Anda di halaman 1dari 19

PENATALAKSANAAN NAPZA

By Tantri W.U
PENATALAKSANAAN NAPZA
• TERAPI/ DETOKSIFIKASI
• REHABILITASI
Tujuan terapi dan rehabilitasi
1. Abstinensia atau menghentikan sama sekali penggunaan
NAPZA.
• Tujuan ini sangat ideal,namun banyak orang tidak mampu
atau mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan ini,
terutama kalau ia baru menggunakan NAPZA pada fase-
fase awal. Pasien tersebut dapat ditolong dengan
meminimasi efek-efek yang langsung atau tidak langsung
dari NAPZA.
• Sebagian pasien memang telah abstinesia terhadap salah
satu NAPZA tetapi kemudian beralih untuk menggunakan
jenis NAPZA yang lain.
• Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps
Sasaran utamanya adalah pencegahan relaps .
• Bila pasien pernah menggunakan satu kali saja setelah “clean”
maka ia disebut “slip”.
• Bila ia menyadari kekeliruannya dan telah dibekali ketrampilan
untuk mencegah pengulangan penggunaan kembali, pasien
akan tetap mencoba bertahan untuk selalu
abstinensia.
• Pelatihan relapse prevention programe, Program terapi kognitif,
Opiate antagonist maintenance therapy dengan naltreson
merupakan beberapa alternatif untuk mencegah relaps
2. Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi
adaptasi sosial.
• Dalam kelompok ini,abstinensia bukan
merupakan sasaran utama.
• Terapi rumatan (maintence) metadon
merupakan pilihan untuk mencapai sasaran
terapi golongan ini.
DETOKSIFIKASI
• Detoksifikasi NAPZA merupakan proses atau
tindakan medis untuk membantu klien dalam
mengatasi gejala putus NAPZA (Kemenkes,
2011).
• Tahap detoksifikasi sering disebut dengan fase
terapi withdrawal atau fase terapi intoksikasi.
• Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba
dan berat ringanya gejala putus zat.
Fase ini memiliki beberapa variasi :

a) Rawat Inap dan Rawat Jalan

b) Cold Turkey, artinya seorang pecandu langsung menghentikan


penggunaan narkoba/zat adiktif, dengan mengurung pecandu
dalam masa putus obat tanpa memberikan obat-obatan.

c) Terapi simptomatis
d) Rapid Detoxification, Ultra Rapid
Detoxification

e) Detoxifikasi dengan menggunakan :


Kodein dan ibuprofen, Klontrex (klonidin
dan naltrexon), Bufrenorfin, Metadon.
Rapid detoksifikasi

• Terapi ini digunakan khusus bagi mereka yang kecanduan narkotika


golongan opiat, misalnya heroin. Dokter akan memberikan obat
khusus untuk mengeluarkan racun yang disebut anti opiat.

Usai penyuntikan, tubuh menjadi lemas dan disertai rasa sakit luar
biasa selama jangka waktu tertentu. Rasa sakit itu bisa berlangsung
selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan tergantung
daya tahan tubuh si pasien. Untuk mengurangi rasa sakit itu, pasien
akan diberi suntikan pereda sakit atau anestesi. Namun, pemberian
anestesi dibatasi sehingga pasien masih tetap merasa kesakitan.
• Efeknya memang akan lebih cepat, sekitar 8-12 jam.
ULTRA RAPID DETOXIFICATION

• Ultra Rapid Detox adalah menormalkan kembali reseptor syaraf yang


rusak akibat pemakaian narkoba seperti heroin, amphetamine, dan
methadone--sejenis opium.
• Zat adiktif itu kemudian menutup reseptor itu sehingga syaraf tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, tubuh dan pikiran
merasakan euforia buatan atau perasaan senang dan gembira yang
semu.

Prosedur detoksifikasi super cepat diawali dengan suntikan zat


antinarkotik (antidotum) seperti naloxone atau naltrexone.
Antinarkotik itu berfungsi untuk membuka sumbatan pada reseptor
agar syaraf dapat kembali berfungsi normal.
Detoksifikasi Tanpa Subsitusi

• Klien ketergantungan putau (heroin) yang


berhenti menggunakan zat yang mengalami
gajala putus zat tidak diberi obat untuk
menghilangkan gejala putus zat tersebut. Klien
hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat
tersebut berhenti sendiri
Detoksifikasi dengan Substitusi

• Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan


jenis opiat misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon.
• Substitusi bagi pengguna sedatif-hipnotik dan alkohol
dapat dari jenis anti ansietas, misalnya diazepam.
Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan dosis
secara bertahap sampai berhenti sama sekali. Selama
pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang
menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat
penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau
sesuai dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat
tersebut (Purba, 2008).
TERAPI MEDIS ( TERAPI ORGANO-BIOLOGI)

TERAPI TERHADAP KEADAAN INTOKSIKASI


1. Intoksikasi opioida :
• Beri Naloxone HC 1 0,4 mg IV, IM atau SC dapat pula
diulang setelah
• 2-3 menit sampai 2-3 kali
2. Intoksikasi kanabis (ganja):
• Ajaklah bicara yang menenangkan pasien.
• Bila perlu beri : Diazepam 10-30 mg oral atau
parenteral, Clobazam 3x10 mg.
• Intoksikasi kokain dan amfetamin
• Beri Diazepam 10-30 mg oral atau
pareteral,atau Klordiazepoksid 10-
• 25 mg oral atau Clobazam 3x10 mg. Dapat
diulang setelah 30 menit
• sampai 60 menit.
• Untuk mengatasi palpitasi beri propanolol
3x10-40 mg oral
3. Intoksikasi alkohol :
• ?? Mandi air dingin bergantian air hangat
• Minum kopi kental
• Aktivitas fisik (sit-up,push-up)
• Bila belum lama diminum bisa disuruh
muntahkan
4. Intoksikasi sedatif-hipnotif (Misal : Valium,pil
BK, MG,Lexo,Rohip):
• Melonggarkan pakaian
• Membersihkan lendir pada saluran napas
• Bila oksigen dan infus garam fisiologis

Anda mungkin juga menyukai