Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program
pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional
Universal Child Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program
imunisasi dalam komitmen internasional (ultimate goal) adalah Eradiksi Polio
(ERAPO), Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang
akan dicapai pada tahun 2000. Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan
tujuan antara (intermediate goal) berarti cakupan imunisasi untuk BCG,
pentavalen, polio, campak dan hepatitis B, harus mencapai 80% baik di
tingkat nasional, provinsi, kabupaten, bahkan di setiap desa.
produktif.
Pada bayi dan balita, kekurangan gizi dapat mengakibatnya
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan
spiritual.Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan
sangat sulit untuk diperbaiki. Dengan demikian akan mengakibatkan
rendahnya kualitas sumber daya manusia. Negara dan bangsa juga akan
menderita bila ibu, anak dan keluarga serta masyarkat tidak sehat.Sebab
kematian balita sangat erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi,
keadaan gizi dan pelayanan kesehatan.
Selain itu masalah kesehatan anak di Indonesia masih didominasi oleh
tingginya angka kematian bayi dan balita serta prevalensi balita gizi kurang.
Oleh karena itu, telah ditetapkan indikator Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) tahun 2010 – 2014 sekaligus disesuaikan dengan target
pencapaian MDGs, yaitu menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dari
34/1000 menjadi 23/1000 Kelahiran Hidup dan menurunkan prevalensi gizi
kurang balita menjadi 15 % pada tahun 2015, termasuk tidak terjadi lagi kasus
penculikan dan perdagangan bayi baru lahir ( zero toleran ) di Puskesmas dan
Rumah Sakit.
Selama ini pelayanan kesehatan yang dilakukan lebih terfokus pada
upaya agar bayi dapat lahir dengan selamat dan kelangsungan hidup anak
(child survival), tetapi belum terintegrasi secara penuh untuk mencapai
tumbuh kembang anak secara optimal.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan berbagai Peraturan Menteri
Kesehatan dan menyusun Pedoman Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan Bayi
Baru Lahir di Puskesmas dan jaringannya. Pedoman tersebut dipergunakan
sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan,

1
diantaranya Pedoman Asuhan Persalinan Normal (APN), Pedoman Asuhan
Bayi Baru Lahir, Pedoman Asuhan Keperawatan bagi Ibu dan Bayi, dan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA), yang hanya mengatur standar
pelayanan yang bersifat teknis medis, dan belum sepenuhnya berorientasi
pada perlindungan anak. Untuk mencegah terjadinya kasus penculikan dan
perdagangan bayi baru lahir dan meningkatkan pengetahuan petugas
kesehatan di Puskesmas dan jaringannya tentang perlindungan anak, maka
perlu disusun suatu Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis
Perlindungan Anak.
Pada saat ini imunisasi sendiri telah berkembang pesat, terbukti
dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi akibat dari
berbagai macam penyakit yang telah ada vaksin pencegahannya.
Oleh karena itu, penyusun tergerak untuk menjelaskan mengenai
macam – macam dan jenis imunisai yang telah berkembang saat ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bayi Sehat ?
2. Bagaimana Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi ?
3. Apa Pengertian Imunisasi ?
4. Bagaimana Prosedur Pemberian Imunisasi ?
5. Bagaimana Teori Asuhan Pada Bayi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bayi sehat.
2. Untuk mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan.
3. Untuk mengetahui pengertian imunisasi
4. Untuk mengetahui prosedur pemberian imunisasi
5. Untuk mengetahui teori asuhan pada bayi.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI MEDIS


A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja
memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh
dapat resisten terhadap penyakit tertentu.
B. Tujuan Imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
C. Manfaat Imunisasi
1. Untuk Anak
 Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga
 Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk Negara
 Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
D. Jenis Imunisasi
1. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah
dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik
dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika
terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh imunisasi
aktif adalah imunisasi polio dan campak.
2. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif merupakan suatau proses peningkatan kekebalan tubuh
dengan cara memberikan zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia
(kekebalan yang didapatkan bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang
(bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba sudah masuk dalam

3
tubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS
pada orang yang mengalami luka kecelakaan.

E. Jenis Vaksin Lima Dasar Lengkap


1. BCG
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
BCG. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC
milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang. Vaksin BCG
merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah
dilemahkan. Pemberian imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum
umur 3 bulan. Vaksin BCG diberikan melalui intracutan. Efek samping
pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan,
limfadenitis regionalis, dan reaksi panas.

2. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah
HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B
adalah 3 dosis. Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intramuscular.

3. Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan
pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah 4 dosis. Imunisasi polio
diberikan melalui oral.
Diberikan untuk umur 0-11 bulan dengan dosis 2 tetes pada mulut dan
selang waktu diberikan 4 kali dengan jarak minimal 4 minggu. Efek
samping yang ditimbulkan bila anak sedang diare ada kemungkinan
vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan vaksin
oleh usus akibat diare berat.

4. DPT
Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin DPT ini
merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah
dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan

4
zat anti (toksoid). Pemberian imuisasi DPT adalah 3 dosis. Pemberian
pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan)
terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti.
Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup.
Imunisasi DPT diberikan melalui intramuscular, untuk 2-11 bulan
dengan dosis 0,05 cc. cara penyuntikan secara intramuscular (IM) /
subcutan (SC) dan jumlah penyuntikan tiga kali dengan selang pemberian
minimal 4 minggu.
Efek samping yang ditimbulkan yaitu :
a) Panas, kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari
setelah mendapat imunisasi DPT namun panas akan sembuh 1-2
hari.
b) Rasa sakit di daerah suntikan, sebagian anak merasa nyeri sakit,
kemerahan, bengkak .
c) Peradangan, bila terjadi seminggu / lebih maka hal ini mungkin
disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril.
d) Kejang-kejang, reaksi ini jarang terjadi.

5. Hib (haemophilus influenza)


Menurut Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan,
2014.Buku Ajar Imunisasi,
a. Cara pemberian dan dosis
Vaksin harus disuntikkan secara intramuscular pada anterolateral paha
atas. Satu dosis anak adalah 0.5 ml.
b. Kontraindikasi
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan
syaraf serius.
c. Efek samping
Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada
lokasi suntikkan, disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar
kasus. Kadang-kadang reaksi berat, seperti demam tinggi, irritabilitas
(rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam
setelah pemberian.
d. Penanganan efek samping
- Orang tua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak
(ASI/sari buah)
- Jika demam kenakan pekaian yang tipis
- Bekas suntikkan yang nyeri dapat dikompres air dingin

5
- Jika demam berikan parasetamol 15 mg/kgBB setian 3-4 jam
(maksimal 6 x dalam 24 jam)
- Bayi buleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat
- Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter
6. Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk
penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1 dosis. Imunisasi campak
diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti
terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas.

B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN


I. Pengkajian
1. Biodata
a. Bayi / Balita
 Nama
Dikaji untuk mengenal pasien
 Tanggal / jam lahir
 Umur
Umur penting untuk ditanyakan karena untuk mengetahui masa
perkembangannya.Selain itu pada masa bayi/balita terutama balita
merupakan masa rawan di mana bayi/balita mudah sakit dan mudah
terjadi kurang gizi. Pada masa bayi/balita merupakan dasar
pembentukan kepribadian bayi/balita sehingga dengan diketahuinnya
umur bayi/balita kita dapat melakukan apa yang seharusnya
dilakukan pada bayi/balita tersebut sesuai dengan umurnya
 Jenis kelamin
Jenis kelamin dibutuhkan untuk mengetahui identitas, selain itu juga
untuk data pemeriksaan klinis.Dikatakan bahwa laki-laki lebih sering
sakit disbanding bayi/balita perempuan tetapi belum diketahui secara
pasti penyebabnya.
 Bayi/balita ke-
 Jenis persalinan
Jenis persalinan perlu dikaji untuk mengetahui apakah jenis
persalinan tersebut terjadi secara spontan atau buatan.
 Tempat lahir
Tempat lahir perlu dikaji untuk mengetahui tempat persalinan, data-
data yang dibutuhkan.
b. Biodata orang tua
 Nama ibu
Berisi siapa nama ibu bayi/balita, dikaji untuk mengenal ibu pasien

6
 Umur
Tua atau mudanya orang tua bayi/balita turut mempengaruhi pola
pengasuhan bayi/balita.
 Agama
Agama dikaji karena pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada
bayi/balita-bayi/balita sedini mungkin, karena dengan memahami
agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan. Dan adakah
ajaran agama yang mungkin mempengaruhi dalam pola
pengembangan bayi/balita mencapai tumbuh kembang.
 Suku / bangsa
Ini perlu dikaji karena tiap suku bangsa memiliki adat istiadat yang
berlaku sendiri-sendiri yang akan berpengaruh terhadap tumbuh
kembang bayi/balita. Pertumbuhan somatic juga dipengaruhi oleh
rasa atau suku bangsa. Bangsa kulit putih atau ras eropa mempunyai
pertumbuhan somatic yang lebih tinggi dibandingkan bangsa asia.
 Pendidikan
Pendidikan orang tua dikaji sejauh mana pengetahuan orang tua.
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting
dalam tumbuh kembang bayi/balita, karena dengan pendidikan yang
baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari kalangan
luar terutama tentang cara mengasuh bayi/balita yang baik,
bagaimana menjaga kesehatan bayi/balitanya, pendidikannya dan
sebagainya.
 Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
orang tua terhadap permasalahan kesehatan yang mungkin terjadi
pada bayi.Ibu sangat berpengaruh dengan pengasuhan bayi/balita. Ibu
dengan kesibukan kerja yang tinggi akan kurang memperhatikan
pengasuhan bayi/balita
 Alamat
Ditanyakan dengan maksud untuk mempermudah hubungan bila
diperlukan dalam keadaan mendesak.Dengan diketahui alamat
tersebut, maka bidan mampu mengetahui tempat tinggal orang tua
bayi dan lingkungannya.Selain itu, untuk mengetahui bagaimana
demografi tempat tersebut.
 Nama ayah : berisi siapa nama ayah bayi/balita
 Umur : berisi berapa umur ayah bayi/balita
 Agama : berisi apa agama ayah bayi/balita
 Suku / bangsa: berisi dari suku bangsa mana ayah bayi/balita
 Pendidikan : berisi apa pendidikan terakhir ayah bayi/balita
 Pekerjaan : berisi apa pekerjaan ayah
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang bayi/balita karena orang tua dapat menyediakan semua
kebutuhan bayi/balita.
 Alamat

7
Ditanyakan dengan maksud untuk mempermudah hubungan bila
diperlukan dalam keadaan mendesak.Dengan diketahui alamat
tersebut, maka bidan mampu mengetahui tempat tinggal orang tua
bayi dan lingkungannya.Selain itu, untuk mengetahui bagaimana
demografi tempat tersebut.
c. Keluhan utama
Berisi apa yang sedang dialami oleh bayi/balita yang berhubungan
dengan tumbuh kembang bayi/balita. Disini seorang bidan harus
mampu menggali secara mendalam apa yang sedang dialami bayi/balita
karena hal ini sangat penting juga untuk membuat diagnosa. Tuliskan
sesuai dengan apa yang diungkapkan ibu tentang bayi/balitanya.
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan bayi/balita :
Tanyakan pada ibu penyakit-penyakit apa saja yang pernah diderita
bayi/balita. Tanyakan pada ibu mulai sejak kapan penyakit itu di derita
bayi/balita dan apakah sering berulang. Tanyakan pada ibu kapan,
pada usia berapa bayi/balita menderita penyakit tersebut.
Ini perlu dikaji untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami
bayi/balita yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang bayi/balita.
2) Riwayat kesehatan keluarga
Dari pihak istri/ suami tidak ada yang menderita penyakit kronis,
infeksi dan penyakit menular, tidak ada riwayat keturunan kembar.
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan bayi/balita. Misalnya,
dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular ada yang
menderita TBC atau adanya riwayat penyakit keturunan seperti asma
yang dapat mengganggu kesehatan bayi/balita
3) Riwayat perkawinan
Bayi/balita lahir dalam status perkawinan ( sah/ tidak sah). Orang
tua menikah (berapa kali), lama perkawinan, usia ibu saat menikah ,
usia ayah saat menikah.
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status
perkawinan terhadap masalah kesehatan bayi/balita .Apakah
bayi/balita dilahirkan dalam status perkawinan yang sah ataukah
bayi/balita yang tidak diharapkan karena lahir di luar nikah.
4) Riwayat kehamilan
Tanyakan pada ibu tentang riwayat kehamilan ibu, seperti umur ibu
waktu hamil, G...P...A..., usia kehamilan sampai bayi/balita lahir, hpht,
hpl, berapa kali anc saat hamil, imunisasi apa yang didapat selama
hamil, dan obat-obatan apa saja yang didapat selama ibu hamil.
Riwayat kehamilan merupakan faktor yang sangat penting untuk
mengetahui perkembangan bayi/balita.Ini menyangkut resiko
bayi/balita untuk mengalami gangguan perkembangan fisik dan mental
bayi/balita, termasuk faktor resiko untuk buta, tuli dll.
5) Riwayat persalinan
Dikaji untuk mengetahui berapa usia kehamilan ini,berapa tahun
jarak antara kelahiran ini dengan kelahiran sebelumnya,dimana tempat
melahirkan,lamanya waktu melahirkan,cara melahirkan (spontan),juga
riwayat bayi/balita yang dilahirkan mencakup : berat bayi sewaktu

8
lahir,kelainan bawaan bayi,jenis kelamin bayi dan status bayi yang
dilahirkan (hidup atau mati).
Bayi lahir ( spontan, vacum, sc) di ( rumah, rumah sakit, bps)
ditolong oleh ( bidan, dokter, dukun). Jenis kelamin(perempuan /
laki-laki), bb ...gr, pb...cm, lingkar kepala...cm, lingkar dada...cm,
lingkar lengan atas...cm, apgar score..., cacat ada / tidak, anus (+/-),
gerakan aktf / tidak, menangis kuat/ tidak, warna tubuh bayi.
Riwayat bersalin sangat berpengaruh untuk perkembangan
bayi/balita karena dengan diketahui kondisi bayi/balita pada saat lahir
akan turut pada menentukan bagaimana perawatan bayi/balita
selanjutnya.
6) Riwayat imunisasi
Tanyakan pada ibu imunisasi apa saja yang pernah didapat
bayi/balita dan kapan itu pemberiannya.
Ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah bayi/balita telah diberikan
imunitas yang dapat mencegah penyakit-penyakit yang dapat
mengakibatkan kesakitan dan kematian pada bayi/balita.
Pemberian imunisasi pada bayi/balita adalah penting untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit-penyakit
yang bisa diubah dengan imunisasi,misalnya penyakit tbc, dipteri,
tetanus, pertusis, polio, campak, dan hepatitis b bahkan sekarang telah
masuk ke indonesia vaksin mmr untuk mencegah measles
(campak),mumps (parotitis), rubella (campak jerman).
Dengan melaksbayi/balitaan imunisasi yang lengkap, maka kita
harapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang
menimbulkan cacat dan kematian.
7) Data psikososial
Yang di kaji dan di dokumenasikan pada riwayat psikologi ibu ini
yaitu tentang respon atau penerimaan dari ibu terhadap bayinya,yaitu
apakah ibu menerima atau menolaknya .mengapa hal ini harus di kaji
karena hal ini sangat berhubungan dengan kesejahteraan bayinya. Bayi
dilahirkan dari perkawinan yang sah dan sangat diharapkan oleh
orangtua.Dalam keluarga tidak ada masalah.Penerimaan masyarakat
terhadap bayi dan keluarga tersebut.
- Status Perkawinan
Bayi/balita lahir dalam status perkawinan ( sah/ tidak sah).
Orang tua menikah ( berapa kali), lama perkawinan, usia ibu saat
menikah , usia ayah saat menikah.
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status
perkawinan terhadap masalah kesehatan bayi/balita.Apakah
bayi/balita dilahirkan dalam status perkawinan yang sah ataukah
bayi/balita yang tidak diharapkan karena lahir di luar nikah.
- Data Ekonomi, sosial , dan budaya
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui berapa pendapatan
keluarga tiap bulan dan apakah pendapatan sebanyak itu sudah
dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga karena pendapatan
keluarga juga turut menentukan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan
bayi/balita. Budaya dikaji untuk mengetahui adakah tradisi-tradisi

9
di lingkungan sekitar yang mempengaruhi tumbuh kembang
bayi/balita.
- Data Pengetahuan Ibu
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana ibu
memperoleh atau mendengar pengetahuan mengenai tumbuh
kembang bayi/balita dan cara memperoleh/ sumber dari
pengatahuan itu.

