Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Profesi Ners Keperawatan
Dasar
Disusun oleh:
1
Lampiran 1
(KODE KASUS 01)
Aktivitas 1.
Ringkasan kasus
Seorang pria, 55 tahun, dirawat di ruang penyakit paru sejak 1
hari yang lalu, mengeluh sesak nafas hebat, batuk berlendir dengan
konsistensi encer warna putih, nyeri dada seperti ditusuk-tusuk
terutama saat batuk terdapat sianosis di bibir dan disekitar mulut. TD
130/80 mmHg. HR 100 x/mnt, RR 36 x/mnt, T 40 0C, TB:166Cm, BB:
53Kg Satu bulan yang lalu pernah dirawat di rumah sakit dengan
keluhan yang sama. Di RS tersebut dirawat selama 10 hari dan pulang
atas permintaan sendiri (karena factor biaya).
Terdapat riwayat merokok sejak SMA, rata-rata setengah
bungkus perhari dan satu bulan terakhir berhenti merokok karena
batuk. Klien terpasang Infus RL + Aminophylin 20tpm, Injeksi
Cetriaxon 1g/12 jam, Injeksi Dexamethasone 5mg/ 12 jam, Ranitidine
iv 150mg/12 jam, Paracetamol infusion IV 1g/100 ml
2
Aktivitas 2.
Gambarkan dalam bentuk skema Clinical Pathway Kasus !
Masuk saluran
pernafasan
Reseptor peradangan
Paru-paru
Hipotalamus
Mengganggu kerja
makrofag Keringat
berlebih
Kapasitas transportasi O2
menurun
Gangguan
pertukaran gas
3
Aktivitas 3.
Identifikasi Dan Tuliskas Fokus Data Yang Didapat Dari Pengkajian !
1. Data Subjektif: - Klien mengeluh sesak nafas hebat
- Klien mengeluh batuk berlendir dengan
konsistensi encer, warna putih
- Klien mengeluh nyeri dada seperti ditusuk-tusuk
terutama saat batuk
- Klien mengatakan pernah dirawat satu bulan
lalu dengan keluhan yang sama, selama 10 hari
- Klien merokok sejak SMA
- Klien merokok rata-rata setengah bungkus
perhari (berhenti satu bulan terakhir kerena
batuk)
- Klien merupakan buruh bangunan
4
Aktivitas 4.
Identifikasi jenis pemeriksaan diagnostik (Laboratorium / USG /
Rontgen, dll) dan data tambahan yang diperlukan untuk melengkapi
data pengkajian di atas !
A. Pola Fungsional
1. Pola nutrisi
Sebelum sakit
Klien dan keluarga mengatakan makan 3 × sehari, habis 1 porsi
dengan menu nasi, lauk dan sayur. Minum ± 1000 ml/hari. Klien mengatakan
tidak mempunyai alergi
Selama sakit
Klien dan keluarga mengatakan mendapatkan diit tinggi protein
rendah kalori dari rumah sakit. Klien mengatakan nafsu makan berkurang
dari sebelumnya. Minum ± 600 ml/jam
2. Pola eliminasi
Sebelum sakit
Klien dan keluarga mengatakan BAB 1×/hari dipagi hari dengan
konsistensi berwarna coklat dan bau khas feses. Tidak ada masalah dalam
BAB. BAK 4-5×/hari warna kuning jernih, bau khas urine
Selama sakit
Klien dan keluarga mengatakan selama di Rumah Sakit kien belum
BAB, kerena belum ada rasa untuk BAB. BAK± 5-6 ×/ hari dengan
konsistensi cair warna kuning jernih dan bau khas urine.
3. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit
Klien dan keluarga mengatakan sebelum sakit tidur malam ± 7-8 jam/
hari. Klien mengatakan jarang untuk tidur siang
Selama sakit
Klien dan keluarga mengatakan selama sakit tidur malam ± 5-6 jam
kemarin malam. Klien tidur siang 4 jam kemarin
4. Pola pemeliharaan dan presepsi kesehatan
Klien dan keluarga mengatakan bila sedang sakit seperti ini ingin untuk dapat
ke Rumah Sakit namun kerena keterbatasan biaya klien selalu ragu untuk
menyelesaikan pengobatan. Presepsi mengenai sakit yang diderita: klien
mengatakan sudah tahu sedikit tentang sakit yang diderita
5
5. Pola Toleransi dan Koping Stres
Selama sakit klien dan keluarga merasa cemas terhadap sakit yang
dideritanya. Bila ada masalah yang tidak dapat di selesaiakan sendiri, kilen
akan meminta bantuan orang lain.
6. Pola hubungan dan Peran
Klien sebagai kepala keluarga, peranya tidak dapat dilakukan selama sakit.
Hubungan selama dirawat di Rumah Sakit tidak ada gangguan, keluarga
selalu menemani klien .
7. Pola Seksualitas
Klien memiliki 2 orang anak.klien tidak mempunyai penyakit klamin.
8. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pola spiritual klien baik kerena klien dan keluarga mengatakan bahwa sakit
itu datangnya dari Allah dan kita hanya berusaha untuk cepat sembuh.
Sebelum sakit klien slat 5 waktu dirumah bersama istri dan anak-anaknya.
Selama sakit klien tetap salat ditempat tidur.
9. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit
Klien beraktifitas sehari-hari dan memenuhi ADLsecara mandiri
Selama skit
Klien mengatakan sesak napas bila digunakan untuk beraktivitas.
Activity Daily 0 1 2 3 4
Living
Makan/minum √
Mandi/toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi √
Berpindah √
6
2) Ideal Diri
Klien mengatakan dan keluarga bisa menerima penyakitnya
walaupun terkadang merasa cemas
3) Peran
Keluarga bisa menerima keadaan klien walaupun peran yang
dijalankan klien selama sakit menjadi minimal
4) Identitas
Klien dan keluarga mengatakan sebagai kepala keluarga dengan
2 orang anak yang sudah menginjak dewasa. Prespsi diri baik
walupun terkadang merasa cemas berlebih.
5) Harga Diri
Klien merasa minder dan sedikit menarik diri dari masyarakat
kerena penyakit yang dideritanya.
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. TTV :
TD TD 130/80 mmHg
DN 100 x/mnt,
RR 36 x/mnt,
SB 400C
d. Pemeriksaan Head to Toe
1. Mata
Konjungtiva anemis, sclera mata ikretik
2. Hidung
Simetris,tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan
3. Mulut
Tidak mengalami kelainan kongenital, mukosa bibir lembab
4. Telinga
Bentuk dan ukuran simetrisantara kiri dan kanan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen
5. Kepala
Bentuk kepala mesocepal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
nyeri tekan
7
6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
7. Dada
a) Pemeriksaan Paru
Inspeksi:
Pernapasan cepat frekuensi pernapsan 36×,
pengembangan dada sejajar, simetris, penggunaan otot
bantu pernapasan: Dyspnea
Palpasi:
Taktil fremitus (getaran) raba kiri kanan sama
Perkusi:
Sonor dari clavikula (batas atas)- ICS 5 (batas bawah)
(paru-paru dextra) sonor dari clavikula (batas atas) – ICS
3 (bats bawah) (paru-paru sinistra)
Auskultasi:
Terdengar ronki/ cracles (seperti gerakan rambut)
b) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi:
Ictus cordis tidak tampak pada ics 5
Palpasi:
Ictus cordis teraba 2 cm dari mid clavikula sinistra
Perkusi:
Bunyi pekak ICS 2 parasternum dextra (batas atas), ICS
3,4 parasternal (batas bawah) –jantung kanan
Bunyi pekek ICS 2 parasternum sinistra (batas atas),
ICS 6 – jantung kiri (jantung melebar)
Auskultasi:
BJ terdengar di ICS 5 sinistra dan ICS 3 sinistra
parasternum
BJ terdengar di ICS 2 baik sinistra maupun dextra, suara
1-2 reguler, lemah
8
8. Abdomen
Inspeksi : abdomen kanan dan kiri simetris
Auskultsi : persitaltik usus 12×/ menit
Palpasi : hepar tidak teraba
Perkusi : bunyi tympani
9. Kulit
Kulit tampak bersih dan elastic
10. Ekstremitas atas
Pada tangan terpasang infus RL20tpm dipasang sejak satu hari
yang lalu
11. Ekstremitas bawah
Reflek normal
12. Genetalia
Tidak ada ganguan genetalia
Hasil:
Limphadenopathy hilus sinistra DD: massa paru
Pneumonia sinistra lobus superior segment apical posterior
9
Analisis Gas Darah (AGD)
Nilai Normal:
pH = 7,35 - 7,45
pCO2 = 35 -45 mmHg
HCO3 =22 – 26 mEq/L
1
0
Hitung kebutuhan O2
MV = TV× RR
MV = TV × RR
= ((6-8 cc) ×BB) × RR
Keterangan :
MV : Minute Volume
TV : Tidal Volume
RR : Respiration Rate
BB : Berat Badan
MV = TV × RR
= ((6-8 cc) ×BB) × RR
= a. 6 × 53 × 36 = 11,448 ml
= b. 8 × 53 × 36 = 15,264 ml
Keb. Oksigen = 11,448 ml – 15,264 ml
= 11,44 l – 15,26 l
1
1
Aktivitas 5.
Tuliskan Analisis Data Penunjang / Data Diagnostik !
1
2
Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Keterangan
normal
Hematologi
Darah
lengkap
Hemoglobin 13,7 g/dl 12-16
Leukosit 16,790 H /ul 4800-
10.000
LED 35H /mm 0-20
Hitung jenis
sel
Eosinofil % 10,9 H % 1-3
Basofil % 0,2 % 0-1
Neutrofil 0L % 1-6
batang %
Neutrofil 69,8L % 50-70
segmen %
Limfosit % 9,2 L % 20-40
Monosit 9,9 H % 2-8
Ht 40,1 % 37-47
Protein g/dl 6-8
plasma
Trombosit 494 H 10 3/ul 150-450
Eritrosit 4, 96 10 6/ul 4,2-5,4
MCV 80,8 Fl 80-100
MCH 27,6 Pg 27-32
MCHC 34,2 g/dl 32-36
RDW 13,2 %
KIMIA
SGOT 13 u/l
SGPT 15 u/l
1
3
Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Keterangan
Normal
Urine lengkap
Fisis
Warna Kuning Kuning
Kejenuhan Jernih Jernih
Baqu Khas Khas
Kimia
Blood Negatif Negatif
Billirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Benda keton Negatif Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif 1+/LBP
Reaksi/pH 7,0 7,6-8-5
Berat jenis 1,015 1,003-1,030
Sedimen
Epitel 1 (+)
Leukosit 1 (+) 1+/LBP
Eritrosit 1 (+) 1+/LBP
Silinder Negatif 1+/LBP
Kristal Negatif Negatif/LPK
Lain-lain Negatif
1
4
Aktivitas 6.
Tuliskan Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas
Subjektif Objektif
2. PO2 menurun
3. Takikardia
4. PH arteri meningkat/menurun
3. Asma
4. Pneumonia
5. Tuberculosis paru
7. Asfiksia
9. Prematuritas
1
5
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d Sekresi yang tertahan
Subjektif Objektif
8. Sputum berlebih
3. Sklerosis multiple
4. Stroke
5. Cedera kepala
SDKI, 2017
1
6
3. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
3. Gelisah
5. Sulit tidur
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
5. Glaukoma
SDKI, 2017
1
7
4. Hipertermia b.d Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
Subjektif Objektif
Subjektif Objektif
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
SDKI, 2017
1
8
Aktivitas 7.
Tuliskan Rencana Tindakan Keperawatan !
1
9
keluarga cara
menggunakan oksigen
di rumah
2
0
5. Monitor jumlah dan
karakter sputum
6. Monitor toleransi
selama dan setelah
prosedur
Terapeutik
1. Posisikan pasien
sesuai dengan area
paru yang yang
mengalami
penumpukan sputum
2. Gunakan bantal untuk
membantu
pengaturan posisi
3. Lakukan perkusi
dengan posisi telapak
tangan ditangkupkan
3-5 menit
4. Lakukan vibrilasi
dengan posisi telapak
tangan dengan rata
bersamaan ekspirasi
melalui mulut
5. Lakukan fisioterapi
dada setidaknya dua
jam setelah makan
6. Hindari perkusi pada
tulang belakang,
ginjal, payudara
wanita, insisi, dan
tulang rusuk yang
patah
7. Lakukan pengisapan
lender untuk
mengeluarkan sekret,
2
1
jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur fisioterapi
dada
2. Anjurkan batuk
segera setelah
prosedur selesai
3. Ajarkan inspirasi
perlahan dan dalam
melalui hidung selama
proses fisioterapi
2
2
Terapeutik
1. Diskusikan jenis
analgesic yang disukai
untuk mencapai
analgesa optimal, jika
perlu
2. Pertimbangkan
penggunaan infuse
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan
kadar dalam serum
3. Tetapkan target
efektifitas analgesic
untuk mengoptimalkan
respons pasien
Edukasi
Jelaskan efek terapi
dan efek samping obat
2
3
hipertermia
Terapeutik
1. Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi yang
adekuat
2. Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan klien
Edukasi
Jelaskan cara
pencegahan hipotermi
kerena terpapar udara
dingin
Aktivitas 8.
Tuliskan Implementasi Tindakan Keperawatan !
2
4
Trapeutik sekret
1. Bersihkan sekret 6. SPO2: 95
pada mulut, 7. PCO2: 40,8
hidung, dan 8. PO2: 90,5
trakea, jika perlu 9. Leukosit: 8500
2. Pertahankan 10. Keluarga
kepatenan jalan paham cara
napas menggunakan
oksigen
dirumah jika
Edukasi sewaktu-waktu
Ajarkan pasien klien sesak
dan keluarga cara 11. TTV:
menggunakan TD: 130/90
oksigen di rumah mmHg
HR 88 x/mnt
RR 20x/mnt SB
36,90C
2. 21/10/20 Observasi DS :
Dalam 1. Identifikasi indikasi Klien mengatakan
1×24 dilakukan jumlah sekret
Jam fisioterapi dada berkurang
(mis. hipersekresi DO :
sputum, sputum 1. Klien paham
kental, dan akan fisioterapi
tertahan, tirah dada
baring lama) 2. Klien bisa
2. Identifikasi mempraktekan
kontraindikasi teknik batuk
fisioterapi dada efektif
(mis. eksasebrasi 3. Sputum klien
2
5
PPOK akut, sudah lebih
pneumonia tanpa encer, warna
produksi sputum keputihan, tidak
berlebih, kanker berbau
paru 4. Tidak terdapat
3. Monitor status suara napas
pernapasan (mis. tambahan
kecepatan, irama, 5. Hasil foto
suara napas, dan rongten klien
kedalaman napas menunjukan
4. Periksa segmen keadaan lebih
paru yang baik
mengandung 6. TTV:
sekresi berlebihan TD: 130/90
5. Monitor jumlah dan mmHg
karakter sputum HR 88 x/mnt
6. Monitor toleransi RR 20x/mnt SB
selama dan 36,90C
setelah prosedur
Terapeutik
1. Posisikan pasien
sesuai dengan
area paru yang
yang mengalami
penumpukan
sputum
2. Gunakan bantal
untuk membantu
pengaturan posisi
3. Lakukan perkusi
dengan posisi
telapak tangan
ditangkupkan 3-5
menit
2
6
4. Lakukan vibrilasi
dengan posisi
telapak tangan
dengan rata
bersamaan
ekspirasi melalui
mulut
5. Lakukan fisioterapi
dada setidaknya
dua jam setelah
makan
6. Hindari perkusi
pada tulang
belakang, ginjal,
payudara wanita,
insisi, dan tulang
rusuk yang patah
7. Lakukan
pengisapan lender
untuk
mengeluarkan
sekret, jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
fisioterapi dada
2. Anjurkan batuk
segera setelah
prosedur selesai
3. Ajarkan inspirasi
perlahan dan
dalam melalui
hidung selama
proses fisioterapi
2
7
3. 21/10/20 Observasi DS:
Dalam 1. Identifikasi Klien mengatakan
1×24 karakteristik nyeri jika batuk klien
Jam (mis. pencetus, sudah tidak mersa
pereda, kualitas, terlalu nyeri
lokasi, intensitas, DO:
frekuensi, durasi) 1. Karakteristik
2. Identifikasi riwayat Nyeri
alergi obat P: Nyeri tersa
3. Identifikasi pada saat klien
kesesuaian jenis batuk
analgesic (mis. Q: Nyeri terasa
narkotika, non- seperti ditusuk-
narkotik, atau tusuk
NSAID) dengan R: Bagian dada
tingkat keparahan sebelah kiri
nyeri S: Skala 3
Terapeutik T: Nyeri bisa
1. Diskusikan jenis terasa 3-5 detik
analgesic yang setelah batuk
disukai untuk 2. Klien tidak
mencapai memiliki riwayat
analgesa optimal, alergi obat
jika perlu 3. Klien terpasang
2. Pertimbangkan Infus RL +
penggunaan Aminophylin
infuse kontinu, 20tpm
atau bolus opioid 4. Ranitidin
untuk 150mg/12 jam
mempertahankan 5. Injeksi
kadar dalam Cetriaxon 1g/12
serum jam,
3. Tetapkan target 6. Injeksi
efektifitas Dexamethason
analgesic untuk e 5mg
2
8
mengoptimalkan 7. TTV:
respons pasien TD: 130/90
Edukasi mmHg
Jelaskan efek HR 88 x/mnt
terapi dan efek RR 20x/mnt SB
samping obat 36,90C
2
9
No Tanggal Implementasi Respon TTD
Dx & Waktu keperawatan
1. 22/10/20 1. Monitor DS : Klien
Dalam kecepatan aliran mengatakan lebih
1×24 oksigen baik sekarang
Jam 2. Monitor posisi alat DO :
terapi oksigen 1. Tidak ada
3. Monitor efektifitas cyanosis,
terapi oksigen 2. Posisi klien
(mis. oksimetri, semi-fowler,
analisa gas 3. klien sudah
darah) jika perlu tidak terpasang
4. Monitor tanda- Non-rebreather
tanda Mask 11lpm
hipoventilasi 4. Klien tampak
5. Monitor tingkat tidak cemas
kecemasan akibat 5. Tidak terdapat
terapi oksigen sekret
6. SPO2: 95
7. PCO2: 40,8
8. PO2: 90,5
9. Leukosit: 8500
10. Keluarga
paham cara
menggunakan
oksigen
dirumah jika
sewaktu-waktu
klien sesak
11. TTV:
TD: 120/90
mmHg
HR 80 x/mnt
RR 18x/mnt
3
0
SB 36,50C
3
1
prosedur 36,50C
3
2
1g/12 jam,
6. Injeksi
Dexamethaso
ne 5mg
7. TTV:
TD: 120/90
mmHg
HR 80 x/mnt
RR 18x/mnt SB
36,50C
3
3
udara dingin
No Tanggal Implementasi Respon TTD
Dx & Waktu keperawatan
1. 23/10/20 1. Monitor kecepatan DS : Klien
Dalam aliran oksigen mengatakan lebih
1×24 2. Monitor posisi alat baik sekarang
Jam terapi oksigen DO :
3. Monitor efektifitas 1. Tidak ada
terapi oksigen (mis. cyanosis,
oksimetri, analisa 2. Posisi klien
gas darah) jika semi-fowler,
perlu 3. klien sudah
4. Monitor tanda- tidak terpasang
tanda hipoventilasi Non-rebreather
5. Monitor tingkat Mask 11lpm
kecemasan akibat 4. Klien tampak
terapi oksigen tidak cemas
5. Tidak terdapat
sekret
6. SPO2: 95
7. PCO2: 40,8
8. PO2: 90,5
9. Leukosit: 8500
10. Keluarga
paham cara
menggunakan
oksigen
dirumah jika
sewaktu-waktu
klien sesak
11. TTV:
TD: 130/70
mmHg
HR 82 x/mnt
RR 17x/mnt SB
3
4
360C
2. 23/10/20 1. Identifikasi DS :
Dalam indikasi dilakukan Klien mengatakan
1×24 fisioterapi dada jumlah sekret
Jam (mis. hipersekresi berkurang
sputum, sputum DO :
kental, dan 1. Klien paham
tertahan, tirah akan fisioterapi
baring lama) dada
2. Identifikasi 2. Klien bisa
kontraindikasi mempraktekan
fisioterapi dada teknik batuk
(mis. eksasebrasi efektif
PPOK akut, 3. Sputum klien
pneumonia tanpa sudah lebih
produksi sputum encer, warna
berlebih, kanker keputihan, tidak
paru berbau
3. Monitor status 4. Tidak terdapat
pernapasan (mis. suara napas
kecepatan, irama, tambahan
suara napas, dan 5. Hasil foto
kedalaman napas rongten klien
4. Periksa segmen menunjukan
paru yang keadaan lebih
mengandung baik
sekresi berlebihan 6. TTV:
5. Monitor jumlah TD: 130/70
dan karakter mmHg
sputum HR 82 x/mnt
6. Monitor toleransi RR 17x/mnt SB
3
5
selama dan 360C
setelah prosedur
3
6
6. Injeksi
Dexamethasone
5mg
7. TTV:
TD: 130/70
mmHg
HR 82 x/mnt
RR 17x/mnt SB
360C
3
7
Aktivitas 9.
Tuliskan Analisis Tindakan Kolaburatif !
Dukungan Emosional
Rujuk untuk konseling, jika perlu
Latihan Batuk Efektif
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspetoran, jika perlu
Manajemen Jalan Napas
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu
Pemberian Oksigen
1. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
2. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur
Manajemen Nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Analgesik
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic, sesuai indikasi
Aromaterapi
Konsultasiakan jenis dan dosis minyak esensial yang tepat dan
aman
Magemen Hipertermia
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Regulasi Temperatur
Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
Cairan dan Obat-oabatn:
RL + Aminophylin 20tpm O2 Non-rebreather Mask 11lpm
Injeksi Cetriaxon 1g/12 jam
Injeksi Dexamethasone 5mg/ 12 jam
Ranitidine iv 150mg/12 jam,
Paracetamol infusion IV 1g/100 ml
Non-rebreather Mask 11lpm
3
8
Aktivitas 10.
Tuliskan Evaluasi Keperawatan (Indikator Keberhasilan Asuhan) !
3
9
RR 17x/mnt SB 360C
4. Hipertermi
S: Klien mengatakan sudah tidak panas lagi
O:
1. Klien terpasang Infus RL + Aminophylin 20tpm
2. Paracetamol infusion IV 1g/100 ml (jika sewaktu klien panas)
3. TTV:
TD: 130/70 mmHg
HR 82 x/mnt
RR 17x/mnt
SB 360C
4
0
4. Klien paham akan hiportermi jika terpapar udara dingin
A: Masalah Hipertermi teratasi
P: Intervensi dihentikan
Aktivitas 11.
Tuliskan Evaluasi Diri Anda Setelah Melakukan Asuhan
Keperawatan Pada Kasus Ini!
“Banyak hal yang dapat dipelajari dalam mengisi Asuhan
Keperawatan ini dari bagaimana cara saya berfikir kritis untuk
menentukan data apa saja yang diperlukan untuk menunjang
tegaknya diagnosa keperawatan dari minimya data yang ada
dalam kasus, dan memilah tindakan diagnosa keperawatan yang
menjadi prioritas utama dalam kasus yang ada”.
Catatan Pembimbing :
4
1
4
2