Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Studi kasus ini dilakukan secara deskriptif untuk menggambarkan

bagaimana pemberian Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pemberian

Latihan ROM (Range Of Motion) pada anggota keluarga yang sakit.

Rancangan studi kasus ini akan dilakukan Puskesmas Kota Timur yang

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,

implementasi, dan evaluasi. Studi kasus ini akan mengarahkan penulis untuk

meninjau pasien Stroke Non Hemoragik dengan masalah gangguan mobilitas

fisik pada keluarga yang sakit.

B. Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus yang dilibatkan adalah 2 orang pasien pada

anggota keluarga yang menderita penyakit Stroke Non Hemoragik di

Puskesmas Kota Timur.

C. Fokus Studi

Fokus studi dalam studi kasus ini adalah melakukan asuhan

keperawatan keluarga dengan pemberian latihan ROM (Range Of Motion)

dalam menurunkan masalah mobilitas fisik yang menghambat aktivitas pasien

dengan penyakit Stroke Non Hemoragik.

D. Definisi Operasional

45
1. Gangguan mobilitas fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam

gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri (SDKI, 2017)

2. Asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan mobilitas fisik pada

anggota keluarga yang menderita Stroke Non Hemoragik dengan

pemberian Latihan ROM (Range Of Motion) adalah proses atau rangkaian

kegiatan praktek keperawatan yang berlangsung pada pasien dengan

dilakukan pengkajian, penetapan diagnose, intervensi, implementasi dan

evaluasi menggunakan metode proses keperawatan berpedoman pada

standar SDKI/SLKI/SIKI Keperawatan Indonesia yang dilandasi dengan

Etika Keperawatan dalam lingkup dan tanggung jawab.

E. Waktu dan Tempat

Penelitian studi kasus ini akan dilaksanakan pada bulan Januari-April

2020 di Puskesmas Kota Timur

F. Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara

anamnesa, pengkajian dan observasi, serta gambaran penatalaksanaan proses

perawatan meliputi pengkajian, analisa data, diagnose keperawatan, rencana

keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

G. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan penyajian tekstur/narasi yang

menggambarkan hasil deskripsi dari penatalaksanaan Asuhan Keperawatan

terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit Stroke Non Hemoragik.

H. Etika Studi Kasus

46
Pelaku penelitian atau peneliti dalam menjalankan tugas meneliti atau

melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah (scientifile

attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian, meskipun mungkin

penelitian yang dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan bagi

subjek penelitian.

Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat

prinsip yang harus dipegang teguh (Notoatmodjo, 2016 dalam (Nakii, 2018),

yakni :

1. Menghormati hak dan martabat manusia (Respect For Human Dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada

subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi)

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (Respect for

privacy and confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak

untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh

sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas

dan kerahasiaan subjek. Peneliti sebaiknya cukup menggunakan coding

sebagai pengganti identitas responden.

47
3. Keadaan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and

inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan

penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,

yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini

menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan

keuntungan yang sama, tanpa membedakan gender. Agama, etnis dan

sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Balancing

harms and benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminilisasi dampak yang

merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat

mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun

kematian subjek penelitian.

48

Anda mungkin juga menyukai