Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN IMUNISASI PADA BAYI AN.

V
UMUR 9 BULAN DENGAN IMUNISASI CAMPAK
DI KLINIK DHARMA WAHYU AGUNG

Di Susun
Oleh :

Silvia Apriyelva (161212031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2021/2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................... i
DAFTAR ISI ...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Tujuan ..............................................................................................2
C. Manfaat...........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................4
A. Imunisasi..........................................................................................4
B. Imunisasi Campak ..........................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS ...................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................15
BAB V PENUTUP ....................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Campak dan Rubella merupakan penyakit infeksi menular melalui saluran
nafas yang disebabkan oleh virus campak dan rubella. Batuk dan bersin dapat
menjadi jalur masuknya virus campak maupun rubella (Kemenkes, 2017). Gejala
penyakit campak diantaranya demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash)
dapat disertai batuk dan atau pilek maupun konjungtivitis. Sedangkan gejala
rubella sering menimbulkan demam ringan pada anak (Kussanti, et al., 2018).
Pada tahun 2020 campak dilaporkan menyebabkan kematian 562.000 anak
di seluruh dunia. Pada tahun 2010 sampai tahun 2015 dilaporkan sekitar 23.164
kasus campak dan 30.463 kasus rubella (Prabandari, et al., 2018). Global
Vaccine Action Plan (GVAP) menargetkan eliminasi campak dan rubella dengan
pemberian imunisasi MR (Measles Rubella) di tahun 2020. Dalam upaya
mencapai target tersebut pemerintah mengadakan kampanye imunisasi MR untuk
memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella (Kemenkes, 2017).
Imunisasi MR merupakan imunisasi yang digunakan untuk memberikan
kekebalan terhadap campak dan rubella, dalam imunisasi MR antigen yang
dipakai adalah virus campak strain edmosom yang dilemahkan, virus rubella
strain RA 27/3, dan virus gondog. Vaksin ini ditujukan untuk anak usia 9 bulan
sampai kurang dari 15 tahun (Kussanti, et al., 2018). Tujuan dan manfaat
pemberian imunisasi MR adalah untuk merangsang terbentuknya kekebalan
terhadap kedua penyakit tersebut.Dengan didasarkan kajian tentang keamanan
dan efikasinya WHO (World Health Organization) mendukung sepenuhnya
penggunaan imunisasi MR (WHO, 2012).
Pemberian imunisasi MR ternyata menimbulkan penolakan di dalam
masyarakat. Hal-hal yang menjadi penyebab adalah masalah keyakinan,

1
diketahui vaksin campak-rubela belum memiliki sertifikat halal, dimana masalah
halal dan haram bagi umat Islam merupakan sesuatu yang sangat penting
(Rusharyati, et al., 2017). Selain itu, faktor demografi ibu memiliki pengaruh
secara signifikan dalam menyebabkan imunisasi tidak lengkap seperti usia, status
pekerjaan (Sari, et al., 2016), tingkat pendapatan (Rahmawati & W,C.U, 2014),
dan pendidikan (Prihanti, et al., 2016).
Berdasarkan data dari buku laporan imunisasi di Klinik Darma Wahyu
Agung pada bulan Mei didapatkan sebanyak 20 bayi dengan imunisasi campak.
Dari uraian tersebut penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan pada An. V
umur 9 bulan dengan imunisasi campak di Klinik Dharma Wahyu Agung 2022.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan kebidanan imunisasi campak pada balita An. V Usia 9 Bulan
di Klinik Dharma Wahyu Agung 2022
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada An. V umur 9 bulan dengan
imunisasi campak di Klinik Dharma Wahyu Agung 2022
b. Dilakukanya pengkajian data objektif pada An. V umur 9 bulan dengan
imunisasi campak di Klinik Dharma Wahyu Agung 2022
c. Menginterprestasikan data meliputi diagnose, masalah dan kebutuhan pada
An. V umur 9 bulan dengan imunisasi campak di Klinik Dharma Wahyu
Agung 2022
d. Merumuskan diagnose potensial pada An. V umur 9 bulan dengan
imunisasi campak di Klinik Dharma Wahyu Agung 2022.
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada An. V umur 9 bulan dengan
imunisasi campak di Klinik Dharma Wahyu Agung 2022

2
C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Klinik
Dapat menjadi sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pengelola
program kesehatan Klinik
2. Manfaat Bagi Penulis
Penulisan ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis
karena meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan baru tentang
imunisasi Campak
3. Manfaat Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswi
kebidanan di Universitas Ngudi Waluyo dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan imunisasi.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit
yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan / meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah
penularan penyakit dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian
pada bayi dan balita (Mardianti & Farida, 2020). Imunisasi merupakan upaya
kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam mencegah beberapa
penyakit berbahaya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang efektif untuk
mencegah terjadinya penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi
(Seneweetal.,2017). Jadi Imunisasi ialah tindakan yang dengan sengaja
memberikan antigen atau bakteri dari suatu patogen yang akan menstimulasi
sistem imun dan menimbulkan kekebalan, sehingga hanya mengalami gejala
ringan apabila terpapar dengan penyakit tersebut.
2. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi tidak bisa langsung dirasakan atau tidak langsung
terlihat. Manfaat imunisasi yang sebenarnya adalah menurunkan angka
kejadian penyakit, kecacatan maupun kematian akibat penyakit-penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi tidak hanya dapat memberikan
perlindungan kepada individu namun juga dapat memberikan perlindungan

4
kepada populasi.
Imunisasi adalah paradigma sehat dalam upaya pencegahan yang
paling efektif (Mardianti & Farida,2020). Imunisasi merupakan investasi
kesehatan untuk masa depan karena dapat memberikan perlindungan terhadap
penyakit infeksi, dengan adanya imunisasi dapat memberikan perlindungan
kepada indivudu dan mencegah seseorang jatuh sakit dan membutuhkan biaya
yang lebih mahal.
3. Hambatan imunisasi
Perbedaan persepsi yang ada dimasyarakat menyebabkan hambatan
terlaksananya imunisasi. Masalah lain dalam pelaksanaan imunisasi dasar
lengkap yaitu karena takut anaknya demam, sering sakit, keluarga tidak
mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu tempat imunisasi, sertasibuk /
repot (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Pemahaman mengenai imunisasi bahwa imunisasi dapat menyebabkan
efek samping yang membahayakan seperti efek farmakologis, kesalahan
tindakan atau yang biasa disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
seperti nyeri pada daerah bekas suntikan, pembengkakan lokal, menggigil,
kejang hal ini menyebabkan orang tua atau masyarakat tidak membawa
anaknya kepelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan sebagian besar bayi
dan balita belum mendapatkan imunisasi (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia,2015).
4. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Berdasarkan Info Dari Kementerian Kesehatan (2016), penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi yaitu:
a. Pada imunisasi wajib antara lain: polio, tuberculosis, hepatitis B, difteri,
campak rubella dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubella (congenital
rubella syndrome / CRS)
b. Pada imunisasi yang dianjurkan antara lain: tetanus, pneumonia (radang
paru), meningitis (radang selaput otak), cacar air. Alasan pemberian

5
imunisasi pada penyakit tersebut karena kejadian di Indonesia masih cukup
tinggi dapat dilihat dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
c. Pada imunisasi lain disesuaikan terhadap kondisi suatu negara tertentu.
5. Macam-macam Imunisasi
a. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu penyakit
infeksi yang dapat merusak hati. Efek samping imunisasi umumnya tidak
ada, jika pun terjadi yaitu berupa keluhan nyeri pada tempat suntikan yang
disusul demam dan pembengkakan, reaksi ini akan menghilang dalam
waktu dua hari. Kontra-indikasi imunisasi hepatitis B yaitu tidak dapat
diberikan pada anak yang menderita sakit berat (Maryunani, 2010 : 221-
222)
b. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC), yaitu penyakit paru-
paru yang sangat menular. Efek samping umumnya tidak ada, namun pada
beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau
leher bagian bawah dan biasanya akan sembuh sendiri. Kontra-indikasi
imunisasi BCG yaitu tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB
atau menunjukan uji mantoux positif atau pada anak yang mempunyai
penyakit kulit yang berat/menahun (Maryunani, 2010)
c. Imunisasi DPT-HB-Hib
Imunisasi DPT-HB-Hib merupakan imunisasi yang diberikan untuk
mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis, tetanus, pneumonia (radang
paru), dan meningitis (radang selaput otak). Efek samping biasanya berupa
bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat
timbul. Kontra-indikasi imunisasi yaitu tidak dapat diberikan pada anak

6
yang mempunyai penyakit atau kelainan saraf baik bersifat keturunan atau
bukan, seperti epilepsy, menderita kelainan saraf, anak yang sedang
demam/sakit keras dan yang mudah mendapatkan kejang dan mempunyai
sifat alergi, seperti eksim atau asma (Maryunani, 2010 : 217-218)
d. Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis, yaitu penyakit radang yang
menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh. Kontra indikasi
imunisasi polio yaitu ditangguhkan pada anak dengan diare berat atau
sedang sakit parah seperti demam tinggi ( diatas 38 0C) dan tidak diberikan
pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan, HIV/AIDS,
penyakit kanker atau keganasan, serta pada anak yang sedang menjalani
pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum (Maryunani, 2010 : 218-
219).
e. Imunisasi Campak
Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Efek samping
mungkin terjadi demam ringan dan terdapat efek kemerahan/bercak merah
pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan,
kemungkinan terdapat pembengkakan pada tempat penyuntikan. Kontra-
indikasi imunisasi campak yaitu pada anak dengan penyakit infeksi akut
yang disertai demam, gangguan kekebalan, TBC tanpa pengobatan,
kekurangan gizi berat, penyakit keganasan, serta pada anak dengan
kerentanan tinggi terhadap protein telur, kanamisin, dan eritromisin
(antibiotik) (Maryunani, 2010 : 219-220)
6. Jadwal Imunisasi Dasar
Jadwal pemberian imunisasi dasar untuk bayi usia 0-11 bulan terdiri dari
pemberian imunisasi HB 0, BCG, DPT-HB-Hib, Polio, dan MR dengan
masing-masing interval waktu tertentu. Pemberian imunisasi dasar lanjutan

7
pada batita terdiri dari imunisasi DPT-HBHib booster pada usia 18 bulan dan
MR booster pada usia 24 bulan (Kemenkes, 2017)
Kementerian kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar
lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri
dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup,
diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang
optimal (Kemenkes,2018)
Table 2 1 Jadwal Imunisasi
Jadwal Pemberian Imunisasi
0 Bulan HEPATITIS B0
1 Bulan BCG, POLIO 1
2 Bulan DPT-HB-HIB 1, POLIO 2
3 Bulan DPT-HB-HIB 2, POLIO 3
4 Bulan DPT-HB-HIB 3 ,POLIO 4
9 Bulan CAMPAK
18 Bulan DPT-HB-HIB LANJUTAN
24 Bulan CAMPAK LANJUTAN

B. Imunisasi Campak
1. Pengertian Imunisasi Campak
Imunisasi campak adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadi penyakit campak pada anak, karena penyakit ini sangat menular yang
diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif, terhadap penyakit campak
(morbili/measles) (kandungan vaksin campak ini adalah virus yang
dilemahkan(Atika, 2013).

2. Fungsi imunisasi campak

8
Imunisasi campak ditunjukan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit campak. Campak, meales atau rubella adalah penyakit virus akut
yangdisebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak
awal masaprodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah muncul ruam. Infeksi
disebarkan lewatudara(airborne) (Atika, 2010).
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet melalui udara, menempel
dan berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi
dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang
pertama. Virus menyebarpada semua sistem retikulo endotelial dan menyusul
viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses
kerandangan merupakan dasar patologikruam dan infiltrat peribronchial paru.
Juga terdapat udema, bendungan dan pendarahan yang tersebar pada otak
(Atika, 2010).
3. Cara dan waktu pemberian imunisasi campak
Imunisasi diberikan pada usia 9 bulan dalam dosis 0.5 ml secara
subkutan. Dosis baku minimal untuk vaksin campak yang dlemahkan adalah
1000 TCID 50 atau 0.5ml. Untuk vaksin hidup diberi 20 TCID 50 mungkin
sudah meberikan hasil yang baik.Waktu pemberian imunisasi camapak satu kali
pada bayi berumur 9-11 bulan,dikarnakan sebelum diberikan imunisasi campak
bayi terlebih dahulu diberikan DPT/Hepatitis B 3, Polio 4 (Atika, 2010).
4. Efek samping imunisasi
Biasanya tidak terjadi reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam
ringan dantedapat efek kemerahan / bercak merah pada pipi dibawah telinga
pada hari ke 7- 8setelah penyuntikan. Kemungkinan juga terdapat
pembengkakan pada penyuntikan (Atika, 2010).
5. Kontraindikasi Imunisasi
Kontraindikasi pemberian imunisasi campak adalah anak :
a. Dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam.
b. Dengan penyakit gangguan kekebalan.

