A. Tinjauan Kasus
1. Identitas Klien
Nama : Ny. AA
Umur : 53 Tahun
Pekerjaan : URT
No RM :
3. Triage
kurang jelas
masker NRM, klien terlihat sesak, dan batuk berlendir. Keluarga klien
49
c. Vital sign
N : 100x/menit R : 30x/menit
d. Berat badan : 51 Kg
4. Pengkajian Primer
tampak kering dan pucar, bibir pecah-pecah, terdapat air liur yang
keluar dan sering dibersihkan dengan tisu, gigi kotor, nafas bau, tidak
kempis paru saat inspirasi seimbang, saat ekspirasi sedikit tertahan saat
Kekuatan Otot 4 0
4 0
5. Pengkajian sekunder
50
b. Pemeriksaan fisik
KU : Lemah GCS : 9, E : 2, V : 1, M : 4
Kesadaran : Somnolen
2) Regio dada : dada simetris kanan dan kiri, ekspansi paru saat
ada nyeri tekan saat dipalpasi, tidak ada distensi kandung kemih,
51
4) Regio ekstremitas : dikaki sebelah kanan terpasang IVFD RL 24
4 0
c. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
a) Hematologi :
HB : 10,3
Leukosit 7.900
Trombosit : 142.000
Hematokrit : 32,9
b) Kimia klinik
c) Faal Ginjal
Ureum : 20
d) Karbohidrat
52
GDS : 78 <140
1) CT-SCAN
Kesan :
Brain Atrophy
Amlodipin 10 gr 1x1/PO
53
KLASIFIKASI DATA
- Air Liur tampak menetes, sering kanan terasa berat dan sulit
- Kekuatan Otot 4 0
4 0
- TTV:
54
TD : 130/80 mmHg
N : 100 x/menit
S : 37,8o C
R : 30 x/menit
55
ANALISA DATA
saluran napas
DO :
tambahan : Stridor
- TTV:
TD : 130/80
mmHg
N : 100 x/menit
S : 37,8o C
R : 30 x/menit
2. DS : Gangguan Trombus/emboli di
ekstremitas kanan
56
sepenuhnya oleh defisit neurologi
keluarga
hemisfer kiri
DO :
4 0
Gangguan mobilitas
- TTV:
fisik
TD : 130/80
mmHg
N : 100 x/menit
S : 37,8o C
R : 30 x/menit
3. DS : - Defisit Trombus/emboli di
keluarga
berpakaian hanya
57
menggunakan selimut,
rapi
58
DIAGNOSA KEPERAWATAN
59
RENCANA KEPERAWATAN
. Keperawatan hasil
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
tidak efektif intervensi keperawatan
Observasi
selama 1x24 jam,
Kategori : Fisiologis 1. Monitor pola
maka bersihan jalan
Subkategori : nafas meningkat, napas (frekuensi,
respirasi dengan kriteria hasil :
kedalaman, usaha napas)
D.0001 1. Produksi sputum 2. Monitor
menurun
Definisi : bunyi napas tambahan
2. Mengi menurun
ketidakmampuan
(mis gurgling, mengi,
membersihkan sekret
atau obstruksi jalan wheezing, ronkhi kering)
Terapeutik
Gejala dan Tanda
mayor 1. Posisi
fowler
DO :
2. Beri
Batuk tidak
efektif atau minum air hangat
60
berlebihan / efektif
obstruksi di
Kolaborasi
jalan napas /
1. kolaborasi pemberian
mekonium di
jalan napas brokondilator,
( pada
ekspektoran, mukolitik,
neonatus )
jika perlu
Mengi,
wheezing
dan/ atau
ronkhi kering
DS :
Dispnea
Sulit bicara
Ortopnea
DO :
Gelisah
Sianosis
Bunyi napas
menurun
Frekuensi
napas berubah
Pola napas
berubah
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi
61
fisik b.d tindakan keperawatan Observasi
mandiri pergerakan
DS : prosedur mobilisasi
62
DO : dilakukan (mis. Duduk di
Rentang
gerak (ROM)
menurun
Gejala Tanda
Minor :
DS :
Nyeri saat
bergerak
Enggan
melakukan
pergerakan
Merasa cemas
saat bergerak
DO :
Sendi Kaku
Gerakan tidak
terkoordinasi
Gerakan
terbatas
Fisik lemah
63
3. Defisit Perawatan Setelah dilakukan Dukungan perawatan diri
7. Kemam mandiri
DO : Edukasi
pakaian/makan/ke kemampuan
64
toilet/berhias
secara mandiri
- Minat melakukan
perawatan diri
berkurang
Gejala Tanda
Minor
DS : -
DO : -
65
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
l dx
Senin 1 10.0 1. Memonit S:
or pola napas
25-06-2019 0 - Keluarga Klien
(frekuensi,
mengatakan klien
kedalaman, usaha
napas) mengeluh sesak
2. Memonit
dan batuk
or bunyi napas
berlendir
tambahan (mis
gurgling, mengi,
O:
wheezing, ronkhi
kering) - Terdapat bunyi
3. Memonit napas tambahan
or sputum (jumlah,
Stridor
warna, aroma)
4. Memposi - Terpasang O2
sikan semi fowler Mask NRM
atau fowler
A : Masalah keperawatan
5. Memberi
minum air hangat bersihan jalan napas
6. Menganju tidak efektif belum tertasi
rkan teknik batuk
P : Lanjutkan Intervensi
efektif
7. Mengkola 1. Memonito
borasi pemberian r pola napas
brokondilator, (frekuensi, kedalaman,
ekspektoran, usaha napas)
mukolitik, jika 2. Memonito
66
perlu r bunyi napas
tambahan (mis
gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi
kering)
3. Memonito
r sputum (jumlah,
warna, aroma)
4. Memposis
ikan semi fowler atau
fowler
5. Memberi
minum air hangat
6. Menganju
rkan teknik batuk
efektif
7. Mengkola
borasi pemberian
brokondilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Senin 2 11.2 1. Identifika S:
melakukan dibantu
67
3. Fasilitasi melakukan keluarga
pergerakan, jika
O:
perlu.
- Klien hanya
4. Libatkan keluarga
baring ditempat
untuk membantu
tidur dengan
pasien dalam
kesadaran yang
meningkatkan
kurang
pergerakan
- Aktivitas
5. Jelaskan tujuan dan
sepenuhnya
prosedur mobilisasi
dibantu keluarga
6. Anjurkan
- Klien bedrest
melakukan
total
mobilisasi dini
A : masalah gangguan
7. Ajarkan mobilisasi
mobilitas fisik belum
sederhana yang
tertasi
harus dilakukan
P : Lanjutkan Intervensi
(mis. Duduk di
1. Identifikas
tempat tidur, pindah
i adanya nyeri atau
dari tempat tidur ke
keluhan fisik lainnya
kursi)
2. Identifikas
i toleransi fisik
melakukan
pergerakan
68
3. Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika
perlu.
4. Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
prosedur mobilisasi
6. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
7. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis. Duduk di
kursi)
Senin 3 10.3 1. Identifika S:
69
tingkat kemandirian hari klien
3. D dilakukan oleh
melakukan O:
4. Fa - Aktivitas klien
5. A dan berpakaian
kemampuan keluarga
- Klien terbaring
dengan
menggunakan
selimut, tanpa
pakaian atas
- Klien tampak
- kurang rapi
70
A : Masalah keperawatan
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikas
i kebiasaan aktivitas
usia
2. Monitor
tingkat kemandirian
3. Dampingi
dalam melakukan
perawatan diri
sampai mandiri
4. Fasilitasi
kemandirian, bantu
melakukan
perawatan diri
5. Anjurkan
melakukan
konsisten sesuai
71
kemampuan
72
B. Pembahasan
besarnya apa yang telah diuraikan dalam tinjauan teoritis tentang Stroke
non hemoragik .
1. Gambaran Klinis
kesadaran menurun.
2. Pemeriksaan Penunjang
73
a. Pada tinjauan teoritis yang telah dibahas sebelumnya bahwa
Ekokardiogram.
pada saat masuk rumah sakit pada bulan Juni tahun 2019
4. Perencanaan
5. Tindakan keperawatan
74
Setelah tindakan, dilakukan orientasi pada rencana yang telah
sehingga dapat tercapai. Tindakan yang dilakukan pada kasus ini tidak
jauh berbeda dengan apa yang ada pada teori tindakan keperawatan
6. Evaluasi
75