Anda di halaman 1dari 32

BUKU SAKU

KADER
POSYANDU
DAFTAR ISI

Posyandu 1
Cara pengukuran BB menggunakan timbangan injak digital 3
Cara pengukuran BB menggunakan bathroom scale 4
Cara pengukuran BB menggunakan dacin 5
Cara pengukuran BB menggunakan baby scale 7
Cara pengukuran TB menggunakan microtoise 11
Cara pengukuran PB menggunakan infantometer 13
Cara pengukuran lingkar lengan atas (LILA) 14
Fungsi KMS 16
Bagian-bagian KMS 17

I
DAFTAR ISI

Langkah-langkah pengisian KMS 18


Interpretasi hasil KMS 19
Sistem meja posyandu 20
21
Jadwal imunisasi
Pemberian vitamin A 22
Pemberian TTD pada Ibu Hamil 23
Pemberian PMT Balita 24
SKDN 25
PMBA dan ASI Eksklusif 27
Program BIAN, Gebyar Vaksin, Vaksin Kejar 29

II
POSYANDU

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,


oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di
suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan
di balai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah
didatangi oleh masyarakat.
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya adalah bayi,
anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui dan
pasangan usia subur.

POSYANDU
Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah :
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil,
melahirkan dan nifas). Angka kematian ibu (aki) dan angka kematian bayi
cukup tinggi, meskipun dari tahun ke tahun sudah dapat diturunkan.
2. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan, kegiatan kesehatan dari Keluarga Berencana (KB)
serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera.
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga sejahtera.
5. Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, balita dan
keluarga serta mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi dan
balita.

A. CARA PENGUKURAN BERAT BADAN (BB) MENGGUNAKAN


TIMBANGAN INJAK DIGITAL

Timbangan injak digital adalah


timbangan badan yang menggunakan
teknik elektrik, dengan hasil ukuran
dalam bentuk angka yang mudah
pembacaannya.
Timbangan injak digital memiliki
ketelitian 0,01 kg.

A. CARA PENGUKURAN BERAT BADAN (BB) MENGGUNAKAN


BATHROOM SCALE

1. Letakkan timbangan pada permukaan yang rata dan keras.


2. Periksa apakah baterai timbangan masih berfungsi baik.
3. Meminta anak untuk melepaskan sepatu/ alas kaki, jaket, topi, dll.
4. Tekan timbangan dan tunggu sampai angka menunjukkan 0,00.
5. Persilahkan anak naik ke atas timbangan tepat di tengah tempat
injakan. Atur posisi anak agar berdiri tegak lurus dengan mata
menghadap ke depan dan tidak bergerak-gerak.
6. Baca/ sebutkan hasil penimbangan dengan benar.
7. Persilahkan anak turun dari timbangan.

4
B. CARA PENGUKURAN BERAT BADAN (BB)
MENGGUNAKAN DACIN

Dacin merupakan alat penimbang berat


yang berbentuk tangkai panjang, terbuat
dari logam dan sudah banyak dikenal
masyarakat.
Penimbangan berat badan balita di
Posyandu disarankan menggunakan
dacin karena kelitian dacin yaitu 0,1 kg.

5
B. CARA PENGUKURAN BERAT BADAN (BB)
MENGGUNAKAN DACIN

1. Gantungkan dacin pada penyangga yang kuat.


2. Periksa apakah dacin tergantung kuat dengan cara tarik batang
dacin ke bawah kuat-kuat.
3. Sebelum dipakai, geser bandul geser ke angka 0 (nol). Batang dacin
dikaitkan dengan tali pengaman.
4. Pasang sarung timbang yang kosong pada dacin dengan bandul
geser tetap pada angka 0 (nol).
5. Seimbangkan dacin yang sudah dibebani sarung timbang dengan
cara memasukkan pasir/ kerikil ke dalam kantong plastic.
6. Letakkan anak di dalam sarung kemudian seimbangkan dacin dengan
menggeser bandul geser.
7. Tentukkan berat badan anak dengan membaca angka di ujung
bandul geser, kemudian catat hasil penimbangan.
8. Geser bandul geser ke angka 0 (nol) baru turunkan anak dari sarung
timbang.

6
C. CARA PENGUKURAN BERAT BADAN (BB)
MENGGUNAKAN BABY SCALE

Baby Scale atau Timbangan Bayi digunakan


untuk menimbang berat bayi ketika baru
lahir sampai dengan berat badannya
mencapai 20 Kg.
Ketelitian pengukuran baby scale yaitu
0,05 kg untuk 0-10 kg dan 0,1 kg untuk 10-20
kg.

7
C. CARA PENGUKURAN BERAT BADAN (BB)
MENGGUNAKAN BABY SCALE
1. Letakkan alat pada permukaan yang rata/bidang datar.
2. Pastikan jarum penunjuk pada timbangan menunjuk
pada angka nol.
3. Usahakan bayi menggunakan pakaian seminimal
mungkin.
4. Letakkan bayi dengan hati-hati di bagian tengah
timbangan.
5. Tunggu sampai bayi tenang dan jarum timbangan
konstan menunjukkan angka tertentu.
6. Catat hasil penimbangan dengan ketelitian sampai satu
angka desimal dan angkat bayi dari timbangan.

8
D. CARA PENGUKURAN TINGGI BADAN (TB)
MENGGUNAKAN MICROTOISE

Mocrotoise adalah alat untuk mengukur


tinggi badan bayi atau anak dengan usia
lebih dari 2 tahun.
Jika umur anak kurang dari 2 tahun diukur
menggunakan microtoise (berdiri), maka
hasil akhir pengukuran digunakan faktor
koreksi dengan cara ditambah 0,7 kg.

9
D. CARA PENGUKURAN TINGGI BADAN (TB)
MENGGUNAKAN MICROTOICE

1. Pasang microtoise pada dinding yang datar.


2. Periksa titik 0 (nol) tepat pada lantai pijakan.
3. Atur posisi anak berdiri tegak menempel pada dinding dan
pandangan lurus ke depan dengan belakang kepala, punggung,
pantat, betis, dan tumit menempel pada dinding.
4. Turunkan papan microtoise pada kepala anak dengan posisi
mendatar.
5. Baca skala pada posisi di depan anak sejajar dengan kepala anak.

10
E. CARA PENGUKURAN PANJANG BADAN (PB)
MENGGUNAKAN INFANTOMETER

Mocrotoise adalah alat untuk


mengukur panjang badan bayi atau
anak dengan usia 0-2 tahun.
Jika umur anak kurang dari 2 tahun
atau lebih diukur menggunakan
infantometer (terlentang), maka
hasil akhir pengukuran digunakan
faktor koreksi dengan cara
dikurangi 0,7 kg.

11
E. CARA PENGUKURAN PANJANG BADAN (PB)
MENGGUNAKAN INFANTOMETER
1. Letakkan alat pengukur pada permukaan yang datar.
2. Tidurkan bayi lurus di dalam alat pengukur. Letakkan kepala
bayi sampai menempel bagian atas alat.
3. Atur posisi kaki bayi agar mendatar (lutut tidak menekuk).
4. Geser bagian bawah alat sehingga tepat menempel telapak
kaki bayi dalam kondisi tegak lurus.
5. Baca dan catat hasil pengukuran

12
F. CARA PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)

LILA adalah lingkar lengan bagian atas


pada bagian trisep.
LILA digunakan untuk mendapatkan
perkiraan tebal lemak bawah kulit,
dengan cara ini dapat diperkirakan
jumlah lemak tubuh total.
Pengukuran LILA adalah suatu cara
Tidak KEK : ≥ 23,5 cm
untuk mengetahui risiko Kekurangan
KEK : < 23,5
Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.

13
G. CARA PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)

1. Tetapkan posisi bahu dan siku. Gunakan tangan kiri untuk


balita umur 6 – 59 bulan.
2. Letakkan pita antara bahu dan siku.
3. Tentukkan titik tengah lengan.
4. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan secara tepat (tidak
terlalu ketat/ terlalu longgar).
5. baca dan catat skala hasil ukur dengan benar.

14
PENGGUNAAN KMS BALITA
DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA

15
A. FUNGSI KMS

1. Fungsi utama KMS : alat untuk pemantauan pertumbuhan


anak, catatan pelayanan kesehatan anak
2. Grafik pertumbuhan normal anak sesuai umurnya pada
KMSdapat digunakan untuk menentukan apakah seorang
anak tumbuh normal, memiliki risiko gangguan
pertumbuhan atau kelebihan gizi.
3. Bila grafik berat badan :
Mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak
tumbuh baik
Tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan normal,
anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan
pertumbuhan atau kelebihan gizi.

16
B. BAGIAN-BAGIAN KMS

17
C. LANGKAH-LANGKAH PENGISIAN KMS
1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin
2. Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS
3. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak
Tulis bulan lahir anak pada kolom bulan penimbangan dibawah umur 0
bulan
Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan
4. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak
Letakkan (plotting) titik berat badan hasil penimbangan
Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu
Jika bulan sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan
bulan lalu dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus
Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan tidak
dapat dihubungkan
5. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak
6. Menentukan Status Pertumbuhan Anak Berdasarkan KMS Balita
7. Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi
8. Mengisi catatan Pemberian kapsul vitamin A
9. Isi kolom Pemberian ASI Eksklusif

18
D. INTERPRETASI HASIL KMS

Naik (N) Tidak Naik (T)


Grafik BB mengikuti garis Grafik BB mendatar atau menurun
pertumbuhan memotong garis pertumbuhan
atau dibawahnya
Kenaikan BB sama dengan KBM atau
(Kenaikan BB Minimal) atau lebih Kenaikan BB kurang dari KBM
(Kenaikan BB Minimal
TIDAK NAIK, grafik berat badan memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau
kenaikan berat badan kurang dari KBM (Kenaikan Berat Badan Minimal).
NAIK, grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya atau
kenaikan berat badan lebih dari KBM (Kenaikan Berat Badan Minimal).
NAIK, grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya atau kenaikan berat
badan lebih dari KBM (Kenaikan Berat Badan Minimal).
TIDAK NAIK, grafik berat badan mendatar atau kenaikan berat badan kurang
dari KBM (Kenaikan Berat Badan Minimal).
TIDAK NAIK, grafik berat badan menurun atau kenaikan berat badan kurang
dari KBM (Kenaikan Berat Badan Minimal).

19
SISTEM 6 MEJA POSYANDU

1. PENDAFTARAN 2. PENIMBANGAN BALITA 3. PENGISIAN KMS

6. KONSELING

5. PELAYANAN
4. PENYULUHAN

20
JADWAL IMUNISASI

Jadwal imunisasi dasar anak dapat dilihat orang tua di Buku Kesehatan
Ibu dan Anak (Buku KIA) yang biasanya diberikan oleh pihak fasilitas
kesehatan saat ibu sejak hamil.
Berikut ini beberapa daftar dan jadwal imunisasi nasional yang berlaku
untuk anak-anak dari bayi hingga kelas 6 SD.

1. Usia anak di bawah 24 jam: Harus 5. Usia 4 bulan: Imunisasi DPT-HB-Hib


diberikan imunisasi Hepatitis (HB-O) 3. OPV4 dan IPV
2. Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, OPV1 6. Usia 9 bulan: Imunisasi MR
3. Usia 2 bulan: Imunisasi DPT-HB-Hib 1, 7. Usia 18 bulan: Imunisasi MR, DPT-HB-Hib
OPV2
8. Anak kelas 1 SD: Imunisasi MR, DT
4. Usia 3 bulan: Imunisasi DPT-HB-Hib
9. Anak kelas 2 SD: Imunisasi Td
2, OPV3
10. Anak kelas 5 SD: Imunisasi Td + HPV 1
11. Anak kelas 6 SD: Imunisasi HPV 2.

21
PEMBERIAN VITAMIN A

Jadwal : Februari dan Agustus


Jenis :
Kapsul biru (usia 6 - 11 bulan) = 100.000 IU
Kapsul merah (usia 12 - 59 bulan) = 200.000 IU

22
PEMBERIAN TTD PADA IBU HAMIL

Program Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil dimulai
sejak tahun 1990 yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi
anemia gizi besi serta menjadi salah satu intervensi spesifik dalam
upaya percepatan penurunan stunting.

DIBERIKAN SEJAK AWAL KEHAMILAN

YAKNI BULAN 1-9 KEHAMILAN

KONSUMSI TTD MINIMAL 90 TABLET

SELAMA MASA KEHAMILAN

23
PEMBERIAN PMT BALITA
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada
balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung
lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung
nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
ada dua macam yaitu :

Pemberian Makanan Tambahan Pemberian Makanan Tambahan


(PMT) pemulihan (PMT) penyuluhan

Dengan tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang
dibutuhkan oleh balita. PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi
balita sekaligus sebagai pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan
diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal. Hanya dikonsumsi oleh
balita gizi buruk dan sebagai tambahan makanan sehari-hari bukan sebagai makanan
pengganti makanan utama.

24
SKDN

SKDN merupakan instrument vital dalam menggambarkan kegiatan


posyandu dan pemantauan tumbuh kembang balita. SKDN adalah data untuk
memantau pertumbuhan balita, SKDN sendiri mempunyai singkatan yaitu
sebagai berikut:
S = seluruh balita yang terdaftar
K = balita yang memiliki Buku KIA/Kartu Menuju Sehat
D = balita yang ditimbang
N = balita yang naik berat badannya
Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan
penimbangan (K/S), kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K),
tingkat partisipasi masyaratkat dalam kegiatan (D/S), kecenderungan status
gizi (N/D), efektifitas kegiatan (N/S).

25
SKDN

Pemantauan status gizi dilakukan dengan memanfaatkan data hasil

penimbangan bulanan posyandu yang didasarkan pada indikator SKDN

tersebut. Pencatatan dan pelaporan data SKDN Indikator yang dipakai adalah

N/D (jumlah anak yang berat badannya naik dibandingkan dengan jumlah anak
yang ditimbang dalam %). Peramalan dilakukan dengan mengamati

kecenderungan N/D dan D/S setiap bulan pada wilayah masing-masing wilayah

kecamatan. Pemantauan status gizi dilaporkan setiap bulan dengan

mempergunakan format laporan yang telah ada.

26
PMBA & ASI EKSKLUSIF

Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan atau
minuman lain, kecuali vitamin, mineral atau obat-obatan dalam bentuk
sirup (WHO, 2003). ASI Eksklusif diberikan mulai lahir sampai usia 6 bulan.
Bayi hendaknya disusui tanpa dijadwal, tanpa pembatasan waktu dan
frekuensi atau disebut juga menyusu semau bayi (on demand feeding)
untuk keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Menyusu sesering mungkin
sesuai keinginan bayi 8 (delapan) sampai dengan 12 (dua belas) kali atau
lebih dalam 24 jam.

27
PMBA & ASI EKSKLUSIF

Pada saat menyusu biarkan bayi selesai menyusu dari satu payudara
sampai bayi melepas sendiri, sebelum memberikan payudara yang lain agar
bayi mendapatkan ASI akhir (hindmilk) yang kaya akan lemak.
Keuntungan menyusui semau bayi, antara lain:
a. Produksi ASI lebih banyak
b. Berat badan bayi naik lebih cepat
c. Mencegah payudara bengkak
d. Pola menyusui lebih mudah terbentuk

28
PROGRAM BIAN, GEBYAR VAKSIN, VAKSIN KEJAR

BIAN adalah pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubella serta melengkapi dosis


Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat. Program ini diwujudkan sebagai upaya
menutup kesenjangan imunitas anak dengan melakukan harmonisasi kegiatan imunisasi
tambahan (campak-rubela) dan imunisasi kejar (OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib).
Jadwal imunisasi terbagi atas jadwal imunisasi dasar dan jadwal imunisasi ulangan.
Ada yang cukup satu kali imunisasi, ada yang memerlukan beberapa kali imunisasi dan
bahkan pada umur tertentu diperlukan ulangan imunisasi. Jadwal imunisasi tersebut
dibuat berdasarkan rekomendasi WHO dan organisasi profesi yang berkecimpung dalam
imunisasi setelah melalui uji klinis. Oleh karena itu, jika ada imunisasi yang belum
diberikan sesuai jadwal yang seharusnya, atau imunisasi tertunda, imunisasi harus
secepatnya diberikan atau dikejar. Imunisasi kejar merupakan upaya memberikan
imunisasi kepada individu dengan sebab tertinggal satu atau lebih dosis vaksin dari yang
seharusnya diberikan. Pelaksanaanya bisa bersamaan dengan jadwal imunisasi rutin
atau pada kegiatan imunisasi khusus.

29

Anda mungkin juga menyukai