A. DEFINISI ABORTUS
- Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (Bagian Obgyn
Unpad, 1999). Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai
1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.
- Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau kurang
dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan (Hacker and
Moore, 2001).
C. ETIOLOGI
D. KLASIFIKASI ABORTUS
6. Abortus habitualis
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam decidua basalis, diikuti oleh
nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing didalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya,
karena vili koreales belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada
kehamilan 8 sampai 14 minggu, telah masuk agak dalam, karena plasenta tidak
dikeluarkan secara utuh sehingga banyak terjadi perdarahan. Pada kehamilan 14
minggu keatas, yang umumnya bila kantong ketuban pecah maka disusul dengan
pengeluaran janin dan plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak
banyak terjadi jika plasenta terlepas dengan lengkap.
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka
ovum akan dikelilingi oleh kapsul gumpalan darah, isi uterus dinamakan mola
kruenta. Bentuk ini menjadi mola karneosa apabila pigmen darah diserap
sehingga semuanya tampak seperti daging. Pada janin yang telah meninggal dan
tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi: janin mengering dan menjadi
agak gepeng atau fetus compressus karena cairan amnion yang diserap. Dalam
tingkat lebih lanjut janin menjadi tipis seperti kertas perkamen atau fetus
papiraseus. Kemungkinan lain yang terjadi apabila janin yang meninggal tidak
dikeluarkan dari uterus yaitu terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak
menjadi lembek, dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.
- Pemeriksaan dalam: serviks tertutup, perdarahan dapat terlihat dari ostium, tidak
ada kelainan pada serviks, tidak terdapat nyeri goyang serviks atau adneksa.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, hematokrit, golongan darah, serta reaksi
silang analisis gas darah, kultur darah, terresistensi.
2. Tes kehamilan: positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
3. Pemeriksaan dopler
4. USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
5. Pemeriksaan kadar fibrinogen.
H. KRITERIA DIAGNOSIS
Ada terlambat haid atau amenorea kurang dari 20 minggu. Perdarahan pervaginam,
mungkin disertai jaringan hasil konsepsi. Rasa sakit atau keram perut di daerah atas
simpisis.
1. Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi
perdarahan melalui ostium uteri eksternum disertai mules sedikit atau tidak sama
sekali , uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, servik masih menutup, dan
test kehamilan positif.
2. Juga didukung dengan pemeliksaan USG untuk membedakan dengan kasus
blighted ovum.
I. PENATALAKSANAAN
J. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita pelu diamati dengan teliti. Jika
ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan
bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan
persolan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi
perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya
cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi
komplikasi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan
yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila infeksi
menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan
diikuti oleh syok.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
infeksi berat (syok endoseptik).
K. DAFTAR PUSTAKA
A. IDENTITAS
1. Nama penderita : Ny. TE
2. Umur : 38 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Status : Menikah
8. Alamat :Perum Handik Makmur 2 Rt 15/2 Kelurahan Karangroto,
Kecamatan Genuk,Semarang
9. Tanggal Masuk : 10-3-2015
10. Ruang : B.Nisa 2
11. Kelas : II
B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 10 Maret 2015
1. Keluhan Utama :
Pasien hamil 12 minggu datang dengan keluhan keluar flek – flek sejak 2 hari yang lalu
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien G2P1A0 gravida 12 minggu datang Poli Kandungan RISA dengan mengeluh keluar
flek- flek bewarna coklat dan banyak sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh sakit
di perut bagian bawah. Riwayat trauma (-), konsumsi obat-obatan/ jamu (-), pijat (-),
aktivitas berlebih (-).
3. Riwayat Kehamilan
HPHT : 10-12-2014
Pasien tidak menstruasi sejak bulan januari 2015 dan sudah melakukan tes kehamilan
dengan tes pack kehamilan dan hasilnya positif.
4. Riwayat ANC
ANC dilakukan 1 kali di bidan, pasien mendapatkan multivitamin dan penambah darah.
5. Riwayat Obstetri
G2P1A0 gravida 12 minggu
G1 : laki-laki, 5,5 tahun, 3500 gr, spontan, bidan
G2 : hamil sekarang
6. Riwayat Menstruasi
- Menarche : umur 14 tahun
- Siklus haid : 28 hari, teratur
- Lama haid : 7 hari
- Dismenore : (-)
7. Riwayat KB
KB suntik 3 bulan
8. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang.
Usia pernikahan 6 tahun.
9. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : disangkal
- Riwayat DM : disangkal
10. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : disangkal
- Riwayat DM : disangkal
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Biaya pengobatan dibiayai oleh pemerintah.
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Vital Sign :
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit BB : 49 Kg
Suhu : 36,5 0C
b. Status Internus
- PF Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Redup, pinggang jantung tidak dilakukan.
Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, reguler, suara tambahan (-)
- PF Abdomen :
Inspeksi : Datar pembesaran uterus tidak terlihat, striae gravidarum
(-), linea nigra (-), bekas operasi (-).
Auskultasi : bising usus (+), DJJ (-)
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Nyeri tekan perut bawah (+),
TFU tidak teraba,
leopold tidak dilakukan.
- Genitalia
Inspeksi Eksterna : Darah segar (-), flek-flek (+), jaringan (-)
VT : OUE menutup , teraba jaringan (-)
Handscon : darah (-), lendir (-)
Inspikulo : tidak dilakukan
- Extremitas :
Superior Inferior
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium Darah (tanggal 10 Maret 2015)
1. Hb : 13,5 g/dL
2. Hematokrit : 38,8 %
3. Leukosit : 9.200 /uL
4. Trombosit : 287.000 /uL
5. APTT : 30,9
6. Waktu Protombin : 11,7
7. HbsAg : (-)
B. Pemeriksaan USG
Kehamilan tunggal intrauterine
Janin tidak sesuai umur kehamilan
perkiraan usia kehamilan 11 minggu
E. RESUME
Pasien G2P1A0 hamil 12 minggu, datang dengan keluhan flek – flek bewarna coklat banyak
dari jalan lahir pada tanggal 8 Maret 2015. Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah.
Riwayat Kehamilan
HPHT : 10-12-2015
Status Present :
TD : 120/ 80 mmHg
Genitalia
Inspeksi Eksterna : Darah segar (-), flek-flek (+), jaringan (-)
VT : OUE menutup , teraba jaringan (-)
Handscon : darah (-), lendir (-)
F. DIAGNOSA
Pasien usia 38 tahun G2P1A0 , hamil 12 minggu dengan abortus imminens
G. SIKAP
1. Pasien di rawat inap
2. Pengawasan: KU, Vital Sign, PPV
3. Lengkapi Laborat dan konsul radiologi USG
4. Keluarkan sisa hasil konsepsi dengan kurettage.
5. Terapi medicamentosa
Infuse RL+Drip Oksitosin 1 ampul
Ceftriaxon 2x1
Metil ergometrin 3x1
Sf 2x1
As Mefenamat 3x1
H. PROGNOSA
Kehamilan : ad malam
I. EDUKASI
1. Memberi tahu kondisi ibu dan janin pada keluarga
2. Memberi tahu tujuan terapi dan tindakan (curettage) yang akan dilakukan serta
kemungkinan terjadinya komplikasi setelah tindakan.
3. Memberi tahu untuk control satu minggu setelah keluar dari RS.
4. Diharapkan untuk tidak hamil dalam waktu 3 bulan sehingga perlu memakai
kontrasepsi.
J. FOLLOW UP
12 Maret 2015 Kel: ppv (+) darah Pasien dipuasakan Pro curretage
Jam 06.00 segar, nyeri perut Inf.RL + drip
bawah, keluar oksitosin 1 ampul
jaringan.
TD: 120/80 mmhg
N: 80 x/menit
RR: 22 x/menit
S: 36,2’ C
12 Maret 2015 Kel: flek – flek (+) Curretage Inf.RL+ drip
Jam 11.00 KU: baik oksitosin 1 ampul
Metil ergometrin 3x1
As mefenamat 3x1
Ceftriaxon 3x1
Sf 2x1
13 Maret 2015 Kel: tidak ada KU :Baik Inf.RL+ drip
Jam 06.00 keluhan TD : 120/80 x/menit oksitosin 1 ampul
N : 80 x/menit Metil ergometrin 3x1
RR : 20 x/menit As mefenamat 3x1
Ceftriaxon 3x1
Sf 2x1
13 Maret 2015-03-16 Kel: tidak ada KU : Baik Amoxcycilin 3x1
Jam 11.30 keluhan TD : 110/70 As.Mefenamat 3x1
Pasien boleh pulang Pospargin 3x1
Vit C dan B com 2x1
REFLEKSI KASUS
ABORTUS IMMINENS
Disusun oleh :
Nestiti Riescha K
01.210.6236
FAKULTAS KEDOKTERAN
2015