PENDAHULUAN
Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara
lain usia, jenis kelamin, suku bangsa, jenis pekerjaan, dan posisi tubuh. Selain
faktor-faktor tersebut di atas, adapula beberapa faktor lain yang mempengaruhi
variabilitas ukuran tubuh manusia. Adapun faktor-faktor tersebut adalah cacat
tubuh, tebal-tipisnya pakaian, dan kehamilan (Nurmianto,2003).
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dari
makalah ini yaitu: “Bagaimana prinsip, cara, sumber kesalahan, dan cara
menangani kesalahan dalam pengukuran berat badan baik untuk pasien normal
maupun pasien dalam kondisi khusus?”
1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan,
tujuan penulisan makalah ini yaitu: “Untuk mengetahui bagaimana prinsip, cara,
sumber kesalahan, dan cara menangani kesalahan dalam pengukuran berat badan
baik untuk pasien normal maupun pasien dalam kondisi khusus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Anak ditimbang, dan seimbangkan dacin.
Tentukan berat badan anak,dengan membaca angka di ujung
bandul geser.
Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas.
Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali
pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan.
4
Beritahu asisten untuk meletakkan bayi dalam posisi tiduran atau
dalam posisi duduk pada timbangan. Pastikan bayi berada di tengah
pusat timbangan dan tidak menyentuh benda apapun di luar timbangan.
Geser balok pound dan ons sampai timbangan tersebut seimbang.
Catat hasil penimbangan. Pastikan hasilnya akurat dan dapat dibaca.
Beritahu asisten untuk menurunkan bayi dari timbangan dan
kembalikan timbangan ke dalam skala nol untuk persiapan
penimbangan selanjutnya.
5
Gambar digital infant scale
d) Timbangan injak
Penimbangan bayi dengan timbangan injak ini hanya boleh
dilakukan apabila bayi ketakutan atau menangis pada saat ditimbang
sendiri sehingga harus melibatkan orang lain. Prosedur penimbangan bayi
dengan timbangan injak yaitu:
a) Timbang ibu atau orang yang mengantar bayi yang akan ditimbang
dengan menggunakan alat timbang.
b) Perhatikan posisi kaki tepat di tengah alat timbang, sikap tenang,
tegap namun rileks dan pandangan lurus kedepan.
c) Angka di jendela baca alat timbang akan muncul, dan tunggu
sampai jarum tidak bergerak-gerak lagi .
d) Catat angka yang terakhir ,
e) Minta ibu turun dari alat timbang dan tunggu sampai jarum
timbang berda pada angka 0 (nol).
f) Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama.
g) Catat angka yang terakhir.
h) Berat badan anak adalah selisih antara (berat badan ibu dan anak)
dengan berat badan ibu. Pembulatan berat badan anak dilakukan
setelah pengurangan (berat badan ibu dan anak) dengan berat badan
ibu.
6
Gambar penimbangan bayi dengan timbangan injak
2.2.2 Pengukuran Berat Badan Anak yang Dapat Berdiri dan Orang Dewasa
a) Timbangan injak manual
Prosedur penimbangan berat badan dengan menggunakan alat timbang
injak adalah sebagai berikut :
Persiapan Alat
1) Letakkan timbangan dipermukaan datar dan rata.
2) Pastikan alat timbangan menunjukkan angka “NOL”
3) Alat timbang secara periodik dikalibrasi agar menghasilkan
hasil yang valid.
4) Bila alat timbang menggunakan baterai, petugas harus
memastikan bahwa alat tersebut masih mempunyai energy
yang cukup untuk melakukan penimbangan berat badan.
5) Meletakkan alat timbang di atas permukaan yang datar dan
rata.
7
Penimbangan
1) Subjek yang akan ditimbang melepas alas kaki sebelum
menginjak alat timbang injak.
2) Subjek yang akan ditimbang harus berdiri tepat di tengah alat
timbang.
3) Petugas maupun orang yang akan ditimbang harus memastikan
bahwa kaki atau pakaian tidak menutupi kaca baca.
4) Menunggu beberapa saat sampai layar menampilkan hasil
penimbangan.
5) Setelah layar baca menunjukkan hasil penimbangan, maka catat
hasil penimbangan.
6) Subjek diperkenankan untuk turun dari timbangan injak.
7) Subjek ditimbang untuk kedua kalinya.
8) Apabila hasil pengukuran 1 dan 2 berbeda >0,5 kg, subjek harus
ditimbang untuk ketiga kalinya, hingga memang benar-benar
mendapatkan hasil yang valid.
9) Sebelum melakukan pengukuran kepada subjek selanjutnya, alat
timbang harus menunjukkan angka nol.
8
b) Alat timbang digital
9
c) Balance Beam Scale
Prosedur penggunaan balance beam scale dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikutt:
1) Pastikan timbangan telah seimbang dalam skala nol.
2) Sapa pasien dan jelaskan prosedurnya.
3) Bantu pasien naik ke atas timbangan dan letakkan handuk kertas
pada alas timbangan.
4) Beritahu pasien untuk melepaskan sepatu dan pakaian luar yang
berat.
5) Beritahu pasien untuk menghadap lurus ke skala timbangan dan
berdiri di atas handuk kertas tanpa menyentuh atau berpegangan
pada benda apapun.
6) Atur rasio berat.
7) Kembalikan skala timbangan ke posisi semula (skala nol).
8) Bantu pasien turun dari timbangan dan buang handuk kertasnya.
9) Catat hasil penimbangan
10
2.3 CARA PENGUKURAN BERAT BADAN PADA PASIEN DENGAN
KONDISI KHUSUS
a) Wheelchair Scale
Wheelchair scale adalah timbangan khusus untuk pasien dengan kursi
roda. Cara menimbang pasien bersama kursi roda dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1) Mengaktifkan timbangannya dan memastikan bahwa timbangan
menunjukkan angka nol.
2) Mempersiapkan kursi roda yang sudah diketahui beratnya dengan
menggunakan alat yang sama.
3) Meminta responden pindah ke kursi roda yang telah dipersiapkan
sebelumnya
4) Memindah responden beserta kursi roda ke alat timbangan tepat di tengah
timbangan
5) Mengunci roda pada kursi roda agar tidak bergeser.
6) Meminta responden agar tetap tenang.
7) Mencatat angka yang keluar dan pastikan angka itu dalam keadaan statis.
8) Menghitung berat badan responden dengan mengurangi berat pasien dan
kursi roda dengan berat kursi roda sebelumnya.
11
b) Pasien dalam Kondisi Amputasi
Jika pasien telah mengalami amputasi, berat badan pasien dapat diukur
dengan menghitung berat badan dari bagian tubuh yang diamputasi atau
menggunakan estimasi (perkiraan) menurut bagian tubuh individu yang
diamputasi.
BB Sekarang
BB Keseluruhan= x 100%
100-% amputasi
12
Estimasi kelebihan cairan pada oedema:
13
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Dian., et al. 2015. Nutrition Care Process (NCP). Malang: Graha
Ilmu.
Irianto, Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
14