Anda di halaman 1dari 6

BAB 3

METODE STUDI KASUS

Pada Bab ini akan membahas metode studi kasus yang terdiri atas :

Rencana Studi Kasus, Subjek Studi Kasus, Fokus Studi, Definisi Operasional

Fokus Studi.

3.1 Rencana Studi Kasus

3.1.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Desain kualitatif

merupakan suatu penelitian yang bersifat deskriptif serta cenderung menggunakan

analisis (Masturoh & T, 2018). Notoatmojo (2015) mencatat bahwa desain

penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk

mendeskripsikan peristiwa atau fenomena saat ini. Penulis menggambarkan hasil

Asuhan Keperawatan post Sectio Caesarea dengan nyeri di Rumah sakit Swasta

Bandung.

3.2 Subjek Studi Kasus

Subjek yang digunakan didalam metode penelitian ini adalah Ny.L pasien

dengan diagnosis medis G2 P2 A0 Bekas SC.

3.3 Fokus Studi

Fokus studi dalam penelitian saat ini difokuskan pada Asuhan

Keperawatan post Sectio Caesarea pada Ny.L dengan G2 P1 A0 Bekas SC.

Didalam penelitian ini peneliti melakukan Asuhan Keperawatan kepada Ny.L

dengan gangguan nyeri akut menggunakan teknik relaksasi nafas dalam. Dalam
melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny.L langkah-langkah yang dilakukan

dimulai dari melakukan Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan,

Perencanaan Keperawatan, Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

Keperawatan.

3. 4 Definisi Operasional Fokus Studi

Pada bagian ini penulis memaparkan definisi fokus studi yang dirumuskan

secara operasional dalam studi kasus dan bukan merupakan definisi konseptual

berdasarkan literatur.

3.4.1 Studi Kasus Penerapan Prosedur Keperawatan

1. Pasien dengan post SC dengan keluhan nyeri akut yang diakibatkan dari

tindakan invasif yaitu tindakan eksisi jaringan sehingga memutus jaringan dan

menimbulkan rasa nyeri.

2. Metode pemberian terapi manajemen nyeri dengan terapi non farmakologi

dengan relaksasi nafas dalam untuk manajemen nyeri yang dirasakan pasien.

3.5 Tempat dan Waktu

3.5.1 Tempat

Studi kasus ini dilakukan di Ruang Akasia RS. Swasta Bandung.

3.5.2 Waktu

Waktu pelaksanaan dari pemberian Asuhan Keperawatan kepada pasien

dengan post SC dilakukan selama 3 hari dimulai dari tanggal 7-9 November 2022.

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Wawancara
Wawancara adalah bentuk percakapan yang terstruktur dengan pasien

(Induniasih & Hendarsih, 2017) pada penelitian ini, peneliti melakukan

wawancara kepada pasien, keluarga pasien, dokter dan tim medis lainnya.

3.6.2 Pengkajian

Pengkajian fisik atau pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan terhadap

tubuh pasien untuk menentukan status kesehatan dari pasien (Induniasih &

Hendarsih). Untuk mendapatkan data pasien pengkajian dapat dilakukan secara

head to toe dengan langkah-langkah : inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

3.6.3 Studi Dokumentasi

Menurut sugiyono (2017) dokumen adalah catatan peristiwa masa lalu. Ini

bisa berupa tulisan, gambar dan karya-karya monumental. Hasil wawancara

menjadi lebih krediebel apabila didukung oleh dokumen-dokumen lain untuk

menambah informasi bagi peneliti.

3.7 Analisis Dan Penyajian Data

Sugiyono (2016) menyatakan bahwa analisis data adalah sebuah proses

mengorganisasikan secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara.

Dokumentasi dengan mengelompokkan data, catatan lapangan, memilih data

mana yang penting dan apa yang dipelajari serta menarik kesimpulan begitu

mudah untuk dipahami. Hasil penelitian yang diperoleh harus dilewati melangkah

analisis lagi lebih awal untuk hasil mempelajari bisa dipertanggung jawabkan.

Setelah mengumpulkan dan menganalisis data yang terkumpul, perawat

menyajikan atau mengiterpretasikan data untuk menentukan diagnosis


keperawatan apa yang tepat untuk pasien dan intervensi keperawatan apa yang

tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.

3.8 Etika Studi Kasus

Nursalam (2011) menyatakan ada beberapa hal etika yang mendasari penyusunan

Karya Tulis Ilmiah sebagai berikut :

1. Prinsip menghargai hak asasi manusia (Respect Human Dignity)

Sebelum melakukan manajemen Asuhan, penulis menjelaskan tentang

tindakan yang akan diambil. Klien memiliki hak untuk memutuskan suka

berpartisipasi atau tidak tanpa penalti atau yang dapat mengganggu

penyembuhannya.

2. Anonymity (tanpa nama)

Bagi penulis menjaga kerahasiaan identitas subjek, penulis hanya

mencantumkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, etnis orang dan usia.

Penulis tidak mencamtumkan nama subjek temuan laporan penelitian.

3. Confidentaliality (Kerahasiaan)

Untuk memastikan kerahasiaan hanya data yang dilaporkan sebagai hasil

penelitian. Peneliti yang dibutuhkan jaga kerahasiaan informasi dan

masalah-masalah lain kecuali harus mendapat persetujuan sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku. Dengan demikian data yang terkait dengan

responden tidak simpan di laptop diberi kata sandi.

4. Beneficence (Berbuat baik)


Peneliti hanya dapat melakukan sesuatu yang baik sehingga dapat

mencegah kesalahan dan kejahatan, serta peningkatan kebaikan oleh diri

dan oranglain.

5. Justice (Keadilan)

Peneliti merefleksikan praktik yang profesional untuk terapi yang benar

sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk

memperoleh pelayanan yang baik. Peneliti menjunjung tinggi prinsip

moral, legal dan kemanusiaan serta bersikap adil dengan menjamin pasien

yang berasal dari berbagai latar belakang dapat memperoleh kualitas

pelayanan kesehatan yang baik.

6. Non-Maleficience (Tidak merugikan)

Peneliti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada

pasien.

7. Veracity (Kejujuran)

Peneliti memberikan informasi yang akurat, komprehensif dan objektif

sehingga dapat membangun hubungan saling percaya antara peneliti dan

pasien.

8. Fidelity

Peneliti menghargai dan menepati janji terhadapat pasien serta dan

menyimpan rahasian klien.

9. Accountsbility (bertanggung jawab)

Peneliti bertanggungjawab mengenai tindakan yang dilakukan terhadap

pasien maupun keluarga.

Anda mungkin juga menyukai