Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN PADA NY.

S DENGAN DIAGNOSA

G2P1A0 USIA KEHAMILAN 9 MINGGU + MISSED ABOSTION DI


RUANG PONEK/ VK RSUD DAYA MAKASSAR

DISUSUN OLEH:

ASMITA AZIS S.kep

71221720201

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PFOFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR

2023/2024
ABORTUS MISSED

A. Konsep Teori Abortus Missed


1. Definisi
Missed abortion adalah kegurutan yang terjadi tanpa gejala.
Padahal, umumnya keguguran ditandai dengan perdarahan, kram parah,
dan tubuh yang melemah.Kondisi yang juga dikenal dengan missed
miscarriage atau silent miscarriage ini terjadi saat janin tidak
berkembang, tetapi masih berada di dalam rahim.Jaringan tubuh janin
atau kantong ketuban yang telah kosong masih berada di dalam rahim,
sedangkan mulut rahim yang seharusnya menjadi jalan keluar bayi telah
tertutup.
Seperti pada penjelasan di atas, missed abortion merupakan
keguguran yang tidak disertai gejala apa pun.Sebagian orang mungkin
mengalami keluarnya bercak atau flek, tetapi banyak pula yang tidak
mengalami gejala sama sekali.Pada beberapa kasus keguguran tanpa
gejala, ibu hamil justru masih bisa merasakan keluhan terkait
kehamilan karena plasenta masih berada di dalam rahim.Karena plasenta
masih berada di dalam rahim, tubuh Anda akan terus memproduksi
hormon kehamilan.Selain itu, missed miscarriage lebih sering terjadi pada
trimester satu dan dua ketika aktivitas janin belum banyak terdeteksi.Jadi,
sekalipun aktivitas janin tiba-tiba menghilang, dokter kandungan tidak
bisa langsung menyimpulkan bahwa itu merupakan gejala keguguran.
Pengguguran kandungan atau aborsi atau abortus menurut:
a. Medis : abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun
sebelum janin mampu bertahan hidup pada usia kehamilan sebelum 20
minggu didasarkan pada tanggal hari pertama haid normal terakhir
atau berat janin kurang dari 500 gram (Williams, 2006).
b. Kamus Besar Bahasa Indonesia : terjadi keguguran janin, melakukan
abortus (dengan sengaja karena tidak menginginkan bakal bayi yang
dikandung itu).
2
c. Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin
yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di luar kandungan,
mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi, karena
jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500
gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran
kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari
20 minggu (Manuaba, 2007)
d. Missed aborsion : Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus
telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan
hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan di dalam kandungan.
Penderita missed abortion biasanya tidak merasakan keluhan apapun
kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti yang
diharapkan. Bila kehamilan di atas 14 minggu sampai 20 minggu
penderita justru merasakan rahimnya semakin mengecil dengan tanda-
tanda kehamilan sekunder pada patudara mulai menghilang.
Kadangkala missed abortion juga diawali dengan abortus imminens
yang kemudian merasa sembuh, tetapi pertumbuhan janin terhenti.
Pada pemeriksaaan tes urin kehamilan biasanya negatif setelah satu
minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan. Pada pemeriksaan
USG akan didapatkan uterus yang mengecil, kantong gestasi yang
mengecil dan bentuknya tidak beraturan yang disertai gambaran feus
yang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Bila missed abortion
berlangsung lebih dari 4 minggu harus diperhatikan kemungkinan
terjadinya gangguan penjendalan darah oleh karena
hipofibrinogenemia sehingga perlu diperiksa koagulasi sebelum
tindakan evakuasi dan kuretase.

2. Etiologi
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab
terjadinya salah satu komplikasi kehamilan ini.Namun, diperkirakan
3
bahwa sekitar 50% penyebab missed miscarriage sama dengan penyebab
keguguran pada umumnya, yaitu kelainan pada kromosom.Normalnya, sel
telur dan sperma mempunyai 23 pasang kromosom yang terdiri dari 22
pasang kromosom tubuh (autosom) dan 1 pasang kromosom seks
(gonosom).
Kelainan pada jumlah atau bentuk kromosom dapat menjadi
penyebab terhentinya perkembangan janin sehingga ibu hamil mengalami
keguguran.
Penyeba secara umum yaitu:
a. Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus
pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan
kelainan ini adalah
1) Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X
2) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
3) Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau
atau alkohol.
b. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena
hipertensi menahun.
c. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan
dan toksoplasmosis
d. Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus
pada trimester
e. kedua) retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
3. Patofiologis
Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya sebagian atau
seluruh bagian embrio akibat adanya perdarahan minimal pada desidua.
Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat perdarahan subdesidua
tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi uterus dan mengawali proses
abortus. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, embrio rusak atau cacat
yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan villi chorialis

4
cenderung dikeluarkan secara in toto, meskipun sebagian dari hasil
konsepsi masih tertahan dalam cavum uteri
atau di canalis servicalis. Perdarahan pervaginam terjadi saat proses
pengeluaran hasil konsepsi.
Pada kehamilan 8 – 14 minggu, mekanisme diatas juga terjadi atau
diawali dengan pecahnya selaput ketuban lebih dulu dan diikuti dengan
pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih tertinggal dalam
cavum uteri. Plasenta mungkin sudah berada dalam kanalis servikalis atau
masih melekat pada dinding cavum uteri. Jenis ini sering menyebabkan
perdarahan pervaginam yang banyak. Pada kehamilan minggu ke 14 – 22,
Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta
beberapa saat kemudian. Kadang-kadang plasenta masih tertinggal dalam
uterus sehingga menyebabkan gangguan kontraksi uterus dan terjadi
perdarahan pervaginam yang banyak. Perdarahan umumnya tidak terlalu
banyak namun rasa nyeri lebih menonjol. Dari penjelasan diatas jelas
bahwa abortus ditandai dengan adanya perdarahan uterus dan nyeri
dengan intensitas beragam
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai
bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya
benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted ovum), mungkin pula janin
telah mati lama (missed abortion), yaitu retensi hasil konsepsi 4-8 minggu
setelah kematian janin. Pertumbuhan uterus berhenti kemudian tegresi.
Denyut jantung janin tidak berdenyut pada auskulatasi ketika diperkirakan
berdasarkan tanggal. Tidak terasa ada gerakan janin lagi. Apabila
mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka ia dapat
diliputi oleh lapisan bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola krueta.
Bentuk ini menjadi mola karnosa apabila pigmen darah telah diserap dan
dalam sisanya terjadi organisasi, sehingga semuanya tampak seperti
daging. Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak
berbenjol-benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.

5
Pada janin yang telah mati dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
proses mumifikasi yaitu janin mengering dan karena cairan amnion
menjadi berkurang akibat diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus
kompresus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas
perkamen (fetus papiaesus). Kemungkinan lain janin mati yang tidak
segera dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, yaitu kulit terkelupas,
tengkorang menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan
seluruh janin berwarna kemerah-merahan.

Pathaway

6
4. Manifestasi Klinis
Penderita missed abortion biasanya tidak merasakan keluhan
apapun kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti yang
diharapkan. Bila kehamilan di atas 14 minggu sampai 20 minggu
penderita justru merasakan rahimnya semakin mengecil dengan tanda –
tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang (payudara
mengecil kembali). Kadangkala missed abortion juga diawali dengan
abortus iminens yang kemudian merasa sembuh, tetapi pertumbuhan janin
terhenti. Pada pemeriksaan dalam, serviks tertutup dan ada darah sedikit
(Mochtar, 2006).
Pada pemeriksaan tes urin kehamilan biasanya negative setelah 2-3
minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan. Pada pemeriksaan USG
akan didapatkan uterus yang mengecil, kantong gestasi yang mengecil,
dan bentuknya tidak beraturan disertai gambaran fetus yang tidak ada
tanda – tanda kehidupan. Bila missed abortion berlangsung lebih dari 4
minggu harus diperhatikan kemungkinan terjadinya gangguan pembekuan
darah oleh karena hipofibrinogenemia sehingga perlu diperiksa koagulasi
sebelum tindakan evakuasi dan kuretase.
5. Komplikasi
Pada retensi janin mati yang sudah lama terutama pada kehamilan
yang telah mencapai trimester kedua plasenta dapat melekat erat pada
dinding uterus sehingga sangat sulit untuk dilakukan kuretase, dan juga
terjadi gangguan pembekuan darah. Akan terjadi perdarahan gusi, hidung
atau dari tempat terjadinya trauma. Gangguan pembekuan tersebut
disebabkan oleh koagulopati konsumtif dan terjadi hipofibrionogenemia
sehingga pemerksaan studi koagulasi perlu dilakukan pada missed
abortion.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostic pada missed abortion adalah :
a. Hitung darah lengkap : dapat berupa peningkatan sel darah putih,
punurunan Hb dan hematokrit
7
b. Titer Gonadotropin Kronik manusia (HCL) menurun pada kehamilan
ektopik, meningkat pada molahidatidosa
c. Kadar estrogen dan progesterone menurun pada aborsi spontan
d. Ultra Sonografi memastikan adanya janin
7. Penatalaksanaan
Pengelolaan missed abortion perlu diutarakan kepada pasien dan
keluarganya secara baik karena risiko tindakan operasi dan kuretase ini
dapat menimbulkan komplikasi perdarahan atau tidak bersihnya
evakuasi/kuretase dalam sekali tindakan. Faktor mental penderita perlu
diperhatikan, karena penderita umumnya merasa gelisah setelah tahu
kehamilannya tidak tumbuh atau mati. Pada umur kehamilan kurang dari
12 minggu tindakan evakuasi dapat dilakukan secara langsung dengan
melalukan dilatasi dan kuretase bila serviks uterus memungkinkan. Bila
umur kehamilan di atas 12 minggu atau kurang dari 20 minggu dengan
keadaan serviks uterus yang masih kaku dianjurkan untuk melakukan
induksi terlebih dahulu untuk mengeluarkan janin atau mematangkan
kanalis servikalis. Beberapa cara dapat dilakukan antara lain dengan
pemberian infuse intravena cairan oksitosin dimulai dari dosis 10 unit
dalam 500 cc dekstrose 5% tetesan 20 tetes permenit dan dapat diulangi
sampai total oksitosin 50 unit dengan tetesan dipertahankan untuk
mencegah terjadinya retensi cairan tubuh. Jika tidak berhasil, penderita
diistirahatkan satu hari dan kemudian induksi diulangi biasanya maksimal
3 kali. Setelah janin atau jaringan konsepsi berhasil keluar dengan induksi
ini dilanjutkan dengan tindakan kuretase sebersih mungkin. Pada decade
belakangan ini banyak tulisan yang telah menggunakan prostaglandin atau
sintetisnya untuk melakukan induksi pada missed abortion. Salah satu
cara yang banyak disebutkan adalah dengan pemberian misoprostol secara
sublingual sebanyak 400mg yang dapat diulangi 2 kali dengan jarak enam
jam. Dengan obat ini akan terjadi pengeluaran hasil konsepsi atau terjadi
pembukaan ostium serviks sehingga tindakan evakuasi dan kuretase dapat
dikerjakan untuk mengosongkan kavum uteri. Kemungkinan penyulit
8
pada tindakan missed abortion ini lebih besar mengingat jaringan plasenta
yang menempel pada dinding uterus biasanya sudah lebih kuat. Apabila
terdapat hipofibrinogenemia perlu disiapkan transfusi darah segar atau
fibrinogen. Pasca tindakan kalau perlu dilakukan pemberian infuse
intravena cairan oksitosin dan pemberian antibiotika.
B.KEHAMILAN
Kehamilan menurut Menurut World Health Organization (WHO),
kehamilan adalah proses sembilan bulan atau lebih di mana seorang
perempuan membawa embrio dan janin yang sedang berkembang di
dalam rahimnya1. Lama kehamilan adalah 280 hari atau 40 pekan atau 10
bulan2. WHO 2022 telah mengupdate panduan dan definisi terkait
kehamilan, yang telah disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi medis terkini 3

Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi awal


kehidupan generasi berikut. Pencegahan masalah gizi pada ibu hamil
merupakan hal penting dilaksanakan mulai dari menjaga kesehatan dan
status gizinya saat sebelum dan selama kehamilan, dilanjutkan dengan
setelah melahirkan dan masa menyusui. Salah satu kebutuhan esensial
untuk proses reproduksi sehat adalah terpenuhinya kebutuhan energi,
protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan (termasuk air) serta serat
yang cukup baik kuantitas maupun kualitas
Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro
(karbohidrat, protein dan lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin
A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng, kalsium dan iodium dan zat mikro
lain pada wanita usia subur yang berkelanjutan (sejak masa remaja, pra
konsepsi sampai masa kehamilan), mengakibatkan terjadinya Kurang
Energi Kronis ( KEK) pada masa kehamilan yang diawali dengan kejadian
“risiko” KEK dan ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam jangka
waktu cukup lama yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
kurang dari 23,5 cm atau Indeks Massa Tubuh (IMT) pra hamil atau
Trimester I (usia kehamilan ≤12 minggu) dibawah 18,5 kg/m2. Indeks
9
Massa Tubuh (IMT) adalah perbandingan antara berat badan (dalam
kg)dengan tinggi badan (dalam meter), rumus perhitungan BB/(TB)2
(kg/m2).

a) Tanda-tanda hamil

a) Terlambat menstruasi: Tidak terjadinya menstruasi setelah


4-5 hari atau lebih sejak tanggal seharusnya.
b) Perubahan payudara dan puting: Payudara terasa lebih
kencang, warna puting memerah dan menonjol serta areola
(area sekitar puting) berubah warna menjadi lebih hitam.
c) Mual dan muntah: Mual dapat dialami dengan atau tanpa
muntah. Dilansir dari American Pregnancy Association
(APA), lebih dari 50 persen wanita hamil mengalami
morning sickness.
d) Kram perut: Kram perut ringan bisa terjadi pada awal
kehamilan karena adanya perubahan hormon.
e) Sering buang air kecil: Sering buang air kecil terjadi karena
adanya peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan
kadar cairan tubuh.
f) Kelelahan: Kelelahan yang berlebihan bisa menjadi tanda
awal kehamilan.
g) Perubahan suasana hati: Perubahan suasana hati yang tiba-
tiba bisa menjadi tanda awal kehamilan.
h) Namun, perlu diingat bahwa tidak semua wanita
menunjukkan tanda-tanda hamil yang seragam. Ada yang
mengalami mual dan muntah tapi tidak merasa kram perut
implantasi atau sebaliknya. Bahkan, wanita yang sudah
pernah hamil mungkin saja mengalami tanda hamil yang
berbeda di setiap kehamilannya. Ini terjadi karena tubuh
setiap wanita pasti berbeda, sehingga bagaimana mereka

10
bereaksi terhadap perubahan pada tubuhnya juga akan
berbeda.
b) Cara menghitung usia kehamilan

Untuk menghitung usia janin, terdapat beberapa cara yang dapat


dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggunakan rumus
Naegele. Berikut adalah langkah-langkahnya 1:

1. Tentukan hari pertama haid terakhir (HPHT).


2. Tambahkan 1 tahun ke dalam HPHT.
3. Tambahkan 7 hari ke dalam hasil penjumlahan di atas.
4. Mundurkan 3 bulan dari hasil penjumlahan di atas.

Contoh: Jika HPHT adalah tanggal 22 Juli 2023, maka


perhitungannya adalah sebagai berikut:

 22 Juli 2023 + 1 tahun = 22 Juli 2024


 22 Juli 2024 + 7 hari = 29 Juli 2024
 29 Juli 2024 - 3 bulan = 29 April 2024

Dengan demikian, usia janin pada tanggal 27 Januari 2024 adalah


sekitar 13 minggu atau 3 bulan

c) Gizi seimbang untuk ibu hamil

Standar kebutuhan zat gizi berdasarkan angka kecukupan gizi yang


dianjurkan bagi masyarakat Indonesia pada kelompok perempuan
usia 19-49 tahun berkisar 2150 - 2250 kkal dan protein 60 gram per
hari. Pada ibu hamil normal diperlukan tambahan energi sebesar
180 – 300 kkal dan protein mencapai 30 gram per hari. Untuk
memperoleh penambahan berat badan sebesar 0.5 kg/minggu,
termasuk untuk ibu hamil KEK, dibutuhkan tambahan asupan
energi sebesar 500 kkal/hari dari asupan energi hariannya, dimana
11
kurang dari 25% kandungan energi dalam makanan tambahan
berasal dari protein.

d) Porsi makan ibu hamil

e) Pentingnya makanan tambahan untuk ibu hamil


Ibu hamil yang tidak mendapatkan kecukupan kebutuhan zat
gizinya, akan mengalami kurang energi kronis ( Bumil KEK). Ibu Hamil
Kurang Energi Kronis (KEK) adalah Ibu Hamil yang memiliki risiko KEK
yaitu yang mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) di bawah 23,5

12
cm atau Indeks Massa Tubuh (IMT) pada pra hamil atau Trimester I (usia
kehamilan ≤12 minggu) dibawah 18,5 kg/m2 (Kurus).
f) Tips sehat ibu hamil
g) Melakukan pemeriksaan kehamilan/ANC rutin
h) Selama hamil makan 3 kali makanan utama ditambah dengan 1-2 kali
makanan selingan dalam sehari sesuai dengan anjuran porsi makan ibu
hamil
i) Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) atau suplementasi zat gizi mikro
lainnya selama masa hamil
j) Cukup konsumsi air putih
k) Mengonsumsi garam beriodium
l) Pada kondisi tertentu seperti mual pada trimester pertama dan mudah
kenyang pada trimester akhir, maka konsumsi makanan dalam porsi kecil
tapi sering. Buah dan sayur harus masuk dalam menu sehari-hari ibu.
m) Mengonsumsi makanan tambahan
n) Membatasi konsumsi kopi atau minuman berkafein lainnya
o) Membatasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi gula, garam, dan
lemak
p) Menghindari konsumsi makanan yang merangsang pencernaan
q) Rutin memantau pertambahan berat badan
r) Cukup istirahat
s) Disiplin dalam penerapan hidup bersih dan sehat

a.

13
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Berupa nama, umur, jenis kelamin: biasanya paling
banyak perempuan, nama orang tua, pekerjaan orang
tua, pendidikan orang tua, alamat dan diagnosa medis
serta tanggal masuk RS.

b. Keluhan utama
Biasanya pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir.
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien biasanya mengeluh keluar darah dari jalan lahir.
flek-flek dan mulai keluar darah semakin banyak.
d. Riwayat haid
Haid tidak teratur
e. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik, composmentis
1) Kepala : bentuk mesocephal
2) Mata : konjunctiva palpebra anemis atau ikterik
3) Mulut : pucat atau sianosis
4) Status Gynekologi
Keluar darah, selaput dalam mungkin utuh, nyeri vaginabisa
ditemukan. Kemerahan pada vagina.
f. Pemeriksaan Penunjang
USG :

14
Hasil : Missed Abortion

LABORATIRIUM

15
2. Diagnosa Keperawatan
a) Devisit Volume Cairan b.d perdarahan
b) Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
c) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
d) Cemas b.d kurang pengetahuan
3. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan KH INTERVENSI


1. 1. Devisit Tujuan: setelah a. Kaji kondisi
Volume diberikan asuhan status
Cairan b.d keperawatan 3x24 hemodinamika
perdarahan jam tidak terjadi b. Ukur
devisit volume pengeluaran
cairan, seimbang harian
antara intake dan c. Berikan
output baik jumlah sejumlah cairan
maupun kualitas. pengganti
Kreteria hasil: harian
- Turgor kulit d. Evaluasi status
elastis dan lembab hemodinamika
- Mukosa mulut
lembab
- Nadi 75-80x/mnt
- RR 18-20x/mnt
2. Gangguan Tujuan: setelah a. Kaji tingkat
Aktivitas b.d diberikan asuhan kemampuan
kelemahan, keperawatan selama klien untuk
penurunan 3x24 jam kllien beraktivitas
sirkulasi dapat melakukan b. Kaji pengaruh

16
aktivitas tanpa aktivitas
adanya komplikasi terhadap
kondisi
uterus/kandung
c. Bantu klien
untuk
memenuhi
kebutuhan
aktivitas
sehari-hari
d. Bantu klien
untuk
melakukan
tindakan sesuai
dengan
kemampuan/ko
ndisi klien
e. Evaluasi
perkembangan
kemampuan
klien
melakukan
aktivitas
3. Nyeri Tujuan; setelah a. Kaji tingkat
berhubunga diberikan asuhan nyeri pasien
n dengan keperawatan selama b. Observasi
kontraksi 3x24 jam tanda vital.
uterus diharapkan nyeri c. Terangkan
ditandai berkurang atau nyeri yang
dengan terkontrol diderita klien
pasien Kriteria evaluasi : dan
17
mengeluh Pasien penyebabnya
nyeri pada melaporkan nyeri d. Ajarkan
perut, terasa berkuran metode
kram, terasa Pasien tampak distraksi
ada tekanan rileks e. Kolaborasi
pada Tanda vital dalam
punggung, normal pemberian
pasien analgetik
tampak
meringis.
4. Cemas s.d Tujuan: setelah a. Kaji tingkat
kurang diberikan asuhan pengetahuan/per
pengetahuan keperawatan selama sepsi klien dan
3x24jam keluarga
diharapkantidak terhadap
terjadi kecemasan, penyakit
pengetahuan klien b. Kaji derajat
dan keluarga kecemasan yang
terhadap penyakit dialami klien
meningkat c. Bantu klien
mengidentifikas
i penyebab
kecemasan
d. Asistensi klien
menentukan
tujuan
perawatan
bersama
e. Terangkan hal-
hal seputar
aborsi yang
18
perlu diketahui
oleh klien dan
keluarga

DAFTAR PUSTAKA

: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.


Manuaba. 2007. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperwa
William. 2006. Abortus dalam obstetric. Medical mini notes.
Missed Abortion, Keguguran yang Terjadi Tanpa Gejala (hellosehat.com)
Kehamilan (kemkes.go.id)

19
Bing Chat with GPT-4

20

Anda mungkin juga menyukai