9
c. Dengan penyakit TBC tanpa pengobatan.
d. Dengan kekurangan gizi berat.
e. Dengan penyakit keganasan.
f. Dengan kerentanan tinggi terhadap protein telur, kanamisin dan
eritromisin(antibiotik)(Atika, 2010).
6. Komplikasi Campak
Komplikasi atau akibat tidak di imunisasi campak ini adalah radang paru-
paru, infeksipada telinga, radang pada saraf, radang pada sendi dan radang pada
otak yang dapatmenyebabkan kerusakan otak yang permanen (menetap)
7. Akibat tidak diimunisasi campak
Gejala timbuk dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi yaitu panas badan
nyeritenggorokan, batuk koplik, nyeri otot, mata merah. 2-4 hari kemudian
muncul bintik-bintikputih kecil dimulut bagian dalam ( bintik koplik). Ruam
(kemerahan dikulit) yang terasa gatalmuncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala
diatas.
Pada puncak penyakit, penderita merasasangat sakit, ruamnya meluas
serta suhu tubuh mencapai 40 C.Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang
radang dan merah selama beberapahari diikuti duarm jerawat merah yang mulai
pada muka dan merabak ketubuh dan adaselama 4 hari hingga 7 hari.8imunisasi
campak dianjurkan pada anak usia 6-9 bulan. Karena zat kekebalancampak
yang diperoleh dari ibunya sejak dalam kandungan akan menurun atau
menghilangpada waktu usia 6 bulan. Peranan ASI sangat besar melindungi bayi
dari penyakit campak.Ibu yang memberikan ASI pada bayinya akan
memberikan antibodi kekebalan pada bayinya.Dengan demikian indonesia di
anjurkan pemberian imunisasi campak pada bayi sebelumumur 9 bulan,
misalnya pada umur 6-9 bulan ketika kekebalan pasif yang di peroleh dari
ibumulai menghilang. Akan tetapi kemudian harus mendapatkan suntikan ulang
setelah umur 15bulan (Kemenkes RI 2010).

10
BAB III

TINAJUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2022


Pukul : 09.00WIB

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Bayi

Nama : An. V
Umur : 9 Bulan
Tanggal lahir : 19 Agustus 2021,
Pukul : 05.20WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke : Pertama
Alamat : Wawarlor Rt 01 Rw 02

B. Anamnesa (DataSubyektif)
1. Alasan Datang
Ibu datang mengatakan ingin melakukan imunisasi Campak pada anaknya
dan Anaknya saat ini berusia 9 bulan ibu juga mengatakan tidak memilki
keluhan apapun tentang Keadaan bayinya. Saat ini bayinya dalam kondisi
sehat.
2. Riwayat Kesehatan
a. RiwayatMaternal
1) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak menderita penyakit, seperti: DM,
Hipertensi, Asthma, Hepatitis, Jantung, TBCdanHIV /AIDS.
2) Riwayat kesehatan yang lalu

11
Ibu mengatakan dahulu tidak pernah menderita penyakit seperti :DM,
Hipertensi, Asma, Hepatitis, Jantung, TBCdanHIV/AIDS.
3) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderi tapenyakit
seperti:DM, Hipertensi, Asma, Hepatitis, Jantung, TBC dan
HIV/AIDS.
b. Riwayat Prenatal
Ibu rutin melakukan ANC di bidan dan dokter kandungan dan memenuhi
kebutuhan nutrisi selama kehamilanya.
c. Riwayat Intranatal
Tanggal lahir : 19 Agustus 2021, Pukul 05.20WIB
JenisPersalinan : Normal
Penolong :Bidan
BB Lahir : 2.710 gram
PB Lahir : 49 cm
Jenis Kelaminan : Laki-laki
d. Riwayat Imunisasi:
B. Imunisasi I II III IV Ket

BCG √
DPT √ √ √
POLIO √ √ √ √
HEPATITIS B √ √ √
CAMPAK √

C. Pemeriksaan Fisik (DataObyektif)


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
 HR :127 x/m

12
 RR : 39x/m
 Suhu : 36,8°C
2. Pemeriksaan Antropomentri
BB : 10,7 kg
PB : 67 cm
3. Pemeriksaan Fisik : Dalam Batas Normal

II. INTERPRESTASI DATA


a. Diagnose kebidanan :
An. V laki-laki usia 9 bulan dengan imunisasi Campak

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada
IV. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Beritahu ibu manfaat dari imunisasi campak
3. Beritahu ibu efek samping dari imunisasi campak
4. Beritahu ibu lokasi penyuntikan imunisasi campak
5. Menyuntikan imunisasi campak
6. Beritahu ibu untuk mengkompres bayinya dengan air biasa disaat suhu
tubuhnya meningkat
7. Beritahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya

V. PELAKSANAAN

13
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, tanda-tanda vital
dan pemeriksaan fisik bayi dalam batas normal dan bayi dapat diberikan
imunisasi Campak
2. Memberitahu ibu manfaat dari imunisasi Campak yaitu untuk memberi
kekebalan tubuh terhadap sakit campak atau menurunkan angka penularan di
lingkungan di sekitar nya
3. Memberitahu efek samping yang sering ditimbulkan dari imunisasi Campak
yaitu kenaikan suhu tubuh bayi (demam) dan reaksi local seperti rasa sakit,
kemerahan, bengakak di area bekas penyuntikan. Akan tetapi reaksi tersebut
bersifat local dan akan hilang dalam beberapa hari.
4. Memberitahu ibu lokasi penyuntikan Campak yaitu berada di lengan atas
sebelah kiri secara IM.
5. Memberitahu ibu bahwa penyuntikan imunisasi campak telah dilakukan.
6. Menganjurkan ibu untuk mengkompres bayinya dengan air biasa disaat suhu
tubuhnya meningkat. Dan berikan Paracetamol syrup sebanyak 1/4 sdm 3x1
hr saat demam bayi tidak turun setelah dikompres
7. Menjelaskan jadwal kunjungan imunisasi yang akan datang yaitu pada saat
anak berusia 18 bulan untuk mendapatkan imunisasi DPT Lanjutan.

VI. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Ibu mengetahui manfaat imunisasi Campak
3. Ibu mengetahui efek samping imunisasi Campak
4. Ibu mengetahui lokasi penyuntikan
5. Telah disuntikkan imunisasi Campak
6. Ibu bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan bidan
7. Ibu mengerti tentang jadwal kunjungan imunisasi yang akan datang

BAB IV

14
PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dibahas tentang hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan
Asuhan Kebidanan Balita pada An.V umur 9 bulan Di Klinik Darma Wahyu pada
tanggal 14 Mei 2022. Dalam pembahasan diuraikan secara narasi berdasarkan
pendekatan asuhan kebidanan.
1. Pengkajian
Pada data subyektif pada balita An. V dengan imunisasi campak bahwa ibu
mengatakan ingin mendapatkan imunisasi untuk anaknya dan ibu mengatakan
anaknya tidak sedang sakit.Ibu juga mengatakan anaknya berjenis kelamin
laki-laki lahir pada tanggal 19 Agustus 2021.
Pada data obyektif pada balita An. V dengan imunisasi campak,
berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, HR : 127 x/m, Suhu: 36,8°C, RR: 39x/m, BB:10,7 kg, PB : 67
cm.
Pada data objektif diperoleh dengan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui keadaan umum pasien selama imunisasi yang dikaji dari kepala
sampai dengan kaki untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak. Hal ini tidak
terdapat kesenjangan teori praktik.
a. Interprestasi Data
Interpretasi data merupakan data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang
spesifik.Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak
dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan
(Varney, 2004).
Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnosa
kebidanan. Pada kasus ini interpretasi data meliputi masalah dan kebutuhan.
Pada An. V umur 9 bulan dengan imunisasi campak adapun masalah yang
dihadapi klien tidak ada, sehingga kebutuhan pada kasus ini adalah juga

