NIM : 22221099
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
1. Definisi BPH
2. Etiologi
a. Dehidrotestosteron (DHT)
Peningkatan 5 alfa redukase dan reseptor androgen akan menyebabkan
epitel dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi.
b. Perubahan keseimbangan hormon estrogen – testosteron
Pada proses penuaan yang dialami pria terjadi peningkatan hormon estrogen
dan penurunan testosterone yang mengkibatkan hiperlasia stroma.
c. Interaksi stroma – epitel
Peningkatan epidermal growth faktor atau fibroblast growth faktor dan
penurunan transforming growth faktor beta menyebabkan hiperlpasia stroma dan
epitel.
d. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkatkan menyebabkan peningkatan yang lama hidup
stroma dan epitel dari kelenjar prostat.
e. Teori kebangkitan kembali (reawakening) atau reinduksi dari kemampuan
mesenkim sinus uregenital untuk berproliferasi dan membentuk jaringan prostat.
3. Manifestasi Klinis
1) Hesistansi yaitu memulai kecing yang lama dan sering kali disertai dengan
mengejan yang disebabkan oleh otot detrusor buli-buli memerlukan waktu beberapa
lama untuk meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi tekanan dalam
uretra prostatika.
1) Urgensi yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan.
2) Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada
malam hari (nokturia) dan pada siang hari.
a) Aterosclerosis
b) Infark jantung
c) Impoten
e) Fistula
g) Infeksi
5. Implementasi
a. Pre- operasi
2) Tindakan umum
b) Klien di jadwalkan untuk berpuasa kurang lebih selama 8 jam sebelum dilakukan
pembedahan.
e) Semua perhiasan, benda-benda berharga gigi palsu, jepit rambut lensa kontak,
alat bantu pendengaran dan kacamata harus dilepas.
c. Post operasi
5) Irigasi luka harus dengan teknik steril atau teknik bersih. Pengantian balutan
harus dengan teknik aseptik.
Pertama kali BPH terjadi salah satunya karena faktor bertambahnya usia,
dimana terjadi perubahan keseimbangan testosterone, esterogen, karena produksi
testosterone menurun, produksi esterogen meningkat dan terjadi konversi
testosteron menjadi estrogen pada jaringan adipose di perifer. Keadaan ini
tergantung pada hormon testosteron, yang di dalam sel-sel kelenjar prostat hormon
ini akan dirubah menjadi dehidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim alfa
reduktase. Dehidrotestosteron inilah yang secara langsung memacu m-RNA di
dalam sel-sel kelenjar prostat untuk mensistesis protein sehingga mengakibatkan
kelenjar prostat mengalami hyperplasia yang akan meluas menuju kandung kemih
sehingga mempersempit saluran uretra prostatika dan penyumbatan aliran urine.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal. Untuk dapat
mengeluarkan urin, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan
itu (Presti et al, 2013).
Kontraksi yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomi dari
buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula,
dan divertikel buli-buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi.
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang
dahulu dikenal dengan gejala-gejala prostatismus. Dengan semakin meningkatnya
resistensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensasi dan akhirnya
tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. Retensi urine ini
diberikan obat-obatan non invasif tetapi obat-obatan ini membutuhkan waktu yang
lama, maka penanganan yang paling tepat adalah tindakan pembedahan, salah
satunya adalah TURP (Joyce, 2014) .
1. Pengkajian
2. Pengkajian
Anamnesis yang dilakukan dengan cara menanyakan kumpulan
gejala pada BPH dikenal dengan LUTS (Lower Urinary Tract
Symtom) antara lain: hesistensi, pancaran urin lemah,
intermitensi, terminal dribbling, terasa ada sisa setelah miksi
disebut gejala obstruksi dan gejala iritatif dapat berupa urgensi,
frekuensi dan disuria.
b. Post – operasi
Tabel 2.1
Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA Ekspres
Ariani, D Wahyu. 2010. Manajemen Operasi Jasa. Yogyakarta: Rineka Cipta
Fransisca, baticaca. 2009. Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system
perkemihan. Jakarta : salemba medika
Herdman, T Heather. 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015- 2016. Edisi 10.
Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz alimul.2009. Pengantar kebutuhan dasar manusia dan aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Joyce dkk. 2014. Medical Surgical Nursing vol 2. Jakarta : Salemba Medika
Mangku G dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Anastesi dan reanimasi. Jakarta : Indeks
Nugroho, taufan. 2011. Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, penyakit dalam.
Yogyakarta:nuha medika