PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ada dua klasifikasi umum cedera serebrovaskular, yaitu stroke iskemik dan
arteri yang lama kebagian otak (Corwin, 2009 dalam (Haryono & Putri, 2019)
yang paling umum dari cacat. Sekitar 15 juta orang menderita stroke yang
pertama kali setiap tahun, dengan sepertiga dari kasus ini atau sekitar 6,6 juta
mengakibatkan kematian (3,5 juta perempuan dan 3,1 juta laki-laki). Stroke
negara berpenghasilan tinggi. Lebih dari 81% kematian akibat stroke terjadi di
naik menjadi 94% pada orang dibawah usia 70 tahun (WHO, 2016 dalam
kesehatan sebesar 7,0 per mill dan 12,1 per mill yang terdiagnosis memiliki
1
Jawa Tengah sebesar (7,7%). Prevalensi stroke antara laki-laki dengan
perempuan hampir sama (Kemenkes RI, 2013 dalam (Nurtanti & Ningrum,
2018).
pada tahun 2018 pada Penduduk tertinggi pada kelompok umur 65-74 tahun
dengan jumlah 43,4% sedangkan jika dilihat dari jenis kelamin penyakit
jumlah kunjungan pasien stroke yang tercatat dari bulan Januari sampai
salah satu aspek penting dalam keperawatan. Hal ini disebabkan karena
2
disimpulkan bahwa keluargalah yang menjadi faktor penentu sehat-sakitnya
gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri (PPNI, 2017).
mobilitas fisik yaitu mobilisasi dilakukan secara rutin dan terus menerus untuk
bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai cukup efektif untuk
3
mencegah terjadinya kecacatan pada penderita stroke ialah latihan Range Of
meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2010 dalam
(Diaztiningrum, n.d.).
Selain itu, latihan ini juga sebagai salah satu bentuk intervensi
Rumusan Masalah
4
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan
mobilitas fisik pada keluarga yang menderita stroke non hemoragik, yakni
1. Bagi Pasien
3. Bagi Penulis