Anda di halaman 1dari 17

ABORTUS IMMINENS

A. DEFINISI ABORTUS
- Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (Bagian Obgyn
Unpad, 1999). Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai
1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.
- Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau kurang
dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu kehamilan (Hacker and
Moore, 2001).

B. DEFINISI ABORTUS IMMINENS


- Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan vaginal pada setengah awal
kehamilan.
- Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan viabel, dan
serviks tertutup.
- Abortus imminens adalah wanita yang mengandung bayi hidup dengan usia
kehamilan kurang dari 24 minggu yang mengalami perdarahan vaginal dengan atau
tanpa nyeri abdomen ketika kondisi serviks masih tertutup

C. ETIOLOGI

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin atau cacat,


penyebabnya antara lain:
a. Kelainan kromosom, misalnya trisomi, poliploidi dan kelainan kromosom seks.
b. Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia tua,
dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau sindroma ovarium polikistik.
c. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus,
disebut teratogen.
2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan
oksigenasi plasenta terganggu, sehingga mengganggu pertumbuhan dan kematian
janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi
menahun.
3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis,
malaria, dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia berat, keracunan, laparotomi,
peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti brusellosis, mononukleosis
infeksiosa, toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genitalis, misalnya retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan
bawaan uterus. Terutama retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa
yang memegang peranan penting. Sebab lain keguguran dalam trimester dua ialah
serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks,
dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks yang luas yang
tidak dijahit.

D. KLASIFIKASI ABORTUS

1. Abortus imminens (keguguran mengancam)


Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi
perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama
sekali, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka, dan
tes kehamilan positif. Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit
pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. Hal ini
disebabkan oleh penembusan villi koreales ke dalam desidua, pada saat implantasi
ovum. Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, cepat berhenti,
dan tidak disertai mules-mules.

2. Abortus incipiene (keguguran berlangsung)

Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan


adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan
bertambah.

3. Abortus incompletus (keguguran tidak lengkap)

Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu


dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang -
kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.

4. Abortus complet (keguguran lengkap)

Perdarahan pada kehamilan muda di mana seluruh hasil konsepsi telah di


keluarkan dari kavum uteri. Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan dengan
lengkap. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah
menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat di permudah
apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya
sudah keluar dengan lengkap.

5. Missed abortion (retensi janin mati)

Kematian janin sebelum berusia 20 minggu, tetapi janin yang mati


tertahan di dalam kavum uteri tidak dikeluarkkan selama 8 minggu atau lebih.
Missed abortion biasanya didahului oleh tanda-tanda abortus imminens yang
kemudian menghilang secara spontan atau setelah pengobatan. Gejala subyektif
kehamilan menghilang, mammae agak mengendor lagi, uterus tidak membesar
lagi malah mengecil, dan tes kehamilan menjadi negatif. Dengan ultrasonografi
dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan besarnya sesuai dengan usia
kehamilan.

6. Abortus habitualis

Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut - turut tiga kali


atau lebih.
E. PATOGENESIS

Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam decidua basalis, diikuti oleh
nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing didalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya,
karena vili koreales belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada
kehamilan 8 sampai 14 minggu, telah masuk agak dalam, karena plasenta tidak
dikeluarkan secara utuh sehingga banyak terjadi perdarahan. Pada kehamilan 14
minggu keatas, yang umumnya bila kantong ketuban pecah maka disusul dengan
pengeluaran janin dan plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak
banyak terjadi jika plasenta terlepas dengan lengkap.

Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka
ovum akan dikelilingi oleh kapsul gumpalan darah, isi uterus dinamakan mola
kruenta. Bentuk ini menjadi mola karneosa apabila pigmen darah diserap
sehingga semuanya tampak seperti daging. Pada janin yang telah meninggal dan
tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi: janin mengering dan menjadi
agak gepeng atau fetus compressus karena cairan amnion yang diserap. Dalam
tingkat lebih lanjut janin menjadi tipis seperti kertas perkamen atau fetus
papiraseus. Kemungkinan lain yang terjadi apabila janin yang meninggal tidak
dikeluarkan dari uterus yaitu terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak
menjadi lembek, dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.

