Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penulisan

Jenis penulisan ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk

mengeskplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan

persepsi sensori : halusinasi pendengaran di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.

Karya tulis ilmiah ini menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang

meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi serta mengevaluasi penerapan terapi spiritual al qur’anic pasien dengan

gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.

B. Subjek Studi Kasus

Subyek dalam studi kasus ini adalah dua orang pasien dengan gangguan

persepsi sensori yang mengalami halusinasi pendengaran di RSKD Provinsi

Sulawesi Selatan dengan diagnosa medis skizofrenia

C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


1. Kriteria Inklusi

a. Responden adalah pasien yang dirawat di RSKD Provinsi Sulawesi

Selatan

b. Responden dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

c. Responden yang koperatif

2. Kriteria Eksklusi

a. Responden yang mengundurkan diri saat penelitian berlansung

b. Responden yang tidak berhasil dilakukan bina hubungan saling percaya

32
33

D. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

1. Lokasi

Studi kasus dilakukan pada klien dengan gangguan persepsi sensori :

halusinasi pendengaran di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan

2. Waktu

Studi kasus akan dilaksanakan pada tanggal 16 – 22 Maret 2020 dan

dilakukan selama 6 hari

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperlukan dalam studi kasus ini karena bertujuan

untuk mengumpulkan data-data penting dari pasien yang dikelola. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Hah-hal yang perlu di wawancarai agar mendapatkan data yang spesifik

ialah sebagai berikut:

a. Menanyakan identitas pasien

b. Menanyakan keluhan utama


c. Menanyakan riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan

riwayat penyakit keluarga

2. Observasi

Observasi menurut Hidayat (2010) ialah pengumpulan data dengan vara

melakukan pengamatan secara lansung kepada responden untuk mencari

perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.


34

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan setiap hari setelah melakukan asuhan keperawatan

jiwa pada pasien dan dilakukan dengan menggunakan format asuhan

keperawatan jiwa.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian menggunakan Pedoman Wawancara, Lembar Observasi,

Perekam, Buku dan alat tulis. Peneliti memberikan pendekatan terapi spiritual

Al-Qur’anic ketika pasien mendengar suara - suara palsu, ketika waktu luang,

dan ketika pasien selesai melaksanakan sholat wajib.

G. Analisa Data

Pengolahan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang

terkumpul untuk membuat suatu kesimpulan (Notoatmojo, 2010). Pengolahan

data ini untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien halusinasi

pendengaran. Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban

jawaban dari penulisan yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara


mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penulisan. Teknik

analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi

yang menghasilkan data untuk selanjutnya dinterpretasikan dan dibandingkan

teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi

tersebut.
35

H. Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang

sangat penting, karena akan berhubungan dengan manusia secara langsung. Etika

yang perlu dan harus diperhatikan menurut Yurisa (2008) adalah:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki

kebabasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi

dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan

prinsip menghormati harkat dan martabat manusia adalah peneliti

mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang terdiri

dari:

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidakanyamanan yang dapat

ditimbulkan

c. Jelaskan manfaat yang akan didapatkan.


d. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja.

e. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy

and confidentiality)

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat

terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi.

Sedangkan tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh


36

orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu

tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi

mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner

dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas

subyek. Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau identification

number) sebagai pengganti identitas informan.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiviness)

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk

memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati,

profesional, berperikemanusiaaan dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,

keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek

penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip

keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Keadilan memiliki

bermacam-macam teori, namun yang terpenting adalah bagaimanakah

keuntungan dan beban harus didistribusikan di antara anggota kelompok

masyarakat. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana Kebijakan penelitian


membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan,

kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms

and benefits)

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian

guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek

penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence).


37

Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek

(nonmaleficience). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan

cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitan

untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, smaupun kematian subyek

penelitian.

Anda mungkin juga menyukai