OLEH :
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.................................) (.................................)
FAMIKA MAKASSAR
T.A 2023/2024
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Gastroenteritis Akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic. Gastroenteritis Akut (GEA) diartikan
sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan / setengah cair
(setengah padat) dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan seringkali disertai peningkatan
suhu tubuh. Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB
dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250
gram.
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen, Menurut Ngastiyah (2015).
Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan
oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah defekasi yang tidak
normal baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4 kali sehari.
2. Etiologi
yaitu:
a. Faktor infeksi
Infeksi bakteri :
Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter, Yersina, Aeromonas, dan
sebagainya.
Infeksi virus :
f. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.
3. Patofisiologi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
4. Manifestasi Klinis
makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora
h. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam (Kusmaul).
5. Penatalaksanaan Medik
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare
akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium
50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air
tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk
pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi
lebih lanjut.
b. Cairan Parenteral
6. Komplikasi
b. Renjatan hipovolemik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
7. Prognosa
D.0023)
A. Pengkajian
a. Biodata/Identitas
Biodata klien mencakup nama, umur, jenis kelamin. Biodata penanggung jawab
perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial meliputi nama, umur, agama,
b. Riwayat Keperawatan
timbul diare.
Keluhan utama : biasanya feses semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air
dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali
c. Riwayat sosial
yang diberikan, tindakan apabila ada anggota keluarga yang sakit, penggunaan
Pola nutrisi
Makanan apa saja yang disukai dan yang tidak ? Bagaimana selera makan
Pola Eliminasi
bagaimana warna, bau, dan apakah terdapat darah? Serta ditanyakan apakah
Pola tidur/istirahat
Berapa jam sehari tidur? Berangkat tidur jam berapa? Bangun tidur jam
b. Sistem pernafasan
Pernafasan lebih cepat dan dalam (kusmaul) karena asidosis metabolik. Keadaan ini
terjadi pada pasien yang mengalami diare berat dan mengalami gangguan biokimiawi
Nadi cepat > 160 x/mnt dan lemah, TD menurun < 90 mmHg, muka pucat, akral
d. Sistem neurologi
Penurunan kesadaran bila sudah terjadi dehidrasi berat, kejang karena terjadi
e. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, warna urine kuning keruh, konsistensi pekat (jika terjadi
syok hipovolemik).
f. Sistem pencernaan
Mual muntah, diare >3x sehari encer mungkin bercampur lendir /darah, bising usus
meningkat, distensi abdomen, nyeri perut, perut teraba keras (kram abdomen).
g. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, selaput mukosa dan bibir kering, kulit didaerah perianal merah,
lecet.
h. Sistem musculoskeletal
C. Pemeriksaan Penunjang
5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
dianjurkan
7. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
8. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (gda) & elektrolit (na,
Kehilangan BB
Menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dijepit antara ibu jari dan telunjuk
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare
menditeksi giardiasis dan tes serologic amebiasis, dan foto x-ray abdomen. Pasien
dengan diare karena virus,biasanya memiliki jumlah dan hitung jenis leukost yang
normal atau limfositosis. pasien dengan infeksi bakteri terutama pada infeksi bakteri
yang infasif ke mukosa, memiliki leukositosis dengan kelebihan darah putih muda.
pemeriksaaan tinja dilakukan untuk mellihat adanya leukosit dalam tinja yang
(Sudoyo,2017:408)
Distensi
Abdomen
Patoflodiagram Berhubungan Dengan Penyimpangan KDM
Faktor makanan (basi, beracun, alergi Faktor Psikologis Faktor infeksi (bakteri Faktor malabsopsi (karbohidrat,
makanan) dan virus) protein, lemak)
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit HIPOVOLEMIA RESIKO DEFISIT DIARE
NUTRISI
D. Diagnosa Keperawatan
D.0023)
penyebap diare
Observasi :
2. Untuk mengetahui
1. Identifikasi penyebap
makanan yang
diare
dikomsumsi klien
2. Identifikasi riwayat
3. Untuk mengetahui
pemberian makanan
warna, volume,
3. Monitor, warna
frekuensi dan
volume, frekuensi
konsistensi tinja
dan konsistensi tinja
4. Untuk mengetahui
4. Monitor tanda dan
tanda dan gejala
gejala hipovolemia
hipovolemia
5. Monitor jumlah
5. Untuk mengetahui
pengeluaran diare
jumlah
Terapeutik :
pengeluaran BAB
1. Berikan asupan (Frekuensi BAB)
yang dialami
2. Anjurkan
klien
menghindari
Kolaborasi : terjadinya
kekurangan nutrisi
1. Kolaborasi obat
memburuknya
infeksi yang
diaami klien
Kolaborasi:
1. Untuk pengeras
feses
1. monitor oksigenisasi
mengubah posisi
Teraupetik :
2. tempatkan pada
3.
modified 2. Untuk
trendelenburg memberikan
kebutuhan cairan
1. Anjurkan
dan mencegah
memperbanyak
memburuknya
cairan oral
hipovolemia yang
Kolaborasi
dialami klien
1. Kolaborasi
Edukasi :
pemberian cairan IV
1. Untuk memenuhi
isotonis (mis. Nacl,
kebutuhan cairan
RL)
dan mencegah
memburuknya
hipovolemia yang
Kolaborasi :
1. Untuk memenuhi
keutuhan cairan
klien