Anda di halaman 1dari 15

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah suatu strategi untuk

memperoleh data yang nantinya akan digunakan untuk menguji hipotesis (Mumtaz,

2017). Desain penelitian adalah metode atau model yang digunakan oleh peneliti untuk

melakukan suatu penelitian yang ditetapkan berdasarkan dari tujuan dan hipotesis

sehingga jalannya penelitian dapat terarah (Dharma, 2015).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian

Quasy Experiment. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui

kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara memberikan intervensi atau

perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen kemudian hasil dari intervensi

tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan perlakuan atau kelompok

kontrol (Notoatmodjo, 2012).

Teknik memilih sampel sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

didalam Quasy Experiment tidak diambil secara randomisasi melainkan dipilih secara

sengaja oleh peneliti sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang akan

diperbandingkan (Dharma, 2015). Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dilakukan pre test untuk mengetahui keadaan awal sebelum diberi perlakuan dan

dilakukan post test setelah diberi perlakuan untuk melihat pengaruh dari perlakuan

tersebut. Berikut gambaran rancangan penelitian tersebut:

Tabel 6
Rancangan Penelitian

Pretest Perlakuan Postest


Kelompok eksperimen 01 X 02
Kelompok kontrol 01 - 02
Sumber: Notoatmodjo (2012)
29

Keterangan:
1 : Pengukuran kadar gula darah sebelum dilakukan intervensi pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

2 : Pengukuran kadar gula darah setelah dilakukan intervensi pada

kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

X : Intervensi atau perlakuan pada kelompok eksperimen

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dimulai dari persiapan sampai seminar hasil penelitian,

yaitu dari bulan Agustus 2019 sampai dengan Januari 2020. Jadwal penelitian dapat

secara lengkap dilihat pada tabel:

Tabel 7
Proses kegiatan dan waktu penelitian

Waktu Pelaksanaan
Kegiatan
Agustus September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
judul proposal
Penyusunan
proposal
Seminar
proposal
Perbaikan
proposal
Pengumpulan
data
Pengolahan
data
Seminar hasil
penelitian
Perbaikan
laporan hasil
30

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru.

Alasan pemilihan lokasi ini karena berdasarkan data yang didapat dari Dinas

Kesehatan Kota Pekanbaru, Puskesmas Rejosari merupakan Puskesmas dengan

jumlah kunjungan penderita DM nomor 3 tertinggi setelah infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA) dan hipertensi dari seluruh Puskesmas yang ada di Kota

Pekanbaru tahun 2018. Jumlah kunjungan penderita DM Puskesmas Rejosari

sebanyak 923 orang. Belum ada penelitian di Puskesmas Rejosari terkait pengaruh

rebusan daun salam terhadap kadar gula darah penderita DM tipe II.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi (universe) merupakan sekelompok individu atau objek yang memiliki

karakteristik yang sama, yang mungkin diselidiki/diamati oleh karena itu populasi

bukan hanya orang, tetapi juga dapat berupa benda-benda yang lain (Imron, 2011).

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DM

yang berada dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas Rejosari, dimana jumlah

kunjungan penderita DM bulan Januari sampai dengan Maret 2019 sebanyak 232

kunjungan (Puskesmas Rejosari, 2019).

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari populasi

yang terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau melakukan

pengamatan serta pengukuran (Dharma, 2011). Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah Purposive sampling yang merupakan suatu metode pemilihan

sampel yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan yang ditentukan oleh
31

peneliti. Setiap unit/individu yang diambil dari populasi dipilih secara sengaja

berdasarkan berbagai pertimbangan. Teknik pengambilan sampel ini didasarkan

pada pertimbangan waktu, tempat, tenaga, dan keterbatasan biaya.

Pengambilan sampel ini disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Tujuannya adalah agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya.

Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum dari subjek penelitian dari suau

populasi yang terjangkau dan akan diteliti, sedangkan kriteria eksklusi adalah

menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi

karena berbagai sebab (Nursalam, 2011). Kriteria Inklusi untuk kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pasien rawat jalan didiagnosa penyakit DM Tipe II

b. Berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru

c. Bersedia menjadi subjek penelitian.

d. Berusia 45 hingga 65 tahun

e. Kadar Glukosa darah Puasa ≥ 126 mg/dl

f. Mengkonsumsi Obat Oral Diabetes yaitu Glibenclamid atau Metformin

Kriteria eksklusi meliputi:

a. Mengkonsumsi obat-obatan herbal penurun glukosa darah

b. Tidak bersedia menjadi responden

c. Telah memiliki komplikasi karena DM seperti penyakit kardiovaskuler,

neuropati diabetik, nefropati diabetik dll

d. Tidak menyukai daun dalam

Jumlah sampel minimal untuk penelitian kuantitatif adalah sebanyak 30

responden. Mengantisipasi kemungkinan responden yang dipilih drop out atau

sampel yang tidak taat dalam penelitian, maka perlu dilakukan koreksi terhadap
32

besar sampel yang dihitung dengan menambahkan sejumlah responden agar besar

sampel terpenuhi (Murti, 2010). Mengantisipasi hal tersebut dengan rumus

n
sederhana berikut: n’ ¿
(1−L)

keterangan:

n’ = ukuran sampel setelah revisi

n = besar sampel yang dihitung

L = perkiraan proporsi drop out, yang diperkirakan 10% (L= 0,1)

30
n’ ¿
(1−0,1)

n’= 33, 33 (34 Responden)

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah responden dalam penelitian ini

adalah sebanyak 34 responden yang dibagi menjadi dua kelompok sehingga

didapatkan 17 responden sebagai kelompok eksperimen dan 17 responden sebagai

kelompok kontrol.

D. Etika penelitian

Penelitian keperawatan merupakan penelitian yang pada umumnya selalu

melibatkan manusia sebagai subjek penelitian, maka harus memperhatikan etika

penelitiannya (Dharma, 2011). Berikut etika penelitian yang digunakan:

1. Lembar persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden/subjek penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi

tentang tujuan peneliti melakukan penelitian. Peneliti harus memberikan informasi

secara terbuka dan lengkap kepada subjek tentang tujuan, manfaat, dan prosedur

peneltian yang akan dilakukan. Peneliti juga harus memberikan kebebasan tanpa
33

ada unsur paksaan kepada subjek penelitian untuk berpartisipasi atau tidak

berpartisipasi didalam penelitian. Hal ini merupakan bentuk rasa hormat terhadap

harkat dan martabat manusia sebagai subjek penelitian.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, seperti informasi

maupun hal-hal yang berkaitan dengan responden. Peneliti menjamin semua

informasi yang sudah dikumpulkan hanya untuk tujuan riset. Peneliti tidak

diperbolehkan untuk memberikan informasi kepada orang lain tentang apapun

yang diketahui peneliti tentang responden diluar untuk kepentingan atau mencapai

tujuan penelitian.

4. Kebaikan (Beneficience)

Prinsip ini berarti bahwa setiap penelitian harus meminimalisir dampak yang

kerugian tetapi memaksimalkan manfaat dari penelitian. Hak-hak responden yang

terkandung dalam prinsip ini harus diperhatikan oleh peneliti.

5. Keadilan (Justice)

Peneliti memperlakukan semua subjek penelitian secara adil saat sebelum,

selama, dan sesudah keikutsertaan responden dalam penelitian tersebut dengan

tujuan agar semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang

sama tanpa membedakan jenis kelamin, agama, etnis, dan status ekonomi. Peneliti

tidak diperbolehkan melakukan diskriminasi jika responden tidak bersedia atau

drop out sebagai responden dari penelitian.


34

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan semua penjelasan tentang variabel dan berbagai

istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akan

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna dari penelitian (Setiadi, 2013).

Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 8
Definisi Operasional

Variabel
No Definisi Operasional Alat ukur Skala ukur Hasil ukur
Penelitian
1 Seduhan Peneliti merebus 10 gr Observasi Nominal 1. Diberikan
rebusan daun salam dengan 200 seduhan
daun salam cc air hingga menjadi rebusan daun
100 cc salam
2. Tidak
diberikan
seduhan
rebusan daun
salam
2 Kadar Hasil pengukuran kadar Glucometer Rasio Mean kadar
glukosa gula dalam darah yang glukosa darah
darah diukur sebelum dan penderita DM
sesudah test pada pada kelompok
kelompok eksperimen eksperimen dan
dan kelompok kontrol kelompok
kontrol dengan
pretest dan post
test

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

dalam rangka pembuktian kebenaran hipotesis (Nursalam, 2017). Alat pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Glucometer dengan merk EasyTouch

GCU dan lembar observasi. Glucometer digunakan untuk mengukur kadar glukosa

darah pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
35

sedangkan lembar observasi merupakan alat pengumpulan data yang berisi data

demografi responden serta hasil pengukuran kadar glukosa darah sebelum dan sesudah

intervensi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Intervensi yang diberikan pada kelompok eksperimen adalah dengan

memberikan seduhan rebusan daun salam. Kadar glukosa darah puasa responden pada

kelompok eksperimen diukur sebelum mengkonsumsi seduhan rebusan daun salam

setiap pagi pada pukul 07.00-09.00 WIB selama 3 hari berturut-turut, sedangkan kadar

glukosa darah responden kelompok kontrol diukur dengan cara yang sama tetapi tanpa

pemberian rebusan daun salam kemudian hasilnya dicatat di lembar observasi.

Responden mengonsumsi seduhan rebusan daun salam rutin sebanyak dua kali

sehari 4 jam setelah mengonsumsi obat glibenclamid ataupun 2 jam setelah

mengkonsumsi obat metformin pada pagi hari dan siang hari selama 3 hari berturut-

turut. Pemberian seduhan rebusan daun salam ini mempertimbangkan waktu paruh

dari obat oral diabetes supaya tidak mempengaruhi reaksi obat oral diabetes karena

mengonsumsi obat herbal. Oleh sebab itu, daun salam diberikan 4 jam setelah

meminum glibenclamid dan 2 jam setelah meminum metformin yang memiliki waktu

paruh 2 jam (Gunawan, 2012).

G. Prosedur Pengumpulan data

Prosedur atau langkah-langkah dalam penelitian perlu disusun secara sistematis agar

penelitian dapat berjalan dengan mudah dan mencapai tujuan yang diinginkan. Prosedur

dalam melakukan penelitian ini antara lain:

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini peneliti terlebih dahulu menentukan masalah penelitian

dilanjutkan dengan mencari studi kepustakaan dan studi pendahuluan. Selanjutnya

peneliti menyusun proposal, setelah mendapatkan persetujuan pembimbing,


36

kemudian peneliti mengurus surat permohonan izin penelitian dari Fakultas

Keperawatan Universitas Riau. Peneliti melakukan proses administrasi untuk

mengurus permohonan melakukan penelitian termasuk perihal pengambilan data dari

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dan

Puskesmas Rejosari.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai setelah peneliti menyelesaikan administratif. Peneliti

mendatangi Puskesmas Rejosari, kemudian peneliti melakukan pengecekan kriteria

inklusi penderita DM yang ditemui dengan memberikan beberapa pertanyaan yang

berhubungan dengan kriteria inklusi penelitian. Peneliti memilih 34 responden yang

sesuai dengan kriteria dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-masing berjumlah 17 orang.

Peneliti menjelaskan maksud dari penelitian, waktu dan manfaat serta dampak

yang akan diperoleh responden jika bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

Setelah mendapatkan kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, peneliti

meminta responden untuk mengisi data pada lembar observasi serta

menandatangani Informed consent, lalu peneliti melakukan pengumpulan data yang

terdiri dari pre test dan post test dengan cara home visit.

Peneliti akan dibantu oleh 1 orang asisten yaitu mahasiswa keperawatan FKp

UNRI angkatan B 2018, karena keterbatasan waktu peneliti. Asisten akan diberikan

persamaan persepsi sebelum melakukan prosedur penelitian, yaitu cara

pemeriksaan kadar gula darah dan cara menjelaskan proses pembuatan seduhan

rebusan daun salam. Hal ini dilakukan agar perlakuan yang diberikan sesuai dengan

yang diharapkan peneliti.


37

Berikut prosedur yang peneliti lakukan:

a. Tahap pre test

Satu hari sebelum pelaksanaan penelitian peneliti mendatangi calon

responden dan meminta kesediaannya menjadi responden, menjelaskan tujuan,

manfaat, prosedur penelitian dan membimbing responden menandatangani

informed consent, serta membimbing responden untuk mengisi data demografi.

Peneliti memberikan penjelasan kepada responden bahwa penelitian ini terdiri

dari 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimana

kelompok eksperimen diberikan rebusan daun salam sedangkan kelompok

kontrol tidak diberikan rebusan daun salam, responden diberikan kebebasan

untuk memilih mau dikelompok yang mana sehingga tidak menggunakan

teknik random atau acak.

Peneliti dan responden mendiskusikan diet yang akan dikonsumsi

responden selama penelitian dengan menggunakan DM Disc yang dibuat oleh

Hasneli (2016) dan peneliti juga menjelaskan akan menanyakan kembali semua

makanan dan minuman yang telah dikonsumsi oleh responden setiap harinya

dengan cara 24 hours recall. Peneliti juga menjelaskan bahwa responden akan

diperiksa kadar gula darah puasanya setiap hari, sehingga responden diminta

untuk puasa pada malam harinya selama 8 jam. Peneliti membuat kontrak

jadwal mendatangi rumah responden pada hari pertama sampai hari ketiga

setiap pagi pukul 07.00-09:00 WIB.

Keesokan harinya peneliti mendatangi responden sesuai dengan kontrak

yang telah dibuat dan membawa 2 botol air rebusan daun salam dengan takaran

masing-masing 100 cc, kemudian menjelaskan cara membuat seduhan rebusan


38

daun salam kepada responden dan keluarganya. Cara membuat seduhan

rebusan daun salam terlampir pada lampiran 5.

Sebelum meminum air rebusan, peneliti terlebih dahulu mengukur kadar

glukosa darah puasa responden setiap pagi pada pukul 07.00-09:00 WIB pada

kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan

Glucometer. Setelah melakukan pemeriksaan kadar gula darah pre test, peneliti

meminta responden pada kelompok eksperimen untuk meminum air rebusan

daun salam 100 cc sebanyak dua kali sehari tepat 4 jam setelah mengonsumsi

obat glibenclamid ataupun 2 jam setelah mengonsumsi obat metformin pada

pagi hari dan siang hari selama 4 hari berturut-turut secara rutin. Peneliti juga

membuat kontrak pada responden dan keluarga bahwa pada saat jadwal untuk

meminum air rebusan, peneliti akan menelpon responden untuk mengingatkan

responden minum air rebusan daun salam, dalam hal ini peneliti meminta

kerjasama dan kejujuran responden serta keluarganya.

Kelompok kontrol akan dilakukan dengan cara sama dengan kelompok

eksperimen. Perbedaannya adalah kelompok kontrol tidak diberikan seduhan

rebusan daun salam tetapi tetap diberikan penjelasan cara membuat rebusan

daun salam.

b. Tahap post test

Peneliti mengukur kembali kadar glukosa darah puasa responden baik pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol pada hari kedua, ketiga dan

keempat pukul 07:00-09.00 WIB dengan menggunakan alat yang sama yaitu

Glucometer merk Easy Touch GCU.


39

3. Tahap akhir

Setelah pengumpulan data selesai, peneliti melakukan analisa dengan

menggunakan uji statistik yang sesuai dengan data. Selanjutnya melakukan

penyusunan laporan hasil penelitian dan penyajian hasil penelitian.

Skema 3
Kerangka penelitian: Intervensi pemberian seduhan rebusan daun salam

Penderita DM tipe II

Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen

Hari pertama: Pre test Hari pertama: Pre test

1. Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur 1. Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur


penelitian dan menjamin kerahasiaan, penelitian dan menjamin kerahasiaan,
meminta kesediaan untuk menjadi meminta kesediaan untuk menjadi responden,
responden, melakukan kontrak waktu, dan melakukan kontrak waktu, dan membimbing
membimbing responden melakukan responden melakukan pengisian Informed
pengisian formulir Informed Consent Consent
2. Meminta responden mengisi data 2. Meminta responden mengisi data demografi
demografi 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet makanan dengan DM Disc dan 24 hours
diet makanan dengan DM Disc dan 24 recall
hours recall 4. Menjelaskan cara membuat rebusan daun
salam
4. Melakukan pemeriksaan kadar glukosa
5. Melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah
darah puasa
puasa

1. Memberikan 2 botol air rebusan daun salam


1. Tidak diberikan seduhan rebusan daun
dengan takaran masing-masing 100 cc untuk
salam
diminum dua kali sehari tepat 4 jam setelah
2. Menjelaskan bahwa akan dilakukan
mengonsumsi obat glibenclamid atau 2 jam
pemeriksaan kadar gula darah puasa setiap
setelah mengonsumsi obat metformin pada
pagi sebelum makan pukul 07:00-09:00
pagi hari dan siang hari selama 4 hari
selama 4 hari (homevisit)
berturut-turut (homevisit)
2. Menjelaskan bahwa akan dilakukan
pemeriksaan kadar gula darah puasa setiap
pagi sebelum makan pukul 07:00-09:00
selama 4 hari (homevisit)

post test (Home Visit) post test (Home Visit)


Melakukan pemeriksaan kadar glukosa Melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah
darah puasa puasa
40

H. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data

ringkasan yang mengacu pada suatu kelompok data mentah dengan menggunakan

rumus tertentu untuk memperoleh informasi yang diperlukan (Setiadi, 2013). Adapun 6

tahap kegiatan yang dilakukan peneliti dalam pengolahan data, yaitu:

1. Editing (Pemeriksaan)

Editing data merupakan suatu proses pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah

diserahkan oleh para pengumpul data dengan melihat kelengkapan jawaban,

keterbacaan tulisan dan relevansi jawaban yang telah diisi sebelumnya oleh subjek

penelitian.

2. Coding (Pengkodean)

Coding merupakan pengelompokkan jawaban-jawaban dari para responden

kedalam bentuk angka/bilangan. Tanda-tanda kode ini dapat disesuaikan dengan

pengertian yang lebih menguntungkan dan memberikan pemahaman yang lebih

pada peneliti, oleh karena itu kode-kode tersebut bisa dibuat oleh peneliti sendiri.

Manfaat dari coding ini adalah untuk mempermudah peneliti dalam melakukan

analisa data dan mempercepat pada saat entry data.

3. Entry data (Memasukkan Data)

Entry data dilakukan dengan memasukkan data yang sudah dikumpulkan

sebelumnya kedalam komputer.

4. Cleaning Data (Merapikan)


41

Data yang telah dimasukkan kedalam komputer kembali dilakukan

pemeriksaan supaya tidak ada data yang salah sehingga hasil analisa data akan

benar dan juga akurat.

5. Processing (Pengolahan)

Data tersebut diproses dengan mengelompokkan kedalam variabel yang sesuai.

6. Analyzing (Penilaian)

Melakukan analisa data dengan uji statistik yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Hasilnya akan diinterprestasikan untuk memudah menarik kesimpulan

hasil penelitian.

I. Analisis Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel (Notoadmodjo, 2012). Analisa ini digunakan untuk

mendapatkan gambaran tentang distribusi karakteristik demografi responden seperti

umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lama menderita penyakit, dan juga

untuk memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti yaitu kadar glukosa darah

penderita DM tipe II. Hasil analisis disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan

persentase melalui program komputerisasi, sedangkan pengukuran kadar glukosa

darah disajikan dalam bentuk mean, standar deviasi, serta nilai minimum dan

maksimum.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

signifikan antar dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen, atau

bisa juga digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antar dua
42

kelompok atau lebih variabel (Setiadi, 2013). Uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Uji Dependent Sample t Test untuk melihat pengaruh seduhan

rebusan daun salam terhadap kadar glukosa darah kelompok eksperimen sebelum

dan sesudah perlakuan dan melihat perbandingan kadar glukosa darah pada

kelompok kontrol sebelum dan sesudah tanpa perlakuan. Syarat dari Uji Dependent

t Test adalah data terdistribusi normal, kedua kelompok data kelompok berpasangan,

variabel yang dihubungkan tersebut berbentuk numerik dan kategorik. Jika syarat

tersebut tidak terpenuhi maka digunakan Uji Wilcoxon sebagai uji alternatif.

Sedangkan untuk melihat perbedaan kadar glukosa darah kelompok eksperimen

setelah mengkonsumsi rebusan daun salam dengan kelompok kontrol yang tidak

diberikan intervensi dilakukan Uji Independent Sample t Test. Syarat dari Uji

Independent t Test adalah data harus terdistribusi normal, kedua kelompok data

independent, variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik. Jika

syarat tersebut tidak terpenuhi maka digunakan Uji Mann Whitney sebagai uji

alternatifnya.

Derajat kemaknaan (α) yang digunakan pada uji ini adalah 0,05. Hasil uji statistik

didapatkan p value < α (0,05), maka dapat dikatakan seduhan rebusan daun salam

berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes

melitus tipe 2. Hasil uji statistik didapatkan p value > α (0,05), maka dapat

dikatakan seduhan rebusan daun salam tidak ada pengaruh terhadap penurunan

kadar glukosa darah pada penderita DM tipe 2.

Anda mungkin juga menyukai