Disusun oleh:
DS :
- Klien mengeluh sesak nafas hebat
- Klien mengeluh batuk berlendir dengan konsistensi encer, warna putih
- Klien mengeluh nyeri dada seperti ditusuk-tusuk terutama saat batuk
- Klien mengatakan pernah dirawat satu bulan lalu dengan keluhan yang
sama, selama 10 hari
- Klien merokok sejak SMA
- Klien merokok rata-rata setengah bungkus perhari (berhenti satu bulan
terakhir kerena batuk)
- Klien merupakan buruh bangunan
DO :
Evaluasi
1. Evaluasi pasien
Pasien mengeluarkan sputum dengan konsistensi sedikit kental, warna
ekuningan
2. Evaluasi tindakan
Tindakan dilakuakan secara menyeluruh dalam waku ± 10
F. Analisis Tindakan (berisi ttg dasar pemberian terapi dan manfaat pemberian
tindakan)
Berdasarkan sudut pandang fisioterapi, pasien pneumonia
menimbulkan berbagai tingkat gangguan yaitu berupa kesulitan
mengeluarkan sputum, terjadinya perubahan pola pernafasan, perubahan
postur tubuh, gangguan aktivitas sehari-hari karena keluhan-keluhan tersebut
di atas dan berat badan menjadi menurun, tumbuh dan kembang anak dapat
terhambat bila tidak segera dilakukan fisioterapi. Modalitas fisioterapi dapat
mengurangi bahkan mengatasi gangguan terutama yang berhubungan
dengan gerak dan fungsi menggunakan chest therapy yang berupa postural
drainage, perkusi dan vibrasi akan mengurangi atau menghilangkan sputum
dan spasme otot pernapasan, membersihkan jalan napas, membuat menjadi
nyaman, dan melegakan saluran pernapasan (Helmi, 2008).
“Hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian
pelajaran dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman” [Yunus/10 : 57].
G. Bahaya dilakukannya tindakan ( berisi ttg efek yg muncul apabila dosis tidak
sesuai atau kesalahan pemberian tindakan )
1. Kegagalan jantung
2. Asmatikus
3. Renjatan dan pendarahan massif
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan ( sesuai dengan SIKI )
1. Berikan terapi oksigen
2. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
I. Hasil yang di harapkan setelah dilakukan tindakan
S: Klien mengatakan jumlah sekret berkurang
O:
1. Klien paham akan fisioterapi dada
2. Klien bisa mempraktekan teknik batuk efektif
3. Sputum klien sudah lebih encer, warna keputihan, tidak berbau
4. Tidak terdapat suara napas tambahan
5. Hasil foto rongten klien menunjukan keadaan lebih baik
6. TTV:
TD: 130/90 mmHg
HR 88 x/mnt
RR 20x/mnt
SB 36,90C
A: Masalah Bersihan Jalan Napas teratasi
P: Intervensi dihentikan
J. Evaluasi diri ( kesenjangan langkah prosedur yg telah dilakukan dengan SPO
nya )
SOP dilakukan sesuai prusedur
K. Daftar pustaka / Referensi
Alsagaff, H., dan Mukty, H.A. 2010. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru.
Surabaya: Airlangga University Press.
Helmi, M dan Lubis. 2008. Fisioterapi Pada Penyakit Paru Anak. e-USU
Respository Universitas Sumatera Utara.
Ikalius, Y.F., dan Suradi, R.N. 2007. The Changes of Quality of Life and
Functional Capacity of COPD Patients after Pulmonary Rehabilitation
Program. Majelis Kedokteran Indonesia. Volume 57 Nomor 12, Tahun
2007.
Disusun oleh:
DS :
- Klien mengeluh sesak nafas hebat
- Klien mengeluh batuk berlendir dengan konsistensi encer, warna putih
- Klien mengeluh nyeri dada seperti ditusuk-tusuk terutama saat batuk
- Klien mengatakan pernah dirawat satu bulan lalu dengan keluhan yang
sama, selama 10 hari
- Klien merokok sejak SMA
- Klien merokok rata-rata setengah bungkus perhari (berhenti satu bulan
terakhir kerena batuk)
- Klien merupakan buruh bangunan
DO :
Prosedur :
1. Pasien di dudukkan, sandaran punggung atau kursi di letakkan di bawah atau
di atas kasur di bagian kepala, di atur sampai setengah duduk dan di rapikan.
Bantal di susun menurut kebutuhan. Pasien di baringkan kembali dan pada
ujung kakinya di pasang penahan.
2. Pada tempat tidur khusus (functional bed) pasien dan tempat tidurnya
langsung di atur setengah duduk, di bawah lutut di tinggikan sesuai
kebutuhan. Kedua lengan di topang dengan bantal.
3. Pasien di rapikan.
Hal – hal yang harus di perhatikan :
1. Perhatikan keadaan umum pasien
2. Bila posisi pasien berubah, harus segera di betulkan
3. Khusus untuk pasien pasca bedah di larang meletakkan bantal di bawah
perut.
4. Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
5. Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format yang tepat
Evaluasi
1. Evaluasi pasien
Pasien mengatakan posisi sekarang nyaman dan dapat berispirasi lebih
baik
2. Evaluasi tindakan
Tindakan dilakuakan secara menyeluruh dalam waku ± 10
F. Analisis Tindakan (berisi ttg dasar pemberian terapi dan manfaat pemberian
tindakan)
Pemberian posisi semi fowler pada pasien asma dilakukan sebagai
cara untuk membantu mengurangi sesak nafas. Posisi semi fowler dengan
derajat kemiringan 45o, yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi untuk
membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada
diagfragma.
Hasil penelitian pemberian semi fowler mengurangi sesak nafas sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim (2004) bahwa pemberian posisi
semi fowler dapat mengurangi sesak nafas pada pasien asma. Dijelaskan
oleh Wilkison (Supadi,dkk 2008:98) bahwa posisi semi fowler dimana kepala
dan tubuh dinaikkan 45o membuat oksigen didalam paru-paru semakin
meningkat sehingga memperingan kesukaran nafas. Penurunan sesak nafas
tersebut didukung juga dengan sikap pasien yang kooperatif, patuh saat
diberikan posisi semi fowler sehingga pasien dapat bernafas.
Hal ini sesuai dengan penelitian dari Refi Safitri dan Annisa Andriyani
tahun 2011yang menyebutkan ada perbedaan rata-rata sesak nafas sebelum
dan sesudah pemberian posisi semi fowler. Sehingga pada pasien asma
disarankan diberikan posisi semi fowler karena mempengaruhi berkurangnya
sesak nafas sehingga kebutuhan dan kualitas tidur pasien terpenuhi.
Terpenuhinya kualitas tidur pasien membantu proses perbaikan kondisi
pasien lebih cepat.
G. Bahaya dilakukannya tindakan ( berisi ttg efek yg muncul apabila dosis tidak
sesuai atau kesalahan pemberian tindakan )
-
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan ( sesuai dengan SIKI )
1. Berikan terapi oksigen
2. Berikan Obat Inhalasi
I. Hasil yang di harapkan setelah dilakukan tindakan
S : Klien mengatakan lebih baik sekarang
O:
1. Tidak ada cyanosis,
2. Posisi klien semi-fowler,
3. klien sudah tidak terpasang oksigen nasal 5lpm
4. Klien tampak tidak cemas
5. Tidak terdapat sekret
6. PCO: 41,2
7. PO:82,5
8. Keluarga paham cara menggunakan oksigen dirumah jika sewaktu-
waktu klien sesak
9. TTV:
TD: 130/90 mmHg
HR 88 x/mnt
RR 20x/mnt
SB 36,90
A : Masalah Ganguan Pertukaran Gas teratasi
P : Intervensi dihentikan