PENDAHULUAN
1
Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara
Timur dan Banten. Kampanye tahap ketiga akan dilakukan di semua provinsi
yang ada di pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak berusia di bawah
lima tahun diminta membawa anak-anak mereka ke pos-pos pelayanan imunisasi
yang ada di puskesmas, posyandu dan sarana kesehatan lain untuk mendapatkan
vaksinasi polio oral dan suntikan vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat
mencegah munculnya kasus baru penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
hingga saat ini kejadian penyakit tersebut masih ditemui dan bahkan
menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa daerah (http://m.antaranews.com).
Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan untung
rugi. Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan bukan kerugian.
Keuntungan pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk materi.Mungkin pula
secara langsung dirasakan. Anak yang tidak mendapat imunisasi mempunyai
resiko tinggi terjangkit penyakit infeksi dan menular. Penyakit ini mungkin
menyebabkan ia cacat seumur hidup, gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak bahkan dapat berakhir dengan kematian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Imunisasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Imunisasi BCG?
3. Bagaimana manfaat dan jadwal dari imunisasi BCG?
4. Apa saja kontra indikasi dalam pemberian vaksin BCG?
5. Apa saja efek samping yang terjadi dalam pemberian vaksin BCG?
6. Bagaimana cara pemberian vaksin BCG dan dosis yang diberikan?
7. Bagaimana reaksi dari pemberian imunisasi BCG?
8. Apa komplikasi dari pemberian imunisasi BCG?
9. Bagaimana prosedur dari pemberian imunisasi BCG?
10. Bagaimana asuhan kebidanan SOAP dari imunisasi BCG?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan imunisasi
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan imunisasi BCG
2
3. Mengetahui manfaat dan jadwal dari imunisasi BCG
4. Mengetahui kontra indikasi dalam pemberian vaksin BCG
5. Mengetahui efek samping yang terjadi dalam pemberian vaksin BCG
6. Mengetahui bagaimana cara pemberian vaksin BCG dan dosisnya
7. Mengetahui reaksi dari pemberian imunisasi BCG
8. Mengetahui komplikasi dari imunisasi BCG
9. Mengetahui prosedur dari imunisasi BCG
10. Mengetahui asuhan kebidanan SOAP dari imunisasi BCG
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IMUNISASI
1. Defenisi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya
akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya (Umar, 2006).
Sedangkan pengertian Imunisasi menurut (Depkes RI, 2005) adalah suatu cara
untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau sakit ringan.
2. Kekebalan
Dalam tubuh bayi atau anak ada 2 (dua) jenis kekebalan yang bekerja
yaitu:
a) Kekebalan aktif: Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh
tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat
tetapi dapat bertahan lama.
- Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau
sembuh dari suatu penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh
anak tidak akan terserang campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan
terhadap penyakit tersebut.
- Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi),
misalnya anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.
b) Kekebalan pasif: Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti
body sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat
4
penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama. Kekebalan pasif ini
terjadi dengan 2 cara :
- Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi
sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya
sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.
- Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan
zat penolakan.
3. Tujuan Pemberian Imunisasi
a. Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
b. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala
yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
4. Syarat Pemberian Imunisasi
a. Bayi dalam keadaan sehat
b. Bayi umur 0-11 bulan
5
bernanah di daerah bekas suntikan dan akan sembuh sendiri dengan meninggalkan
luka parut. Lokasi penyuntikannya yaitu di lengan kanan atas, sesuai anjuran
WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.
6
g. Menderita penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe
h. Menderita gizi buruk
i. Menderita demam tinggi.
7
2.7 REAKSI PEMBERIAN IMUNISASI BCG
Reaksi yang timbul sesudah sekitar satu minggu mula-mula timbul suatu
papula merah pada tempat suntikan dan ukurannya meningkat selama 2-3 minggu
sekitar berdiameter 1 cm atau ke ulkus jinak yang sembuh dalam 6-12 minggu
yang meninggal parut.
Reaksi yang mungkin terjadi pada pemberian imunisasi BCG yaitu reaksi
lokal 1 sampai 2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul
kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah
menjadi pustule (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka
terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12
minggu dengan meninggalkan jaringan parut. Reaksi regional yaitu pembesaran
kelenjar getah bening pada leher tanpa disertai nyeri tekan maupun demam yang
akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan (Depkes RI, 2005: 19).
8
6. Bengkok
7. Alat tulis
Langkah Kegiatan :
1. Menginformasikan pada ibu atau pengasuh tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2. Memasukkan pelarut vaksin kedalam ampul atau vial vaksin ampul dengan cara
yang benar
3. Mengaspirasi obat : dosis bayi 0.05 ml dan dosis anak 0.1 ml
4. Cuci tangan
5. Menggedong atau membungkus bayi
6. Mendekatkan alat-alat ke pasien, terutama bengkok
7. Menentukan daerah suntikan yaitu otot detoit(tiga jari dari akromion) lengan
kanan
8. Menstrerilkan permukaan kulit yang akan disuntik/diusap dengan kapas DTT
9. Memegang lengan bayi dengan tangan kiri dan memegang spuit dengan tangan
kanan
10. Menusukkan spuit dengan sudut 150 di daerah pada epidermis kemudian teruskan
sampai dermis
11. Mendorong cairan obat sampai menimbulkan tonjolan dibawah permukaan kulit
12. Mencabut spuit dan jangan memijat daerah suntikan
13. Mendokumentasikan dan merapikan alat-alat, membuang sampah ke dalam
tempatnya sesuai jenis
14. Merapikan bayi
15. Mencuci tangan
16. Mendokumentasikan kegiatan(waktu, nama obat, dosis, rute pemberian dan
reaksi pasien)
9
2.10 ASUHAN KEBIDANAN (SOAP)
Konsep dasar asuhan kebidanan SOAP Adalah aktivitas / intervensi yang
dilakukan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan
khususnya bidang KIA / KB.
1. Pengkajian
Merupakan langkah awal dan komponen terpenting dalam memberikan asuhan
kebidanan.
A. Data Subjektif
1. Identitas
a) Bayi
Nama bayi
Tempal, tanggal lahir
Umur
Jenis kelamin
10
d) pola istirahat
e) Personal hygiene
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum, meliputi:
a. Keadaan umum
b. Suhu
c. Pernafasan
d. BB
e. Nadi
2. Pemeriksaan fisik, meliputi:
a. Kepala
b. Mata
c. Telinga
d. Mulut
e. Hidung
f. Leher
g. Dada
h. Ekstremitas
i. Genetalia
11
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien
F. Intervensi
Dalam rangka ini direncanakan asuhan menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi / diantisipasi.
G. Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan efisien dan aman.
H. Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dan asuhan yang tidak
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
diagnosa dan masalah.
BAB III
12
CONTOH ASUHAN KEBIDANAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114
Pengkajian
DATA SUBYEKTIF
Biodata
Umur : 3 hari
Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No reg :-
Ruangan :-
Tanggal KRS : -
Cara masuk :
Diagnose :
13
1. Keluhan utama : tidak ada
2. Riwayat penyakit sekarang : tidak ada
DM HIPERTENSI Lain- -
lain
B. DATA OBYEKTIF
14
1. Pemeriksaan fisik
b. Kesadaran
( ) Gerak aktif ( ) Menangis Kuat ( )Lethargi ( ) Merintih
( ) Koma ( ) lain-lain
c. Kepala
I. Rambut
Tipis Ya/tidak kering Ya/tidak
Kotor Ya/tidak Jarang Ya/tidak
II. Mata
Konjungtiva Anemis Ya/tidak Merah
Ya/tidak
Sklera Ikterus Ya/tidak Lain-lain
Ya/tidak
III. Wajah
Ikterus Ya/tidak Grimace Ya/tidak
Pucat Ya/tidak Cyanosis Ya/tidak
Lain-lain
IV. Telinga
Simetris Ya/tidak Radang Ya/tidak
15
Sekret Ada/tidak Perdarahan Ya/tidak
Tulang rawan (+) lain-lain…………
V. Hidung
Pernafasan cuping hidung Ya/tidak
Lain-lain.........................
VI. Mulut
Bibir kering Ya/tidak Trismus Ya/tidak
Lidah kotor Ya/tidak Lain-lain............................
VII. Leher
Pembesaran Ada/tidak Kaku kuduk Ada/tidak
d. Thorak
Gerak Nafas : relaksi otot dada normal/tidak
Bentuk : Normal chest Barel chest
Irama nafas : reguler Irreguler
Stridor
Payudara : Ronchi Ada/tidak Whezing
Ada/tidak
Jantung : Reguler Irreguler
Murmur Irama galop
e. Abdomen
Inspeksi : Bentuk : buncit/ tegang/ normal
Acites : ada/tidak
Tali pusar :
Palpasi : Massa : Ada/tidak
Fecalit : Ada/tidak
Distensi : Ada/tidak
Pembesaran Hepar : Ada/tidak
Perkusi : Thyampany Hypertimpany
Dulnes Lain-lain.................
Auskultasi : Peristaltik usus 3 x/menit
f. Genetali
16
Labia : Oedem : Ya/tidak
Perdarahan : Ya/tidak
Labia Mayor menutupi labia minor : ya/tidak
Scrotum : Oedem : Ya/tidak
Sudah turun : Ya/Tidak
g. Anus
Berlubang : Ya/tidak
Pendarahan : YA/tidak
Lain-lain :.............
h. Extermitas
Atas : Polidactili Ya/tidak
Syndaktili Ya/tidak
Gerak aktif Ya/tidak
Fratur Ya/tidak
Bawah : Polidactili Ya/tidak
Syndaktili Ya/tidak
CTEV Ya/tidak
Genovalgus Ya/tidak
i. Neurologi
YA TIDAK YA TIDAK
KAKU KEJANG
KUDUK
MUNTAH PANAS
j. Reflek Bayi
Rooting Ya/tidak
Sucking Ya/tidak
Moro Ya/tidak
Babynski Ya/tidak
Grappe Ya/tidak
17
Swallowing Ya/tidak
14. Pemeriksaan Penunjang
Laborat :-
Foto :-
Lain-lain : -
J. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 24 Agustus 2017 Jam : 09.15 WIB
3. Memberikan imunisasi BCG pada bayi. Ibu mengetahui bahwa bayinya telah
diberikan vaksin BCG
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Untuk melindungi bayi dan anak dari penyakit yang membahayakan fisik
dan jiwa anak, maka mereka perlu diimunisasi.
Ibu hamil juga perlu mendapatkan imunisasi untuk melindungi diri sendiri
beserta bayi yang dikandungnya terhadap tetanus. Maka peran suami, ibu, calon
ibu, sanagt dibutuhkan demi melindungi bayi dan anak dari penyakit mematikan
maupun cacat seumur hidup.
3.2 SARAN
1. Tingkat pendidikan ibu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
2. Jarak rumah ke Puskesamas tidak mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi.
3. Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi
dasar, yang berarti bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang manfaat
imunisasi akan berpengaruh meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada
bayi.
4. Motivasi ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi
dasar. Yang berarti bahwa semakin baik motivasi ibu akan berpengaruh
meningkatkan kelengkapanimunisasi dasar pada bayi.
5. Tenaga Kesehatan Berupaya untuk meningkatan pengetahuan ibu tentang
manfaat imunisasi dasar bagi bayi sehingga ibu yang mempunyai bayi berusaha
meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi melalui penyuluhanpenyuluhan di
masyarakat.
19
DAFTAR PUSTAKA
20