Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN BAYI PADA BAYI A USIA 9 BULAN

DENGAN IMUNISASI CAMPAK


DI UPT PUSKESMAS CISEWU

Disusun oleh :
Nama : Isna Nurashri Nasir
NPM : H522014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Asuhan Kebidanan Bayi pada
Bayi A Usia 9 Bulan dengan Imunisasi Campak di UPT Puskesmas Cisewu.
Study kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat hasil pelaksanaan praktik
klinik program studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Rajawali.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan


Rajawali Bandung;
2. Erni Hernawati, S.S.T., Bd., M.M., M.Keb selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali sekaligus Pembimbing Praktik
Profesi kebidanan
3. Fathia Rizki, S.S.T., M.Tr.Keb selaku Penanggung Jawab Prodi
Pendidikan Profesi Bidan Fakultas kebidanan Institut Kesehatan Rajawali

4. Seluruh dosen Institut Kesehatan Rajawali Bandung yang telah


memberikan ilmu sebagai bekal pelaksanaan melakukan praktek profesi
5. Ai Rismayanti Sri Rahayu,Amd.Keb selaku Clinical Instructure (CI)

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,


untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
menulis dengan lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikn manfaat.
Aamiin.

Bandung, November 2022

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kementrian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jumlah kasus Penyakit


Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3T) seperti campak, rubella dan
difteri mengalami peningkatan di beberapa wilayah Indonesia. Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu
mengatakan peningkatan kasus ini terjadi imbas dari penurunan jumlah capaian
imunisasi anak dalam dua tahun terakhir atau selama pandemic virus corona.

Data Kemenkes, sekitar 1,7 juta bayi mendapatkan imunisasi dasar


lengkap selama periode 2019-2021. Penumpukan anak-anak yang tidak
memiliki imunisasi lengkap itu akan menyebabkan kekebalan kelompok jadi
rendah. Sehingga, bagi anak dengan kekebalan system imun lemah akan
semakin berisiko terinfeksi. Kemenkes RI memiliki target bahwa Indonesia bisa
bebas campak pada tahun 2023.

Di indonesia sendiri program eliminasi campak hingga saat ini terus


dilakukan. Strategi utama untuk eliminasi campak adalah melakukan imunisasi
campak massal pada anak umur 9 bulan hingga 12 tahun, meningkatkan
cakupan imunisasi rutin pada bayi berumur 9 bulan, serta melakukan
pemantauan intensif dan pemberian imunisasi campak di sekolah dasar

Penyakit campak ada diseluruh dunia, biasanya terjadi pada awal


musim hujan. Pada awal 1980, cakupan imunisasi compak global hanya 20%
sehingga didapat lebih dari 90 juta kasus. Pada tahun 1990 dengan cakupan
imunisasi global sekitar 80%, kasus campak yang terjadi turun hingga 20 juta
kasus. Karena itu World Health Organization (WHO) dengan MDG’s
programnya The Expanded Programme on Immunization (EPI) telah
mencanangkan target global untuk mereduksi program campak sampai 90,5%
dan mortalitas hingga 95,5% dari tingkat sebelum EPI pada 1995.

Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus


Campak (Myxovirus Viridae Measles). Penyakit ini ditandai dengan 3 stadium
yaitu stadium inkubasi, prodormal dan erupsi. Ketika seseorang terkena
campak, 90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika
mereka belum kebal terhadap campak. Seseorang dapat kebal jika telah
diimunisasi atau terinfeksi virus campak (Agushybana, 2018).
Dari fenomena diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan Asuhan
Kebidanan Pada Bayi “A” dengan Imunisasi Campak di UPT Puskesmas
Cisewu.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Setelah melakukan Asuhan Kebidanan, diharapkan Mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan kebidanan yang komprehensif pada bayi dengan
imunisasi Campak

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa diharapkan mampu :

1. Melaksanakan pengkajian data pada bayi dengan imunisasi Campak.

2. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah yang terjadi pada bayi


dengan imunisasi Campak

3. Merencanakan tindakan pada bayi


dengan imunisasi Campak

4. Melaksanakan rencana tindakan pada bayi dengan imunisasi


Campak

5. Mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan terhadap bayi dengan


imunisasi Campak

1.3 Manfaat

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tenaga kesehatan


khusunya bidan dalam menangani asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan
imunisasi Campak, sehingga dapat meningkatkan pelayanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Imunisasi


2.1.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan. (Kemenkes RI, 2014).
Imunisasi adalah upaya memberikan kekebalan kepada seseorang
dengan harapan dapat menurunkan morbiditas rate, mortalitas rate dan
mencegah akibat lanjutan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi adalah imunologi atau imunitas untuk menimbulkan
kekebalan pada seseorang dengan cara memberikan vaksin tertentu sehingga
dapat terlindung dari penyakit-penyakit tertentu (Satgas Imunisasi-IDAI,
2005).
Imunisasi adalah pemberian vaksin terhadap seseorang sehingga
terbentuk antibody untuk melawan antigen yang rusak (Markum, 2000).
2.1.2 Manfaat Imunisasi
Untuk menurunkan morbiditas, mortalitis dan cacat serta bila mungkin
didapatkan eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau nyeri (FK UI,1985).
2.1.3 Jenis Imunisasi
1. Imunisasi Rutin
Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan
secara terus-menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi
dasar dan imunisasi lanjutan. Tahukah Anda mengenai jenis vaksin
imunisasi rutin yang ada di Indonesia? Berikut akan diuraikan macam
vaksin imunisasi rutin meliputi deskripsi, indikasi, cara pemberian dan
dosis, kontraindikasi, efek samping, serta penanganan efek samping.
a. Imunisasi Dasar
1) Vaksin BCG
Merupakan vaksin beku kering yang mengandung Mycrobacterium
bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin), strain paris.
Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.
Cara pemberian dan dosis:
- Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali.
- Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio
musculus deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml.
2) Vaksin DPT – HB – HIB
Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan terhadap difteri,
tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus
influenzae tipe b secara simultan.
Cara pemberian dan dosis:
- Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular pada anterolateral
paha atas.
- Satu dosis anak adalah 0,5 ml.
3) Vaksin Hepatitis B
Vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-
infecious, berasal dari HBsAg.
Cara pemberian dan dosis:
- Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, secara intramuskuler, sebaiknya
pada anterolateral paha.
- Pemberian sebanyak 3 dosis.
- Dosis pertama usia 0–7 hari, dosis berikutnya interval minimum 4
minggu (1 bulan).
4) Vaksin Polio Oral (Oral Polio Vaccine) / OPV
Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis
tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan. Untuk
pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
Cara pemberian dosis :
Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis)
pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
5) Vaksin Inactive Polio Vaccine (IPV)
Untuk pencegahan poliomyelitis pada bayi dan anak
immunocompromised, kontak di lingkungan keluarga dan pada
individu di mana vaksin polio oral menjadi kontra indikasi.
Cara pemberian dan dosis:
- Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan
dosis pemberian 0,5 ml.
- Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-turut 0,5 ml harus diberikan
pada interval satu atau dua bulan.
- IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10, dan 14, sesuai dengan
rekomendasi dari WHO.
- Bagi orang dewasa yang belum diimunisasi diberikan 2 suntikan
berturut-turut dengan interval satu atau dua bulan.
6) Vaksin Campak
Vaksin virus hidup yang dilemahkan untuk memberikan kekebalan
aktif terhadap penyakit campak.
Cara pemberian dan dosis:
- 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas atau
anterolateral paha, pada usia 9–11 bulan.
b. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk
mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan. Imunisasi lanjutan diberikan kepada anak usia bawah tiga
tahun (Batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur.
1) Vaksin DT
Pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus pada anak-
anak.
Cara pemberian dan dosis:
- Secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml.
Dianjurkan untuk anak usia di bawah 8 tahun.
2) Vaksin TD
Imunisasi ulangan terhadap tetanus dan difteri pada individu mulai
usia 7 tahun.
Cara pemberian dan dosis:
- Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan
dosis pemberian 0,5 ml.
3) Vaksin TT
Perlindungan terhadap tetanus neonatorum pada wanita usia subur.
Cara pemberian dan dosis:
- secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml.
c. Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu
yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada
periode waktu tertentu. Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi
tambahan adalah Backlog fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi
Nasional), Sub-PIN, Catch up Campaign campak dan Imunisasi dalam
Penanganan KLB (Outbreak Response Immunization/ORI).
d. Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan
untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi
tertentu. Situasi tertentu antara lain persiapan keberangkatan calon
jemaah haji/umrah, persiapan perjalanan menuju negara endemis
penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa. Jenis imunisasi khusus,
antara lain terdiri atas Imunisasi Meningitis Meningokokus, Imunisasi
Demam Kuning, dan Imunisasi Anti-Rabies (Kemenkes RI, 2014).
2.1.4 Syarat Pemberian Imunisasi
1. Imunisasi hanya dilakukan pada tubuh yang sehat.
2. Keadaan yang tidak boleh memperoleh imunisasi adalah :
a) Sakit keras
b) Keadaan fisik lemah
c) Dalam masa tunas suatu penyakit
d) Sedang mendapatkan pengobatan dengan sediaan kortikosteroid atau
obat imunosupresif lainnya (terutama untuk vaksin hidup) karena
tubuh mampu membentuk zat anti yang cukup banyak.
2.1.5 Jadwal Pemberian Imunisasi
No. Jenis Imunisasi Diberikan Usia
1 BCG, Polio 1 1 bulan
2 DPT 1, Hepatitis 1 Polio 2 2 bulan
3 DPT 2, Hepatitis 2 Polio 3 3 bulan
4 DPT 3, Hepatitis 3, Polio 4, IPV 4 bulan
5 Campak 9 bulan
2.2 Imunisasi Campak
2.2.1 Pengertian
Vaksin Campak adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus
viridae measles (KEMENKES RI, 2014).

