Anda di halaman 1dari 10

Web Of Caution (WOC) Ca.

Paru

Oleh:

Ebet Putra, S.Kep


NIM. 1911438062

Preseptor Akademik : Ns. Desty Aristiyani, S.Kep


Preseptor Klinik : Ns. Bambang Wibisono, S.Kep
Fasilitator : Ns. Nurrahmawati, S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2020
Web Of Caution (WOC) Ca.Paru
Bronchus (percabangan segmen atau subsegmen)

Trauma oleh arus udara ( paparan industry, rokok)


subsegmen)
Bahan karsinogenik mengendap

Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi bronchus

deskuamasi Produksi mukus 

Cell cadangan (reserve cell) basal mukosa bronchus Bersihan jalan napas tidak efektif

Hyperplasi, metaplasi

Cell kanker Kurangnya


Ansietas
Pengetahuan

Manifestasi klinis

intrapulmoner Intratorasik ekstrapulmoner Ektratorasik non Ekstratorasik metastatik


metastatik
Kanker lumen bronchus

proksimal Distal

Sumbatan parsial Bronkletasis/Akteletasis

Sesak napas (wheezing) Gangguan pertukaran gas

Pola napas tidak efektif


KRITIK JURNAL TERKAIT

Oleh:

Ebet Putra, S.Kep


NIM. 1911438062

Preseptor Akademik : Ns. Desty Aristiyani, S.Kep


Preseptor Klinik : Ns. Bambang Wibisono, S.Kep
Fasilitator : Ns. Nurrahmawati, S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2020
KRITIK JURNAL

1. JURNAL UTAMA
Judul : Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Nilai Kecemasan Pada Pasien
Ca Paru Yang Sedang Menjalani Kemoterapi Di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota
Bandung
Penelitian oleh : Budi Rustandi

Tujuan Penelitian : Mengetahui Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap


Nilai Kecemasan Pada Pasien Ca Paru Yang Sedang Menjalani
Kemoterapi
Metode : Quasi eksperimental dengan desain pre dan post without control

Hasil yang diukur : Nilai kecemasan pada pasien Ca. Paru yang menjalani kemoterapi

Sampel : 42 Responden

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor kecemasan pada


pengukuran sebelum diberikan intervensi sebesar 66,97 dengan standar
deviasi 3,57 sementara skor kecemasan setelah diberikan intervensi sebesar
47,78 dengan standar deviasi 4,98. Hasil analisis lanjutan menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan skor kecemasan sebelum dan setelah
diberikan intervensi PMR (p value < 0,001)

Kesimpulan : Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi PMR terhadap penurunan


tingkat kecemasan pada pasien kanker paru yang menjalani
kemoterapi

Kritik jurnal :

- Ada beberapa referensi yang tidak dicantumkan dalam daftar pustaka

- Sebaiknya dalam penulisan daftar pustaka dimsusun sesuai abjad pada awal
huruf nama yang sama

- Jika mau menggunakan singkatan sebaiknya cukup dijelaskan sekali saja


didepan dan untuk seterusnya cukup singkatannya saja yang dibuat

- Jika ada penulisan bahasa asing sebaiknya dimiringkan

- Untuk dibagian hasilnya dibuatkan persenan (%) hasil dari penelitian

- Jika mau membuat singkatan maka sebaiknya diawal katanya diawali dengan
huruf besar

- Masih ada beberapa typo dalam penulisan


2. JURNAL TERKAIT
Judul : Efek Terapi Musik & Deep Breathing Exercise Terhadap Penurunan Nyeri,
Frekuensi Nadi, Frekuensi Pernapasan Pada Pasien Kanker Paru

Penelitian oleh : Aprillia Veranita

Tujuan Penelitian : Mengetahui Efek Terapi Musik & Deep Breathing Exercise Terhadap
Penurunan Nyeri, Frekuensi Nadi, Frekuensi Pernapasan Pada Pasien
Kanker Paru

Metode : Quasi experimental pre-post test with control group dengan teknik purposive
sampling

Hasil yang diukur : skala nyeri, frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan sebelum dan
sesudah intervensi

Sampel :86 Responden

Hasil :
- Hasil analisis Uji paired sample t-test Perbedaan skala nyeri, frekuensi nadi,
frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah intervensi dengan (nilai p=0,000).
- Hasil analisis Uji Beda Independen t-test Secara statistik terdapat perbedaan
yang signifikan pada skala nyeri (p=0,034), frekuensi nadi (p=0,546), frekuensi
pernapasan (p=0,047) antara kelompok intervensi Terapi Musik dan DBE
dengan kelompok kontrol.
- Hasil analisis Regresi Linear Berganda Intervensi terapi musik dan DBE, umur,
jenis kelamin, stadium kanker, secara simultan berpengaruh terhadap perubahan
skala nyeri, frekuensi pernapasan, frekuensi nadi (p=0,000).

Kesimpulan : Hasil Uji regresi linier berganda. Empat variabel independen yaitu
intervensi terapi musik dan DBE , umur, jenis kelamin, stadium kanker,
secara simultan berpengaruh terhadap perubahan skala nyeri, frekuensi
pernapasan dan frekuensi nadi, dianjurkan agar terapi musik dan DBE
dapat menjadi salah satu intervensi mandiri keperawatan.
Kritik jurnal :
- Awal paragraf sebaiknya menjorok 5 ketukan kedalam
- Ada beberapa referensi yang tidak dimasukkan didalam daftar pustaka
- Masih ada beberapa penulisan yang typo
- Jika mau menggunakan singkatan sebaiknya cukup dijelaskan sekali saja didepan
dan untuk seterusnya cukup singkatannya saja yang dibuat
- Jika ada penulisan bahasa asing sebaiknya dimiringkan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR EVIDENCE BASED

RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Oleh:

Ebet Putra, S.Kep


NIM. 1911438062

Preseptor Akademik : Ns. Desty Aristiyani, S.Kep


Preseptor Klinik : Ns. Bambang Wibisono, S.Kep
Fasilitator : Ns. Nurrahmawati, S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2020
SOP RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Pengertian Relaksasi otot progresif adalah salah satu terapi non farmakologi untuk
mengurangi tingkat kecemasan, dengan menegangkan otot dan merilekskan
otot untuk membantu memberikan rasa tenang dan nyaman.
Tujuan Mengatasi insomnia pada pasien dengan gagal jantung
Alat dan Bahan - Buku
- Pulpen
- Kuisioner
- Laptop
- Leaflet
- Pengeras suara
- Bantal
Kebijakan Prosedur ini dilakukan oleh peneliti dalam pemberian terapi yang
digunakan kepada pasien gagal jantung yang memiliki keluhan dengan
susah tidur atau insomnia
Prosedur 1. Kaji tingkat insomnia
2. Catat tingkat insomnia klien
3. Anjurkan pasien untuk mengambil posisi senyaman mungkin, bisa
dilakukan dengan duduk ditempat tidur atau duduk menyender
didinding. Peneliti duduk dengan nyaman disamping pasien
4. Peneliti mencontohkan terlebih dahulu bagaimana gerakan-gerakan
relaksasi otot progresif baru setelah diberikan contoh minta pasien
untuk melakukan gerakan relaksasi otot progresif
5. Sebelum responden melakukan gerakan relaksasi otot progresif minta
pasien untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam. Setelah itu
lakukan gerakan setiap 1 gerakan selama 1 menit.
6. Anjurkan pasien untuk rileks dan merasakan sensasi ketegangan otot
yang terjadi. Cara ini dilakukan selama 10-15 menit.
7. Setelah semua gerakan dilakukan, berikan reinforcement positif pada
pasien.
8. Setelah 3 hari melakukan relaksasi otot progresif catat tingkat insomnia
pasien
Unit Terkait
CONCEPT MAP CA. PARU

Oleh:

Ebet Putra, S.Kep


NIM. 1911438062

Preseptor Akademik : Ns. Desty Aristiyani, S.Kep


Preseptor Klinik : Ns. Bambang Wibisono, S.Kep
Fasilitator : Ns. Nurrahmawati, S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2020
CONCEPT MAP CA PARU

Definisi : Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker
disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia
Etiologi : Merokok, perokok pasif, polusi udara, paparan zat karsinogen, diet, genetik, penyakit paru
Faktor resiko : Laki-laki, Usia lebih dari 40 tahun, Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu), Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif), Radon
dan asbes, Lingkungan industri tertentu

Cell kanker, Manifestasi klinis, Bronchus (percabangan segmen atau Cell Kanker Cell kanker, Manifestasi klinis,
subsegmen), Trauma oleh arus udara,
intrapulmoner, Kanker lumen intrapulmoner, Kanker lumen
Bahan karsinogenik mengendap,
bronchus, proksimal, sumbatan bronchus, distal
Perubahan epitel silia dan
parsial mukosa/ulserasi bronchus Kurangnya
Pengetahuan

sesak napas Produksi mukus meningkat Bronkletasis/Akteletasis


Ansietas

Pola napas tidak Bersihan jalan nafas tidak Gangguan pertukaran gas
efektif efektif

Pola napas tidak efektif b.d sindrom Bersihan jalan nafas tidak efektif Ansietas Gangguan pertukaran gas b/d
hipoventilasi hipoventilasi
b.d produksi mukus meningkat b.d Kurangnya Pengetahuan
Oleh :
NOC : pola napas efektif NOC : Pernapasan dalam batas NOC : kecemasan pasien bisa NOC : gangguan pertukaran gas pasien
Ebet Putra, S.Kep normal, suara napas normal, sekret teratasi teratasi dengan kriteria hasil :
tidak ada peningkatan ventilasi dan oksigenasi
Mahasiswa Profesi Ners
Fakultas Keperawatan yang adekuat
Universitas Riau NIC : manajemen pola napas dan NIC : melakukan penghisapan lendir NIC : manajemen emosi dan ansietas NIC : Manajemen Asam Basa
posisi

Anda mungkin juga menyukai