Anda di halaman 1dari 16

A.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Anak adalah amanah dari allah yang tiada ternilai harganya. Amanah tersebut
menuntut kita untuk menjadikan mereka sebagai anak yang sholih dan solihah. Untuk
mewujudkannya ada beberapa faktor yang harus dipenuhi, diantaranya memberikan
nutrisi yang cukup dan baik kepada anak sehigga bisa umbuh dengan sempurna, sehat dan
cerdas. Dengan begitu, akan membuat mereka mudah dibina untuk mendalami ilmu-ilmu
agama Allah. Ketidakacuhan kita terhadap nutrisi anak akan membuat keadaan gizi
mereka menjadi buruk.
Akhir-akhir ini, banyak balita yang mengalami keadaan kurang gizi. Bahkan,
dijumpai ada kasus kematian balita karena masalah gizinya yang kurang diperhatikan.
Kondisi balita yang kekurangan gizi sungguh sangat disayangkan. Sebab, pertmbuhan
dan perkembangan serta kecerdasannya dipengaruhi oleh gizi. Kondisi kurang gizi tidak
mesti berkaitan dengan kemiskinan dan ketidaksediaan pangan, meski tidak bisa
dipungkiri kemiskinan dan kemalasan merupakan faktor yang sering menjadi penyebab
gizi kurang dan gizi buruk pada anak.
Selain itu, faktor pengasuhan juga menentukan. Anak yang diasuh oleh ibunya
sendiri dengan penuh kasih sayang, kesadaran yang tinggi akan pentingnya nutrisi dan
ASI, apalagi jika ibunya berpendidikan maka anaknya tidak akan mengalami gizi yang
kurang. Sedangkan fenomena yang ada saat ini, kebanyakan anak dipisahkan jauh dari
ibunya dengan alasan kesibukannya yang padat. Jika seperti ini keadaannya kemungkinan
besar anak akan mengalami gizi yang kurang. Oleh karena itu para orangtua khususnya
para ibu, hendaknya tetap memperhatikan nutrisi dan kesehatan anaknyaditengah
kesibukan mereka melakukan aktivitas sehari-hari.

2. Tujuan.
a. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien gizi kurang.
b. Tujuan Khusus
1). Mampu mendeskripsikan konsep dasar gizi kurang.
2). Mampu mendeskripsikan pengkajian pasien gizi kurang.
3). Mampu mendeskripsikan diagnose keperawatan pasien gizi kurang.
4). Mampu mendeskripsikan implementasi keperawatan pasien gizi kurang.
5). Mampu mendeskripsikan evaluasi terhadap tindakan keperawatan pasien gizi kurang.

3. Manfaat.
1. Bagi penulis
Dapat melaksanakan dan memperdalam keterampilan asuhan keperawatan pada pasien
dengan kasus gizi kurang.
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai pustaka dan bahan pertimbangan dalam menyusun materi
pembelajaran tentang ilmu keperawatan khususnya asuhan keperwatan pada gizi
kurang.
3. Bagi rumah sakit / puskesmas
Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperwatan khususnya pada
pasien gizi kurang.
4. Bagi perawat
Agar mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien penderita gizi kurang
dengan benar.
5. Bagi pasien dan keluarga
Agar pasien dan keluarga mendapat kepastian tentang penyakit gizi kurang dan cara
perawatan gizi kurang dengan benar.
B. TINJAUAN TEORI
1. Konsep medis
a. Definisi
Gizi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transfortasi, penyimpanan
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energy.
Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein, karbohidrat,
lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
b. Etiologi
Gizi kurang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a) Faktor diet / makanan
Makanan yang mengandung cukup energy tetapi kurang protein dapat
menyebabkan akan menderita Kwashiorkor sedangkan anak yang kurang
energy walaupun zat-zat gizi essensialnya seimbang akan menyebabkan anak
menderita marasmus
b) Faktor social
Dimasyarakat pedesaan masih memegang tradisi yang sebenarnya salah bila
dilihat dari segi kesehatan, pantangan untuk menggunakan bahan makanan
tertentu banyak sekali ditemukan, dapat mempengarui status gizi terutama
anak-anak, faktor social yang lain diantaranya keluarga yang mempunyai
banyak anak dan berpenghasilan rendah
c) Faktor infeksi / penyakit
Penyakit infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi karena disebabkan
penurunan daya tahan tubuh terutama pada anak karena asupan yang kurang
akibat anak tidak nafsu makan.
d) Faktor kemiskinan
Kemiskinan merupakan dasar penyakit kurang gizi serta penghasilan
masyarakat negara yang rendah dapat menyebabkan ketidakmampuan
masyarakat memenuhi bahan makanan sendiri ditambah dengan banyak
timbulnya penyakit infeksi dan lingkungan yang kotor, maka timbul gejala
kurang gizi lebih cepat.
c. Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energy. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan
karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan
karbohidrat yang sedikit, hingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidratdi hepar dan
ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton
bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber
energy kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan
mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira
kehilangan separuh dari tubuh.
d. Manifestasi klinik
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh ketidakcukupan asupan nutrisi sesuai dengan
kebutuhan harian anak. Berbagai gejala kurang gizi meliputi:
 Penurunan berat badan drastis
 Massa otot yang menurun
 Massa jaringan yang menurun
 Kehilangan lemak (adipose)
 Perut membengkak
 Pipi dan mata cekung
 Kulit dapat menjadi lebih tipis, kering, inelastic, pucat dan dingin
 Rambut rontok
 Kelelahan parah
 Waktu pemulihan luka yang lama
 Waktu pemulihan dari infeksi lebih lama
 Mudah marah
 Sulit berkonsentrasi
 Risiko tinggi terhadap hipotermia
Selain memiliki gejala tersebut, malnutrisi / kurang gizi juga dapat
menimbulkan gejala yang cukup khas.
Kwashiorkor adalah kurangnya asupan protein, sehinggga mengakibatkan
massa emak dan otot tubuh hilang. Ciri yang paling kentara dari kwashiorkor
yakni perut anak yang membuncit akibat adanya penumpukan cairan (asites).
Marasmus dalah kurangnya asupan energy dan kalori, sehinggga membuat
tubuh anak sangat kurus. Cirri khas dari marasmus yakni berat badan anak
menurun drastic, yang membuat tulangnya kentara dibalik balutan kulit tubuh.
Kekurangan asupan vitamin dan mineral. Beberapa jenis kekurangan vitamin dan
mineral yang paling umum beserta gejala meliputi:
 Vitamin A: mata kering, susah melihat saat malam hari / gelap, risiko
infeksi meningkat
 Seng: nafsu makan menurun, pertumbuhan tubuh terhabat, penyembuhan
luka cenderung ama, rambut rontok, diare.
 Zat besi: gangguan fungsi otak dan mengalami masalah pengaturan suhu
tubuh.
 Yodium: pembesarab kelenjar tiroid, penurunan produksi hormone tiroid,
serta adanya masalah pertumbuhan dan perkembangan.
e. Komplikasi
- Marasmus
- Kwashiorkor
- Anemia
- Gondok
- Beri-beri
Penyakit yang disebabkan karen kekurangan vitamin B1. Penyakit ini
menyerang saraf dan bisa menyebabkan berbagai penyakit komplikasi.
- Pellagra
Penyakit yang timbul karena kekurangan vitamin B3 / niacin.
- Rakhitis
Disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin D. akibatnya tubuh tidak bisa
menyerap kalsium dngan baik, jika tidak diobati maka tulang akan menjadi
melengkung dan bisa menjadi patah tulang.
f. Pemeriksaan diagnostic
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium: kadar gula darah, darah tepi lengkap, feses lengkap,
elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin. Pada pemeriksaan
laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis normostik normokrom
karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan
absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun.
2. Pemeriksaan radiologi (dada, AP dan lateral) juga diperlukan untuk menemukan
adanya kelainan pada paru.
3. EKG
g. Penatalaksanaan
Adapun cara mengatasi gizi kurang adalah:
 Pemberian maknan TKTP dengan ukuran yang telah dianjurkan dan
diberikan secara bertahap.
 Tetap memberikan ASI sesuai dengan aturan secara terus-menerus bagi
anak dibawah 2 tahun.
 Pemberian makanan tambahan.
 Pemberian terapi cairan dan elektrolit bila perlu.
 Control berat badab secara rutin.
 Berikan obat / vitamin sesuai dengan anjuran pengobatan.
 Penyuluhan tentang gizi seimbang terutama bagi orang tua yang memiliki
anak balita.
2. Konsep Asuhan Keperawatan

A. Anamnesis
1. Data umum
- Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang kurang, anak kurus,
atau berat badannya kurang. Selain itu ada keluhan anak kurang/tidak mau makan,
sering menderita sakit yang berulang atau timbulnya bengkak pada kedua kaki,
kadang sampai seluruh tubuh
2. Pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan
dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga
tentang penyakit klien dan lain-lain.
3. Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi:
keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah,
dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan gizi kurang / gizi buruk adalah :
a. Keadaan Umum
Pucat, kurus, atrofi pada ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta
asites. Muka penderita ada tanda moon face dari akibat terjadinya edema.
Penampilan anak kwashiorkor seperti anak gemuk (sugar baby).
b. Tumbuh Kembang
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi
badan juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.
c. Keadaan Psikologis
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut
bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif.
Perubahan mental bisa menjadi tanda anak mengalami dehidrasi. Gizi buruk dapat
mempengaruhi perkembangan mental anak. Terdapat dua hipotesis yang
menjelaskan hal tersebut: karakteristik perilaku anak yang gizinya kurang
menyebabkan penurunan interaksi dengan lingkungannya dan keadaan ini
selanjutnya akan menimbulkan outcome perkembangan yang buruk, hipotesis lain
mengatakan bahwa keadaan gizi buruk mengakibatkan perubahan struktural dan
fungsional pada otak.
d. Status cairan dan elektrolit
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat.
Edemanya bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia,
gangguan dinding kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.
e. Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun
warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang
mudah tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan
tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Sering bulu
mata menjadi panjang. Rambut yang mudah dicabut di daerah temporal (Signo de
la bandera) terjadi karena kurangnya protein menyebabkan degenerasi pada rambut
dan kutikula rambut yang rusak. Rambut terdiri dari keratin (senyawa protein)
sehingga kurangnya protein akan menyebabkan kelainan pada rambut. Warna
rambut yang merah (seperti jagung) dapat diakibatkan karena kekurangan vitamin
A, C, E.
f. Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih
mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit karena
habisnya cadangan energi maupun protein. Pada sebagian besar penderita dtemukan
perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy pavement
dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi
hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan. Terutama bila
tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau ekskreta,
seperti pada bokong, fosa poplitea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha, dan
sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai dengan bercak-bercak kecil merah
yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk menjadi hitam. Pada suatu
saat mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang tidak mengandung
pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi. Kurangnya
nicotinamide dan tryptophan menyebabkan gampang terjadi radang pada kulit.
g. Gigi dan Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan
hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.
h. Hepar
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang
hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan
tanda fibrosis, nekrosis, dan infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi
akibat defisiensi faktor lipotropik.
i. Sirkulasi
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai
penyakit lain, terutama infestasi parasit (ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat
dijumpai anemia berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang
penting untuk pembentukan darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat,
B6). Kelainan dari pembentukan darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang
disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun. Defisiensi protein juga
menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya terjadi
defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen. Bisa terjadi
miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan hipokalemi dan
hipomagnesemia.
j. Pankreas
Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan
usus halus terjadi perlemakan. Pada pankreas terjadi atrofi sel asinus sehingga
menurunkan produksi enzim pankreas terutama lipase.
k. Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-
kadang demikian hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan
makanan hanya dapat diberikan dengan sonde lambung. Diare terdapat pada
sebagian besar penderita. Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa
infeksi atau infestasi usus, intoleransi laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi
laktosa disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat defisiensi
garam empedu, konjugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa
usus halus. Pada anak dengan gizi buruk dapat terjadi defisiensi enzim disakaridase.
l. Otot
Massa otot berkurang karena kurangnya protein. Protein juga dibakar untuk
dijadikan kalori demi penyelamatan hidup.
m. Ginjal
Malnutrisi energi protein dapat mengakibatkan terjadi atrofi glomerulus
sehingga GFR menurun.

B. Diagnosis Keperawatan
1. Deficit nutrisi b / d faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk makan)
2. hipovolume b / d kehilagan cairan aktif, kekurangan inake cairan
3. gangguan integritas kulit / jaringan b / d kekurangan volume cairan, perubahan status
nutrisi
4. gangguan tumbuh kembang b / d efek ketidakmampuan fisik
5. resiko infeksi faktor resiko malnutrisi

C. Intervensi Keperawatan
1. Deficit nutrisi b / d faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk makan)
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi makanan yang disukai
d) Monitor asupan makanan
e) Monitor warna konjungtiva
f) Identifikasi kelainan eliminasi (mis. diare, darah, lender, dan eliminasi yang tidak
teratur)
g) Timbang berat badan
h) Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. indeks massa tubuh)
i) Lakukan oral hygiene sebelum makan bila perlu
j) Anjurkan pemberian makanan tinggi seratuntuk mencegah konstipasi
k) Anjurkan pemberian makanan tinggi kalori dan tinggi protein
l) Anjurkan posisi duduk saat makan
m) Ajarkan diet yang diprogramkan
n) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
2. hipovolume b / d kehilagan cairan aktif, kekurangan inake cairan
a) periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
volume urin menurun)
b) monitor intake dan output cairan
c) hitung kebutuhan cairan
d) berikan asupan cairan oral
e) anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
f) anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
g) kolaborasi pemberian produk darah
3. gangguan integritas kulit / jaringan b / d kekurangan volume cairan, perubahan status
nutrisi
a) identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi, perubahan
status nutrisi, penurunan kelembapan, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
b) lakukan pemijatan pad area enonjolan tulang
c) Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
d) Gunakan produk berbahan petroleum / minyak pada kulit kering
e) Gunakan produk berbahan ringan / alami dan hipoalergik pada kulit sensitive
f) Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
g) Anjurkan menggunakan pelembab
h) Anjurkan minum air yang cukup
i) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
j) Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
k) Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
l) Anjurkan menggunakan tabir surya
m) Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
4. gangguan tumbuh kembang b / d efek ketidakmampuan fisik
a) identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak
b) dukng anak berinteraksi dengan anak lain
c) dukung anak menegkspresikan perasaannya secara positif
d) berikan mainan sesuai dengan usia anak
e) bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai anak
f) jelaskan namanama benda obyek yang ada di lingkungan sekitar anak
g) rujuk untuk konseling, jika perlu
5. resiko infeksi faktor resiko malnutrisi
a) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
b) Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi (mis. sakit parah dengan atau
tanpa demam)
c) Berikan perawatan kulit pada area edema
d) Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
e) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
f) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
g) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
h) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
i) Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah (mis. hepatitis B, BCG,
difteri, tetanus, pertusis, H. influenza, polio, campak, rubella)
j) Informasikan penundaan imunisasi tidak berarti mengulag jadwal imunisasi
kembali
k) Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Gizi merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang seseorang,
sehingga pemenuhan kebutuhan gizi secara adekuat turut menentukan kualitas tumbuh
kembang sebagai sumber manusia dimasa akan datang. Gizi kurang adalah akibat dari
rendahnya konsumsi energy dan protein dari makanan sehari-hari. Gizi kurang adalah
gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan
kehidupan. Adapun penyebab dari kurang gizi adalah karena faktor social, kemiskinan,
laju pertambahan penduduk, dan infeksi. Resiko dari kurang energy protein akan
berpengaruh pada kelahiran dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan fisik,
mental dan kecerdasan anak, dan juga meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang
zat besi.
2. Saran
Adapun saran dari penulis adalah perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat
mengenai gizi buruk melalui penyuluhan maupun diberikan pendidikan kesehatan saat
orangtua mengunjugi fasilitas kesehatan, serta tindak lanjut terhadap faktor-faktor
penyebabnya.
DAFTAR PUSTAKA

News medical. (2015). Penyebab Gizi Kurang. http://www.news-


medical.net/health/Causes-of-malnutrition-(indonesian).aspx

Tim Pokja SDKI PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

www. Scribd.com
LAPORAN PENDAHULUAN
“KURANG GIZI”
KOMPETENSI ANAK DI PUSKESMAS KARASSING
KEC. HERLANG KABUPATEN BULUKUMBA

NAMA : Siti Nurindahyana, S.kep


NIM : D. 18 06 059

Preceptor Klinik Preceptor Institusi

( ) ( )

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM STUDI NERS
TAHUN AJARAN 2019
ASUHAN KEPERAWATAN HOME CARE ANAK
PADA An. “S”
DENGAN DIAGNOSA MEDIS KURANG GIZI / BGM
DI PUSKESMAS KARASSING KEC. HERLANG
KABUPATEN BULUKUMBA

NAMA : Siti Nurindahyana, S.kep


NIM : D. 18 06 059

Preceptror Klinik Preceptor Institusi

( ) ( )

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM STUDI NERS
TAHUN AJARAN 2019

Anda mungkin juga menyukai