15
tidak ada, sehingga pada langkah interpretasi data ini tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan.
b. Perencanaan
Setelah kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan perencanaan serta
menyeluruh terhadap masalah yang ada.Oleh karena itu, pada langkah ini
tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil
pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan
bersama sebelum melaksanakannya.
Pada kasus An. V diberikan perencanaan sebagai berikut Beritahu ibu
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, beritahu ibu manfaat dari imunisasi
campak, beritahu ibu efek samping dari imunisasi campak, beritahu ibu
lokasi penyuntikan imunisasi campak, menyuntikan imunisasi campak,
beritahu ibuuntukmengkompres bayinya dengan air biasa disaat suhu
tubuhnya meningkat, beritahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya.
c. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, tanda-
tandavitaldan pemeriksaan fisik bayi dalam batasnormal dan bayi dapat
diberikan imunisasi Campak
b. Memberitahu ibu manfaat dari imunisasi Campak yaitu untuk memberi
kekebalan tubuh terhadap sakit campak atau menurunkan angka
penularan di lingkungan di sekitar nya
c. Memberitahu efek samping yang sering ditimbulkan dari imunisasi
Campak yaitu kenaikan suhu tubuh bayi (demam) dan reaksi local seperti
rasa sakit, kemerahan, bengakak di area bekas penyuntikan. Akan tetapi
reaksi tersebut bersifat local dan akan hilang dalam beberapa hari.
d. Memberitahu ibu lokasi penyuntikan Campak yaitu berada di lengan atas
sebelah kiri secara IM.
e. Memberitahu ibu bahwa penyuntikan imunisasi campak telah dilakukan.
f. Menganjurkan ibu untuk mengkompres bayinya dengan air biasa disaat

16
suhu tubuhnya meningkat. Dan berikan Paracetamol syrup sebanyak 1/4
sdm 3x1 hr saat demam bayi tidak turun setelah dikompres
g. Menjelaskan jadwal kunjungan imunisasi yang akan datang yaitu pada
saat anak berusia 18 bulan untuk mendapatkan imunisasi DPT Lanjutan
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dalam dosis 0.5 ml
secara subkutan. Waktu pemberian imunisasi camapak satu kali pada bayi
berumur 9-11 bulan, dikarnakan sebelum diberikan imunisasi campak bayi
terlebih dahulu diberikan DPT/Hepatitis B 3, Polio 4 (Atika, 2010). Sasaran
imunisasi Campak adalah bayi dan anak-anak. Imunisasi pada bayi diberikan
kepada bayi yang berumur kurang dari satu tahun dengan satu dosis, sedangkan
imunisasi Campak pada anak diberikan pada Siswa kelas 2 dan 3 SD sebagai
upaya perlindungan jangka panjang terhadap penyakit (Akib dalam Dian, dkk.
2016).
Berdasarkan hasil penelitian Agus Tahun 2016 dapat diperoleh
informasi bahwaimunisasi campak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya
incidence rate penyakit campak. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian
menggambarkan bahwa cara yang efektif untuk mencegah penyakit campak
yaitu dengan imunisasi balita pada usia 9 bulan (<1 tahun). Selama
periode2000-2013, imunisasi campak berhasil menurunkan 15,6 juta (75%)
kematian akibat campak di Indonesia(Kemenkes RI, 2015).
Imunisasi campak membuat anak akan terlindungi dan tidak terkena
campak, karena imunisasi dapat memberikan kekebalan terhadap suatu
penyakit termasuk campak (Nugrahaeni dalam Agus, 2016). Menurut hasil
penelitian Giarsawan dkk, dalam Agus (2016) menyimpulkan bahwa anak
yang tidak diimunisasikan berisiko sebesar 16,92 kali terkena campak
dibandingkan yang diimunisasi.
Menurut Widagdo dalam Agus(2016), campak sangat mudah
menular.Sebesar 90% penderita memiliki riwayat kontak dengan penderita
lain.Penyebaran virus terjadi melalui droplet besar dari saluran nafas, namun

17
adajuga yang menular melalui droplet kecil lewat udara yang dihirup. Orang
yang pernah kontak dengan penderita lain biasanya tertular setelah 14-15hari
dari virus tersebut masuk (Setiawan dalam Agus, 2016).
Dalam melakukan penatalaksanaan tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktik yang dilakukan di Pusksmas Tengaran
2. Evaluasi
Evaluasi pada An. V setelah diberikan imunisasi campak yaitu ibu mengerti
apa yang dijelaskan oleh bidan, Ibu mengetahuimanfaat dan efek samping dari
imunisasi campak, Ibu mengetahui lokasi penyuntikan imunisasi campak, anak
sudah di imunisasi campak, Ibu bersedia melakukan anjuran yang telah
diberikan bidan, Ibu mengerti tentang jadwal kunjungan imunisasi yang akan
dating, Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

BAB IV
PENUTUP

18
A. Kesimpulan

Berdasarkan yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan pembahasan pada
asuhan kebidanan pada An. V umur 9 bulan , maka penulis mengambil
kesimpulan :
1. Pada data subyektif pada balita An. V dengan imunisasi campak bahwa ibu
mengatakan ingin mendapatkan imunisasi untuk anaknya dan ibu
mengatakan anaknya tidak sedang sakit. Ibu juga mengatakan anaknya
berjenis kelamin laki-laki lahir pada tanggal 19 Mei 2021.Pada data
obyektif pada balita An. V dengan imunisasi campak, berdasarkan hasil
pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
HR:127 x/m, Suhu: 36,8°C, RR: 39x/m, BB:10,7 kg, PB:67 cm.
2. Interprestasi data dari hasil pengkajian diperoleh diagnose kebidanan An.
V umur 9 bulan. Dengan masalah tidak ada
3. Diagnose potensial An. V adalah tidak terjadi karena mendapatkan
tindakan langsung.
4. Antisipasi / penanganan segera pada An. V juga tidak dilakukan karena
diagnose potensial tidakditemukan.
5. Perencanaan yang diberikan pada kasus ini yaitu beritahu ibu hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan, beritahu ibu manfaat dari imunisasi
campak, beritahu ibu efek samping dari imunisasi campak, beritahu ibu
lokasi penyuntikan imunisasi campak, menyuntikan imunisasi campak,
beritahu ibu untuk mengkompres bayinya dengan air biasa disaat suhu
tubuhnya meningkat, beritahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya.
6. Pelaksanaan pada An. V Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik bayi dalam batas
normal dan bayi dapat diberikan imunisasi Campak. Memberitahu ibu
manfaat dari imunisasi Campak yaitu untuk memberi kekebalan tubuh
terhadap sakit campak atau menurunkan angka penularan di lingkungan di

19
sekitar nya. Memberitahu efek samping yang sering ditimbulkan dari
imunisasi Campak yaitu kenaikan suhu tubuh bayi (demam) dan reaksi
local seperti rasa sakit, kemerahan, bengakak di area bekas penyuntikan.
Akan tetapi reaksi tersebut bersifat local dan akan hilang dalam beberapa
hari.Memberitahu ibu lokasi penyuntikan Campak yaitu berada di lengan
atas sebelah kiri secara IM. Memberitahu ibu bahwa penyuntikan
imunisasi campak telah dilakukan.Menganjurkan ibu untuk mengkompres
bayinya dengan air biasa disaat suhu tubuhnya meningkat. Dan berikan
Paracetamol syrup sebanyak 1/4 sdm 3x1 hr saat demam bayi tidak turun
setelah dikompres. Menjelaskan jadwal kunjungan imunisasi yang akan
datang yaitu pada saat anak berusia 18 bulan untuk mendapatkan imunisasi
DPT Lanjutan.
7. Evaluasi pada An. V setelah diberikan imunisasi campak yaitu ibu
mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan, Ibu mengetahui manfaat dan efek
samping dari imunisasi campak, Ibu mengetahui lokasi penyuntikan
imunisasi campak, anak sudah di imunisasi campak, Ibu bersedia
melakukan anjuran yang telah diberikan bidan, Ibu mengerti tentang
jadwal kunjungan imunisasi yang akan dating, Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Ibu
Untuk para ibu sebaiknya selalu rutin melakukan kunjungan untuk melakukan
imunisasi lengkap pada anaknya.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

20
Diharapkan pelaksanaan Asuhan Kebidanan Balita mampu menjalankan
program imunisasi dasar terhadap balita secara merata.
3. Pendidikan
Diharapkan karya tulis ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang Asuhan
Kebidanan Bayi.

21

Anda mungkin juga menyukai