Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Imunisasi Dasar Anak

Imunisasi anak adalah pemberian vaksin pada anak untuk melindungi mereka dari penularan penyakit
tertentu. Vaksin terbuat dari kuman yang sudah melalui proses pelemahan atau bahkan dimatikan.

Vaksinasi anak akan menguatkan sistem kekebalan tubuh sehingga merangsang terbentuknya zat antibodi.
Dengan begitu, tubuh anak lebih kuat terhadap infeksi di masa mendatang.

Tidak hanya menghindarkan anak dari serangan penyakit serius, vaksinasi anak juga bisa melindungi
masyarakat yang lebih luas. Sebab, imunisasi membantu meminimalkan terjadinya penyebaran penyakit.

Di Indonesia, imunisasi rutin lengkap terdiri dari dua jenis, yaitu imunisasi dasar dan lanjutan. Jadwal
imunisasi dasar dan lanjutan tersebut akan tergantung pada usia anak.

Imunisasi dasar merupakan langkah pencegahan utama dari berbagai penyakit menular. Sedangkan
imunisasi lanjutan bertujuan untuk menjaga imunitas anak tetap optimal seiring bertambahnya usia.

Selain itu, ada juga imunisasi ulangan atau booster sebagai penguat kekebalan. Namun, tak semua jenis
imunisasi memiliki booster. Sebab, ada jenis vaksin yang hanya diberikan sekali seumur hidup.

Catat, Ini Daftar Vaksin Anak yang Diwajibkan Pemerintah.

Jenis Imunisasi Dasar Anak


Berikut jenis imunisasi dasar anak yang wajib ibu berikan sebagai imunisasi dasar beserta manfaatnya:

1. Vaksin hepatitis B
Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus hepatitis B. Ini mengandung potongan
virus tidak aktif yang memicu kekebalan tubuh untuk menghasilkan perlindungan terhadap hepatitis B.

Nah, kini Halodoc menyediakan fasilitas imunisasi anak seperti vaksin hepatitis B melalui
layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya).

Layanan dari Halodoc ini akan mendatangkan petugas ke tempat ibu atau di lokasi mana pun yang dipilih
untuk pemberian vaksin.

Booking Vaksinasi DTaP-POLIO IPV-HIB-HEP B (Hexaxim) di rumah lewat Halodoc.

2. Vaksin BCG
Vaksin BCG adalah vaksin untuk mencegah infeksi tuberkulosis (TB). Mengandung
bakteri Mycobacterium bovis lemah, yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri
penyebab TB.

3. Vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus)


Ini merupakan vaksin kombinasi yang bisa memberi perlindungan terhadap tiga penyakit berbahaya,
seperti:

 Difteri adalah infeksi serius pada tenggorokan yang bisa menyumbat saluran dan menyebabkan
masalah pernapasan.
 Tetanus adalah penyakit saraf yang terjadi akibat bakteri penghasil toksin yang mengkontaminasi
luka.
 Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit pernapasan yang bisa menyebabkan batuk parah pada
anak.

4. Vaksin polio
Vaksin polio adalah imunisasi untuk mencegah infeksi virus polio. Kegunaannya memberikan
perlindungan terhadap penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan gangguan sistem saraf.

5. Vaksin Hib
Vaksin mampu mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenza tipe b (Hib) yang menyebabkan
meningitis pada anak di bawah 5 tahun. Bakteri juga memicu infeksi telinga, paru-paru, darah, kulit,
maupun persendian.

6. Vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella)


Vaksin MMR adalah vaksin campak, gondongan, dan rubella. Ini memberikan perlindungan akibat virus
campak dan rubella.

Booking Vaksinasi MMR (M-M-R II) di Rumah Lebih Mudah Lewat Halodoc.

Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Anak


IDAI telah memperbarui jadwal imunisasi dasar anak pada tahun 2023. Jadwal terbaru ini dapat
memudahkan dokter maupun orangtua dalam memberikan vaksinasi anak yang tepat sesuai dengan
usianya.

1. Vaksin hepatitis B
Jadwal imunisasi hepatitis B pada bayi pertama kali 24 jam setelah lahir. Namun, jika bayi lahir dengan
berat badan di atas 2 kg, pemberian vaksin ditunda sampai usianya mencapai 1 bulan.

2. Vaksin BCG
Jadwal imunisasi selanjutnya adalah vaksin BCG yang diberikan sebelum bayi menginjak 2 bulan.
Namun, jadwal terbarunya yaitu sesaat setelah lahir atau sebelum bayi menginjak 1 bulan.

3. Vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus)


Jenis vaksin anak ini diberikan sebanyak 3 dosis berturut-turut. Jadwal imunisasinya saat berusia Si Kecil
berusia 2, 3, dan 4 bulan.

4. Vaksin polio
Pemberian jadwal imunisasi polio dilakukan sebanyak 4 kali. Dosisnya saat bayi masih berusia 0–1 bulan.
Kemudian, lanjut saat usianya menginjak 2, 3, dan 4 bulan berturut-turut.

5. Vaksin Hib
Pemberian imunisasi HiB biasanya dikombinasikan dengan hepatitis B dan DPT. pemeriannya saat Si
Kecil berusia 2, 3, dan 4 bulan. Jenis vaksinnya disebut dengan DPT-HB-Hib.

6. Vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella)


Jadwal imunisasi pertamanya adalah saat Si Kecil menginjak 12–15 bulan. Anak pada masa prasekolah
yang belum mendapat dosis pertama MMR harus diberi satu dosis vaksin.

Jadwal Imunisasi Lanjutan untuk Anak


Beberapa jenis vaksin di atas memiliki jadwal imunisasi lanjutan. Tujuannya memberikan perlindungan
yang berkelanjutan. Selain itu, memperkuat respons kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
1. Vaksin hepatitis B: 0 & 18 bulan
Dosis kedua vaksin diberikan saat Si Kecil menginjak 18 bulan. Jadwal imunisasi kedua dan ketiga
bersamaan dengan jenis vaksin lainnya. Salah satunya, yaitu DPT untuk penyakit difteri, pertusis, dan
tetanus.

2. Vaksin BCG
Jadwal imunisasi BCG hanya diberikan sekali seumur hidup dan tidak ada lanjutan. Sebab, vaksin ini
mampu memberikan perlindungan yang berlangsung seumur hidup setelah pemberian satu dosis.

3. Vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus)


Lanjutan dari vaksin DPT adalah booster saat Si Kecil berusia 5 tahun. Dilanjutkan dengan beberapa kali
imunisasi lanjutan saat 5–7 tahun dan 10–18 tahun.

4. Vaksin polio
Pemberian imunisasi polio dosis kedua ibu lakukan ketika anak menginjak 18 bulan. Jenis vaksin ini
dikenal dengan booster polio. Tujuannya mempertahankan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.

5. Vaksin Hib
Jadwal imunisasi lanjutan saat Si Kecil berusia antara 15–18 bulan.

6. Vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella)


Vaksin lanjutan atau booster bisa ibu berikan saat Si Kecil berusia 18 bulan dan 5–7 tahun. Selain itu,
imunisasi ini juga bisa ibu lakukan saat anak berusia 6 bulan ingin bepergian antar benua.

PVC jadi jenis vaksin lain pada anak. Ini beberapa hal yang perlu ibu ketahui terlebih dulu: 11 Hal yang
Perlu Diketahui tentang Vaksin PCV pada Anak

Efek Samping Pemberian Imunisasi Dasar Anak


Imunisasi pada anak juga memiliki efek samping. Namun, efek samping imunisasi anak biasanya hanya
terjadi dalam intensitas ringan. Gejalanya nyeri di tempat suntikan, ruam, dan demam.

Reaksi tersebut dapat menghilang dengan sendirinya dua hingga tiga hari kemudian. Adanya efek samping
menunjukkan bahwa vaksin memberikan stimulasi pada sistem kekebalan tubuh.

Meski begitu, orang tua perlu memberi perhatian ekstra pada anak yang baru mendapatkan imunisasi
selama beberapa hari. Bila ibu melihat gejala yang mengkhawatirkan pada anak, segera hubungi dokter.

Apalagi jika terjadi efek samping yang lebih serius, seperti reaksi alergi (termasuk anafilaksis). Jika tak
teratasi, gangguan tersebut berpotensi membahayakan nyawa Si Kecil.

Untuk meminimalisir efek samping pasca vaksinasi, kenali lebih jauh jenis dan jadwal vaksin untuk Si
Kecil: Ibu, Kenali Jenis dan Jadwal untuk Vaksin Anak

Cara Mengatasi Efek Samping Setelah Imunisasi


Jika Si Kecil mengalami efek samping setelah vaksinasi, ibu bisa mengajaknya beristirahat. Luangkan
lebih banyak waktu tidur ketimbang bermain guna mempercepat proses penyembuhan.

Selain itu, ibu bisa mempraktikkan beberapa cara berikut ini:

 Berikan banyak air putih untuk mencegah dehidrasi.


 Berikan obat pereda demam sesuai dosis anjuran dokter.
 Kompress dingin di area suntikan untuk meredakan nyeri dan pembengkakan.
 Berikan makanan ringan yang sehat, seperti buah-buahan atau jus.
 Pantau suhu tubuh anak secara berkala.
 Hindari aktivitas fisik yang berat setelah imunisasi.
 Pastikan anak tidur nyenyak di malam hari.

Jika efek sampingnya berkelanjutan dan tak kunjung membaik, bicarakan hal ini dengan dokter spesialis
anak di aplikasi Halodoc. Langkah tepat penanganan dapat meminimalisir keparahan gejala yang Si Kecil
alami.

Di Mana Imunisasi Dasar Anak Dilakukan?


Imunisasi dasar anak bisa ibu lakukan di pusat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit. Pemerintah juga
memberikannya secara gratis lewat posyandu atau puskesmas di sekitar domisili.

Anda mungkin juga menyukai