Anda di halaman 1dari 9

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas hasil penelitian dan

membandingkan dengan teori atau sumber pustaka yang ada. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Mei 2021 di SDN 1 Batu Kumbung.

A. Pengetahuan Anak Dalam Mencegah Diare Sebelum Dilakukan

Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 25 responden dapat

diketahui bahwa sebelum dilakukan pendidikan kesehatan kategori

pengetahuan responden terbanyak adalah kurang yaitu sebanyak 19 anak

(76%). Sisanya baik 0 anak (0%), cukup sebanyak 6 anak (24%).

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang

sekedar menjawab pertanyaan “what”. Pengetahuan merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo,

2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan:

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbangan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kerah cita-cita tertentu yang

menemukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

44
45

mencapai keselamatan dan kebahagiannya. Pendidikan diperlukan

untuk mendapat informasi misalnya hal- hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut

Mantra dalam Wawan dan Dewi (2010), pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap dalam

pembangunan. Semakin tinggi pendidikan maka semakin mudah

menerima informasi.

2) Pekerjaan

Menurut Thomas dalam Wawan dan Dewi (2010) pekerjaan adalah

keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupan. Pekerjaan bukannya sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang dan banyak tantangan. Bekerja bagi ibu-ibu akan

mempunyait pengaruh terhadap kehidupan.

3) Umur

Menurut Elisabeth dalam Wawan dan Dewi (2010) usia adalah umur

individu yang terhitung mulai dari saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

Kepercayaan masyarakat seseorang lebih dewasa dipercaya dari

orang yang belum tinggi kedewasaannya.


46

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Menurut Nursalam dalam Wawan dan Dewi (2010) lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang dan kelompok.

2) Faktor Budaya

Sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam penerimaan informasi.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan atau kognitif

merupakan domain penting untuk menentukan tindakan seseorang (overt

behavior), karena dari pengalaman dan penelitian membuktikan bahwa

perilaku didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2002).

Berdasarkan data didapatkan sebanyak 6 anak (24%) yang berusia 8

tahun dengan memiliki jumlah nilai tingkat pengetahuan baik 1 , 12 anak

(48%) yang berusia 9 tahun dengan memiliki jumlah nilai tingkat pengetahuan

baik 1, dan 7 anak (28%) yang berusia 10 tahun dengan memiliki jumlah nilai

tingkat pengetahuan baik 3, maka diketahui bahwa faktor umur

mempengaruhi pengetahuan anak didasarkan oleh semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir sehingga bisa mengetahui bagaimana cara mencegah diare.

Sedangkan faktor pendidikan dan pengalaman berjalan searah dengan umur

apabila umur meningkat maka pendidikan dan pengalaman juga meningkat


47

hal ini mendukung untuk meningkatkan pengetahuan anak dalam mencegah

diare (Rusilanti, 2013).

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) menunjukan

bahwa usia, pendidikan, pengalaman, informasi dan fasilitas merupakan

faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Menurut Taylor, pendidikan kesehatan berusaha membantu individu

mengontrol kesehatannya sendiri dengan memengaruhi dan menguatkan

keputusan atau tindakan sesuai dengan nilai dan tujuan mereka sendiri

(Suliha, 2002). Menurut Notoatmodjo (2012) bahwa pendidikan kesehatan

dapat mengubah pengetahuan seseorang, masyarakat dalam pengambilan

tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.

Pada dasarnya pendidikan kesehatan merupakan suatu proses

pendidikan / belajar – mengajar dimana ada sasaran sebagai siswa dan

pemberi informasi sebagai guru. Untuk meningkatkan pengetahuan Anak

Sekolah Dasar di anjurkan kepada pihak Sekolah untuk memberikan

pendidikan kesehatan disaat anak – anak sekolah berkumpul seperti ketika

senam dilapangan olahraga setiap hari jumat sebelum olahraga di berikan

pendidikan kesehatan, dengan demikian pengerahuan anak – anak sekolah

tidak hanya lewat proses belajar mengajar di dalam kelas tapi bisa juga diluar

kelas serta dari pengalaman, dan dengan menyediakan fasilitas serta media

pendidikan kesehatan berupa poster agar anak – anak murid dapat

mencegahan penyakit.
48

B. Pengetahuan Anak Dalam Mencegah Diare Setelah Dilakukan

Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 25 responden dapat

diketahui bahwa setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media

video kategori pengetahuan responden terbanyak adalah cukup yaitu

sebanyak 11 anak (44%). Sisanya baik 5 anak (20%), kurang sebanyak 9

anak (36%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Imran &

Hasnah (2017) menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan remaja

kelas X SMAN 2 GOW sesudah diberikan penyuluhan melalui media

video dengan p-value = 0,000. Berdasakan hasil yang diperoleh, media

video ini adalah salah satu media yang efektif digunakan dalam

penyuluhan kesehatan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan adalah

materi yang diberikan, media pendidikan serta sasaran yang diseluruh materi

yang disampaikan cukup menarik dilihat dari antusias responden (Maulana,

2011). Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Saputra (2011) menunjukan

hasil siswa yang mendapat pendidikan kesehatan dengan metode curah

pendapat setelah intervensi menjadi 7,56% sedangkan untuk siswa yang

mendapatkan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dengan media

audio visual menjadi 7,59%, jadi 14 11 5 4 15 11 0 5 10 15 20 Kurang Cukup

Baik sebelum sesudah tidak terdapat perbedaan signifikan antara metode

pendidikan kesehatan melalui metode curah pendapat dan metode ceramah.


49

Serta penelitian sebelumnya Hanna (2012) menunjukan ada peningkatan

pengetahuan tentang diare sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Ada pengaruh media dalam

peningkatan pengetahuan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan

kelompok kontrol.

Menurut Agustina (2012) media video memiliki beberapa

manfaat sebagai berikut: membantu memberikan kesan yang benar,

mendorong minat anak dalam proses pembelajaran, meningkatkan

pengertian yang lebih baik, menambah variasi metode mengajar,

meningkatkan keingintahuan anak sehingga membuat anak lebih

kritis terhadap pembelajaran, dan memberikan konsep baru dari sesuatu

di luar pengalaman yang biasa.

Pendidikan kesehatan adalah proses penyampaian informasi dan

pengetahuan (Transfer of Knowledge) dengan tujuan agar informan bisa

mendapatkan sebuah informasi sehingga pengetahuannya menjadi

meningkat (Pratiwi, 2012).

Fokus utama pemberian pendidikan kesehatan adalah perubahan

prilaku. Senada dengan penjelasan Harsismanto, (2019) menjelaskan tujuan

pendidikan kesehatan adalah perubahan perilaku, dengan tujuan spesifik

yaitu perubahan pengetahuan dan sikap untuk meningkatkan atau

mempertahankan kesehatan. Adapun salah satu determinan pembentukan

sikap seseorang menurut Sunaryo (2013), yaitu komunikasi sosial berupa

informasi yang diterima oleh individu tersebut. Informasi yang diberikan


50

kepada responden berupa pemberian edukasi kesehatan dengan

menggunakan media pendidikan yang tepat akan meningkatkan

pengetahuan serta pemahaman siswa tentang pencegahan diare, yang pada

akhirnya akan meningkatkan sikap siswa usia sekolah dalam pencegahan

diare dengan rutin cuci tangan pakai sabun (Harsismanto, 2019).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Harsismanto (2019),

dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video dan

Poster terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak Kelas IV SDN 65 Seluma

Dalam Pencegahan Penyakit Diare” dengan hasil penelitian didapatkan

perbedaan yang signifikan P- Value = 0,000 > 0,05, maka berarti ada

pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan dengan media video dan

poster terhadap pengetahuan dan sikap anak kelas IV SDN 65 Seluma dalam

pencegahan penyakit diare.

Nilai pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan

mayoritas menjadi meningkat dikarenakan responden yang berusis 8-10

tahun sudah bisa menangkap seluruh hal positif yang mereka dapatkan dari

intervensi, setelah pengetahuan mereka cukup, emosional mereka bereaksi

dengan stimulus yang ada.

C. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media video terhadap

Pengetahuan Anak Dalam Mencegah Diare di SDN 1 Batu Kumbung

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 25 responden dapat

diketahui bahwa sebelum dilakukan pendidikan kesehatan kategori

pengetahuan responden terbanyak adalah kurang yaitu sebanyak 19 anak


51

(76%). Sisanya baik 0 anak (0%), cukup sebanyak 6 anak (24%), sedangkan

tingkat pengetahuan responden post tes kategori pengetahuan responden

terbanyak adalah cukup yaitu sebanyak 11 anak (44%). Sisanya baik 5 anak

(20%), kurang sebanyak 9 anak (36%).

Berdasarkan perhitungan dengan uji wilcoxon pada sistem

komputerisasi SPSS menunjukkan bahwa p-value=0,001 < ɑ= 0,05 artinya

ada pengaruh tingkat pengetahuan sebelum dilakukan dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan dengan media video terhadap pengetahuan

anak dalam mencegah diare di SDN 1 Batu Kumbung.

Pemberian pendidikan kesehatan melalui video membuat siswa

tertarik untuk memperhatikan informasi yang diberikan kepada mereka

sehingga pengetahuan mengalami peningkatan. Video merupakan media

edukasi yang menarik dan tidak membosankan bagi anak.

Pengetahuan (knowledge) adalah suatu proses dengan

menggunakan pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu

dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Notoatmojo, 2003).

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal

dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media

massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan

sebagainya. Hal ini sesuai dengan Penelitian Hamida (2012), yang

menemukan bahwa media yang digunakan dalam proses pembelajaran

menyebabkan proses pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian

sehingga lebih mudah dipahami serta sasaran tidak menjadi cepat bosan. Hal
52

ini didukung dengan hasil penelitian Rufiati (2011), dan Zulaekah (2012) yang

menemukan bahwa penggunaan media dalam pemberian edukasi dapat

mempengaruhi peningkatan pengetahuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Harsismanto (2019), dengan judul “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Dengan Media Video dan Poster terhadap Pengetahuan dan

Sikap Anak Kelas IV SDN 65 Seluma Dalam Pencegahan Penyakit Diare”

dengan hasil penelitian didapatkan perbedaan yang signifikan P- Value =

0,000 > 0,05, maka berarti ada pengaruh yang signifikan pendidikan

kesehatan dengan media video dan poster terhadap pengetahuan dan sikap

anak kelas IV SDN 65 Seluma dalam pencegahan penyakit diare.

Anda mungkin juga menyukai