Anda di halaman 1dari 66

Tutorial Pemicu 4

Berat Badan Anak Kurang


Ketua : Boy Sahata Girsang 1900001000
Sekretaris : Helena Kristina Damanik 19000090
Anggota :
1. Indah Riskita Tarigan 19000010
2. Jody Calvin Girsang 19000020
3. Daniel Simare mare 19000030
4. Angel Sirait 19000040
5. Yolanda Sipayung 19000050
6. Irma Jayanti 19000060
7. Flowrence O Theodora 19000070
8. Lorensia Elga C. Zendrato 19000080
I . UT
-
II . Problem Definition
1. Apa yang menyebabkan badan anak kurus dan perut membesar ( Hepatomegali ) ?
2. Mengapa Ibu pasien hanya memberi makan berupa nasi , sayur , tahu , dan tempe ?
3. Apakah di usia 2 tahun , Anak tersebut memiliki berat dan tinggi badan yang normal ?
4. Apa yang menyebabkan pitting oedem pada kedua kaki pasien ?
5. Mengapa terjadi pucat pada kedua telapak tangan pasien ?
6. Mengapa pada anak terjadi kulit bersisik dan apakah makanan yang diberi oleh si Ibu sesuai dengan gizi
anak tersebut ?
7. Apa yang menyebabkan Hb anak menurun ?
III . Brainstorm
1. Anak mengalami badan kurus dikarenakan asupan makronutrient yang kurang dan kemungkinan si anak
juga malas makan
2. Kurang gizi dan nutrisi pada anak menyebabkan pucat , serta kekurangan protein terkhususnya protein
hewani sehingga dapat menyebabkan pitting edema
3. Kurangnya pengetahuan dari si Ibu tentang asupan makanan yang mengandung gizi sehingga ibu
mengira yang selama ini asupan yang diberi sudah cukup dan juga kemungkinan karena kurangnya sosial
ekonomi si Ibu .
4. Si Anak mengalami severe stunting berdasarkan pelletieer 1993
5. Kekurangan mikronutrien , seperti zat besi sehingga menyebabkan anak pucat dan mengalami kelainan
kulit ( zinc )
6. Berdasarkan WHO anak mengalami gizi buruk berdasarkan BB dan umur pasien
7. Kadar albumin menurun pada pasien dapat menyebabkan fatty liver
8. Kelainan hepar yang dapat menggangu kadar album sehingga cairan keluar ke interstitial serta
kemungkinan peningkatan gluconeogenesis yang menyebabkan anak kurus, dan pucat pada anak
menandakan anemia.
9. Kekurangan protein menyebabkan penurunan pembentukan lipoprotein, sehingga lemak di hepar sulit di
transport ke jaringan yang menyebabkan penumpukan lemak di hepar.
IV. Analyzing The Problem
V. Learning Issue

1. DD badan kurus dan perut membesar


2. Fungsi , pembentukan serta pemecahan karbohidrat , lemak,dan protein
3. Istilah makanan,sumber makanan,dan jenis nutrisi
4. Kebutuhan gizi normal dan kurva pertumbuhan berdasarkan umur dan jenis
kelamin
5. Klasifikasi malnutrisi berat
6. Patofisiologi tanda dan gejala ( Kwashiorkor-Marasmus)
7. MEP ( definisi , epidemiologi , etiologi , factor resiko , dan klasifikasi , Tanda
dan Gejala )
8. Penegakan Diagnosa
9. Penatalaksanaan
10. Komplikasi dan Prognosis
DD Badan Kurus dan Perut Membesar
Malnutrisi makro nutrient
Marasmus (malnutrisi karbohidrat) : Malnutrisi berat pada bayI: masukan
Etiologi didaerahdaridengan makanan
kalori yang tidak cukupyang
karenatidak
cukup dan higiene yang buruk. kebiasaan makan yang tidak tepat, kelainan metabolik atau
malformasi kongenital.

● Etiologi : masukan dari kalori yang tidak cukup karena kebiasaan makan yang tidak tepat,
kelainan metabolik atau malformasi kongenital.

● Tanda dan gejala:

- kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat sampai berakibat kurus
- kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang.
- Abdomen dapat kembung atau datar, dan gambaran usus dapat dengan mudah dilihat.
- Terjadi atrofi otot, dengan akibat hipotoni
- Suhu biasanya subnormal
- nadi mungkin lambat
- angka metabolisme basal cenderung menurun
- Mula-mula bayi mungkin cerewet (rewel), tetapi kemudian menjadi lesu, dan nafsu makan hilang
Malnutrisi protein (kwashiorkor)
Merupakan sindrom klinis akibat dari defisiensi protein berat dan masukan kalori
tidak cukup. (hipertrofei)
 
Tanda dan gejala:

- Bukti klinik awal malnutrisi protein tidak jelas


tetapi meliputi letargi, apatis atau iritabilitas.
- Bila terus maju, mengakibatkan pertumbuhan tidak - Pembesaran hati
cukup, kurang stamina, kehilangan jaringan - Edema minimal pada kedua punggung kaki (pitting
muskuler, bertambah kerentanan terhadap infeksi, edema)
dan udem - Rambut sering jarang dan tipis, kemerahan seperto
rambut jagung dan kehilangan sifat elastisnya.
- Pada anak dapat terjadi anoreksia, kekenduran - Adanya perubahan mental
jaringan subkutan dan kehilangan tonus otot
Marasmik kwashiorkor
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus
dengan BB/TB <-3 SD disertai edema yang tidak mencolok
Malnutrisi Mikronutrien

Defisiensi vitamin A
- Lesi okuler berkembang secara tersembunyi. Pada mulanya segmen posterior mata yang terkena,
dengan gangguan adaptasi gelap yang berakibat buta senja. Kemudian, pengeringan konjungtiva
(xerosis conjunctivae) dan kornea (xerosis corneae) disertai dengan pengkerutan dan kekeruhan
kornea (keratomalacia)
Disebut juga beri beri

Tanda dan gejala


Pada beri-beri kering, anak dapat tampak gemuk padar tetapi pucat, lembek, tanpa gairah
dan dispnea; frekuensi jantung cepat dan hati membesar.
Pada beri-beri basah, anak kurang gizi, pucat dan udem dan menderita dispnea, muntah dan
takikardia. Kulit tampak berlilin. Urin dapat mengandung albumin
Defisiensi vitamin B2 (Ribovlafin)

- Bukti adanya defisiensi riboflavin meliputi kheilosis (perliche), glossitis,


keratitis, konjungtivitis, fotofobia, lakrimasi, vaskularisasi kornea yang nyata,
dan dermatitis seborrheika.
- Kheilosis mulai dengan pucat pada sudut mulut, disertai dengan penipisan dan
perlunakan (maserasi) epithelium.
DEFISIENSI NIASIN (vitamin B3) / (Pellagra)

 Pellagra (pellis,kulit; agra, kasar), suatu penyakit defisiensi yang terutama


disebabkan oleh kekurangan niasin (asam nikotinat), mengenai semua jaringan
tubuh.
 Manifestasi klinis: Gejala awal pellagra tidak jelas. Anoreksia, lemah, lesu,
rasa terbakar, mati rasa dan pusing dapat merupakan gejala prodromal.
DEFISIENSI PIRIDOKSIN (Vitamin B6)
● Fungsi sistem syaraf yang cukup tergantung pada piridoksin, defisiensi
piridoksin menyebabkan kejang-kejang dan neuropati perifer. Penyakit
dengan malabsorbsi, seperti sindrom celiak, juga dapat menyebabkan
defisiensi vitamin B6. Ada 4 gangguan klinis yang disebabkan oleh
defisiensi vitamin B6 yaitu: konvulsi pada bayi, neuritis perifer, dermatitis
dan anemia
DEFISIENSI KOBALAMIN (Vitamin B12)

- glositis atrofik (lidah yang halus &


mengkilap)
- stomatitis (sudut mulut retak-retak)
- mual, muntah, diare bergantian dengan
konstipasi
- anemia makrositik hiperkromis
DEFISIENSI ASAM ASKORBAT (Vitamin C) / (Skorbut)
 Vitamin C merupakan agen pereduksi kuat yang dengan mudah dioksidasi dan
dihancurkan dengan pemanasan.
 Defisiensi asam askorbat juga merupakan faktor pada beberapa kasus anemia
megaloblastik dengan mengganggu perubahan asam folat atau konjugasi lain.
 Defisiensi vitamin C dalam diet ibu dapat menimbulkan skorbut pada bayi yang minum
ASInya. Bayi yang minum susu formula evaporasi harus mendapat tambahan vitamin C.
Kebutuhan vitamin C bertambah karena penyakit demam, terutama penyakit infeksi dan
diare.
TETANI AKIBAT DEFISIENSI VITAMIN D / (Tetani lnfantil)

 Tetani karena defisiensi vitamin D kadang-kadang menyertai rakhitis. Kadang-


kadang, tetani disertai dengan penyakit celiac, mungkin sebagai akibat
penyerapan vitamin D maupun kalsium kurang. Tetani defisiensi vitamin D
terjadi paling sering antara umur 4 bulan dan 3 tahun.
 Manifestasi klinis: Tanda dan Gejala tetani tampak, dan rakhitis biasanya
terjadi bersamaan. Tetapi defisiensi vitamin D dapat pada stadium laten atau
manifes secara klinik.
 Defisiensi vitamin E
● Defisiensi vitamin E sebagai faktor penyebab pada anemia kwashiorkor.
Bayi prematur dapat mempunyai kadar tokoferol serum rendah, dengan
timbulnya anemia hemolitik pada usia 6-10 mingdefisiensi, kelekatan
thrombosit bertambah, juga kadar thrombosit darahgu, dapat dikoreksi
dengan pemberian vitamin E. Pada keadaan
Fungsi,pembentukan serta pemecahan
karbohidrat,lemak,dan protein
Metabolisme Bahan Makanan
Istilah makanan,sumber makanan,
dan jenis nutrisi
Jenis – Jenis Nutrisi Pada Anak
 Nutrisi Makro
 Karbohidrat : senyawa organik yang mengandung elemen hidrogen, oksigen dan karbon.
Karbohidrat berperan sebagai sumber energi, energi yang terbentuk dapat digunakan untuk melakukan
gerakan-gerakan tubuh baik yang disadari maupun yang tidak disadari misal, gerakan jantung,
pernapasan, usus, dan organ-organ lain dalam tubuh. {padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup,
tepung, dan sayur-sayuran}
 Protein : senyawa organik yang tersusun dari asam amino. Protein diperlukan untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, dan perbaikan jaringan. Protein juga bermanfaat sebagai presekutor untuk
meurotransmitter perkembangan otak. {susu, telur, daging, unggas, keju, kedelai, kacang}
 Lemak : senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen dan oksigen. Lemak merupakan
sumber energi dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Balita membutuhkan lebih banyak lemak
dibandingkan orang dewasa karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara proporsional
selama masa pertumbuhan dan perkembangan. {Minyak, daging, keju, metega, margarine, dan
kacang-kacangan}
 Nutrisi mikro
 Vitamin : zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil
untuk beberapa proses penting yang dilakukan di dalam tubuh. Fungsi vitamin adalah
untuk membantu proses metabolisme.
 Mineral: zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi. Mineral
penting untuk proses tumbuh kembang secara normal. Kekurangan konsumsi terlihat
pada laju pertumbuhan yang lambat, mineralisasi tulang yang tidak cukup, cadangan
besi yang kurang, dan anemia. Jenis mineral yaitu : kalsium, fosfor, magnesium, flour,
natrium, klorida, kalium, zat besi, seng, yodium.
 Air : berfungsi sebagai pengangkut nutrisi didalam tubuh, mengatur temperatur tubuh,
mempertahankan keseimbangan volume darah.
Kebutuhan Gizi Normal dan Kurva
Pertumbuhan Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin
Kebutuhan Gizi Normal
• Menurut Angka Kebutuhan Gizi (KEMKES )

Kebutuhan energi kalori pada anak balita :

Rumus : 1000 + (100 x usia dalam tahun )

*untuk 1 – 3 tahun : 100 kalori/kgBB


*untuk 4 -5 tahun : 90 kalori/kgBB
Makro Nutrisi
Protein : 10% dari total kalori = (10% x Total EH ) : 4
Lemak : 20% dari total kalori = (20% x Total EH) : 9
Karbohidrat : 70% dari total kalori x (70% x Total EH) : 4

Mikro Nutrisi
• Kalsium : 500 mg
• Zat besi : 9 mg
• Zinc/seng : 10,3 mg
• Vitamin A : 400 mcg
• Vitamin B1 : 0,6 mg
• Vitamin B12 : 0,9 mcg
• Vitamin C : 40 mg
• Vitamin E : 6 mg
Penentuan Gizi Pada CDC

BB Aktual / BB sesuai umur (persentil 50) x 100%

Pada Kasus : 8,5 / 12 x 100% : 70,83% ( Gizi Kurang )

<70% ( Gizi Buruk )


70% - 90% ( Gizi Kurang )
90% - 110% ( Gizi Baik )
110 – 120% ( Gizi Lebih )
>120% ( Obesitas )
T Status gizi merupakan spektrum :

BB/TB

buruk kurang baik lebih


70 80 90 110 120 %
-3SD -2SD +2SD +3SD
MEP berat sedang ringan overweight obese
-Kwashiorkor ringan
-Marasmus sedang
-M-K berat
super
BMI :
BB / TB (m)2
: 8.5 / 0,5626 m
: 15,10
The Wellcome Trust Party 1970 dan WHO 1999
Klinis + Antropometris
Klasifikasi Malnutrisi Berat
• Marasmus
Marasmus ditandai dengan besar penurunan berat badan dan jaringan otot.
Karena ketidakseimbangan yang dialami dalam berat dan tinggi badan, anak-anak
yang menderita Marasmus terlihat hampir tua dan tubuh mereka kerangka. Pada
saat ini, proses vital tubuh mereka terganggu: metabolisme melambat, regulasi
termal adalah terganggu, penyerapan usus dan fungsi ginjal berkurang, kapasitas
hati untuk mensintesis protein dan menghilangkan racun berkurang, dan sistem
imun tidak berfungsi dengan baik, yang berarti kurang tahan terhadap penyakit
dan penyakit. Pada tahap ini, bahkan jika anak berhasil bertahan hidup—
pertarungan dengan Marasmus, kerusakan dilakukan dan kekurangan yang
diderita dari penyakit tidak akan pernah bisa mengatasi.
• Kwashiorkor
Istilah “kwashiorkor” berasal dari bahasa Ghanian kata yang berarti “penyakit
yang diderita anak yang lebih tua ketika anak baru lahir.” Karakteristik utamanya
adalah adanya edema bilateral pada ekstremitas dan wajah (anak berwajah
penuh). Di bawah edema ini, otot telah sangat lemah, menyebabkan kram yang
menyiksa dan nyeri otot. Seperti halnya dengan Marasmus, anak-anak dengan
Kwashiorkor menderita kerusakan signifikan pada fungsi internal mereka sistem.
Patofisiologi Tanda dan Gejala
(Kwashiorkor dan Marasmus )
Patofisiologi Kwashiorkor
Dehidrasi : Cengeng,rewel Kwashiorkor Vitamin A
mata cekung, turgor Kembali Vitamin C
lambat,apatis Protein Vitamin E
Mineral
 
Tekanan onkotik<<
Anemia  
Ekstravasasi cairan ke Rambut tipis, kemerahan
jaringan interstisial seperti rambut jagung mudah
  Sistem kekebalan dicabut dan rontok
tubuh <<
Edema dan wajah sembab
membulat Bitots Spot
Infeksi (Defisiensi Vitamin A)
Protein << bentukan
lipoprotein << HDL Hipotrofi otot
dan LDL tertimbun di
Crazy Pavement dermatosis
helper
(Bercak merah kecoklatan di
 
kulit dan mudah terkelupas)
Hepatomegali
Patofisiologi Marasmus
Marasmus

Kekurangan Lipolisis protein Mobilisasi karbohidrat, >>Protein dan kalori


Vitamin A,C, dan E (kolagen) protein, dan lemak untuk
pembentukan kalori

Wajah seperti Sistem imun tidak


orang tua, keriput Perut cekung, iga adekuat
gambang

Sangat kurus Sering disertai


infeksi dan diare
Jaringan Lemak
subkutan minimal /
tidak ada

Baggy Parts
Malnutrisi Energi Protein
(Definisi,Epidemiologi,Etiologi,Faktor
Resiko,Klasifikasi,serta Tanda dan Gejala)
• Defenisi Malnutrisi Energi Protein
Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein umumnya disertai defisiensi
nutrien lain.

• Epidemiologi
MEP biasanya terjadi pada anak umur dibawah lima tahun,
Marasmus sering dijumpai pada anak dibawah satu tahun,
sedangkan kwashiorkor sering dijumpai pada usia dibawah
dua tahun di daerah yang kumuh dan padat penduduk. Di
kota besar, seperti di Amerika Selatan dan Asia lebih sering
dijumpai kasus marasmus, sedangkan di Afrika Selatan lebih
sering Kwashiorkor.

• Etiologi
a. Penyebab langsung
b. Penyebab tidak langsung
• Faktor Resiko
- Asupan Makanan
- Status sosial ekonomi
- Pendidikan ibu
- Pengetahuan ibu

• Klasifikasi

Berdasarkan proses terjadinya dapat dibedakan menjadi:


- MEP Primer
- MEP Sekunder

Berdasarkan penyebab dan gambaran klinisnya dibedakan menjadi :


-Marasmus
-Kwashiorkor
- Marasmik-Kwashiokor
• Tanda dan Gejala
- Marasmus
Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit , Wajah seperti orang tua,
Cengeng, rewel , Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada,
Perut cekung, Iga gambang, Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
dan diare.

- Kwashiorkor
Edema minimal pada kedua punggung kaki, Wajah membulat dan sembab, Pandangan
mata sayu, Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut Rambut tipis, kemerahan spt
warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, Perubahan status mental: apatis &
rewel, Pembesaran hati (hepatomegali), Otot mengecil (hipotrofi), Kelainan kulit berupa
bercak merah muda yg meluas & berubah warna menjadi coklat kehitaman dan
terkelupas (crazy pavement dermatosis), Sering disertai: peny. infeksi (umumnya akut),
Sering disertai: peny. infeksi (umumnya akut), anemia, dan diare

- Marasmik-Kwashiokor
gabungan dari marasmus dan kwashiorkor
Penegakan Diagnosa
Anamnesis

Marasmus-
Kwashiorkor Marasmus
Kwashiorkor

• Terjadi edema di seluruh


• Anak tampak sangat tubuh dan
kaki
Gambaran klinik
kurus
• Anak sering menolak segala merupakan campuran dari
• Wajah seperti orang tua
jenis beberapa gejala klinik
• Cengeng, rewel
makanan (anoreksia) Kwashiorkor dan
• Kulit keriput (baggy • Sering disertai infeksi, marasmus
pants) anemia dan
dengan BB/TB <-3 SD
• Iga gambang diare
• Rambut berwarna kusam disertai edema yang tidak
• Diare kronik atau
dan mudah mencolok
konstipasi
dicabut
• Pandangan mata anak
nampak sayu
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan kadar protein


darah

Pemeriksaan laboratorium
lainnya
Penatalaksanaan Malnutrisi dan Infeksi
Bakteri
INFEKSI BAKTERI
Komplikasi dan Prognosis
Komplikasi Prognosis

● Pada anak yang mengalami


Ada beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat malnutrisi kronik, terutama
malnutrisi energi protein (kwashiorkor dan marasmus), yaitu: yang terjadi pada 1000 hari
● Hipotermia (penurunan suhu tubuh) pertama kehidupan, malnutrisi
● Anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula dapat mengakibatkan
darah) pertumbuhan dan
● Ensefalopati (kerusakan jaringan otak) perkembangan anak tidak
● Hipoalbuminemia (kekurangan protein albumin darah) mencapai potensi maksimal.
● Gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan Gangguan tumbuh kembang
penyakit jantung termasuk di dalamnya adalah
● Gagal tumbuh atau stunting pada anak perkembangan kognitif anak.
● Gangguan belajar Selain itu, pada kondisi
● Koma malnutrisi akut berat pada anak,
ancaman mortalitas cukup
tinggi terutama saat fase
stabilisasi
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai