Anda di halaman 1dari 11

n psikososial Tanda gejala TUK SP

o
1 Halusinasi 1)Melirikkan mata ke kiri Pasien Strategi Pelaksanaan
dan ke kanan seperti 1) Klien mengenali 1 : Menghardik halusinasi.
mencari siapa atau apa halusinasi yang 2 : menggunakan obat secara teratur
saja yang sedang dialaminya 3: bercakap-cakap dengan orang lain
dibicarakan. 2) Klien dapat
2) Mendengarkan dengan mengontrol halusinasinya Strategi Pelaksanaan
penuh perhatian pada 3) Klien mengikuti 1 keluarga : mengenal masalah dalam merawat klien
orang lain yang sedang progam pengobatan halusinasi dan melatih mengontrol halusinasi klien
tidak berbicara atau pada secara optimal dengan menghardik
benda seperti mebel. Keluarga : Tahapan sebagai berikut :
3) Terlihat percakapan 1) Merawat masalah (1)Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
dengan benda mati atau halusinasi dan masalah klien
dengan seseorang yang yang dirasakan dalam (2)Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya
tidak tampak. merawat klien halusinasi (gunakan booklet)
4) Menggerakan-gerakan 2) Menjelaskan (3)Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melatih
mulut seperti sedang pengertian, tanda dan cara menghardik
berbicara atau sedang gejala, proses terjadinya (4)Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan beri pujian
menjawab suara. halusinasi 2 keluarga : melatih keluarga merawat klien halusinasi
Bicara atau tertawa sendiri 3) Merawat klien dengan enam benar minum obat
2) Marah marah tanpa halusinasi Tahapan tindakan sebagai berikut :
sebab 4) Menciptakan suasana (1)Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
3) Mengarahkan telinga keluarga dan lingkungan halusinasi klien, merawat klien dalam mengontrol
kearah tertentu untuk mengontrol halusinasi dengan menghardik
4) Menutup telinga halusinasi (2)Berikan pujian
5) Menunjuk kearah 5) Mengenal tanda dan (3)Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
tertentu gejala kekambuhan yang (4)Latih cara memberikan/membimbing minum obat
6) Ketakutan kepada memerlukan rujukan (5)Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
sesuatu yang tidak jelas segera ke fasilitas 3 keluarga : melatih keluarga merawat klien halusinasi
7) Mencium sesuatu kesehatan dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
seperti sedang membaui 6) Memanfaatkan Tahapan tindakan sebagai berikut :
bau-bauan tertentu fasilitas pelayanan (1)Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
8) Menutup hidung kesehatan untuk follow halusinasi klien dan merawat/melatih klien menghardik,
9) Sering meludah up klien secara teratur. dan memberikan obat
10) Menggaruk garuk p (2)Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan
keluarga
(3)Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
untuk mengontrol halusinasi
(4)Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan klien
terutama saat halusinasi
(5)Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
4 keluarga : melatih keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk follow up klien halusinasi
Tahapan tindakan sebagai berikut :
(1)Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
halusinasi pasien, merawat/melatih pasien mengahrdik,
memberikan obat, bercakap-cakap
(2) Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan
keluraga
(3) Jelaskan follow up ke pelayanan kesehatan, tanda
kekambuhan, rujukan
(4) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
2 Waham Terbiasa menolak makan, TUK 1 : Klien dapat
tidak ada perhatian pada membina hubungan
perawatan diri, Ekspresi saling percaya.
wajah sedih dan TUK 2 : Klien dapat
ketakutan, gerakan tidak mengidentifikasikan
terkontrol, mudah kemampuan yang
tersinggung, isi dimiliki.
pembicaraan tidak sesuai TUK 3 : Klien dapat
dengan kenyataan dan mengidentifikasi
bukan kenyataan, kebutuhan yang tidak
menghindar dari orang dimiliki.
lain, mendominasi TUK 4 : Klien dapat
pembicaraan, berbicara berhubungan dengan
kasar, menjalankan realitas.
kegiatan keagamaan TUK 5 : Klien dapat
secara berlebihan. dukungan dari keluarga.
TUK 6 : Klien dapat
menggunakan obat
dengan benar.
3 PK/RPK marah, suka marah, 1) Klien dapat 1) Bina hubungan saling percaya,
pandangan tajam, otot mengidentifikasi a) Mengucapkan salam terapeutik
tegang, nada suara tinggi penyebab prilaku b) Berjabatan tangan
berdebat, selalu kekerasan c) Menjelaskan tujuan interaksi
memaksakan kehendak 2) Klien dapat d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap
dan memukul bila tidak mengidentifikasi tanda- kali bertemu klien
sengaja ditandai dengan: tanda perilaku kekerasan 2) Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan
Fisik, Mata melotot/ 3) Klien dapat saat ini dan yang lalu.
pandangan tajam, tangan menyebutkan jenis a) Diskusikan apa penyebab perilaku kekerasan dari
mengepal, rahang perilaku kekerasan yang diri klien
mengatup, wajah pernah dilakukannya b) Diskusikan bersama klien apa yang menyebabkan
memerah dan tegang, seta 4) Klien dapat prilaku kekerasan timbul
postur tubuh kaku. Verbal, menyebutkan akibat dari 3) Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku
mengancam, mengumpat perilaku kekerasan yang kekerasan.
dengan kata-kata kotor, dilakukannya. a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
berbicara dengan nada 5) Klien dapat fisik
keras, kasar dan ketus menyebutkan cara b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
mencegah / mengontrol secara psikologis.
perilaku kekerasannya. c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
6) Klien dapat social.
mencegah / mengontrol d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
perilaku kekerasannya secara spiritual
secara fisik, spiritual, e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
social, dan denga terapi intelektual
psikofarmaka(kelliat, 4) Diskusikan bersama klien perilaku kekerasan yang biasa
2013) dilakukan pada saat marah, yaitu secara verbal terhadap:
a) Orang lain
b) Diri sendiri
c) Lingkungan
5) Diskusikan bersama klien akibat perilakunya.
6) Dilakukan bersama klien cara mengontrol perilaku
kekerasan secara:
a) Fisik: pukul kasur dan bantal, tarik nafas dalam.
b) Obat
c) Sosial/verbal: menyatakan secara asertif rasa
marahnya.
d) Spiritual kegiatan ibadah sesuai keyakinan pasien
7) Latih klien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:
a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur bantal
b) Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul kasur -
bantal
8) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara
social/verbal.
a) Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal:
menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik.
b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara
verbal
9) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a) Dilakukan kegiatan ibadah yang pernah dilakukan
pasien
b) Latih mengontrol marah dengan melakukan kegiatan
ibadah yang biasa dilakukan klien.
c) Buat jadwal latihan kegiatan ibadah.(Keliat, 2013)
4 Isolasi soaial 1) Perasaan sepi 1) Sesi 1 : kemampuan a) Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada pasien :
2) Perasaan tidak aman memperkenalkan diri Pengkajian Isolasi sosial, dan melatih bercakap-cakap
3) Perasaan bosan dan 2) Sesi 2 : kemampuan antara pasien dan keluarga.
waktu terasa lambat berkenalan (1) Membina hubungan saling percaya
4) Ketidakmampuan 3) Sesi 3 : kemampuan (2) Membantu pasien menyadari masalah isolasi sosial
berkonsentrasi bercakap-cakap (3) Melatih bercakap-cakap secara bertahap antara pasien
5) Perasan ditolak 4) Sesi 4 : kemampuan dan anggota keluarga
1) Banyak diam bercakap-cakap topik b) Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada pasien :
2) Tidak mau bicara tertentu Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan
3) Menyendiri 5) Sesi 5 : kemampuan 2 orang lain), latihan bercakap-cakap saat melakukan 2
4) Tidak mau berinteraksi bercakap-cakap masalah kegiatan harian.
5) Tampak sedih pribadi (1) Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi sosial
6) Kontak mata kurang 6) Sesi 6 : kemampuan (2) Memvalidasi kemampuan berkenalan (berapa orang)
7) Muka datar bekerjasama (3) Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan
7) Sesi 7 : evaluasi kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
kemampuan sosialisasi (4) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihanberkenalan 2-3 orang
c) Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada pasien :
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan
4-5 orang), latihan bercakap-cakap saat melakukan 2
kegiatan harian baru.
(1) Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial Poltekkes
Kemenkes Padang
(2) Validasi kemampuan berkenalan (berapa orang) dan
bicara saat melakukan dua kegiatan harian
(3) Tanyakan perasaan setelah melakukan kegiatan
(4) Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan
kegiatan harian (latih 2 kegiatan baru)
(5) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan 4-5
orang
d) Strategi pelaksanaan pertemuan 4 pada pasien :
Mengevaluasi kemampuan berinteraksi, melatih cara
bicara saat melakukan kegiatan sosial
(1) Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial
(2) Validasi kemampuan berkenalan (berapa orang) dan
bicara saat melakukan empat kegiatan harian
(3) Tanyakan perasaan setelah melakukan kegiatan
(4) Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan
kegiatansocial
5 HDR a) Mengkritik diri sendiri. a)Pasien dapat
b) Perasaan tidak mampu. mengindentifikasi
c) Pandangan hidup yang kemampuan dan aspek
pesimis. d) Penurunan positif yang di miliki.
produktifitas e) Penolakan b) Pasien dapat menilai
terhadap kemampuan diri kemampuan yang dapat
di gunakan.
c) Pasien dapat
menetaptan/memilih
kegiatan yang sesuai
kemampuan.
d) Pasien dapat melatih
kegiatan yang sudah
dipilih, sesuai
kemampuan.
e) Pasien dapat
menyusun jadwal untuk
melakukan kegiatan
yang sudah dilatih.
6 RBD Mengungkapkan perasaan TUK 1 : Pasien dapat a) SP. 1 pasien (Resiko bunuh diri)
ingin bunuh diri membina hubungan 1. Membina hubungan saling percaya
Riwayat pernah coba saling percaya 2. Identifikasi penyebab, tanda, gejala dan akibat resiko
bunuh diri TUK 2 : Pasien dapat bunuh diri
Perasaan putus asa mengenal penyebab 3. Memastikan lingkungan aman tidak ada senjata tajam
resiko perilaku bunuh diri atau bendabenda yang membahayakan klien dan orang lain
TUK 3 : Pasien dapat 4. Menemani klien.
mengidentifikasi tanda- 5. Menyarankan memanggil perawat apabila ada perasaan
tanda perilaku bunuh diri ini melukai diri kembali.
TUK 4 : Pasien dapat 6. Memotivasi klien “saya percaya anda dapat mengatasi
mengidentifikasi perilaku masalah anda, oke?”
percobaan bunuh diri b) SP. 2 pasien (Resiko bunuh diri)
yang pernah dilakukan 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP. 1 p)
TUK 5 : Pasien dapat 2. Validasi perasaan klien tentang ide bunuh diri
mengidentifikasi akibat 3. Memotivasi/mendorong klien dengan memanggil
tindakan yang sudah perawat untuk membantu klien
dilakukan untuk bunuh c) SP. 3 pasien (Resiko bunuh diri)
diri 1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP. 1 dan SP. 2 )
TUK 6 : Pasien dapat 2. Menanyakan “apa yang patut disyukuri dalam hidup
mengidentifikasi cara ini?”
konstruktif untuk 3. Mengungkapkan perasaan dengan baik
menghilangkan d) SP. 4 pasien (Resiko bunuh diri)
keinginannya untuk 1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP. 1, 2, 3)
bunuh diri 2. Meminta klien mengungkapkan perasaannya tentang ide
TUK 7 : Pasien dapat bunuh diri
mendemonstrsikan cara 3. Memecahkan maslah dengan mengarahkan pendapat
mengontrol keinginan dan solusi masalah klien kea rah logika dan rasional.
untuk bunuh diri 4. Memasukkan dalam jadwal harian klien.
TUK 8 : Pasien
mendapat dukungan e) SP. 1 keluarga (Resiko bunuh diri)
keluarga untuk 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
mengontrol perilaku merawat klien
bunuh diri TUK 9 : 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh
Pasien menggunakan diri dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami klien
obat sesuai program yang beserta proses terjadinya.
telah ditetapkan 3. Menjelaskan cara-cara merawat klien resiko bunuh diri.
f) SP. 2 keluarga (Resiko bunuh diri)
1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien
dengan resiko bunuh diri.
2. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
langsung kepada klien resiko bunuh diri.
g) SP. 3 keluarga (Resiko bunuh diri)
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah
termasuk minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow upklien setelah pulang.
7 Deficit
perawatan diri

Anda mungkin juga menyukai