Anda di halaman 1dari 37

TERAPI PSIKOFARMAKOLOGI

By: dr. Ferdinan Leo Sianturi.M.Ked(KJ),SpKJ


RSJ Prof.Dr.H.M.ILDREM
PENDAHULUAN

Psikiatri adalah salah satu cabang ilmu kedokteran,yang mempelajari


manusia secara utuh(body and mind), tidak hanya masalah fisik,
fisiologis atau patologi yang terjadi saja,tetapi juga melihat hubungan
individu dengan lingkungannya.

Istilah ‘biological priority’ and ‘psychological supremacy’


sebenarnya bukan dimaksudkan untuk menempatkan satu di
atas yang lain,tetapi memperlakukannya sebagai proses
berkesinambungan yang tidak terpisahkan.
PSIKOFARMAKOTERAPI
Berdasarkan efek klinis,psikofarmaka dibagi menjadi 4
kelompok besar:

 Obat-obat antipsikotik

 Antidepresan

 Antisietas

 Antimanik/mood stabilizer
ANTISPIKOTIK
 Klasifikasi
1. Berdasarkan rumus kimianya,obat obat antipsikotik
dibagi menjadi:
 Golongan fenotiazin
disebut obat-obat berpotensi rendah(low potency)
misalnya chlorpromazine

 Golongan nonfenotiazin
disebut obat-obat berpotensi tinggi (high potency)
memiliki efek setara dengan chlorpromazine 100 mg.
misalnya haloperidol
2. Berdasarkan cara kerjanya terhadap reseptor
dopamin dibagi menjadi:
 Dopamin reseptor Antagonis(DA)
sering disebut sebagai antipsikotik tipikal
 Serotonin Dopamin Antagonis(SDA)
sering disebut sebagai antipsikotik antipikal
FARMAKOKINETIK
 Metabolisme obat-obat antipsikotik secara
farmakokinetik dipengaruhi:

` Pemakaian bersama enzyme inducer seperti


carbamazepin,phenytoin ethambutol,
barbiturate.Kombinasi dengan obat-obat tersebut
akan mempercepat pemecahan antipsikotik
sehingga diperlukan dosis yang lebih tinggi.
Clearance Inhibitors seperti SSRI (Selective Serotonin
Receptor Inhibitor),TCA (Tricyclic a Antidepresan),beta
Bloker
Menghambat ekskresi obat-obat
antipsikotik sehingga perlu
dipertimbangkan dosis
pemberiannya bila diberikan
bersama-sama.Kondisi stres,
hipoalbumin karena malnutrisi atau
gagal ginjal dan gagal hati dapat
mempengaruhi ikatan protein obat-
obat antipsikotik tersebut.
FARMAKODINAMIK
Obat-obat antipsikotik terutama bekerja sebagai
antagonis reseptor dopamin dan serotonin di otak,
dengan target untuk menurunkan gejala-gejala
psikotik seperti halusinasi, waham dan lain-lain.
Sistem Dopamin yang terlibat yaitu:
 Sistem nigrostriatal
 Sistem mesolimbokortikal
 Sistem tuberinfundifuler
Bila hambatan pada sistem
nigrostriatal berlebihan maka akan
terjadi gangguan terutama pada
aktivitas motorik,sedangkan sistem
mesolimbokortikal mempengaruhi
fungsi kognitif,dan fungsi endokrin
terganggu bila sistem
tuberoinfundibuler terhambat
berlebihan.
Efek Samping
Efek samping dapat dikelompokkan menjadi:
• Efek samping neurologis
• Efek samping nonneurologis

1. Akatisia
Efek samping
2. Distonia akut
neurologis
3. Parkinsonism(acute
akut
extrapyramidal
syndrome)
Efek samping akut berupa
SNM(Syndrome Neuroleptik
Maglina)

merupakan kondisi emergensi


karena dapat mengancam
kelangsungan hidup pasien.Pada
kondisi kronis atau efek samping
pengobatan jangka panjang dapat
dilihat kemungkinan terjadinya
tardif diskenesia.
1. Akatisia
Yaitu suatu kondisi yang secara subjektif
dirasakan oleh penderita berupa
perasaan tidak nyaman, gelisah dan
merasa harus selalu menggerak-gerakkan
tungkai,terutama kaki.

Pasien sering menunjukkan kegelisahan dengan gejala-gejala


kecemasan,dan atau agitasi.Sering sulit dibedakan dari rasa
cemas yang berhubungan dengan gejala
spikotiknya.Peningkatan kegelisahan yang terjadi setelah
mendapat antipsikotik tipikal harus selalu diperhitungkan
kemungkinan akatisia
2. Distonia akut
Terjadi kekakuan dan
konstaksi otot secara
tiba-tiba,biasanya
mengenai otot leher,
lidah,muka dan
punggung.
3. Parkinsonism
Adanya kumpulan gejala yang terdiri atas:
1. Bradikinesia
2. Rigiditas
3. Fenomena roda gigi
4. Tremor
5. Muka topeng
6. Postur tubuh kaku
7. gaya jalan seperti robot
8. Drooling(tremor kasar tangan seperti sedang
membuat pil)
4.Sindroma Neuroleptik Maligna
merupakan reaksi idiosinkrasi yang
sangat serius dengan gejala utama
berupa rigiditas, hiperpirektik,
ganggaguan sistem saraf otonom
dan delirium.

Gejala biasanya
berkembang dalam
periode waktu beberapa
jam sampai beberapa
hari setelah pemberian
antipsikotik.
Prinsip Pengobatan
1. Terapi initial

diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan,dan


dosis dimulai dari dosis anjuran dinaikkan perlahan-
lahan secara bertahap dalam waktu 1-3 minggu,
sampai dicapai dosis optimal yang dapat
mengendalikan gejala.
2. Terapi pengawasan
Setelah diperoleh dosis optimal,maka
dosis tersebut dipertahankan selama
lebih kurang 8-10 minggu sebelum
masuk ke tahap pemeliharaan.

3. Terapi
pemeliharaan
Dosis dapat dipertimbangkan untuk
mulai diturunkan secara bertahap
sampai diperoleh dosis minimal yang
masih dapt dipertahankan tanpa
menimbulkan kekambuhan.Biasanya
berlangsung jangka panjang tergantung
perjalanan penyakit,dapat sampai
beberapa bulan bahkan beberapa tahun.
Penatalaksanaan Efek Samping
Bila terjadi efek samping
Parkinsonism, dapat
ditanggulangi dengan

Tidak perlu diberikan


Triheksisifenidil(Artane),benztro- secara rutin atau untuk
pin(Congentin),Sulfas Atropin, tujuan pencegahan,karena
atau difenhydramin(Benadryl) munculnya efek samping
bersifat individual dan baru
perlu diberikan hanya bila
terjadi efek samping.
Kondisi SNM(kondisi
akut dan mengancam
kehidupan)

Dalam kondisi ini, maka semua


penggunaan antipsikotik harus dihentikan.
Lakukan terapi simptomatik, perhatikan
keseimbangan cairan dan observasi tanda-
tanda vital(tensi,nadi,temperatur,
pernapasan,dan kesadaran)
Obat-obat yang perlu
diberikan dalam kondisi kritis
a.l. untuk relaksasi otot
Dantrolene 0,8-2,5 mg/kgBB/hr
intravena dengan dosis maksimal
10 mg/hari.Bila dapat minum per
oral dapat diberikan Dantrolene
100-200mg/hari.

Gejala-gejala Bromocriptine 20
-30mg/hari dapat Bila kondisi SNM sudah teratasi
ekstrapiramida
dibagi dalam 4 dan masih memerlukan
l dapat diatasi
dosis.Perbaiki antipsikotik maka pemberian
dengan:
kondisi hipotensi antipsokotik perlu diganti
maupun hipertensi. dengan golongan atipikal
khususnya clozapin.
Bila terjadi Tardif diskinesia,
maka perlu dilakukan
langkah-langkah sbb:
4. Lakukan evaluasi rutin terhadap
1. Perlu dipastikan adanya gejala-gejala tardif diskinesia
efektivitas antipsikotik dan catat hasilnya pada rekam medis
yang diberikan pasien.
2. Pemakaian jangka 5. Bila ditemukan adanya gejala-
panjang gunakan dosis gejala tardif diskinesia,turunkan
minimal yang efektif dosis antipsikotik dan minta
3. Hati-hati pemakaian informed consent.
untuk pasien anak-anak, 6.Bila gejala psikotik tdak bisa diatasi
orang tua,dan pasien- dengan penurunan dosis obat
pasien dengan antipsokotikatau bahkan memburuk,
gangguan mood. hentikan obat dan ganti dengan
golongan atipikal terutama clozapin.
Antidepresan
Adalah kelompok obat-obat yang
heterogen dengan efek utama dan
terpenting adalah untuk
mengendalikan gejala depresi.

Disamping itu juga


digunakan untuk beberapa
indikasi lain seperti
gangguan cemas dan lain-
lain
Secara umum diklasifikasikan
sebagai berikut:

1. Derivat Trisiklik 4. Derivat SSRI (Selective


Imipramin(Tofranil) Serotonin Reuptake Inhibitor)
Amitriptilin(Laroxyl) Setralin(Zoloft)
Fluoxetine (Prozac)
2. Derivat Tetrasiklik Fluvoxamine(Luvox)
Maproptilin(Ludiomi Paroxetine (Seroxat)
l) Escitalypram(Cipralex)
Mianserin(Tolvon)
5. Derivat SNRI(Serotinin
3. Derivat MAOI Norepineprin Reuptake
(MonoAmine Oksidase Inhibitor)
Inhibitor) Venlafaxine(Efexor)
Moclobemide(Aurori Duloxetine(Cymbalta)
x)
Efek Samping
1. Hipotensi(terutma pada usia lanjut)
2. Gangguan jantung(tampak kelainan pada EKG)
3. Gejala gangguan saraf otonom
4. Gejala gangguan susunan saraf pusat
5. Alergi
6. Gejala hematologi
7. Gejala psikis lain (maniakal,gelisah,dan delirium)
Khusus kelompok MAOI
yang klasik,efek
samping yang mungkin
terjadi:

1. Hipotensi dan hipertensi


2. Gangguan hepar
3. Gangguan otonom
4. Gangguan sistem saraf(parestesi,
konvulsi)
5. Edema
6. Gangguan hematologi
7. Gangguan psikologis
8. Krisis hipertensi
Kelompok RIMA(Reversible
Inhibitory Monoamine
oxydase tipe A)
Efek samping lebih ringan dan tidak
terlalu mengganggu karena secara
spesifik hanya menghambat enzim
tipe A dan hambatan bersifat
reversibel maka bila diperlukan
maka hambatan akan terlepas dan
monoamine yang berlebih akan
segera dipecah sehingga tidak
terjadi efek samping yang
berbahaya seperti krisis hipertensi
yang mungkin terjadi pada
pemakaian MAOI yang klasik.
Antiansietas
Adalah kelompok obat-obat
yang dipergunakan terutama
untuk mengatasi kecemasan
dan juga biasanya memiliki efek
sedasi, relaksasi otot,amnestik,
dan antiepileptik.
Klasifikasi:
1. Derivat Benzodiazepin
-diazepam(valium)
-bromazepam(lexotan)
-lorazepam(ativan)
-alprazolam (xanax)
-clobazam(frisium)
2. Derivat Gliserol
-meprobamat
3. Derivat Barbiturat
-fenobarbital
Efek samping:
rasa mengantuk,sakit kepala,disartri,
ataksia,nafsu makan meningkat,mudah
terjadi toleransi dan dependensi dalam
pemberian dosis besar dan dalam waktu
lama,serta gejala putus zat bila obat
dihentikan secara tiba-tiba.
Antimanik(Mood Stabilizer)
adalah kelompok obat yang divergen,
dikenal berkhasiat terutama untuk
mempertahankan stabilitas suasana
perasaa,terutama untuk mencegah
munculnya kondisi manik pada
gangguan Afektif Bipolar.
Klasifikasi:
1. Garam Lithium
Lithium Carbonat: -priadel
-theralith
2. lain-lain:
Carbamazepine -tegretol
Asam Valproate -valproic acid
-depakene
Natrium Divalproate -depakote
Efek samping:
1. tremor halus
2. diare dan muntah-muntah
3. rasa lelah dan vertigo
4. ataksia dan tremor kasar
5. penurunan kesadaran
6. konvulsi
7. oligouria bahkan dapat terjadi
anuria
8. edem
Terapi kejang listrik(ECT)
merupakan salah satu jenis
terapi fisik yang merupakan
pilihan untuk indikasi terapi
pada beberapa kasus gangguan
psikiatri.

ECT dilakukan dengan cara memberikan


aliran listrik pada otamelalui 2 elektrode
Metode: yang ditempatkan pada bagian temporal
kepala.Aliran listrik tersebut
menimbulkan kejang-kejang seperti
kejang yang terjadi pada epilepsi
granmal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai