OLEH:
NIM. 209012614
DENPASAR 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi/ Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh.
Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin
Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara
optimal. Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam sIstem (baik
secara kimia ataupun fisika). Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna dan
tidak berbau namun sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya terbentuklah karbondioksida, energi dan air (Mubarak, Wahit; 2010)
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan
aktivitas berbagai organ atau sel.
Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk
memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan
upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium( Potter & Perry,
2006).
4. Pathway
Masuk alveoli
Gangguan
Leukosit dan fibrin Pertukaran gas
Sputum
mengalami konsolidasi (D.0003)
Mengental
paru
Komplience
paru turun
Pola napas
tidak efektif
(D.0005)
5. Gejala Klinis
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
1) Data Mayor
a) Batuk tak efektif atau tidak batuk
b) Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan napas
2) Data Minor
a) Bunyi napas abnormal
b) Frekuensi, irama, kedalaman pernapasan abnormal
b. Ketidakefektifan pola nafas
1) Data Mayor
a) Perubahan dalam frekuensi atau pola pernapasan (dari nilai dasar)
b) Perubahan pada nadi (frekuensi, irama, kualitas)
2) Data Minor
a) Ortopnea
b) Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi
c) Pernapasan disritmik
d) Pernapasan sukar/berhati-hati
c. Gangguan Pertukaran gas
1) Data Mayor
Dispnea saat melakukan latihan
2) Data Minor
a) Konfusi/agitasi
b) Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (duduk, 1 tangan pada
setiap lutut, condong kedepan)
c) Bernapas dengan bibir dimoyongkan dengan fase ekspirasi yang
lama
d) Letargi dan keletihan
e) Peningkatantahanan vascular pulmonal (peningkatan tahanan arteri
ventrikel kanan/kiri)
f) Penurunan motililitas lambung, pengosongan lambung lama.
g) Penurunan isi oksigen, penurunan saturas ioksigen, peningkatan
PCO2, seperti yang diperlihatkan oleh hasil analisa gas darah
h) Sianosis
Cara pemasangan :
Terangkan prosedur pada pasien
Atur posisi pasien yang nyaman, misalnya semi fowler
Atur peralatan oksigen dan humidifier
Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke hunidifer dengan
aliran oksigen yang rendah. Beri pelican pada ujung kanula
Masukkan ujung kanula ke lubang hidung
Alirkan oksigen
Keuntungan :
Toleransi pasien baik
Pemasangan mudah
Pasien bebas untuk makan dan minum
Harga lebih murah
Kerugian :
Mudah lepas
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%
Suplai oksigen berkurang bila pasien bernafas dari mulut
Mengiritasi selaput lender
b) Sungkup Muka Sederhana
Aliran oksigen yang diberikan melalui alat ini sekitar 5-8 liter/menit
dengan konsentrasi 40%-60%.
Cara pemasangan:
Terangkan prosedur pada pasien
Atur posisi yang nyaman pada pasien, misalnya semi fowler
Hubungkan selang oksigen pada sungkup sederhana dengan
humidifier
Tepatkan sungkup muka sederhana,sehingga menutupi hidung dan
mulut pasien
Lingkarkan karet sungkup pada kepala pasien agar sungkup muka
tidak lepas
Alirkan oksigen sesuai dengan kebutuhan
Keuntungan:
Konsentrasi oksigen yang di peroleh lebih tinggi dari kanula nasal
System modifikasi dapat ditingkatkan
Kerugian:
Umumnya tidak nyaman bagi pasien
Membuat rasa panas sehingga mengiritasi mulut dan pipi
Aktivitas makan dan bicara terganggu
Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga sebabkan aspirasi
Jika aliran rendah dapat sebabkan pemumpukan karbondioksida
c) Sungkup Muka dengan Kantong “Rebreathing”
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari sangkup muka
sederhana yaitu 60%-80% dengan aliran oksigen 8-12 liter/menit.
Indikasi penggunaan sangkup muka rebreathing adalah pada pasien
dengan kadar tekanan karbondioksida yang rendah. Udara inspirasi
sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi
karbondioksida lebih tinggi dari sungkup sederhana.
Cara pemasangan:
Terangkan prosedur pada pasien
Hubungkan oksigen ke humidifier dengan aliran rendah
Isi oksigen ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara
kantong dan sungkup
Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dengan nyaman.
Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantong kan terisi waktu
ekspirasi dan hampir kuncup saat inspirasi
Keuntungan:
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup sederhana
Tidak mengeringkan selaput lender
Kekurangan:
Kantong oksigen bisa terlipat
Menyebabkan pemumpukan oksigen bila aliran uadaranya rendah
Prosedurnya:
a) Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handung atau
pakaian untuk member rasa nyaman
b) Anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam untuk memberikan
relaksasi
c) Perkusi selama 1-2 menit
d) Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah yang mudah terjadi
cedera seperti mammae, sternum dan ginjal.
2) Vibrasi
Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan
perawat yang diletakkan datar di dada pasien. Vibrasi dilakukan setelah
melakukan perkusi untuk melepaskan mucus kental.
Prosedur:
a) Letakkan tangan, telapak tangan menghadap area dada. Satu tangan
diatas tangan yang lain dengan jari menempel secara bersama
b) Anjurkan pasien menarik nafas dalam melalui hidung dan
menghembuskan nafas melalui mulut.
c) Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan.
Getarkan tangan, gerakkan kearah bawah. Hentikan getaran jika
pasien inspirasi
c. Napas Dalam dan Batuk Efektif
1) Napas dalam
Napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri atas pernapasan
abdominal dan purse lips breathing
Prosedur:
a) Atur posisi pasien
b) Fleksikan lutut untuk relaksasikan otot abdomen
c) Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
d) Tarik nafas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung
sampai tiga selama inspirasi
e) Hembuskan perlahan melalui mulut
2) Batuk efektif
Batuk efektif adalah latihan untuk mengeluarkan secret
Prosedurnya:
a) Tarik nafas dalam lewat hidung dan tahan nafas untuk beberapa detik
b) Batukkan dua kali. Saat batuk tekanlah dada sedikit dengan bantal.
c) Bila sekret keluar tambunglah dengan sputum pot
d) Hindari waktu yang lama selama batuk karena menyebabkan fatigue
dan hipoksia
d. Suctioning (Penghisapan Lendir)
Suctioning adalah metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada
jalan nafas. Suctioning dapat diterapkan pada oral, nasofaring, trakea serta
endotrakea.
8. Komplikasi
1) Penurunan Kesadaran
2) Hipoksia
3) Cemas dan gelisah
1. Pengkajian
a. Wawancara
1) Masalah pada pernafasan dari dulu hingga kini
2) Riwayat penyakit pernafasan (nyeri, paparan lingkungan, batuk, faktor
risiko penyakit paru, penggunaan obat)
3) Kebiasaan merokok
4) Masalah pada fungsi sisten kardiovaskuler (kelemahan, dispnea)
5) Faktor risiko tang memperberat masalah oksigenasi ( riwayat hipertensi,
penyakit jantung, usia lanjut, obesitas, diet tinggi lemak, peningkatan
kolesterol)
2. Pemerikasaan Fisik
a) Mata
· Konjungtiva pucat (karena anemia)
· Konjungitva sianosis ( karena hipoksemia)
· Konjungtiva terdapat pethecia ( karena emboli lemak atau
endokarditis)
b) Kulit
· Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer).
· Sianosis secara umum (hipoksemia)
· Penurunan turgor (dehidrasi)
· Edema
· Edema periorbital
c) Jari dan kuku
· Sianosis
· Clubbing finger
d) Mulut dan bibir
· Membran mukosa sianosis
· Bernapas dengan mengerutkan mulut.
e) Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung, deviasi sputum, perforasi, dan
kesimetrisan.
f) Vena Leher
Adanya distensi/ bendungan.
g) Dada
1) Inspeksi
Pemeriksaan mulai dada posterior sampai yang lainnya, pasien harus
duduk.
Observasi dada pada sisi kanan atau kiri serta depan atau belakang.
Dada posterior amati adanya skar, lesi, dan masa serta gangguan
tulang belakang (kifosis, skoliosis, dan lordosis)
Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan
pergerakan dada.
Observasi pernapasan seperti pernapasan hidung, atau pernapasan
diafragma serta penggunaan otot bantu pernapasan.
Observasi durasi inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi yang panjang
menandakan adanya obstruksi jalan napas seperti pada pasien Chronic
Airflow Limitation (CAL)/ Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD).
Kaji konfigurasi dada.
Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan
dinding dada mengindikasikan adanya penyakit paru/ pleura.
Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inpsirasi yang
mengindikasikan adanya obstruksi jalan napas.
Kelainan bentuk dada:
o Barrel chest : Akibat overinflation paru pada pasien emfisema.
o Funnel chest : Missal pada pasien kecelakaan kerja yaitu depresi
bagian bawah sternum.
o Pigeon chest : Akibat ketidaktepatan sternum yang mengakibatkan
peningkatan diameter AP.
o Kofiskoliosis : Missal pada pasien osteoporosis dan kelainan
musculoskeletal.
2) Palpasi
Untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi
abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui tactil
premitus (vibrasi).
3) Perkusi
Mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan
pengembangan (ekskursi) diafragma. Ada dua suara perkusi yaitu:
a) Suara perkusi normal:
Resonan (sonor) : dihasilkan pada jaringan paru normal, umumnya
bergaung dan bernada rendah.
Dullness : dihasilkan di atas jantung atau paru.
Tympany : dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
b) Suara perkusi abnormal:
Hiperesonan : lebih rendah dari resonan seperti paru abnormal yang
berisi udara.
Flatness : nada lebih tinggi dari dullness seperti perkusi pada paha,
bagian jaringan lainnya.
4) Auskultasi
a) Suara napas normal
Bronchial/ tubular sound seperti suara dalam pipa, keras, nyaring,
dan hembusan lembut.
Bronkovesikuler sebagai gabungan antara suara napas bronchial
dengan vesikuler.
Vesikuler terdengar lembut, halus, sperti hembusan angin sepoi –
sepoi.
b) Jenis suara tambahan
o Wheezing : suara nyaring, musical, terus – menerus akibat jalan
napas yang menyempit.
o Ronchi : suara mengorok karena ada sekresi kental dan peningkatan
produksi sputum.
o Pleural friction rub : suara kasar, berciut, dan seperti gessekan
akibat inflamasi dim pleura, nyeri saat bernapas.
o Crakles :
o Fine cracles : suara meletup akibat melewati daerah alveoli, seperti
suara rambut digesekkan.
o Coars cracles: lemah, kasar, akibat ada cairan di jalan saluran napas
yang besar. Berubah jika pasien batuk.
3.Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
1 Bersihan jalan napas Setelah diberikan Latihan Batuk Efektif (I.01006)
tidak efektif (D.0001) asuhan keperawatan a) Observasi
Definisi: selama ...x... jam o Identifikasi kemampuan batuk
Ketidakmampuan diharapkan o Monitor adanya retensi sputum
membersihkan sekret Bersihan Jalan o Monitor tanda dan gejala infeksi
atau obstruksi jalan Napas Meningkat saluran napas
napas untuk (L.01001) dengan o Monitor input dan output cairan
mempertahankan jalan kriteria hasil: ( mis. jumlah dan karakteristik)
napas tetap paten Batuk efektif b) Terapeutik
Penyebab meningkat (5) o Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
Fisiologis Produksi sputum o Pasang perlak dan bengkok di
• Spasme jalan napas menurun (5) pangkuan pasien
• Hipersekresi jalan Dispnea menurun o Buang sekret pada tempat sputum
napas (5) c) Edukasi
• Disfungsi Pola napas o Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
neuromuskuler membaik (5) efektif
• Benda asing dalam o Anjurkan tarik napas dalam melalui
jalan napas hidung selama 4 detik, ditahan
• Adanya jalan napas selama 2 detik, kemudian keluarkan
buatan dari mulut dengan bibir mencucu
• Sekresi yang tertahan (dibulatkan) selama 8 detik
• Hiperplasia dinding o Anjurkan mengulangi tarik napas
jalan napas dalam hingga 3 kali
• Proses infeksi o Anjurkan batuk dengan kuat
• Respon alergi langsung setelah tarik napas dalam
• Efek agen yang ke-3
farmakologia (mis. d) Kolaborasi
anastesi) o Kolaborasi pemberian mukolitik atau
Situasional ekspektoran, jika perlu
• Perokok aktif Manajemen Jalan Nafas (I. 01011)
• Perokok pasif a) Observasi
• Terpajan polutan o Monitor pola napas (frekuensi,
Tanda Mayor kedalaman, usaha napas)
Subjektif:- o Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Objektif: Gurgling, mengi, weezing, ronkhi
Batuk tidak efektif kering)
Tidak mampu batuk o Monitor sputum (jumlah, warna,
Sputum berlebih aroma)
Mengii, ronchi kering, b) Terapeutik
wheezing o Pertahankan kepatenan jalan napas
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Kriteris Hasil. Edisi 1.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN YEP
I. PENGKAJIAN
A. Data Umum Penanggungjawab
Nama : Tn.YEP Nama : Ny.RWP
Umur : 47 th Umur : 42 th
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Status perkawinan: Kawin Pekerjaan : Swasta
Alamat : BTN Senapahan Kaja Banjar Anyar Kediri Tabanan
No RM : 21003395
Tanggal MRS : Kamis 15 April 2021
Tgl Pengkajian : Kamis 15 April 2021
Diagnosa medis : ISPA,ACKD,Hipertensi
Sumber informasi: Pasien, Keluarga
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Sulit mengelurkan dahak dan sesak nafas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang/ Alasan saat MRS
Pasien datang diantar oleh anak dan istrinya ke IGD RSUP Sanglah pada
hari kamis tanggal 15/4/21 pukul 01.00 dini hari karena mengeluh batuk
berdahak ,dahak warna putih kental dan sulit dikeluarkan disertai nafas
agak sesak sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit jantung,DM dan
hipertensi.
5. Genogram
YEP RWP
P
Keterangan :
: perempuan
: Laki-laki
: Pasien
6. Riwayat sosiokultural
Pasien beragama Islam, pasien dan istri berasal dari Jawa namun sudah
lama tinggal dan mencari nafkah di Bali, pasien biasa berinteraksi dengan
baik dengan masyarakat lingkungan sekitar walaupun berbeda suku dan
agama, pasien dan keluarga ikut aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan
bersilaturahmi dengan baik. Bila terjadi keluhan kesehatan pasien dan
keluarga percaya itu murni masalah medis, berobat ke sarana kesehatan
dan tidak pernah memakai bantuan non medis.
D. Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum
Pasien sakit sedang, kesadaran klien Compos mentis, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, berat badan klien 60 kg, tinggi badan
170 cm.
2. Tanda Vital
Tekanan darah klien 150/90 mmHg, nadi 88x/menit, RR 24 x/menit, Suhu
37,1°C, SO2 95%
3. Kepala
Bentuk simetris, benjolan/ massa tidak ada, nyeri tekan dam luka tidak ada
4. Mata
Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, anemis tidak ada, sklera putih,
pupil isokor, reflek +/+
5. Hidung
Bentuk simetris, kelainan tidak ada
6. Telinga
Bentuk simetris, kelainan tidak ada
7. Mulut
Bentuk simetris, kelainan tidak ada, sianosis tidak ada
8. Leher
Bentuk simetris, tidak teraba massa, tidak ada bendungan vena jugularis
9. Dada dan Punggung
Dada bentuk simetris, tidan ada benjolan/ massa, tidak ada penggunaan
otot batu napas suara napas vesikuler +/+, Ronchi +/+, Weezhing -/-
10. Abdomen
Bentuk datar, tidak ada distensi/ ascites, tidak teraba massa, bising usus
15x/mnt
11. Ekstremitas
Akral hangat, simetris, edema tidak ada, pergerakan aktif, kekuatan otot
baik
5555 5555
5555 5555
12. Genetalia
Tidak dikaji
13. Anus
Tidak dikaji
E. Data Penunjang
Hasil Darah lengkap tgl 15 April 2021
WBC 11,36 103/ul
Hb 10,10gr/dl
PLT 341 103/ul
HCT 29,9%
BUN 48.3mg/dl
SC 2,3mg/dl
SWAB Negatif tgl 15/4/21
Hasil thorax foto tanggal 15 April 2021
Kesan: pulmo tak tampak kelainan
cardiomegali
F. Terapi
Tgl 15 April 2021
Nacl 8tpm
Amlodipin 1x5mg per oral
Asam folat 2x1 per oral
Domperidone 10 mg k/p mual
O2 2 lpm
Pro-Inz 1 tab @ 8 jam
Rencana Ro Thorak ulang dan Cek UL
Bersihan jalan
napas tidak efektif
III. Diagnosis Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi
ditandai dengan pasien mengeluh sesak, batuk berdahak dan sulit
dikeluarkan, napas pasien tampak berat, pasien tampak menggunakan
oksigen 2 lpm, RR 24x/menit, Ronchi +/+, SO2 95%
IV. Intervensi
Kolaborasi
Kolaborasi mukolitik Untuk
mengencerkan
dahak
Manajemen jalan
napas(I.01011)
Observasi:
Monitor jalan napas Mengetahui
kepatenan jalan
napas pasien
Monitor bunyi Untuk mengetahui
napas pasien suara napas
tambahan
Monitor sputum Untuk mengetahui
(jumlah dan warna) kondisi sputum
pasien
Terapeutik: Untuk
Beri posisi memaksimalkan
semifowler ventilasi
Mengencerkan
Beri minum hangat dahak
Mambantu
Lakukan fisioterapi mengeluarkan
dada dahak
Edukasi : Agar pasien
Ajarkan batuk mampu
efektif melakukan batuk
efektif dan dapat
mengeluarkan
dahak dengan
baik
Kolaborasi:
Melonggarkan
Pemberian
jalan napas
bronkodilatator
V. Implementasi
VI. Evaluasi