1.1.2 Etiologi
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth, 2002) :
1. Ketidakseimbangan Volume Cairan
a. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
b. Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare, muntah.
c. Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral, penggunaan
obat-obatan diuretic.
1.1.6 Komplikasi
Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :
1. Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Kejang pada dehidrasi hipertonik.
1.1.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
2. PH dan Berat jenis urine.
3. Pemeriksaan elektrolit serum.
4. Analisa gas darah (astrup).
2. Rehidrasi oral.
3. Menghitung keseimbangan cairan.
IWL = (15 x BB ) : 24 jam = .... cc/jam
MANAJEMEN KEPERAWATAN
b. Pengukuran klinik
1. Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan.
± 2% : Ringan
± 5% : Sedang
± 10% : Berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
2. Keadaan Umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, pernafasan, dan
tingkat kesadaran.
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:
1. Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan
sensasi rasa.
2. Kardiovaskuler : detensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung.
3. Mata : cekung, air mata kering
4. Neurologi : reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
5. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan
bising usus.
d. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap : pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah,
hemoglobin (Hb), dan hematokrit (Ht).
a. Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok
b. Ht turun : adanya pendarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik
c. Hb naik : adanya hemokonsentrasi
d. Hb turun : adanya pendarahan hebat, reaksi hemolitik
3. pH dan berat jenis urin : berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk
mengatur konsentrasi urine, normalnya pH urine adalah 4,5-8 dan berat
jenisnya 1,003-1,030.
4. Analisa gas darah : biasanya yang biasa diperiksa adalah pH, PO, HCO,
PCO, dan saturasi O2.
a. PCO2 normal : 35-40 mmHg
b. PO2 normal : 80-100 Hg
c. HCO3 normal : 25-29 mEq/l
d. Saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam darah dengan jumlah
oksigen yang dapat dibawa oleh darah, normalnya di arteri (95%-98%)
dan vena (60%-85%)
1.2.3 Intervensi
Aktual/resiko defisit volume cairan
Tujuan yang diharapkan:
1. Mempertahankan keseimbangan cairan.
2. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urine adekuat, tekanan
darah stabil, membran mukosa mulut lembap, turgor kulit baik.
3. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi.
(Tarwoto & Wartonah, 2010)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2010):
Intervensi Rasional
1) Ukur dan catat setiap 4 jam: 1) Menentukan kehilangan dan
a. Intake dan output cairan kebutuhan cairan
b. Warna muntahan, urine, dan
feses
c. Monitor turgor kulit
d. Tanda vital
e. Monitor IV infus
f. CVP
g. Elektrolit, BUN, hematokrit,
hemoglobin
h. Status mental
i. Berat badan
2) Berikan makanan dan cairan 2) Memenuhi kebutuhan makan
dan minum
3) Berikan pengobatan seperti anti 3) Menunjukkan pergerakan usus
muntah dan muntah
4) Berikan dukungan verbal dalam 4) Meningkatkan konsumsi yang
pemberian cairan lebih
5) Lakukan kebersihan mulut sebelum 5) Meningkatkan nafsu makan
makan
6) Ubah posisi pasien setiap 4 jam 6) Meningkatkan sirkulasi
7) Berikan pendidikan kesehatan 7) Meningkatkan informasi dan
tentang: kerja sama
a) Tanda dan gejala dehidrasi
b) Intake dan output cairan
c) Terapi
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.