2.2.2 Cara Penyimpanan


a) Vaksin disimpan pada suhu + 2 ºC s/d + 8 ºC, kadaluarsa selam 1
tahun.
b) Pendistribusian dalam keadaan dingin dengan kotak vaksin beku
(Cold Pack) dan hindari sinar matahari langsung atau tidak langsung.
Panas dapat merusak vaksin. Pembekuan tidak merusak vaksin.
c) Pelarut disimpan pada suhu kamar, jangan difrezer.

2.2.3 Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak, diberikan pada
bayi usia 9-12 bulan.

2.2.4 Kontraindikasi
Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang
diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, limfoma.

2.2.5 Efek Samping

Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama
3 hari yang dapat terjadi 8–12 hari setelah vaksinasi.
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI PADA BAYI M USIA 9 BULAN DENGAN
IMUNISASI CAMPAK DI UPT PUSKESMAS CISEWU

No Recmed : 012820/PKM/Bayi
Tgl Masuk : 02 November 2022
Tgl & jam pengkajian : 02 November 2022
Nama Pengkaji : Isna Nurashri Nasir

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Anak
Nama Bayi/ Anak : By. A

Tanggal Lahir/ Jam : 30 Januari 2022 / 16.05 WIB

Umur : 9 Bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke- : 1 (Satu)

2. Identitas Orangtua

ISTRI SUAMI
Nama : Ny. S Nama : Tn. D
Umur : 24 th Umur : 26 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Cisale 04/02, Ds. Alamat : Kp. Cisale 04/02, Ds.
Sukajaya, Kec. Cisewu Sukajaya, Kec. Cisewu
Kab. Garut Kab. Garut
No. : 082317384707 No. : 085223165742
Telepon/Hp Telepon/Hp
3. Alasan datang
Ibu mengatakan bahwa ia datang ke Puskesmas untuk mengimunisasi anaknya
(imunisasi Campak).
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bayinya belum pernah sakit
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa bayinya sehat dan tidak menderita apapun.
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
a) Kehamilan
Kehamilan berjalan normal tanpa ada masalah atau komplikasi. Selama
hamil melakukan ANC sebanyak 6 kali di Puskesmas dan Posyandu, tidak
ada keluhan. Selama hamil ibu mendapatkan penyuluhan tentang gizi,
pentingnya ANC rutin serta mendapatkan terapi tablet Fe, Asam Folat, Vit B
complex, Vit C, Kalk.
b) Persalinan
Umur kehamilan cukup bulan, jenis persalinan normal, tidak ada penyulit,
ditolong oleh bidan di Puskesmas, jenis kelamin perempuan, BBL: 3100 gr,
PB : 50 cm.
c) Nifas (Neonatus)
Bayi diberi ASI 1 jam setelah lahir ( > 8 x / hari), BAK > 10 x / hari, BAB 2
x / hari, tidak ada masalah pada masa nifas
7. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Tidak terkaji
8. Riwayat Imunisasi
Bayi sudah mendapatkan imunisasi HB0, BCG, DPT1, DPT2, DPT3, Polio1,
Polio2, Polio3, Polio4, IPV
9. Riwayat Psikososial
a) Bayi diasuh oleh kedua orang tuanya.
b) Bayi mau digendong orang lain selain orang tuanya dan tidak rewel.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 69.5 cm
BB : 7.500 gram
Lika : 39cm
Suhu : 36 0C
RR : 44 x/mnt
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut : rambut hitam, bersih, tidak ada kaput, UUB sudah menutup,
tidak ada kelainan konginetal
Muka : tidak pucat, tidak odema
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
Hidung : simetris, Bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan
cuping hidung
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Mulut : bibir lembab, tidak sianosis, lidah bersih, tidak ada
stomatitis
Dada : simetris, tidak ada tarikan dinding dada
Perut : normal, tidak kembung
Genetalia : tidak ada kelainan, bersih, tidak ada kemerahan atau iritasi
Ekstremitas : Atas : simetris, jumlah jari lengkap, pergerakan aktif
Bawah : simetris, jumlah jari lengkap, pergerakan aktif
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
Abdomen : tidak kembung, tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi
Perut kembung tidak ada
d. Auskultasi
Bising usus normal, ronchi tidak ada, wheezhing tidak ada

C. ANALISA
Identifikasi Masalah / Diagnosa
DS : By. A usia 9 bulan dengan imunisasi campak

D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pendekatan terapeutik
 Memperkenalkan diri
 Menggunakan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti
2. Memberikan informasi tentang imunisasi Campak
 Imunisasi Campak merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah
penyakit Campak
 Cara pemberiannya disuntikkan pada lengan kiri
3. Menyiapkan alat dan pasien
 Alat : spuit 0,5 cc dan 5 cc, vaksin campak dan pelarut, kapas lembab /
alkohol swab
a. Ambil ampul vaksin. Pegang lalu gergajilah leher ampul kemudian
patahkan dengan hati-hati
b. Sedot pelarut dengan spuit 5 cc
c. Sebelum ampul dibuka, ketuk-ketuklah agar semua vaksin turun
d. Masukkan pelarut yang berada pada spuit 5 cc kedalam vaksin
e. Hisap vaksin pelan-pelan dan suntikkan kembali kedalam ampul
beberapa kali sampai vaksin tercampur
f. Buka spuit 0,5 cc dari bungkusnya.
g. Hisap vaksin 0,6 cc dan hilangkan gelembung udara dan sedikit vaksin
sampai 0, 5 cc
 Pasien :
a. Bayi digendong supaya memudahkan dalam melakukan penyuntikan
b. Membuka pakaian yang menutup lengan kiri bayi
c. Mencuci tangan
d. Memberikan imuinisasi Campak
a) Peganglah lengan kiri atas bayi dengan tangan kiri
b) Tentukan lokasi penyuntikan yaitu 1/3 bagian lengan kiri atas
(insertia musculus deltoideus)
c) Bersihkan lengan dengan kapas lembab / alkohol swab
d) Tusukkan jarum ke dalam kulit secara SC
e) Usap bekas suntikan dengan kapas lembab / alkohol swab
e. Menjelaskan pada ibu bahwa bekas suntikan tidak boleh dimasase
f. Menjelaskan efek samping yang mungkin terjadi setelah penyuntikan
yaitu :
Deman sangat jarang terjadi, dan kalaupun ada deman kemungkinan
terjadi dan pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan
g. Memberitahu tanda-tanda infeksi dan menganjurkan untuk datang ke
petugas kesehatan bila terjadi infeksi yaitu : nyeri, panas, kemerahan,
ada nanah dan gangguan fungsi organ
h. Membereskan alat dan pasien
i. Mencuci tangan
j. Mendokumentasikan tindakan pada buku KMS dan kohort bayi
k. Memberitahukan rencana imunisasi berikutnya yaitu usia 18 bulan
imunisasi Booster DPT
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan imunisasi


Campak, membandingkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yang ada. Pada
pengajian terdapat kesenjangan yaitu pengkajian tidak dilakukan secara lengkap
karena terbatasnya waktu.
Pada interpretasi data antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yang ada
tidak terdapat kesenjangan dan diagnosa yang didapatkan yaitu bayi sehat dengan
imunisasi Campak.
Pada intervensi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yang ada tidak
terdapat kesenjangan. Dan intervensi yang diberikan yaitu melakukan pendekatan
terapeutik pada ibu dan bayi, memberikan informasi tentang vaksin Campak,
mempersiapkan alat dan pasien, mencuci tangan, melakukan tindakan pemberian
imunisasi Campak, membereskan alat dan pasien, mencuci tangan,
mendokumentasikan tindakan pada buku KMS dan kohort bayi serta memberitahukan
pada ibu rencana imunisasi berikutnya.
Pada implementasi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan dan semua yang direncanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan klien karena klien dan keluarga kooperatif pada saat dilakukan imunisasi
dan diberikan konseling.
Pada evaluasi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan. Evaluasi yang didapatkan yaitu bayi sudah mendapatkan imunisasi
Campak.
BAB V
PENUTUP

A. SIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa tidak dapat melakukan
pengkajian secara lengkap karena terbatanya waktu dan diagnosa yang didaptkan
yaitu bayi sehat dengan imunisasi Campak. Dari diagnosa tersebut perencanaan
sesuai dengan diagnosa yang ada dan melaksanakan rencana tindakan yaitu
melakukan pendekatan terapeutik, memberikan informasi tentanfg imunisasi
Campak, mempersiapkan alat dan pasien, mencuci tangan, mendokumentasikan
tindakan pada buku KMS dan kohort bayi serta memberitahukan pada ibu
rencana imunisasi berikutnya. Setelah diberikan konseling dan pemberian
imunisasi, ibu mengatakan mengerti dari penjelasan yang telah diberikan dan bayi
sudah mendapatkan Imunisasi Campak.

B. SARAN
1. Petugas Kesehatan
 Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan imunisasi sesuai
prosedur sehingga tidak terjadi komplikasi akibat penyuntikan.
 Petugas kesehatan harus bisa memberikan penyuluhan dan informasi
sejelas-jelasnya dan mudah dipahami agar ibu bisa menjaga bayinya
sebaik mungkin.
2. Ibu Bayi dan Keluarga
Ibu bayi dan keluarga diharapkan mau mengikuti anjuran dari petugas
kesehatan demi kelancaran pelayanan dan datang tepat waktu sesuai jadwal
imunisasi yang dianjurkan
3. Untuk Mahasiswa
Peningkatan mutu materi kuliah dan praktek klinik pada lahan yang
memadai dan merata
DAFTAR PUSTAKA

Agushybana, Farid. 2018. Buku Pintar Imunisasi Campak Dan Rubela. Semarang :
FKM UNDIP Press
FK UI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : Infomedika
Kemenkes RI. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta : Pusat Pendidikan Dan Pelatihn
Tenaga Kesehatan
Proverawati, Atikah. 2010. Imunisasi Dan Vaksinasi. Yogyakarta. ISBN
Rachmawati, Dewi. 2019. Pedoman Praktis Imunisasi Pada Anak. Malang:
UB Press
Manjoer, Arief. 2002. Kapita Selekta Kedoteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai