Disusun Oleh :
Berat badan dan tinggi badan adalah variabel yang paling sering digunakan dalam
menentukan status gizi dan status kesehatan seseorang. Berat badan merupakan jumlah
cairan, lemak, otot, dan mineral tulang di dalam tubuh manusia. Berat badan seseorang
dapat diketahui dengan melakukan penimbangan menggunakan timbangan berat badan
yang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Timbangan berat badan yang digunakan
dapat berupa timbangan digital maupun timbangan jarum. Berat badan sensitif terhadap
perubahan, sehingga berat badan menggambarkan status gizi saat ini.
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan pertambahan
umur. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menggunakan alat
infantometer/lengthboard dan microtoice yang dinyatakan dengan satuan cm. Pengukuran
tinggi badan disesuaikan dengan kondisi klien apakah bisa berdiri atau telentang. Jika
seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur tingginya (berdiri) maka ditambahkan
0.7 cm untuk mengkonversi menjadi panjang badan. Jika seorang anak berumur 2 tahun
atau lebih dan diukur panjangnya (telentang) maka dikurangi 0.7 cm untuk mengkonversi
menjadi tinggi badan. Pertumbuhan tinggi badan kurang sensitif terhadap perubahan
sehingga menggambarkan keadaan gizi yang telah lalu dan keadaan sekarang jika umur
tidak diketahui dengan tepat.
Pengukuran kedua variabel ini harus dilakukan dengan benar sehingga dapat
menggambarkan kondisi status gizi yang tepat. Pengukuran dengan prosedur yang sesuai
diperlukan untuk mengurangi bias/error yang dihasilkan.
1.2 Tujuan
1. Mampu mengenal alat-alat pengukuran antropometri BB, TB/PB
2. Mampu melakukan penilaian status gizi antropometri pengukuran BB, TB/PB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
− Letakkan timbangan digital di permukaan yang datar dan rata serta tempat yang
terang untuk memudahkan pembacaan hasil pengukuran.
− Pastikan baterai timbangan sudah terpasang. Aktifkan alat timbang dan pastikan
angka nol terlihat pada jendela baca
− Pengukur berdiri di samping kanan depan timbangan
− Klien melepas sepatu atau alas kaki, jaket, topi, isi kantong (kunci, HP, dll),
pakaian yang bisa ditanggalkan
− Ketika dipersilakan naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah alat
timbang tetapi tidak menutupi jendela baca.
− Pastikan posisi klien berdiri tegak lurus, mata menghadap ke depan, sikap
tenang.
− Pastikan klien tidak menyentuh/disentuh/tersentuh sebelum pembacaan hasil
penimbangan.
− Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul dan tunggu sampai angka tidak
berubah.
− Baca hasil timbangan dan catat angka yang muncul.
Nadiya Sri Lindasari, Sang Ayu Made and Suarjana, SKM, M.Kes, I Made and Rodja
Suantara, I Made (2020) Literatur Review Tingkat Konsumsi Protein dan Kalsium Pada
Balita Stunting. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar
SABILI RIDHO, . (2016) ALAT PENGUKUR TINGGI DAN BERAT BADAN UNTUK
INFORMASI BERAT IDEAL MANUSIA BERBASIS ARDUINO. Sarjana thesis,
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Anwar, L. (2009). Status Gizi dan Faktor yang Mempengaruhi. Gizza Bil Khair membuat hal
kecil menjadi bermanfaat .
Perhitungan IMT
Dila Selvia
BB 49,3
IMT = 2 = = 21,91
(TB) (1,5)2
Termasuk berat badan normal
Dinda Alya Raihana Najwa
BB 49,5
IMT = 2 = 2 = 19,34
(TB) (1,6)
Termasuk berat badan normal
Eni Istiqomah
BB 40,5
IMT = 2 = 2 = 18,12
(TB) (1,49)
Termasuk berat badan di bawah normal
Perbandingan pengukuran BB dengan Timbangan Digital dan Timbangan Jarum
NO Nama Timbangan Digital Timbangan Jarum
1 Dila Selvia 49,3 kg 49 kg
Terdapat perbedaan 0,3 kg
2 Dinda Alya Raihana Najwa 49,5 kg 50 kg
Terdapat perbedaan 0,5 kg
3 Eni Istiqomah 40,5 kg 40 kg
Terdapat perbedaan 0,5 kg
Perbandingan Pengukuran BB Bayi dengan Timbangan Dacin dan Timbangan Digital
NO Nama Timbangan Dacin Timbangan Digital
1 Bayi Perempuan 0,6 kg 0,52 kg
Terdapat perbedaan 0,8 kg
2 Bayi Laki-laki 0,8 kg 0,6 kg
Terdapat perbedaan 0,2 kg
DOKUMENTASI PRAKTIKUM