Anda di halaman 1dari 13

LAPORANANALISA SINTESA TINDAKAN CHEST THERAPY TERHADAP

SESAK NAFAS DAN EKSPANSI THORAK PASIEN DENGAN PNEUMONIA


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Profesi Ners Keperawatan Dasar

Disusun oleh:

Andi Safutra Suraya


P27220020227

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN
Chest Therapy Terhadap Sesak Nafas Dan Ekspansi Thorak
Pasien Dengan Pneumonia
Hari : Rabu
Tanggal : 21-10-2020
Jam : 05.30 WIB
A. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak napas berat
B. Diagnosa Medis
Pneumonia
C. Diagnosa Keperawatan
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d sekresi yang tertahan
D. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan

DS :
- Klien mengeluh sesak nafas hebat
- Klien mengeluh batuk berlendir dengan konsistensi encer, warna putih
- Klien mengeluh nyeri dada seperti ditusuk-tusuk terutama saat batuk
- Klien mengatakan pernah dirawat satu bulan lalu dengan keluhan yang
sama, selama 10 hari
- Klien merokok sejak SMA
- Klien merokok rata-rata setengah bungkus perhari (berhenti satu bulan
terakhir kerena batuk)
- Klien merupakan buruh bangunan
DO :

- Pasien tampak lemah


- Kesadaran composmentis GCS E4 M5 V6
- Terdapat sianosis di bibir dan disekitar mulut
- TD: 130/80 mmHg
- HR 100 x/mnt
- RR 36 x/mnt
- SB 400C
- Leukosit: 16,790 H
- Limphadenopathy hilus sinistra DD: massa paru
Pneumonia sinistra lobus superior segment apical posterior
- Ro. Thorax : pneumonia (satu bulan lalu)
- Pemeriksaan kultur : streptococcus (1 bulan lalu).
- Pengkajian Nyeri:
P: Nyeri tersa pada saat klien batuk
Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R: Bagian dada sebelah kiri
S: Skala 6
T: Nyeri bisa terasa sewaktu-waktu terutama saat ada
rangsangan untuk batuk
E. Dasar Pemikiran

Pneumonia adalah peradangan paru dimana asinus paru terisi cairan


radang dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang kedalam dinding
alveoli dan rongga interstisium. pneumonia adalah proses inflamasi, yang
melibatkan parenkim paru (Jaypee, 2006). Pneumonia disebabkan oleh
virus pathogen yang masuk ke dalam tubuh melalui aspirasi,
inhalasi/penyebab sirkulasi : pneumonia paling banyak disebabkan oleh
bakteri (Brunner & Suddarth, 2001). Manifestasi klinis dari pneumonia salah
satunya adalah ronkhi yang merupakan suara napas tambahan yang
bernada rendah yang terjadi akibat adanya penyempitan jalan napas
biasanya akibat adanya lendir. Berdasarkan sudut pandang fisioterapi,
pasien pneumonia menimbulkan berbagai tingkat gangguan yaitu berupa
kesulitan mengeluarkan sputum, terjadinya perubahan pola pernafasan,
perubahan postur tubuh, gangguan aktivitas sehari-hari karena keluhan-
keluhan tersebut di atas dan berat badan menjadi menurun, tumbuh dan
kembang anak dapat terhambat bila tidak segera dilakukan fisioterapi.
Modalitas fisioterapi dapat mengurangi bahkan mengatasi gangguan
terutama yang berhubungan dengan gerak dan fungsi menggunakan chest
therapy yang berupa postural drainage, perkusi dan vibrasi akan
mengurangi atau menghilangkan sputum dan spasme otot pernapasan,
membersihkan jalan napas, membuat menjadi nyaman, dan melegakan
saluran pernapasan (Helmi, 2008).
Persiapan:
1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat dan bahan
3. Cuci tangan
Lakukan orientasi:
a. Sapa pasien, perkenalkan diri, cek identitas pasien
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Minta persetujuan pasien untuk dilakukan tindakan
Pelaksanaan:
1. Jaga privasi pasien
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
3. Kaji tingkat kesadaran dan toleransi latihan pasien
4. Auskultasi thoraks untuk menentukan posisi
5. penumpukan sekret
6. Minta pasien untuk minum air putih hangat
7. Lakukan postural drainage
8. Pasang perlak pengalas dan bengkok
Lakukan perkusi:
a. Minta pasien melakukan napas dalam
b. Tepuk lokasi penumpukan sekret perlahan dengan
telapak tangan yang ditangkupkan
Lakukan vibrasi:
a. Minta pasien melakukan napas dalam
b. Getarkan punggung pasien dengan pangkal telapak
tangan dari tempat penumpukan sekret ke atas saat
pasien ekspirasi
9. Minta pasien untuk melakukan batuk efektif dan
meludahkan sekret ke bengkok
Lakukan terminasi:
a. Rapikan pasien
b. Lakukan evaluasi respon subyektif-obyektif pasien
c. Berpamitan

10. Rapikan alat dan buang bahan bekas pakai


11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan

Evaluasi
1. Evaluasi pasien
Pasien mengeluarkan sputum dengan konsistensi sedikit kental, warna
ekuningan
2. Evaluasi tindakan
Tindakan dilakuakan secara menyeluruh dalam waku ± 10

F. Analisis Tindakan (berisi ttg dasar pemberian terapi dan manfaat pemberian
tindakan)
Berdasarkan sudut pandang fisioterapi, pasien pneumonia
menimbulkan berbagai tingkat gangguan yaitu berupa kesulitan
mengeluarkan sputum, terjadinya perubahan pola pernafasan, perubahan
postur tubuh, gangguan aktivitas sehari-hari karena keluhan-keluhan tersebut
di atas dan berat badan menjadi menurun, tumbuh dan kembang anak dapat
terhambat bila tidak segera dilakukan fisioterapi. Modalitas fisioterapi dapat
mengurangi bahkan mengatasi gangguan terutama yang berhubungan
dengan gerak dan fungsi menggunakan chest therapy yang berupa postural
drainage, perkusi dan vibrasi akan mengurangi atau menghilangkan sputum
dan spasme otot pernapasan, membersihkan jalan napas, membuat menjadi
nyaman, dan melegakan saluran pernapasan (Helmi, 2008).
“Hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian
pelajaran dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman” [Yunus/10 : 57].
G. Bahaya dilakukannya tindakan ( berisi ttg efek yg muncul apabila dosis tidak
sesuai atau kesalahan pemberian tindakan )
1. Kegagalan jantung
2. Asmatikus
3. Renjatan dan pendarahan massif
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan ( sesuai dengan SIKI )
1. Berikan terapi oksigen
2. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
I. Hasil yang di harapkan setelah dilakukan tindakan
S: Klien mengatakan jumlah sekret berkurang
O:
1. Klien paham akan fisioterapi dada
2. Klien bisa mempraktekan teknik batuk efektif
3. Sputum klien sudah lebih encer, warna keputihan, tidak berbau
4. Tidak terdapat suara napas tambahan
5. Hasil foto rongten klien menunjukan keadaan lebih baik
6. TTV:
TD: 130/90 mmHg
HR 88 x/mnt
RR 20x/mnt
SB 36,90C
A: Masalah Bersihan Jalan Napas teratasi
P: Intervensi dihentikan
J. Evaluasi diri ( kesenjangan langkah prosedur yg telah dilakukan dengan SPO
nya )
SOP dilakukan sesuai prusedur
K. Daftar pustaka / Referensi

Alsagaff, H., dan Mukty, H.A. 2010. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru.
Surabaya: Airlangga University Press.

Amin, A.A., Kuswardani., dan Setiawan, W. 2018. Pengaruh Chest Therapy


dan Infra Red Pada Bronchopneumonia. Jurnal Fisioterapi dan
Rehabilitasi. Volume 2 Nomor 1, Tahun 2018. ISSN 2548-8716.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Manajemen Terpadu Balita Sakit


(MTBS). Jakarta: Depkes RI.

Helmi, M dan Lubis. 2008. Fisioterapi Pada Penyakit Paru Anak. e-USU
Respository Universitas Sumatera Utara.

Ikalius, Y.F., dan Suradi, R.N. 2007. The Changes of Quality of Life and
Functional Capacity of COPD Patients after Pulmonary Rehabilitation
Program. Majelis Kedokteran Indonesia. Volume 57 Nomor 12, Tahun
2007.

Lehrer, Steven. 2010. Memahami Bunyi Paru dalam Praktik Sehari-Hari.

Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.


Sriyanto, Bambang. 2012. Pengaruh Chest Therapy Terhadap
Pengembangan Sangkar Thorak Pada Penderita Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK). Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN POSISI SEMI FOWLER 45o
TERHADAP SESAK NAFAS PASIEN DENGAN PNEUMONIA
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Profesi Ners Keperawatan Dasar

Disusun oleh:

Andi Safutra Suraya


P27220020227

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN
TINDAKAN POSISI SEMI FOWLER 45o TERHADAP SESAK NAFAS PASIEN
DENGAN PNEUMONIA
Hari : Rabu
Tanggal : 21-10-2020
Jam : 05.30 WIB
A. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak napas berat
B. Diagnosa Medis
Pneumonia
C. Diagnosa Keperawatan
Ganguan Pertukaran Gas
D. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan

DS :
- Klien mengeluh sesak nafas hebat
- Klien mengeluh batuk berlendir dengan konsistensi encer, warna putih
- Klien mengeluh nyeri dada seperti ditusuk-tusuk terutama saat batuk
- Klien mengatakan pernah dirawat satu bulan lalu dengan keluhan yang
sama, selama 10 hari
- Klien merokok sejak SMA
- Klien merokok rata-rata setengah bungkus perhari (berhenti satu bulan
terakhir kerena batuk)
- Klien merupakan buruh bangunan

DO :

- Pasien tampak lemah


- Kesadaran composmentis GCS E4 M5 V6
- Terdapat sianosis di bibir dan disekitar mulut
- TD: 130/80 mmHg
- HR 100 x/mnt
- RR 36 x/mnt
- SB 400C
- Leukosit: 16,790 H
- Limphadenopathy hilus sinistra DD: massa paru
Pneumonia sinistra lobus superior segment apical posterior
- Ro. Thorax : pneumonia (satu bulan lalu)
- Pemeriksaan kultur : streptococcus (1 bulan lalu).
- Pengkajian Nyeri:
P: Nyeri tersa pada saat klien batuk
Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R: Bagian dada sebelah kiri
S: Skala 6
T: Nyeri bisa terasa sewaktu-waktu terutama saat ada
rangsangan untuk batuk
E. Dasar Pemikiran
Pneumonia adalah peradangan paru dimana asinus paru terisi cairan radang
dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang kedalam dinding alveoli dan
rongga interstisium. pneumonia adalah proses inflamasi, yang melibatkan parenkim
paru (Jaypee, 2006). Pneumonia disebabkan oleh virus pathogen yang masuk ke
dalam tubuh melalui aspirasi, inhalasi/penyebab sirkulasi : pneumonia paling banyak
disebabkan oleh bakteri (Brunner & Suddarth, 2001). Manifestasi klinis dari
pneumonia salah satunya adalah sesak napas. Untuk mengurangi sesak nafas yaitu
antara lain dengan pengaturan posisi saat istirahat. Posisi yang paling efektif bagi
pasien dengan penyakitkardiopulmonari adalah posisi semi fowler dengan derajat
kemiringan 45°, yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi untuk membantu
pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada diafragma.
Persiapan alat
1. Sandaran punggung atau kursi
2. Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur bila perlu
3. Tempat tidur khusus (functional bed) jika perlu
Persiapan pasien, perawat, dan lingkungan
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau peran dan
jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang dapat
dipahami oleh klien
4. Siapkan peralatan
5. Cuci tangan
6. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan pencahayaan
yang cukup untuk melaksanakan tugas
7. Berikan privasi klien

Prosedur :
1. Pasien di dudukkan, sandaran punggung atau kursi di letakkan di bawah atau
di atas kasur di bagian kepala, di atur sampai setengah duduk dan di rapikan.
Bantal di susun menurut kebutuhan. Pasien di baringkan kembali dan pada
ujung kakinya di pasang penahan.
2. Pada tempat tidur khusus (functional bed) pasien dan tempat tidurnya
langsung di atur setengah duduk, di bawah lutut di tinggikan sesuai
kebutuhan. Kedua lengan di topang dengan bantal.
3. Pasien di rapikan.
Hal – hal yang harus di perhatikan :
1. Perhatikan keadaan umum pasien
2. Bila posisi pasien berubah, harus segera di betulkan
3. Khusus untuk pasien pasca bedah di larang meletakkan bantal di bawah
perut.
4. Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
5. Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format yang tepat

Evaluasi
1. Evaluasi pasien
Pasien mengatakan posisi sekarang nyaman dan dapat berispirasi lebih
baik
2. Evaluasi tindakan
Tindakan dilakuakan secara menyeluruh dalam waku ± 10

F. Analisis Tindakan (berisi ttg dasar pemberian terapi dan manfaat pemberian
tindakan)
Pemberian posisi semi fowler pada pasien asma dilakukan sebagai
cara untuk membantu mengurangi sesak nafas. Posisi semi fowler dengan
derajat kemiringan 45o, yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi untuk
membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada
diagfragma.
Hasil penelitian pemberian semi fowler mengurangi sesak nafas sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim (2004) bahwa pemberian posisi
semi fowler dapat mengurangi sesak nafas pada pasien asma. Dijelaskan
oleh Wilkison (Supadi,dkk 2008:98) bahwa posisi semi fowler dimana kepala
dan tubuh dinaikkan 45o membuat oksigen didalam paru-paru semakin
meningkat sehingga memperingan kesukaran nafas. Penurunan sesak nafas
tersebut didukung juga dengan sikap pasien yang kooperatif, patuh saat
diberikan posisi semi fowler sehingga pasien dapat bernafas.
Hal ini sesuai dengan penelitian dari Refi Safitri dan Annisa Andriyani
tahun 2011yang menyebutkan ada perbedaan rata-rata sesak nafas sebelum
dan sesudah pemberian posisi semi fowler. Sehingga pada pasien asma
disarankan diberikan posisi semi fowler karena mempengaruhi berkurangnya
sesak nafas sehingga kebutuhan dan kualitas tidur pasien terpenuhi.
Terpenuhinya kualitas tidur pasien membantu proses perbaikan kondisi
pasien lebih cepat.

G. Bahaya dilakukannya tindakan ( berisi ttg efek yg muncul apabila dosis tidak
sesuai atau kesalahan pemberian tindakan )
-
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan ( sesuai dengan SIKI )
1. Berikan terapi oksigen
2. Berikan Obat Inhalasi
I. Hasil yang di harapkan setelah dilakukan tindakan
S : Klien mengatakan lebih baik sekarang
O:
1. Tidak ada cyanosis,
2. Posisi klien semi-fowler,
3. klien sudah tidak terpasang oksigen nasal 5lpm
4. Klien tampak tidak cemas
5. Tidak terdapat sekret
6. PCO: 41,2
7. PO:82,5
8. Keluarga paham cara menggunakan oksigen dirumah jika sewaktu-
waktu klien sesak
9. TTV:
TD: 130/90 mmHg
HR 88 x/mnt
RR 20x/mnt
SB 36,90
A : Masalah Ganguan Pertukaran Gas teratasi
P : Intervensi dihentikan

J. Evaluasi diri ( kesenjangan langkah prosedur yg telah dilakukan dengan SPO


nya )
SOP dilakukan sesuai prusedur
K. Daftar pustaka / Referensi
Kim, K. 2004. The Effects of Semi-Fowler’s Position on Post-Operative Recovery in
Recovery Room for Patients with Laparoscopic Abdominal Surgery. Abstract.
Colage of Nursing, Catholic University of Pusan, Korea
Wilkison, J. M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9. Jakarta: EGC

Nama Mahasiswa Nama Pembimbing Klinik Nama Pembimbing Akademik

Andi Safutra Suraya Slamet, S.Kep.,Ns. Siti Lestari, MN

NIM NIP NIP

P27220020227 19651019 199403 1 006 19680507 199003 2 001

Tanda Tanda Tanda


Tangan Tangan Tangan

Tanggal Tanggal Tanggal

Anda mungkin juga menyukai