Disusun oleh:
Hari : Selasa
Tanggal : 10-11-2020
Jam : 17.00 WIB
A. Keluhan Utama
Pasien mengeluh merasa tidak nyaman (nyeri)
B. Diagnosa Medis
Abortus Inkomplit
C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut
D. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan
DS :
- Pasien mengeluh merasa tidak nyaman pada perut bagian bawah (
nyeri)
DO :
1. Pasien tampak meringis
- Pasien tampak memegang perut bagian bawah
- Kesadaran composmentis GCS E4 M5 V6
- TD: 110/70 mmHg
- HR 80 x/mnt
- RR 20x/mnt
- SB 370C
- TB: 160Cm
- BB: 58Kg
- LLA: 24Cm
- Pengkajian Nyeri:
P: Post op Kuret
Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri pada bagian abdomen kuadran bawah
S: 4 (0 – 10)
T: Nyeri hilang timbul
E. Dasar Pemikiran
Incomplete miscarriage atau abortus inkomplit adalah salah satu jenis keguguran
yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Saat kondisi ini terjadi,
jaringan janin yang telah mati tidak dapat keluar dari rahim sepenuhnya sehingga
menyebabkan wanita mengalami kondisi perdarahan terus menerus.Wanita yang
mengalami abortus inkomplit umumnya mengalami perdarahan hebat dan kram perut.
Pada sebagian besar kasus, setelah diagnosis abortus inkomplit dilakukan, secara
perlahan jaringan janin akan keluar dengan sendirinya.Meski demikian, proses tersebut
membutuhkan waktu. Sebab, masih ada jaringan janin yang tetap tertinggal di dalam
rahim dan harus dikeluarkan dengan kuret atau tindakan pengobatan lainnya.Abortus
inkomplit tidak sama dengan missed miscarriage atau keguguran yang tidak terdeteksi,
yakni suatu kondisi di mana janin tidak berkembang, tetapi leher rahim masih tertutup
dan tidak terjadi perdarahan.
Tak hanya itu, pola hidup buruk yang dilakukan ibu hamil juga dapat berisiko
menyebabkan keguguran. Misalnya, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan
menyalahgunakan NAPZA.
Prinsip pengobatan abortus inkomplit adalah memastikan rahim bersih dari jaringan
janin yang masih tersisa di dalamnya. Ada beberapa cara mengobati abortus inkomplit
yang dapat dilakukan, yakni:
Perdarahan
Komplikasi anestesi yang digunakan
Kerusakan pada leher rahim
Evakuasi inkomplit dari sisa-sisa jaringan
Perforasi uterus
Infeksi
Luka pada dinding rahim yang bisa menyebabkan kondisi langka atau dikenal
dengan sindrom Asherman
Kuretase memiliki beberapa efek diantaranya nyeri post operasi, untuk itu
sebagai seorang perawat kita harus memberikan penanganan segera seperti
memberikan manajemen nyeri. Implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi
keperawatan adalah mengobservasi TTV pasien, melakukan pengkajian nyeri secara
komperhensif (lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, kualitas), mengajarkan pasien
tekhnik nonfarmakologis ( tekhnik relaksasi dengan cara mengambil napas melalui
hidung dan mengeluarkan pelan – pelan melalui mulut.
Evaluasi
1. Evaluasi pasien
Pasien dapat melakukan teknik relaksasi napas dalam dengan baik dan
benar
2. Evaluasi tindakan
Tindakan dilakuakan secara menyeluruh dalam waku ± 10
F. Analisis Tindakan (berisi ttg dasar pemberian terapi dan manfaat pemberian
tindakan)
Impuls aferen dari baroreseptor mencapai pusat jantung yang akan merangsang
aktivitas saraf parasimpatis dan menghambat pusat simpatis (kardioakselerator),
sehingga menyebabkan vasodilatasi sistemik, penurunan denyut dan daya kontraksi
jantung (Muttaqin, 2009:13, Rubin, 2007:52).
1. Ketentraman hati,
2. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah,
3. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah,
4. Detak jantung lebih rendah,
5. Mengurangi tekanan darah,
6. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit,
7. Tidur lelap,
8. Kesehatan mental menjadi lebih baik,
9. Daya ingat lebih baik,
10. Meningkatkan daya berpikir logis,
11. Meningkatkan kreativitas,
12. Meningkatkan keyakinan,
13. Meningkatkan daya kemauan,
14. Intuisi,
15. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain.
G. Bahaya dilakukannya tindakan ( berisi ttg efek yg muncul apabila dosis tidak
sesuai atau kesalahan pemberian tindakan )
-
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan ( sesuai dengan SIKI )
1. Berikan distraksi, imajinasi terbimbing, aromaterapi
2. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
I. Hasil yang di harapkan setelah dilakukan tindakan
S: Klien mengatakan sudah tidak mersa terlalu nyeri
O:
1) Karakteristik Nyeri
P: Post op kuret
Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R: Pada bagian perut bawah
S: Skala 3
T: Nyeri hyya jika klien mau bergerak
2) Klien dapat mempraktekan teknik relaksasi napas dalam
3) Lingkungan terasa nyaman bagi klien
4) Klien tidak memiliki riwayat alergi obat
5) Klien terpasang Infus RL 20tpm
6) Misoprostol oral 100mg
7) Cefadroxil oral 2×500mg
8) Pospargin 3×1 oral
9) Pasien menyukai bau coklat
10) Klien paham akan manfaat pemberian aroma terapi
11) TTV:
TD: 110/70 mmHg
HR 80 x/mnt
RR 20x/mnt SB 370C
A : Masalah Nyeri Akut Teratasi
P : Intervensi dihentikan
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa :
Agung waluyo. Jakarta. EGC.