Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah
dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child
Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen
internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus
neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2000.
Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara (intermediate goal)
berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B, harus
mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap desa
(Ismael, 2001).
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini terbukti
dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan
bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi
menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di
Indonesia (Depkes RI/2009).
Apabila Imunisasi dasar belum pernah diberikan pada usia yang
seharusnya tetapi belum mencapai usia 8 tahun, perlu diberikan 4 dosis DPT (1-3
berselang 1-2 bulan dan yang ke-4 diberikan enam bulan kemudian). Apabila
umur anak sudah menginjak lebih dari 8 tahun, dapat diberikan Td (ADT=adult),
vaksin difteri untuk dewasa), sebagai pengganti DT yang diberikan 3 dosis intrval
1-2 bulan dengan booster TD maupun TT sepuluh tahun kemudian (Ranuh, 2001).
Pemerintah juga berencana melakukan tiga tahap kampanye imunisasi
campak dan polio selama tahun 2009-2011. Kampanye polio dan campak tahap
pertama dilaksanakan tanggal 6-24 Oktober di provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, Sumatera Utara dan Maluku Utara. "Untuk tahap pertama di tiga
provinsi, nanti semua akan dapat. Penetapan prioritas ini dilakukan berdasar
cakupan imunisasi dan hasil surveilans. Tahun 2010, kampanye serupa tahap
kedua akan dilakukan di Maluku, Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi,

1
Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara
Timur dan Banten. Kampanye tahap ketiga akan dilakukan di semua provinsi
yang ada di pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak berusia di bawah
lima tahun diminta membawa anak-anak mereka ke pos-pos pelayanan imunisasi
yang ada di puskesmas, posyandu dan sarana kesehatan lain untuk mendapatkan
vaksinasi polio oral dan suntikan vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat
mencegah munculnya kasus baru penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
hingga saat ini kejadian penyakit tersebut masih ditemui dan bahkan
menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa daerah (http://m.antaranews.com).
Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan untung
rugi. Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan bukan kerugian.
Keuntungan pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk materi.Mungkin pula
secara langsung dirasakan. Anak yang tidak mendapat imunisasi mempunyai
resiko tinggi terjangkit penyakit infeksi dan menular. Penyakit ini mungkin
menyebabkan ia cacat seumur hidup, gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak bahkan dapat berakhir dengan kematian.
1.2    Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Imunisasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Imunisasi BCG?
3. Bagaimana manfaat dan jadwal dari imunisasi BCG?
4. Apa saja kontra indikasi dalam pemberian vaksin BCG?
5. Apa saja efek samping yang terjadi dalam pemberian vaksin BCG?
6. Bagaimana cara pemberian vaksin BCG dan dosis yang diberikan?
7. Bagaimana reaksi dari pemberian imunisasi BCG?
8. Apa komplikasi dari pemberian imunisasi BCG?
9. Bagaimana prosedur dari pemberian imunisasi BCG?
10. Bagaimana asuhan kebidanan SOAP dari imunisasi BCG?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan imunisasi
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan imunisasi BCG

2
3. Mengetahui manfaat dan jadwal dari imunisasi BCG
4. Mengetahui kontra indikasi dalam pemberian vaksin BCG
5. Mengetahui efek samping yang terjadi dalam pemberian vaksin BCG
6. Mengetahui bagaimana cara pemberian vaksin BCG dan dosisnya
7. Mengetahui reaksi dari pemberian imunisasi BCG
8. Mengetahui komplikasi dari imunisasi BCG
9. Mengetahui prosedur dari imunisasi BCG
10. Mengetahui asuhan kebidanan SOAP dari imunisasi BCG

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    IMUNISASI
1.        Defenisi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya
akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya (Umar, 2006).
Sedangkan pengertian Imunisasi menurut (Depkes RI, 2005) adalah suatu cara
untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau sakit ringan.
2.        Kekebalan
Dalam tubuh bayi atau anak ada 2 (dua) jenis kekebalan yang bekerja
yaitu:
a) Kekebalan aktif: Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh
tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat
tetapi dapat bertahan lama.
- Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau
sembuh dari suatu penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh
anak tidak akan terserang campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan
terhadap penyakit tersebut.
- Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi),
misalnya anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.
b) Kekebalan pasif: Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti
body sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat

4
penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama. Kekebalan pasif ini
terjadi dengan 2 cara :
- Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang diperoleh bayi
sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-kira hanya
sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus.
- Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan
zat penolakan.
3.        Tujuan Pemberian Imunisasi
a.    Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
b.    Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala
yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
4.        Syarat Pemberian Imunisasi
a.    Bayi dalam keadaan sehat
b.    Bayi umur 0-11 bulan

2.2    DEFINISI IMUNISASI BCG (Bacilluus Calmete Guerin)


BCG (Bacillus Calmete Guerin) adalah salah satu dari berbagai jenis
vaksin yang terdapat dalam program pemerintah. Vaksin BCG adalah vaksin
berbentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah
dilemahkan.
Vaksin BCG diberikan untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberkulosa atau untuk mencegah penyakit TBC. Vaksin BCG dianjurkan agar
diberikan kepada bayi saat berusia 1-3 bulan, apabila diberikan pada anak usia
diatas 3 bulan maka dianjurkan untuk uji sensitivitas terhadap mikobakteria, atau
uji tuberculin dulu (mantoux test). Apabila hasilnya positif terinfeksi sebelum
imunisasi, maka pembentukan antibody setelah diimunisasi kurang maksimal.
Bayi yang baru lahir tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit TBC,
untuk itulah sangat penting bagi para ibu agar memberikan imunisasi BCG pada
bayinya. Imunisasi BCG cukup dilakukan satu kali saja. Karena imunisasi ini
berisi kuman hidup yang membuat antibodi yang dihasilkan cukup tinggi.
Keberhasilan imunisasi ini biasanya ditandai dengan munculnya bisul kecil dan

5
bernanah di daerah bekas suntikan dan akan sembuh sendiri dengan meninggalkan
luka parut. Lokasi penyuntikannya yaitu di lengan kanan atas, sesuai anjuran
WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.

2.3    MANFAAT DAN JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI BCG


Tujuan dari pemberian imunisasi BCG terhadap anak balita 0-1 tahun
adalah untuk mencegah penyakit TBC. Telah diketahui bahwa penyakit TBC
mudah sekali menular, sedangkan pada masa bayi telah diketahui pula peka
terhadap serangan penyakit, apalagi terhadap penyakit menular. Tentunya
memberikan peluang yang sangat besar untuk terkena penyakit menular atau TBC
kalau anak tersebut tidak diimunisasi BCG. Oleh karena itu, imunisasi BCG
sangat baik diberikan pada saat bayi umur 0-7 hari.
Keefektifan vaksin pada saat umur bayi 0-7 hari bisa mencapai 99% jika
dibarengi cara penyuntikaannya juga tepat. Kesehatan anak di waktu kecil akan
menentukan kesehatan dan kesejahteraan di waktu dewasa nantinya, misalnya
TBC dapat menjadi TBC otak yang mengakibatkan anak menjadi bodoh dan cacat
di waktu kecil yang pastinya pertumbuhan dan perkembangannya akan terganggu
di masa dewasa nantinya.
Selain itu kuman TBC juga dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti
paru-paru, tulang, kelenjar getah bening, sendi, ginjal dan hati. Untuk itu
pemberian imunisasi BCG secara dini sangatlah diperlukan. Sedangkan jadwal
pemberian imunisasi imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada waktu bayi baru
lahir sampai usia 12 bulan, tetapi yang paling baik sebaiknya dilakukan pada bayi
sebelum usia 2 bulan.
2.4    KONTRA INDIKASI IMUNISASI BCG
a.       Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan.
b.      Anak yang telah menderita penyakit TBC.
c.       Adanya penyakit berat dan menahun seperti eksim, furunkulosis.
d.      Anak yang menunjukkan mantoux positif
e.       Menderita infeksi HIV
f.       Sedang meminum obat imunosupresi atau sedang mendapat radioterapi

6
g.      Menderita penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe
h.      Menderita gizi buruk
i.        Menderita demam tinggi.

2.5    EFEK SAMPING IMUNISASI BCG


1.        Reaksi Normal
a. Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil
berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm.
b. Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun pada luka
tersebut dan diberikan atau bila ditutup dengan menggunakan kain kasa kering dan
bersih.
c. Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar)
dengan diametr 5-7 mm.
2.        Reaksi Berat
a. Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih
luas.
b. Pembengkakan pada kelenjar limfe pada leher atau ketiak.
3.        Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses
pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak
tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah
terinfeksi BCG.
2.6    DOSIS DAN CARA PEMBERIAN IMUNISASI BCG
a.       Sebelum disuntikan vaksin BCG dilarutkan terlebih dahulu dengan 4 ml NaCl
0,9%, dengan menggunakan alat suntik steril.
b.      Dosis pemberiannya yaitu 0,05 ml, sebanyak satu kali untuk bayi usia ≤1 tahun
c.       Disuntikan secara intracutan didaerah lengan kanan atas (insertion musculus
deltoideus), dengan menggunakan alat suntik dosis tunggal yang steril. Ukuran
jarum suntiknya no. 26 G.
d.      Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.

7
2.7    REAKSI PEMBERIAN IMUNISASI BCG
Reaksi yang timbul sesudah sekitar satu minggu mula-mula timbul suatu
papula merah pada tempat suntikan dan ukurannya meningkat selama 2-3 minggu
sekitar berdiameter 1 cm atau ke ulkus jinak yang sembuh dalam 6-12 minggu
yang meninggal parut. 
Reaksi yang mungkin terjadi pada pemberian imunisasi BCG yaitu reaksi
lokal 1 sampai 2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul
kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah
menjadi pustule (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka
terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12
minggu dengan meninggalkan jaringan parut. Reaksi regional yaitu pembesaran
kelenjar getah bening pada leher tanpa disertai nyeri tekan maupun demam yang
akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan (Depkes RI, 2005: 19). 

2.8    KOMPLIKASI PEMBERIAN IMUNISASI BCG


Komplikasi yang mungkin timbul adalah pembentukan abses (penimbunan
nanah) di tempat penyuntikan kerena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini
akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses
telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (penghisapan abses dengan
menggunakan jarum) dan bukan disayat. Limfadenetis supurativa, terjadi jika
penyuntikan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik
dalam waktu 2 bulan.

2.9 PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI BCG


Pemberian imunisasi BCG
Alat dan bahan :
1.    Spuit 1cc
2.    Vaksin BCG pelarutnya
3.    Kapas DTT
4.    Bak Instrumen
5.    Bedong atau kain pembungkus  bayi

8
6.    Bengkok
7.    Alat tulis
Langkah Kegiatan :
1.    Menginformasikan pada ibu atau pengasuh tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2.    Memasukkan pelarut vaksin kedalam ampul atau vial vaksin ampul dengan cara
yang benar
3.    Mengaspirasi obat : dosis bayi 0.05 ml dan dosis anak 0.1 ml
4.    Cuci tangan
5.    Menggedong atau membungkus bayi
6.    Mendekatkan alat-alat ke pasien, terutama bengkok
7.    Menentukan daerah suntikan yaitu otot detoit(tiga jari dari akromion) lengan
kanan
8.    Menstrerilkan permukaan kulit yang akan disuntik/diusap dengan kapas DTT
9.    Memegang lengan bayi dengan tangan kiri dan memegang spuit dengan tangan
kanan
10. Menusukkan spuit dengan sudut 150 di daerah pada epidermis kemudian teruskan
sampai dermis
11.  Mendorong cairan obat sampai menimbulkan tonjolan dibawah permukaan kulit
12.  Mencabut spuit dan jangan memijat daerah suntikan
13.  Mendokumentasikan dan merapikan alat-alat, membuang sampah ke dalam
tempatnya sesuai jenis
14.  Merapikan bayi
15.  Mencuci tangan
16.  Mendokumentasikan kegiatan(waktu, nama obat, dosis, rute pemberian dan
reaksi pasien)

9
2.10 ASUHAN KEBIDANAN (SOAP)
Konsep dasar asuhan kebidanan SOAP Adalah aktivitas / intervensi yang
dilakukan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan
khususnya bidang KIA / KB.
1.      Pengkajian
Merupakan langkah awal dan komponen terpenting dalam memberikan asuhan
kebidanan.
A.    Data Subjektif
1.      Identitas
a)      Bayi
Nama bayi
Tempal, tanggal lahir
Umur
Jenis kelamin

b)      Orang tua


- Nama ibu - Nama ayah
- Umur - Umur
- Suku / Bangsa - Suku / Bangsa
- Agama - Agama
- Pendidikan - Pendidikan
- Pekerjaan - Pekerjaan
- Alamat - Alamat

2.      Keluhan utama


3.      Riwayat penyakit sekarang
4.      Riwayat penyakit keluarga
5.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
6.      Riwayat imunisasi yang lalu
7.      Pola aktifitas sehari-hari
a)    Pola nutrisi
b)   Pola aktivitas
c)    Pola eliminasi

10
d)   pola istirahat
e)    Personal hygiene
B.     Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum, meliputi:
a.         Keadaan umum
b.        Suhu
c.         Pernafasan
d.        BB
e.         Nadi
2. Pemeriksaan fisik, meliputi:
a.         Kepala
b.        Mata
c.         Telinga
d.        Mulut
e.         Hidung
f.         Leher
g. Dada
h. Ekstremitas
i. Genetalia

C.     Diagnosa Masalah


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

D.    Mengidentifikasi Masalah Potensial


Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa / masalah potensial yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan

E.     Tindakan segera

11
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien

F.      Intervensi
Dalam rangka ini direncanakan asuhan menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi / diantisipasi.

G.    Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan efisien dan aman.

H.    Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dan asuhan yang tidak
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
diagnosa dan masalah.

BAB III

12
CONTOH ASUHAN KEBIDANAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114

FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA PERINATALOGI

Pengkajian
DATA SUBYEKTIF
Biodata

Umur : 3 hari

Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Nama ayah : Tn. Dani

No reg :-

Ruangan :-

Tanggal MRS : 20 Agustus 2017

Tanggal KRS : -

Diagnosis Medis : By. A usia 3 hari dengan keadaan sehat

Cara masuk :

Datang Sendiri Rujukan dari :

Diagnose :

13
1. Keluhan utama : tidak ada
2. Riwayat penyakit sekarang : tidak ada

3. Jenis persalinan : Normal


4. Penilaian Segera Setelah Lahir : Bayi menangis keras, berwarna
merah, dan bergerak aktif
5. Berat Badan : 2900 gram
6. Panjang Badan : 48 cm
7. Usia Kehamilan : 39 minggu
8. Ketuban
Pecah dini jam : ......................... jelas ............... warna : jernih,
keruh, meconeal
Tidak pecah dini
Lain lain
9. Riwayat ketuban dan kelahiran :
Antenatal : dokter / bidan / puskesmas / RS / dll
Berapa kali : 3 kali
Dokter Bidan Puskesmas
Rumah Sakit Lain-lain
10. NATAL : normal
11. Post Natal: -
12. Imunisasi : Hb-0;BCG
13. Riwayat kesehatan keluarga : Contreng di kolom yang sesuai

YA TIDAK YA TIDAK Sebutkan

DM HIPERTENSI Lain- -
lain

TBC HEPATITIS Lain- -


lain

B. DATA OBYEKTIF

14
1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : cukup / baik/ lemah

Suhu :suhu aksilar 36,5°C


Nadi : 140 x/menit
Pernafasan : 43 x/menit
Berat badan : 2900 gram
Panjang badan : 48 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Lingkar perut : 31 cm
Lingkar dada : 36 cm

b. Kesadaran
( ) Gerak aktif ( ) Menangis Kuat ( )Lethargi ( ) Merintih
( ) Koma ( ) lain-lain
c. Kepala
I. Rambut
Tipis Ya/tidak kering Ya/tidak
Kotor Ya/tidak Jarang Ya/tidak
II. Mata
Konjungtiva Anemis Ya/tidak Merah
Ya/tidak
Sklera Ikterus Ya/tidak Lain-lain
Ya/tidak
III. Wajah
Ikterus Ya/tidak Grimace Ya/tidak
Pucat Ya/tidak Cyanosis Ya/tidak
Lain-lain
IV. Telinga
Simetris Ya/tidak Radang Ya/tidak

15
Sekret Ada/tidak Perdarahan Ya/tidak
Tulang rawan (+) lain-lain…………
V. Hidung
Pernafasan cuping hidung Ya/tidak
Lain-lain.........................
VI. Mulut
Bibir kering Ya/tidak Trismus Ya/tidak
Lidah kotor Ya/tidak Lain-lain............................
VII. Leher
Pembesaran Ada/tidak Kaku kuduk Ada/tidak
d. Thorak
Gerak Nafas : relaksi otot dada normal/tidak
Bentuk : Normal chest Barel chest
Irama nafas : reguler Irreguler
Stridor
Payudara : Ronchi Ada/tidak Whezing
Ada/tidak
Jantung : Reguler Irreguler
Murmur Irama galop
e. Abdomen
Inspeksi : Bentuk : buncit/ tegang/ normal
Acites : ada/tidak
Tali pusar :
Palpasi : Massa : Ada/tidak
Fecalit : Ada/tidak
Distensi : Ada/tidak
Pembesaran Hepar : Ada/tidak
Perkusi : Thyampany Hypertimpany
Dulnes Lain-lain.................
Auskultasi : Peristaltik usus 3 x/menit
f. Genetali

16
Labia : Oedem : Ya/tidak
Perdarahan : Ya/tidak
Labia Mayor menutupi labia minor : ya/tidak
Scrotum : Oedem : Ya/tidak
Sudah turun : Ya/Tidak
g. Anus
Berlubang : Ya/tidak
Pendarahan : YA/tidak
Lain-lain :.............
h. Extermitas
Atas : Polidactili Ya/tidak
Syndaktili Ya/tidak
Gerak aktif Ya/tidak
Fratur Ya/tidak
Bawah : Polidactili Ya/tidak
Syndaktili Ya/tidak
CTEV Ya/tidak
Genovalgus Ya/tidak
i. Neurologi

YA TIDAK YA TIDAK

KAKU KEJANG
KUDUK

MUNTAH PANAS

j. Reflek Bayi
Rooting Ya/tidak
Sucking Ya/tidak
Moro Ya/tidak
Babynski Ya/tidak
Grappe Ya/tidak

17
Swallowing Ya/tidak
14. Pemeriksaan Penunjang
Laborat :-
Foto :-
Lain-lain : -

I. ANALISA / INTEPRETASI DATA


By. A usia 3 hari dengan imunisasi BCG

J. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 24 Agustus 2017 Jam : 09.15 WIB

1. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dan memberitahukan hasilnya kepada


ibu. Ibu mengerti dan mampu memahami hasil dari pemeriksaan bayinya

2. Menginformasikan dan menjelaskan tentang imunisasi BCG termasuk dengan


efek sampingnya kepada ibu. Ibu telah mengerti dan mampu mengulangi apa yang
telah dijelaskan

3. Memberikan imunisasi BCG pada bayi. Ibu mengetahui bahwa bayinya telah
diberikan vaksin BCG

4. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang dan melakukan imunisasi


berikutnya, satu bulan lagi sesuai jadwal imunisasi dasar lengkap. Ibu bersedia
untuk melakukan kunjungan ulang satu bulan lagi dan melakukan imunisasi
selanjutnya sesuai jadwal imunisasi

18
BAB III
PENUTUP

3.1    KESIMPULAN
Untuk melindungi bayi dan anak dari penyakit yang membahayakan fisik
dan jiwa anak, maka mereka perlu diimunisasi.
Ibu hamil juga perlu mendapatkan imunisasi untuk melindungi diri sendiri
beserta bayi yang dikandungnya terhadap tetanus. Maka peran suami, ibu, calon
ibu, sanagt dibutuhkan demi melindungi bayi dan anak dari penyakit mematikan
maupun cacat seumur hidup.
3.2    SARAN
1.        Tingkat pendidikan ibu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
2.        Jarak rumah ke Puskesamas tidak mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi.
3.        Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi
dasar, yang berarti bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang manfaat
imunisasi akan berpengaruh meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada
bayi.
4.        Motivasi ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi
dasar. Yang berarti bahwa semakin baik motivasi ibu akan  berpengaruh
meningkatkan kelengkapanimunisasi dasar pada bayi.
5.        Tenaga Kesehatan  Berupaya untuk meningkatan pengetahuan ibu tentang
manfaat imunisasi dasar bagi bayi sehingga ibu yang mempunyai bayi berusaha
meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi melalui penyuluhanpenyuluhan di
masyarakat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rhineka


Cipta, Jakarta.
Arikunto S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rhineka
Cipta, Jakarta.
Dinkes, 2002, Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta.
Hidayat, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Penerbit Salemba Medika,
Jakarta.
Umar, 2006. Imunisasi Mengapa Perlu ?.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara
Huliana, A. Md.Keb, 2003, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa Swara,
Jakarta.
Kurniasih, dkk, 2006, Panduan Imunisasi, PT. Gramedia, Jakarta.
Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rhineka Cipta,
Jakarta.
2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rhineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2001, Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta.
Wahyudin, dkk, 2005, Pengantar Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
Unicef Org, 2006, Anak-Anak Yang Terabaikan, Terlupakan, dan Tak
Terjangkau, Saran Pers, Jakarta.
Info Sehat, 2006, Imunisasi, Jakarta.
Medicastore, 2006, Imunisasi, Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai