PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar
1. Definisi Cairan dan Elektrolit
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel – partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berad dalam larutan. Cairan dan elektrolit
masuk ke tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di
distribusikan ke seluruh tubuh ( Haswita, Reni, Sulistyowati, 2017).
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu
bagian dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan
yang terdiri dari (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia
yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada
dalam larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel
di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di
luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler.
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap
keadaan fisiologis dan lingkungan.
Berdasarkan perhitungan enery expenditure rata – rata pada pasien yang
dirawat di rumah sakit di dapatkan kebutuhan cairan perhari sebagai berikut :
Bayi 1 hari = 50 ml H2O/kgBB/hari
Bayi 2 hari = 75 ml H2O/kgBB/hari
Bayi ≥3 hari = 100 ml H2O/kgBB/hari
Berat badan 10 kg pertama = 100 ml H2O/kgBB/hari
Berat badan 10 kg kedua = 1000 ml H2O/kgBB/hari
Berat badan ≥20kg = 1500 ml H2O/kgBB/hari
d) Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah
seperti akibat luka bakar dan trauma.
e) Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat,
hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D, penyakit-
penyakit neoplastik, pancreatitis
f) Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan
a. Usia
Berkaitan dengan permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan,
berat badan, dan perkembangan.
b. Temperatur
Panas yang berlebihan menyebabkan keringat dimana
seseorangdapat kehilangan NaCl melalui keringat.
c. Diet
Pada saat tubuh mengeluarkan nutrisi, tubuh akan memesan
cadangan energi.Proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari
insterstitial ke intraseluler.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, konsentrasi darah
danglikolisis otot. Metabolisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
Prosesini meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
e. Olah Raga
Olah raga menyebabkan peningkatan kehilangan air kasat matamelalui
keringat.
f. Kondisi sakit
Kondisi sankit sangat berpengaruh terhadap kondisi
keseimbangancairan dan elektrolit tubuh misalnya, trauma seperti luka bakar
akan meningkatkankehilangan cairan melalui IWL (Insesible Water Loss),
penyakit ginjal dankardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan danelektrolit tubuh, dan pasien dengan penurunan
tingkat kesadaran akan mengalamigangguan pemenuhan intake cairan
karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
g. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakankehilangan
darah selama pembedahan.
5. Manifestasi Klinis
Kelelahan
Kram otot dan kejang
Mual
Pusing
Pingsan
Lekas marah
Muntah
Mulut kering
Denyut jantung lambat
Kejang
Palpitasi
Tekanan darah naik turun
Kurangnya koordinasi
Sembelit
Kekakuan sendi
Rasa haus
Suhu naik
Anoreksia
Berat badan menurun
6. Penatalaksanaan Medik
a. Penatalaksanaan medis uama diarahkan pada pengendalian atau
pengobatan penyakit dasar. Obat-obat tersebut misalnya ; prednison yang
dapat mengurangi beratnya diare dan penyakit.
b. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral
sertalarutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien. Untuk diare
sedang akibatsumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti
defenosiklat (lomotil) danloperamit (imodium) juga diberikan untuk
menurunkan motilitas.
c. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifikasi
atau biladiare sangat berat.
d. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya
untuk anak kecil dan lansia.
7. Pathway
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan menjadi dasar utama dalam proses
keperawatan yang nantinya akan membantu untuk penentuan masalah
keperawatan dan kebutuhan pada pasien. Menurut Mardalena (2018), ada
beberapa data yang harus dikaji pada anak gastroenteritis dengan dehidrasi,
yaitu:
a. Identitas pasien
b. Riwayat keperawatan yang terdiri dari:
1) Awal serangan: anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,
anoreksia, diare
2) Keluhan utama: fases cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun, tonus dan
turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekuensi
BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu, berupa penyakit yang pernah diderita oleh
pasien dan riwayat imunisasi yang telah diberikan
d. Riwayat psikososial keluarga
e. Kebutuhan dasar :
1) Pola elmininasi: akan mengalami perubahan yaitu BAB >4 kali
sehari dengan konsistensi encer dan BAK sedikit atau jarang
2) Pola nutrisi: diawali dengan mual,muntah, anoreksia, sehingga
terjadi penurunan BB.
3) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman
4) Pola hygine: kebiasaan mandi setiap harinya
5) Aktivitas: akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen.
f. Keadaan umum: tampak lemah, kesadaran compos mentis sampai
koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat
g. Pemeriksaan sistematik, terdiri dari:
1) Inspeksi: mata cekung, ubun-ubun besar atau cekung, selaput lendir,
mulut dan bibir akan kering, BB menurun, anus kemerahan
2) Perkusi: distensi abdomen
3) Palpasi: turgor kulit kurang elastis
4) Auskultasi: terdengarnya bising usus
h. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang, dilakukan karena pada anak
dengan dehidrasi akan mengalami penurunan BB secara signifikan
i. Pemeriksaan penunjang seperti pada tinja, darah lengkap dan duodenum
intubation yang berguna untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hypovolemia b.d. kehilangan cairan aktif
b. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis
c. Diare b.d. inflamasi gastrointestinal
3. Intervensi Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosis
No Standar Luaran Intervensi Keperawatan (SIKI) Rasional
Keperawatan
Keperawatan (SLKI)
1 Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
b.d. tindakan Observasi Observasi
kehilangan keperawatan selama Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. Untuk mengetahui
cairan aktif 1X24 jam diharapkan frekuensi nadi meningkat, nadi teraba tanda dan gejala
status cairan lemah,tekanan darah menurun, tekanan nadi hypovolemia
membaik, dengan menyempit, turgor kulit menurun, membrane Untuk mengetahui
kriteria hasil : mukosa kering, volume urin menurun, intake dan output
Frekuensi nadi hematokrit meningkat, haus, lemah) cairan pada
dalam cukup Monitor intake dan output cairan pasien
menurun (5) Terapeutik Terapeutik
Turgor kulit Hitung kebutuhan cairan Untuk mengetahui
meningkat (5) Berikan asupan cairan oral kebutuhan cairan
Membrane Edukasi pada pasien
mukosa membaik Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral Untuk mengatasi
(5) Anjurkan menghindari perubahan posisi kebutuhan cairan
mendadak pada pasien
Kolaborasi Edukasi
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis Untuk menambah
(mis. NaCl, RL) pengetahuan agar
Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis tidak sampai
(mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%) dehidrasi berat
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Kolaborasi
albumin, plasmanate) Untuk menambah
Kolaborasi pemberian produk darah cairan yang
dibutuhkan oleh
pasien agar tidak
dehidrasi.
2. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
b.d. agen tindakan Observasi Observasi
pencedera keperawatan selama Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, Untuk mengetahui
fisiologis 1X24 jam diharapkan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri lokasi, karateristik,
tingkat nyeri Identifikasi skala nyeri durasi, frekuensi,
menurun, dengan Identifikasi faktor yang memperberat dan kualitas, intensitas
kriteria hasil : memperingan nyeri nyeri
Kemampuan Terapeutik untuk mengetahui
menuntaskan Berikan terapi nonfarmakologi untuk skala nyeri yang
aktivitas mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, dirasakan klien
meningkat (5) hypnosis, akupresur, terapi music, untuk mengetahui
keluhan nyeri biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik faktor yang
menurun (5) imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin memperberat dan
gelisah menurun terapi bermain). memperingan
(5) Edukasi nyeri
muntah menurun Jelaskan penyebab, periode dan pemicu Terapeutik
(5) nyeri untuk mengurangi
frekuensi nadi Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri rasa nyeri pada
membaik (5) Kolaborasi klien
nafsu makan Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu Edukasi
membaik (5) agar klien dapat
mengetahui
penyebab dan
periode serta
pemicu terjadinya
nyeri yang
diderita.
Kolaborasi
untuk mengurangi
nyeri yang diderita
klien
3. Diare b.d. Setelah dilakukan Manajemen Diare
inflamasi tindakan Observasi Observasi
gastrointestin keperawatan selama Identifikasi penyebab diare (mis. inflamasi Untuk mengetahui
al 1X24 jam diharapkan gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, penyebab diare
eliminasi fekal proses infeksi, malabsorpsi, ansietas, stress, Untuk mengetahui
membaik, dengan obat-obatan, pemberian botol susu). Riwayat
kriteria hasil : Identifikasi riwayat pemberian makanan pemberian
kontrol Monitor warna, volume, frekuensi dan makanan pada
pengeluaran feses konsistensi tinja klien
meningkat (5) Monitor jumlah pengeluaran diare Untuk mengetahui
nyeri abdomen Terapeutik warna, volume,
menurun (1) Berikan asupan cairan oral (mis. larutan frekuensi dan
konsistensi feses garam gula, oralit, Pedialyte, renalyte) konsistensi tinja
membaik (5) Berikan cairan intravena (mis. ringer asetat, Untuk mengetahui
frekuensi defekasi ringer laktat), jika perlu jumlah
membaik (5) Ambil sampel darah untuk pemeriksaan pengeluaran diare
peristaltic usus darah lengkap dan elektrolit Terapeutik
membaik (5) Ambil sampel fases untuk kultur, jika perlu Untuk memenuhi
Edukasi asupan cairan
Anjurkan makan porsi kecil dan sering Untuk mengetahui
secara bertahap adanya masalah
Anjurkan menghindari makanan pembentuk Kesehatan pada
gas, pedas dan mengandung laktosa klien
Kolaborasi Edukasi
Kolaborasi pemberian obat antimotilitas Untuk memenuhi
(mis. intake pasien
loperamide, difenoksilat) Untuk
Kolaborasi pemberian obat menghindari diare
antispasmodic/spasmolitik (mis. papaverin, Kolaborasi
ekstrak belladonna, mebeverine) Untuk
Kolaborasi pemberian obat pengeras fases memperbaiki
(mis. atapulgit, smektit, kaolin-pektin) konsistensi feses
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NN “A”
DENGAN MASALAH HIPOVOLEMIA
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama / Inisial : Nn. A
Umur : 24 Tahun
Pendidikan : Mahasiswi
Pekerjaan : Swasta
Suku : Bugis
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Perumahan Bonto Te’ne, Tamangapa
Kebutuhan Oksigenasi
TTV
Nadi : 110X/menit
Pernafasan : 20X/menit
TD : 127/90HmHg
Suhu : 37,8°C
Bunyi Nafas : vesikuler
Respirasi
Dispnea : tidak ada
Ronchi : tidak ada
stridor : tidak ada
Wheezing : tidak ada
Batuk : ada
Sputum : tidak ada
Pernafasan Cuping hidung : tidak ada
Penggunaan otot-otor sensoris : tidak ada
Sirkulasi oksigenasi : pusing (-), akral dingin (-)
Dada : tidak ada nyeri dada
Oksigen : -
Riwayat penyakit
( )bronchitis ( )Asma ( )Tuberkulosis ( )Empisema
( )pneumonia kambuhan: ……( ) pemanjanan terhadap udara berbahaya :
…………………( ) Perokok Pak/hari : ………
Lamanya : …………………( ) hipertensi ( ) demam rematik
( ) flebitis ( )kesemutan ( ) kebas
Lain-lain
Kebutuhan Cairan
Kebisaan minum : 1000CC/hari .
Jenis : air mineral
Turgor kulit : (√) Kering 3detik ( ) Tidak elastic
Punggung kuku : merah muda
Pengisian kapiler : 2 detik
Mata cekung : -
Konjungtiva : ( ) anemis
Sklera : ( ) Ikterus
Edema : (√) Tidak ( ) Ya : Ka/Ki
Distensi vena jugularis :-
Asites : (√) Tidak ( ) Ya
Minum per NGT : (√) Tidak ( ) Ya :…….CC/hari.
Terpasang infus : ( ) Tidak (√) Ya 18tts/menit
Lain-lain :
Kebutuhan Nutrisi
TB :.156Cm
Berat Badan Sebelum sakit : 54kg
Berat Badan saat sakit : 52kg
Kebiasaan makan : 3x /hari (teratur)
Keluhan saat ini :
(√) Tidak Nafsu makan (√ Mual (√) Muntah
( ) Sukar/Sakit Menelan ( ) Sakit gigi ( ) Stomatitis ( ) Nyeri ulu hati/salah
cerna, yang berhubungan dengan pembesaran tiroid :
Hernia/Massa :
Holitosis : Kondisi gigi/gusi :
Penampilan lidah : merah muda Bising Usus : 40x/menit
( ) Makan per NGT/parienteral/Infus
Dimulai tgl : Jenis cairan :
Dipasang di :
Porsi makan yang di tidak dihabiskan : ¼ dari 1 porsi makan
Makanan yang di sukai : bakso
Diet : tidak ada
Lain-lain
Kebutuhan Eliminasi
Kebisaan BAB : <5X/hari BAK : 7X/hari
Menggunakan laxsan : (√) tidak ( ) ya.
Jenis :
Menggunakan diuretic : (√) tidak ( ) ya.
Jenis :
Keluhan BAK Saai ini :
( ) Retensi urin ( ) inkontinensia urin ( ) disuria
( ) Urgensi ( ) Nocturia
Peristaltik usus : ( ) kembung
( ) tidak ada peristaltic (√) Hiperperistaltik
Abdomen : terdapat nyeri lunak
Massa : tidakada Ukuran/lingkar Abdomen : seluruh abdomen
Terpasang kateter urine : (√) Tidak ( ) ya
(dimuai tgl :…………….. di …………….
Lain-lain :
Kebersihan Perorangan
Kebiasaan mandi : 2X/hari
Cuci rambut : 1X/3 hari
Kebiasaan gosok gigi : 2X/hari
Kebersihan badan : (√) Bersih ( ) Kotor
Keadaan rambut : (√) Bersih ( ) Kotor
Keadaan kulit kepala : (√) Bersih ( ) Kotor
Keadaan kuku : ( ) Pendek (√) panjang (√)Bersih ( )Kotor
Keadaan vulva/perineal : ( ) Bersih ( ) Kotor
Keluhan saat ini: ( ) eritema ( ) gatal-gatal ( ) luka
Integritas kulit : ( ) Jaringan parut ( ) Kemerahan ( ) Laserasi ( ) userasi
( ) Ekimosis ( ) lepuh ( ) Drainase
Luka Bakar : tidak ada
Keadaan luka : ( ) Bersih ( ) Kotor
Luas luka : cm
Lain-lain :
KLASIFIKASI DATA
1. Data Subyektif
Klien mengatakan muntah sejak 1hari sebelum masuk rumah sakit
Klien mengatakan BAB encer >5X/hari
Klien mengatakan serta nyeri pada bagian abdomen
P : bergerak
Q :diperas
R : abdomen
S:6
T : hilang timbul
Klien mengatakan ada batuk tidak berdahak
Klien merasa demam
Klien mengatakan kurang nafsu makan
2. Data Obyektif
Klien tampak pucat dan lemas
Klien tampak haus
Klien tampak memegang perutnya
Peningkatan peristaltic usus
Peningkatan bising usus
Tekanan darah : 127/90HmHg
Suhu : 37,8°C
Nadi : 110X/menit
Pernapasan : 20X/menit
SpO2 : 98%
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Kehilangan cairan Hipovolemia
Klien mengatakan aktif
muntah
Klien mengatakan BAB
>5X/hari
Klien mengatakan
kurang nafsu makan
DO:
Klien tampak pucat dan
lemas
Klien tampak haus
Turgor kulit 3 detik dan
tampak kering
TTV
TD: 127/90HmHg
Nadi : 110X/menit
Suhu : 37,8°C
2 DS : Agen Pencedera Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri Fisiologis
pada abdomen
P : bergerak
Q :diperas
R : abdomen
S:6
T : hilang timbul
Klien mengatakan
kurang napsu makan
DO :
Konsistensi BAB cair
Frekuensi peristaltic
meningkat
Bising usus meningkat
menjadi 40X/mnt
3 DS : Inflamasi Diare
Klien tampak gastrointestinal
memegang perutnya
Klien mengatakan nyeri
pada abdomen
P : bergerak
Q :diperas
R : abdomen
S:6
T : hilang timbul
Klien mengatakan BAB
>5X/hari
DO :
Konsistensi BAB cair
Frekuensi peristaltic
meningkat
Bising usus meningkat
menjadi 40X/mnt
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN