Anda di halaman 1dari 26

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi kasus

Studi kasus ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendapatkan gambaran yang

akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang diteliti. Penelitian

deskriptif berguna untuk mendapatkan makna baru, menggambarkan

kategori suatu masalah, menjelaskan frekuensi suatu kejadian dari sebuah

fenomena

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan

menggunakan metode studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan

Dengan Intervensi Modifikasi Komunikasi Dalam Mengatasi Gangguan

Komunikasi Verbal Menggunakan Booklet Komunikasi Pada Pasien

Stroke”

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber dari mana data dapat diperoleh.

Pada studi kasus yang akan dilakukan, peneliti mengambil satu pasien

stroke yang memiliki masalah gangguan komunikasi verbal yang sesuai

dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi:

1. Pasien stroke yang terdaftar dalam rekam medik puskesmas narmada.

2. Pasien yang memiliki kesadaran penuh (compos mentis)

3. Bersedia menjadi responden dari awal sampai akhir penelitian.

66
67

Kriteria eksklusi:

1. Pasien stroke yang tidak bersedia diteliti atau tidak bersedia menjadi

responden.

2. Pasien yang mengalami koma.

C. Fokus Studi

Fokus studi merupakan kajian utama dari permasalahan yang akan

dijadikan titik acuan studi kasus. Dalam studi kasus ini yang menjadi

fokus studi adalah Bagimanakah asuhan keperawatan dengan intervensi

modifikasi komunikasi dalam mengatasi kerusakan komunikasi verbal

menggunakan booklet komunikasi pada pasien stroke.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah define untuk membatasi ruang lingkup

atau pengisin yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).

1. Stroke

Stroke adalah suatu penyakit atau gangguan pada system neurologis

yang terjadi akibat kurangnya suplai oksigen ke otak secara mendadak

dapatterjadi karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah

ke otak yang dapat menimbulkan gejala-gejala bahkan menyebabkan

kematian.

2. Kerusakan Komunikasi Verbal

Kerusakan komunikasi verbal adalah suatu keadaan dimana seseorang

tidak dapat berkomunikasi secara efektif karena adanya factor-faktor

penghambat berupa kecacatan secara fisik maupun mental.


68

3. Booklet Komunikasi

Booklet merupakan sebuahmedia cetak yang berupa buku berfungsi

memberikan informasi apa saja yang ingin disampaikan oleh

penyusun.

E. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Penelitian dilakukan di Wilayah kerja Puskemas Narmada Lombok

Barat.

2. Waktu

a. Persiapan penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2020-

Maret 2021

b. Pelaksaan penelitian dilaksanakan pada bulan April 2021.

F. Instrumen

Instrument studi kasus adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

phenomena alat maupun social yang diamati. Instrument studi kasus yang

digunakan sebagai alat pengumpulan data. Pada studi kasus ini instrument

yang digunakan yaitu:

1. Format Asuhan Keperawatan Medical Bedah

2. SOP komunikasi

3. Booklet

G. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu


69

penelitian (Nursalam, 2011). Dalam studi kasus ini menggunakan metode

pengumpulan data dalam penelitian deskriftif, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapa dengan maksud tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyan dan terwawancara yang memberikan jawaban

atas pertanyaan tersebut (Moleong,2010).

Teknik wawancara dalam penelian ini adalah wawancara

terstruktur yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa

pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah

disusun.

Pada penelitian ini wawancara pada keluarga pasien yang mengalami

stroke untuk menggali informasi tentang identitas pasien stroke dan

penangguang jawab, riwayat keperawatan, serta riwayat bio-psiko-

sosial-spiritual.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap objek yang diteliti baik

secara langsung maupuntidak angsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk

melihat dan mengamati secara langsung keadaan dilapangan agar

peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan

yang diteliti.
70

Dalam penelitian ini, dilakukanobservasi secara langsung. Peneliti

melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada pasien stroke.

H. Analisis dan Penyajian Data

Analisis data adalah suatu proses atau upaya pengelolaan data

menjadi sebuah informasi baru agar karakteristik data tersebut menjadi

lebih mudah di mengerti dan berguna untuk solusi suatu permasalahan,

khususnya yang berhubungan dengan penelitian.

Penyajian data disusun secara deskriptif berdasarkan tahap-tahap

proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnose, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

I. Etika Studi Kasus

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan pihak peneliti, pihak yang

diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak

hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Sebelum melakukan

penelitian, peneliti terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari institusi

untuk mengajukan permohonan ijin kepada institusi atau lembaga tempat

penelitian. Menurut (Hidayat, 2008) dalam melaksanakan penelitian ini

penulis menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar Persetujuan atau Informed consent merupakan bentuk

persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan

memberikan lembar persetujuan, informed consent tersebut diberikan


71

sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan

untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan

tujuan penelitian terkait dengan pemberian intervensi modifikasi

komunikasi untuk mengatasi kerusakan komunikasi verbal

menggunakan booklet komunikasi pada pasien stroke, serta

mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti haarus menghormati hak pasien. Beberapa informasi

yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain :

partisipasi responden, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang

dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial yang akan

terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan

lain-lain (Hidayat, 2008.)

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan inisial pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2008). Untuk menjaga

kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis tidak

mencantumkan nama secara lengkap, responden cukup mencantumkan

inisial nama saja.


72

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset (Hidayat, 2008). Peneliti menjelaskan bahwa data yang

diperoleh dari responden akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.

4. Azas manfaat (Beneficience)

Beneficience adalah prinsip untuk memberikan manfaat bagi orang

lain, bukan untuk membahayakan orang lain, melainkan bertanggung

jawab dalam memberikan perawatan serta berkewajiban untuk

melindungi (Hidayat, 2008).


73
DAFTAR PUSTAKA

Amila. 2012. Pengaruh Pemberian Augmentative and Alternative

Communication (AAC) terhadap kemampuan fungsional

komunikasi dan depresi pasien stroke dengan afasia motorik di

RSUD Garut, Tasikmalaya, dan Banjar. Universitas Indonesia.

Depok.

Amila, A., Sembiring, E., & Sinaga, J. (2019). Pemberdayaan Keluarga Pasien
Stroke Afasia Melalui Pelatihan Komunikasi Verbal. Jurnal Abdimas
BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 396–403.
https://doi.org/10.31294/jabdimas.v2i2.6120
Alo Lili Weri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya (Yogyakarta:
Lkis, 2007), h. 177.
Astriani, N. M. D. Y., Dewi, P. I. S., Heri, M., & Widiari, N. K. E. (2019).
Terapi AIUEO terhadap Kemampuan Berbicara (Afasia Motorik)
pada Pasien Stroke. Journal of Telenursing (JOTING), 1(2), 396–
405. https://doi.org/10.31539/joting.v1i2.924

Deddy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya (Bandung: Remaja Rosda


Karya, 2003), h.12
Engelter, S. T., M. Gostynski, S. Papa, M. Frei, C. Born, V. Ajdacic-Gross,
F. Gutzwiller, and P. A. Lyrer. 2006. “Epidemiology of Aphasia
Attributable to First Ischemic Stroke: Incidence, Severity,
Fluency, Etiology, and Thrombolysis.” Stroke 37 (6): 1379–84.
https://doi.org/10.1161/01.STR.0000221815.64093.8c
Jhon R.Wenburg dan William, The Personal Communication Process (New
York: Jhon Willey & Sons, 1973), h. 83.
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), h.114.
Johs Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012), h.113.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo. (2010). Metedologi penelitian ilmu kesehatan, Jakarta :

Rineka Cipta

Moleong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya.

Hidayat. (2008). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah.

Salemba Medika.

Lemone, P., Burke, K., & Bauldoff, G. (2018). Keperawatan Medikal


Bedah (5th ed). Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lampiran 1: Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian


PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN
(PSP)

1. Kami adalah peneliti berasal dari Politeknik Kesehatan Kemenkes

Mataram Jurusan Keperawatan Program Studi D.III Keperawatan

Mataram dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela

dalam penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan Dengan Intervensi

Modifikasi Komunikasi Menggunakan Booklet Komunikasi Dalam

Mengatasi Kerusakan Komunikasi Verbal Pada Pasien Stroke

Dipuskesmas Narmada.”.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk mengetahui asuhan

keperawatan dengan intervensi modifikasi komunikasi menggunakan

booklet komunikasi dalam mengatasi kerusakan komunikasi verbal pada

pasien stroke dipuskesmas narmada. Manfaat untuk masyarakat setelah

dilakukan penelitian ini adalah diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat bagi pasien dan keluarga tentang penyakit stroke

dalam upaya mengatasi masalah komunikasi verbal melalui modifikasi

komunikasi dengan menggunakan booklet komunikasi. Bagi Pengembang

Ilmu dan Teknologi Keperawatan diharapkan dapat digunakan sebagai

tambahan informasi dan kepustakaan serta dapat digunakan sebagai

refrensi bagi peneliti lain.

Penelitian ini akan berlangsung selama 3 x 24 jam (tiga kali dua puluh

empat jam).
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin

dengan menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih

kurang 15-30 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidak nyamanan

tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan

pengembangan asuhan/pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikut sertaan anda pada penelitian

ini adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan

asuhan/tindakan yang diberikan.

5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan

akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silakan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 087761557106.

Peneliti,

(RIDA SUKMA DEWI )

Lampiran 2 Lembar Persetujuan (Informed Consent).


LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa saya bersedia

menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Rida Sukma Dewi.

Penelitian ini berjudul “Asuhan Keperawatan Dengan Intervensi Modifikasi

Komunikasi Menggunakan Booklet Komunikasi Dalam Mengatasi Kerusakan

Komunikasi Verbal Pada Pasien Stroke Dipuskesmas Narmada”.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini

secara sukarel tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu waktu tanpa sanksi

apapun.

Narmada, 20Jamuari 2021

Saksi Responden

…………………………… …………………………

Narmada, 2021

Peneliti

Lampiran 3: Format Asuhan Keperawatan Medikal Bedah


ASUHAN KEPERAWATAN PADA …..

DENGAN DIAGNOSA MEDIS ……

DI………………………………..

Nama Mahasiswa :

NIM :

Ruang :

No. Register :

Tanggal Masuk :

Tanggal pengkajian :

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Suku/bangsa :

Agama :

Status marietal :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Bahasa yang digunakan :


Alamat :

Kiriman dari :

Cara masuk :

Diagnose medis :

Alasan dirawat :

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Suku/bangsa :

Agama :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Bahasa yang digunakan :

Alamat :

Hubungan dengan pasien :

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama

2. Keluhan saat dikaji

3. Riwayat penyakit sekarang

4. Riwayat penyakit dahulu

5. Riwayat kesehatan keluarga


Genogram :

6. Keadaan kesehatan lingkungan

7. Riwayat kesehatan lainnya

D. RIWAYAT BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Pola nutrisi dan metabolism

Sebelum sakit :

Saat sakit :

2. Pola eliminasi

Sebelum sakit :

Saat sakit :

3. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit :

Saat sakit :

4. Pola aktifitas dan latihan

Sebelum sakit :
Saat sakit :

5. Pola hubungan dan peran

Sebelum sakit :

Saat sakit :

6. Pola sensori dan kognitif

Sebelum sakit :

Saat sakit :

7. Pola seksual dan reproduksi

Sebelum sakit :

Saat sakit :

8. Pola tata nilai dan kepercayaan

Sebelum sakit :
Saat sakit :

E. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum :

2. Tanda-tanda vital GCS :

TD : Kesadaran:

Suhu :

Nadi : Atropometri

RR : TB :

BB :

IMT : LILA :

3. Pemeriksaan Fisik (HEAD TO TOE)

a. Kepala

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

b. Mata

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi
-Auskultasi

c. Hidung

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

d. Mulut

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

e. Telinga

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

f. Wajah

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi
g. Leher

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

h. Dada

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

i. Abdomen

-Auskultasi

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

j. Integument

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

k. Ekstermitas
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

l. Genetalia

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboraturium
2. Ct-scan
3. Rongen
4. Terapi
Dll

G. TERAPI OBAT

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama pasien : No. RM :

Umur : Ruangan :

A. Analisa Data
No Data Penunjang (SYMPTOM) ETIOLOGI PROBLEM
.
DS:

DO:

H. Rumusan diagnosa keperawatan


1.

2.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN


Nama pasien : No. RM :

Umur : Ruangan :

A. Prioritas Masalah
1.
2.

B. Tindakan keperawatan
Hari/tgl DX Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : No. RM :

Umur : Ruangan :

Hari/tgl Jam DX Tindakan Keperawatan Respon hasil Paraf


V. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : No. RM :

Umur : Ruangan :

Hari/tgl Jam DX EVALUASI Paraf


S:
O:

A:

P:

SOP KOMUNIKASI NON VERBAL

Pengertian Melaksanakaan komunikasi non verbal adalah melakukan


komunikasi melalui gambar kebutuhan aktivitas sehari-hari
yang telah disediakan antara pemberi dan penerima pelayanan
sehingga didapatkan informasi dari penerima pelayanan.
Tujuan - Mendapatkan komunikasi terapeutik
- Menciptakan hubungan interpersonal yang harmonis
Komunikasi merupakan suatu media dalam rangka membangun
Kebijakan
saling kepercayaan antara pemberi dan penerima pelayanan
Prosedur 1. Perawat menyiapkan diri ( pemberian pelayanan )
2. Perawat memberikan “ salam “ pada pasien dengan senyum,
ramah dan sopan
3. Perawat memperkenalkan diri
4. Perawat menyapa pasien dengan ramah
5. Perawat menyampaikan tujuan, informasi atau kegiatan apa
yang diinginkan dari pasien dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh pasien
6. Perawat mengamati respon verbal dan non verbal pasien
7. Perawat menyampaikan “salam terima kasih “ atas informasi
atau kerjasama dari pasien
8. Perawat mencatat hasil komunikasi secara jelas dan mudah
di baca

Anda mungkin juga menyukai