Anda di halaman 1dari 26

PRASAT 1

TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN TUMBUH


KEMBANG : MELAKUKAN PENILAIAN PERTUMBUHAN DENGAN
ANTROPOMETRI

Definisi
Tindakan pengukuran dimensi tubuh yang meliputi: pengukuran Tinggi Badan (TB), Berat
Badan (BB), Lingkar Kepala (LK), Lingkar Dada (LD), dan Lingkar Lengan Atas (LILA)

Tujuan
Mengumpulkan dan menganalis data untuk menilai status pertumbuhan bayi/anak

Indikasi
Anak usia 0-6 tahun

Kontra Indikasi
Tidak ada

Persiapan Alat
1. Timbangan
2. Papan Pengukur PB
3. Meteran
4. Buku catatan
5. Alat tulis

Prosedur (PPNI,2021)
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan
atau nomor rekam medik)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah

1
5. Lakukan pengukuran antropometri pada pasien meliputi : Berat Badan, Tinggi
Badan/Panjang Badan, Lingkar Kepala, Lingkar Dada.
6. Lakukan analisa dengan menggunakan indikator yang disepakati
7. Bandingkan hasil pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan sebelumnya
8. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
9. Informasikan hasil pemanyauan kepada orang tua
10. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
11. Dokumentasikan hasil pemantauan

A. Pengukuran Berat Badan


1. Prosedur penimbangan pada anak yang sudah dapat berdiri
a. Kalibrasi alat timbang pada angka nol dengan cara menekan tombol atau pada
alat pengatur pada timbangan
b. Anak diminta naik ke atas alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah alat
timbang tetapi tidak menutupi kaca untuk membaca hasil pengukuran
c. Perhatikan posisi kaki anak tepat ditengah, sikap tenang (tidak bergerak-gerak),
dan tidak melihat ke bawah (menunduk)
d. Angka pada kaca hasil pengukuran akan muncul dan tunggu sampai dengan
gerakan jarum stabil
e. Catat angka terakhir yang muncul
f. Minta anak untuk turun dari atas alat timbang

2. Prosedur penimbangan pada anak umur < 2 tahun atau anak yang belum bisa
berdiri
 Mintalah kepada ibu untuk membuka topi/tutup kepala, jaket, sepatu, kaos kaki,
atau asesoris yang digunakan anak atau ibu
 Siapkan buku catatan untuk mencatat hasil penimbangan ibu dan penimbangan
ibu dan anak
a. Kalibrasi alat timbang pada angka nol dengan cara menekan tombol atau pada
alat pengatur pada timbangan
b. Timbang ibu terlebih dahulu. Ibu diminta naik ke atas alat timbang dengan
posisi kaki tepat di tengah alat timbang tetapi tidak menutupi kaca untuk
membaca hasil pengukuran
c. Perhatikan posisi kaki ibu tepat ditengah, sikap tenang (tidak bergerak-gerak),
dan tidak melihat ke bawah (menunduk)
d. Angka pada kaca hasil pengukuran akan muncul dan tunggu sampai dengan
gerakan jarum stabil
e. Catat angka terakhir yang muncul
f. Minta ibu untuk turun dari atas alat timbang

2
g. Kalibrasi kembali alat timbang pada angka nol dengan cara menekan tombol
atau pada alat pengatur pada timbangan
h. Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama
i. Catat angka terakhir
j. Berat badan anak adalah selisih antara berat badan ibu dan anak dengan berat
badan ibu

BB ANAK = BB ORANG TUA & ANAK – BB ORANG TUA

3
B. Pengukuran tinggi badan/panjang badan
1. Pengukuran tinggi badan
a. Minta anak melepaskan alas kaki (sepatu, sandal), topi (penutup kepala)
b. Pastikan alat geser (alat ukur) berada diposisi atas
c. Anak diminta berdiri tegak, tepat dibawah alat geser
d. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat, dan tumit menempel
pada dinding tempat dimana microtoise ( alat ukur geser) dipasang
e. Pandangan lurus ke depan dan tangan dalam posisi tergantung bebas
f. Gerakkan alat geser sampai dengan menyentuh kepala anak. Pastikan alat geser
tepat berada ditengah kepala anak.
g. Baca hasil pengukuran

4
2. Pengukuran panjang badan
Pengukuran panjang badan dimaksudkan untuk mendapatkan data panjang
badananak yang belum bisa berdiri agar dapat diketahui status gizi anak.
a. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata.Bila tidakada
meja, alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya, lantai).
b. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panelpenggeser
di sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah bagian yang tidakbisa digeser.
c. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan cukup
panjanguntuk menaruh bayi/anak.
d. Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku, dan
kepalabayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.
e. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan menempelpada
meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki bayi/anak sampaimembentuk
siku, kemudian geser bagian panel yang dapat digeser sampaipersis menempel
pada telapak kaki bayi/ anak.
f. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala ke arah angka yang lebih besar.
Misalkan: 67,5 cm.
g. Setelah pengukuran selesai, kemudian bayi/anak diangkat.

C. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)


Bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak melalui perkembangan lingkar lengan atas
Alat dan Bahan :
1. Buku rujukan NCHS
2. Kertas millimeter
3. Spidol warna
4. Meteran
Prosedur :
1. Tentukan usia anak
2. Ukur LILA dengan cara melingkarkan pita pengukur di pertengahan lengan kiri

5
3. Tulis hasil pengukuran ke dalam tabel lingkar lengan atas

D. Pengukuran lingkar kepala


Bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak melalui perkembangan lingkar kepala
Alat dan Bahan :
1. Grafik lingkar kepala rujukan NCHS
2. Kertas millimeter
3. Spidol warna
4. Meteran
Prosedur :
1. Tentukan usia anak
2. Ukur kepala bayi/anak dengan cara mengelilingi kepala mulai dari bagian yang
paling menonjol
3. Tulis hasil pengukuran ke dalam tabel lingkar kepala

E. Pengukuran lingkar dada


Bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak melalui perkembangan lingkar dada
Alat dan Bahan :
1. Grafik lingkar kepala rujukan NCHS
2. Kertas millimeter
3. Spidol warna
4. Meteran

6
Prosedur :
1. Tentukan usia anak
2. Ukur lingkar dada bayi/anak dengan cara mengelilingi dada mulai dari bagian atas
puting menuju ke punggung dan kembali ke atas puting payudara.
3. Tulis hasil pengukuran ke dalam tabel lingkar kepala

Penilaian hasil pengukuran pada bayi :


a. BB normal : 2500-4000 gram, jika < 2500 gr dinamakan bayi premature, jika >4000 gr
disebut macrosomia.
b. PB normal : 45-50 cm atau 48-52 cm
c. LK normal : 33-35 cm
d. LD normal : 30-33 cm
Jika LK > 3 cm dari LD maka bayi mengalami hydrocephalus dan jika LK < 3cm dari LD maka
bayi dinamakan microcephali.

INSTRUMEN PENILAIAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI

NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI


YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam/menyapa klien 2
2 Memperkenalkan diri 2
3 Menjelaskan tujuan tindakan 2
4 Menjelaskan prosedur 2
5 Menanyakan kesiapan pasien 2
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 4
2 Melepaskan pakaian anak 5
3 Menimbang anak 12
7
4 Mengukur panjang/tinggi badan anak dengan posisi 12
lutut tidak menekuk
5 Mengukur lingkar kepala anak 12
6 Mengukur lingkar dada anak 12
7 Mengukur lingkar lengan atas anak 12
8 Mencuci tangan 4
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3
3 Berpamitan 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 2
2 Melakukan komunikasi terapeutik 3
3 Menjaga keamanan pasien 2
4 Menjaga keamanan perawat 2
TOTAL 100

Latihan Kasus
Seorang bayi perempuan usia 6 bulan diantar oleh ibunya ke Posyandu untuk dilakukan
pemantauan pertumbuhannya. Ibu ingin mengetahui apakah pertumbuhan badan anaknya
sesuai dengan usianya.
Instruksi
1. Lakukan pemeriksaan antropometri terhadap bayi tersebut
2. Gunakan SOP/Format penilaian pemeriksaan Antropometri

PRASAT 2
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN TUMBUH
KEMBANG : MELAKUKAN PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK DENGAN DDST

1. PERKEMBANGAN :
Kemajuan tingkah laku, kematangan emosional dan sosial dinilai dari aktivitas sosial,
pendengaran dan bahasa, motorik kasar dan halus

8
2. STIMULASI :
Perangsangan dan latihan-latihan terhadap perkembangan anak yang datangnya dari
lingkungan di luar anak
3. TUJUAN :
Memantau perkembangan anak mencapai tingkat perkembangan yang baik dan optimal
4. DDST :
a. Uji screening perkembangan yang sistematis
b. Bukan tes diagnostic
c. Bukan tes IQ
d. Mudah dan cepat (15-20 menit)
e. Dapat diandalkan
f. Validitas tinggi
g. Bukan peramal kemampuan adaptif/intelektual anak di masa mendatang
h. Bukan untuk pemeriksaan fisik
i. Membandingkan kemampuan perkembangan anak seusia
j. Berisi 125 items atau gugus tugas, dalam 4 sektor bidang
k. Tidak menjelaskan mengapa keterlambatan terjadi

5. KEGUNAAN DDST II
a. Deteksi dini perkembangan
b. Menilai & memantau perkembangan anak sesuai usia (0-6 thn)
c. Identifikasi perhatian orang tua & anak tentang perkembangan
d. Antisipasi bagi orang tua
e. Mengajarkan tentang perilaku yang tepat sesuai usia anak

6. ALAT YANG DIGUNAKAN


 Bola wool merah
 Botol bening dengan mulut lebar (5-8 inchi)
 Kismis atau permen
 Balok kayu berwarna 8-10 buah
 Lonceng kecil
 Bola tennis
 Pensil warna dan kertas
 Boneka dan dot kecil
 Kerincingan dengan pegangan
 Cangkir plastik dengan pegangan

9
7. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI PENAMPILAN ANAK SAAT DILAKUKAN TES
 Fatigue, penyakit, rasa takut, hospitalisasi, berpisah dari ortu, ketidakinginan anak untuk
melakukan aktivitas yang diminta (tidak mood)
 Retardasi mental tidak terdiagnosis
 Kehilangan pendengaran, penglihatan, kerusakan SSP, pola keluarga, dll

8. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM MELAKUKAN TES


 Dilakukan secara kontinyu
 Satu formulir dapat dipakai beberapa kali pada 1 pasien dengan warna yang berbeda
 Harus didampingi ibu atau pengasuh
 Anak & ibu dalam keadaan santai
 Ibu/pengasuh dijelaskan bahwa DDST bukan tes IQ, jd kalau tidak dapat melakukan
kegiatan tidak perlu gelisah
 Rencanakan tes setelah anak istirahat &tidak dalam keadaan lapar atau nyeri

9. PRINSIP MELAKUKAN STIMULASI


a. Bertahap & berkelanjutan
b. Dimulai dari tahapan perkembangan yang telah dicapai anak
c. Alat bantu stimulasi cari yang sederhana, tidak berbahaya dan mudah didapat
d. Suasana dibuat menyenangkan, bervariasi & tidak mbosankan
e. Dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan, tidak menghukum, tidak membentak  jika
anak tidak mau melakukan kegiatan
f. Anak diberi reinforcement atau pujian jika anak berhasil
g. Sebelum uji coba dilakukan, semua alat boleh diletakkan di atas meja biar anak senang
h. Pada saat uji coba, yang di atas meja hanya alat yg akan dipakai untuk tes
i. Pemeriksa menanyakan kepada ibu/pengasuh pada item yang bertanda L (Laporan)
j. Perhatikan apa yang telah dilakukan anak secara spontan dan dapat dinilai

PELAKSANAAN UJI DDST II


1. PENGKAJIAN

Kaji pengetahuan keluarga/anak mengenai DDST


Dapatkan data riwayat kesehatan (kes ibu sblm dan selama kehamilan, riw
kelahiran & keadaan BBL, adanya msl kes spt kehilangan plihatan, p’dengaran
atau ggn neurology, kes saat ini spt kelelahan, sakit, lapar, takut, dll)
Kaji pengetahuan ttg tumbang normal & riw social
Tentukan usia kronologis anak

2. CARA MENGHITUNG USIA KRONOLOGIS ANAK


10
Contoh kasus 1 :
Dio, dibawa ibunya ke Poli Tumbang RS Telogorejo pada tanggal 20 Maret 2011. tanggal
lahir Dio 12 Januari 2009. Hitung umur Dio dan gambar garis umurnya !
Jawaban kasus 1 :

Tahun Bulan Hari


Tanggal tes 2011 3 20
Tanggal lahir 2009 1 12
Umur anak 2 2 8

Contoh kasus 2 :
Dela, dibawa ibunya ke Poli Tumbang RS Telogorejo pada tanggal 5 Maret 2006. tanggal
lahir Dela 16 Agustus 2003. Hitung umur Dela dan gambar garis umurnya !
Jawaban kasus 2 :

Tahun Bulan Hari


12 30
Tanggal tes 2006 3 5
Tanggal lahir 2003 8 16
Umur anak 2 6 19

Contoh kasus 3 :
Dian, dibawa ibunya ke Poli Tumbang RS Telogorejo pd tgl 27 Oktober 2005. Tanggal lahir
Dian 29 November 2003. Dian lahir belum waktunya (premature) 4 minggu Hitung umur
Dian dan gambar garis umurnya !

Jawaban kasus 3 :

Tahun Bulan Hari


12 30
Tanggal tes 2005 10 27
Tanggal lahir 2003 11 29
Umur anak 1 10 28
Premature 0 1 0
Umur Penyesuaian 1 9 28

11
Perhatian :

Penyesuaian prematuritas dilakukan pada anak yang lahirnya maju lebih dari
2minggu sebelum HPL
Penyesuaian prematuritas tidak dilakukan setelah anak berusia 2 tahun

3. PELAKSANAAN
a. Jelaskan prosedur pada anak dan keluarga
b. Informasikan pada orang tua bahwa hasil akan dijelaskan setelah kegiatan selesai
c. Lakukan tes sebagai permainan & dorong anak untuk berpartisipasi
d. Lakukan tes dengan cepat & tampilkan hanya satu permainan secara berurutan

4. MEMULAI KEGIATAN
 Buatlah garis lurus dari atas sampai bawah sesuai usia anak pada lembar DDST
 Pada anak yg relative normal, uji dengan cara :
a. Pada tiap sektor uji 3 item yang berada di sebelah garis umur tanpa menyentuh
garis usia
b. Uji item yang berpotongan pada garis usia
c. Uji item di sebelah kanan garis umur tanpa menyentuh garis umur, sampai anak
gagal
(catatan: uji dilakukan pada keempat sektor)
 Pada anak yg risiko keterlambatan tumbang :
a. Uji item mulai dari yang menembus garis umur bergerak ke kiri garis umur
b. Jika ada salah satu item yang GAGAL, MENOLAKatau NO-OPORTUNITY lakukan
tambahan uji item ke sebelah kiri sampai anak dapat LEWAT 3 kali uji
(catatan: uji dilakukan pada keempat sektor)
 Pada anak yang relative lebih kemampuan :
a. Uji item mulai dari yang menembus garis umur bergerak ke kanan garis umur
b. Lanjutkan ujicoba ke kanan hingga tercapai 3x GAGAL
(catatan: uji dilakukan pada keempat sektor)
Tiap uji coba boleh dilakukan 3 kali secara baik sebelum diputuskan GAGAL
5. SKOR YANG DIPAKAI DALAM DDST
a. P = PASS/LEWAT (TANDA : √)
 Bila anak dapat melakukan ujicoba dengan baik
 Ibu/pengasuh melaporkan dengan tepat bahwa anak dapat melakukan
dengan baik
b. F = FAIL/GAGAL (TANDA : O)
 Bila anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik

12
 Ibu/pengasuh melaporkan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas dengan
baik
c. R = REFUSAL/MENOLAK (TANDA : M)
 Anak menolak untuk melakukan ujicoba  faktor sesaat (lelah, menangis,
sakit, ngantuk, dll)
d. NO = NO-OPORTUNITY (TANDA : NO)
Bila anak tdk mempunyai kesempatan utk mlkk uji coba karena ada hambatan (cacat,
RM, dll)

6. TEST FORM

25% 50% 75% 90%


7. INTERPRETASI PENILAIAN
a. ADVANCED
Bila anak dapat melakukan tugas (LEWAT) pada
item di sebelah kanan garis umur

b. NORMAL
 Bila anak GAGAL/MENOLAK tugas pada
item di sebelah kanan garis umur
 Bila anak LEWAT, GAGAL/MENOLAK
tugas dimana garis umur berada diantara 25-
75% (warna putih)
c. CAUTION
Jika anak GAGAL atau MENOLAK tugas pada
item dimana garis umur berada antara 75%-
90% (warna hijau)

d. DELAY
 Bila anak GAGAL atau MENOLAK tugas
pada item yang berada di sebelah kiri garis
umur
 Delay menjadi perhatian. Penolakan pada 1
item dapat menjadi alasan untuk
memutuskan
bahwa anak mengalami DELAY

13
8. INTERPRETASI HASIL DARI 4 SEKTOR
A. NORMAL
 Bila tidak ada DELAY
 Paling banyak 1 CAUTION
 Cat : lakukan uji ulang pada kontrol kesehatan berikutnya
B. SUSPECT
 Bila didapat 2/> CAUTION atau bila didapat 1/> DELAY
 Cat : lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu  untuk menghilangkan faktor sesaat
(takut, sakit, lelah, tdk nyaman, dll)
C. UNSTABLE
 Bila ada 1/> MENOLAK di sebelah kiri garis umur
 Bila MENOLAK 1 item pada area 75%-90% (hijau)

9. IMPLEMENTASI
Terima reaksi dan partisipasi anak
Beri reinforcement positif
Jelaskan hasil interpretasi pada keluarga (jelaskan hasil interpretasi dimulai dari item
yang berhasil, kemudian item yang gagal tapi tidak diharapkan, dan terakhir item
yang mengalami DELAY)
Informasikan padaorang tuabahwa anak dengan interpretasi SUSPECT/UNSTABLE
dilakukan tes ulang 1-2 minggu kemudian
Diskusikan dengan keluarga cara meningkatkan perkembangan anak pada item yang
gagal

10. EVALUASI
Partisipasi anak
Kemampuan ortu utk menjelaskan kembali hasil interpretasi tes
Kemampuan kelg utk menjelaskan aktivitas yg dilakukan dlm upaya optimalisasi
tumbang
Kontrak waktu utk pertemuan berikutnya

11. PENDOKUMENTASIAN
Dokumentasikan hasil kegiatan dan hasil evaluasi

14
CATATAN:
Keputusan hasil penilaian perkembangan tidak hanya hasil dari tes Denver II tapi juga
mempertimbangkan riwayat kesehatan anak, status kesehatan secara umum, sosial
budaya dan emosi serta diagnosis penyerta lainnya.

INSTRUMEN PENILAIAN PEMERIKSAAN DDST

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
A. PERSIAPAN

1. Persiapan perawat:
a. Lakukan pengkajian: umur anak, prematuritas disesuaikan.
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain membantu jika
perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat

2. Persiapan alat:
a. Meja
b. Kursi
c. Ruangan yang cukup luas
d. Tempat tidur lengkap dengan laken dan perlak
e. Benang sulaman
f. Kismis/ permen tic-tac
g. Kerincingan dengan pegangan
h. Kubus kayu berwarna
i. Lonceng kecil
j. Botol kaca bening yang dapat di buka
k. Boneka dan dot kecil
l. Cangkir plastik
m. Bola tenis
n. Cangkir plastik dengan pegangan
o. Pensil warna
p. Kertas

3. Persiapan pasien:
a. Pastikan identitas klien
b. Kaji kondisi klien (adanya hambatan: RM, DS atau keadaan sakit dan
lelah)
c. Tentukan umur anak.
d. Libatkan orang tua atau pengasuh.

B. TAHAP KERJA
1. Berikan salam, perkenalkan nama dan BHSP
2. Panggil klien dengan nama kesukaan klien
3. Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada klien.
15
4. Berikan kesempatan klien/ pengasuh/ orang tua untuk bertanya. Berikan
petunjuk alternatif komunikasi jika klien merasa tidak nyaman dengan
prosedur yang dilakukan.
5. Jaga privasi klien.
6. Atur posisi klien: Bayi di tempat tidur, anak duduk dikursi, lengan diatas
meja
7. Cuci tangan dan keringkan tangan dengan handuk.
8. Semua alat diletakkan dimeja sebelum uji dimulai
9. Tentukan di mana letak punggung anak dan di mana letak bagian- nagian
kecil
10. Pada saat tes hanya satu alat

TES PADA ANAK DENGAN RESIKO PERKEMBANGAN:


11. Pada tiap sektor dilakukan paling sedikit dilakukan paling sedikit 3 kali
coba pada item sebelah kiri garis umur atau item yang ditembus garis
umur
12. Jika anak menolak, no oportunity lakukan uji coba tambahan ke sebelah
kiri garis umur sampai 3 kali LEWAT tiap sektor

TES PADA ANAK NORMAL ATAU DENGAN KEMAMPUAN LEBIH:


Pada tiap sektor dilakukan paling sedikit 3 kali coba yang paling dekat
13. disebelah kiri garis umur dan item yang di tembus garis umur
Jika anak mampu/ bisa melakukan lanjutkan uji coba ke sebelah kanan
garis umur sampai 3 kali GAGAL tiap sektor
Beritahukan pada orang tua atau pengasuh bahwa pemeriksaan sudah
selesai
Cuci tangan
14.
C.TAHAP EVALUASI/ EVALUASI
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan Reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik

D. DOKUMENTASI
1. Catat tindakan yang sudah dilakukan,tanggal dan jam pelaksanaan pada
catatan keperawatan.
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP

Keterangan :
0 : tidak dilakukan
Evaluator,
1 : dilakukan tapi kurang sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna

16
17
18
PRASAT 3
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN TUMBUH
KEMBANG : MELAKUKAN PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK DENGAN KPSP

Definisi
Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan format KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan) (AIPVIKI,2018)

Tujuan
Mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan (AIPVIKI,2018)

Alat/Instrumen
Formulir KPSP sesuai umur
Alat bantu pemeriksaan : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus
berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil.

Prosedur :
1. Hitung umur anak ( tanggal, bulan, tahun )
Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi 3 bulan 16 hari,
dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan
2. Buka kuesioner KPSP sesuai dengan umur anak
3. Jelaskan tujuan KPSP pada orangtua
4. Tanyakan isi KPSP sesuai urutan atau melaksanakan perintah sesuai KPSP
5. Interprestasi hasil KPSP :
a. Hitung jawaban YA (Bila dijawab bisa atau sering atau kadang- kadang )
b. Hitung Jawaban TIDAK ( Bila jawaban belum pernah atau tidak pernah )
c. Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan
(S)
d. Bila Jawaban YA =7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
e. Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan
f. Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja
19
Untuk anak dengan Perkembangan SESUAI ( S )
a. Orangtua / pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik
b. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan
dengan umur dan kesiapan anak
c. Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi.
d. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari
yang terarah
e. Ikutkan anak setiap ada kegiatan posyandu

Untuk anak dengan Perkembangan Meragukan ( M )


a. Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih
sering
b. Lakukan stimulasi insentif selama 2 minggu untuk mengejar ketinggalan anak Bila anak
sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter / dokter anak. tanyakan adakah
penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya
c. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat
anak pertama dinilai
d. Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua
dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak
e. Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi Bila setelah 2
minggu insentif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA.
f. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitas klinik
tumbuh kembang

Untuk anak dengan PENYIMPANGAN ( P )


a. Segera rujuk ke Rumah Sakit
b. Tulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (misalnya : gerak kasar, halus, bicara
dan bahasa, sosial dan kemandirian)

20
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) BAYI UMUR 3 BULAN

Alat dan bahan yang dibutuhkan: - Wool merah

Ya Tidak
Bayi Terlentang
1 Pada waktu bayi terlentang, apakah masing-masing lengan Gerak Kasar
dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawaban TIDAK bila
salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak
terarah/tak terkendali
2 Pada waktu bayi terlentang apakah ia melihat dan menatap Sosialisasi dan
wajah anda? Kemandirian
3 Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh) Bicara dan
selain menangis? Bahasa
4 Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum, Sosialisasi dan
apakah ia tersenyum kembali kepada anda Kemandirian
5 Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau Bicara dan
diraba-raba? Bahasa
6 Ambil wool merah, letakkan di atas Gerak Halus
wajah di depan mata, gerakkan wool
dari samping kiri ke kanan kepala.
Apakah ia dapat mengikuti gerakan
anda dengan menggerakkan
kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

7 Ambil wool merah, letakkan di atas Gerak Halus


wajah di depan mata, gerakkan
wool dari samping kiri ke kanan
kepala. Apakah ia dapat mengikuti
gerakan anda dengan
menggerakkan kepalanya dari satu
sisi hampir sampai pada sisi yang
lain?
Bayi Telungkupkan:
8 Pada waktu bayi telungkup di alas Gerak Kasar
yang datar, apakah ia dapat
mengangkat kepalanya seperti
pada gambar ini?
9 Pada waktu bayi telungkup di alas Gerak Kasar
yang datar, apakah ia dapat
mengangkat kepalanya sehingga
membentuk sudut 45˚ seperti pada
gambar?

10 Pada waktu bayi telungkup di alas Gerak Kasar


yang datar, apakah ia dapat
mengangkat kepalanya dengan
tegak seperti pada gambar?

21
Latihan Kasus
Seorang anak laki-laki diantar ke kinik tumbuh kembang oleh ibunya untuk dilakukan
pemantauan perkembangan. Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal 5 Desember 2021.
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 16 Maret 2022
Instruksi
1. Lakukan pemeriksaan perkembangan dengan format Denver II dan KPSP
2. Gunakan format penilaian/SOP pemeriksaan perkembangan dengan KPSP dan
Denver II

PRASAT 4

TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN : MENILAI STATUS GIZI
Definisi
Melakukan penilaian awal anak yang beresiko mengalami malnutrisi untuk mencegah
penurunan status gizi

Tujuan
Untuk mengetahui status gizi pada anak

Prosedur ( PPNI,2018)
1. Idetifikasi pasien minimal menggunakan 2 identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuandan langkah-langkah prosedur
3. Gunakan skrening yang invalid dan terpercaya
4. Lakukan pemeriksaan Tinggi Badan, Berat Badan
5. Lakukan pemeriksaan laboratorium ( jikaperlu)
6. Identifikasi staus gizi dalam 1x 24 jam setelah anak masuk ke Rumah Sakit
7. Lakukan screnning ulang setelah 1 minggu, jika skrinning gizi menunjukkan tidak berisiko
malnutrisi
8. Informasikan hasil skrinning status gizi
9. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan
22
1. Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Panjang Bdan
(Bb/Pb) Atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Untuk Anak Umur 0 - 60 Bulan.

2. Pengukuran Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)
Untuk Anak Umur 60 - 72 Bulan

23
Cara menghitung IMT
IMT dihitung dengan cara membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi
badan (dalam meter) (kg/m2).
Contoh: Jika berat badan anak 25 kg dan tinggi badan anak 1,2 m, maka IMT anak adalah:
25

(1,2) (1,2) = 17,36

3. Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Panjang / Tinggi Badan Menurut
Untuk Anak Umur Usia 0 – 60 Bulan

4. Pemeriksaan Lingkar Kepala Untuk Anak Usia 0 - 72 Bulan

24
PENGHITUNGAN STATUS GIZI DENGAN Z-SCORE
(BAKU WHO NCHS)

Untuk menghitung nilai status gizi pada anak, bisa dilihat melalui:
WAZ (Weight Age Z-score) = BERAT BADAN (BB)
UMUR (U)

HAZ (Height Age Z-score) = TINGGI BADAN (TB)/PANJANG BADAN (PB)


UMUR (U)

WHZ (Weight Height Z-score) = BERAT BADAN (BB)


TB/ PB
=
RUMUS PENGHITUNGAN Z-SCORE:
1. Bila “nilai riil” hasil pengukuran ≥ nilai median BB/U, TB/U, BB/TB, maka rumusnya:

Z-score = nilai riil – nilai median


SD Upper

2. Bila “nilai riil” hasil pengukuran ≤ nilai median BB/U, TB/U, BB/TB, maka rumusnya:

Z-score = nilai riil – nilai median


SD Lower

Untuk melakukan interpretasi hasil pengukuran atau dalam menghitung harus


berpatokan pada standar baku WHO NCHS

Latihan Kasus
Seorang anak perempuan dibawa ibunya ke klinik tumbuh kembang karena ibu merasa
anaknya terlihat kurus dan ibu takut kalau anaknya kurang gizi.

Instruksi
1. Lakukan pengukuran berat badan dan panjang badan
2. Nilai status gizi anak dan sampaikan ke orang tua

25
Referensi
Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (2018). Modul Praktika
Keperawatan Anak.Jakarta: AIPVIKI
Kementrian Kesehatan RI (2016).Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: Kemenkes RI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2021). Pedoman standar prosedural operasional
keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

26

Anda mungkin juga menyukai