori disebutkan bahwa pemberian imunisasi campak memiliki

persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu bayi harus berumur 9 bulan untuk campak-

1 dan kondisi bayi dalam keadaan sehat dan tidak sedang menderita penyakit

apapun. Sedangkan pada kasus didapatkan bayi “P” umur 9 bulan dalam

keadaan sehat, sehingga memenuhi persyaratan untuk dilakukan imunisasi, sehingga

antara teori dengan praktek tidak ditemukan adanya kesenjangan yang berarti.

Pengambilan data objektif dilakukan dengan melakukan pemeriksaan tanda-tanda

vital, timbang berat bdan, ukur tinggi badan dan pemeriksaan fisik. Dari hasil

penimbangan berat badan didapatkan hasil 8,3 kg dan panjang badan 69 cm.

Pada identifikasi diagnosa dan masalah potensial tidak ditemukan adanya

masalah. Diagnosa yang ditegakkan yaitu bayi umur 9 bulan dengan imunisasi

campak. Sehingga, intervensi yang direncanakan sesuai dengan diagnosa yang

dialami oleh bayi tersebut dengan tujuan agar tidak terjadi komplikasi dan mencegah

dari penyakit campak.

Prosedur pemberian imunisasi campak pada bayi “P” telah dilakukan

dengan benar dengan tujuan untuk mencegah penyakit campak. Pelaksanaan

18
pemberian imunisasi campak pada bayi “P” telah dilakukan sesuai dengan langkah-

langkah yang ada, diantaranya : menginformasikan pada ibu tentang prosedur

pemberian imunisasi campak, melakukan penyuntikan dengan benar (melakukan

penyuntikan di 1/3 lengan atas sebelah kiri secara SC dengan dosis

0,5 ml), memberi KIE yang jelas, mengingatkan ibu untuk kontrol jika ada keluhan,

dan menganjurkan ibu untuk rutin membawa bayinya ke posyandu walaupun jadwal

imunisasi telah habis.

Reaksi yang timbul setelah pemberian imunisasi campak adalah demam

dan akan turun setelah diberi obat penurun panas. Jika terjadi pembengkakan pada

luka bekas suntikan, maka dianjurkan kepada ibu untuk segera mengompres luka

bekas suntikan dengan air hangat. Namun hal tersebut tidak selalu terjadi pada setiap

bayi karena reaksi pada setiap bayi berbeda tergantung pada daya tahan tubuh

masing-masing bayi.

Di dalam evaluasi tidak terjadi komplikasi setelah dilakukan pemberian

imunisasi campak. Diharapkan hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan dan

kriteria hasil yang telah direncakan.

19
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi “P” umur 9 bulan

dengan imunisasi campak pada tanggal 22 November 2022, penulis dapat

menyimpulkan bahwa asuhan kebidanan yang diberikan telah berjalan sesuai

dengan prosedur imunisasi campak, yaitu menyuntikkan vaksin campak secara

subkutan di lengan atas sebelah kiri dengan sudut 45 derajat dan dosis 0,5 ml.

Sehingga diharapkan setelah penyuntikan, bayi “P” dapat terhindar dari penyakit

campak dan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.

Orang tua bayi “P” sangat kooperatif terhadap tindakan yang dilakukan,

sehingga tidak didapatkan masalah yang serius yang dapat menghambat proses

pelaksanaan implementasi.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan rutin mengimunisasikan bayinya sesuai dengan jadwal agar

terhindar dari berberapa penyakit berbahaya dan rutin membawa bayinya ke

posyandu untuk memantau perkembangan bayi.

2. Bagi pendidikan

Diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan mutu mahasiswanya agar

menjadi tenaga kesehatan yang kompeten.

20
3. Bagi Tenaga kesehatan

Diharapkan mampu mempertahankan keterampilan dalam memberikan asuhan

4. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat lebih berkompetensi dan terampil dalam

memberikan asuhan

21
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul H, M. Uliyat.2006.Keterampilan Dasar Praktik Klinik


Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Atikah Proverawati, Citra Setyo Dwi Andhini.Imunisasi dan


Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset

Nelson.2000.ilmu Kesehatan Anak.EGC:Jakarta

Hidayat, AA.,2005.Pengantar ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta:Salemba Medika


Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak.1985.Ilmu Kesehatan Anak Jilid
1.Jakarta:FKUI

Dr. J.B. Suharjo B. Cahyono, Sp.PD, dkk.2010.Vaksinasi Cara Ampuh Cegah


Penyakit Infeksi.Yogyakarta:KANISIUS

Latief,Abdul,dkk.2003.Diagnosis Fisis Pada Anak.Jakarta:CV Sagung Seto


http://bayisehat.blogspot.com/2005/03/perkembangan-kepandaian-bayi-
hingga_22.html diakses tanggal 10 November 2021

Vaksin Campak Kering. 2010.http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html


diakses tanggal 10 November 2021

Pedoman Keterpaduan Pemberian Kapsul Vitamin A dan Imunisasi Campak di


daerah Kumuh Perkotaan (Untuk Petugas
Kesehatan).www.gizi.net/pedoman-gizi/download/ped-padu-vita-
kota.doc diakses tanggal 10 November 2021

CAMPAK. http://mypijar.blogspot.com/2005_04_01_archive.html diakses tanggal


10 November 2021

http://www.infoanak.com/tag/perkembangan-bayi-usia-9-bulan/ diakses tanggal


10 November 2021

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004 (revisi September 2003):
http://www.parentsguide.co.id/smf/index.php?topic=566.0 diakses
tanggal 10 November 2021

22

Anda mungkin juga menyukai