TAHUN 2010
OLEH :
APRIYANTI
01.2016.003
CI INSTITUSI CI LAHAN
___________________________ ___________________________
PALOPO
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan taufiq dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini dengan lancer. Penulisan
laporan pendahuluan ini merupakan salah satu kegiatan sebagai tugas yang harus
diselesaikan. Askep ini juga menjadi salah satu aspek penilaian sebagai nilai tambah
dalam kegiatan praktek ini.
Penulisan asuhan keperawatan ini juga sebagai pelatihan bagi kami sebagai
bekal untuk pembuatan karya tulis ilmiah yang nanti akan berguna bagi kami dan
menjadi dasar dari nilai akhir. Oleh karena itu laporan pendahuluan ini sangat penting
dalam kegiatan belajar.
Kritik dan saran yang membangun selalu saya terima demi sempurnanya
laporan pendahuluan beserta asuhan keperawatan ini.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
keadaan normal yakni 100-200 ml/sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
dari tiga kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan
berlangsung singkat dalam beberapa jam atau beberapa hari
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk
cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO
(1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis.
Faktor-faktor fisiologis yang menyebabkan diare sangat erat hubungannya
satu sama lain. Misalnya, cairan dalam lumen usus yang mengkat akan
menyebabkan terangsangnya usus secara mekanis karena meningkatnya
volume sehingga motilitas usus meningkat. Sebaliknya bila waktu henti
makanan di usus terlalu cepat akan menyebabkan gangguan waktu
penyentuhan makanan dengan mukosa usus sehingga penyerapan elektrolit, air
dan zat-zat lain terganggu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Laporan Pendahuluan dari GEA?
2. Apa saja Asuhan Keperawatan dari GEA?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Laporan Pendahuluan dari GEA
2. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan kasus GEA
3
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Penyakit
Gatroenteritis Akut adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dab lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau darah saja. (Ngastiyah,
Perawatan Anak Sakit, 2002 ).
Gastroenteritis Akut atau Diare adalah keadaan di mana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami defekasi sering dengan feses cair, atau feses
tidak berbentuk. (Lynda Juall Carpenito, 2001).
Jenis-jenisnya antara lain :
1) Menurut perjalanan penyakit
Akut : jika < 1 minggu
Berkepanjangan : antara 7 – 14 hari
Kronis : > 14 hari, disebabkan oleh non infeksi
Persisten : > 14 hari, disebabkan oleh infeksi
2) Menurut patofisiologi
Gangguan absorbsi
Gangguan sekresi
Gangguan osmotik
3) Menurut penyebab
Infeksi
Konstitusi
Malabsorbsi
4) Diare dengan masalah lain. Seseorang yang menderita diare mungkin juga
disertai dengan penyakit lain. Seperti : demam, gangguan gizi dan penyakit
lainnya.
B. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor
1. Faktor infeksi
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak.
Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas.
Infeksi virus : Enteroviru, Adenovirus, Rotavirus. Astrovirus.
Infeksi parasit : Cacing ( Ascaris, Trichuris, Oxyuris, strongyloides );
Protozoa ( Etamoba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis );
jamur ( Candida albicans ).
4
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa ).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas.
(Brunner dan Suddarth, 2002, )
C. Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,
hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare
yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat
dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi
berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan
merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi
tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan
dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam
karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam
(pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat
timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai
timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit
nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
5
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen,
sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat
dan dalam. (Kusmaul).
(Hardja Saputra, 2002)
D. Deskripsi Patofisiologi
Dua hal umum yang patut diperhatikan pada keadaan diare akut karena
infeksi adalah faktor kausal (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu
adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang
dapat menimbulkan diare akut yang terdiri atas faktor-faktordaya tahan tubuh atau
lingkungan intern traktus intestinalis seperti keasaman lambung, motilitas usus
dan juga mencakup flora normal usus.
6
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup
ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,
mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan
akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
yang bertambah hebat.
Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu
yang encer ini diberikan terlalu lama.
Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan
baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah
berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila
tidak segera diatasi klien akan meninggal (Carpenito, I.J, 2001)
7
E. Tahapan / Grade / Tingkatan Penyakit
Klasifikasi :
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1. Berdasarkan lama waktu
a. Akut : berlangsung < 5 hari
b. Persisten : berlangsung 15-30 hari
c. Kronik : berlangsung > 30 hari
3. Berdasarkan derajatnya
a. Diare tanpa dihindrasi
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare dengan dehidrasi berat
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) PH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
(Hardja Saputra, 2002)
8
G. Penatalaksanaan Medis
Dasar pengobatan diare antara lain :
1. Pengobatan dietetik
Beri makanan tinggi kalium ; misalnya jeruk, pisang, air kelapa
2. Obat – obatan
Obat anti sekresi
Klorpormazin ; dosis 0,5 – 1 mg/ kg BB/ hari
Antibiotik ; umumnya tidak diberikan jika tdk ada penyebab yang jelas.
Bila penyebabnya kolera, diberikan Tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB/ hari.
Juga diberikan bila terdapat penyakit penyerta seperti OMA, faringitis,
bronkhitis atau BrPn
3. Pemberian cairan
Belum terjadi dehidrasi
Cairan rumah tangga (seperti air tajin, air teh manis, dsb) sepuasnya
dengan perkiraan 40 ml/kg BB/ setiap kali BAB
Dehidrasi Ringan
Beri cairan oralit 30 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, selanjutnya 10 ml /
kg BB atau sepuasnya setiap kali BAB
Dehidrasi Sedang
Beri cairan oralit 100 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, selanjutnya 10 ml /
kg BB atau sepuasnya setiap kali BAB
Dehidrasi Berat
0 – 2 th : RL 70 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, bila dehidrasi beri
cairan oralit 40 ml / kg BB, seterusnya 10 ml / kg BB setiap BAB
> 2 th : RL 110 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, bila syok guyurkan
sampai nadi teraba. Bila masih dehidrasi beri cairan oralit 200 – 300
ml / kg BB tiap jam. Seterusnya cairan oralit 10 ml / kg BB
(Kim, M.J, dkk, 2003)
H. Terapi Farmakologis
Umumnya diare nonspesifik dapat sembuh dengan sendirinya, namun untuk
mengurangi gejala diare dapat digunakan beberapa obat, antara lain :
1. Antimotilitas
2. Antisekretori
3. Adsorben
4. Obat-obat lainnya seperti probiotik, enzim laktase dan zink
(Berarrdi et al., 2009; Spruill and Wade, 2008)
9
I. Komplikasi
J. Analisa Data
TD : 120/80mmHg
BB di RS : 48kg
10
BAB cair berlebih
Cairan tubuh
banyak yang keluar
Ketidaksimbangan
Kebutuhan Cairan
dan Elektrolit dlm
Tubuh
DO : Hiperperistaltik
Bising usus meningkat 20x/menit,
BAB cair >6x, muntah 3x
T=120/80mmHg, terdapat nyeri tekan Menurun
pada abdomen bagian bawah dengan kesempatan utk
skala 6 menyerap makanan
Diare
Gerakan meremas
berlebih
Rangsangan nyeri
Gangguan Rasa
Nyaman Nyeri
3. DS : Bising usus Pemenuhan
meningkat Nutrisi
Pasien mengeluhkan mual dan Kurang dari
muntah-muntah 3x Kebutuhan
DO : Anoreksia, Tubuh
mual,muntah
11
Makan bubur tidak habis hanya 3 suap
sendok makan, minum sedikit ±100cc,
muntah 2-3x dan merasa mual. Ggn. absorbsi
pencernaan
BB SMRS : 50 kg
BB di RS : 48 kg
Resiko tinggi ggn.
kebutuhan nutris
K. Diagnosa Keperawatan
12
L. Rencana Asuhan keperawatan
13
cepat melalui usus
mengurangi absorpsi
elektrolit. Muntah-
muntah juga
menyebabkan kehilangan
elektrolit.
8. Memungkinkan
terapi penggantian cairan
segera untuk
memperbaiki defisit.
9. Deteksi dini
memungkinkan terapi
penggantian cairan
segera untuk
memperbaiki defisit.
10. Informasi yang jelas
akan meningkatkan
kerjasama klien untuk
terapi.
Gangguan 2.Rasa Nyaman Nyeri Tujuan : 1. Dimaksudkan untuk
(nyeri perut) b/d hiperperistaltik Jangka Panjang : Rasa meningkatkan relaksasi
usus, diare, dan muntah nyeri hilang serta otot GI & mengurangi
merasakan rasa nyaman kram.
dalam 3x24jam 2. Cairan dalam jumlah
Jangka Pendek : kecil mengurangi
- Berkurangnya rasa rangsangan mendadak
mules. pada lambung.
- Berkurangnya diare. 3. Pemandangan yang
Dalam 1x24jam tidak menyenangkan atau
bau yang tidak sedap
Klien merasa nyaman merangsang muntah.
Kriteria hasil : 4. Makanan yang
1. Kram/ nyeri mengandung lemak atau
berkurang/hilang. tinggi serat dapat
2. Diare meningkatkan peristaltik
berkurang/hilang. dan
3. Muntah minuman dingin dapat
berkurang/hilang. merangsang kram,
sedangkan minuman panas
dapat
merangsang peristaltik dan
kafein dapat
meningkatkan motilitas
14
usus.
15