Hasil konsepsi pada abortus dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada


kalanya janin tidak tampak didalam kantong ketuban yang disebut blighted ovum,
mungkin pula janin telah mati lama disebut missed abortion.
F. MANIFESTASI KLINIS ABORTUS IMMINENS

Tanda dan gejala dari abortus imminens adalah:


1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20minggu
2. Perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih berada
dalam uterus, tanpa adanya dilatasi serviks.
3. Perdarahan melalui ostium uteri eksternum
4. Uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka, tes kehamilan
positif.
5. Perdarahan implitasi biasanya sedikit warnanya merah dan cepat berhenti dan tidak
disertai mules-mules.

a. Perdarahan : Berlangsung ringan sampai dengan berat. Perdarahan pervaginam pada


abortus imminens biasanya ringan berlangsung berhari-hari dan warnanya merah
kecoklatan.
b. Nyeri: "Cramping pain", rasa nyeri seperti pada waktu haid di daerahsuprasimfiser,
pinggang dan tulang belakang yang bersifat ritmis.
c. Febris: Menunjukkan proses infeksi intra genital, biasanya disertai lokia berbau dan
nyeri pada waktu pemeriksaan dalam.(Fitria.2007)

- Pemeriksaan dalam: serviks tertutup, perdarahan dapat terlihat dari ostium, tidak
ada kelainan pada serviks, tidak terdapat nyeri goyang serviks atau adneksa.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, hematokrit, golongan darah, serta reaksi
silang analisis gas darah, kultur darah, terresistensi.
2. Tes kehamilan: positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
3. Pemeriksaan dopler
4. USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
5. Pemeriksaan kadar fibrinogen.
H. KRITERIA DIAGNOSIS

Ada terlambat haid atau amenorea kurang dari 20 minggu. Perdarahan pervaginam,
mungkin disertai jaringan hasil konsepsi. Rasa sakit atau keram perut di daerah atas
simpisis.
1. Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi
perdarahan melalui ostium uteri eksternum disertai mules sedikit atau tidak sama
sekali , uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, servik masih menutup, dan
test kehamilan positif.
2. Juga didukung dengan pemeliksaan USG untuk membedakan dengan kasus
blighted ovum.

I. PENATALAKSANAAN

Dalam penatalaksanaan abortus imminens dipakai cara konservatif, meliputi:


1. Istirahat baring
Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini
menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang
mekanis.
2. Coitus dilarang selama 2 minggu setelah perdarahan berhenti .
3. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg. Berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000 mg.
4. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
5. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila klien tidak panas dan tiap
empat jam bila pasien panas.
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah
infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
7. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin janin sudah mati.
8. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
(Mansjoer Arif, 1999)
Medikamentosa :
1. Progestogen
Merupakan substansi yang memiliki aktivitas progestasional atau memiliki efek
progesteron,diresepkan pada 13-40% wanita dengan abortus imminens.Progesteron
merupakan produk utama korpus luteum dan berperan penting pada persiapan uterus
untuk implantasi, mempertahankan serta memelihara kehamilan.Sekresi progesteron
yang tidak adekuat pada awal kehamilan diduga sebagai salah satu penyebab
keguguran sehingga suplementasi progesteron sebagai terapi abortus imminens
diduga dapat mencegah keguguran,karena fungsinya yang diharapkan dapat
menyokong defisiensi korpus luteum gravidarum dan membuat uterus relaksasi.
2. hCG (human chorionic gonadotropin)
hCG diproduksi plasenta dan diketahui bermanfaat dalam mempertahankan
kehamilan. Karena itu, hCG digunakan pada abortus imminens untuk
mempertahankan kehamilan. Namun, hasil tiga penelitian yang melibatkan 312
partisipan menyatakan tidak ada cukup bukti tentang efektivitas penggunaan hCG
pada abortus imminens untuk mempertahankan kehamilan. Meskipun tidak terdapat
laporan efek samping penggunaan hCG pada ibu dan bayi, diperlukan penelitian
lanjutan yang lebih berkualitas tentang pengaruh hCG pada keguguran.

3. Antibiotik hanya jika ada tanda infeksi


Penelitian retrospektif pada 23 wanita dengan abortus imminens pada usia awal
trimester kehamilan, mendapatkan 15 orang (65%) memiliki flora abnormal vagina.
Tujuh dari 16 orang mendapatkan amoksisilin ditambah klindamisin dan tiga dari
tujuh wanita tersebut mengalami perbaikan, tidak mengalami nyeri abdomen dan
perdarahan vaginal tanpa kambuh. Disimpulkan bahwa antibiotik dapat digunakan
sebagai terapi dan tidak manimbulkan anomali bayi.

J. KOMPLIKASI
1. Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil


konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan
dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita pelu diamati dengan teliti. Jika
ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan
bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.

Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan
persolan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi
perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya
cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi
komplikasi.

3. Infeksi

Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan
yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila infeksi
menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan
diikuti oleh syok.

4. Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
infeksi berat (syok endoseptik).
K. DAFTAR PUSTAKA

1. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Bagian Kebidanan dan Kandungan.


Jakarta : balai penerbit FK UI
2. Obstetri Williams, Edisi 20. Jakarta: EGC. Cunningham G.F et.al. 2005
3. Sotiriadis A, Papatheodorou S, Makrydimas G. Threatened Miscarriage: Evaluation
and management. BMJ. 2004;329(7458):152-5.2. Williams obstetrics. In: Cunningham
FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY, editors. 23rd ed. Ohio:
McGraw-Hill; 2010.
4. Wahabi HA, Fayed AA, Esmaeil SA, Al Zeidan RA. Progestogen for treating
threatened miscarriage. Cochrane Database of Systematic Reviews [Internet].2011
[cited 2012 Dec 10]; 12:CD005943. Available from:
http://www.thecochranelibrary.com/DOI:10.1002/14651858.CD005943.pub4.
5. Ilmu kebidanan. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. 3rd ed.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.5. Norwitz ER,
Arulkumaran S, Symonds IM, Fowlie A, editors. Oxford American handbook of
obstetrics and gynecology. 1st ed. New York: Oxford University Press; 2007.
6. Case Files. In: Toy EC, III BB, Ross PJ, Jennings JC, editors. Obstetics &
Gynecology. 3rd ed. Ohio: McGraw-Hill; 2010.
7. Devaseelan P, Fogarty PP, Regan L. Human chorionic gonadotrophin for threatened
miscarriage. Cochrane Database of Systematic Reviews [Internet]. 2010 [cited 2012
Dec 10]; 5:CD007422. Available from:
http://www.thecochranelibrary.com/DOI:10.1002/14651858.CD007422.pub2.
8. Current medical diagnosis & treatment. In: McPhee SJ, Papadakis MA, editors. 2010.
USA: McGraw-Hill; 2010.
9. Ultrasonografi . In: Gondo HK, Suwardewa TGA, editors. Buku ajar obstetri
ginekologi. Jakarta: EGC; 2012.
10. Rumbold A, Middleton P, Pan N, Crowther CA. Vitamin supplementation for
preventing miscarriage. Cochrane Database of Systematic Reviews 2011 [cited 2012
Dec 10], Issue 1. Art.No:CD004073.DOI:10.1002/14651858.CD004073.pub3.
Available from:http://www.thecochranelibrary.com
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015

A. IDENTITAS
1. Nama penderita : Ny. TE
2. Umur : 38 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Status : Menikah
8. Alamat :Perum Handik Makmur 2 Rt 15/2 Kelurahan Karangroto,
Kecamatan Genuk,Semarang
9. Tanggal Masuk : 10-3-2015
10. Ruang : B.Nisa 2
11. Kelas : II

B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 10 Maret 2015

1. Keluhan Utama :
Pasien hamil 12 minggu datang dengan keluhan keluar flek – flek sejak 2 hari yang lalu
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien G2P1A0 gravida 12 minggu datang Poli Kandungan RISA dengan mengeluh keluar
flek- flek bewarna coklat dan banyak sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh sakit
di perut bagian bawah. Riwayat trauma (-), konsumsi obat-obatan/ jamu (-), pijat (-),
aktivitas berlebih (-).
3. Riwayat Kehamilan
HPHT : 10-12-2014
Pasien tidak menstruasi sejak bulan januari 2015 dan sudah melakukan tes kehamilan
dengan tes pack kehamilan dan hasilnya positif.
4. Riwayat ANC
ANC dilakukan 1 kali di bidan, pasien mendapatkan multivitamin dan penambah darah.
5. Riwayat Obstetri
G2P1A0 gravida 12 minggu
G1 : laki-laki, 5,5 tahun, 3500 gr, spontan, bidan
G2 : hamil sekarang
6. Riwayat Menstruasi
- Menarche : umur 14 tahun
- Siklus haid : 28 hari, teratur
- Lama haid : 7 hari
- Dismenore : (-)
7. Riwayat KB
KB suntik 3 bulan

8. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang.
Usia pernikahan 6 tahun.
9. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : disangkal
- Riwayat DM : disangkal
10. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : disangkal
- Riwayat DM : disangkal

11. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Biaya pengobatan dibiayai oleh pemerintah.
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign :

TD : 100/60 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 22 x/menit BB : 49 Kg

Suhu : 36,5 0C

b. Status Internus

- Mata : Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)


- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)
- Tenggorokan : Faring hiperemesis (-), pembesaran tonsil (-)
- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran tiroid (-)
- Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
- Mamae : Simetris, benjolan abnormal (-), hiperpigmentasi areola (-), puting
menonjol (+).
- PF Paru :
 Inspeksi : Pergerakan hemithorax dextra dan sinistra simetris
 Palpasi : Stem fremitus dextra dan sinistra sama, nyeri tekan (-)
 Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

- PF Jantung :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : Redup, pinggang jantung tidak dilakukan.
 Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, reguler, suara tambahan (-)
- PF Abdomen :
 Inspeksi : Datar pembesaran uterus tidak terlihat, striae gravidarum
(-), linea nigra (-), bekas operasi (-).
 Auskultasi : bising usus (+), DJJ (-)
 Perkusi : Timpani (+)
 Palpasi : Nyeri tekan perut bawah (+),
TFU tidak teraba,
leopold tidak dilakukan.
- Genitalia
 Inspeksi Eksterna : Darah segar (-), flek-flek (+), jaringan (-)
 VT : OUE menutup , teraba jaringan (-)
Handscon : darah (-), lendir (-)
 Inspikulo : tidak dilakukan
- Extremitas :
Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Varises -/- -/-

Reflek fisiologis +/+ +/+

Reflek patologis -/- -/-

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium Darah (tanggal 10 Maret 2015)
1. Hb : 13,5 g/dL
2. Hematokrit : 38,8 %
3. Leukosit : 9.200 /uL
4. Trombosit : 287.000 /uL
5. APTT : 30,9
6. Waktu Protombin : 11,7
7. HbsAg : (-)
B. Pemeriksaan USG
Kehamilan tunggal intrauterine
Janin tidak sesuai umur kehamilan
perkiraan usia kehamilan 11 minggu
E. RESUME
Pasien G2P1A0 hamil 12 minggu, datang dengan keluhan flek – flek bewarna coklat banyak
dari jalan lahir pada tanggal 8 Maret 2015. Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah.

Riwayat Kehamilan

HPHT : 10-12-2015

Tanggal kedatangan ke RS : 10-03-2015

Umur Kehamilan : 12 minggu

Status Present :

Keadaan Umum : Baik

TD : 120/ 80 mmHg

Genitalia
 Inspeksi Eksterna : Darah segar (-), flek-flek (+), jaringan (-)
 VT : OUE menutup , teraba jaringan (-)
Handscon : darah (-), lendir (-)

F. DIAGNOSA
Pasien usia 38 tahun G2P1A0 , hamil 12 minggu dengan abortus imminens

G. SIKAP
1. Pasien di rawat inap
2. Pengawasan: KU, Vital Sign, PPV
3. Lengkapi Laborat dan konsul radiologi USG
4. Keluarkan sisa hasil konsepsi dengan kurettage.
5. Terapi medicamentosa
 Infuse RL+Drip Oksitosin 1 ampul
 Ceftriaxon 2x1
 Metil ergometrin 3x1
 Sf 2x1
 As Mefenamat 3x1

H. PROGNOSA
Kehamilan : ad malam

I. EDUKASI
1. Memberi tahu kondisi ibu dan janin pada keluarga
2. Memberi tahu tujuan terapi dan tindakan (curettage) yang akan dilakukan serta
kemungkinan terjadinya komplikasi setelah tindakan.
3. Memberi tahu untuk control satu minggu setelah keluar dari RS.
4. Diharapkan untuk tidak hamil dalam waktu 3 bulan sehingga perlu memakai
kontrasepsi.

J. FOLLOW UP
12 Maret 2015 Kel: ppv (+) darah Pasien dipuasakan Pro curretage
Jam 06.00 segar, nyeri perut Inf.RL + drip
bawah, keluar oksitosin 1 ampul
jaringan.
TD: 120/80 mmhg
N: 80 x/menit
RR: 22 x/menit
S: 36,2’ C
12 Maret 2015 Kel: flek – flek (+) Curretage Inf.RL+ drip
Jam 11.00 KU: baik oksitosin 1 ampul
Metil ergometrin 3x1
As mefenamat 3x1
Ceftriaxon 3x1
Sf 2x1
13 Maret 2015 Kel: tidak ada KU :Baik Inf.RL+ drip
Jam 06.00 keluhan TD : 120/80 x/menit oksitosin 1 ampul
N : 80 x/menit Metil ergometrin 3x1
RR : 20 x/menit As mefenamat 3x1
Ceftriaxon 3x1
Sf 2x1
13 Maret 2015-03-16 Kel: tidak ada KU : Baik Amoxcycilin 3x1
Jam 11.30 keluhan TD : 110/70 As.Mefenamat 3x1
Pasien boleh pulang Pospargin 3x1
Vit C dan B com 2x1

REFLEKSI KASUS
ABORTUS IMMINENS

Penguji: dr.Gunawan kuswondo, Sp.OG

Disusun oleh :

Nestiti Riescha K

01.210.6236

KEPANITRAAN KLINIK BAGIAN OBSGIN RSI-SA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2015

Anda mungkin juga menyukai