DISUSUN OLEH
NIM : 751440117077
T.A 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF
Penyebab bersihan jalan nafas tidak efektif secara fisiologis yaitu spasme
jalan nafas, hipersekresi jalan nafas, disfungsi neuromuskular, benda asing dalam
jalan nafas, adanya jalan nafas buatan, sekresi yang tertahan, hyperplasia dinding
jalan nafas, proses infeksi, respon alergi, efek agen farmakologis misalnya
anastesi. Sedangkan Penyebab secara situsional yaitu merokok aktif, merokok
pasif dan terpajan polutan (PPNI, 2016).
Faktor yang berhubungan dengan bersihan jalan nafas tidak efektif yaitu
diantaranya disebabkan oleh faktor lingkungan seperti merokok, menghirup asap
rokok, dan perokok pasif, faktor Obstruksi jalan nafas seperti spasme jalan nafas,
retensi sekret, mukus berlebih, adanya jalan nafas buatan, terdapat benda asing di
jalan nafas, sekret di bronki, dan eksudat di alveoli dan juga karena faktor
fisiologis yaitu difungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkial, PPOK
(Penyakit Paru Obstruktif Kronis), infeksi asma, jalan nafas alergik (alergi)
(Wilkinson, 2017).
3. Tanda dan gejala bersihan jalan nafas tidak efektif
Gejala dan tanda pada pasien dengan diagnosa keperawatan bersihan jalan
nafas tidak efektif sesuai dengan standar diagnosa keperawatan indonesia (SDKI)
adalah seperti tabel berikut.
Tabel 1
Tanda dan Gejala Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a) Batuk
Batuk merupakan refleks pertahanan tubuh yang timbul sebagai
mekanisme fisiologis yang penting untuk bertahan melawan bahan-bahan patogen
dan membersihkan saluran nafas bagian bawah (percabangan trakeobronkial) dari
sekresi, partikel asing, debu, aerosol yang merusak masuk ke paru-paru (Baradah
& Jauhar, 2013). Pada penderita tuberkulosis paru sifat batuk dimulai dari batuk
kering (non produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum) ini terjadi lebih dari 3 minggu (Wahid & Suprapto, 2013).
b) Batuk darah
Hemoptisis adalah batuk darah atau sputum yang bercampur dengan cairan
darah, akibat pecahnya pembuluh darah pada saluran nafas bagian bawah. Batuk
darah merupakan suatu gejala penyakit yang sangat serius dan salah satunya
merupakan manifestasi pertama yang terjadi pada penderita tuberkulosis aktif
(Baradah & Jauhar, 2013).
Batuk darah diawali dengan gatal di daerah tenggorokan atau ada
keinginan untuk batuk, selanjutnya darah akan dikeluarkan lewat batuk.
Karakteristik darah yaitu merah terang, berbuih dan dapat bercampur dengan
dahak. Berat ringannya batuk darah akan tergantung pada besar kecilnya
pembuluh darah yang pecah (Muttaqin, 2014).
c) Sesak nafas
Sesak nafas timbul pada tahap lanjut ketika inflitrasi radang sampai
setengah paru-paru (Somantri, 2012). Sesak nafas merupakam gejala yang nyata
terhadap gangguan pada trakeobronkial, parenkim paru, dan rongga pleural. Sesak
nafas terjadi karena terdapat peningkatan pernafasan akibat meningkatnya
resistensi elastik paru-paru, dinding dada, atau meningkatnya resistensi non-
elastisitas (Muttaqin, 2014).
d) Produksi sputum berlebih
Sputum adalah timbunan mukus yang berlebihan, yang diproduksi oleh sel
goblet dan kelenjar sub mukosa bronkus sebagai reaksi terhadap gangguan fisik,
kimiawi ataupun infeksi pada membran mukosa. Banyak sedikitnya sputum serta
ciri-ciri dari sputum itu sendiri (seperti warna, sumber, volume, dan
konsistensinya) tergantung dari berat ringan serta jenis dari penyakit saluran nafas
yang menyerang pasien (Baradah & Jauhar, 2013).
Orang dewasa normal akan memproduksi sputum sekitar 100 ml/hari. Jika
produksi sputum berlebihan, akan mengakibatkan proses pembersihan menjadi
tidak efektif lagi, sehingga sputum akan menumpuk pada saluran pernafasan
(Muttaqin, 2014).
2) Keluhan sistemis
a) Demam
Demam ini merupakan keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul
pada sore atau malam hari pada penderita TBC ini mirip dengan gejala demam
influenza dan gejalanya hilang timbul (Ardiansyah, 2012).
b) Keluhan sistemis lain
Secara patologi penyakit TBC paru tidak diturunkan. Tetapi, perawat perlu
menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya
sebagai faktor presdiposisi penularan di dalam rumah (Ardiansyah, 2012).
e. Faktor pendukung
Secara umum faktor-faktor yang dapat mendukung peningkatan kasus
TBC paru yaitu: kondisi lingkungan, pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan
merokok, minum-minuman beralkohol, pola istirahat dan tidur yang tidak teratur,
kurang dalam kebersihan diri dan pola makan yang tidak seimbang serta endahnya
tingkat pengetahuan atau pendidikan yang dimiliki pasien dan keluarga tentang
penyakit, cara pencegahan, pengobatan, dan perawatan yang harus dilakukan
(Wahid & Suprapto, 2013).
f. Pemeriksaan fisik
Tabel 2
Perencanaan Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
4. Implementasi keperawatan
c. Mengi menurun.
d. Wheezing menurun.
e. Dypsnea menurun.
f. Ortopnea menurun.
h. Sianosis menurun.
i. Gelisah menurun.
PENGKAJIAN
Dignosa medis : TB Paru
1. Data pasien
Identitas klien
Nama : Ny. H
Umur : 60 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1. Keluhan utama
Klien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak
2. Kronologis keluhan
Klien mengatakan sesak napas dan batuk berdahak, klien tampak susah
mengeluarkan dahak saat batuk. Klien juga mengatakan dirinya tinggal dengan
orang yang mengkonsumsi rokok 2 bungkus/hari selama 25 tahun. Klien
juga mengatakan tidak nafsu makan, mual muntah,dan klien kehilangan tonus otot
serta BB 11 Kg.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
LED 60 mm
HB 10 gr/dl 11 – 16
Eritrosit 4,08 gr/dl 3.5 – 5.5 juta
Leukosit 11.000 gr/dl 5 – 10 ribu
Trombosit 301.000 / ul 15- 450 ribu
Protein 8,8 gr/dl 6.6 – 8.7
Globulin 5,9 gr/dl 3.2 – 3.9
Natrium 129 mEq/L 135 – 145
Kalium 3,41 mEq/L 3.5 – 5.0
Klorida 94,1 mEq/L 90 – 110
Ureum 78 mg/dl 10 – 50
Kreatinin 1,2 mg/dl 0.6 – 1.6
pH 7,20
pCO₂ 46
HCO₃ 23
Sat O₂ 95%
Tindakan Medik/Pengobatan
1. Rifampicin 1x350 mg
2. Isoniazid 1x300 mg
3. Etambutol 1x500 mg
4. Pirazinamid 1x500 mg
KLASIFIKASI DATA
S : 38 o C
R : 28 x/menit Batuk produktif
Bersihan jalan
tidak efektif
2. DS: Gangguan pertukaran Invasi bakteri
- Klien mengeluh sesak gas tuberkulosis
DO :
- Terdapat bunyi ronkhi di Infeksi primer
lapang paru bawah
- PCO2 : 46 Sembuh dengan
- pH : 7,20 fokus ghorn
- TTV:
TD : 90/60 mmHg Bakteri dorman
N : 120 x/menit
S : 38 o C Bakteri muncul
Reaksi inflamasi,
kavitas, dan
merusak parenkim
paru
Kerusakan membran
alveolar-kapiler
merusak pleura,
atelaktasis
Gangguan pertukaran
gas
3. DS : - Defisit Nutrisi Invasi bakteri
DO : tuberkulosis
- BB turun 11 kg
Infeksi primer
Sembuh dengan
fokus ghorn
Bakteri dorman
Bakteri muncul
berapa tahun
kemudian
Reaksi inflamasi,
kavitas, dan
merusak parenkim
paru
Reaksi sistematis
Anoreksia, mual, BB
menurun
Defisit nutrisi
4. DS : - Hipovolemia Invasi kuman TB
DO :
- TTV:
TD : 90/60 mmHg Menempel di jalan
N : 120 x/menit & paru
S : 38 o C
R : 28 x/menit
- Radang airway /
infeksi
Reaksi imunologi
Merangsang
termoregulator
Hipertermi
5. DS : Hipertermi Infeksi
DO :
- TTV:
TD : 90/60 mmHg Terbentk komplek
N : 120 x/menit antigen-antibody
S : 38 o C
R : 28 x/menit
Mengaktivasi
system komplemen
Dilepaskan C3a
dan C5a (peptide)
Melepaskan
histamine
Permeabilitas
membrane
meningkat
Kebocoran plasma
Hipovolemia
RENCANA KEPERAWATAN
DO : hingga 3 kali
Kategori : fisiologos
Subkategori : respirasi
No dx : 0003
N NURSING DIAGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI
O KRITERIA HASIL
3. Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
Kategori :Lingkungan intervensi keperawatan
Subkategori :Keamanan selama 1 x 24 jam, maka Observasi
dan Proteksi hipetermi dapat teratasi - identifikasi penyebab
D.0130 dengan kriteria hasil : hipertermia (mis.
- Menggigil Dehidrasi, terpapar
Definisi : Suhu tubuh - Kulit merah lingkungan panas,
meningkat di atas rentang - Kejang penggunaan incubator)
normal tubuh. - Akrosianosis - monitor suhu tubuh
- Konsumsi oksigen - monitor kadar elektrolit
Gejala dan Tanda mayor - Piloereksi - monitor haluaran urine
DS :- - Vasokonstriksi - monitor komplikasi
D0: perifer akibat hipetermia
Suhu tubuh diatas - Kutis memorata
nilai normal - Pucat Terapeutik
- Takikardi - sediakan lingkungan
Gejala dan Tanda minor - Takipnea yang dingin
DS:- - Bradikardi - longgarkan atau
DO: - Dasar kuku lepaskan pakaian
Kulit merah sianotik - basahi dan kipasi
Kejang - Hipoksia permukaan tubuh
Edukasi
- anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
N DIAGNOSA TUJUAN DAN
INTERVENSI
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
4. Defisit nutrisi Setelah diberikan Manajemen nutrisi :
Kategori : fisiologi intervensi keperawatan
Subkategori : nutrisi dan selama 1x24 jam, maka Observasi :
cairan status nutrisi - Identifikasi status nutrisi
D.0019 membaik, dengan - Identifikasi alergi dan
kriteria hasil : intoleransi makanan
Definisi : Asupan nutrisi - Identifikasi makanan
tidak cukup untuk memenuhi - Porsi makan yang yang disukai
kebutuhan metabolisme. dihabiskan - Identifikasi kebutuhan
- Berat badan kalori dan jenis nutrien
Gejala dan Tanda mayor - Indeks Massa Tubuh - Identifikasi perlunya
DS : - (IMT) penggunaan selang
DO : nasogastrik
Berat badan menurun - Monitor asupan
minimal 10% dibawah makanan
rentang ideal - Monitor berat badan
- Monitor hasil
Gejala dan Tanda minor pemeriksaan
DS : laboratiorium
Cepat kenyang setelah
makan Terapeutik :
Kram / nyeri abdomen - Lakukan oral hygiene
DO : - Fasilitasi menentukan
Edukasi :
- Anjurkan pasien duduk,
jika mampu
- Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan ( mis. Pereda
nyeri, antimetic), jika
perlu
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menetukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
N NURSING DIAGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI
O KRITERIA HASIL
5. Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
Kategori :Fisiologis intervensi keperawatan (I.03116)
Subkategori :Nutrisi dan selama 1 x 24 jam,
Cairan maka status cairan Observasi
D.0023 membaik dengan - Periksa tanda dan gejala
criteria hasil : hipovolemia (mis. Frekue
Definisi : Penurunan nsi nadi meningkat, nadi
volume cairan intravascular, - Turgor kulit teraba lemah, tekanan
interstisial, dan/atau - Frekuensi nadi darah menurun,tekanan
intraselular. - Tekana darah nadi menyempit, turgor
- Membrane mukosa kulit menurun, membrane
Gejala dan Tanda mayor - Kadar Hb mukosa kering, volume
DS :- - Berat badan urin menurun, hematokrit
D0: - Intake cairan meningkat, haus,lemah ).
Frekuensi nadi - Suhu tubuh
meningkat Terapeutik
Nadi teraba lemah - Hitung kebutuhan cairan
Tekanan darah - Berikan posisi modified
menurun trendelenburg
menyempit oral
Turgor kulit
menurun Edukasi
Kolaborasi
Gejala dan Tanda minor - Kolaborasi pemberian
DS: cairan IV isotonis
Merasa lemah - Kolaborasi pemberian
Mengeluh haus cairan IV hipotonis
DO: - Kolaborasi pemberian
menurun - Kolaborasi pemberian
berubah
Suhu tubuh
meningkat
Konsentrasi urin
meningkat
Berat badan turun
tiba tiba.