8) Pola kebiasaan sehari-hari


- Pola Nutrisi : Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24
jam (Bahiyatun, 2009; h. 24). Bayi kemungkinan akan lapar
setiap 2-4 jam sepanjang hari. (Varney, 2008; h. 897)
- Pola Eliminasi :bayi berkemih 6 kali dalam 24 jam dan warna
jernih sampai kuning muda (Bahiyatun, 2009; h. 24). Bayi
dapat defekasi 1 atau 4 kali perhari. (Varney, 2008; h. 897)
- Pola Aktivitas : Biasanya bayi akan terjaga dan tidur secara
bergantian
- Pola Istirahat : Bayi perlu banyak tidur, sediakan lingkungan
yang nyaman dan meminimalkan gangguan atau stimulasi.
(Varney, 2008; h. 891-897)

2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Keadaan keseluruhan memberikan petunjuk
yang sangat berharga mengenai status fisik bayi. Keadaan umum
bayi normal baik (Wong, 2009; h. 233).
2) Tanda-tanda Vital
a) Nadi : Nadi pada bayi normalnya 120-160 x/menit
b) Suhu : Suhu normal 36,5oC - 37,5oC
c) Respirasi : Pernapasan normalnya 40-60 x/menit (Kemenkes,
2013; h. 53).
3) Antropometri
Normalnya, lingkar kepala lebih besar daripada lingkar dada,
abdomen buncit, dan tonus fleksi.
a) Pengukuran harus dilakukan dengan cara standar.
b) Panjang bayi baru lahir paling akurat dikaji jika kepala bayi baru
lahir terletak rata terhadap permukaan yang keras.
c) Kedua tungkai diluruskan dan kertas di meja pemeriksaan diberi
tanda.
d) Setelah bayi baru lahir dipindahkan, bidan kemudian dapat
mengukur panjang bayi dalam satuan sentimeter.

10
e) Lingkar kepala bayi baru lahir diukur dari oksiput dan
mengelilingi kepala tepat di atas alis mata.
f) Lingkar dada diukur di bawah ketiak dan melewati garis putting.
g) Berat bayi harus dikaji di atas timbangan tersebut harus
dikalibrasi untuk menyertakan berat alas. Tindakan itu dapat
mencegah kehilangan panas dan infeksi akibat kontaminasi
silang. ( Varney, 2008: 921)
d) Pemeriksaan Fisik
(1) Kulit
Yang dikaji : warna, sianosis, ikterus, hemangioma,
ekzema, pucat, purpura, eritema, makula, papula,
vesikula, pustula, ulkus, nodul subkutan, turgor kulit,
struktur, suhu, kelembaban, edema.Rambut meliputi
warna, struktur, kualitas, distribusi dan elastisitas dan
keberhasilannya.
(2) Kepala
Lingkar kepala pada bayi umur 6 bulan rata-rata 44 cm
dan umur 1 tahun 47 cm. lingkar kepala mencerminkan
volume intra cranial dipakai untuk mendeteksi
pertumbuhan otak, apabila otak tidak tumbuh maka
kepala akan kecil.
(3) Muka
Yang perlu dikaji pada pemeriksaan muka, yaitu apakah
muka pucat atau tidak. Selain itu pemeriksaan wajah pada
anak dilakukan untuk menilai kesimetrisan wajah.Selain
menilai kesimetrisan wajah pemeriksaan ini dilakukan
untuk menilai adanya pembengkakan daerah wajah.
(4) Mata
Pada pemeriksaan apakah ada infeksi,bagaimana struktur,
ukuran dan simetris atau tidak, kornea dan retina
(5) Hidung
Apakah membengkak, ada cairan, warna, kemungkinan
infeksi jalan nafas
(6) Telinga
Pada pemeriksaan telinga, apakah simetris, ada infeksi
atau tidak seperti otitis media dan berbau
(7) Mulut dan Tenggorokan
Apakah ada tonsil tekak,osofaring dengan menyuruh
anak mengucapkan kata-kata, apakah ada pembengkakan,
merah, dan sebagainya
(8) Leher
Pembesaran kelenjar limfe, infeksi mulut dan saluran
pernafasan, vena leher yang membesar, biasanya terdapat
gangguan pernafasan dan ekspirasi seperti asma.
Pembengkakan kelenjar tiroid yang terdapat pada dasar
leher bila diraba apakah membesar atau tidak.

