KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup
di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama
kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin
dalam rahim. Manuaba, 2007:683).
Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil
konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik uteri (Sarwono, 1996, hal.
261). Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan
masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000)
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20
minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat (Mansjoer, Arif M,
1999). Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada
paruh pertama kehamilan (William Obstetri, 1990).
B. Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian
mudigah. Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan
dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi
sebagai berikut.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau
cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil
mudah. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah
sebagai berikut:
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan
ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar
tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan
pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam
uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
2. Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis,
malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus, atau
plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan
kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan,
laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti brusellosis,
mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus
walaupun lebih jarang.
4. Kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat
menyebabkan abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversio uteri
gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.
Sebab lain abortus dalam trimester ke-2 ialah servik inkompeten yang dapat
disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan,
konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.
5. Kelainan endokrin (hyperthiroid, diabetes melitus, kekurangan progesteran)
6. Trauma
7. Gangguan nutrisi
8. Stress psikologis
C. Manifestasi Klinis
E. Klasifikasi
Klasifikasi abortus digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-
faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis
abortus spontaneus meliputi:
a. Abortus Imminens
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus,
dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan
apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang
pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai
beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin
terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri
punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau
rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis. Kadang-
kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.
b. Abortus insipiens
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi
lebih sering dan kual perdarahan bertambah.
c. Abortus inkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya
atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan
yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih
lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan
hipovolemia berat.
d. Abortus kompletus
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada
penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil
konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah
keluar dengan lengkap.
e. Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh
ostium uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul
dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih
bundar, dengan dinding menipis. Pada pemeriksaan ditemukan serviks
membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri
atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan
hasil konsepsi dari kanalis servikalis.
f. Missed Abortion
Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi
janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
Etiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone
progesterone. Pemakaian Hormone progesterone pada abortus imminens
mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.
g. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu
F. Komplikasi
i. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusidarah .Kematian karena perdarahan
dapat terjadi apabila pertolongan tedak segera diberikan pada waktunya.
ii. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamat-amati dengan
teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomie, dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu
histerektomie. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam
menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas;mungkin
pula terjadi perlukaan pada kandung kencing atau usus. Dengan adanya dugaan
atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomie harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan
seperlunya guna mengatasi komplikasi.
iii. Infeksi
Abortus Infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada genetalia.
Diagnosis ditentukan dengan adanya abortus yang disertai gejala dan tanda
infeksi alat genital, seperti panas, takikardia, perdarahan pervaginam yang
berbau, uterus yang membesar, lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis.
iv. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik), dan karena
infeksi berat (syok Endoseptik).
G. Pemeriksaan Diagnostic
i. Pemeriksaan penunjang
a. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah
mati
b. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
c. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
ii. Data laboratorium
a. Tes urine
b. hemoglobin dan hematocrit : hemoglobin terjadi Penurunan (< 10 mg%) dan
hematokrit terjadi Penurunan (< 35 mg%)
c. menghitung trombosit
d. kultur darah dan urine
H. Penatalaksanaan
Penanganan abortus imminens terdiri atas:
1. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan,
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsang mekanik.
2. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada
persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka yang
menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan
hormon progesteron. Apabila dipikirkan bahwa sebagian besar abortus
didahului oleh kematian sel hasil konsepsi dan kematian ini dapat disebabkan
oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron memang tidak
banyak manfaatnya.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih
hidup.
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
7. Bila perdarahan
a. Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.
b. Berlangsung lama: nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan kemungkinan
adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola).
I. Pathway
Kurang
Perdarahan Nyeri abdomen
pengetahuan
Risiko infeksi
Kekurangan
volume cairan
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
a. Data dasar yang meliputi :
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual
b. Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang
meliputi :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat
kehamilan sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yang
meliputi siklus haid, lama haid dan akhir hair
- Pengkajian fisik meliputi :
Usia kehamilan saat ini, adanya tanda – tanda awal kehamilan
Perhatian pendarahan yang terjadi
Adanya infeksi
Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan
Ada riwayat masalah pengobatan
Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga
- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin
- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.
Analgesic administration
2. Menurunkan tingkat nyeri dengan
1. Cek instruksi dokter tentang jenis teknik farmakologi
obat, dosis dan frekuensi
3. Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi
klien
3. Monitor tanda-tanda vital sebelum
dan sesudah diberikan analgesik
Elastisitas turgor kulit baik. Membrane 6. Berikan penggantian nasogastric 7. mengurangi risiko kekurangan
mukosa lembab, tidak ada rasa haus sesuai output voume cairan semakin bertambah
4. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab NIC: teaching disease process 1. Untuk mengetahui pengetahuan pasien
terjadinya keguguran berhubungan dengan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya
kurang informasi. 2. Jelaskan pada pasien tentang 2. Agar pasien mengetahui sebab adanya
Setelah di berikan asuhan keperawatan penyebab dari gangguan kehamilan, gangguan dari kehamilan
selama 1×1 jam diharapkan terjadi misalnya adanya penyakit ibu, 3. Untuk mengetahui perkembangan
peningkatan pengetahuan pasien dan kelainan traktur genitalis, trauma, kehamilan pasien
keluarga dengan kriteria hasil : gizi
3. Anjurkan untuk memeriksakan
Knowledge : disease process, health
kehamilan secara teratur
behavior
1. Pasien/Keluarga dapat
menyebutkan penyebab abortus
2. Pasien/keluarga dapat
menyebutkan kembali tanda gejala
abortus
3. Pasien/keluarga dapat
menyebutkan kembali efek
samping abortus
4. Pasien/keluarga dapat
menyebutkan kembali penanganan
terhadap efek samping yang timbul
akibat abortus
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
1) Nama : Ny. M
2) Umur : 39 tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : S1
6) Pekerjaan : Swasta
7) Suku Bangsa : Buton / Indonesia
8) Alamat : Desa Kaofe Kec. Kadatua
9) Diagnose medis : Abortus Imminens
10) Tanggal dan jam masuk RS : 09-01-2020, jam 06:30 WITA
11) Tanggal Pengkajian : 09-01-2020 jam 08.30
b. Identitas Penanggung jawab
1) Nama : Tn. H
2) Umur : 45 tahun
3) Jenis kelamin : Laki - laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : S1
6) Pekerjaan : Swasta
7) Suku dangsa : Buton/ Indonesia
8) Hubungan dengan klien : Suami
2. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama : Keluar darah dari jalan lahir.
Alasan masuk rumah sakit : Klien mengeluh keluar darah bercak-bercak dari
jalan lahir setelah melakukan aktifitas, berwarna merah jambu, selain itu klien
mengeluh nafsu makan berkurang merasa lemas dan pusing , kadang merasa
mual dan mntah dan nyeri di bagian bawah perut, kemudian jam 06:30 sampai
di bawa ke RS jam 06:45 ditangani di IGD.
3. Riwayat kesehatan lalu
Penyakit yang pernah dialami : Klien mengatakan tidak pernah mengalami sakit
tyfus dan anemia,
Kecelakaan : Klien mengatakan belum pernah mengalami kecelakaan yang
serius hingga di bawa dan di rawat di RS
Pernah dirawat : Klien mengatakan pernah di rawat di RS waktu melahirkan
anak yang pertama dan kedua
Alergi : Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat-obatan, namun ada
alergi terhadap makanan, seperti teri dan sejenis ikan laut
Imunisasi : Klien mengatakan mendapatkan imunisasi lengkap (TT 1, TT 2)
4. Riwayat obstetrik masa lalu
Riwayat obstetrik masa lalu G3P2A0
5. Keluarga berencana
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan KB
6. Genogram
a) Susunan keluarga
Keterangan :
: Laki - Laki
: Perempuan
: Risiko Keguguran/abortus
b) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga : Klien mengatakan dalam
anggota keluarganya tidak yang menderita penyakit hipertensi, tyfus, anemia
berat.
c) Penyakit yang sedang diderita keluarga : Klien mengatakan keluarganya
dalam kondisi yang sehat.
7. Riwayat kesehatan lingkungan
Kebersihan rumah dan lingkungan : Klien mengatakan selalu menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya. Untuk pencahayaan rumah cukup,
fentilasi rumah juga cukup.
Glukosa Sewaktu
- 88 mg/dl < 125
Sero-Imun
- HBsAg Non reaktif (-)
Terapy
Infuse RL 20 tpm
histolam 2x1 tablet
asam folat 2x 600 mikro gram
premaston 2x 5mg
B. ANALISA DATA
Tanggal Data Fokus Diagnosa Keperawatan
09/01/2020 DS : klien mengatakan keluar darah dari jalan rahim Kekurangan volume cairan
klien mengatakan sering haus berhubungan dengan
kehilangan cairan
DO : Klien tampak lemah dan agak pucat, turgor kulit (perdarahan)
jelek, kelembaban kulit kering, mukosa bibir kering,
TD: 110/70 mmHg, N : 90 x/ menit, t: 37,0’ C.
± 15 cc
09/01/2020 DS : klien mengatakan nyeri pada bagaian bawah perut Nyeri berhubungan dengan
P : Saat gerak kontraksi uterus
Q : Seperti di remes - remes
R : Bagian bawah perut
S : 5 (sedang)
T : kurang lebih 5 menit
DO : klien tampak meringis menahan nyeri
09/01/2020 DS : klien mengatakan lemas dan cepat lelah saat Intoleransi aktifitas
beraktifitas berhubungan dengan
kelemahan umum
DO : pasien tampak menahan kesakitan, terpasang infus
RL 20 tpm TD: 100/70 mmHg, RR : 16x/mnt
C. INTERVENSI
DAFTAR PUSTAKA