PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan fisik dan pencapaian kemampuan terjadi dengan cepat selama satu
tahun pertama. Perkembangan pada anak meliputi berbagai aspek yaitu
perkembangan kognitif, bahasa, emosi, sosial dan motorik. Perkembangan
motorik menjadi salah satu aspek penting yang perlu di perhatikan dan dapat
ditinjau dari motorik halus dan kasar yang bisa di lihat sejak neonatus
(Nelson,1999)
BAB II
5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang
Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan
posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi
berbaring.
Alat yang dipergunakan : Pita Pengukur
Tared scale
o Persiapan alat
Pastikan alat timbang diletakkan di tempat yang keras dengan
permukaan yang rata
Harus ada cukup pencahayaan untuk mengoperasikan timbangan
Untuk menyalakan timbangan, tekan tombol on / off beberapa detik.
Ketika angka 00,0 tampak, timbangan sudah siap digunakan
Lakukan kalibrasi dengan menggunakan anak timbangan
o Pelaksanaan penimbangan
Jika anak usia kurang dari 2 tahun atau menangis atau rewel, timbang
anak dengan ibunya dan lakukan timbangan dengan cara membuat
angka 0 pada skala penimbangan pertama (angka hasil penimbangan
ibu balita)
Pertama-tama ibu diminta melepas alas kaki dan berdiri di atas
timbangan untuk menimbang berat badannya sendiri; minta kader
memegang bayi yang telah berpakaian seminimal mungkin.
Minta ibu untuk berdiri di tengah-tengah timbangan, telapak kaki
berdiri tepat pada tanda jejak kaki, jika ada pakaian ibu tidak boleh
menutup layar baca. Ingkatkan ibu untuk tetap di atastimbangan
sampai angka berat badannya muncul pada layar baca
Dengan ibu masih di atas timbangan dan berat badannya tampak pada
layar baca, kemudian buat angka 0 di layar baca dengan cara
menekan tombol on / off beberapa detik sampai muncul angka 00,0.
Serahkan bayi dengan pakaian seminimla mungkin kepada ibunya
minta tetap berdiri di atas timbangan.
Berat badan bayi akan nampak pada layar baca (dalam kilogram dan
ons), kemudian catat berat badannya.
Jika anak berumur 2 tahun atau lebih dan sudah bisa berdiri, minta anak
berdiri sendiri di atas timbangan.
Minta ibu membantu melepas sepatu, popok, topi,baju, jaket dan celana
anaknya (terutama yang tebal)
Minta untuk anak berdiri di tengah-tengah timbangan dan tidak
berpegangan
Ingatkan anak untuk tetap diam di atas timbangan sampai angka berat
badannya muncul di layar baca
Bacalah angka yang muncul pada layar baca dan catat hasilnya.
Beam balanced
o Persiapan alat
Letakkan timbangan ditempat yang rata dan datar
Pastikan posisi jarum dalam keadaan seimbang
o Pelaksanaan penimbangan
Posisikan anak di atas timbangan, berdiri tegap di tengah dan
menghadap ke skala timbangan.
Geser bandul sesuai berat badan balita sampai jarum seimbang,
kemudian catat hasilnya.
Dacin
o Persiapan alat
Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti pelana rumah atau
kusen pintu atau dahan pohon atau tripot. Atur posisi angka pada
batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
Letakkan bandul geser pada angka 0 jika ujung kedua paku timbang
tidak dalam posisi lurus, maka timbangan perlu di tera atau diganti
yang baru
Pastikan bandul geser beradapada nagka 0
Pasang sarung timbang/ celana timbang / kotak timbang yang kosong
pada dacin
Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang
dengan memberi kantung plastik berisi pasir / batu di ujung batang
dacin sampai kedua jarum di atas tegak lurus.
o Pelaksanaan penimbangan
Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal
mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus
Baca berat badan dengan melihat angka di ujung bandul geser dan
catat hasil penimbangan.
Kembalikan bandul ke angka 0 dan keluarkan balita dari sarung
timbang/ celana timbang / kotak timbang yang kosong pada dacin
3. Lingkar Kepala
Cara Pengukuran Lingkar Kepala Adalah :
a) Siapkan pita pengukur (meteran)
b) Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra
orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior.
Kemudian tentukan hasilnya
c) Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala.
5. Lingkar Dada
Cara Pengukuran Lingkar Dada adalah :
a) Siapkan pita pengukur
b) Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada
c) Catat hasil pengukuran pada KMS
C. Teknik pemeriksaan head to toe
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
2. Pemeriksaan mata
a) Kaji adanya strabismus (koordinasi Gerakan mata yang belum
sempurna) dengan cara menggoyang kepala secara perlahan-lahan
sehingga mata bayi akan terbuka.
b) Kaji adanya kebutaan, jika bayi jarang berkedip atau sensitivitas
terhadap cahaya berkurang.
c) Kaji tanda sindrom Down jika ditemukan adanya epikantus yang
melebar.
d) Kaji adanya katarak kongenital jika terlihat pupil berwarna putih.
e) Kaji trauma pada mata seperti adanya edema palpebra, perdarahan
konjungtiva, retina, dan lain-lain.
3. Pemeriksaan telinga
a) Kaji adanya gangguan pendengaran dengan membunyikan bel atau
suara apakah terjadi reflex terkejut, jika tidak terjadi reflex terkejut
kemungkinan bayi mengalami gangguan pendengaran.
b) Kaji posisi hubungan mata dan telinga.
5. Pemeriksaan leher
a) Kaji adanya pembengkakan atau benjolan.
b) Kaji pergerakkan leher, jika terjadi keterbatasan pergerakan,
kemungkinan terjadi kelainan di tulang leher, seperti kelainan tiroid,
hemangioma, dan lain-lain.
7. Pemeriksaan abdomen
a) Kaji bentuk abdomen, jika ditemukan abdomen membuncit,
kemungkinan disebabkan hepatosplenomegaly atau cairan di dalam
rongga perut.
b) Kaji adanya kembung dengan perkusi.
9. Pemeriksaan genetalia
a) Kaji keadaan labia minora yang tertutup labia mayora, lubang uretra
dan lubang vagina terpisah. Jika ditemukan satu lubang terjadi
kelainan dan jika ada secret di lubang vagina, hal tersebut karena
pengaruh hormone maternal.
b) Kaji adanya fimosis, hipospadia yang merupakan defek di bagian
ventral ujung penis atau defek sepanjang penis dan epispadias
merupakan kelainan defek pada dorsum penis.
a. Pemeriksaan kesadaran
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai status kesadaran balita,
penilaian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu penilaian kualitatif
(apakah anak berada pada kondisi compos mentis, apatis, somnolen,
sopor) dan penilaian kuantitatif (menentukan nilai GCS anak).
2. Wajah
Pada pemeriksaan wajah perhatikan : simetri tidaknya, paralisis, jarak
antara hidung dan mulut, jembatan hidung, mandibula, pembengkakan,
tanda chovstek, dan nyeri pada sinus.
3. Mata
Pada pemeriksaan mata perhatikan : fotofobia, ketajaman melihat,
nistagmus, ptosis, eksoftalmus, endoftalmus, kelenjar lakrimalis,
konjungtiva, kornea, pupil, katarak, dan kelainan fundus. Strabismus
ringan dapat ditemukan pada bayi normal di bawah 6 bulan.
4. Hidung
Untuk pemeriksaan hidung, perhatikan : bentuknya, gerakan cuping
hidung, mukosa, sekresi, perdarahan, keadaan septum, perkusi sinus.
5. Mulut
Pada pemeriksaan mulut, perhatikan :
a Bibir : warna, fisura, simetri/tidak, gerakan.
b Gigi : banyaknya, letak, motling, maloklusi, tumbuh lambat/tidak.
c Selaput lendir mulut : warna, peradangan, pembengkakan.
d Lidah : kering/tidak, kotor/tidak, tremor/tidak, warna, ukuran, gerakan,
tepi hiperemis/tidak.
e Palatum : warna, terbelah/tidak, perforasi/tidak.
6. Tenggorok
Pemeriksaan tenggorok dilakukan dengan menggunakan alat skalpel, anak
disuruh mengeluarkan lidah dan mengatakan ‘ah’ yang keras, selanjutnya
spaltel diletakkan pada lidah sedikit ditekan kebawah. Perhatikan : uvula,
epiglotis, tonsil besarnya, warna, paradangan, eksudat, kripte).
7. Telinga
Pada pemeriksaan telinga, perhatikan : letak telinga, warna dan bau
sekresi telinga, nyeri/tidak (tragus,antitragus), liang telinga, membrana
timpani. Pemeriksaan menggunakan heat lamp dan spekulum telinga.
8. Leher
Pada leher perhatikanlah : panjang/pendeknya, kelenjar leher, letak
trakhea, pembesaran kelenjar tiroid, pelebaran vena, pulsasi karotis, dan
gerakan leher.
9. Thorax
Untuk pemeriksaan thorax seperti halnya pada dewasa, meliputi urutan :
a Inspeksi
Pada anak < 2 tahun : lingkar dada < lingkar kepala
Pada anak > 2 tahun : lingkar dada > lingkar kepala. Perhatikan
1) Bentuk thorax : funnel chest, pigeon chest, barell chest , dll
2) Pengembangan dada kanan dan kiri : simetri/tidak, ada
retraksi.tidak
3) Pernafasan : cheyne stokes, kusmaul, biot
4) Ictus cordis
b Palpasi
Perhatikan :
1) Pengembangan dada : simetri/tidak
2) Fremitus raba : dada kanan sama dengan kiri/tidak
3) Sela iga : retraksi/tidak
4) Perabaan iktus cordis
c Perkusi
Dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan satu jari/tanpa
bantalan jari lain, atau secara tidak langsung dengan menggunakan 2
jari/bantalan jari lain. Jangan mengetok terlalu keras karena dinding
thorax anak lebih tipis dan ototnya lebih kecil. Tentukan : 1. Batas
paru-jantung 2. Batas paru-hati : iga VI depan 3. Batas diafragma : iga
VIII – X belakang. Bedakan antara suara sonor dan redup.
d Auskultasi
Tentukan suara dasar dan suara tambahan : Suara dasar : vesikuler,
bronkhial, amforik, cog-wheel breath sound, metamorphosing breath
sound. Suara tambahan : ronki, krepitasi, friksi pleura, wheezing Suara
jantung normal, bising, gallop.
10. Abdomen
Seperti halnya pada dewasa pemeriksaan abdomen secara berurutan
meliputi ;
a Inspeksi
Perhatikan dengan cara pengamatan tanpa menyentuh :
1) Bentuk : cekung/cembung
2) Pernafasan : pernafasan abdominal normal pada bayi dan anak
kecil
3) Umbilikus : hernia/tidak
4) Gambaran vena : spider navy
5) Gambaran peristaltik
b Auskultasi
Perhatikan suara peristaltik, normal akan terdengar tiap 10 – 30 detik.
c Perkusi
Normal akan terdengar suara timpani. Dilakukan untuk menentukan
udara dalam usus, atau adanya cairan bebas/ascites.
d Palpasi
Palpasi dilakukan dengan cara : anak disuruh bernafas dalam, kaki
dibengkokkan di sendi lutut, palpasi dilakukan dari kiri bawah ke atas,
kemudian dari kanan atas ke bawah. Apabila ditemukan bagian yang
nyeri, dipalpasi paling akhir. Perhatikan : adanya nyeri tekan , dan
tentukan lokasinya. Nilai perabaan terhadap hati, limpa, dan ginjal.
11. Hati
Palpasi dapat dapat dilakukan secara mono/bimanual Ukur besar hati
dengan cara :
a Titik persilangan linea medioclavicularis kanan dan arcus aorta
dihubungkan dengan umbilikus.
b Proc. Xifoideus disambung dengan umbilicus. Normal : 1/3 – 1/3
sampai usia 5 – 6 tahun. Perhatikan juga : konsistensi, permukaan,
tepi, pulsasi, nyeri tekan.
12. Limpa
Ukur besar limpa (schuffner) dengan cara :
Tarik garis singgung ‘a’ dengan bagian arcus aorta kiri.
Dari umbilikus tarik garis ‘b’ tegak lurus ‘a’ bagi dalam 4 bagian.
Garis ‘b’ diteruskan ke bawah sampai lipat paha, bagi menjadi 4 bagian
juga. Sehingga akan didapat S1 – S8.
13. Ginjal
Cara palpasi ada 2 :
a Jari telunjuk diletakkan pada angulus kostovertebralis dan menekan
keras ke atas, akan teraba ujung bawah ginjal kanan.
b Tangan kanan mengangkat abdomen anak yang telentang. Jari-jari
tangan kiri diletakkan di bagian belakang sedemikian hingga jari
telunjuk di angulus kostovertebralis kemudian tangan kanan
dilepaskan. Waktu abdomen jatuh ke tempat tidur, ginjal teraba oleh
jari-jari tangan kiri.
14. Ekstremitas
Perhatikan : kelainan bawaan, panjang dan bentuknya, clubbing finger,
dan pembengkakan tulang.
Persendian Periksa : suhu, nyeri tekan, pembengkakan, cairan, kemerahan,
dan gerakan.
15. Otot
Perhatikan : spasme, paralisis, nyeri, dan tonus.
18. Kulit
Pada pemeriksaan kulit yang harus diperhatikan adalah : warna kulit,
edema, tanda perdarahan, luka parut (sikatrik), pelebaran pembuluh
darah, hemangioma, nevus, bercak ‘café au kait’, pigmentasi, tonus,
turgor, pertumbuhan rambut, pengelupasan kulit, dan stria.
19. Kelenjar
Limfe Kelenjar limfe yang perlu diraba adalah : submaksila, belakang
telinga, leher, ketiak, bawah lidah, dan sub oksipital. Apabila teraba
tentukan lokasinya, ukurannya, mobil atau tidak.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Alimul Hidayat. Asuhan Neonatus, Bayi, Dan Balita. I. (Esty Wahyuningsih,
ed.). Jakarta: EGC; 2009.