11
(9) Dada
Cara dalam melakukan pemeriksaan dada dengan cara
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Dalam
melakukan pemeriksaan hal yang perlu diperhatikan
adalah bentuk dan besar dada, kesimetrisan dan gerakan
dada, adanya deformitas atau tidak, adanya penonjolan
serta adanya pembengkakan atau kelainan yang lain.
(Kemenkes RI, 2013; 53)
(10) Perut
Inspeksi
Untuk menilai ukuran dan bentuk perut membuncit,
simetris atau tidak. Apabila membuncit asimetris,
kemungkinan dijumpai poliomyelitis, pembesaran organ
intraabdominal, ileus, dan lain-lain.
Auskultasi
Dilakukan menggunakan stetoskop, dapat diketahui
adanya suara peristaltik usus. Normalnya terdengar setiap
10-30 detik.
Perkusi
Dilakukan melalui epigastrium secara simetris menuju
kebagian bawah abdomen. Normalnya (bunyi timpani)
adalah bila terdengar pada seluruh lapangan abdomen.
Palpasi
Dapat dilakukan denganm cara satu tangan
(monomanual) atau dua tangan (bimanual). Yang dinilai
adalah apakah ada pembesaran pada organ hati, limfa,
dan ginjal. (Aziz Alimul, 2008 : 88)
(11) Genetalia
Pada laki-laki : apakah glands penis baik bentuknya,
bagaimana testis apakah sudah turun, bagaimana BAK
lancar atau tidak, penyumbatan atau tidak, skrotum
simetris atau tidak
Pada wanita : ada sekret atau tidak, labia minora dan
klitoris menonjol atau tidak, masa daerah inguinal ada
atau tidak. (Kemenkes RI, 2013; 53)
(12) Anus
Keadaan lubang anus, adakah haemoroid, prolaps, dan
sebagainya.(Kemenkes RI, 2013; 53)
(13) Tulang belakang/Punggung
Pemeriksaan yang dilakukan dengan inspeksi, yang
dinilai adalah adanya kelainan tulang belakang seperti
lordosis, kifosis, dan skoliosis.(Kemenkes RI, 2013; 53)
(14) Ekstermitas
Normalnya refleks positif, tidak ada sindaktil atau
polidaktil. (Wong, 2009; h. 243)

3. Analisa

12
Analisa (A) merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan data objektif. Menurut

Hellen Varney (2007) dikatakan langkah kedua, ketiga dan keempat,

sehingga mencakup hal – hal berikut ini : diagnosis atau masalah

kebidanan, diagnosis atau maslah potensial, serta perlunya

mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis atau

maslah potensial dan kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi

menurut kewenangan bidan, meliputi : tindakan mandiri, kolaborasi dan

merujuk klien. Pada manajemen kebidanan Varney ini merupakan langkah

2 (interpretasi data dasar), 3 (identifikasi diagnose dan masalah potensial)

dan 4 (identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segara).

a) Diagnosa : By. X usiaYhari/bulan.

b) Masalah : Berkaitan dengan bayi normal, misalnya diaper rash (ruam

popok) atau gangguan tidur.

c) Diagnosa potensial : normalnya tidak ada.

d) Kebutuhan segera : normalnya tidak ada

4. Penatalaksanaan
Menurut Hellen Varney ( 2007) dalam Asrinah dkk (2010)
Penatalaksanaan (P) dalam metode SOAP ini merupakan gambaran
pendokumentasian, implementasi dan evaluasi. Dengan kata lain, p dalam
SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Hellen
Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh. Pendokumentasian P dalam
SOAP ini adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun,
sesuai dengan keadaan dan harus disetujui oleh pasien kecuali bila tindakan
tidak dilaksanakan, akan membahayakan keselamatan pasien. Evaluasi
yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai
keefektifitas asuhan atau hasil pelaksanaan tindakan.Pada manajemen
kebidanan Varney ini merupakan langkah 5 (merencanakan asuhan yang
komprehensif atau menyeluruh), 6 (melaksanakan perencanaan
penatalaksanaan) dan 7 (evaluasi).
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayi
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b) Memastikan ibu memberikan KIE tentang imunisasi BCG dan Polio 1
Hasil : ibu memberikan ASI ekslusif
c) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke bidan atau puskesmas
untuk mendapatkan imunisasi DPT-HB-HIB dan Polio 2
Hasil : ibu bersedia mengikuti anjuran

13
d) Melakukan tindakan pemberian imunisasi BCG dan Polio 1
Hasil : bayi telah mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1
e) Menjelaskan kepada orang tua efek samping pemberian imunisasi
Hasil : orangtua mengerti penjelasan
f) Menganjurkan untuk melakukan kunjungan ulang 4 minggu lagi atau
jika terdapat keluhan pada bayinya. (Kemenkes RI, 2013 ; h. 56)
Hasil : ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
g) Mendokumentasikan hasil
Hasil : telah di dokumentasi

14

Anda mungkin juga menyukai