Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Desain Studi Kasus

Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai

tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau

penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2015).

Dalam karya tulis ini penulis menggunakan penelitian deskriptif,

dengan rancangan studi kasus. Pendekatan deskriptif yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan suatu

keadaan secara objektif. Penelitian ini menggunakan desain observasional

dimana penelitian hanya bertujuan untuk melakukan pengamatan dan

non eksperimental (Nursalam, 2015).

Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus yaitu salah

satu jenis rancangan penelitian yang mencakup satu unit penelitian secara

insentif. Studi kasus dibatasi oleh tempat dan waktu, serta kasus yang

dipelajari berupa peristiwa, aktivitas, atau individu dan menggambarkan atau

mendeskripsikan pemberian tindakan keperawatan (Nursalam, 2015).

B. Subyek Studi Kasus

Pada studi kasus ini tidak mengenal populasi dan sampel, namun lebih

mengarah kepada istilah subyek studi kasus dimana subjek yang digunakan

dalam studi kasus ini adalah dua pasien post op laparatomi yang mengalami

nyeri.

Subyek pada studi kasus ini memiliki dua kriteria yaitu :

a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti

(Nursalam, 2016). Kriteria inklusi dari studi kasus ini yaitu :

1) Pasien post op laparatomi yang mengalami nyeri.

2) Pasien dewasa yang stabil secara klinis.

3) Pasien belum pernah mendapatkan tindakan terapi hand

massage dan mobilisasi dini.

4) Pasien yang bisa membaca dan bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena

berbagai sebab (Nursalam, 2016). Kriteria eksklusi dari studi

kasus ini yaitu:

1) Pasien pasca operasi laparatomi yang tidak merasakan nyeri.

2) Pasien tidak kooperatif dan menolak menjadi responden

C. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus adalah kajian utama yang akan dijadikan titik acuan studi

kasus. Fokus studi kasus pada studi karya tulis ini adalah:

a. Asuhan keperawatan pada pasien post op laparatomi melalui penerapan

hand massage untuk mengatasi nyeri.

b. Asuhan keperawatan pada post op laparatomi melalui penerapan

mobilisasi dini untuk mengatasi nyeri.

D. Prosedur Kerja
Peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan studi literature

yang didapatkan berdasarkan evidence based yang terkait dengan dua

variabel yaitu terapi hand massage dan terapi mobilisasi dini. Dua intervensi

tersebut dibandingkan keefektifannya yang tersusun secara sistematika

penulisan karya tulis ilmiah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat studi kasus

Tempat yang dipilih sebagai lokasi studi kasus yaitu di Ruang Irna 3 A

RSUD Kota Mataram.

2. Waktu studi kasus

Studi kasus telah dilaksanakan pada bulan April 2022.

F. Instrumen Studi Kasus

Instrumen penelitian adalah suatu alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti, dalam melakukan kegiatannya dalam

mengumpulkan data supaya kegiatan itu menjadi sistematis serta dibuat

mudah (Suharsimi Arikunto, 2010).

Instrumen yang digunakan dalam studi kasus ini adalah form asuhan

keperawatan pasien post op laparaomi dan standard operasional prosedur

terapi hand massage dan mobilisasi dini.

G. Definisi Operasional Fokus Studi

Definisi operasional adalah mendefinsikan variable secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Nursalam, 2015). Definisi operasional dalam penelitian

ini yaitu :
1) Asuhan keperawatan adalah suatu tindakan atau proses dalam praktik

keperawatan yang memerlukan ilmu, teknik, dan keterampilan

interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien atau

keluarga.

2) Post op laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang diberikan

kepada pasien-pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut.

3) Nyeri merupakan ketidaknyamanan yang dapat disebabkan oleh efek

dari penyakit-penyakit tertentu atau akibat cedera.

4) Terapi hand massage artinya memberikan stimulasi di bawah jaringan

kulit denganmemberikan sentuhan dan tekanan yang lembut untuk

memberikan rasa nyaman (Ackley et al., 2008).

5) Mobilisasi dini adalah menggerakkan tubuh dari satu tempat ke tempat

lain yang harus dilakukan secara bertahap dan langsung setelah operasi

minimal 8-24 jam setelah operasi.

H. Pengumpulan data

1. Wawancara

Wawancar adalah percaakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang menjawab pertanyaan

tersebut (Moleong, 2010).

Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur,

yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan

secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun.

2. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam studi kasus. Metode yang digunakan yaitu

observasi partisipasif yaitu observasi yang dilakukan dengan cara

mengobservasi dan mengidentifikasi secara langsung keadaan

responden penelitian (Hidayat, 2011).

Dalam studi kasus ini, dilakukan observasi secara langsung dan

menggunaka beberapa model instrument seperti form asuhan

keperawatan pasien Post op laparatomi dan standard operasional

prosedur terapi hand massage dan terapi mobilisasi dini Peneliti

melakukan pelaksanaan “Asuhan Keperawatan pada pasien post op

laparatomi dengan masalah keperawatan nyeri akut melalui penerapan

hand massage dan mobilisasi dini”

3. Simulasi

Simulasi adalah metode pembelajaran yang memberikan

pembelajaran dengan menggunakan keadaan atau situasi yang nyata,

dengan peserta didik terlibat aktif dalam proses berinteraksi dengan

situasi lingkungannya. Peserta didik melakukan aplikasi terhadap

pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya guna

untuk mengambil keputusan dalam melakukan tindakan keperawatan

(Nursallam, 2008).

Pada dasarnya dari pendapat yang dikemukan oleh (Nursallam,

2008) dan metode pembelajaran dalam kurikulum KBK terdapat

persamaan yaitu sama-sama melakukan peran dalam situasi tertu

dengan menggunakan pengetahuannya untuk melakukan suatu


tindakan. Dari kedua definisi diatas mempunyai kesamaan untuk

mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan tindakan asuhan

keperawatan (Liaw, 2011., Watson, 2002).

4. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang digunakan dalam studi kasus ini yaitu

pendekatan IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) pada seluruh

sistem tubuh responden penelitian (Hidayat, 2011).

5. Studi kepustakaan

studi kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta literatur

ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2010).

I. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus akan dilaksanakan pada bulan Mei-juni

J. Penyajian data

Studi kasus yang disajikan secara deskriptif melalui tahap-

tahap proses keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi, sampai dengan evaluasi.

K. Etika Studi Kasus

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan studi kasus yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang

diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak

hasil penelitian tersebut (Notoatmojo, 2010). Sebelum melakukan studi

kasus, peneliti terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari institusi untuk

mengajukan permohonan ijin kepada institusi/lembaga tempat penelitian.


Menurut Alimul (2008), dalam melaksanakan penelitian ini penulis

melaksanakan masalah etika meliputi:

1. Lembar peretujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan (Informed consent) merupakan bentuk

persetujuan antara peneliti dan responden dengan memberikan lembar

persetujuan (Informed consent) diberikan sebelum studi kasus dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan

tujuan studi kasus, serta mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,

maka mereka haruis menandatangani lembar persetujuan. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent

tersebut antara lain: partisipasi responden, tujuan dilakukannya

tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,

informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain (Alimul, 2008).

2. Tanpa nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subyek studi kasus dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur yang diisi oleh responden, penulis tidak

mencantumkan nama responden atau hanya menuliskan kode

responden pada lembar pengumpulan data dan saat data disajikan.

Data tersebut disimpan di file yang khusus dengan kode responden

yang sama (Hidayat, 2012).


3. Kerahasiaan (confidentiality)

Confidentiality merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil studi kasus, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil riset (Alimul, 2008). Peneliti

menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden akan dijaga

kerahasiaanya oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai